Manfaat Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

(1)

MANFAAT AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENGENDALIAN NYERI PERSALINAN KALA I DI KLINIK SUMIARIANI

KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2014

KISMI ASIH ADETHIA 135102108

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Manfaat Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

ABSTRAK Kismi Asih Adethia

Latar belakang : Saat ini proses persalinan pevaginam telah berkembang, bertujuan memberi rasa nyaman, aman dan menyenangkan, serta dapat mengurangi dan bila mungkin meniadakan rasa cemas dan menegangkan. Ada beberapa metode nonfarmakologis yang dapat diterapkan dalam mengurangi nyeri persalinan, salah satunya adalah dengan aromaterapi. Aromaterapi menggunakan ekstrak wewangian tertentu untuk menebar aroma dalam ruang bersalin. Efeknya dapat menenangkan, hilangnya rasa cemas dan relaksasi ibu bersalin.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimen dengan one-group pretest – posttest design. Jumlah sampel 41 orang. Tekhnik pengambilan sampel adalah accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di klinik Sumiariani. Analisa data yang digunakan adalah uji t-dependen.

Hasil : Karakteristik responden mayoritas berada pada rentang umur 20-35 tahun 32 orang (78%), paritas anak ke tiga 13 orang (31,7%), tidak bekerja 30 orang (73,2%) pendidikan SMA 24 orang (58,5%). Rata-rata intensitas nyeri responden sebelum intervensi adalah 2,49 dengan standar deviasi 0,637 dan setelah intervensi adalah 1,73 dengan standar deviasi 0,633. Hasil uji statistik beda mean 0,756 dengan nilai P = 0,000 artinya ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah intervensi. Kesimpulan : Hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I. Oleh karena itu diharapkan pemberian aromaterapi lavender ini dapat diterapkan oleh bidan sebagai salah satu intervensi disetiap praktek pelayanan kebidanan dan menjadi informasi baru tentang pengendalian nyeri secara non farmakologis.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I di linik sumiariani kecamatan medan johor tahun 2014. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Sumatera Utara sekaligus telah membimbing dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Bapak Ismayadi, S.Kep, Ns, M.Kes CWCCA, CHt.N sebagai pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini yang bersedia menyediakan waktu, memberikan arahan dan masukan berharga dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb, selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

5. dr. Christoffel L. Tobing, SpOG (K), selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

6. Seluruh Dosen dan Staf administrasi studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasehat selama menjalani penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Ibu Sumiariani, SST selaku pemilik Klinik bersalin yang turut memberikan izin untuk melakukan penelitian.


(5)

8. Kedua orang tua yang tak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, mendidik, dan membesarkan penulis dengan cinta dan kasih sayang.

9. Seluruh teman-teman yang sudah membantu dan memberikan masukan kepada peneliti, khususnya kepada mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumtera Utara Tahun Ajaran 2013/2014.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2014 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Pelayanan Kebidanan ... 4

2. Pendidikan Kebidanan ... 4

3. Peneliti Selanjutnya ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aromaterapi ... 6

1. Pengertian Aromaterapi ... 6

2. Sejarah Aromaterapi ... 6

3. Minyak Esensial ... 7

4. Aplikasi Minyak Esensial Agar Diterima Oleh Tubuh ... 8

5. Manfaat Aromaterapi Terhadap Persalinan ... 9

6. Sifat Analgesik Pada Minyak Esensial ... 10

B. Nyeri ... 11

1. Defenisi Nyeri ... 11

2. Klasifikasi Nyeri ... 12

3. Efek yang Ditimbulkan Akibat Nyeri... 13

4. Penyebab Nyeri Persalinan ... 14

5. Keunikan Nyeri Persalinan ... 15

6. Faktor yang Mempengaruhi Rasa Nyeri Persalinan ... 16

7. Intensitas dan Pengukuran Skala Nyeri ... 17

8. Komponen-Komponen Nyeri ... 18

9. Metode Pengendalian Nyeri Nonfarmakologis ... 18

C. Persalinan ... 19

1. Pengertian Persalinan ... 19

2. Faktor Utama Dalam Persalinan Spontan ... 19

3. Sebab-Sebab Mulanya Persalinan ... 20

4. Tahap-Tahap Persalinan ... 21

5. Fase-Fase Dalam Kala I Persalinan ... 22

BAB III KERANGKA KONSEP A.Kerangka Konsep ... 23

B.Hipotesis ... 23


(7)

BAB IV METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian ... 25

B.Populasi dan Sampel ... 25

C.Tempat Penelitian ... 26

D.Waktu Penelitian ... 27

E.Etika Penelitian ... 27

F. Alat Pengumpulan Data ... 27

G.Prosedur Pengumpulan Data ... 28

H.Analisa Data ... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil ... 31

1. Analisis Univariat ... 31

2. Analisis Bivariat ... 35

B.Pembahasan ... 36

1. Interpretasi dan Hasil Diskusi ... 36

2. Keterbatasan Penelitian ... 39

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan ... 40

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka Konsep………. 23 Skema 2 : Desain Penelitian……….. 25


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Ibu Bersalin di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

... 32 Tabel 5.2 Distribusi Intensitas Nyeri Responden Berdasarkan Paritas Pada Ibu

Bersalin di Klinik Sumiarini Kecamatan Medan Johor Tahun 2014 ... 34

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi Kepada Ibu Bersalin di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014 ... 35

Tabel 5.4 Perbandingan Nyeri Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi Kepada Ibu Bersalin di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014 di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014 ... 35


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Prosedur Pemberian Aromaterapi Lavender Lampiran 4 : Lembar Protap Penelitian

Lampiran 5 : Kuisioner

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 7 : Master Data

Lampiran 8 : Hasil Out Put Data Penelitian Lampiran 9 : Surat Izin Data Pendahuluan

Lampiran 10 : Balasan Surat Izin Data Pendahuluan Lampiran 11 : Surat Izin Pengambilan Data Penelitian


(12)

Manfaat Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

ABSTRAK Kismi Asih Adethia

Latar belakang : Saat ini proses persalinan pevaginam telah berkembang, bertujuan memberi rasa nyaman, aman dan menyenangkan, serta dapat mengurangi dan bila mungkin meniadakan rasa cemas dan menegangkan. Ada beberapa metode nonfarmakologis yang dapat diterapkan dalam mengurangi nyeri persalinan, salah satunya adalah dengan aromaterapi. Aromaterapi menggunakan ekstrak wewangian tertentu untuk menebar aroma dalam ruang bersalin. Efeknya dapat menenangkan, hilangnya rasa cemas dan relaksasi ibu bersalin.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimen dengan one-group pretest – posttest design. Jumlah sampel 41 orang. Tekhnik pengambilan sampel adalah accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di klinik Sumiariani. Analisa data yang digunakan adalah uji t-dependen.

Hasil : Karakteristik responden mayoritas berada pada rentang umur 20-35 tahun 32 orang (78%), paritas anak ke tiga 13 orang (31,7%), tidak bekerja 30 orang (73,2%) pendidikan SMA 24 orang (58,5%). Rata-rata intensitas nyeri responden sebelum intervensi adalah 2,49 dengan standar deviasi 0,637 dan setelah intervensi adalah 1,73 dengan standar deviasi 0,633. Hasil uji statistik beda mean 0,756 dengan nilai P = 0,000 artinya ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah intervensi. Kesimpulan : Hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I. Oleh karena itu diharapkan pemberian aromaterapi lavender ini dapat diterapkan oleh bidan sebagai salah satu intervensi disetiap praktek pelayanan kebidanan dan menjadi informasi baru tentang pengendalian nyeri secara non farmakologis.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Keberhasilan sebuah proses persalinan sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu dan bayi, kondisi psikis maupun penolong yang membantu proses persalinan. Bila salah satu dari faktor tersebut ada yang tidak sesuai bisa terjadi masalah dalam proses persalinan, baik terhadap ibu atau bayinya. Hal ini sangat penting, mengingat beberapa kasus kematian ibu dan bayi diakibatkan oleh tidak terdeteksinya secara dini adanya salah satu dari faktor-faktor tersebut, sehingga terjadi keterlambatan penanganan (Asrinah, 2010 dalam Nuraisyah, 2012, hlm. 1).

Menurut data WHO tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran (Harian Pelita, 2013, ¶ 4 ).

Bayangan rasa nyeri saat melahirkan seringkali menghantui ibu hamil menjelang persalinan. Bagi ibu hamil, persalinan mungkin menjadi saat yang mendebarkan. Rasa gembira karena bakal melahirkan bayi yang lucu. Namun, terbesit rasa takut bila mengingat rasa sakit, mulas dan nyeri yang bakal menyertainya. Rasa senang menyambut bayi mendadak berubah menjadi sesuatu menakutkan, ketika ibu membayangkan betapa hebat rasa sakit ketika melahirkan (Maryunani, 2010, hlm. 2).

Saat ini timbul trend/kecenderungan para wanita muda lebih memilih persalinan secara operasi Sectio Caesarea demi menghindari nyeri saat melahirkan


(14)

pervaginam. Alasan lain para wanita lebih memilihh operasi Sectio Caesarea adalah dengan takut/fobia terhadap proses persalinan, takut terhadap rasa nyeri yang diakibatkan selama masa persalinan (Maryunani, 2010, hlm. 2).

Saat ini proses persalinan pevaginam telah berkembang, bertujuan memberi rasa nyaman, aman dan menyenangkan, serta dapat mengurangi dan bila mungkin meniadakan rasa cemas dan menegangkan. Ada beberapa metode nonfarmakologis yang dapat diterapkan dalam mengurangi nyeri persalinan, salah satunya adalah dengan aromaterapi (Gondo, 2010 ¶ 2).

Pertama diperkenalkan di Inggris pada awal tahun 1990, aromaterapi menggunakan ekstrak wewangian tertentu untuk menebar aroma dalam ruang bersalin. Efeknya dapat menenangkan, hilangnya rasa cemas dan relaksasi ibu bersalin. Dalam penelitian di Inggris, aroma bunga mawar mempunyai efek yang paling besar, kemudian bunga lavender (Gondo, 2010 ¶ 1).

Menurut Barii di Yogyakarta, aromaterapi lavender atau terapi menggunakan minyak atsiri bunga lavender dapat mempengaruhi suasana hati menjadi tenang, meningkatkan kewaspadaan, kemampuan berkonsentrasi, dan menurunkan kecemasan seseorang. Ia mengatakan aromaterapi lavender mampu meningkatkan aktivitas gelombang alfa yang merupakan penanda seseorang dalam keadaan tenang, dapat merangsang otak, dan membangun konsentrasi (Rohim, 2010, ¶ 2 ).

Menurut Franchomme dan Penoel (1990 dalam Price 1997, hlm. 181) menggunakan jenis-jenis minyak esensial analgesik (yang banyak mengandung senyawa terpena, keton atau fenol dan mungkin pula eter fenolat) untuk menentukan manfaat pereda nyeri serta relaksasi bagi para wanita yang berada dalam proses persalinan karena perasaan nyeri secara otomatis akan menimbulkan relaksasi.


(15)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Apriana Kartika Dewi yang berjudul Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap Intensitas Nyeri pada Ibu Bersalin Kala 1 di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus 1 Pati pada tahun 2011 dengan Sampel sejumlah 24 responden dengan teknik Accidental sampling dan analisa data menggunakan uji F (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan aromaterapi terhadap intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus I, Kabupaten Pati, dengan F hitung = 0,970 dan p-value = 0,514.

Penelitian yang dilakukan oleh Ns. Sherly Amelia, S.Kep pada tahun 2012 yang berjudul Efektifitas Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I diperoleh hasil bahwa intensitas nyeri persalinan kala I ibu-ibu bersalin yang ada di Klinik Bersalin Sam Medan yang telah diberikan aromaterapi lavender mengalami penurunan yang signifikan, nilai p=0,000 (p<0,05) dengan nilai mean difference=2,19. Hasil penelitiannya bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada bulan Desember 2013 di klinik Sumiariani, pengelola klinik mengaku bahwa ibu cenderung memilih proses persalinannya menggunakan aromaterapi lavender. Berdasarkan penelitian-penelitian di atas dan dari survei awal maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Manfaat Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah adakah Manfaat Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor.


(16)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi Manfaat Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden

b. Untuk mengidentifikasi intensitas nyeri persalinan kala I sebelum dan sesudah diberi aromaterapi lavender berdasarkan paritas

c. Untuk mengidentifikasi intensitas nyeri persalinan kala I sebelum dan sesudah diberi aromaterapi lavender

d. Untuk mengidentifikasi perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I sebelum dan setelah diberi aromaterapi lavender

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai intervensi dan pertimbangan dalam melaksanakan asuhan kebidanan, terutama sebagai asuhan sayang ibu pada ibu bersalin.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa kebidanan, terutama dalam mata kuliah ASKEB II (persalinan)


(17)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan informasi untuk peneliti selanjutnya tentang manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Aromaterapi

1. Pengertian Aromaterapi

Kata aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian dari ilmu herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006, hlm. 1). Sedangkan menurut Sharma (2009, hlm. 7) aromaterapi berarti ‘pengobatan menggunakan wangi-wangian’. Istilah ini merujuk pada penggunaan minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan keseimbangan badan. Terapi komplementer (pelengkap), seperti homoeopati, aromaterapi dan akupuntur harus dilakukan seiring dengan pengobatan konvensional (Jones, 2006, hlm. 190)

Tumbuhan aromatik menghasilkan minyak aromatik. Apabila disuling, senyawa yang manjur ini perlu ditangani secara hati-hati. Sebagian besar senyawa ini akan menimbulkan reaksi kulit, tetapi jika digunakan secara tepat, senyawa ini memilki nilai teraupetik. Senyawa ini dapat dihirup, digunakan dalam kompres, dalam air mandi, atau dalam minyak pijat (Jones, 2006, hlm. 191).

2. Sejarah Aromaterapi

Aromaterapi telah digunakan sejak zaman Mesir kuno yang memang terkenal dengan ilmu pengetahuan yang tinggi. Merekalah yang menciptakan dan meramaikan dunia pengobatan, farmasi, parfum serta kosmetik. Dari Mesir, aromaterapi dibawa ke Yunani, Cina, India serta Timur Tengah sebelum masuk ke Eropa di abad pertengahan.


(19)

Pada abad ke 19 dimana ilmu kedokteran mulai terkenal, beberapa dokter pada zaman itu tetap memakai minyak esensial dalam praktek sehari-hari mereka. Pada zaman aromaterapi modern, aromaterapi digali oleh Robert Tisserand yang meniulis buku The Art of aromatherapy (Poerwadi, 2006, hlm.1).

Dewasa ini, riset membuktikan aneka penggunaan minyak aroma. Riset kedokteran pada tahun-tahun belakangan ini mengungkapkan fakta bahwa bau yang kita cium memiliki dampak penting pada perasaan kita. Menurut hasil penelitian ilmiah, bau berpengaruh secara langsung terhadap otak seperti obat. Misalnya, mencium lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa terhadap kepala bagian belakang dan keadaan ini dikaitkan dengan relaksasi (Sharma, 2009, hlm. 13).

3. Minyak Esensial

Poerwadi (2006, hlm. 8) mengatakan bahwa tanaman teraupetik yang beraroma mengandung minyak esensial di tubuhnya. Struktur minyak esensial sangatlah rumit, terdiri dari berbagai unsure senyawa kimia yang masing-masing mempunyai khasiat teraupetik serta unsure aroma tersendiri dari setiap tanaman. Berdasarkan pengalamanlah, para ahli aromaterapi menentukan secara tepat bagian tanaman yang terbaik.

Cara aman menggunakan aromaterapi sepertinya tidak berbahaya, massage dengan minyak esensial atau menghirup wanginya. Tapi minyak esensial memiliki efek yang kuat pada tubuh, sehingga harus digunakan dengan hati-hati karena bersifat pekat.


(20)

4. Aplikasi Minyak Esensial Agar Diserap Oleh Tubuh

Menurut Poerwadi (2006, hlm. 15) aroma dan kelembutan minyak esensial dapat mengatasi keluhan fisik dan psikis. Minyak esensial diserap oleh tubuh melalui 2 cara yaitu :

a. Melalui indra penciuman

Yang paling sederhana adalah melalui indra penciuman, dengan mencium aroma dari minyak esensial. Oleh sebab itu terapi ini disebut aroma-terapi. Indra penciuman yang merangsang daya ingat kita yang bersifat emosional dengan memberikan reaksi fisik berupa tingkah laku. Aroma yang sangat lembut dan menyenangkan dapat membangkitkan semangat maupun perasaan tenang dan santai.

Menurut Price Shirley dan Price Len (1997, hlm. 105) akses lewat jalur nasal jelas merupakan cara yang paling cepat dan efektif untuk pengobatan permasalan emosional seperti stres serta depresi (dan juga beberapa tipe nyeri kepala). Hal ini terjadi karena hidung mempunyai hubungan langsung dengan otak yang bertanggung jawab dalam memicu efek minyak esensial tanpa mempedulikan jalur yang dipakai untuk mencapai otak. Hidung sendiri bukan organ pembau tetapi mengubah suhu serta kelembaban udara yang dihirup dan mengumpulkan setiap benda asing yang terhirup masuk bersama udara pernapasan.

Kalau minyak esensial dihirup, molekul-molekul atsiri dalam minyak tersebut akan terbawa oleh arus turbulen ke langit hidung. Pada langit-langit hidung terdapat bulu-bulu halus (silia) yang menjulur dari sel-sel reseptor ke dalam saluran hidung. Kalau molekul minyak terkunci pada


(21)

bulu-bulbus olfaktorius dan traktus olfaktorius ke dalam sistem limbik. Proses ini akan memicu respons memori dan emosional yang lewat hipotalamus yang bekerja sebagai pemancar serta regulator menyebabkan pesan tersebut dikirim ke bagian otak yang lain badan bagian tubuh lainnya. Pesan yang diterima akan diubah menjadi kerja sehingga terjadi pelepasan zat-zat neurokimia yang bersifat euforik, relaksan, sedatif atau stimulan menurut keperluannya.

b. Penyerapan melalui kulit

Pada saat kita membalurkan minyak esensial yang telah dicampur dengan minyak dasar pada kulit kita, minyak tersebut akan diserap oleh pori-pori dan diedarkan oleh pembuluh darah ke seluruh tubuh. Proses penyerapan ini terjadi sekitar 20 menit (Poerwadi, 2006, hlm.18).

5. Manfaat Aromaterapi dalam Persalinan

Tidak ada yang dapat mengalahkan kecamuk perasaan seorang wanita yang hendak melahirkan bayinya. Semua persaan cemas, senang, takut, sendu menjadi satu. Kontraksi dimulai dari yang paling halus sampai paling keras. Pada saat ini rasa sakit karena kontraksi bayi yang akan keluar, kadang tak tertahankan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk membantu mengurangi rasa sakit, seperti epidural, inhalasi oksigen, memberikan getaran pada pinggang bagian bawah dengan alat khusus yang tersedia di rumah sakit (mesin TENS: Transcutaneous nerve stimulation) (Poerwadi, 2006, hlm. 47).

Cara lainnya yang dapat dipakai adalah dengan minyak esensial. Minyak esensial yang biasa dipakai di ruang persalinan di rumah sakit di luar negeri adalah Lavender, Clary Sage, Peppermint, Eucalyptus, Chamomile,


(22)

Frankincense, Jasmine, Rose, Lemon dan Mandarin (Poerwadi, 2006, hlm. 48). Penggunaan minyak esensial yang benar dalam persalinan dapat mengurangi kebutuhan seorang ibu akan obat-obatan seperti pethidin. Minyak esensial yang mengandung senyawa keton dan fenol berkhasiat bila digunakan pada saat ini karena sifat-sifat analgesiknya (Price, 1997, hlm. 161).

Penggunaan minyak esensial untuk membantu persalinan sudah dikenal dengan baik. Pada sebuah rumah sakit di New South Wales, Australia, misalnya minyak cengkih dan lavender digunakan untuk memperkuat kontraksi rahim. Umpan balik menunjukkan bahwa kedua jenis minyak ini (campuran minyak cengkih dengan lavender) terutama berkhasiat untuk memperkuat serta meningkatkan kontraksi dan sekaligus meredakan nyeri serta gangguan kenyamanan pada persalinan (Cutter, 1992 dalam Price 1997, hlm. 177).

Memurut Price (1997, hlm. 176) lavendula (atau Salvia sclarea) memberikan khasiat yang mendukung karena memudahkan ibu untuk mencapai relaksasi merupakan tujuan yang sangat penting dan hasilnya bukan hanya mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu selama proses persalinan (Reed & Norfolk 1993) tetapi juga memungkinkan ibu agar tetap sadar dan menikmati saat-saat terakhir kelahiran anaknya yang unik serta sangat berharga.

6. Sifat Analgesik Pada Minyak Esensial

Menurut Price (1997, hlm. 77) banyak minyak esensial yang memiliki sifat ini hingga derajat tertentu dan mengapa terjadi hal demikian tampaknya tidak ada keterangan yang dapat menjelaskan, mengingat rasa nyeri itu sendiri merupakan masalah yang rumit. Sifat analgesik ini diperkirakan terjadi sebagian


(23)

akibat efek antiinflamasi, sirkulasi serta detoksifikasi yang ditimbulkan oleh beberapa jenis minyak esensial lainnya. Senyawa fenol eugenol yang ditemukan dalam minyak cangkih sudah kita kenal dengan baik sebagai obat sakit gigi, minyak winter green (yang mengandung metil salisilat, yaitu suatu senyawa ester) secara tradisional sudah dipakai sebagai obat gosok untuk menghilangkan pegal-pegal pada otot, dan menthol secara khusus sudah digunakan untuk nyeri kepala.

Beberapa jenis minyak esensial mempunyai sifat sedatif universal atau kerja soporifik sehingga meredakan rasa nyeri, misalnya minyak Chamaemelum nobile, Canaga odorata, Citrus reticulata (Rossi et al 1988), Citrus bergamia (per.) (Franchomme & peonel 1990, dalam Price 1997, hlm. 77).

Menurut Roulier (1990 dalam Price 1997, hlm. 80) minyak esensial yang bersifat analgesik dan antalgik adalah minyak white birch, chamomile, frankincense, wintergreen, cengkih, lavender, mint.

Menurut Franchomme dan Penoel (1990 dalam Price 1997, hlm. 181) menggunakan jenis-jenis minyak esensial analgesik (yang banyak mengandung senyawa terpena, keton atau fenol dan mungkin pula eter fenolat) untuk menentukan manfaat pereda nyeri serta relaksasi bagi para wanita yang berada dalam proses persalinan karena perasaan nyeri secara otomatis akan menimbulkan relaksasi.

B. Nyeri

1. Defenisi Nyeri Persalinan

Bobak (2004 dalam Maryunani 2010, hlm. 6) rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut


(24)

jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. Reeder (1987 dalam Maryunani 2010, hlm. 6) mengatakan bahwa intensitas nyeri merupakan beratnya sensai nyeri.

Menurrut Niven (1992 dalam Mander, 2004, hlm. 141) terdapat faktor-faktor tertentu yang tampak berkaitan dengan nyeri persalinan yang hebat yaitu bayi besar, primipara, tubuh ibu yang kecil dan intervensi obstetrik.

Menurut Melzack dan Wall (1988 dalam Jones, 2006, hlm. 362) Rasa nyeri tergantung pada banyak faktor psikososial. Derajat dan kualitas nyeri yang dirasa ditentukan oleh pengalaman sebelumnya dan seberapa baik pengalaman tersebut diingat. Persepsi nyeri juga bergantung pada pemahaman tentang penyebab nyeri dan kemampuan untuk memikul konsekuensinya, yang semuanya tercakup dalam budaya tempat tinggal orang tersebut.

2. Klasifikasi Nyeri

Menurut Maryunani (2010, hlm. 9) klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis :

a. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot

b. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis dan psikosomatik.

Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di antaranya (a) Nyeri somatic dan visceral yaitu bersumber dari kulit dan


(25)

jaringan di bawah kulit (supervisial) pada otot dan tulang. Nyeri somatic dan visceral berbeda karakteristiknya terutama kualitas nyeri, lokalisasi, sebab-sebabnya, dan gejala yang menyertainya, (b) Nyeri menjalar (Referrent pain) dimana nyeri terasa pada daerah lain daripada yang mendapat ransang, misalnya pada serangan jantung akan mengeluh nyeri yang menjalar kebawah lengan kiri sedangkan jaringan yang rusak terjadi pada miokardium, (c) Nyeri psikogenik yaitu nyeri yang tidak diketahui secara fisik, biasanya timbul dari pikiran pasien atau psikologis, (d) Nyeri phantom dari ektremitas yaitu nyeri pada salah satu ekstremitas yang telah diamputasi, (e) Nyeri neurologis yang timbul dalam berbagai bentuk, dimana neuralgia adalah nyeri yang tajam (Bare, B. G., & Smeltzer, S. C., 2001, hlm. 213).

Menurut Jones (2006, hlm. 362) nyeri persalinan, bukan semata-mata akibat dari trauma atau penyakit. Menghubungkan nyeri persalinan dengan sebagian besar kondisi patologis akut dan kronik lain telah mengarah pada persepsi bahwa nyeri persalinan dapat diatasi dengan metode farmakologi modern. Namun peningkatan tuntutan akan metode pelengkap untuk pengendalian nyeri persalinan menunjukkan bahwa sebenarnya wanita tidak melihat obat-obatan sebagai sesuatu yang ideal.

3. Efek yang Ditimbulkan Akibat Nyeri

Menurut Maryunani (2010, hlm. 24) terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan nyeri pada persalinan dapat mempengaruhi proses kelahiran itu sendiri. Nyeri yang diakibatkan oleh persalinan dapat disimpulkan menjadi beberapa hal di bawah ini :


(26)

b. Kardiovaskuler : Peningkatan kardiak output, tekanan darah, frekuensi nadi, dan resisten perifer sistemik.

c. Neuroendokrin : Stimulasi sistem simpato-adrenal, peningkatan kadar plasma katekolamin, Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), kortisol, Antideuretic Hormone (ADH), B-endorfin, B-lipoprotein, renin, angiotensin.

d. Metabolil : Peningkatan kebutuhan O2, asidosis laktat, hiperglikemia, lipolisis.

e. Gastrointestinal : Penurunan pengosongan lambung. f. Rahim/uterus : Inkoordinasi kontraksi uterus/rahim. g. Uteroplasental : Penurunan aliran darah uteroplasental. h. Fetus/janin : Asidosis akibat hipoksia pada janin. 4. Penyebab Nyeri Persalinan

Maryunani (2010, hlm. 19) mengatakan bahwa penyebab nyeri persalinan yaitu :

a. Menurut beberapa penelitian menyatakan nyeri persalinan disebabkan karena : 1). Penekanan pada ujung ujung syaraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus. 2). Adanya iskemik miometrium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari syaraf simpatis. 3). Adanya proses peradangan pada otot uterus. 4). Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari syaraf simpatis. 5). Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan


(27)

kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi. 6). Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen saraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala I terutama berasal dari uterus.

b. Menurut kala persalinan

Nyeri berkaitan dengan kala I persalinan adalah unik dimana nyeri ini menyertai proses fisiologis normal. Nyeri selama kala I persalinan berasal dari :

1) Dilatasi serviks, dimana merupakan sumber nyeri yang utama. 2) Peregangan segmen uterus bawah.

3) Tekanan pada struktur-struktur yang berdekatan.

4) Hipoksia pada sel-sel otot uterus selama kontraksi (Wesson, 2000)

5) Area nyeri meliputi dinding abdomen bawah dan area-area pada bagian lumbal bawah dan sakrum atas.

5. Keunikan Nyeri Persalinan

Menurut Maryunani (2010, hlm. 15) nyeri persalinan mempunyai keunikan dibandingkan nyeri lainnya karena :

a. Nyeri persalinan merupakan bagian dari proses yang normal sedangkan nyeri yang lainnya biasanya mangikuti kondisi patologisnya.

b. Pada nyeri persalinan ada waktu untuk mempersiapkannya karena datangnya sudah dapat diperkirakan yaitu apabila sudah masuk proses persalinan.

c. Nyeri persalinan mempunyai batas dan dapat hilang dengan sendirinya (self-limiting)

d. Nyeri persalinan tidak konstan tetapi bersifat intermitten :

1) Pada kala I, nyeri merupakan akibat penipisan dan pembukaan serviks. a). Pada pembukaan 0-3 cm, nyeri dirasakan sakit dan tidak nyaman.


(28)

b). Pada pembukaan 4-7 cm, nyeri dirasakan agak menusuk.

c). Pada pembukaan 7-10 cm, nyeri terasa menjadi lebih hebat, menusuk dan kaku.

2). Pada awal II, nyeri timbul disebabkan oleh penurunan kepala janin yang menekan dan menarik bagian-bagian di daerah panggul.

e. Kelahiran bayi dan kondisi janin akan mempengaruhi kondisi emosional ibu sehingga dapat berpengaruh pada rasa nyeri (Rachmawati, 2003).

6. Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Nyeri Persalinan

Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan yaitu : a) usia wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi, b) primipara mengalami nyeri yang lebih besar pada awal persalinan, sedangkan multipara mengalami peningkatan tingkat nyeri setelah proses persalinan dengan penurunan cepat pada persalinan kala II, c) wanita yang mempunyai pelvis kecil, bayi besar, bayi dengan presentasi abnormal, d) wanita yang mempunyai riwayat dismenorea dapat mengalami peningkatan persepsi nyeri, kemungkinan karena produksi kelebihan prostaglandin, e) kecemasan akan meningkatkan respon individual terhadap rasa sakit, ketidaksiapan menjalani proses melahirkan, dukungan dan pendamping persalinan, takut terhadap hal yang tidak diketahui, pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan, sehingga menimbulkan peningkatan ransang nosiseptif pada tingkat korteks serebral dan peningkatan sekresi katekolamin yang juga meningkatkan ransang nosiseptif pada pelvis karena penurunan aliran darah dan terjadi ketegangan otot, f) faktor sosial dan budaya dimana beberapa budaya mengharapkan stoicisme (sabar dan membiarkannya) sedang budaya yang


(29)

lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan (Walsh, 2007. hal. 261).

7. Intensitas Nyeri dan Pengukuran Skala Nyeri

Menurut Maryunani (2010, hlm. 32) indikator adanya dan intensitas nyeri yang paling penting adalah laporan ibu tentang nyeri itu sendiri. Namun demikian, intensitas nyeri juga dapat ditentukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan menanyakan pada ibu untuk menggambarkan nyeri atau tidak nyamannya.

Untuk mengukur skala nyeri dapat digunakan alat yang berupa Verba l Descriptor Scale (VDS) yang terdiri dari sebuah garis lurus dengan 5 kata penjelas dan berupa urutan angka 0 sampai 10 yang mempunyai jarak sama sepanjang garis. Gambaran tersebut disusun dari “tidak nyeri” sampai nyeri yang tidak tertahankan atau nyeri sangat berat”

Gambar 1. Verbal Descriptor Scale (VDS) Keterangan :

0 : Tidak nyeri.

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan


(30)

lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri.

10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul (Suddarth dan Brunner Smeltzer, 2002, hal. 218).

8. Komponen-komponen nyeri

Menurut Maryunani (2010, hlm. 32) komponen-komponen nyeri yang penting dinilai adalah PAIN yaitu :

1. Pola Nyeri (Pattern of pain)

Pola nyeri meliputi waktu terjadinya nyeri, durasi, dan interval tanpa nyeri. Pola nyeri diukur dengan menggunakan kata-kata (verbal).

2. Area Nyeri (Area of pain)

Area nyeri adalah tempat pada tubuh dimana nyeri terasa.

3. Intensitas Nyeri (Intensity of pain)

Intensitas nyeri adalah jumlah nyeri yang terasa. Intensitas nyeri dapat diukur dengan menggunakan angka 0 sampai 10 pada skala nyeri.

4. Nature/sifat Nyeri (Nature of pain)

Sifat nyeri adalah bagaimana nyeri terasa pada pasien. Sifat nyeri/kualitas nyeri dengan menggunakan kata-kata.

9. Metode Pengendalian Nyeri Nonfarmakologis

Metode pengendalian nyeri tidak menggunakan medikasi atau obat-obatan menjadi lebih diinginkan karena kita mulai menyadari betapa rentannya janin terhadap ancaman lingkungan, terutama pada substansi yang tidak alami atau buatan (Jones, 2006, hlm. 336).


(31)

Menurut Jones (2006, hlm. 332) meskipun sudah dialami oleh sebagian besar wanita, rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik dan berbeda setiap individu. Rasa nyeri tersebut juga memiliki karakteristik tertentu yang sama atau bersifat umum. Pemahaman dan respons kami terhadap nyeri telah terbukti dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti budaya (Zborowski, 1952), pengalaman terdahulu (Beecher, 1956) dan perkiraan dari nyeri tersebut (Jhonson dan Rice, 1974). Pengendalian, yang dalam sensasi tempat kendali dianggap sebagai karakteristik pribadi, juga telah terbukti mempengaruhi toleransi nyeri dan tingkah laku yang dihasilkan (Johnson et al. 1971).

C.Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sumarah, Widyastuti & Wiyati, 2009, hlm. 2).

Beberapa jam terakhir pada kehamilan manusia ditandai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi serviks dan mendorong janin melalui jalan lahir. Banyak energi dikeluarkan pada waktu ini, oleh karena itu penggunaan istilah labor (kerja keras) dimaksudkan untuk menggambarkan proses ini. Kontraksi miometrium pada persalinan terasa nyeri, sehingga istilah nyeri persalinan digunakan untuk mendeskripsikan proses ini (Williams, 2006, hlm. 274).

2. Faktor Utama Dalam Persalinan Spontan

Menurut Maryunani (2010, hlm. 36) terdapat tiga faktor utama yang perlu dipenuhi untuk persalinan spontan yang biasa dikenal dengan istilah “3P” yaitu :


(32)

a. Power (his/tenaga mengejan)

1). Primer : His (kontraksi ritmis otot polos uterus) atau rasa mulas yang terjadi dengan sendirinya tanpa dibantu obat-obatan, yang diukur menurut intensitas, lama dan frekuensi kontraksi uterus.

2). Sekunder : Usaha ibu untuk mengejan

b. Passage (jalan lahir)

Keadaan jalan lahir, dimana tulang panggul ibu cukup luas untuk dilewati janin. Dilatasi serviks/leher rahim membuka lengkap sampai 10 cm.

c. Passanger (bayi)

Keadaan janin, dimana dinilai/diobservasi ukuran/berat janin, letak (situs), presentasi posisi, sikap (habitus), jumlah fetus/janin.

Sementara itu, beberapa ahli menambahkan 2P lagi. Jadi syarat persalinan normal ada 5P, dimana 2P selanjutnya adalah

d. Position (posisi ibu saat persalinan)

Kebebasan memilih posisi melahirkan membuat ibu lebih percaya diri mengatasi persalinan dan melahirkan.

e. Psychologic respons (respon psikologi)

Respon psikologis pada persalinan normal ditentukan oleh pengalaman sebelumnya, kesiapan emosional, persiapan, suport sistem dan lingkungan.

3. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

Menurut Sumarah dan kawan-kawan (2009, hlm. 3) beberapa teori yang memungkinkan terjadinya proses persalinan antara lain :


(33)

a. Teori Keregangan. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

b. Teori penurunan progesteron. Produksi progesteron menurun sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitoksin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah mencapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

c. Teori oksitoksin internal. Menurunnya kosentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitoksin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai.

d. Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis. Terdapat hubungan antara hipotalamus pituitari dengan mulainya persalinan. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

e. Teori berkurangnya nutrisi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.

f. Faktor lain. Tekanan pada ganglion dari pleksus frankenhauser yang terletak dibelakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan .

4. Tahap – Tahap dalam Persalinan

Dalam persalinan terbagi dalam empat tahap yaitu, a. Tahap pertama persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap. Pada tahap pertama ini terbagi dalam tiga bagian : fase laten, selama fase laten banyak mengalami kemajuan dari pada penurunan janin. Fase aktif dan fase transisi, dilatasi serviks dan penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat. Tidak ada batasan mutlak untuk lama tahap pertama persalinan hingga dapat dikatakan normal. b.


(34)

Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai janin lahir. c. Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir . Plasenta biasanya lepas setelah tiga atau empat kontraksi uterus yang kuat, yakni setelah bayi lahir. Plasenta harus dilahirkan pada kontraksi uterus berikutnya yaitu 45 sampai 60 menit . d. Tahap keempat persalinan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang tejadi segera jika homeostasis dengan baik. Masa ini merupakan periode yang penting untuk memantau adanya komplikasi, misalnya perdarahan abnormal ( Bobak, 2004. hlm. 246).

5. Fase – Fase dalam Kala I Persalinan

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu persalinan terdiri atas dua fase yaitu :

a. Fase laten kala satu persalinan

1).Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

2). Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

3). Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam. b. Fase aktif pada kala satu persalinan

1). Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap. 2). Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai lengkap atau 10 cm, akan terjadi

dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara)


(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010, hlm. 100).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel bebas. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel tidak bebas atau variabel terikat (Arikunto, 2010, hlm. 162)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah aromaterapi lavender, sedangkan variabel dependen adalah nyeri persalinan kala I. Secara skematis, kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 1. Kerangka konsep B. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I.

Intervensi Pemberian Aromaterapi

Lavender Pretest

Nyeri persalinan kala I sebelum intervensi

Posttest

Nyeri persalinan kala I sesudah intervensi


(36)

C. Defenisi Operasional Variabel Defenisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Variabel

Independen : Pemberian aromaterapi lavender Terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak unsur kimianya diambil dengan utuh

- - 0 = Tidak

Dilakukan 1 = Dilakukan

Nominal

2 Variabel Dependen Nyeri persalinan kala I Merupakan nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan pada persalinan kala I

kuesioner Wawancara 0 = Skala 0 tidak nyeri

1 = Skala 1-3 nyeri ringan 2 = Skala 4-6 nyeri sedang 3 = Skala 7-9 nyeri berat.

4 = Skala 10 nyeri sangat berat.


(37)

BAB III

KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010, hlm. 100).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel bebas. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel tidak bebas atau variabel terikat (Arikunto, 2010, hlm. 162)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah aromaterapi lavender, sedangkan variabel dependen adalah nyeri persalinan kala I. Secara skematis, kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 1. Kerangka konsep B. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I.

Intervensi Pemberian Aromaterapi

Lavender Pretest

Nyeri persalinan kala I sebelum intervensi

Posttest

Nyeri persalinan kala I sesudah intervensi


(38)

C. Defenisi Operasional Variabel Defenisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Variabel

Independen : Pemberian aromaterapi lavender Terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak unsur kimianya diambil dengan utuh

- - 0 = Tidak

Dilakukan 1 = Dilakukan

Nominal

2 Variabel Dependen Nyeri persalinan kala I Merupakan nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan pada persalinan kala I

kuesioner Wawancara 0 = Skala 0 tidak nyeri

1 = Skala 1-3 nyeri ringan 2 = Skala 4-6 nyeri sedang 3 = Skala 7-9 nyeri berat.

4 = Skala 10 nyeri sangat berat.


(39)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian quasy eksperimen dengan one-group pretest – posttest design dimana rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi pretest sudah dilakukan pada desain ini yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I di klinik bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor. Desain ini digambarkan :

Skema 2. Desain Penelitian

Keterangan :

01 : Nyeri persalinan kala I sebelum diberi aromaterapi lavender X : Intervensi (Pemberian aromaterapi lavender)

02 : Nyeri persalinan kala I setelah diberikan aromaterapi lavender B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu inpartu kala I yang proses bersalinnya dilakukan di klinik bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor dari bulan Februari sampai Mei 2014 berjumlah 45 orang.

Pretest perlakuan posttest


(40)

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling yaitu seluruh ibu inpartu kala I yang secara kebetulan dijumpai dan memenuhi kriteria penelitian selama proses pengumpulan data yang akan dilibatkan sebagai subjek penelitian yang berada di klinik bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor. Dengan kriteria inklusi sebagai berikut : a. Ibu bersalin spontan tanpa komplikasi yang bersedia menjadi responden. b. Ibu inpartu yang memasuki kala I fase aktif dengan pembukaan 4-7 cm. c. Ibu inpartu yang merasakan nyeri.

d. Ibu bersalin normal tanpa mendapatkan obat-obatan untuk mempercepat proses persalinan dan obat anti nyeri atau analgesik

Jumlah sampel pada penelitian adalah 45 orang. Akan tetapi, setelah dilaksanakan penelitian dari bulan Februari sampai Mei 2014 diperoleh responden 41 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hal tersebut dikarenakan ada responden yang mendapat obat-obatan pada fase aktif dan adanya komplikasi.

C.Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Sumiariani di Jl. Karya Kasih Gang Kasih X Kecamatan Medan Johor, dengan pertimbangan di klinik ini mudah mendapatkan sampel yang dapat mendukung penelitian peneliti dan mempunyai metode persalinan normal pervaginam dengan pemberian aromaterapi sehingga dapat mempermudah peneliti untuk mengidentifikasi manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I.


(41)

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei Tahun 2014.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari insitusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin pimpinan klinik bersalin Sumiariani Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan maksud serta prosedur penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini semua responden bersedia untuk dijadikan sampel penelitian, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent dan pada saat proses penelitian tidak ada responden yang mengundurkan diri.

Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama dan alamat responden pada instrument penelitian. Peneliti hanya menggunakan nomor kode sehingga semua kerahasiaan dapat terjaga. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data dari suatu penelitian. Instrumen penelitian ini meliputi: lembar kuisioner data demografi yang berisi nomor kode, umur, paritas, pekerjaan, pendidikan, dilatasi serviks dan instrumen yang berisi tentang gambaran intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu berdasarkan skala nyeri verbal Descriptor Scale (VDS) yang berupa angka 0-10 dengan kata penjelas. Peneliti memperlihatkan dan menjelaskan instrumen skala nyeri verbal Descriptor Scale (VDS) dalam bentuk selembar kertas kepada responden. Kemudian peneliti mengisikan ke dalam lembar instrumen yang berisi


(42)

skala nyeri yang dirasakan responden sesuai dengan angka yang telah ditunjukkan atau disebutkan responden.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah setelah mendapat surat izin penelitian dari institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di klinik bersalin Sumiariani Medan. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data. Setelah mendapatkan izin dari pimpinan klinik bersalin Sumiariani Medan, maka peneliti menemui pegawai klinik bersalin Sumiariani Medan, dengan tujuan meminta bantuan untuk menjadi asisten dalam proses pengumpulan data selama penelitian dan bersedia menghubungi peneliti menggunakan telefon seluler. Asisten peneliti merupakan lulusan dari DIII kebidanan.

Pada saat pengumpulan data, peneliti menjumpai responden yang bersalin di klinik bersalin Sumiariani Medan setelah pengelola klinik menghubungi peneliti melalui telepon selular. Saat peneliti bertemu dengan responden, peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Peneliti meminta persetujuan responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent dan semua responden bersedia untuk dijadikan sampel pada penelitian. Setelah responden bersedia, peneliti kemudian mengisi lembar kuisioner data demografi responden melalui wawancara pada responden serta dilatasi serviks. Untuk mengidentifikasi intensitas nyeri, peneliti meminta responden untuk menunjukkan atau menyebutkan skala nyeri yang responden rasakan pada instrumen penelitian dan ini merupakan prestest. Setelah itu peneliti memberikan aromaterapi pada ruang bersalin responden. Setelah 2 jam diberi aromaterapi maka responden


(43)

diminta kembali untuk menunjukkan atau menyebutkan skala nyeri yang responden rasakan pada instrumen penelitian dan ini merupakan posttest. Data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan untuk dianalisis.

H. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data dengan memeriksa kembali semua lembar kuesioner data demografi dan lembar observasi apakah data tersebut sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data tersebut diberi kode (coding) untuk mempermudah peneliti dalam melakukan analisa data dan melakukan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan dari data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Pada tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program komputer yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Data yang bersifat kategori dicari distribusi frekuensi dan proporsinya yakni data demografi ibu inpartu meliputi, umur, paritas, pekerjaan dan pendidikan Sedangkan data yang bersifat numerik dicari mean dan standar deviasinya yaitu intensitas nyeri melalui statistik deskriptif dan selanjutnya hasilnya dibuat dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I. Dalam menganalisis data secara


(44)

bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji t-dependen untuk membandingkan intensitas nyeri persalinan kala I sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) dan sesudah diberi aromaterapi lavender (posttest). Taraf

signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas (p)


(45)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri kala I di klinik Sumiariani kecamatan Medan Johor. Jumlah responden adalah 45 orang. Namun, ada keterbatasan sampel pada saat dilakukan penelitian terdapat responden yang tidak termasuk kriteria inklusi. Sehingga yang memenuhi kriteria adalah 41 orang. 1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti yakni data demografi ibu inpartu meliputi, umur, paritas, pekerjaan dan pendidikan. Data yang bersifat numerik dicari mean dan standar deviasinya yaitu intensitas nyeri melalui statistik deskriptif.

a. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Ibu Bersalin

Berdasarkan hasil penelitian pada responden diperoleh mayoritas responden berada pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 32 orang (78%), paritas responden adalah anak ke 3 sebanyak 13 orang (31,7%) jenis pekerjaan adalah tidak bekerja sebanyak 30 orang (73,2%) dan tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 24 orang (58,5%). Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.


(46)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Ibu Bersalin di Klinik Sumiarini Kecamatan Medan Johor

Tahun 2014 Karakteristik

responden

Frekuensi Presentase

(%) Umur

< 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun

5 32 4 12,2 78 9,8 Paritas 1 2 3 4 11 8 13 9 26,8 19,5 31,7 22 Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja 30 11 73,2 26,8 Pendidikan SD SMP SMA Sarjana 0 13 24 4 0 31,7 58,5 9,8

b. Distribusi Intensitas Nyeri Responden Berdasarkan Paritas Pada Ibu Bersalin

Berdasarkan hasil penelitian pada responden diperoleh mayoritas intensitas nyeri pada ibu bersalin anak pertama sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri berat sebanyak 7 orang (63,6%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,55 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang sebanyak 5 orang (45,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,82, pada ibu bersalin anak ke 2 sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri berat sebanyak 5 orang (62,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,63 dan setelah diberi


(47)

aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang sebanyak 4 orang (50%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,75, pada ibu bersalin anak ke 3 sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri berat sebanyak 8 orang (61,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,54 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang sebanyak 8 orang (61,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,77, pada ibu bersalin anak ke 4 sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri sedang sebanyak 5 orang (55,6%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,22 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang 5 orang (55,6%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,56. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.


(48)

Tabel 5.2

Distribusi Intensitas Nyeri Responden Berdasarkan Paritas Pada Ibu Bersalin di Klinik Sumiarini Kecamatan Medan Johor

Tahun 2014

Intensitas Nyeri

Pretest Posttest

Frekuensi Presentase (%)

Frekuensi Presentase (%) Anak Pertama Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat Berat 0 1 3 7 0 0 9,1 27,3 63,6 0 0 4 5 2 0 0 36,4 45,5 18,2 0

Mean 2,55 1,82

Anak Ke 2 Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat Berat 0 0 3 5 0 0 0 37,5 62,5 0 0 3 4 1 0 0 37,5 50,0 12,5 0

Mean 2,63 1,75

Anak Ke 3 Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat Berat 0 1 4 8 0 0 7,7 30,8 61,5 0 0 4 8 1 0 0 30,8 61,5 7,7 0

Mean 2,54 1,77

Anak Ke 4 Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat Berat 0 1 5 3 0 0 11,1 55,6 33,3 0 0 4 5 0 0 0 44,4 55,6 0 0

Mean 2,22 1,56

c. Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi

Berdasarkan hasil penelitian pada responden diperoleh intensitas nyeri sebelum diberi aromaterapi lavender rata-rata 2,49 dengan standar deviasi 0,637, min-max 1-3 dan 95% CI adalah 2,29-2,69. Sesudah diberi


(49)

aromaterapi lavender rata-rata 1,73 dengan standar deviasi 0,633 , min-max 3-1 dan 95% CI adalah 1,53-1,93. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi Kepada ibu bersalin di Klinik Sumiarini

Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

No Variabel Mean SD Nilai Min

– Max

95% CI Lower Upper 1 Intensitas nyeri

sebelum intervensi

2,49 0,637 1 – 3 2,29 2,69

2 Intensitas nyeri

setelah intervensi 1,73 0,633 1 – 3 1,53 1,93

2. Analisis Bivariat

Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata intensitas nyeri responden sebelum intervensi adalah 2,49 dengan standar deviasi 0,637, sedangkan rata-rata intensitas nyeri responden setelah intervensi adalah 1,73 dengan standar deviasi 0,633. Perbedaan rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi adalah 0,756. Hasil uji statistik didapatkan nilai P = 0,00 (P < 0,05), maka ada perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi, dapat dilihat pada tabel 5.4.


(50)

Tabel 5.4

Perbandingan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi Kepada ibu bersalin di Klinik Sumiarini Kecamatan

Medan Johor Tahun 2014

Variabel Mean Beda Mean SD SE p Value Sebelum diberi intervensi

Setelah diberi intervensi

2,49 1,73

0,756

0,637 0,633

0,1 0,09

0,00

B.Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian akan diuraikan pembahasan tentang manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri kala I.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Berdasarkan hasil penelitian pada responden diperoleh mayoritas responden berada pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 32 orang (78%), paritas responden adalah anak ke 3 sebanyak 13 orang (31,7%), jenis pekerjaan adalah tidak bekerja sebanyak 30 orang (73,2%) dan tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 24 orang (58,5%).

Berdasarkan hasil penelitian intensitas nyeri pada responden diperoleh mayoritas intensitas nyeri pada ibu bersalin anak pertama sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri berat sebanyak 7 orang (63,6%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,55 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang sebanyak 5 orang (45,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,82, pada ibu bersalin anak ke 2 sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri berat sebanyak 5 orang (62,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,63 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang sebanyak 4 orang (50%) dengan


(51)

rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,75, pada ibu bersalin anak ke 3 sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri berat sebanyak 8 orang (61,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,54 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang sebanyak 8 orang (61,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,77, pada ibu bersalin anak ke 4 sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri sedang sebanyak 5 orang (55,6%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,22 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang 5 orang (55,6%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,56.

Intensitas nyeri persalinan yang dialami responden sangat bervariasi, dimulai dari nyeri ringan sampai berat, dimana tingkat nyeri persalinan dimulai dari nyeri skala 2 sampai skala 9. Perbedaan tingkat intensitas nyeri persalinan pada seseorang tidak bisa menjadi indikator pada individu lainnya. Menurut Melzack dan Wall (1988 dalam Jones, 2006, hlm. 362) rasa nyeri tergantung pada banyak faktor psikososial. Derajat dan kualitas nyeri yang dirasa ditentukan oleh pengalaman sebelumnya dan seberapa baik pengalaman tersebut diingat. Persepsi nyeri juga bergantung pada pemahaman tentang penyebab nyeri dan kemampuan untuk memikul konsekuensinya, yang semuanya tercakup dalam budaya tempat tinggal orang tersebut. Pendapat tersebut juga didukung oleh Walsh (2007, hal 261) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan yaitu usia wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi, primipara mengalami nyeri yang lebih besar pada awal persalinan, wanita yang mempunyai pelvis kecil, bayi besar, bayi dengan presentasi abnormal, kecemasan akan meningkatkan respon individual terhadap rasa sakit, ketidaksiapan menjalani proses melahirkan, dukungan dan


(52)

pendamping persalinan, takut terhadap hal yang tidak diketahui, pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan dan faktor sosial budaya.

Berdasarkan hasil penelitian pada responden diperoleh intensitas nyeri ibu bersalin anak pertama sebelum diberi aromaterapi lavender rata-rata 2,55 dan sesudah diberi aromaterapi lavender rata-rata 1,82. Intensitas nyeri ibu bersalin anak ke 3 sebelum diberi aromaterapi lavender rata-rata 2,54 dan sesudah diberi aromaterapi lavender rata-rata 1,77, dari pernyataan tersebut pada ibu bersalin anak pertama rata-rata intensitas nyeri persalinannya lebih tinggi dari ibu bersalin anak ke 3 baik yang sebelum atau sesudah diberikan aromaterapi lavender. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan Walsh (2007. hal. 261) bahwa primipara mengalami nyeri yang lebih besar pada awal persalinan, sedangkan multipara mengalami peningkatan tingkat nyeri setelah proses persalinan dengan penurunan cepat pada persalinan kala II.

Berdasarkan hasil penelitian intensitas nyeri persalinan, rata-rata intensitas nyeri responden sebelum intervensi (pretest) adalah 2,49 dengan standar deviasi 0,637, sedangkan rata-rata intensitas nyeri responden setelah intervensi (posttest) adalah 1,73 dengan standar deviasi 0,633, dari pernyataan tersebut terjadi penurunan intensitas nyeri persalinan setelah diberi aromaterapi lavender. Dari hasil uji statistik t-dependent diperoleh perbedaan rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi adalah 0,756 dan didapati nilai P = 0,00 ( P < 0,05) artinya ada manfaaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I yang dapat dilihat dari perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberi aromaterapi lavender.


(53)

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ns. Sherly Amelia, S.Kep pada tahun 2012 yang berjudul Efektifitas Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I, diperoleh hasil bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I sehingga dapat dijadikan suatu intervensi bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk penurunan skala nyeri pada persalinan.

Hal ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Price (1997, hlm. 161) bahwa penggunaan minyak esensial yang benar dalam persalinan dapat mengurangi kebutuhan seorang ibu akan obat-obatan seperti pethidin. Minyak esensial yang mengandung senyawa keton dan fenol berkhasiat bila digunakan pada saat ini karena sifat-sifat analgesiknya.

Aromaterapi lavender atau terapi menggunakan minyak atsiri bunga lavender dapat mempengaruhi suasana hati menjadi tenang, meningkatkan kewaspadaan, kemampuan berkonsentrasi, dan menurunkan kecemasan seseorang. Aromaterapi lavender mampu meningkatkan aktivitas gelombang alfa yang merupakan penanda seseorang dalam keadaan tenang, dapat merangsang otak, dan membangun konsentrasi (Rohim, 2010, ¶ 2 ).

Pernyataan diatas juga didukung oleh Franchomme dan Penoel (1990 dalam Price 1997, hlm. 181) menggunakan jenis-jenis minyak esensial analgesik (yang banyak mengandung senyawa terpena, keton atau fenol dan mungkin pula eter fenolat) untuk menentukan manfaat pereda nyeri serta relaksasi bagi para wanita yang berada dalam proses persalinan karena perasaan nyeri secara otomatis akan menimbulkan relaksasi.


(54)

2. Keterbatasan Penelitian a. Sampel

Keterbatasan pada penelitian ini adalah responden yang dijumpai tidak sama pada pembukaan serviksnya dan paritas yang tidak homogen sehingga intensitas nyeri yang dirasakan pada setiap responden berbeda-beda.

b. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah quasy eksperimental yang bersifat one group pretest-postest. Yakni hanya menguji manfaat aromaterapi lavender terhadap satu kelompok yang diberi intervensi untuk melihat perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Pada penelitian ini tidak terdapat kelompok kontrol sehingga tidak ada pembanding untuk lebih melihat manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri dan mendapatkan hasil yang lebih bermakna.

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan

Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa aromaterapi lavender merupakan salah satu teknik non farmakologi yang dapat mengendalikan nyeri pada saat persalinan kala I. Oleh karena itu aromaterpi lavender dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin untuk membantu mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan.


(55)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap 41 ibu bersalin di Klinik Sumiariani Medan Johor tentang manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden diperoleh mayoritas responden berada pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 32 orang (78%), paritas responden adalah anak ke 3 sebanyak 13 orang (31,7%), jenis pekerjaan adalah tidak bekerja sebanyak 30 orang (73,2%) dan tingkat pendidikan adalah SMA sebanyak 24 orang (58,5%).

2. Mayoritas mayoritas intensitas nyeri pada ibu bersalin anak pertama sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri berat sebanyak 7 orang (63,6%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,55 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang sebanyak 5 orang (45,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,82, pada ibu bersalin anak ke 2 sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri berat sebanyak 5 orang (62,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,63 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang sebanyak 4 orang (50%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,75, pada ibu bersalin anak ke 3 sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri berat sebanyak 8 orang (61,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,54 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang sebanyak 8 orang (61,5%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,77, pada ibu bersalin


(56)

anak ke 4 sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri sedang sebanyak 5 orang (55,6%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 2,22 dan setelah diberi aromaterapi lavender (posttest) adalah nyeri sedang 5 orang (55,6%) dengan rata-rata intensitas nyerinya adalah 1,56.

3. Rata-rata intensitas nyeri responden sebelum intervensi adalah 2,49 dengan standar deviasi 0,637 dan rata-rata intensitas nyeri responden setelah intervensi adalah 1,73 dengan standar deviasi 0,633

4. Dari hasil uji statistik t-dependent diperoleh perbedaan rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi adalah 0,756 dan nilai P = 0,00 ( P < 0,05), maka dapat disimpulkan ada manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I

B.Saran

1. Praktek Kebidanan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat manfaat aromaterapi lavender terhadap pengendalian nyeri persalinan kala I. Oleh sebab itu aromaterapi lavender merupakan salah satu tekhnik non-farmakologi yang dapat memberikan manfaat sebagai pengendalian nyeri. Metode ini dapat diinformasikan dan diterapkan sebagai salah satu intervensi disetiap praktek pelayanan kebidanan guna membantu ibu mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan.

2. Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi informasi baru tentang penanganan nyeri persalinan non farmakologi yang dapat membantu dalam mengendalikan nyeri pada saat persalinan dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu asuhan kebidanan, khususnya pada asuhan kebidanan II (persalinan).


(57)

3. Penelitian Kebidanan

Diharapkan pada peneliti selanjutnya melakukan penelitian ini dengan menggunakan desain penelitian quasy eksperimen dengan menggunakan kelompok kontrol agar hasil yang diperoleh lebih baik dan dengan kriteria inklusi yang lebih spesifik seperti paritas.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, S. (2012, Desember 05). Efektivitas Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I. Diambil pada 30 November 2013, dari

Hastono, S, P. (2001). Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

APN. (2008). Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bare, B. G., dan Smeltzer, S. C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Jakarta : EGC.

Bobak, I. M., at all. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Dewi, A, P. (2012). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus I Pati. Diambil pada 29 November 2013, dari http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/shared/biblio. Gondo, H, K. (2011). Pendekatan Non Farmakologis Untuk Mengurangi Nyeri Saat

Persalinan. Diambil pada 30 November 2013, dari .

Harian Pelita. (2013, September 30). Data Angka Kematian Ibu Hamil Menurut WHO. Diambil pada 29 November 2013, dari Henderson, C. (2006). Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Jones, Kathleen. (2004). Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC. Maryunani, A. (2010). Nyeri DalamPersalinan. Jakarta: TIM.

Notoatmodjo, S. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nuraisyah, Sitti. (2012). Pengaruh Teknik Hypnobirthing Terhadap Lamanya Proses

Persalinan Di klinik Sumiariani, Medan: Tidak dipublikasikan

Price, Shirley., & Price Len. (1997). Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. Jakarta: EGC


(59)

Poerwadi, R. (2006). Aromaterapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta: Dian Rakyat.

Rohim, A. (2010, September 16). Aromaterapi Lavender. Diambil pada 29 November 2013, dari

Sharma, S. (2009). Aromaterapi. Tangerang: Karisma.

Sitohang, N. A., & Siregar, F. L. S. (2012). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Medan: Tidak dipublikasikan.

Smeltzer, S.C., Bare, B. G (2002). Textbook Of Medikal Surgical Nursing Brunner & Suddarth.(8th. Ed). (H. Y. Kuncara, dkk, Trj). Jakarta : EGC (Buku asli di terbitkan 1996).

Sulistyaningsih. (2012). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumarah, Widyastuti, Y., & Wiyati, N. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.

Varney, dkk. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta: EGC. Walsh, V. L. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Wijaya, A. M. (2011, September 20). Beberapa Data (Proxy) Kesehatan Indonesia Tahun 2010/2011. Diambil pada 30 November 2013, dari http://www.infodokterku.com/component/content/article.


(60)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb/Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama saya Kismi asih Adethia, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Manfaat Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I”.

Kata aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak dan unsure kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian dari ilmu herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006, hlm. 1).

Menurut Franchomme dan Penoel (1990 dalam Price 1997, hlm. 181) menggunakan jenis-jenis minyak esensial analgesik (yang banyak mengandung senyawa terpena, keton atau fenol dan mungkin pula eter fenolat) untuk menentukan manfaat pereda nyeri serta relaksasi bagi para wanita yang berada dalam proses persalinan karena perasaan nyeri secara otomatis akan menimbulkan relaksasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada bapak/ibu Sdra/Sdri tentang : a. Data demografi : Umur, paritas, pekerjaan dan pendidikan. Wawancara akan

saya lakuk an sekitar 5 menit. b. Memberikan aromaterapi lavender c. Menilai intensitas nyeri


(61)

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah dipersiapkan.

Medan, 2014 Peneliti


(62)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Manfaat Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014


(63)

Lampiran 3

Prosedur Pemberian Aromaterapi Lavender

1. Defenisi

Aromaterapi berarti ‘pengobatan menggunakan wangi-wangian’. Istilah ini merujuk pada penggunaan minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan keseimbangan badan.

2. Tujuan

Untuk meredakan rasa nyeri karena sifat analgesik yang terkandung di dalam aromaterapi lavender dan membuat menjadi rileks

3. Persiapan :

a. Alat : Ruang bersalin dan tempat tidur pasien, tungku pemanas, aromaterapi lavender, air dan jam tangan.

b. Pasien : Tidak sedang mendapat terapi obat-obatan seperti induksi, anti nyeri dan komplikasi persalinan

4. Tahap pelaksanaan :

a. Memberitahu ibu manfaat dan prosedur pelaksanaannya

b. Menganjurkan ibu mencari posisi yang nyaman seperti posisi berbaring miring ke kiri dan ke kanan atau duduk

c. Peneliti mewawancarai responden bahwa benar dalam keadaan nyeri persalinan lalu meminta responden untuk menandatangani informed consent.


(64)

e. Peneliti memperlihatkan skala nyeri dan meminta responden menunjuk pada skala nyeri mana yang responden rasakan (pretest)

f. Peneliti atau pegawai klinik meletakkan tungku pemanas yang berisi aromaterapi lavender dan lilin di bawah tempat tidur responden, sebelumnya aromaterapi lavender yang berada di dalam tungku pemanas tersebut telah dicampur dengan 5 tetes ekstrak aromaterapi lavender ke dalam air sebanyak 650 cc air.

g. Setelah responden diberi aromaterapi lavender selama 2 jam, peneliti meminta kembali kepada responden untuk menunjuk skala nyeri mana yang responden rasakan (posttest).


(65)

Lampiran 4

Protap Penelitian Tentang Manfaat Aromaterapi Lavender Terhadap Pengendalian Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Sumiariani

Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

1. Memperkenalkan diri kepada responden

2. Memberikan informed concent kepada responden dan mewawancarai responden.

3. Peneliti meminta pada responden untuk menunjuk skala nyeri yang dirasakannya sebelum diberi aromaterapi (pretest).

4. Memberikan aromaterapi lavender pada responden

5. Peneliti meminta kembali pada reponden untuk menunjuk skala nyeri yang dirasakannya setelah diberi aromaterapi lavender selam 2 jam (posttest).

6. Peneliti membandingkan intensitas nyeri sebelum diberikan aromaterapi levender (pretest) dan setelah diberikan aromaterapi lavender (posttest) pada responden

7. Peneliti menganalisis data yang sudah terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel


(66)

Lampiran 5

KOESIONER PENELITIAN

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I DI KLINIK SUMIARIANI

Petunjuk : Jawaban akan diisi oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan ibu dan ditulis pada tempat yang disediakan.

1. Nomor Kode :

2. Usia : < 20 Tahun 20-35 Tahun

>35 Tahun 3. Paritas (Anak ke-) :

4. Pekerjaan : Tidak Bekerja Bekerja

5. Pendidikan : SD

SMP SMU Sarjana

6. Dilatasi serviks :


(67)

A. PRETEST INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF

1. Responden hanya menunjuk angka nyeri yang ibu rasakan berdasarkan skala nyeri 0-10.

2. Mengukur intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest)

Keterangan : 0 : Tidak nyeri.

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri.

10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.


(68)

B. POSTTEST INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF

1. Responden hanya menunjuk angka nyeri yang ibu rasakan berdasarkan skala nyeri 0-10.

2. Memberikan aromaterapi lavender pada ibu selama 2 jam

3. Mengukur intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu setelah diberi aromaterapi lavender selama 2 jam (posttest).

Keterangan : 0 : Tidak nyeri.

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri.

10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.


(69)

(70)

(71)

Lampiran 7

Master Data

No Usia Paritas Pekerjaan Pendidikan Pretest Posttest

1. 1 3 1 2 3 2

2. 2 1 1 3 3 2

3. 2 4 1 3 3 2

4. 3 4 1 2 2 1

5. 2 4 1 2 2 1

6. 3 4 2 2 2 1

7. 2 3 1 3 2 1

8. 2 2 2 3 2 1

9. 2 1 2 4 3 2

10. 2 2 1 3 3 2

11. 2 1 2 3 2 1

12. 2 2 1 3 3 2

13. 2 2 1 2 2 1

14. 2 1 1 3 2 1

15. 2 3 1 2 1 2

16. 2 4 1 2 3 2

17. 1 1 1 3 3 2

18. 2 3 1 3 2 2

19. 1 2 1 2 3 2

20. 2 3 1 3 3 2

21. 2 3 1 3 2 1

22. 2 4 1 3 2 2

23. 2 2 2 4 3 3

24. 2 1 2 3 1 2

25. 3 4 1 3 2 1

26. 1 2 1 2 3 2

27. 2 3 1 3 3 1

28. 2 3 1 3 3 2

29. 2 4 1 4 3 2

30. 2 4 2 2 1 2

31. 2 3 1 3 3 2

32. 2 1 1 2 3 1

33. 1 1 2 4 3 3

34. 2 3 2 3 3 2

35. 2 1 1 2 3 1

36. 2 1 2 3 3 3

37. 3 3 1 3 3 1

38. 2 2 1 3 2 1

39. 2 1 1 3 2 2

40. 2 3 1 3 2 3


(72)

Keterangan : Usia :

1 = < 20 Tahun 2 = 20-35 Tahun 3 = > 35 Tahun Paritas :

1 = Anak Pertama 2 = Anak ke 2 3 = Anak ke 3 4 = Anak ke 4 Pekerjaan : 1 = Tidak Bekerja 2 = Bekerja Pendidikan : 1 = SD 2 = SMP 3 = SMA 4 = Sarjana

Pretest dan Posttest : 0 = Tidak Nyeri 1 = Nyeri Ringan 2 = Nyeri Sedang 3 = Nyeri Berat


(73)

Lampiran 8

Hasil Out Put Data Penelitian A. Distribusi Frekuensi Responden

Usia Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 20 5 12.2 12.2 12.2

20-35 32 78.0 78.0 90.2

> 35 4 9.8 9.8 100.0

Total 41 100.0 100.0

Paritas Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 11 26.8 26.8 26.8

2 8 19.5 19.5 46.3

3 13 31.7 31.7 78.0

4 9 22.0 22.0 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pekerjaan Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak

bekerja

30 73.2 73.2 73.2

Bekerja 11 26.8 26.8 100.0

Total 41 100.0 100.0

Pendidikan Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 13 31.7 31.7 31.7

SMA 24 58.5 58.5 90.2

Sarjana 4 9.8 9.8 100.0


(74)

B.Distribusi Intensitas Nyeri Berdasarkan Paritas 1. Anak Pertama

Paritas Pretest Posttest

N Valid 11 11 11

Missing 0 0 0

Paritas Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Anak

Pertama

11 100.0 100.0 100.0

Pretest Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Nyeri

Ringan

1 9.1 9.1 9.1

Nyeri Sedang

3 27.3 27.3 36.4

Nyeri Berat 7 63.6 63.6 100.0

Total 11 100.0 100.0

Posttest Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Nyeri

Ringan

4 36.4 36.4 36.4

Nyeri Sedang

5 45.5 45.5 81.8

Nyeri Berat 2 18.2 18.2 100.0


(1)

D.Hasil Perbandingan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi ( T-Test )

Paired Samples Statistics

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 2.49 41 .637 .100

Posttest 1.73 41 .633 .099

Paired Samples Correlations

N

Correlatio

n Sig.

Pair 1 Pretest & Posttest

41 .147 .361

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviatio n Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Pretest

- Posttest


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Kismi Asih Adethia

Tempat/Tanggal Lahir : Bangun Rejo, 22 Maret 1992

Agama : Islam

Alamat : Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Riwayat Pendidikan :

SD Negeri 101893 : 1998 – 2004

SMP Negeri 1 Tg.Morawa : 2004 – 2007

SMA Negeri 1 Tg.Morawa : 2007 – 2010

Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan : 2010 – 2013 D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara : 2013 - 2014