Peran Aromaterapi Sebagai Relaksan Alternatif Menghadapi Stres (Studi Pustaka).

ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, menuntut
sikap dan kemampuan keIja yang lebih tinggi pada hampir semua bidang
pekerjaan. Hal tersebut beresiko meningkatnya penderita stres dengan kadar yang
berbeda. Aromaterapi muncul sebagai salah satu pengobatan alternatif dengan
menggunakan aroma atau wewangian dari minyak atsiri tumbuhan untuk proses
penyembuhannya. Minyak atsiri masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara,
yakni lewat jalur inhalasi, jalur internal, dan penyerapan lewat kulit. Minyak atsiri
tersebut akan terbawa sistem sirkulasi (aliran darall dan limfatik) lalu
mempengaruhi sistem saraf dan sistem limbik sehingga menimbulkan reaksi tubuh
(relaksasi otot, menenangkan pikiran dan membuat emosi lebih terkendali). Efek
relaksasi terjadi karena serabut nervus olfactorius membawa impuls ke bagian
otak dan merangsang nukleus raphe melepaskan zat neurokimia serotonin. Aroma
secara nyata berpengaruh terhadap emosi, pikiran, dan aktivitas tubuh secara
keseluruhan. Aromaterapi lebih ungglll dibandingkan dengan obat kiInia sintetik
karena berasal dari bahan alami, walallpun bekerja relatif lebih lambat namun efek
sampingnya jallh lebih kecil jika digunakan sesuai indikasi, dosis, dan lama waktu
pemakaiannya. Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil minyak atsiri
diantaranya llntuk mengobati shoes, yang berasal dari tumbllhan melati, cendana,
pala, kamfer, cengkih, kenanga, cempaka, akar manis, jintan manis, kayu manis,

dan kayu plltih. Aromaterapi masih perlu diperkenalkan, dikembangkan, dan
diterapkan dalam bidang kesehatan pada khususnya dan masyarakat pada
llmllmnya serta masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai khasiat
aromaterapi lainnya.

ABSTRACT

The rapid development in science and technology demands higher attitude'
and ability in almost every field of work. This causes the increase victim of stress
in different seriousness of condition. Aromatherapy
emerged as one of the
alternative medication using aroma or fragrance from essential oil of plants jar
its healing process, The essential oil enters the body through a variety of ways,
through the inhalation tract, internal tract, and absorption through the skin. The
essential oil will be carried through the circulatory system (blood and lymphatic
circulation) then influences the nerve 5ystem and limbic system therefore cause
body reaction (muscle relaxation, calm the mind, and to control emotion). The
relaxation effects happen because the fiber of olfactory nerve carries impulse to
brain parts and stimulates nucleus raphe to release neurochemical
substance

serotonin. Actually, aroma injluences emotion, mind, and physical activities
wholly. Aromatherapy is better compared to synthetic chemical medicine because
it comes from natural substance, although it works relatively slowly but the side
effects are much less if used properly according to indication, dosage, and the
length of usage. Indonesia also possesses the potential as the producer of
essential oil from plans such as jasmine, sandalwood, nutmeg, camphor, clove,
ylang-ylang,
magnolia,
coriander,
anise seed, cinnamon,
and maleleuca.
Aromatherapy needs introducing, expanding, and applying especially in medical
field and society in general along with furthermore research concern to others
aromatherapy virtues.

11

DAFT AR ISI

ABSTRAK


1

ABSTRACT

ii

KAT A PENGANT AR

.iii

DAFT AR ISI

v

DAFT AR GAMBAR

vii

BAB I PENDAHULU AN


1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Identifikasi Masalah

3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

3

1.4Kegunaan Penelitian

4

1.5 Metodologi Penelitian


4

1.6 Lokasi dan Waktu

4

BAB II TINJAUAN PUST AKA

5

2.1 Stres dan Distres

5

2.2 Dampak Pikiran dan Emosi Terhadap Tubuh

7

2.3 Arolnaterapi


10

2.4 Minyak Atsiri .

11

2.4.1 Cara-Cara Ekstraksi Minyak Atsiri

14

2.4.2 Minyak Atsiri di Indonesia

17

2.5 Bagaimana Minyak Atsiri Masuk ke Dalam Tubuh

18

2.5.1 JaIur Internal


18

2.5.2 JaIur InhaIasi

19

2.5.2.1 Fisiologi Olfactorius

21

2.5.2.2 Anosmia

22

2.5.2.3 Anosmia Total, SpesifIk, dan Temporer

22

2.5.2.4 Apakah Anosmia Menghalangi Aromaterapi?


23

2.5.2.5 Adaptasi Bau

23

2.5.3 JaIur Kulit

24

v

2.6 Bagaimana Minyak Atsill Beredar di Oalam Tubuh

25

2.6.1 Sistem Sirkulasi Oarah

28


2.6.2 Sistem Sirkulasi Limfatik

30

2.7 Aroma Mempengaruhi Emosi

32

2.8 Pemicu Respon Relaksasi

32

2.9 Pengaruh Aroma pada Pikiran

33

2.10 Efek Minyak Atsiri yang Tidak Oiinginkan

34


BAB III PEMBAHASAN

37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

40

4.1 Kesimpulan

40

4.2 Saran

41

DAFT AR PUST AKA

...


...

42
44

LAMPIRAN

VI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Efek stres pada kineIja (Dr Kenneth Nixon) (Price, 1997)
Gambar 2.2 Oistilasi Uap (Primadiati, 2002)

6
15

Gambar 2.3 Nose Reseptor (\'i'Ww.webnat.comJaromatherapv/aromaolfactorv.htm)
20
Gambar 2.4 Sistem Sirkulasi Oarah

28

Gambar 2.5 Sistem Sirkulasi Limfatik

31

VII

BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Oalam hidup ini, manusia mesti mengalami pergulatan yang semakin hari
semakin keras. Untuk tetap hidup dan eksis, manusia harns berhadapan dengan
berbagai kesulitan, hambatan, tekanan, dan persaingan. Karena itu manusia
dituntut untuk banyak berpikir dan berupaya dalam menghadapi talltangan hidup
ini. Walaupun demikian, kita seringkali mendapatkan hasil yang mengecewakan
atau bahkan

menemui kegagalan. Oleh karena itulab banyak orang yang

menderita stres.
Oewasa ini, semakin banyak penderita stres dengan tingkat atau kadar yang
berbeda-beda. Stres tentu akan menimbulkan efek-efek llegatif bagi penderitanya.
Misalnya saja, menurunnya kesehatan fisik dan kestabilan mental individu yang
bersangkutan. Semakin tinggi tingkat stres seseorang, akan mengakibatkan
semakin lemah daya taban fisik dan semakin tidak stabil kondisi mental penderita
itu. Hal ini berimplikasi pada semakin mudabnya penderita stres terkena penyakit.
Jika demikian, pennasalahan orang itu pun semakin bertambah.
Oleh karena itu penting adanya upaya pengembalian keseimbangan emosional.
Tujuannya adalah agar kondisi tubulI dan psikis melljadi rileks. Salah satu cara
yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan minyak atsiri tumbuhan
aromatik dalam aromaterapi. Pellggunaan minyak ini diprediksi memiliki efek
relaksasi bagi tubuh.
Sejak jaman dahulu ada berbagai tumbuban yang ekstraknya dipercaya
membantu dunia kesebatan untuk digunakan sebagai obat. Terdapat berbagaijenis
tumbuhan yang dapat meringankan rasa nyeri, membantu penyembuhan,
membunuh kuman, clanjuga untuk memulihkan serta mempertahankan kesehatan
tubuh. Kepercayaan mengenai tumbuhan obat ini telah ada sejak beribu-ribu tahun
yang lalu di berbagai belahan bumi dari peradaban yang satu ke peradaban
tainnya. Pada saat itu, pemahaman tentang mekanisme ketja biokimiawi tumbuh1

-------

2

tumbuhan belum semua diketahui. Namun demikian, penggunaan dan penelitian
berbagai macam tumbuhan

obat untuk kesejahteraan

umat manusia

tems

dilakukan.
Bangsa Cina mempakan

bangsa pertama yang menggunakan

tumbuhan

sebagai obat -obatan. Sedangkan bangsa Mesir Kunolah yang pertama kali
menggunakan tumbuhan sebagai bahan aromaterapi. Lalu, India mengembangkan
ayurveda, yang mempakan
menggunakan

salah satu cara pengobatan kuno yaitu dengan

unsur pengobatan

aromatik dari jahe, mawar, dan ketumbar.

Minyak atsiri lainnya seperti oleum cinnamon (minyak kayu manis), oleum
frankincense

(minyak kemenyan),

oleum juniper,

dan oleum rose (minyak

mawar) sudah dikenal dan dipakai di abad ke-15 (Pignatelli, 1991). Kurang lebih
ada sekitar 60 macam minyak atsiri yang sudah diketahui dan digunakan sebagai
parfum serta obat menjelang awal abad ke-17 (Valnet, 1980).
Seiring dengan kemajuan teknologi, pada abad ke-19 penggunaan minyak
atsiri

mulai

mengalami

menggantikan

kemunduran.

posisi tumbuhan

Zat

kimia

sintetik

sebagai bahan obat-obatan

dengan

cepat

dan perawatan

kecantikan. Keunggulan tumbuhan sebagai bahan kesehatan dan kecantikan alami
mulai dilupakan banyak orang. Alasannya adalah karena bahan sintetik lebih
murah dan mudah didapat.
Kemudian, setelah sekian lama terabaikan atau bahkan hampir terlupakan,
beberapa tahun belakangan ini khasiat tumbuhan aromatik kembali mendapat
perhatian. Hal ini terjadi berkat kerja keras seorang ahli kimia Perancis bernama
Rene Maurice Gattefose yang mengabdikan
pengobatan

minyak

atsiri dan menggali

hidupnya untuk meneliti efek

peninggalan

leluhur yang

sudah

terlupakan itu. Beberapa tahun kemudian Jean Valnet, dokter bedah pada Perang
Dunia II, menemukan bahwa minyak atsiri oleum chammomile,

baik untuk

mengobati gangguan kejiwaan. Selain itu, minyak ini juga berpengaruh terhadap
emosl seseorang.

Aromaterapi menjadi semakin populer. Berkat kemajuan teknologi, orang
telah berhasil menemukan metode yang canggih untuk menguraikan bahan
aromatik dari sumbemya. Di negara-negara maju, yaitu negara-negara yang

J

masyarakatnya sudah sadar akan bahaya obat-obatan kimiawi, keinginan untuk
kembali ke pengobatan alami semakin tinggi. Mereka mulai menyadari bahwa
menggunakan obat sintetis seperti abat tidur dan obat penenang lain untuk
mendapat efek relaksasi, memiliki efek samping dan bahaya yang jauh lebih
besar. Aromaterapi walaupun bekerja lebih lambat, tidak secepat obat kimia
sintetis, cara ini dapat memberi kbasiat relaksasi yang sarna tanpa merusak atau
mengganggu keseimbangan tubuh. Babkan aromaterapi dapat meningkatkan daya
tahan tubuh dari serangan penyakit.
1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang pemikiran di atas, dapat dirumuskan pennasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana aromaterapi dapat menimbulkan efek relaksasi sebagai altematif
menghadapi stres?
2. Apa kelebihan aromaterapi dibanding obat kimia sintetik?
3. Tumbuhan penghasil minyak atsiri apa di Indonesia yang dapat menimbulkan
efek relaksasi untuk menghadapi stres dalam aromaterapi?
1.3 Maksud dan Tujuan

Dari identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan cara kerja aromaterapi sehingga dapat menimbulkan efek
relaksasi sebagai altematif menghadapi stres.
2. Menjelaskan kelebihan aromaterapi dibandingkan obat kimia sintetik.
3. Menjelaskan jenis tumbuhan penghasil minyak atsiri di Indonesia yang dapat
menimbulkan efek relaksasi UDtukmenghadapi stres pada aromaterapi.

4

1.4 Kegunaan

I. Kegunaan bagi Pembaca pada umumnya.
2. Memberikan informasi tentang earn keIja aromaterapi yang dapat
menimbulkan efek relaksasi sebagai altematif menghadapi stres, pengaruh
aromaterapi terhadap jasmani dan rohani, dan kelebihan aromaterapi
dibanding obat kimia sintetik.
3. Agar pembaca dapat memanfaatkan prinsip aromaterapi sebagai relaksan
altematifpengobatan alarni dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kegunaan dalam duma kedokteran dan kesehatan. Selain kegunaan seperti
tersebut di atas, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam memperkaya
pengetahuan dan referensi tentang aromaterapi dalam duma kedokteran dan
kesehatan di Indonesia.
1.5 Metodologi
Karya tulis ilmiah ini merupakan studi pustaka. Penulis berusaha
mengumpulkan bahan pustaka baik dari buku, koran, majalah, jumal, makalah,
internet, dan sebagainya yang relevan dengan topik studi pustaka dalam rangka
menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.
1.6 Lokasi dan Waktu
Universitas Kristen Maranatha Bandung, selama bulan April sampai dengan
bulan Desember 2003.

BABIV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Aromaterapi dapat dipergunakan

sebagai relaksan alternatif menghadapi

stres, dengan cara masuknya minyak atsiri ke dalam tubuh melalui inhalasi (earn
yang paling efektif), internal, dan penyerapan lewat kulit Setelah itu molekulmolekul minyak atsiri akan diserap dan ikut terbawa oleh aliran darah dan limfatik
ke selumh tubuh untuk kemudian menimbulkan efek relaksasi dengan kerja sarna
sistem saraf dan sistem hormonal.
Ketika minyak atsiri yang beraroma sedatif seperti Origanum majorana,
Lavandula angustifolia, Chamaemelum recutica, dan Citrus aurantium terhirup
oleh hidung dan molekulnya terkunci pada silia hidung, timbul impuls yang
ditransmisikan

lewat bulbus dan tractus olfactorius ke dalam sistem limbic

(amigdala dan hipokampus). Proses ini memicu respon memori dan emosional
lewat hipotalamus, yang bekerja sebagai pemancar dan regulator, kemudian
impuls terkirim ke otak. Serabut olfactorius membawa impuls ke bagian otak yang
disebut nukleus raphe. Aroma sedatif menyebabkan stimlliasi nuklells raphe dan
akan melepaskan zat nellrokimia serotonin, keadaan inilah yang menyebabkan
timbulnya keadaan relaksasi.
Aromaterapi dianggap lebih aman dibandingkan obat kimia sintetik karena
minyak atsiri yang digunakan berasal dari bahan alami yang walallpun bekerja
relatif lebih lamb at namlID efek sampingnya jauh lebih kecil dan tidak
menimbulkan ketergantungan serta gejala putus obat asalkan digunakan sesuai
indikasi, dosis, dan lama waktu pemakaiannya.
Tumbuhan penghasil minyak atsiri untuk menghadapi stres yang terdapat di
Indonesia diantaranya, melati (jasmine), cendana (sandalwood), pala (nutmeg),
kamfer (camphor), cengkih (clove), kenanga (ylang-ylang), cempaka (magnolia),

40

41

akar manis (coriander), jintan manis (anise seed), kayu manis (cinnamon), dan
kayu putih (mefafeuca).

4.2 Saran

Pengenalan

lebih

lanjut

tentang

aromaterapi

serta penggunaannya

di

masyarakat secara luas, tepat, dan benar untuk menekan dan mengurangi efek
negatifyang ditimbulkan obat-obatan kimia sintetik.
Penelitian

lebih lanjut tentang

apakah

sistem limbik berperan

dalam

menghasilkan emosi ataukah hanya mengintegrasikannya saja.
Penelitian

lebih lanjut mengenai khasiat aromaterapi

lainnya, seperti asma, sinusitis, hipertensi, dan lain-lain.

terhadap penyakit

DAFT AR PUST AKA

Apriadj, W H. 2003. Aromaterapi. Buku Populer Nirmala: Jakarta.
Balkam, 1. 200 I. Aromaterapi. Dal1ara Prize: Semarang.
Benson, H. 1979. The Mind Body Effect. Simon & Schuster: New York.
Borysenko,1. 1988. Mending The Mind, Mending The Body. Bantam: Toronto.
Bruneton, 1. 1992. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants. New York :
Londres.
Carlton, R R, Gray, A I & Waterman, P G. 1992. The Antifugal Activity of The
Leaf Gland Oil ofSweer Gale (Myrica Gale). Chemecology 3:55-59
Dorland. 1996. Kamus Kedokteran. EGC: Jakarta. Edisi 26. Halaman 150, 1909.
Engen, T. 1982. The Perception ofOdours. Academic Press: New York.
Godfrey, Hardinge. 1993. Emosions and Bodily Changes. Columbia University
Press: New York. 4th edition.
Harrison, L, Skinner, R. 1992. Relaxfor Health. Nursing Times 88: 46-47.
Hesse, W R, Akerl, K. 1955. Experimental

Data on The Role of

The

Hypothalamus in Mechanisms of Emotional Behaviour. American Medical
Association Archieves of Neurology and Psychiatry 73.
Holley, A, Prof 1993. 12 ieme Journess Internationales Huiles Essentielles.
Lee, W H and Lee, L. 1992. The Book of Practical Aromatherapy. Keats, New
Canaan: Connecticut. Page 125.
Passant, H. 1990. A Holistic Approach in The Ward. Nursing Times 86: 26-28.
Pignatelli, M F. 1991. Viaggio Nel Mondo Della Essenze. Muzzio: Padora.
Price, S and Price, L. 1997. Aromatherapy for Health Professionals. Churchill
Livingstone.
Primadiati, R, dr. 2002. Aromaterapi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Schi1cher, H. 1994. British Medical Journal.
Stoddart, D M. 1990. The Scented Ape. Cambridge University Press: Cambridge.
Page 132.
Valnet,1. 1980. The Practice of Aromatherapy. Saffron Walden. Page 28.
42

43

Van Toller, S. 1993. The Sensory Evaluation of Odours. Paper on Clinical
Practitioners Course. Shirley Price International College of Aromatherapy:
Hinckley.
Wood, C. 1990. Journal of Alternative and Complementary Medicine: Sad Cells.
October 15.
www.deeparomatherauy:comJinfo.htm
www.esentialoil.co.za
vvww.naturalhealthnotebook. comJaromatherapy/how
www.soc.nii.ac.ip/isbba/e/e

05/bbindex e.html

'.,..WVI'.
webn~. comJaromatherapy/ aromaolfactory. htm

aromatherapy

works. ntm