Peranan Kunyit Sebagai Obat Alternatif Pada Penderita Demensia Tipe Alzheimer (Studi Pustaka).

ABSTRAK

PERANAN KUNYIT SEBAGAI OBAT ALTERNATIF PADA PENDERITA
DEMENSIA TIPE ALZHEIMER
( STUDI PUSTAKA )

Sherren Nugraha, 2005. Pembimbing : dr. Daniel Wibowo, M.Sc.

Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif pada otak yang belum dapat
disembuhkan total. Secara lambat namun pasti, penyakit ini menyerang sel saraf
pada semua bagian cortex pada otak dan struktur-struktur otak disekitarnya, yang
dengan cara itu akan menimbulkan kelainan pada kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosi, gangguan pada pola kehidupan sehari-harinya, gerakan
koordinasi, dan dalam mengingat. Pada stadium akhir, orang yang terkena akan
kehilangan semua ingatannya (memori) dan fungsi mentalnya terganggu.
Kerusakan yang ringan (mild impairment) dalam berpikir menjadi pertanda
yang signifikan untuk stadium awal pada orang tua. Gejala awal dari penyakit
Alzheimer seringkali terabaikan karena gejala yang timbul mirip gejala yang terjadi
pada proses penuaan yang normal. Gejala – gejala tersebut adalah kelupaan, kesulitan
untuk konsentrasi, kehilangan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya,
gangguan gerakan motorik, termasuk gejala ringan kesulitan untuk berjalan.

Pada penelitian ditemukan faktor – faktor biologi spesifik yang terlibat dalam
penyakit Alzheimer. Keadaan lingkungan yang bervariasi dan faktor genetik timbul
sebagai pemicu terjadinya proses yang menjadi faktor penyebab hancurnya sel – sel
saraf sehingga menimbulkan penyakit ini.
Belum ada pengobatan pasti untuk mencegah penyakit Alzheimer karena
penyebabnya juga belum diketahui pasti. Akan tetapi diketahui ada faktor – faktor
yang dapat mengurangi risiko lebih lanjut.

iv

Kebanyakan obat – obatan yang digunakan untuk merawat penderita
Alzheimer hanya menghambat atau mengurangi penyakit tersebut, namun tidak
menyembuhkan. Sejak akhir – akhir ini diadakan studi yang menyatakan adanya
grade atau tingkatan-tingkatan pada pasien Alzheimer, dari ringan hingga berat,
sehingga sangatlah penting untuk pemberian obat – obat segera setelah Alzheimer
dapat terdiagnosa. Pemberian perhatian oleh keluarga juga dibutuhkan untuk selalu
siap menolong pasien menerima terapi – terapi yang dibutuhkan.
Pengobatan alternatif untuk Alzheimer, seperti yang disarankan, adalah
penggunaan kunyit. Menariknya, pada penelitian ditemukan bahwa curcumin,
komponen yang ditemukan pada kunyit, memiliki kemampuan untuk menghambat

kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit Alzheimer.

v

ABSTRACT
EFFECT OF TURMERIC AS ALTERNATIVE MEDICINE IN DEMENTIA
WITH ALZHEIMER’S TYPE PATIENT
Sherren Nugraha, 2005. Tutor : dr. Daniel Wibowo, M.Sc.

Alzheimer's disease is a degenerative disease of the brain from which there is no
recovery. Slowly and inexorably, the disease attacks nerve cells in all parts of the
cortex of the brain, as well as some surrounding structures, thereby impairing a
person's abilities to govern emotions, recognize errors and patterns, coordinate
movement, and remember. At the last, an afflicted person loses all memory and
mental functioning.
Mild impairment in thinking ability is now believed to be a significant sign of earlystage Alzheimer's in older people. The early symptoms of Alzheimer's disease may be
overlooked because they resemble signs of natural aging. These symptoms include
forgetfulness, loss of concentration, unexplained weight loss, and motor problems,
including mild difficulties in walking.
Researchers are finding specific biologic factors involved with Alzheimer's disease.

Various environmental and genetic factors appear to contribute to or trigger the
process by which these factors destroy nerve cells leading to this disease.
There have been no proven methods for preventing Alzheimer's disease since the
cause of it is still unknown. Still, certain factors are showing some evidence of
reducing risk.
Most drugs currently being used or that are under investigation to treat Alzheimer's
are aimed at slowing progression. To date, none are cures. In fact, the improvements
from some of these drugs may be so modest that even the patients and their families
are not aware of them. Even in these cases, however, the drugs may delay the need
for admission to nursing homes. Since nearly all the studies are conducted on
Alzheimer's patients in mild to moderate stages of the disease, it is important to seek
out clinical drug trials as soon as Alzheimer's disease is diagnosed. Caregivers need
to be available to help patients comply with any experimental therapies.
Alternative treatments for Alzheimers, as the writer suggests is by using turmeric.
Interestingly, studies suggest that curcumin, a compound found in the spice turmeric,
has properties that may protect against AD disease process.

vi

DAFTAR ISI


Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………..

ii

SURAT PERNYATAAN………………………………………………..

iii

ABSTRAK……………………………………………………………….

iv

ABSTRACT……………………………………………………………...

vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………...


vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………..

ix

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………….

1

1.2 Identifikasi Masalah……………………………………….

2

1.3 Maksud dan Tujuan………………………………………..

2


1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah……………………………….

2

1.5 Metodologi Penelitian……………………………………...

3

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan…….…………………………………………………. 4
2.2 Penyebab umum timbulnya demensia...…………………………... 4
2.3 Pembagian demensia…..………..………………………………… 6
2.4 Memori………………..………………….…………………..…... 9
2.5 Kelainan yang terjadi pada Demensia tipe Alzheimer ………….. 11
2.6 Penyakit Alzheimer………...……….…………………………..... 22

2.6.1 Sejarah……………………………………………………. 22
2.6.2 Alzheimer’s dementia staging…………………………….. 23
2.6.3 Etiologi……………………………………..………………24
2.6.4 Patogenesis………………………………………………....26
2.6.5. Patologi……………………………………………………27
2.6.6 Gejala klinis.…………………………….…………………29

ix

2.6.7 Diagnosis……………………………………………...………30
2.6.8 Terapi………………………………………………………....36

BAB III PEMBAHASAN
3.1

Konsumsi

kunyit

untuk


mengurangi

gejala

Demensia

tipe

Alzheimer………………………………………………………………...50

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan…………………………………………………….

53

4.2 Saran…………………………………………………………… 54

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..


55

RIWAYAT HIDUP………………………………………………………….. 60

x

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Demensia tipe Alzheimer merupakan penyakit degeneratif otak yang biasanya
dimulai secara bertahap, menyebabkan orang bisa melupakan kejadian yang baru
terjadi, atau tugas- tugas rutin sehari – hari. Alzheimer termasuk dalam golongan
dementia atau biasa disebut kepikunan. Kecepatan perjalanan penyakit ini berbeda –
beda pada tiap orang, namun penyakit otak ini pada akhirnya bisa menyebabkan
orang menjadi sering bingung serta bisa mengubah kepribadian dan tingkah laku
seseorang (Erik Tapan, 2005).

Demensia merupakan suatu penurunan kualitas


intelektual yang disertai gangguan pengamatan, hingga menurunnya daya ingat yang
sangat mengganggu kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari, kemampuan untuk berkomunikasi, dan berbahasa, serta dalam
pengendalian emosi (Faisal Yatim, 2003).
Unit Riset Alzheimer Sir James McCusker Australia, yang merupakan suatu
yayasan dan penelitian untuk penyakit Alzheimer mengemukakan bahwa, banyak
orang sehat yang kurang mampu mengingat beberapa macam informasi pada waktu
menjadi tua, tetapi gejala penyakit Demensia tipe Alzheimer tidak sesederhana gejala
kelupaan seperti pada proses penuaan yang normal tersebut. Orang dengan Demensia
tipe Alzheimer akan sukar berkomunikasi, belajar, berpikir, dan mengemukakan
pendapat. Penyakit Demensia tipe Alzheimer dapat merusak sel – sel otak yang mana
tidak ditemukan pada orang tua yang normal.
Penyebab Demensia tipe Alzheimer bermacam – macam, dan masih dalam
penelitian. Usia dan riwayat keluarga diidentifikasi sebagai faktor risiko yang
potensial. Saat ini diketahui 4 obat yang sementara bisa mengurangi gejala penyakit
Demensia tipe Alzheimer, seperti tacrine, doneperzil, rivastigmine, dan galantamine
(Erik Tapan, 2005).

Pengobatan lain seperti herbal dan alternatif lain dapat mengurangi gejala

Penyakit Alzheimer, dan disini akan dibahas penggunaan herbal Kunyit (Curcuma
domestica val.) dimana menurut penelitian yang dilakukan kolaborasi peneliti dari
Universitas Catania, Itali dan Kolase Medis New York yang memaparkan hasilnya
pada American Physiological Society bahwa kunyit dapat digunakan untuk terapi
Alzheimer.
Kunyit, yang menjadi bahan pembuatan makanan khas berkuah kuning atau kari
diyakini dapat menjaga penurunan kemampuan otak, termasuk menghindarkan
penyakit Alzheimer. Hal ini sejalan dengan penelitian kandungan bahan kurkumin
bagi kesehatan, serta memiliki kemampuan ”melawan” Alzheimer (Niesby
Sabakingkin, 2002).

1.2.Identifikasi Masalah
Terapi dan pengobatan alternatif yang belum memuaskan untuk penyakit
Demensia tipe Alzheimer.

1.3.Maksud dan Tujuan
Mengetahui fungsi kunyit sebagai obat alternatif terhadap penyakit Demensia tipe
Alzheimer.

1.4. Kegunaan
A. Kegunaan akademis
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memperluas wawasan para
akademis lingkungan Fakultas Kedokteran dalam penggunaan kunyit sebagai obat
alternatif untuk mengurangi gejala – gejala pada penderita Demensia tipe Alzheimer.
B. Kegunaan praktis
Setelah mempelajari terapi – terapi alternatif untuk penyakit Demensia tipe
Alzheimer, kunyit dapat dipertimbangkan untuk penanganan penyakit tersebut.

1.5. Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode Studi Pustaka

1.6. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha,
Internet,

Laboratorium

Maranatha.


Waktu : April – Desember 2005.

Komputer

Universitas

Kristen

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Obat-obat yang digunakan pada terapi Demensia tipe Alzheimer pada
umumnya bersifat memperbaiki fungsi kognitif penderita.
Berdasarkan efeknya, rivastigmin yang segolongan dengan tacrine dan
donepezil

yaitu

inhibitor

AchE

mempunyai

efek

tambahan

sebagai

butyrylcholineesterase inhibitor. Sedangkan memantine mempunyai efek antagonis
reseptor NMDA.
Berdasarkan efek sampingnya, tacrine dapat meningkatkan serum alanine
aminotransferase dan menyebabkan reaksi hepatotoksik.
Sebagai kesimpulan, pada terapi Demensia tipe Alzheimer ringan sampai
sedang dapat digunakan rivastigmin, karena rivastigmin tidak melibatkan fungsi
sitokrom P-450 pada proses metabolismenya, sehingga tidak berinteraksi dengan
obat-obat lain yang menggunakan fungsi sistem sitokrom P-450 dalam proses
metabolisme, selain itu, rivastigmin juga tidak meningkatkan serum alanine
aminotransferase dan tidak menyebabkan reaksi hepatotoksik, rivastigmin juga
mempunyai kelebihan, yaitu berperanan sebagai butyrylcholineesterase inhibitor.
Sebagai obat alternatif, dapat digunakan kunyit. Menurut penelitian yang
dilakukan dengan metode studi pustaka, kunyit memiliki zat aktif yang disebut
sebagai curcumin, yang akan mendorong kerja enzim hemeoxygenase (HO-1), yang
berperan dalam melawan molekul ”radikal bebas” penyebab kerusakan sel.
Kemungkinan, proses tersebutlah yang dapat mengurangi gejala- gejala yang timbul
pada penyakit Demensia tipe Alzheimer.
Namun untuk kejelasan, dan kepastian dari hal ini, diperlukan penelitian yang
lebih lanjut kepada sejumlah pasien penderita penyakit demensia Alzheimer.

Sedangkan pada Demensia tipe Alzheimer sedang sampai berat dapat
digunakan memantine, selain itu, juga dapat diberikan terapi kombinasi antara
memantine dengan obat-obat AchE inhibitor.

4.2. Saran
1. Sebagai usaha preventif progresivitas penyakit Demensia tipe Alzheimer,
maka sebaiknya masyarakat dan klinisi mengenali gejala-gejala yang dapat
terjadi, sehingga dapat diberikan terapi yang sesuai.
2. Konsumsi kunyit yang sering terdapat pada makanan sehari-hari diduga
mengurangi progresivitas penyakit Demensia tipe Alzheimer. Disarankan
penderita mengkonsumsi kunyit mengingat mudahnya penggunaan kunyit dan
zat aktif yang terdapat di dalam kunyit ditemukan pada makanan sehari-hari,
seperti sup kari. Kunyit juga tidak beracun, dengan kata lain, kunyit tidak
memiliki efek samping.
3. Para peneliti sebaiknya memperhatikan proses-proses yang menyebabkan
kerusakan pada neuron, sehingga obat-obat yang digunakan pada terapi
Demensia tipe Alzheimer dapat lebih terfokus pada faktor penyebab atau
etiologi, maupun pada proses penghambatan atau inhibisi (remming) dari
berkembangnya penyakit, selain itu, perlu juga diupayakan terapi terhadap
kelainan neurotransmitter lain yang menyertai penyakit Demensia type
Alzheimer.
4. Perlu penelitian lebih lanjut baik secara laboratorium maupun klinis mengenai
efektifitas kunyit ( Curcuma domestica val. ), terhadap penyakit Demensia
tipe Alzheimer.

55

DAFTAR PUSTAKA

Barr, Llewellyn. 1988. The Human Nervous System. 5th ed. Pensylvania: JB
Lippincott Company. P. 23-24.
Burns A., Howard R., Pettit W. 1995. Alzheimer’s Disease. A Medical companion.
Blackwell Science Inc. Cambridge, MA.
Carlson N. 2001. A Brief Overview of Neurotransmitter Distribution and Function In:
Physiology of Behavior 7th Ed.
Daniel Wibowo. 1994. Anatomi Susunan Saraf Pusat. Edisi II. Jakarta. EGC.
Dickson D.W. 1997. The Pathogenesis of Senile Plaques. Pub Med, 4(56). P. 321-29.
http://www.pubmedcentral.gov/articlerender.fcgi?artid=223659, 19 Mei 2004.
Donaldson J. 1997. Neurotransmitter.http://keithlynch.net/cryonet/78/98.html, 5
April 2004.
Dorland. 1996. Kamus Kedokteran Dorland=Dorland Illustrated Medical Dictionary.
Alih Bahasa, Tim Penerjemah EGC; editor, Tim Editor EGC- Edisi 26. EGC Jakarta.
Dybas C. 2002. Alzheimer’s Other Diseases, May Benefit From First Live Studies of
Key Cell Structures, 18 Mei 2004.
Educational Pack. IPA. 1998, 2003. BPSD-Behavioral and Psychological Symptoms
of Dementia. Module 4. P.3-21.
Erik Tapan, 2005. Penyakit Degeneratif. Kelompok Gramedia, Jakarta. Elek Media
Komputindo.
Faisal Yatim, 2003. Pikun (Demensia), Penyakit Alzheimer, dan Sejenisnya,
Bagaimana Cara Menghindarinya. Jakarta, Pustaka Populer Obor.
Farcnick K., Perysko M. 2002. Current and Future Directions in the Treatment of
Alzheimer Disease. http://www.geriatricsandaging.ca/. Geriatrics and Aging, 10(5).
P.41-46, 26 Mei 2004.

56

Fellman M. 2003. Toxic Protein Could Explain Alzheimer's and Lead to
Breakthroughs
http://www.northwestern.edu/univ-relations/
media_relations/
releases/ 2003_08/ alzheimers. html, 5 April 2004.
Friedlander R.M. 2003. Apoptosis and Caspases in Neurodegenerative Diseases.
Nejm 14(238). P.1365-75. http://content.nejm.org/cgi/content/full/348/14/1365, 18
mei 2004.
Frisell, Wilhelm. 1982. Human Biochemistry. New York: MacMillan Publishing Co.
Inc. P.478.
Gao S., Hendrie H.C., Hall K.S., Hul S. 1998. The Relationship Between Age, Sex
and The Incidence of Dementia and Alzheimer’s disease: a Meta-analysis. ArchGen-Psychiatry. Sep. 55(9): 809-15.
Geldmacher D.S. 1997. Clinical Experience With Donepezil Hidrocholide: A Case
Study Perspective. Advances In Therapy, 6(14). P.305-11.
Greenfield. 1976. Dementia and Aging. In: W. Blackwood, Corsellis, editors:
Greenfield’s Neuropathology. 3rd ed. Edinburgh: Year Book Med. Publishers Inc.
P.796-817.
Gregory M. Cole, Abdel - Naim AB, Khalifa AE, El - Denshary ES. Protective
effects of curcumin against ischaemis reperfusion insult in rat forebrain. Pharmacol
Res. Sep 2004; 46 (3): 273 - 9.
Goodman. 1998. Signal Transduction Events. In: Medical Cell Biology.
Philladelphia: Lippincott-Raven. P.249-90.
Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran=Textbook of Medical
Physiology. Alih Bahasa, Irawati Setiawan, Ken Ariata Tengadi, Alex Santoso;
editor, Irawati Setiawan-Edisi 9. EGC. Jakarta. P. 703-23, 910-42.
Jellinger K.A., Stadelmann C. 2001. Problems of cell death in neurodegeneration and
Alzheimer's Disease. Pub Med, 1(3). P. 31-40. http: // www. ncbi. nlm. nih. gov/
entrez/ query. fcgi? Cmd = Retrieve & db = pubmed & dopt = Abstract &
list_uids=12938076, 18 Mei 2004.
Junqueira L.C., Carneiro J. 1980. Histologi Dasar. Jakarta: EGC. Jakarta. P.155-72.

57

Kerwin
D.
2003.
End-Stage
Alzheimer’s-the
long
http://healthlink.mcw.edu/article/1031002239.html. 9 September 2004.

goodbye.

Koivisto M., Portin R., Seinelä A., Rinne J. 1997. Automatic Influences of Memory
In Alzheimer’s Disease. http://www.masson.it/cortex/pdf/vol34/issue2/209-219.pdf,
5 April 2004.
Lechtenberg, et al. 1999. Increase of unmethylated CpG sites in genomic DNA by
glutathione depleting agent (meeting abstract). Proc Annu Meet Am Assoc Cancer
Res 38: A1205.
Leeuwen F.W. van. 2003. Antibodies for Alzheimer’s Research http: // www. adrc.
wustl. edu/ adrc /plaque2. html, 18 Mei 2004.
Lim GP,Chu T, Yang F, Beech W, Frautschy SA, Cole GM. The Curry Spice
Curcumin Reduces Oxidative Damage and Amyloid Pathology in an Alzheimer
Transgenic Mouse. J Neurosci. 2001 Nov 1; 21 (21): 8370 - 7.
Lopez O.L., DeKosky S.T. 2003. Neuropathology of Alzheimer's Disease and Mild
Cognitive Impairment. Pub Med, 2(37). P. 155-63. http: // www. ncbi. nlm. nih.
gov/ entrez/ query. fcgi? cmd= Retrieve & db= pubmed & dopt= Abstract &
list_uids = 12938076, 18 Mei 2004.
Loshack D. 2002. Hippocampal Atrophy Affects Memory In Alzheimer's Disease
www. docguide. com/ news/ content. nsf/ news/, 5 April 2004.
Martin J.B. 1999. Molecular Basis of the Neurodegenerative Disorders. NEJM
25(340). P. 1970-80. http://content.nejm.org/cgi/content/full/340/25/1970, 18 Mei
2004.
Martina W.N. 2002. Simposium dan Jumpa Pers Mengenai Kepikunan dan
Alzheimer – Asosiasi Alzheimer Indonesia dan Perhimpunan Gerontologi
Indonesia dalam: Waspadai Alzheimer. Kompas. 15 Februari 2002. Jakarta.
Mayeux R., Sano M. 1999. Treatment of Alzheimer’s Disease. http://www.nejm.org.
New England Journal of Medicine, 341: 1670-9, 18 Mei 2004.

58

Mayo Clinic Staff. Mild cognitive impairment: Possible predictor of Alzheimer's
http://www.mayoclinic.com/invoke.cfm?id=AZ00014. 2 Agustus 2004.

McLaurin J.A., Franklin T., Zhang X., Deng J., Fraser P.E., 1999. Interactions of
Alzheimer Amyloid-β Peptides With Glycosaminoglycans. http: // www. ejbiochem.
org/ cgi/ content/full/266/3/1101, European Journal of Biochemistry, 266: 11011110, 19 Mei 2004.
Merz Pharameutical. 2004. Combination Therapy. http: // www. memantine. com/ en/
studies/ clinical_studies/combination_therapy/, 28 Mei 2004.
Merz Pharameutical. 2004. Pharmacoeconomics http: // www. memantine. com/ en/
studies/ clinical_studies/pharmacoeconomics/, 28 Mei 2004.
Niesby Sabakingkin. 2002. Kepikunan Bukan Penyakit Manula, Alzheimer Dapat
Disembuhkan. http://www.minggupagi.com/article.php?sid=4048, 2 Oktober 2002.
Quiles JL, Aquilera C, Mesa MD, Ramirez Tortosa MC, Baro L, Gil A. An ethanolic
aqueous extract of Curcuma longa decreases the susceptibility of liver microsomes
and mitochondria to lipid peroxidation in atherosclerotic rabbits. Biofactors. 1998;
8 (1 - 2): 51 - 7.
Ray SN, Chattopadhyay N, Mitra A, Siddiqi M, Chatterjee A, Curcumin exhibits anti
- metastatic properties by modulating integrin receptors, collagenase activity, and
expression of Nm23 and E - cadherin. J Environ Pathol Toxicol Oncol. 2003; 22 (1):
49 - 58.
Stout J.C., Bondi M.W., Jernigan T.L., Archibald S.L., Delis D.C.Salmon D.P., 1998.
Regional Cerebral Volume Loss Associated With Verbal Learning and Memory in
Dementia of Alzheimer type. Neuropsychology. Apr. 13(2):188-97.
Sherwood L. 2001. The Central Nervous System In: Human Physiology From Cell to
System. 4th ed. Brooks/ Cole. Pacific Groove USA. P.149-55.
Syed A.B. 2000. The Pathology of Alzheimer’s Disease. Hamdard Vol. XLI(2): 1722.
Tariot P.N., Schneider L. Porsteinsson A.P., 1997. Treating Alzheimer’s Disease.
http: // www. postgradmed. com/ issues/ 1997/ 06_97/ tariot.htm. Postgraduate
Medicine. 6(101), 28 Mei 2004.

59

Trafford A. 2000. Alzheime’s: No Cure Yet, But Reasons For Hope. The Los Angeles
Alzheimer’s Forum-1998. http://www.laaf.com. 28 Mei 2004.
The Central Nervous System. In Human Physiology From Cell to System. 4th ed.
Pacific Groove: Brooks / Cole. P.149-56, 18 Mei 2004.
Udin J. 2000. Alzheimer’s Disease: Disorder of
Kedokteran YARSI, 3(8): 1-12.

the third millenium?. Jurnal

Visser, P.J., Verhey, F.R.J., Scheltens, P., Hofman, P.A.M., & Jolles, J. (in press-b).
Medial Temporal Lobe Athropy Predicts Alzheimer’s Disease in Subjects With
Minor Cognitive Impaiment. Journal of Neurology, neurosurgery, and Psychiatry.
Winarto W.P., 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta, Agromedia Pustaka.
Yustiani D. 2000. Pengenalan Dini Gejala Pikun (Demensia). Seminar untuk
Awam:1-5.
Yoffe E. How Does Alzheimer’s Kill?. http://slate.msn.com/id/1007601. 9 Agustus
2004.