Pengaruh Pengalokasian Biaya Berdasarkan Activity-Based Cost System Terhadap Penentuan Harga Pokok Penjualan pada CV "X" di Cianjur.

(1)

ABSTRAK

Persaingan tajam yang dihadapi oleh perusahaan sehingga memaksa manajemen untuk mencari alternatif-alternatif produk sehingga dapat mencapai harga yang kompetitif. Dalam keadaan ini, konsep akuntansi biaya tradisional tidak lagi mampu melayani kebutuhan informasi akuntansi untuk menunjang aktivitas manajemen. Manajemen membutuhkan informasi biaya yang cermat dan rinci. Untuk itu, dalam penentuan harga pokok produk, perlu dirancang kembali sistem akuntansi biaya yang mampu merefleksikan konsumsi sumber daya dalam aktivitas pembuatan produk. Sistem ini dikenal dengan nama Activity-Based Cost System (ABC System).

Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen / bebas yaitu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain dan variabel dependen / terikat yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independent. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisa fakta sehingga diperoleh suatu gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti, yang kemudian diolah menjadi data untuk dianalisa sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan.

CV “X” adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli ikan, penjualan pakan ikan, dan pengelolaan ikan pada jaring terapung. CV ”X” di bagi menjadi tiga divisi yaitu divisi ikan , divisi pakan, dan divisis kolam. CV ”X” memperlakukan biaya dengan metode konvensional sistem. Penulis hanya mengambil dua divisi yang saling berhubungan untuk menganalisis pengalokasian biaya berdasarkan Activity-Based Cost System ( ABC System ) yaitu divisi ikan dan divisi pakan. Perusahaan menggunakan solar perahu yang dalam satu tahun sebanyak 135.827,5 liter di gunakan oleh divisi pakan sebanyak 38.183 liter, 39.723 di gunakan oleh divisi ikan untuk pengangkatan dan 67.921,5 untuk ekspedisi ikan. Pengaruh pengalokasian biaya berdasarkan Activity-Based Cost System tidak terlalu nampak pada perubahan harga pokok, karena jumlah penjualan atau omzet perbulan perusahaan baik dari divisi ikan maupun divisi pakan besar, tetapi jika perusahaan menghasilkan omzet yang kecil maka biaya ekspedisi yang di jadikan biaya solar perahu dan menjadi biaya variabel akan kecil sesuai dengan omzet jika menggunakan metode Activity-Based cost System.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Pemikiran ... 6

1.6 Lokasi Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya ... 10

2.1.1Pengertian Biaya ... 10

2.1.2Klasifikasi Biaya ... 12

2.2 Harga Pokok Produksi ... 18

2.2.1 Pengertian Harga Pokok Produksi... 18


(3)

2.2.3 Faktor – Faktor yang Harus Dipertimbangkan Dalam Memilih

Tarif Biaya Overhead Pabrik ... 21

2.3 Coventional System ... 25

2.3.1 Pengertian Conventional System ... 25

2.4 Activity-Base Cost System ... 27

2.4.1 Pengertian Activity-Based Cost System ... 27

2.4.2 Metode Panetapan Harga Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 32

2.4.3 Keunggulan Activity-Based Cost System ... 34

2.5 Perbandingan Antara Conventional System dengan Activity-Based Cost System ... 36

2.6 Mekanisme Activity-Based Cost System ... 38

2.6.1 Perencanaan Activity-Based Cost System ... 38

2.6.2 Pelaporan Biaya Berdasarkan Aktivitas ... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 42

3.1.1 Sejarah Perusahaan ... 42

3.1.2 Struktur Organisasi ... 43

3.1.3 Uraian Tugas ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 47

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.2.2 Variabel penelitian ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 50

4.1.1 Aktivitas Perusahaan ... 50

4.1.1.1Divisi Pakan ... 53


(4)

4.1.1.3Divisi Ikan ... 57

4.1.2 Pengalokasian Biaya oleh Perusahaan ... 59

4.1.2.1 Divisi Ikan ... 61

4.1.2.1.1 Harga Pokok Ikan ... 66

4.1.2.2 Divisi Pakan ... 67

4.1.2.2.1 Alokasi Biaya Pada Pakan Mentari ... 73

4.1.2.2.2 Alokasi Biaya Pada Pakan Artha ... 77

4.1.2.2.3 Alokasi Biaya Pada Pakan TB 89 ... 81

4.1.2.2.4 Alokasi Biaya Pada Pakan CP ... 85

4.1.2.2.5 Harga Pokok Pakan ... 89

4.1.3 Pengalokasian Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 93

4.1.3.1 Divisi Ikan ... 96

4.1.3.1.1 Harga Pokok Ikan Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 101

4.1.3.2 Divisi Pakan ... 102

4.1.3.2.1 Alokasi Biaya Pada Pakan Mentari berdasarkan Activity-Based Cost System ... 107

4.1.3.2.2 Alokasi Biaya Pada Pakan Artha berdasarkan Activity-Based Cost System ... 111

4.1.3.2.3 Alokasi Biaya Pada Pakan TB 89 berdasarkan Activity-Based Cost System ... 115

4.1.3.2.4 Alokasi Biaya Pada Pakan CP berdasarkan Activity-Based Cost System ... 119

4.1.3.2.5 Harga Pokok Pakan Berdasrkan Activity-Based Cost System ... 123

4.2 Pembahasan ... 127

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 128


(5)

5.2 Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 130 RIWAYAT HIDUP ... 131


(6)

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman Tabel

2.1 Perbandingan pendekatan ABC System dengan Conventional System... 37

2.2 Perbandingan ABC System Dengan Conventional System... 37

4.1 Merek Pakan yang Dijual CV ”X”... 53

4.2 Jumlah Sub agen pakan yang dimiliki CV ”X”... 55

4.3 Total Biaya dari Dua Divisi ... 60

4.4 Total Biaya Divisi Ikan ... 61

4.5 Total Biaya Divisi Ikan Perbulan Dalam Triwulan Pertama ... 61

4.6 Total Biaya Divisi Ikan Perbulan Dalam Triwulan Kedua ... 62

4.7 Total Biaya Divisi Ikan Perbulan Dalam Triwulan Ketiga ... 63

4.8 Total Biaya Divisi Ikan Perbulan Dalam Triwulan Keempat ... 64

4.9 Harga Pokok Ikan ( Divisi Ikan ) ... 66

4.10 Omzet Pakan CV ”X”... 67

4.11 Total Biaya Divisi Pakan ... 68

4.12 Total Biaya Divisi Pakan Perbulan Dalam Triwulan Pertama ... 69

4.13 Total Biaya Divisi Pakan Perbulan Dalam Triwulan Kedua ... 70

4.14 Total Biaya Divisi Pakan Perbulan Dalam Triwulan Ketiga ... 71

4.15 Total Biaya Divisi Pakan Perbulan Dalam Triwulan Keempat ... 72

4.16 Alokasi Biaya Pada Produk Mentari Dalam Triwulan Pertama ... 73

4.17 Alokasi Biaya Pada Produk Mentari Dalam Triwulan Kedua ... 74

4.18 Alokasi Biaya Pada Produk Mentari Dalam Triwulan Ketiga ... 75

4.19 Alokasi Biaya Pada Produk Mentari Dalam Triwulan Keempat ... 76

4.20 Alokasi Biaya Pada Produk Artha Dalam Triwulan Pertama ... 77

4.21 Alokasi Biaya Pada Produk Artha Dalam Triwulan Kedua ... 78


(7)

DAFTAR TABEL ( LANJUTAN )

No Judul Tabel Halaman Tabel

4.23 Alokasi Biaya Pada Produk Artha Dalam Triwulan Keempat ... 80

4.24 Alokasi Biaya Pada Produk TB 89 Dalam Triwulan Pertama ... 81

4.25 Alokasi Biaya Pada Produk TB 89 Dalam Triwulan Kedua ... 82

4.26 Alokasi Biaya Pada Produk TB 89 Dalam Triwulan Ketiga ... 83

4.27 Alokasi Biaya Pada Produk TB 89 Dalam Triwulan Keempat ... 84

4.28 Alokasi Biaya Pada Produk CP Dalam Triwulan Pertama ... 85

4.29 Alokasi Biaya Pada Produk CP Dalam Triwulan Kedua ... 86

4.30 Alokasi Biaya Pada Produk CP Dalam Triwulan Ketiga ... 87

4.31 Alokasi Biaya Pada Produk CP Dalam Triwulan Keempat ... 88

4.32 Harga Pokok Pakan Mentari ... 89

4.33 Harga Pokok Pakan Artha ... 90

4.34 Harga Pokok Pakan TB 89... 91

4.35 Harga pokok pakan CP ... 92

4.36 Biaya Solar Per Kilogram Produk Yang Dijual ... 94

4.37 Total Biaya Dua Divisi Berdasarkan Activity-Based Coast System ... 95

4.38 Total Biaya Divisi Ikan Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 96

4.49 Biaya Divisi Ikan Perbulan Dalam Triwulan Pertama Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 97

4.40 Biaya Divisi Ikan Perbulan Dalam Triwulan Kedua Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 98

4.41 Biaya Divisi Ikan Perbulan Dalam Triwulan Ketiga Berdasarkan Activity- Based Cost System ... 99

4.42 Biaya Divisi Ikan Perbulan Dalam Triwulan Keempat Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 100


(8)

DAFTAR TABEL ( LANJUTAN )

No Judul Tabel Halaman Tabel

4.44 Total Biaya Divisi Pakan Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 102 4.45 Biaya Divisi Pakan Perbulan Dalam Triwulan Pertama Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 103 4.46 Biaya Divisi Pakan Perbulan Dalam Triwulan Kedua Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 104 4.47 Biaya Divisi Pakan Perbulan Dalam Triwulan Ketiga Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 105 4.48 Biaya Divisi Pakan Perbulan Dalam Triwulan Keempat Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 106 4.49 Alokasi Biaya Pada Produk Mentari Dalam Triwulan Pertama

Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 107 4.50 Alokasi Biaya Pada Produk Mentari Dalam Triwulan Kedua

Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 108 4.51 Alokasi Biaya Pada Produk Mentari Dalam Triwulan Ketiga

Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 109 4.52 Alokasi Biaya Pada Produk Mentari Dalam Triwulan Keempat

Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 110 4.53 Alokasi Biaya Pada Produk Artha Dalam Triwulan Pertama

Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 111 4.54 Alokasi Biaya Pada Produk Artha Dalam Triwulan Kedua Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 112 4.55 Alokasi Biaya Pada Produk Artha Dalam Triwulan Ketiga Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 113 4.56 Alokasi Biaya Pada Produk Artha Dalam Triwulan Keempat


(9)

DAFTAR TABEL ( LANJUTAN )

No Judul Tabel Halaman Tabel

4.57 Alokasi Biaya Pada Produk TB 89 Dalam Triwulan Pertama

Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 115 4.58 Alokasi Biaya Pada Produk TB 89 Dalam Triwulan Kedua Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 116 4.59 Alokasi Biaya Pada Produk TB 89 Dalam Triwulan Ketiga Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 117 4.60 Alokasi Biaya Pada Produk TB 89 Dalam Triwulan Keempat

Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 118 4.61 Alokasi Biaya Pada Produk CP Dalam Triwulan Pertama Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 119 4.62 Alokasi Biaya Pada Produk CP Dalam Triwulan Kedua Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 120 4.63 Alokasi Biaya Pada Produk CP Dalam Triwulan Ketiga Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 121 4.64 Alokasi Biaya Pada Produk CP Dalam Triwulan Keempat Berdasarkan

Activity-Based Cost System ... 122 4.65 Harga Pokok Pakan Mentari Berdasarkan Activity-Based Cost System .... 123 4.66 Harga Pokok Pakan Artha Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 124 4.67 Harga Pokok Pakan TB 89 Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 125 4.68 Harga Pokok Pakan CP Berdasarkan Activity-Based Cost System ... 126


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman Gambar

2.1 Langkah-Iangkah penyusunan ABC System ... 40

3.1 Struktur organisasi CV ”X” ... 44

4.1 Keterkaitan Antar Divisi di CV ”X” ... 52

4.2 Saluran Distribusi Pakan Ikan CV ”X” ... 54

4.3 Saluran Distribusi Ikan Mas CV ”X” ... 57


(11)

Gambar 3.1

Struktur organisasi CV ”X”

Sumber : CV “X”

Direktur Manajer Divisi Ikan Manajer Divisi Pakan Manajer divisi kolam Kapala Akuntan Bag. Pengadaan Bag. pengangkatan Team Sortir Team perahu Kepala Gudang Jangari Kepala Gudang Maleber Kepala Gudang Palumbon Mandor Kolam Mandor Kolam Mandor Kolam Bag. Admin Bag. Admin Bag. Admin Bag. Stock Bag. Stock Bag. Stock Team armada /

Supir Feeder 8 – 10

orang

Feeder 8 – 10 orang

Feeder 8 – 10 orang


(12)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Alfan Setiadi

Tempat / Tanggal lahir : Cianjur / 08 Desember 1986

Alamat : Jl. Arief Rahman Hakim. Gg. Karya 1 no 2219 Cianjur – Jawa Barat.

No.HP : 085624628999

Jenis Kelamin : Laki - laki.

Agama : Kristen

Riwayat Pendidikan :

2004 – 2007 Sarjana ( S1) Ekonomi Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Bandung. 2001 – 2004 SMU Negeri 2 Cianjur.

1998 – 2001 SLTP Kristen Kanaan Cianjur. 1992 – 1998 SD Kristen Kanaan Cianjur. 1991 – 1992 Tk Kristen Kanaan Cianjur.


(13)

BAB I. PENDAHULUAN 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan persaingan semakin ketat dan sumber-sumber nilai bagi konsumen berubah sangat cepat. Perusahaan tidak dapat bersaing hanya dari segi biaya, tetapi juga kualitas dan fleksibilitas. Biaya, kualitas dan fleksibilitas merupakan faktor-faktor yang menentukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Lingkungan ekonomi yang semakin kompleks mendorong perusahaan untuk memperbaiki teknologi, proses produksi, efektifitas keputusan mengenai harga jual, desain produksi, dll. Perubahan - perubahan tersebut mengakibatkan jam tenaga kerja menurun drastis.

Biaya merupakan elemen yang penting yang harus diminimalkan dan di alokasikan secara benar agar dapat menekan harga pokok penjualan. Dengan adanya persaingan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk selalu berusaha menekan biaya yang dikeluarkannya dalam menjalankan operasinya tanpa mengorbankan atau menurunkan kualitas dan kegunaan dari produk. Dalam keadaan ini, konsep (pengertian) akuntansi biaya tradisional tidak lagi mampu melayani kebutuhan informasi akuntansi untuk menunjang aktivitas manajemen. Manajemen membutuhkan informasi biaya yang lebih rinci dan cermat. Untuk itu, dalam penentuan harga pokok penjualan, perlu dirancang kembali sistem akuntansi biaya yang mampu merefleksikan konsumsi sumber daya dalam


(14)

BAB I. PENDAHULUAN 2

aktivitas pembuatan produk. Sistem ini dikenal dengan nama Activity-Based Cost

System (ABC System).

Biaya yang dapat dihilangkan tanpa mengurangi kualitas dan kegunaan produk ialah biaya yang sifatnya tidak memberikan nilai tambah (non value-added

cost). Biaya yang sifatnya tidak memberikan nilai tambah timbul karena

perusahaan melakukan aktivitas yang tidak diperlukan, dalam arti aktivitas itu memberikan nilai tambah namun dilakukan dengan tidak efisien dan masih dapat dihilangkan.

Pada zaman sekarang banyak perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya tidak hanya dengan satu kegiatan saja melainkan banyak yang melaksanakan kegiatan yang lain di luar kegiatan usaha utama atau kegiatan yang dilakukan untuk menunjang kegiatan utama perusahaan atau kegiatan tersebut dapat juga untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau untuk meningkatkan kesejahteraan perusahaan.

Dalam menjalankan kegiatan yang berada diluar kegiatan biasanya perusahaan menggunakan fasilitas yang ada yang selalu di gunakan oleh perusahaan untuk kegiatan lainnya di perusahaan. Hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian tentang pengalokasian biaya berdasarkan kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan fasilitas yang ada di perusahaan yang digunakan untuk berbagai kegiatan.

Yang menjadi dasar pertimbangan penulis memilih CV ”X” sebagai subjek yang diteliti karena perusahaan ini berkembang dengan baik dan mampu mengatasi persaingan yang ketat antara sesama perusahaan yang sejenis, terutama


(15)

BAB I. PENDAHULUAN 3

persaingan harga. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui sampai sejauh mana perusahaan menganalisis penentuan harga pokok penjualan sebagai alat bantu manajemen untuk menekan dan mengalokasikan biaya - biaya, agar tetap dapat bertahan dalam persaingan yang ada.

CV ”X” ialah perusahaan yang bergerak dibidang jual beli ikan, penjualan pakan ikan, dan budidaya ikan. Jenis produk ini khususnya ikan mas telah dikenal luas dan banyak digunakan oleh masyarakat umum untuk konsumsi. Bahkan bagi kalangan tertentu sudah menjadi kebutuhan tersendiri yang tidak dapat dipisahkan dalam menunjang pelaksanaan aktivitasnya sehari-hari. Dalam menjalankan usahanya, CV ”X” cenderung menggunakan peralatan ataupun alat transportasi yang di gunakan oleh beberapa divisi. Atas dasar inilah penulis ingin membandingkan apakah ada perbedaan antara harga pokok penjualan yang di tetapkan oleh perusahaan atas dasar pengalokasian biaya yang digunakan oleh perusahan tersebut dengan harga pokok penjualan yang didasarkan pada metode

activity based cost system.

ABC System dapat memberikan peranan pada CV ”X” dalam menetapkan

harga yang ditawarkan pada konsumen. Karena salah satu strategi yang digunakan dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat ialah menawarkan produk dengan harga yang kompetitif. Untuk itu, perlu ditunjang dengan harga pokok penjualan yang rendah dan hasil dari pelaksanaan operasi yang efisien, sehingga perusahaan diharapkan mampu menghadapi persaingan global.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul "PENGARUH PENGALOKASIAN BIAYA


(16)

BAB I. PENDAHULUAN 4

BERDASARKAN ACTIVITY-BASED COST SYSTEM TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA CV ”X” DI CIANJUR"

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis mengidentifikasikan masalah kedalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu:

1. Metode pengalokasian biaya apa yang digunakan oleh CV ”X” ?

2. Bagaimana perhitungan harga pokok ditentukan berdasarkan Activity-based

Cost System ?

3. Apa perbedaan antara metode yang digunakan oleh perusahaan di bandingkan dengan Activity-Based Cost System dalam penentuan harga jual ?

4. Apakah Activity-Based Cost System dalam penetapan harga pokok penjualan dapat meminimalkan biaya jika dibandingkan dengan metode yang digunakan oleh perusahaan ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengalokasian biaya berdasarkan Activity-Based Cost System terhadap penentuan harga pokok penjualan.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :


(17)

BAB I. PENDAHULUAN 5

2. Untuk mengetahui penetapan perhitungan harga pokok penjualan berdasarkan Activity-Based Cost System.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara metode yang digunakan oleh perusahaan dibandigkan dengan Activity-Based Cost System dalam perhitungan harga jual. 4. Untuk mengetahui apakah Activity-Based Cost System dalam penetapan harga

pokok penjualan dapat meminimalkan biaya jika dibandingkan dengan metode yang digunakan oleh perusahaan.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis pada CV ”X” mengenai perhitungan harga pokok penjualan ditunjang dengan studi kepustakaan sehingga diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna dan bermanfaat:

1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan informasi dan pemikiran yang dapat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dibidang akuntansi dan manajemen.

2. Bagi perkembangan penelitian

Agar dapat mengembangkan, memperluas dan menggali lebih dalam mengenai teori-teori yang diperoleh melalui penelitian.

3. Bagi Perusahaan yang menjadi subjek penelitian

- Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan petimbangan dalam melakukan penetapan harga pokok penjualan.


(18)

BAB I. PENDAHULUAN 6

- Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai perbandingan penetapan harga pokok penjualan dengan menggunakan metode yang di

gunakan oleh perusahaan dengan Activity-Based Cost System.

- Kesimpulan dan saran yang diberikan penulis pada akhir penelitian dapat bermanfaat untuk membangun dan menunjang perkembangan CV ”X” . 4. Bagi Penulis

- Menambah pemahaman, wawasan pengetahuan, dan pengertian dalam masalah perhitungan harga pokok penjualan dengan menggunakan

Activity-Based Cost System.

- Meningkatkan kemampuan penulis dalam mengumpulkan data, menganalisanya dan menarik simpulan.

5. Bagi Masyarakat

Untuk menambah pengetahuan mengenai penetapan harga pokok penjualan dengan menggunakan Activity- Based Cost System.

6. Bagi Universitas

Sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan di bidang akuntansi biaya bagi seluruh Civitas Akademi Universitas Kristen Maranatha.

1.5 Rerangka Pemikiran

Penentuan harga pokok penjualan merupakan salah satu keputusan yang paling penting bagi manajemen dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan oleh penentuan harga pokok sebagai tolok ukur untuk menentukan harga jual yang di tambah dengan laba yang diharapkan, dan harga jual merupakan suatu alat yang


(19)

BAB I. PENDAHULUAN 7

dapat di gunakan oleh perusahaan sebagai suatu keunggulan kompetitif maka penentuan pengalokasian biaya yang sangat mempengaruhi penetapan harga pokok dan kesalahan dalam perhitungan harga penjualan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena produk perusahaan menjadi kurang kompetitif di pasar.

Dalam keadaan ini, konsep (pengertian) akuntansi biaya tradisional tidak lagi mampu melayani kebutuhan informasi akuntansi untuk menunjang aktivitas manajemen. Manajemen membutuhkan informasi biaya yang lebih rinci dan cermat. Untuk itu, dalam penentuan harga pokok penjualan perlu dirancang kembali sistem akuntansi biaya yang mampu merefleksikan konsumsi sumber daya dalam aktivitas penjualan atau membeli produk. Sistem ini dikenal dengan nama Activity-Based Cost System (ABC System).

Konsep akuntansi tradisional memiliki beberapa kelemahan. Salah satu diantaranya ialah cenderung menimbulkan distorsi pada perhitungan harga pokok penjualan. Hal ini terutama terjadi pada perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk yang berbeda, baik berbeda pada volume produksi, ukuran produk maupun kompleksitas produk. Kelemahan lainnya ialah tidak memperhatikan faktor penyebab timbulnya biaya itu sendiri, sehingga usaha pengelolaan biaya dilakukan dengan berfokus pada besarnya biaya (managing by numbers).

Pengelolaan biaya seharusnya berfokus pada penyebab timbulnya biaya, yaitu aktivitas, dan bukan pada biaya itu sendiri. Konsep yang membantu manajemen untuk berfokus pada aktivitas ialah Activity-Based Accounting, atau disebut juga


(20)

BAB I. PENDAHULUAN 8

Inti dari activity-based accounting ialah activity management. Menurut Hansen dan Mowen (1992:916):

"Aktivitas untuk menurunkan value-added cost dengan cara mengetahui

value-added dan non value-added activity”

Terdapat dua asumsi penting yang dikemukakan oleh Cooper (1991 :269), yang mendasari ABC System:

1. Aktivitas menyebabkan timbulnya biaya. ABC System berangkat dengan anggapan bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.

2. Produk (dan konsumen) menyebabkan timbulnya permintaan atas aktivitas. Untuk membuat produk diperlukan berbagai kegiatan, dan setiap kegiatan memerlukan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan tersebut

Tidak semua aktivitas merupakan aktivitas yang menambah nilai bagi konsumen (value-added activities), tapi ada pula aktivitas yang menambah biaya yang tidak perlu dan menurunkan kinerja, aktivitas ini yang disebut dengan aktivitas yang tidak menambah nilai (non value-added activities), karena aktivitas tersebut tidak diperlukan atau aktivitas tersebut diperlukan tapi tidak efisien dan masih dapat disempurnakan.

Biaya yang diidentifikasikan tidak menambah nilai harus dihilangkan agar pemborosan biaya yang timbul akibat aktivitas yang tidak manambah nilai atau ketidakefisienan aktivitas yang menambah nilai dapat menurunkan biaya pembuatan produk secara keseluruhan, sehingga harga pokok penjualan dapat ditekan agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis.


(21)

BAB I. PENDAHULUAN 9

1.6 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada CV ”X” yang bergerak dalam bidang jual beli ikan mas, budidaya ikan mas, penjualan pakan ikan, dan penjualan bibit ikan mas. Kantor CV ”X” terletak di Jalan Ruko Pasar Baru no 56 Cianjur sedangkan tempat untuk penjualan pakan ikan dan budidaya ikan mas serta ikan nila adalah di Jangari sekitar Waduk Jatiluhur.


(22)

BAB V. Simpulan dan Saran 128

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap Metode Perhitungan harga pokok ikan dan pakan di CV ”X”, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Metode yang di gunakan oleh CV ”X” untuk mengalokasikan biaya adalah menggunakan metode Conventional System dengan menggunakan metode ini CV ”X” mengalokasikan biaya hanya kedalam dua bagian yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya untuk solar perahu di jadikan sebagai biaya sewa perahu dan biaya ekpedisi ikan di masukan pada bagian biaya tetap.

2. Berdasarkan Activity-Based Cost System, biaya sewa perahu diganti menjadi biaya solar perahu yang di sesuaikan dengan pemakaian setiap bagian. Biaya ekspedisi yang mengeluarkan biaya solar dimasukan dalam biaya variabel dan dialokasikan pada omzet setiap bagian.

3. Dari hasil analisis perbedaan antara metode Activity-Based Cost System dibandingkan dengan metode Conventional System adalah pengalokasian biaya yang seharusnya masuk dalam biaya variabel berdasarkan

Activity-Based Cost System dimasukan pada biaya tetap jika menggunakan Conventional System.


(23)

BAB V. Simpulan dan Saran 129

4. Penetapan harga menggunakan Activity-Based Cost System dapat meminimalkan biaya karena biaya di alokasikan sesuai dengan omzet yang ada. Jadi jika omzet kecil maka biaya pun akan kecil.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut: CV ”X” sebaiknya mengalokasikan biaya berdasarkan Activity-Based Cost System kerena dengan metode ini perusahaan dapat mengalokasiakn biaya lebih sesuai dan harga pokok yang dihasilkannya pun lebih baik karena biaya ekspedisi di sesuaikan dengan omzet perbulan. Tapi jika menggunakan metode yang digunakan perusahaan yaitu Conventional System dan omzet yang dihasilkan kecil maka harga pokok akan menjadi besar karena biaya tetap yang tinggi.


(1)

- Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai perbandingan penetapan harga pokok penjualan dengan menggunakan metode yang di gunakan oleh perusahaan dengan Activity-Based Cost System.

- Kesimpulan dan saran yang diberikan penulis pada akhir penelitian dapat bermanfaat untuk membangun dan menunjang perkembangan CV ”X” . 4. Bagi Penulis

- Menambah pemahaman, wawasan pengetahuan, dan pengertian dalam masalah perhitungan harga pokok penjualan dengan menggunakan Activity-Based Cost System.

- Meningkatkan kemampuan penulis dalam mengumpulkan data, menganalisanya dan menarik simpulan.

5. Bagi Masyarakat

Untuk menambah pengetahuan mengenai penetapan harga pokok penjualan dengan menggunakan Activity- Based Cost System.

6. Bagi Universitas

Sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan di bidang akuntansi biaya bagi seluruh Civitas Akademi Universitas Kristen Maranatha.

1.5 Rerangka Pemikiran

Penentuan harga pokok penjualan merupakan salah satu keputusan yang paling penting bagi manajemen dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan oleh penentuan harga pokok sebagai tolok ukur untuk menentukan harga jual yang di tambah dengan laba yang diharapkan, dan harga jual merupakan suatu alat yang


(2)

BAB I. PENDAHULUAN 7

dapat di gunakan oleh perusahaan sebagai suatu keunggulan kompetitif maka penentuan pengalokasian biaya yang sangat mempengaruhi penetapan harga pokok dan kesalahan dalam perhitungan harga penjualan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena produk perusahaan menjadi kurang kompetitif di pasar.

Dalam keadaan ini, konsep (pengertian) akuntansi biaya tradisional tidak lagi mampu melayani kebutuhan informasi akuntansi untuk menunjang aktivitas manajemen. Manajemen membutuhkan informasi biaya yang lebih rinci dan cermat. Untuk itu, dalam penentuan harga pokok penjualan perlu dirancang kembali sistem akuntansi biaya yang mampu merefleksikan konsumsi sumber daya dalam aktivitas penjualan atau membeli produk. Sistem ini dikenal dengan nama Activity-Based Cost System (ABC System).

Konsep akuntansi tradisional memiliki beberapa kelemahan. Salah satu diantaranya ialah cenderung menimbulkan distorsi pada perhitungan harga pokok penjualan. Hal ini terutama terjadi pada perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk yang berbeda, baik berbeda pada volume produksi, ukuran produk maupun kompleksitas produk. Kelemahan lainnya ialah tidak memperhatikan faktor penyebab timbulnya biaya itu sendiri, sehingga usaha pengelolaan biaya dilakukan dengan berfokus pada besarnya biaya (managing by numbers).

Pengelolaan biaya seharusnya berfokus pada penyebab timbulnya biaya, yaitu aktivitas, dan bukan pada biaya itu sendiri. Konsep yang membantu manajemen untuk berfokus pada aktivitas ialah Activity-Based Accounting, atau disebut juga Activity-Based Cost, atau Activity Accounting.


(3)

Inti dari activity-based accounting ialah activity management. Menurut Hansen dan Mowen (1992:916):

"Aktivitas untuk menurunkan value-added cost dengan cara mengetahui value-added dan non value-added activity”

Terdapat dua asumsi penting yang dikemukakan oleh Cooper (1991 :269), yang mendasari ABC System:

1. Aktivitas menyebabkan timbulnya biaya. ABC System berangkat dengan anggapan bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.

2. Produk (dan konsumen) menyebabkan timbulnya permintaan atas aktivitas. Untuk membuat produk diperlukan berbagai kegiatan, dan setiap kegiatan memerlukan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan tersebut

Tidak semua aktivitas merupakan aktivitas yang menambah nilai bagi konsumen (value-added activities), tapi ada pula aktivitas yang menambah biaya yang tidak perlu dan menurunkan kinerja, aktivitas ini yang disebut dengan aktivitas yang tidak menambah nilai (non value-added activities), karena aktivitas tersebut tidak diperlukan atau aktivitas tersebut diperlukan tapi tidak efisien dan masih dapat disempurnakan.

Biaya yang diidentifikasikan tidak menambah nilai harus dihilangkan agar pemborosan biaya yang timbul akibat aktivitas yang tidak manambah nilai atau ketidakefisienan aktivitas yang menambah nilai dapat menurunkan biaya pembuatan produk secara keseluruhan, sehingga harga pokok penjualan dapat ditekan agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis.


(4)

BAB I. PENDAHULUAN 9

1.6 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada CV ”X” yang bergerak dalam bidang jual beli ikan mas, budidaya ikan mas, penjualan pakan ikan, dan penjualan bibit ikan mas. Kantor CV ”X” terletak di Jalan Ruko Pasar Baru no 56 Cianjur sedangkan tempat untuk penjualan pakan ikan dan budidaya ikan mas serta ikan nila adalah di Jangari sekitar Waduk Jatiluhur.


(5)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap Metode Perhitungan harga pokok ikan dan pakan di CV ”X”, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Metode yang di gunakan oleh CV ”X” untuk mengalokasikan biaya adalah menggunakan metode Conventional System dengan menggunakan metode ini CV ”X” mengalokasikan biaya hanya kedalam dua bagian yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya untuk solar perahu di jadikan sebagai biaya sewa perahu dan biaya ekpedisi ikan di masukan pada bagian biaya tetap.

2. Berdasarkan Activity-Based Cost System, biaya sewa perahu diganti menjadi biaya solar perahu yang di sesuaikan dengan pemakaian setiap bagian. Biaya ekspedisi yang mengeluarkan biaya solar dimasukan dalam biaya variabel dan dialokasikan pada omzet setiap bagian.

3. Dari hasil analisis perbedaan antara metode Activity-Based Cost System dibandingkan dengan metode Conventional System adalah pengalokasian biaya yang seharusnya masuk dalam biaya variabel berdasarkan Activity-Based Cost System dimasukan pada biaya tetap jika menggunakan Conventional System.


(6)

BAB V. Simpulan dan Saran 129

4. Penetapan harga menggunakan Activity-Based Cost System dapat meminimalkan biaya karena biaya di alokasikan sesuai dengan omzet yang ada. Jadi jika omzet kecil maka biaya pun akan kecil.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut: CV ”X” sebaiknya mengalokasikan biaya berdasarkan Activity-Based Cost System kerena dengan metode ini perusahaan dapat mengalokasiakn biaya lebih sesuai dan harga pokok yang dihasilkannya pun lebih baik karena biaya ekspedisi di sesuaikan dengan omzet perbulan. Tapi jika menggunakan metode yang digunakan perusahaan yaitu Conventional System dan omzet yang dihasilkan kecil maka harga pokok akan menjadi besar karena biaya tetap yang tinggi.