manajemen stres menghadapi tuntutan hidu

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Kata stres biasa digunakan untuk mengartikan reaksi seseorang dalam
mengahadapi suatu masalah. Stres bisa timbul akibat hal-hal sepele. Misalnya,
terjebak keadaan macet. Kejadian lebih serius dapat mengubah hidup seseorang,
misalnya kematian orang terdekat atau orang tercinta. Stress kerap kali disebut
sebagai penyebab masalah kesehatan nomor satu. Walau stress itu sendiri tak
dapat menyebabkan kematian, pengaruhnya bisa membuat kematian. Banyak
hal yang dapat menyebabkan stress dalam kehidupan sehari-hari. Tanda-tanda
stress dapat muncul di tubuh dengan berbagai bentuk. Gejala-gejala stres
mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan
atau sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan
diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan
indikasi-indikasi dari gelaja stres. Stres sebenarnya positif bagi kita, asalkan
dalam porsi sedang-sedang saja, karena bisa membangkitkan sistem kekebalan
dan mengasah otak.
1.2.


Rumusan Masalah

Dalam makalah ini masalah yang akan di kaji adalah, sebagai berikut :
1. Apakah Stres Itu ?
2. Apa saja Model – Model Stres ?
3. Mengetahui Sumber – sumber Stres, Gejala – gejala Stres dan Strategi Manajemen
Stres ?
4. Mengetahui Hubungan Stres dengan Penyakit ?
1.3.

Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini meliputi beberapa aspek berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian stres
2. Untuk mengetahui gejala-gejala stres beserta modelnya
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya stress
4. Untuk mengetahui dampak negatif dan positif stres bagi kesehatan tubuh
5. Untuk mengetahui strategi untuk mengatur stres dalam suatu perusahaan
6. Untuk megetahui cara untuk menghilangkan stres


1.4.

Metode Penelitian
1

Dalam penyususnan makalah ini, metode yang kami gunakan yaitu tinjauan
pustaka dan media internet dan buku yang ber tajuk tentang stres. Kami mencari
sumber dari berbagai media tersebut sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “ Manajemen Stres : Menghadapi Tuntutan Hidup dan Pekerjaan “

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN STRES
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress
adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan
stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. Adapun pengertian
stres menurut beberapa ahli1, yakni :
1. Menurut Robbins

stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis
seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan
tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan
dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi
keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari
luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
2. Handoko
stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
3. Hans Selye
Stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap
tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stress
apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak
dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak
mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress.
Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.

B. MODEL - MODEL STRES
” Psikologi “.http://dedeh89-psikologi.blogspot.co.id/2013/04/pengertianstress.html ( Di akses 06 oktober 2015 ).

1

2

Akar dan dampak stress dapat dipelajari dari sisi medis dan model teori perilaku. Model
stress ini dapat digunakan untuk membantu pasien mengatasi respons yang tidak sehat dan
tidak produktif terhadap stressor.
1. MODEL BERDASARKAN RESPON
Model stress ini menjelaskan respons atau pola respons tertentu yang dapat
mengidentifikasikan stressor. Model stress yang dikemukakan oleh Selye, 1976,
menguraikan stress sebagai respons yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntutan
yang dihadapinya. Stress ditunjukkan oleh reaksi fisiologis tertentu yang disebut
sindrom adaptasi umum ( general adaptation syndrome-GAS )
2. MODEL BERDASARKAN ADAPTASI
Model ini menyebutkan empat faktor yang menentukan apakah suatu situasi
menimbulkan stress atau tidak ( Mechanic, 1962 ), yaitu:
1 . Kemampuan untuk mengatasi stress, bergantung pada pengalaman seserang dalam
menghadapi stress serupa, system pendukung, dan persepsi keseluruhan terhadap
stress.
2. Praktik dan norma dari kelompok atau rekan-rekan pasien yang mengalami stress.

Jika kelompoknya menggap wajar untuk membicarakan stressor, maka pasien dapat
mengeluhkan atau mendiskusikan hal tersebut. Respons ini dapat membantu proses
adaptasi terhadap stress.
3. Pengaruh lingkungan social dalam membantu seseorang menghadapi stressor.
Seorang mahasiswa yang resah menghadapi hasil ujian akhirnya yang pertama dapat
mencari pertolongan dosennya. Dosen dapat memberikan penilaian dan selanjutnya
memberikan referensi kepada asisten dosen tertentu yang menurutnya mampu
membantu kegiatan belajar mahasiswa tersebut. Dosen dan asisten dosen dalam
contoh ini merupakan sumber penurun tingginya stressor yang dialami mahasiswa
tersebut.
4. Sumber daya dapat digunakan untuk mengatasi stressor. Misalnya, seorang
penderits sakit yang kurang mampu dalam hal keuangan dapat memperoleh bantuan
tunjangan Askes dari perusahaan tempatnya bekerja untuk kemudian berobat di rumah
sakit yang memadai. Hal ini mempengaruhi cara pasien untuk mendapatkan askes ke
sumber daya yang dapat membantunya mengatasi stresir fisiologis.
3. MODEL BERDASARKAN STIMULASI
Model ini berfokus pada karakteristik yang bersifat menggangu atau merusak
dalam lingkungan. Riset klasik yang mengungkapkan stress sebagai stimulus telah
menghasilkan skala penyesuaian ulang sosial, yang mengukur dampak dari peristiwaperistiwa besar dalam kehidupan seseorang terhadap penyakit yang dideritanya
(Holmes dan Rahe, 1976). Asumsi-asumsi yang mendasari model ini adalah:

1. Perisrtiwa-peristiwa yang mengubah hidup seseorang merupakan hal normal yang
membutuhkan jenis dan waktu penyesuaian yang sama.
2. Orang adalah penerima stress yang pasif; persepsi mereka terhadap suatu
peristiwa tidaklah relevan.
3. Semua orang memiliki ambang batas stimulus yang sama dan sakit akan timbul
setelah ambang batas tersebut terlampaui.

4. MODEL BERDASARKAN TRANSAKSI

3

Model ini memandang orang dan lingkungannya dalam hubungan yag
dinamis, resiprokal, dan interaktif. Model ini dikembangkan oleh Lazarus dan
Folkman ini menganggap stressor sebagai respons perceptual seseoarng yang berakar
dari proses dan kognitif. Stress berasal dari hubungan antara orang dan lingkungannya

C. SUMBER - SUMBER STRES
Berdasarkan sumbernya, stres di bagi menjadi dua yaitu :
1. SUMBER STRES INTERNAL ( dari diri sendiri ) meliputi,
a. Penyakit

Menderita penyakit membawa tekanan serta tuntutan fisik dan psikologi pada
orang yang menderitanya. Tinggi rendah dan berat ringanya tuntutan
tergantung dari macam penyakit. Penyakit ringan pada umumnya
mendatangkan stres yang pada umumnya mengakibatkan kadar stres yang
lebih berat.
b. Konflik
Menurut slamet dan Markam bahwa konflik terjadi apabila suatu objek tujuan
mempunyai nilai ganda bagi seseorang. Dalam proses memilih salah satu
tujuan inilah yang mengakibatkan terjadinya konflik. Ada tiga jenis konflik
yang mengakibatkan timbulnya sumber-sumber stres, yaitu : mendekatmendekat ( aproach –aproach ), konflik menjauh – mendekat ( avoidance –
aproach), dan konflik menjauh menjauh( avoidance – avoidance )
c. Frustasi
Frustasi adalah suatu keadaan terhambat dalam mencapai tujuan hal ini telah
di kemukakan oleh Slamet dan Markam. Definisi lain mengatakan bahwa
frustasi adalah kegagalan dalam usaha memuaskan kebutuhan – kebutuhan
atau dorongan naluri, sehingga timbul kekecewaan. Frustasi timbul bilamana
suatu niat atau usaha terhalang dengan rintangan- rintangan yang tidak bisa
terselesaikan yang menghambat kemajuan suatu cita – cita yang hendak di
capai. Contoh sumber rintangan dari luar, yakni: kelaparan, kemarau,
kematian. Sumber rintangan dari dalam, yakni: lelah, cacat mental, rasa rendah

diri.
d. Krisis
Krisis adalah perubahan atau peristiwa yang timbul mendadak dan
menggoncangkan keseimbangan seseorang di luar jangkauan daya
penyesuaian sehari-hari. Misalnya: krisis dibidang usaha, hubungan keluarga
dan lain-lain.
e. Tekanan
Stres juga dapat di timbulkan dari sebuah tekanan yang berhubungan dengan
tanggung jawab yang besar yang harus di tanggunganya. Contohnya, dari
dalam diri sendiri : cita –cita, kepala keluarga, dan lain-lain. Dan dari luar :
istri yang terlalu menuntut, orang tua yang menginginkan anaknya berprestasi.
2. SUMBER STRES EKSTERNAL ( dari luar dari individu ) meliputi,
a. Keluarga
Stres disini dapat di sebabkan karna adanya interaksi di antara para anggota
keluarga, seperti adanya perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan
saling acuh tak acuh, tujuan – tujuan yang saling berbeda. Menurut Sarafino
dan Hawari mengatakan bahwasanya kondisi keluarga yang tidak bai juga
dapat memicu timbulnya stres.
4


b. Di dalam komunitas dan lingkungan
Individu mempunyai dua lingkungan, yang pertama adalah lingkungan kerja
dan yang kedua lingkungan hidup di sekitarnya.
1. Lingkungan kerja
Lingkungan juga dapat menjadi sumber strestermasuk lingkungan kerja.
Misalnya, tuntutan kerja yang di luar kemampuan, tanggung jawab kerja
yang besar, lingkungan fisik kerja, rasa kurang memiliki pengendalian,
hubungan antara rekan kerja yang buruk, kurang pengakuan dan
peningkatan jenjang karir, rasa kurang aman dalam kerja, mutasi,
pemutusan hubungan kerja.
2. Lingkungan hidup
Seseorang juga bisa terkena stres yang muncul di tempat yang padat
dimana ia tinggal. Karena tempat yang berjubel tersebt bisa penuh suara
bising, kekurangan tempat bergerak dan menarik nafas segar serta
menggangu privasi. Tetapi lingkungan yang tidak padatpun juga berpotensi
menimbulkan stres bilamana di sekitar tempat tinggal kita tidak adanya
sebuah interaksi apapun misalnya, sunyi dan sepi.
c. Hubungan interpersonal
Hubungan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang mengalami
konflik. Misalnya, konflik bersama kekasih, konflik antara atasan dan bawaan.

d. Keuangan
Masalah keuangan ( kondisi sosial ) yang tidak sehat. Misalnya, pendapatan
lebih rendah dari pengeluaran, terliabat hutang, kebangkrutan usaha, dan soal
warisan.
e. Hukum
Keterlibatan seseorang dengan masalah hukum dapat merupakan sumber stres.
Misalnya, tuntutan hukum, pengadilan, penjara.
f. Perkembangan
Yanga di maksudkan perkembangan di sini adalah masalah perkembangan
baik fisik maupun mental seseorang. Misalnya, masa remaja, masa dewasa,
usia lanjut.
g. Lain-lain
Stressor kehidupan lainya. Misalnya, bencana alam, kebakaran, perkosaan,
kehamilan di luar nikah. 2
D. GEJALA – GEJALA STRES
Beberapa gejala dan tanda-tanda umum dari stres adalah sebagai peringatan atau alarm
untuk Anda sadari, semakin banyak tanda dan gejala yang terjadi pada diri Anda, semakin
dekat Anda mengalami stres yang berat. Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain:

1. Gejala Psikis (Kognitif dan Emosi)

2 “ psikologi Islam “.http://www.psikologiku.com/sumber-stres-internal-dan-

eksternal-dalam-psikologi/ ( Di akses 06 oktober 2015 )
5

o Masalah memori
o Ketidakmampuan atau kurang konsentrasi
o Melihat hanya dari sisi negatif
o Pikiran-pikiran cemas dan tertekan
o Kekhawatiran yang meningkat dan terus menerus
o Murung dan gelisah
o Mudah ??marah
o Ketidakmampuan untuk relaks
o Merasa kewalahan
o Rasa kesepian dan isolasi
o Depresi dan frustrasi
o Mudah menyalahkan orang lain
o Sinis dan kasar
o Perasaan bersalah yang berlebihan
o Kekhawatiran atas kesehatan yang berlebih
o Merasa gagal
o Perasaan takut
o Keputusasaan / ketidakberdayaan
o Kritis diri atau orang lain
o Ketidaksabaran
o Keragu-raguan
o Hilangnya kepercayaan
o Rendah diri dan kurang percaya diri
o Pikiran dalam pusaran

6

o Perubahan suasana hati
o Berpikir pesimis
o Sensitif terhadap kritik
o Tegang
2. Gejala Fisik
o Sakit kepala
o Sakit dan nyeri otot
o Nyeri dada, denyut jantung cepat
o Kehilangan gairah seks
o Sering pilek/flu
o Sesak napas
o Diare / sembelit
o Ulu hati sakit
o Mulut kering
o Keringat berlebih
o Kelelahan
o Terengah-engah
o Gangguan pencernaan
o Asam lambung tinggi
o Impotensi
o Mual
o Palpitasi
o Pre menstrual syndrome
o Masalah tidur

7

o Ketegangan sakit kepala
o Kesemutan di tangan/kaki
o Tremor di tangan/kaki
o Berat badan naik atau turun
3. Gejala Perilaku
o Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit
o Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
o Mengisolasi diri dari orang lain
o Menunda-nunda atau mengabaikan tanggung jawab
o Menggunakan alkohol, rokok, atau obat-obatan untuk bersantai
o Kebiasaan saraf (misalnya menggigit kuku, mondar-mandir)
o Agresif
o Mudah sedih dan menangis
o Penurunan atau peningkatan seksualitas
o Kesulitan menjalin hubungan
o Kegiatan dilakukan dengan terburu-buru
o Perjudian
o Perilaku bermusuhan
o Menghindari Kontak mata
o Kebersihan pribadi kurang
o Tidak memperhatikan penampilan diri
o Manajemen waktu yang buruk
o Penarikan diri dari hubungan
o Penarikan diri dari kegiatan

8

Perlu diingat bahwa tanda-tanda dan gejala stres juga dapat disebabkan oleh
masalah psikologis dan medis lainnya. Jika Anda mengalami salah satu dari tandatanda peringatan stres, penting untuk periksa ke dokter untuk evaluasi penuh, apakah
memang penyakit medis atau memang gejala Anda yang terkait dengan stres.3
E. HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN PENYAKIT
Pengobatan modern sudah mempelajari hubungan kesehatan fisik dengan kondisi
kejiwaan seseorang. Berbagai macam penyakit, termasuk sakit perut, gatal-gatal, dan
bahkan penyakit jantung, terkait dengan efek stres emosional. Lalu bagaimana dengan
hubungan stres dengan daya tahan tubuh itu sendiri? Mempelajari hubungan antara
stres dan sistem kekebalan tubuh merupakan tantangan yang sulit. Hal ini dikarenakan
stres sulit ditentukan standarnya. Apa yang mungkin menyebabkan stres bagi satu
orang belum tentu bagi yang lain.
Ketika orang dihadapkan pada situasi yang mereka anggap membuat stres, sulit
bagi mereka untuk mengukur berapa banyak stres yang mereka rasakan, dan sulit bagi
ilmuwan untuk mengetahui apakah kesan subjektif seseorang dalam jumlah stres yang
akurat. Ilmuwan hanya dapat mengukur hal-hal yang mungkin mencerminkan stres,
seperti berapa kali jantung berdetak setiap menit, namun langkah-langkah tersebut
juga dapat mencerminkan faktor-faktor lainnya.Sejumlah peneliti terus meneliti
hubungan antara stres dan fungsi kekebalan tubuh, tetapi sejauh ini bukan hubungan
itu yang menjadi tujuan utama yang ingin diketahui dalam penelitian immunologi.
Kalaupun ada, para peneliti pun kebanyakan menemukan kendala untuk melakukan
“percobaan terkontrol” tingkat stres pada manusia. Dalam percobaan terkontrol,
peneliti bisa mengubah satu faktor sehingga mengetahuipengaruhnya pada faktor lain.
Sedangkan pengubahan satu faktor saja sangat sulit dilakukan pada manusia, terlebih
untuk mengukur stres.Meskipun demikian, banyak peneliti yang melaporkan bahwa
situasi stres dapat mengurangi berbagai aspek dari respon imun seluler.
Studi para ahli dari Ohio State University misalnya, menunjukkan bahwa stres
psikologis mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan mengganggu komunikasi
antara sistem saraf, endokrin (hormon) sistem, dan sistem kekebalan tubuh. Ketiga
sistem"berbicara" satu sama lain menggunakan pesan-pesan kimiawi alami, dan harus
bekerja dalam koordinasi yang erat untuk menjadi efektif. Tim peneliti dari Ohio State
ini berspekulasi bahwa stres jangka panjang menyebabkan tubuh mengeluarkan
hormonstres - terutama glukokortikoid dalam jangka panjang. Hormon-hormon ini
mempengaruhi timus, tempat limfosit (salah satu sel imun) diproduksi, dan
menghambatproduksi
sitokin
dan
interleukin
yang
merangsang
dan
mengkoordinasikan aktivitas sel darah putih. Selain itu, berikuta dalah laporan dari
beberapa peneliti lain:
• Orang yang merawat pasien Alzheimer rata-rata memiliki lebih tinggi kadar
kortisol, suatu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal, dalam tubuhnya.
Kadar kortisol yang lebih tinggi membuat antibodi lebih lemah dalam menanggapi
vaksin influenza.
• Aktivitas sel T telah ditemukan lebih rendah pada pasien depresi dibandingkan
dengan pasien tanpa depresi, dan pada pria yang berpisah atau bercerai dibandingkan
dengan laki-laki yang sudah menikah.
• Dalam sebuah studi tahunan, orang yangmerawat suami atau istrinya yang
menderita penyakit Alzheimer, memiiki perubahan fungsi sel T. Terutama bagi mereka
yang memiliki lingkungan hubungan sosial yang sempit.
3 Arden B Jhon, Bekerja Tanpa Strees,Buana Ilmu Populer,Indonesia, 2007, hlm 45

9

• Empat bulan setelah berlalunya badai Andrew di Florida, orang-orang yang
tinggal di lingkungan yang paling rusak berat menunjukkan berkurangnya aktivitas di
beberapa pengukuran sistem kekebalan tubuh. Hasil serupa ditemukan dalam studi
karyawan rumah sakit setelah gempa bumi di Los Angeles. Dengan melihat dari
beberapa studi ini, mungkin ada hubungan antara stres dan daya tahan tubuh, namun
keseluruhan studi belum menunjukkan hubungan sebab-akibat.4
F. HUBUNGAN STRES DENGAN PERFORMANSI KERJA
Stress dapat sangat membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah
(disfungsional)atau merusak prestasi kerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stress
mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung
seberapa besar tingkat stress. Telah cukup banyak penelitian yang menyelidiki hubungan
antara stress dan prestasi kerja. Hubungan yang menunjukkan hubungan antara stress dan
prestasi kerja disebut model stress-prestasi kerja. Dari model stress-prestasi kerja ini dapat
disimpulkan beberapa point penting, antara lain:5
1.Bila tidak ada stress, tantangan-tantangan kerja juga tidak ada, dan prestasi kerja
cenderung rendah.
2.Sejalan dengan meningkatnya stress, prestasi kerja cenderung naik, karena stress
membantu karyawan untuk mengerahkan segalasumberdaya dalam memenuhi
berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerja.
3.Bila stress telah mencapai “puncak”, yang dicerminkan kemampuan pelaksanaan
kerja harian karyawan, maka stress tambahan akan cenderung tidak menghasilkan
perbaikan prestasi kerja.
4.Akhirnya, bila stress menjadi terlalu besar, prestasi kerja akan mulai menurun,
karena stress mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan
untuk mengendalikannya, menjadi tidak mampu untuk mengambil keputusankeputusan dan perilakunya menjadi tidak teratur. Akibat paling ekstrim, adalah
prestasi kerja menjadi nol, karena karyawan menjadi sakit atau tidak kuat bekerja lagi,
putus asa, keluar atau “melarikan diri” dari pekerjaan dan mungkin diberhentikan.
G. STRATEGI MANAJEMEN STRESS
Cara terbaik untuk mengurangi stress adalah dengan menangani penyebabpenyebabnya. Sebagai contoh, departemen personalia pada suatu organisasi atau perusahaan
dapat membantu karyawan untuk mengurangi stress dengan memindahkan (transfer) ke
pekerjaan lain, mengganti penyelia yang berbeda, dan menyediakan lingkungan kerja yang
baru. Latihan dan pengembangan karier dapat diberikan untuk membuat karyawan mampu
melaksanakan pekerjaan baru. Departemen personalia hendaknya juga membantu para
4 “ Hubungan Stres dengan Daya Tahan Tubuh “
http://health.kompas.com/read/2013/01/17/15121499/Hubungan.Stres.dengan.Daya.Tahan.Tubuh ( Di akses 8
oktober 2015 )

5 “ Hubungan Stres dengan Prestasi Karyawan “http://kel6imkswa.blogspot.com/2009/06/pengaruhstress-tehadap-prestasi-kerja_07.html ( Di akses 8 oktober 2015 )
10

karyawan untuk memperbaiki kemampuan mereka dalam menghadapi stress. Komunikasi
yang lebih baik bisa memperbaiki pemahaman karyawan terhadap situasi-situasi stress, dan
program-program latihan dapat diselenggarakan untuk mengembangkan ketrampilan dan
sikap dalam menangani stress.
Bagaimana pun juga, pelayanan konseling mungkin merupakan cara paling efektif
untuk membantu para karyawan,Salah satu pelayana konseling yakni :
1. Pendekatan-pendekatan Individual, Manajemen waktu, Latihan fisik, Latihan
relaksasi, Dukungan sosial, Konseling karyawan nasihat, memahami kepercayan
kembali (reassurance), komunikasi, pelepasan ketegangan emosi , menjernihkan
pikiran, dan reorientasi.
2. Pendekatan Organisasi, Seleksi dan penempatan, Penetapan tujuan, Pendesainan
kembali pekerjaan, Pengambilan keputusan secara partisipatife, Komunikasi
organisasi, Program-program kebugaran, Begitu pula dengan arus pesan dalam
suatu jaringan komunikasi yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama
lain atau komunikasi organisasi harus berjalan seimbangan.
Di perlukan sebuah komunikasi untuk strategi dalam penanganan sistem kinerja pada
setiap bawahan sampai atasan, dengan maksud untuk mengurangi tekanan pekerjaan yang
berpotensi penyebab stres terhadap seorang karyawan. agar komunikasi ini berjalan dengan
baik dann pesannya dapat diterima oleh karyawan maka diperlukan media-media yaitu, antara
lain: buku pedoman, petunjuk teknis, majalah, surat kabar (media cetak) dan perintah lisan
yang langsung atau instruksi-instruksi dari atasan, pidato-pidato, pertemuan-pertemuan,
closed circuit televise, dan telepon. Adapun 3 jenis penyampaian yakni :
1. Komunikasi ke bawah: komunikasi dari pihak manajemen → bawahan, Petunjukpetunjuk tugas yang spesifik, instruksi-instruksi pekerjaan yang jelas, Informasi
yang didesain untuk menghasilkan pengertian tentang tugas dan hubungannya
dengan tugas-tugas organisasi lainnya (rasionalitas pekerjaan), Informasi tentang
kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaan operasionalnya (prosedur dan pratik
organisasi), Umpan balik kepada para karyawan tentang kinerja mereka, Informasi
tentang karakteristik ideology sebagai misi perusahaan dengan cara mengulangulang latihan dan pengajaran supaya bawahan terkesan dengan misi tersebut.
2. Komunikasi ke atas: komunikasi dari bawahan → atasan·Informasi tentang
keberhasilan, kemajuan, dan rencana-rencana mendatang dari para bawahan,
Informasi tentang problem-problem pekerjaan yang memerlukan bantuan dari
tingkatan lebih atas dalam organisasi, Ide-ide untuk perbaikan dalam aktivitas dan
fungsi yang berhubungan dengan pekerjaan, Informasi mengenai perasaan para
bawahan tentang pekerjaan atau isu yang berhubungan dengan pekerjaan. Caracara untuk memperbaiki efektivitas komunikasi ke atas antara lain: prosedur
penyampaian keluhan, kebijaksanaan pintu terbuka, konseling, teknik-teknik
partisipatif, seperti kotak saran, tim junior, komite manajemen dari serikat
karyawan, dan quality circles. Penelitian menunjukkan bahwa para partisipan
11

dalam jaringan komunikasi pada umumnya merasa lebih puas dengan
pekerjaannya, lebih berkomitmen pada perusahaannya, dan lebih berprestasi kerja
daripada mereka yang tidak dilibatkan dalam proses komunikasi.
3. Komunikasi Horizontal: komunikasi antara karyawan Fungsi: memperbaiki tugas,
pemecahan masalah pekerjaan, berbagi informasi, pemecahan konflik, membina
hubungan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan
pada peluang, tuntutan, atau sumber daya. yang terkait dengan apa yang dihasratkan
oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah
beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga
perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Bahwasannya stress itu ada dan berasal dari
lingkungan, kondisi dirinya, serta pikiran. Penyebab stress dianggap suatu hal yang
biasa dimana didalamnya dapat merespon apa yang terjadi pada hubungan stresor,
dianggap positif karena adanya interaksi individu dan lingkungan. Stress dapat
mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan baik secara fisik, psikososial
maupun spiritual serta dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang.
Stress yang dialami seseorang tidak mungkin secara langsung beberapa tahap akan
muncul dalam diri seesorang tersebut, apabila stress tidak dapat ditanggulangi maka
akan berdampak lebih lanjut. Oleh, sebab itu terapkanlah sebuah manajemen agar
keadaan seesorang tersebut masih bisa terkontrol.

12

DAFTAR PUSTAKA


Arden B Jhon” , Bekerja Tanpa Strees,Buana Ilmu Populer,Indonesia, 2007, hlm 45


Psikologi
“.http://dedeh89-psikologi.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-stress.html
( Di akses 06 oktober 2015 ).
“ psikologi Islam “.http://www.psikologiku.com/sumber-stres-internal-dan-eksternal-dalampsikologi/ ( Di akses 06 oktober 2015 )
“ Hubungan Stres dengan Daya Tahan Tubuh “
http://health.kompas.com/read/2013/01/17/15121499/Hubungan.Stres.dengan.Daya.Tahan.Tubuh ( Di akses 8
oktober 2015 )

“ Hubungan Stres dengan Prestasi Karyawan “http://kel6imkswa.blogspot.com/2009/06/pengaruhstress-tehadap-prestasi-kerja_07.html ( Di akses 8 oktober 2015 )

13