Perancangan Interior Indie Music Center Bandung dengan Tema Creativity and Independent.

(1)

ABSTRAK

Bandung adalah kota dengan sejuta kreativitas. Hal ini juga termasuk dalam menciptakan karya musik yang membutuhkan kreativitas yang tidak ada habisnya. Kota Bandung sejak dahulu dikenal dengan komunitas unik dari musik indie yang tak pernah mati sepanjang jaman. Era musik di Indonesia bisa saja terus naik dan turun, genre dan selera music bisa saja terus berubah. Namun khusus untuk Kota Bandung, komunitas music indie tidak akan pernah berhenti dan bergerak stagnan, selalu bersinergi dan tumbuh menyokong pelaku industri musik Indonesia.

Hal ini dikarenakan komunitas musik indie kota Bandung memiliki banyak pengemar setia dan fanatik tersendiri. Komunitas ini memiliki permasalahan yang sama setiap tahun, yakni tidak memiliki wadah dan tempat berinteraksi untuk berkumpul menyalurkan ide dalam bermusik. Indie Music Center Bandung menjawab permasalahan klasik dari komunitas musik indie. Pemilihan lokasi yakni jl. Dago no.86 Bandung dirasa amat cocok untuk menjadi pusat kegiatan komunitas musik indie.

Indie Music Center ini menjadi tempat bersosialisasi bagi seluruh pelaku komunitas musik indie dengan mengutamakan kenyamanan, kekeluargaan dan dapat terus merangsang kreativitas para musisi indie dalam menciptakan karya music. Pemilihan furniture, warna, tata letak dan material yang tepat dengan konsep infinity dan tema creativity and independent Indie Music Center Bandung diharapkan menjadi tempat berkumpul segala musisi dan seluruh anggota komunitas musik indie kota Bandung.


(2)

ABSTRACT

Bandung is a city with millions of creativity. It is also included in creating a music that requires endless creativity. Bandung has been first known with a unique community of indie music that never dies throughout the ages. Era music in Indonesia could go up and down, genres and music tastes can be constantly changing. But for the city of Bandung, indie music community will never stop and move stagnant, always together and growing to support Indonesian music industry.

This is because the indie music community in Bandung has many loyal and fanatical fan of their own. This community has the same problem every year, which are they do not have a container and place to interact and gather for channeling ideas in music. Indie Music Center Bandung solves this classic problem of indie music community. Selection of the location is 86 Dago Bandung Street it is considered very suitable to be the center of community and activity of indie music.

Indie Music Center is a place to socialize for all members of indie music community with emphasis on comfort, familial and may continue to stimulate the creativity of indie musicians in creating work of music. Selection of appropriate furniture, colors, layout and materialsfor the concept of infinity and the theme of creativity and independent Indie Music Center Bandung is expected to be a gathering place for all musicians and all members of the indie music community in Bandung.


(3)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORSINALITAS LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Ide Gagasan ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan ... 4

1.5 Ruang Lingkup Perancangan ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN PERANCANGAN INDIE MUSIC CENTER 2.1 Music Center ... 6

2.1.1 Pengertian Music Center ... 6

2.1.2 Kegiatan dalam Music Center ... 7

2.1.3 Kategori bermusik di Music Center ... 8

2.2 Musik ... 8

2.2.1 Pengertian Seni Musik ... 8

2.2.2 Teori-teori Seni Musik ... 8


(4)

2.2.3.1 Latar Belakang dan Kegunaan Alat Musik ... 9

2.2.3.2 Jenis Alat Musik ... 9

2.2.4 Jenis Aliran Seni Musik ... 12

2.3 Musik Indie ... 13

2.3.1 Pengertian Musik Indie ... 13

2.3.2 Musik Indie dan Aliran Musik ... 13

2.3.3 Sejarah Musik Indie Di Indonesia ... 14

2.3.4 Proses Masuknya Musik Indie Ke Indonesia ... 15

2.3.5 Pengkriteriaan Antara Musik Indie Dengan Mainstream ... 15

2.4 Fasilitas Utama Dalam Indie Music Center ... 16

2.4.1 Lobi dan Resepsionis ... 16

2.4.2 Studio Musik dan Studio Rekaman ... 16

2.4.2.1 Pengertian Studio Musik dan Studio Rekaman ... 16

2.4.2.2 Fasilitas-fasilitas dalam Studio Musik dan Studio Rekaman ... 17

2.4.2.3 Distro ... 19

2.4.2.3.1 Sejarah Distro ... 19

2.4.2.4 Café ... 20

2.4.2.5 CD dan Book Store ... 21

2.4.2.6 Bar ... 21

2.5 Akustika ... 22

2.5.1 Pengertian Akustika ... 22

2.5.2 Hubungan antara Akustika dan Studio Musik ... 22

2.5.3 Akustika Indoor yang Baik ... 22

2.5.4 Perbandingan Tingkat Bunyi Yang Dapat Didengar Oleh Manusia ... 24

2.5.5 Strategi Penanganan Kebisingan ... 26


(5)

2.6.1 Lobi/Resepsionis dan Waiting Area ... 30

2.6.2 Distro, CD dan Book Store ... 31

2.6.3 Café ... 33

2.7 Teori Warna dan Pengaruhnya ... 34

2.8 Studi Banding ... 41

2.8.1 Purwa Caraka Music Studio ... 41

2.8.2 Omuniuum ... 42

2.9 Kesimpulan Referensi ... 43

BAB III DATA PERANCANGAN INTERIOR INDIE MUSIC CENTER BANDUNG 3.1 Deskripsi Proyek ... 44

3.2 Deskripsi Site ... 44

3.2.1 Deskripsi Lokasi ... 45

3.2.2 Deskripsi Fungsi ... 46

3.3 Tinjauan User ... 52

3.3.1 Identifikasi User ... 52

3.4 Bubble Diagram, Flow Activity, Kebutuhan Ruang, Zoning-Blocking ... 53

3.4.1 Bubble Diagram ... 53

3.4.2 Flow Activity User ... 54

3.4.3 Kebutuhan Ruang ... 55

3.4.4 Zoning Blocking ... 56

3.5 Ide Implementasi Konsep Pola Pada Objek Studi ... 57

3.5.1 Deskripsi Tema ... 57

3.5.2 Deskripsi Konsep ... 58

3.5.3 Konsep Perancangan ... 58

BAB IV PERANCANGAN DESAIN INTERIOR “INDIE MUSIC CENTER BANDUNG” 4.1 Desain Konsep ... 63


(6)

4.2 Desain General dan Desain Khusus ... 65

4.2.1 Lnatai 1 ... 67

4.2.1.1 Merchandise Indie ... 68

4.2.1.2 Live Music Area ... 72

4.2.1.3 Inspiration Room ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gitar ... 10

Gambar 2.2 Bass ... 11

Gambar 2.3 Drum ... 11

Gambar 2.4 Piano ... 12

Gambar 2.5 Lobby/Reseptionist/and Waiting room ... 16

Gambar 2.6 Skema Studio Rekaman ... 18

Gambar 2.7 Skema Setting Mixer dan Alat Rekaman ... 18

Gambar 2.8 Distro ... 20

Gambar 2.9 Café ... 21

Gambar 2.10 Pantulan Bunyi pada Langit-langit ... 22

Gambar 2.11 Pantulan Gema pada Ruang ... 24

Gambar 2.12 Pos Kerja Penerimaan Tamu ... 30

Gambar 2.13 Standar Fasilitas Duduk di Lobi ... 31

Gambar 2.14 Standar Jarak Pandang Mata ... 31

Gambar 2.15 Standar Ergonomi Penggapaian ... 32

Gambar 2.16 Standar Toko dengan Posisi duduk dan berdiri ... 32

Gambar 2.17 Standar Jalur Sirkulasi Toko ... 32

Gambar 2.18 Jarak Counter Makanan ... 33

Gambar 2.19 Ukuran Meja/Lebar Meja Minimal, serta Optimal yang diinginkan . 33 Gambar 2.20 Ukuran Samping Meja Optimal ... 33

Gambar 2.21 Spektrum Warna ... 34

Gambar 2.22 Leraning Environtment and Student Concert ... 42

Gambar 2.23 Omuniuum Distro ... 43

Gambar 3.1 Lokasi Site ... 44

Gambar 3.2 Tata Letak dan Fungsi Site Lantai 1 ... 47

Gambar 3.3 Tata Letak dan Fungsi Site Lantai 2 ... 47

Gambar 3.4 Zona Blocking Lantai 1 ... 56

Gambar 3.5 Zoning Blocking Lantai 2 ... 57


(8)

Gambar 3.7 Pola Connection dan Repetisi ... 59

Gambar 3.8 Aktualisasi Warna ... 60

Gambar 3.9 Material Interior ... 61

Gambar 3.10 Material akustik ... 62

Gambar 4.1 Site Plan Indie Music Center Bandung ... 65

Gambar 4.2 Denah General Indie Music Center Potongan A-A’ ... 66

Gambar 4.3 Denah General Indie Music Center Potongan B-B’ ... 66

Gambar 4.4 Denah lantaI 1 ... 67

Gambar 4.5 Denah layout – Merchadise Indie ... 68

Gambar 4.6 Perspektif Ruang Area Penjualan Fashion ... 69

Gambar 4.7 Perspektif Area Kasir dari Merchandise Indie ... 70

Gambar 4.8 Perspektif Area View dari depan kasir ... 70

Gambar 4.9 Perspektif area penjualan alat instrument music dan album ... 71

Gambar 4.10 Denah Layout Area Live Music ... 72

Gambar 4.11 Gambar Bentuk panggung dan bentuk kursi Area Live Music ... 73

Gambar 4.12 Perspektif Panggung Live Music ... 73

Gambar 4.13 Perspektif Kursi Area Live Music ... 73

Gambar 4.14 Perspektif Area Live Music ... 74

Gambar 4.15 Denah Layout – Inspiration Room ... 75

Gambar 4.16 Perspektif Inspiration Room ... 75


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alat-alat Musik ... 12

Tabel 2.2 Tingkat Bunyi yang Dapat Didengar Oleh Manusia ... 25

Tabel 2.3 Kebisingan Ruangan ... 26

Tabel 3.1 Analisa Site dan Bangunan ... 50


(10)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Bubble Diagram Indie Music Center ... 53

Bagan 3.2 Flow Activity Musisi Indie ... 54

Bagan 3.3 Flow Activity Pengunjung Indie Musik Center ... 54


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Bandung dikenal oleh dunia internasional sebagai tempat lahirnya karya musik dan musisi berbakat. Hal ini disebabkan tingginya apresiasi masyarakat Bandung dalam menangapi isu dan persoalan hidup sehari hari disekitar mereka. Tanggapan mereka dituangkan dalam berbagai macam sarana salah satunya melalui karya seni seperti tari, lagu, drama. Maka tidak salah rasanya Bandung menjadi salah satu barometer perkembangan seni musik Indonesia maupun dunia karena bagi orang Bandung, seni tidak dapat dipisahkan dan melekat pada hidup sehari hari.

Kemajuan seni musik Bandung salah satunya juga dipengaruhi oleh gerakan musisi dan band diluar pakem dan patern atau dikenal dengan gerakan musisi bawah tanah (underground). Gerakan ini lebih dikenal dengan nama band atau musisi indie. Band Indie mengusung konsep musik mandiri yang tidak terpengaruh oleh sisi keuntungan uang dan materi semata dari para pelaku industri musik dengan skala besar dengan memiliki keuntungan kekuatan permodalan dan kekuasaan yang besar (major label).


(12)

Perkembangan Band Indie ini khususnya musisi dan penikmat musik di kota Bandung berkembang dari segala segmen dari pelajar hingga paruh baya. Hal ini menunjukan pengaruh konsep musik Indie tersebar merata hingga ke semua jenis umur, jenis kelamin, golongan sehingga melahirkan berbagai komunitas dan fans yang dalam jumlah cukup besar dan fanatik. .

Menurut salah satu pengiat dan musisi Indie beraliran Metal asal UjungBerung - Jawa Barat, yang disapa kang Ocid (Rosyidan, 32 tahun) yang juga pemilik distro “Ujungberung Rebels”, mengatakan bahwa cikal bakal terbentuknya kembali Komunitas dan Band Indie Kota Bandung khususnya diwilayah UjungBerung berawal pada suatu lokasi di Jalan Kyai Gede Utama, Dago-Bandung pada awal tahun 1990. Kala itu, berbagai komunitas unik yang ada dikota Bandung lahir dilokasi ini. Disini merupakan tempat Basecamp, berkumpul, nongkrong dan bertukar ide bagi berbagai anak muda yang ada dikota Bandung sehingga banyak komunitas yang terbentuknya pada tahun 1990 lahir dan digagas ditempat ini. Terbentuknya berbagai komunitas ini membuat industri musik berkonsep indie juga mengalami kemajuan pesat pada waktu itu. Tercatat Band Indie yang seperti Noah, Burgerkill dan beberapa band Indie lainnya, digagas dan terbentuk awalnya lahir dari tempat ini.

Namun pada akhir tahun 1998-1999, tempat dilokasi jalan Kyai Gede Utama Dago ini beralih fungsi menjadi tempat komersil dan pusat perbelanjaan serta cafe sehingga ketika tempat yang semula menjadi tempat nongkrong perlahan beralih fungsi. Berbagai komunitas yang semula berkumpul dan terpusat disatu wilayah akhirnya menyebar dan terpisah satu sama lain dikarenakan tidak adanya tempat yang cukup luas untuk menampung aspirasi anak-anak muda pada masa itu. Banyak komunitas-komunitas di kota Bandung terpecah dan terkotak-kotak sesuai wilayah dan daerah tertentu akibat ditutupnya tempat ini. Upaya untuk mempererat dan


(13)

komunitas Band Indie bertujuan untuk memperat hubungan satu sama lain pelaku industri musik Indie dan untuk terus menghidupkan dunia musik di Indonesia terutama sendiri di kota Bandung. Namun untuk melaksanakan event ini dilakukan dengan waktu yang terbatas dengan keterbatasan lokasi yang berjauhan sehingga potensi untuk melahirkan karya-karya Musik yang berkualitas juga menjadi tidak sebaik dan seoptimal dahulu ketika berbagai komunitas tersebut berkumpul disatu lokasi.

Perancang merasa perlu dibentuk suatu tempat khususnya berbentuk Indie Music Centre bagi beragam komunitas dan pelaku musik Indie sendiri yang ada di Kota Bandung dengan dibentuk satu tempat dilokasi yang mudah dijangkau oleh semua orang dan memiliki berbagai fasilitas pendukung cukup memadai dan lengkap. Tempat yang dipilih adalah Kartika Sari yang bralamat di Jalan Ir.H. Djuanda No.85 Bandung. Lokasi yang gampang dijangkau oleh semua orang, kapasitas ruang dan tempat yang cukup besar menjadi pertimbangan utama kenapa tempat dan lokasi ini dipilih oleh penulis.

1.2 Ide Gagasan

Perancangan interior Indie Music Centre dengan tema “Creativity and Independent” di ambil untuk para dewasa yang berusia 17 – 55 tahun dengan tujuan membuat para musisi indie semakin bebas, kreatif dalam berkarya di bidang musik. Dengan dibangunnya fasilitas ini para musisi bisa menikmati fasilitas-fasilitas yang lengkap seperti fasilitas rekaman, fasilitas distro, fasilitas café, panggung mini, tempat nongkrong/tempat bertukar ide dan CD/Bookstore serta penyewaan studio musik untuk mereka berlatih. Tema “Creativity and Independent” terinspirasi dari kreativitas dari para musisi musik indie dan penikmat musik indie. Musik indie memiliki kecenderungan bermusik dengan aliran yang bebas, mereka memiliki kemandirian dalam bermusik, dimana mereka bermusik tanpa dipengaruhi oleh pihak lain, bermusik secara kreatif karena mereka tidak bergantung dan terpatok akan para pihak industri musik yang hanya mencari keuntungan dengan mengikuti tren tertentu.

Untuk konsep yang dipilih dalam mendesain ruangan yang ada di Indie Music Centre adalah Infinity. Infinity artinya tidak terbatas,bebas dan saling berhubungan.


(14)

Hal ini diinspirasi oleh berbagai komunitas band dan musisi Indie yang ada dikota Bandung. Walaupun terpisah pada lokasi yang cukup berjauhan, namun mereka memiliki tujuan yang sama yakni untuk memajukan musik dengan berbagai aliran khususnya yang ada dikota Bandung. Hal ini diwujudkan dalam hubungan antar Band dan musisi indie erat, berkesinambungan, saling menolong dan mendukung satu sama lain. Hubungan mereka seolah seperti saudara, tanpa pamrih dilakukan untuk memajukan Industri Musik di Kota Bandung.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menerapkan tema Creativity and Independent dengan konsep Infinity pada perancangan interior indie music centre agar sesuai dengan kebutuhan musisi dan penikmat musik indie?

2. Bagaimana menerapkan elemen desain interior yang dapat membangkitkan daya kreatifitas dan menumbuhkan perasaan yang nyaman bagi musisi indie dan juga menarik minat pengunjung pada indie music centre?

1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan

1. Menerapkan tema dan konsep pada perancangan interior indie music centre agar sesuai dengan kubutuhan musisi indie.

2. Menerapkan elemen desain interior yang dapat membangkitkan kreatifitas musisi indie, menarik minat pengunjung dan menimbulkan perasaan yang nyaman di lokasi indie music centre.

1.5 Ruang Lingkup Perancangan

Batasan atau lingkup dari perancangan ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan desain dengan konsep yang kreatif dan menyenangkan untuk para musisi berkreasi dalam bermusik.

b. Memfasilitasi ruang-ruang sesuai kebutuhan para musisi dan penikmat


(15)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistem penulisan Laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan

Dalam bab 1 yaitu dalam bab pendahuluan dikemukakan latar belakang pemilihan Indie Music Centre sebagai masalah yang diambil dalam merancang, ide/gagasan dalam perancangan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan dan sistematika penulisan.

Bab 2 Landasan Perancangan Indie Music Centre

Dalam bab 2 merupakan studi literature yang berisi tentang definisi music centre, definisi musik, seni musik, jenis aliran musik, definisi musik indie, fasilitas utama dalam indie music centre, akustika, ergonomi dan studi banding.

Bab 3 Data perancangan Interior Indie Music Center Bandung Dalam bab 3 yaitu bab deskripsi objek studi yaitu studio band yang mendeskirpsikan objek studi, analisa site, identifikasi user, deskripsi proyek, flow activity, kebutuhan ruang, konsep, zoning blocking dan sebagainya.

Bab 4 Perancangan Desain Interior Indie Music Centter Bandung Berisi perancangan Indie Music Center Bandung dengan pengaplikasian elemen interior yang didukung oleh konsep, diawali dengan denah layout sampai dengan perspektif ruang. Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Berisi penjelasan mengenai kesimpulan dan saran yang merupakan hasil keseluruhan dari isi laporan perancangan Indie Music Center Bandung.


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dunia musik khususnya di tanah air terus tumbuh dan berkembang sesuai jaman. Walaupun mengalami era kemajuan dan kemunduran, namun selalu saja ada fans, komunitas dan musisi yang terus mengembangkan dan mempelopori gerakan baru akan jenis-jenis musik tertentu.

Membahas dunia musik khususnya di Bandung, tidak lengkap rasanya untuk tidak membahas komunitas musik yang unik dan terus hidup ditengah kemajuan kota Bandung yakni Komunitas musik indie di kota Bandung.


(17)

Komunitas ini seolah memiliki keterbatasan untuk terus bergerak di era sekarang ini, tidak seperti pada jaman pada era awal tahun 1990, dimana Komunitas indie ini memiliki tempat berkumpul,menyalurkan ide dan sekedar hanya bertukar pikiran mengenai musik yang sedang booming kala itu. Gerakan ini memberikan efek positif dalam beberapa tahun kemudian, dunia musik di Kota Bandung juga ikut bangkit dan mengalami perkembangan cukup pesat.

Namun sekarang tempat yang ada tidak lagi dimiliki, impian dan keinginan terpendam dari komunitas musik indie kota Bandung yang menginginkan bersatu demi bangkitnya dunia musik Indie di kota Bandung. Mereka mengharapkan suatu tempat yang memadai dalam mengekspresikan inspirasi dan karya mereka. Fasilitas seperti ruang Merchandise indie, Distro, café & Lounge, panggung pertunjukan secara live, studio latihan dan rekaman menjadi kebutuhan utama dalam mereka berkarya dalam suatu tempat atau pusat yang diberinama Indie Music Centre.

Pemilihan warna, furniture, material, bentuk dan pola desain disesuaikan agar merangsang kreativititas musisi agar dapat melahirkan karya musik yang berkualitas dan sisi lain pengunjung dan musisi di Indie Music Centre merasa nyaman ketika beraktivitas ditempat ini.

Pemakaian warna biru dan ungu dirasakan sangat tepat dalam merangsang

5.2 Saran

Dalam peracangan Indie Music Centre, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana merancang setiap aktivitas musisi Indie dan pengunjung dengan memperhatikan keleluasaan gerak, cahaya yang cukup dan pas, sirkulasi udara yang baik, pemilihan warna yang dapat merangsang kenyamanan dan kreativitas setiap orang yang beraktivitas ditempat ini. Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan material, akustika ruangan, dan penempatan material dan furniture yang pas harus diperhatikan dengan seksama. Oleh karena itu studi literatur amat dibutuhkan dalam perancangan kali ini disamping dengan wawancara langsung musisi Indie dan para


(18)

fans dari komunitas band Indie sebagai orang yang selama ini memilki pengalaman langsung dalam bermusik.

Saran yang ditujukan untuk fasilitas bermusik sejenis yang lain di kota Bandung adalah pemilihan kebutuhan ruang yang ada harus dilakukan dan dirancang dengan seksama, dengan hal yang terpenting adalah melakukan survey secara langsung kepada para musisi indie di kota Bandung agar kebutuhan ruang dari musisi ini bisa sesuai dengan oermintaan langsung dari user yang selama ini bergelut di bidang musik.


(19)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Acuan Buku

Australian Music Centre. 1985. Volume 6th: Catalogue Brass and Concert Band Music. Sydney: Australian Music Centre.

Binggeli, Corky. 2003. Building System For interior Designers. New jersey: Jon Willey & sons, Inc.

Doelle, Leslie dan Lea Prasetyo. 1985. Akustik Lingkungan. Surabaya: Penerbit Erlangga.

Echols, John dan Hasa Shadily. 1975. An English – Indonesia Dictionary. Hongkong : Cornel University Press

Kubba, Sam. 2003. Space Planning for Commercial and Residential Interiors. New York: Mc Graw Hill.

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek jilid 2. Jakarta. Erlangga.

Pile, John F. 2007.Interior Design: Introduction to Architectural Interior,3 Ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Poerwadarminta, Joseph .1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Panero, Julius dan Martin Zelnik. 2003. Dimensi Ruang dan Interior: buku panduan sebagai standart pedoman perancangan. Jakarta: Erlangga.


(20)

Sumber Acuan Internet

http://www.acoustics.com/product diakses tanggal 15 Oktober 2014 pukul 14:05 http://alatmusiktradisional.com/pengertian-alat-musik.html diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 11:45

http://www.anneahira.com/distro.htm diakses tanggal 8 Oktober 2014 pukul 22:10 http://www. audiomixhouse.com diakses tanggal 8 oktober 2014 pukul 20:08

http://www.australianmusiccentre.com.au diakses tanggal 7 Desember 2014 pukul 09:30

http://www.BestAcousticGuitarEver.jpg diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 12:30

http://www.buzzle.com/articles/different-types-of-music-genres.html diakses tanggal 8 Oktober 2014 pukul 11:45

http://www.dictionary.cambridge.org/dictionary/british diakses tanggal 22 Nopember 2014 pukul 15:10.

www.Desaininterior.me diakses tanggal 22 Oktober 2014 pukul 19:00

www.how-to-play-electric-guitar.jpg diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 12:30 http://indiemusicorganization.wordpress.com/2008/05/02/musik-indie diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 18:00

www.jimleemusic.jpg diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 12:45 www.musisiembongan.jpg diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 12:30

http://www.pairinpay.blogspot.com diakses tanggal 22 Oktober 2014 pukul 06:15 http://www.ocean-liner-society.com diakses tanggal 28 April 2015 pukul 16:30 http://www.oxforddictionaries.com diakses tanggal 7 Desember 2014 pukul 14:00 www.receptionistdeskworld.com diakses tanggal 15 Oktober 2104 Pukul 19:30 http://www.silcom.com diakses tanggal 22 Nopember 2014 pukul 18:00


(1)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistem penulisan Laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan

Dalam bab 1 yaitu dalam bab pendahuluan dikemukakan latar belakang pemilihan Indie Music Centre sebagai masalah yang diambil dalam merancang, ide/gagasan dalam perancangan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan dan sistematika penulisan.

Bab 2 Landasan Perancangan Indie Music Centre

Dalam bab 2 merupakan studi literature yang berisi tentang definisi music centre, definisi musik, seni musik, jenis aliran musik, definisi musik indie, fasilitas utama dalam indie music centre, akustika, ergonomi dan studi banding.

Bab 3 Data perancangan Interior Indie Music Center Bandung Dalam bab 3 yaitu bab deskripsi objek studi yaitu studio band yang mendeskirpsikan objek studi, analisa site, identifikasi user, deskripsi proyek, flow activity, kebutuhan ruang, konsep, zoning blocking dan sebagainya.

Bab 4 Perancangan Desain Interior Indie Music Centter Bandung Berisi perancangan Indie Music Center Bandung dengan pengaplikasian elemen interior yang didukung oleh konsep, diawali dengan denah layout sampai dengan perspektif ruang. Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Berisi penjelasan mengenai kesimpulan dan saran yang merupakan hasil keseluruhan dari isi laporan perancangan Indie Music Center Bandung.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dunia musik khususnya di tanah air terus tumbuh dan berkembang sesuai jaman. Walaupun mengalami era kemajuan dan kemunduran, namun selalu saja ada fans, komunitas dan musisi yang terus mengembangkan dan mempelopori gerakan baru akan jenis-jenis musik tertentu.

Membahas dunia musik khususnya di Bandung, tidak lengkap rasanya untuk tidak membahas komunitas musik yang unik dan terus hidup ditengah kemajuan kota Bandung yakni Komunitas musik indie di kota Bandung. Kerjasama tanpa pamrih, solid, saling membantu satu sama lain, dan Fanatisme yang tiada henti dari para fans adalah kekuatan utama dari komunitas musik indie di kota Bandung.


(3)

Komunitas ini seolah memiliki keterbatasan untuk terus bergerak di era sekarang ini, tidak seperti pada jaman pada era awal tahun 1990, dimana Komunitas indie ini memiliki tempat berkumpul,menyalurkan ide dan sekedar hanya bertukar pikiran mengenai musik yang sedang booming kala itu. Gerakan ini memberikan efek positif dalam beberapa tahun kemudian, dunia musik di Kota Bandung juga ikut bangkit dan mengalami perkembangan cukup pesat.

Namun sekarang tempat yang ada tidak lagi dimiliki, impian dan keinginan terpendam dari komunitas musik indie kota Bandung yang menginginkan bersatu demi bangkitnya dunia musik Indie di kota Bandung. Mereka mengharapkan suatu tempat yang memadai dalam mengekspresikan inspirasi dan karya mereka. Fasilitas seperti ruang Merchandise indie, Distro, café & Lounge, panggung pertunjukan secara live, studio latihan dan rekaman menjadi kebutuhan utama dalam mereka berkarya dalam suatu tempat atau pusat yang diberinama Indie Music Centre.

Pemilihan warna, furniture, material, bentuk dan pola desain disesuaikan agar merangsang kreativititas musisi agar dapat melahirkan karya musik yang berkualitas dan sisi lain pengunjung dan musisi di Indie Music Centre merasa nyaman ketika beraktivitas ditempat ini.

Pemakaian warna biru dan ungu dirasakan sangat tepat dalam merangsang

5.2 Saran

Dalam peracangan Indie Music Centre, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana merancang setiap aktivitas musisi Indie dan pengunjung dengan memperhatikan keleluasaan gerak, cahaya yang cukup dan pas, sirkulasi udara yang baik, pemilihan warna yang dapat merangsang kenyamanan dan kreativitas setiap orang yang beraktivitas ditempat ini. Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan material, akustika ruangan, dan penempatan material dan furniture yang pas harus diperhatikan dengan seksama. Oleh karena itu studi literatur amat dibutuhkan dalam perancangan kali ini disamping dengan wawancara langsung musisi Indie dan para


(4)

fans dari komunitas band Indie sebagai orang yang selama ini memilki pengalaman langsung dalam bermusik.

Saran yang ditujukan untuk fasilitas bermusik sejenis yang lain di kota Bandung adalah pemilihan kebutuhan ruang yang ada harus dilakukan dan dirancang dengan seksama, dengan hal yang terpenting adalah melakukan survey secara langsung kepada para musisi indie di kota Bandung agar kebutuhan ruang dari musisi ini bisa sesuai dengan oermintaan langsung dari user yang selama ini bergelut di bidang musik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Acuan Buku

Australian Music Centre. 1985. Volume 6th: Catalogue Brass and Concert Band

Music. Sydney: Australian Music Centre.

Binggeli, Corky. 2003. Building System For interior Designers. New jersey: Jon Willey & sons, Inc.

Doelle, Leslie dan Lea Prasetyo. 1985. Akustik Lingkungan. Surabaya: Penerbit Erlangga.

Echols, John dan Hasa Shadily. 1975. An English – Indonesia Dictionary. Hongkong : Cornel University Press

Kubba, Sam. 2003. Space Planning for Commercial and Residential Interiors. New York: Mc Graw Hill.

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek jilid 2. Jakarta. Erlangga.

Pile, John F. 2007.Interior Design: Introduction to Architectural Interior,3 Ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Poerwadarminta, Joseph .1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Panero, Julius dan Martin Zelnik. 2003. Dimensi Ruang dan Interior: buku panduan sebagai standart pedoman perancangan. Jakarta: Erlangga.


(6)

Sumber Acuan Internet

http://www.acoustics.com/product diakses tanggal 15 Oktober 2014 pukul 14:05 http://alatmusiktradisional.com/pengertian-alat-musik.html diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 11:45

http://www.anneahira.com/distro.htm diakses tanggal 8 Oktober 2014 pukul 22:10 http://www. audiomixhouse.com diakses tanggal 8 oktober 2014 pukul 20:08

http://www.australianmusiccentre.com.au diakses tanggal 7 Desember 2014 pukul 09:30

http://www.BestAcousticGuitarEver.jpg diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 12:30

http://www.buzzle.com/articles/different-types-of-music-genres.html diakses tanggal 8 Oktober 2014 pukul 11:45

http://www.dictionary.cambridge.org/dictionary/british diakses tanggal 22 Nopember 2014 pukul 15:10.

www.Desaininterior.me diakses tanggal 22 Oktober 2014 pukul 19:00

www.how-to-play-electric-guitar.jpg diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 12:30 http://indiemusicorganization.wordpress.com/2008/05/02/musik-indie diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 18:00

www.jimleemusic.jpg diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 12:45 www.musisiembongan.jpg diakses tanggal 11 Oktober 2014 pukul 12:30

http://www.pairinpay.blogspot.com diakses tanggal 22 Oktober 2014 pukul 06:15 http://www.ocean-liner-society.com diakses tanggal 28 April 2015 pukul 16:30 http://www.oxforddictionaries.com diakses tanggal 7 Desember 2014 pukul 14:00 www.receptionistdeskworld.com diakses tanggal 15 Oktober 2104 Pukul 19:30 http://www.silcom.com diakses tanggal 22 Nopember 2014 pukul 18:00

www.smashingmagazine.com/201/01/28/color-for-designer-part-1-the-meanin-of-color/ diakses tanggal 22 April 2015pukul 10:00

http://slodive.com/inspiration/28-memorable-double-infinity-symbol-designs/ diakses tanggal 28 April 2015 pukul 16:30