PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI GUNA UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA OPERASIONAL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (DI CV. MUTIARA BAHARI SURABAYA).

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI GUNA UNTUK
MENGOPTIMALKAN BIAYA OPERASIONAL DENGAN METODE
ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
(DI CV. MUTIARA BAHARI SURABAYA)

SKRIPSI

Disusun oleh:
LUKI RAMADHAN
NPM 0732015012

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI GUNA UNTUK
MENGOPTIMALKAN BIAYA OPERASIONAL DENGAN
METODE ACTIVITY BASED COSTING
DI CV. MUTIARA BAHARI SURABAYA
Disusun Oleh :
LUKI RAMADHAN
0732015012/FE
Telah Dipertahankan Dihadapan
Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Pada tanggal : 13 April 2012

Tim Penguji :

Pembimbing :

Ir. Didi.Samanhudi.MT
NIP. 19580625 198503 1 001

Ir. Handoyo.MT
NIP. 19570209 198503 1 003


Ir. Erlina.MT
NIP. 19621126 198803 2 001

Drs. Pailan Mpd
NIP. 19530504 198303 1 001

Ir. Handoyo.MT
NIP. 19570209 198503 1 003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industr i
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” Jawa Timur

Ir. Sutiyono.MT
NIP. 19600713 197103 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI GUNA UNTUK

MENGOPTIMALKAN BIAYA OPERASIONAL DENGAN
METODE ACTIVITY BASED COSTING
DI CV. MUTIARA BAHARI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Industri

Oleh :
LUKI RAMADHAN
0732015012

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI NDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
berkat rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
skripsi ini dengan baik, walaupun terdapat beberapa beberapa kendala
dan sedikit keterlambatan waktu.
Penyusunan laporan ini berdasarkan pengamatan selama
Penelitian tugas akhir dengan kata-kata, informasi yang penyusun
peroleh dari pembimbing lapangan dan dari para staf operasional
dilapangan dan Dosen Pembimbing skripsi, juga dari literature yang
ada.
Atas terselesainya pelaksanaan skripsi ini dan terselesainya
penyusunan laporan skripsi ini, maka penyusun menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran”
Jawa Timur.
2. Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Jurusan Teknik Indutri UPN

“Veteran” Jawa Timur.
3. Drs. Pailan, Mpd, selaku Sekertaris Jurusan Teknik Indutri UPN “Veteran”
Jawa Timur.
4. Ir. Handoyo, MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing saya
dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Drs. Pailan, Mpd selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing saya
dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
6. Semua Staf dan di CV. Mutiara Bahari Surabaya yang telah banyak membantu
selama penyusun melaksanakan Skripsi.
7. Ibu dan seluruh keluargaku tersayang yang selalu senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis.
8. Teman-temanku yang berada di UPN “Veteran” Jawa Timur maupun di luar
kampus UPN, terima kasih atas semangat, doa dan bantuannya dalam
menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
9. Pihak-pihak lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung
terlibat dalam pembuatan atau penyelesaian laporan ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik isi maupun penyajian.. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun akan penyusun terima dengan senang hati.
Akhir kata semoga Laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan rahmat dan berkat kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan kepada penyusun, Amin.

Surabaya, Maret 2012

Penyusun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .....................................................................................................


i

Kata Pengantar ............................................................................................................

iii

Daftar Isi .....................................................................................................................

v

Daftar Tabel ................................................................................................................

ix

Daftar Gambar .............................................................................................................

x

Daftar Lampiran ..........................................................................................................


xi

Abstraksi ....................................................................................................................

xii

Bab I

Bab II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah................................................................................

3

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................


3

1.4 Asumsi-asumsi .......................................................................................

3

1.5 Tujuan penelitian....................................................................................

3

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................

4

1.7 Sistematika Penulisan .............................................................................

4

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen ...........................................................

6

2.1.1 Peranan Akuntansi Manajemen ....................................................

7

2.2 Konsep Biaya .........................................................................................

7

2.2.1 Obyek Biaya ...............................................................................

9

2.2.2 Penggolongan Biaya ...................................................................

9


2.3 Klarifikasi Biaya Dewasa Ini .................................................................

13

2.4. Metode Penentuan Harga Pokok Penjualan ..............................................

14

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.5. Keterbatasan Cara Konvensional..............................................................

18

2.6 Definisi Activity Based Costing ................................................................

19

2.6.1. Manfaat Penerapan Activity Based Costing ...................................

20

2.6.2. Klasifikasi Biaya ABC ..................................................................

22

2.6.3. pemilihan Cost Driver ..................................................................

24

2.6.4. Langkah-langkah Activity Based Costing ......................................

25

2.6.4.1. Tahap Pertama ...............................................................

26

2.6.4.2. Tahap Kedua ..................................................................

30

2.6.5. Keunggulan ABC Dibandingkan Dengan Sistem

Bab III

Tradisional ...............................................................................

31

2.7. Ilustrasi Penentuan HPP ...........................................................................

32

METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................

41

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel .......................................

41

3.2.1. Identifikasi Variabel .....................................................................

41

3.3 Metode Pengumpulan Data .....................................................................

42

3.4 Metode Analisis Data .............................................................................

43

3.4.1 Perhitungan BOP Berdasarkan Sistem Konvensional ....................

43

3.5 Langkah-langkah Pemecahan Masalah ....................................................

44

Bab IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data .................................................................................

50

4.1.1 Laporan Biaya Produksi ...............................................................

50

4.1.2 Data Biaya Bahan Baku Langsung ...............................................

52

4.1.3 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung .............................................

53

4.1.4 Data Jam Tenaga Kerja ................................................................

54

4.1.5 Data Jam Mesin ...........................................................................

55

4.1.6 Data Set Up ................................................................................

55

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2 Pengolahan Data ....................................................................................

56

4.2.1 Menetapkan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan
Metode Konvensional (HPP Konvensional)..................................

56

4.2.2 Menetapkan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan

Bab V

Metode Activity Based Costing (HPP ABC) ................................

63

4.2.3 Perbandingan Simpangan Harga Pokok Produksi .........................

75

4.3 Analisa dan Pembahasan ........................................................................

77

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................

78

5.2 Saran......................................................................................................

79

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Laporan Biaya Produksi ...............................................................................

51

Tabel 4.2 Biaya Total Bahan Baku Langsung ...............................................................

52

Tabel 4.3 Produksi Perbulan ........................................................................................

52

Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku Langsung .......................................................................

53

Tabel 4.5 Biaya Total Tenaga Kerja Langsung ............................................................

53

Tabel 4.6 Biaya Total Tenaga Kerja Langsung Untuk Tiap Produk ..............................

54

Tabel 4.7 Data Jam Tenaga Kerja .................................................................................

54

Tabel 4.8 Data Jam Mesin ...........................................................................................

55

Tabel 4.9. Data Jumlah Set Up ....................................................................................

55

Tabel 4.11 Biaya Bahan Baku Langsung Per Unit ........................................................

57

Tabel 4.12 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung ............................................................

58

Tabel 4.13 Tarif BOP perunit Produk metode tradisional ..............................................

59

Tabel 4.14 Biaya Overhead Pabrik Dibebankan perbulan ..............................................

60

Tabel 4.15 HPP Konvensional perunit tiap produk........................................................

61

Tabel 4.16 HPP perunit tiap Produk .............................................................................

62

Tabel 4.17 Peta Aktivitas Overhead .............................................................................

64

Tabel 4.18 Rasio Konsumsi Berdasarkan Volume Produk.............................................

65

Tabel 4.19 Rasio Konsumsi Berdasarkan Jam Tenaga Kerja .........................................

66

Tabel 4.20 Rasio Konsumsi Berdasarkan Jam Mesin ....................................................

67

Tabel 4.21 Rasio Konsumsi Berdasarkan Jumlah Transportasi ......................................

68

Tabel 4.22 Cost Pool Homogen, Rasio Konsumsi dengan Cost Driver untuk
Masing-masing Aktivitas Periode ..........................................................

68

Tabel 4.23 Pool Rate Kategori Periode Bulan Januari 2010...........................................

70

Tabel 4.25 BOP Perunit dengan ABC Costing ..............................................................

72

Tabel 4.26 HPP ABC Perunit tiap Jenis Produk ............................................................

73

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.27 Perbandingan Kalkulasi Biaya HPP untuk VGE ..........................................

74

Tabel 4.28 Perbandingan Kalkulasi Biaya HPP untuk MAR .........................................

74

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Ganbar 2.1

Hubungan antara elemen-elemen aktivitas ............................................

20

Gambar 2.2.

Klasifikasi Level Aktivitas dan Cost Drivernya ...................................

28

Gambar 2.3.

Klasifikasi Aktivitas Berdasar Level Aktivitas dan
Cost Driver yang sama ........................................................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Laporan Biaya Produksi Periode Bulan Januari – Juni 2010

Lampiran II Tabel Cost Driver Untuk masing-masing aktivitas Periode Januari – Juni 2010
Lampiran III Tabel Cost Pool Untuk masing-masing aktivitas Periode Bulan
Januari – Juni 2010
Lampiran IV Tabel Pool Rate Kategori Periode Bulan Januari – Juni 2010
Lampiran V

Biaya Overhead Perunit dengan ABC Bulan Januari – Juni 2010

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Persaingan yang ketat antara perusahaan yang ada di sini mendorong
beberapa perusahaan untuk memenangkan atau paling tidak mempertahankan
posisinya agar dapat terus aktif dalam menjalankan usahanya. Keunggulan
kompetitif yang mencakup kualitas, waktu, biaya dan inovasi harus dimiliki oleh
setiap perusahaan yang ingin bersaing dalam pangsa pasar. Faktor biaya
merupakan tolak ukur keberhasilan dalam hal persaingan antara industri besar
maupun kecil, hal ini dapat dijelaskan bahwa biasanya konsumen langsung
membandingkan suatu produk serupa lainnya berdasarkan harga produk.
PT. X merupakan perusahaan yang memproduksi produk perhiasan. Bentuk
proses produksi didalam PT. X dijalankan secara kontinyu, dimana dalam
menentukan harga pokok produknya masih menggunakan sistem konvensional,
yaitu membebankan biaya pada pemakaian bahan baku dan pemakaian tenaga
kerja langsung pada produk, ditambah biaya overhead, kemudian dibagi dengan
jumlah produk yang dihasilkan. Untuk mengatasi terjadinya distorsi
(penyimpangan) terhadap harga pokok produk,maka digunakan sistem
pembebanan biaya berdasarkan aktivitas atau activity based costing (ABC).
Activity Based Costing (ABC) .
Perhitungan dengan menggunakan sistem konvensional memberi hasil
yang kurang akurat, oleh karena itu sangat mungkin untuk dilakukan perhitungan
dengan metode Activity Based Costing (ABC). Dengan menggunakan sistem ABC
diharapkan penentuan harga pokok produk lebih tepat dan proprosional, sehingga
didapat harga jual produk yang lebih kompetitif. Dengan tujuan adalah untuk
menentukan harga pokok produksi yang optimal (akurat) dan Untuk mengetahui
penyimpangan HPP perusahaan bila dibandingkan dengan HPP metode ABC.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa penetapan harga pokok produksi dengan menggunakan metode
Activity Based Costing pada kenyataannya lebih akurat dan jelas dari pada biaya
konvensional (tradisional). Kesalahan dalam melakukan perhitungan harga pokok
produksi akan memberikan dampak negatif bagi perusahaan. Untuk produk yang
overcosting akan menyebabkan produk kalah bersaing dalam masalah harga di
pasaran dengan produk yang sejenis dari perusahaan lain, sehingga permintaan
semakin kecil dan susah untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Pada produk
yang undercosting akan menyebabkan perusahaan merugi karena harga pokok
produksinya lebih rendah dari harga pokok produksi yang sebenarnya. Hal ini
akan mengurangi laba yang akan diperoleh oleh produk tersebut.

Kata kunci : harga pokok produksi, aktivitas, akuntansi biaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

B AB I
P EN D AHULUAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Persaingan yang ketat antara perusahaan yang ada disini mendorong
beberapa perusahaan untuk memenangkan atau paling tidak mempertahankan
posisinya agar dapat terus aktif dalam menjalankan usahanya. Keunggulan
kompetetif yang mencakup kualitas, waktu, biaya dan inovasi harus dimiliki oleh
setiap perusahaan yang ingin bersaing dalam pangsa pasar. Faktor biaya
merupakan tolak ukur keberhasilan dalam hal persaingan antara industri besar
maupun kecil, hal ini dapat dijelaskan bahwa biasanya konsumen langsung
membandingkan suatu penjualan serupa lainnya berdasarkan harga penjualan. Dan
di lain pihak perusahaan tidak akan kesulitan untuk berproduksi sesuai dengan
kualitas dan waktu yang di inginkan dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi yang ada.
Ada beberapa strategi yang memegang peranan penting dalam peningkatan
daya saing perusahaan, antara lain meningkatan nilai yang diterima konsumen
baik dalam hal kualitas pelayanan yang memuaskan.
Sebagai perusahaan yang menerapkan strategi pemanufacturan yang baru
untuk mencapai keunggulan daya saing yang kuat, system akutansi juga harus
diubah untuk mengikuti perkembangan.
Strategi penetapan harga juga sangatlah penting bagi suatu perusahaan
apalagi dalam situasi sekarang saat ini. Sistem biaya ini berdasarkan aktivitas
(Activity Based Costing System) yaitu melacak biaya pada berbagai aktivitas dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kemudian ke berbagai produk, sistem ini menawarkan lebih dari hanya ketelitian
dari informasi mengenai harga produk
CV. MUTIARA BAHARI SURABAYA merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang makanan. Selama ini perusahaan masih menggunakan
penentuan harga jual yang masih menggunakan sistem full costing, yaitu
membebankan biaya

pada

pembelian barang dan pemakaian tenaga kerja

langsung, ditambah biaya overhead, kemudian dibagi dengan jumlah penjualan
yang

dihasilkan.

Hal

ini

akan

mempengaruhi

perusaahaan

dalam

memperhitungkan biaya produksi, dengan demikian perusahaan memerlukan
sistem informasi akutansi yang mampu mengadakan informasi secara tepat.
Untuk mengatasi terjadinya distory (penyimpangan) terhadap harga pokok
penjualan, maka digunakan system pembebanan biaya berdasarkan aktivitas atau
Activity Based Costing ( ABC ). Activity Based Costing ( ABC ) merupakan
suatu system manajemen yang dapat digunakan untuk menciptakan efektifitas
kerja, melalui evaluasi terhadap aktifitas, konsep ABC ini mengakui bahwa biaya
disebabkan oleh aktifitas, sehingga usaha

biaya produksi harus dengan

mengevaluasi kembali aktivitas yang ada.
Maka dari itu sangat diperlukan sekali sebuah wawasan untuk apat melihat
lebih maju lagi dan dapat mendeteksi biaya terperinci. Untuk mengatasi hal
tersebut diperlukan suatu metode pengalokasikan biaya overhead, yaitu dengan
metode Activity Bsased Costing System(ABC System)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dibuat suatu perumusan masalah
sebagai berikut :
“Berapa harga pokok produksi pada produk makanan yang sebenarnya
dengan menggunakan metode Activity Based Costing System?”
1.3 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih terarah diperlukan batasan
masalah, antara lain :
1. Data yang digunakan baik dari data penjualan maupun keuangan yang
digunakan data bulan Januari sampai dengan Desember 2010
2. Obyek penelitian meliputi : jenis makanan : Tempura (T1), Bintang(B2),
Bakso Tuna(BT3), Sukoi(S4)
1.4 Asumsi-asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1.

Kebijakan pemerintah terutama dalam hal perekonomian tidak mengalami
perubahan dan keadaan ekonomi berjalan stabil.

2. Kalkulasi biaya penjualan total telah diidentifikasikan sesuai dengan
kebijakan manajemen perusahaan
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan harga pokok produksi
produk makanan yang optimal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penentuan harga penjualan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Untuk dapat menerapkan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan
kenyataan yang berkaitan dengan penentuan harga pokok produksi di
perusahaan
2. Bagi Perusahaan
§ Hasil penelitian ini akan memberikan informasi kepada manajemen
perusahaan dalam

pengambilan keputusan terutama kebijaksanaan

yang berkaitan dengan penentuan harga pokok yang sudah ditetapkan
§ Dengan penelitian ini akan diketahui berbagai permasalahan yang
menjadi penyebab dari harga pokok produksi, sehingga menjadi
pertimbangan untuk melakukan perbaikan penentuan harga pokok
produksi
3. Bagi Universitas
Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi penelitian yang akan
datang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan memahami pembahasannya, maka laporan ini secara
sistematika adalah sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, asumsi–asumsi, tujuan
penelitian,

dan

mananfaat

penelitian

yang

digunakan,

serta

sistematika penulisan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan teori–teori yang berhubungan dan
berkenaan dengan topik–topik yang dibahas dan akan dipakai sebagai
dasar dalam menganalisa dan menyelesaikan masalah.

BAB III

METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang cara mendapatkan data, data apa
saja yang digunakan dalam perhitungan, bagaimana cara mengolah
data tersebut, hasil apa saja yang akan didapat setelah data tersebut
diolah.

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai rancangan susunan program
yang diguanakan untuk memecahkan permasalahan serta data – data
dari berbagai hal yang dibutuhkan untuk penyusunan program.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan dan saran
untuk perbaikan sistem informasi manajemen penggajian yang
digunakan perusahaan saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

B AB II
TIN JAUAN P USTAKA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Akuntansi Manajemen
Pengertian akuntansi manajemen menurut Mulyadi (1999), dipandang
sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data
keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang
dibutuhkan oleh pemakai.
Akuntansi manajemen dapat dipandang sebagai suatu system yang
mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan
keluaran berupa data operasi dan data keuangan yaitu informasi akuntansi yang
dibutuhkan oleh pemakai.
Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut, yaitu akuntansi
manajemen sebagai salah satu tipe. Akuntansi adalah merupakan suatu system
pengolahan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai interen organisasi dan
akuntansi sebagai salah satu tipe informasi kwantitatif yang menggunakan uang
sebagai satuan ukur untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan
perusahaan.
Akuntansi Manajemen menurut (Amin Widjaja Tunggal, 2000: 2) yaitu
ilmu yang berisi informasi akuntansi manajemen (keuangan, produksi, pemasaran,
personalia dan sebagainya) disediakan untuk membantu para pimpinan dalam
pengambilan keputusan tentang masa depan perusahaan dan dalam pengendalian
terhadap implementasi keputusan yang telah dibuat.
2.1.1. Per anan Akuntansi Manajemen
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Peranan Akuntansi Manajemen berfungsi memberikan system informasi
manajemen yang tepat dan akurat,guna menentukan keputusan operasional dan
strategis yang menyangkut kinerja perusahaan serta untuk memproduksi keadaan
dimasa yang akan datang. Akuntansi Manajemen terutama ditujukan untuk
menyediakan informasi kepada para pengambil keputusan mengenai bagaimana
sumber-sumber yang dimiliki perusahaan harus di alokasikan. Akuntansi
Manajemen juga diharapkan mampu menghadapi perubahan-perubahan pada
lingkungan operasi perusahaan, sehingga perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang.

2.2. Konsep Biaya
Konsep dan istilah-istilah biaya telah dikembangkan selaras dengan
kebutuhan para akuntan, ekonom, dan insinyur. Para akuntan telah mendefinisikan
biaya sebagai "Suatu nilai tukar, prasyarat, atau pengorbanan yang dilakukan guna
memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, prasyarat atau pengorbanan
tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan kas atau aktiva
lainya pada saat ini atau dimasa mendatang.". ( Matz Usry, 1995 : 19).
Istilah "biaya" (Cost) seringkali digunakan dalam arti yang sama dengan
istilah "beban" (expense). Namun, "beban" dapat didefinisikan sebagai arus keluar
barang dan jasa, yang akan dibebankan atau ditandingkan (matched). Dengan
pendapatan (revenue) untuk menentukan laba (income). (Matz Usry, 1995 : 20)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau memungkinan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu
(Mulyadi, 1979 : 3).

2.2.1. Obyek Biaya
Obyek biaya (cost object) didefinisikan sebagai produk, kerja pesanan,
kontrak, proyek, departemen (atau bagian lain) organisasi, atau unit lainnya yang
merupakan "ruang lingkup" atau tujuan dari pengakumulasian dan pengukuran
biaya. Akumulasi semacam itu dalam sistem akuntansi biaya bersifat
multidimensional karena beragamnya aspek kebutuhan yang mendorong kita
untuk mengetahui, merencanakan, dan mengendalikan biaya. Misalnya, kita perlu
menentukan biaya dari setiap unit produk, tetapi juga perlu merencanakan dan
mengendalikan biaya yang menjadi tangung jawab masing-masing manajer, yaitu
biaya perdepartemen. Perancangan dan implementasi sistem akuntansi harus
menyediakan kerangka bagi obyek biaya yang beraneka ragam.
(Matz Usry, 1995 : 20)

2.2.2. Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (1979 :7 s/d 14), Biaya dapat digolongkan menjadi :
a. Penggolongan Biaya atas Dasar fungsi-fungsi Pokok dalam Perusahaan.
1. Biaya Penjualan
Biaya - biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses penjualan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Contoh :, biaya tenaga kerja, biaya Overhead Perusahaan

2. Biaya Administrasi dan Umum
Biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan penyusunan
kebijaksanaan dan pengarahan perusahaan secara keseluruhan.
Contah : Gaji direksi, biaya-biaya bagian akuntansi dan personalia,
biaya rapat pemegang saham dan biaya telpon.
3. Biaya Pemasaran
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan usaha untuk
memperoleh pesanan (Order Getting) dan memenuhi pesanan (Order
Filling).
Contoh : biaya iklan, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang
pembeli.

Biaya bahan baku

Biaya Produksi

Biaya tenaga kerja

Biaya Overhead
pabrik

Biaya
Biaya Pemasaran

Biaya komersial
Biaya Administrasi
dan umum
Sumber : Mulyadi (1979 :14)

Gambar 2.1. : Skema Perincian Biaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b.Penggolongan biaya atas dasar hubungan dengan sesuatu yang dibiayai
1. Biaya Langsung
Biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya
sesuatu yang dibiayai.
Contoh : penjualan barang
2. Biaya tak langsung
Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
Contoh : biaya Overhead pabrik,biaya penyusutan mesin
c.Penggolongan biaya sesuai dengan tingkah lakunya. Dalam tahun
bungannya dengan perubahan volume kegiatan.
1. Biaya tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan,tidak berpengaruh

adanya

perubahan volume kegiatan dalam batas-batas tertentu
Ciri-ciri biaya tetap :
-

Jumlah keseluruhan yang tetap dalam rentang (renge) kekuatan
yang relevan

-

Penurunan biaya per unit bila volume bertambah dalam rentang
yang relevan

-

Dapat dibebankan kepada Departemen-departemen berdasarkan
keputusan manajemen atau menurut metode alokasi biaya

-

Tanggung jawab

pengendalian lebih banyak dipikul oleh

manajemen eksekutif daripada oleh penyeliaan operasi.
Biaya overhead berikut ini biasanya diklasifikasikan sebagai biaya tetap
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Overhead per usahaan tetap
-

Gaji eksekutif produksi

- Gaji satpam dan pesuruh pabrik

-

Penyusutan

- Pemeliharaan dan Reparasi

-

Amortisasi paten

- Bangunan dan tanahnya

-

Akuntansi aktiva tetap dan sewa Kewajiban
2. Biaya Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
Ciri-ciri biaya variabel
Perubahan jumlah total dalam produksi yang sama dengan perubahan
volume.
-

Biaya perunit relatif konstan meskipun volume berubah dalam
rentang (range) yang relevan.

-

Dapat dibebankan kepada departemen operasi dengan cukup
mudah dan tepat.

-

Dapat dikendalikan oleh seorang kepala departemen tertentu.
Daftar berikut ini menunjukkan jumlah biaya Overhead yang
biasanya diklasifikasikan sebagai biaya variabel, sebagai berikut:

Overhead Per usahaan Variabel
Perbekalan (supplies)

Biaya penerimaan barang

Bahan bakar

Pengangkutan dalam gudang

Sumber tenaga

Royalty

Perkakas kecil

Upah lembur

Beban kerusakan, limbah dan pemanfaatan kembali

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Biaya semi variabel.
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan
Contoh lain dari biaya Overhead semi variabel adalah sebagai
berikut :
Overhead Per usahaan semi variabel
Kepenyeliaan (supervisi)

Pemeliharaan dan reparasi mesin

Pemeriksaan

dan peralatan pabrik

Jasa departemen penggajian

Asuransi kerugian

Jasa departemen personalia

Asuransi kesehatan dan kecelakaan

Jasa administrasi pabrik

Pajak penghasilan

Jasa pengelolaan bahan

Beban hubungan indusrial

dan persediaan

Pemanasan, penerangan dan

Jasa departemen lainnya

sumber tenaga

d. Penggolongan biaya atas dasar waktu :
1. Pengemasan modal (Capital Expenditure)
Biaya-biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi
Contoh : Biaya perbaikan yang jumlahnya ralatif

besar ( dan

diperkirakan dengan perbaikan tersebut, umur ekonomis tempat dapat
diperpanjang) merupakan pengeluaran modal, karena biaya perbaikan
tersebut akan dinikmati dalam beberapa periode akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Penggolongan penghasilan
Biaya-biaya yang hanya bermanfaat didalam periode akuntansi dimana
biaya tersebut terjadi
Contoh : biaya telepon, biaya komisi penjualan.

2.3. Klasifikasi Biaya Dewasa Ini
Dalam dekade terakhir ini komposisi biaya manufakturing mengalami
pergeseran pada awal abad ke-20, sekitar 50 % atau lebih dari total biaya
manufakturing merupakan biaya tenaga kerja langsung. Sebagai konsekuensinya,
sistem akutansi biaya di desain untuk memfokuskan pada pengukuran dan
pengendalian biaya tenaga kerja langsung. Adanya perubahan-perubahan dalam
bidang teknologi dalam lingkungan industri, pemakaian tenaga kerja manusia
banyak digantikan oleh mesin-mesin berteknologi tinggi. Dengan demikian biaya
tenaga kerja langsung hanyalah merupakan sebagian kecil dari komposisi total
biaya manufakturing. Sebaliknya peranan biaya overhead terus meningkat dengan
tajam dalam strukur biaya manufakturing. Dan sebagai konsekuensi dari
perubahan ini adalah sistem biaya yang dulu dibuat untuk aktivitas manufakturing
dengan komposisi biaya tenaga kerja langsung yang tinggi menjadi tidak sesuai
lagi. Sebab tujuan dari sistem biaya ini tidak lagi mengendalikan biaya bahan
baku dan tenaga kerja langsung, tetapi sistem biaya harus didesain untuk
memahami perilaku biaya overhad tersebut dan bagaimana cara pembebanannya
pada produk agar tidak menimbulkan adanya distorsi yang berarti.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Metode Penentuan Harga Pokok Penjualan
Metode penentuan harga pokok pr oduksi menur ut Mulyadi (1999 : 18) adalah car a
memper hitungkan unsur -unsur biaya ke dalam har ga pokok penjualan. Dalam
memper hitungkan unsur -unsur biaya ke dalam har ga pokok penjualan, terdapat dua
pendekatan : full costing dan variabel costing.
Full Costing
Full costing merupakan penentuan harga pokok pr oduksi yang memper hitungkan
semua unsur biaya pr oduksi ke dalam harga pokok penjualan yang terdir i dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya over head pabrik, baik yang ber perilaku
variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok pr oduksi menur ut metode full
costing terdiri dari unsur biaya penjualan berikut ini :
Biaya bar ang penjualan
xx
Biaya tenaga ker ja langsung
xx
Biaya over head pabr ik var iabel
xx
Biaya over head pabr ik tetap
xx
Harga Pokok Pr oduksi

xx

Harga pokok pr oduksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur
harga pokok pr oduksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya over head
pabrik variabel, dan biaya over head pabrik t etap) ditambah dengan biaya nonpr oduksi
(biaya pemasar an, biaya administr asi dan umum).
Variabel Costing
Variabel costing mer upakan metode penentuan har ga pokok pr oduksi yang hanya
memper hitungkan biaya pr oduksi yang ber per ilaku var iabel ke dalam har ga pokok
pr oduksi, yang terdir i dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
over head pabrik variabel. Dengan demikian harga pokok pr oduksi menur ut metode
variabel costing ter dir i dari unsur biaya pr oduksi berikut ini :
Biaya bar ang penjualan
xx
Biaya tenaga ker ja langsung
xx
Biaya over head pabr ik var iabel
xx
Harga pokok pr oduksi

xx

Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri
dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya barang penjualan, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya
nonproduksi variabel (biaya pesaran variabel dan biaya administrasi dan umum
variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap,
biaya administrasi dan umum tetap).
Sistem Tradisional
Sistem tradisional berasumsi bahwa produklah yang menyebabkan biaya sehingga
biaya-biaya yang terjadi harus dialokasikan ke produk yang bersangkutan,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

sehingga jika volume produksi semakin besar maka biaya yang dikeluarkan
semakin besar.
Ada dua macam metode sistem tradisional yang digunakan untuk pengalokasian
biaya overhead (Hansen, 1997 : 30) yaitu :
Plant Wide rates
Pada metode ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Biaya overhead dialokasikan ke dalam suatu kumpulan biaya yang besar, sehingga
menggunakan pengarah tunggal atau single driver, biasanya yang digunakan
sebagai pengarah single driver ini adalah jam tenaga kerja langsung.
Dari perhitungan biaya overhead tersebut kemudian dilakukan pengalokasian
biaya ke dalam setiap produk.
Pengalokasian secara Departemen
Dalam pengalokasian secara departemen ini, dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Setiap biaya overhead yang ada dialokasikan ke tiap departemen produksi,
sehingga terbentuk kumpulan biaya overhead dari tiap departemen.
Kemudian kumpulan biaya overhead dari tiap departemen produksi, sehingga
terbentuk kumpulan biaya overhead dari tiap departemen.
Kemudian kumpulan biaya overhead dari tiap departemen ini kemudian
dialokasikan ke tiap-tiap produk yang ada.
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengalokasian biaya
overhead dengan menggunakan metode tradisional baik pada pada plant wide rate
maupun pengalokasian biaya berdasarkan departemen akan menghasilkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

perhitungan biaya produksi yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena adanya
distorsi atau penyimpangan biaya produksi pada metode plant wide rate, karena
metode ini berasumsi bahwa semua biaya overhead secara langsung berhubungan
dengan satu aktivitas saja.
Hal-hal pada metode plant wide rate ini yang menyebabkan terjadinya distorsi
atau penyimpangan adalah :
Perbedaan sumber daya (resources) untuk setiap produk.
Penggunaan resources untuk setiap produk.
Sehingga kita tidak dapat beranggapan bahwa semua produk tersebut mempunyai
aktivitas dan sumber yang sama. Pada pengalokasian biaya pada departemen juga
menimbulkan distorsi atau penyimpangan. Hal-hal yang menyebabkan distorsi
tersebut adalah sebagai berikut :
Adanya perbedaan batch aktivitas dan ukuran setiap jenis produk yang berbeda.
Adanya perbedaan antara aktivitas dengan atribut produk untuk produk-produk
yang berbeda.
Sehingga dapat disimpulkan terjadi distorsi atau penyimpangan pada penggunaan
metode tradisional ini.
Adanya distorsi atau penyimpangan terhadap harga pokok produk tersebut jika
tidak dilakukan perbaikan maka akan menimbulkan pengambilan keputusan yang
salah, yang dapat merugikan perusahaan karena kesalahan dalam menggunakan
strategi.
Keterbatasan Cara Konvensional

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Sistem biaya konvensional dirancang berdasarkan kondisi teknologi
manufaktur pada masa lalu. Sistem biaya ini dianggap sudah usang, tidak dapat
dihadapi problem yang dihadapi oleh perusahaan modern, misalnya menjawab
kebutuhan pengambilan keputusan strategi perusahaan dan memberi pemecahan
yang baik.
Dalam sistem biaya konvensional, biaya yang timbul sebagai pemakaian
sumber daya yang dialokasikan pada produk berdasarkan tenaga kerja langsung,
Dengan demikian akuntansi biaya tradisional yang hanya menitik beratkan pada
biaya produksi pada fase penjualan tidak lagi mampu menghasilkan biaya yang
relevan dengan kebutuhan perusahaan yang bersaing secara global. Tetapi dengan
adanya perkembangan teknologi penggunaan sumber daya dan aktivitas dalam
proses produksi tidak lagi tergantung pada volume penjualan. Akibatnya pengalokasian
biaya dengan sistem biaya konvensional mengalami distorsi, sehingga dalam menetapkan harga
pokok produk kurang tepat bagi masing-masing produk.

Dalam menghitung biaya penjualan ber dasarkan biaya konvensional,
pembebanan biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung dapat
langsung ditelusur i sampai ke suatu produk. Sedang pembebanan biaya
over head pabrik ke dalam unit produksi, dalam beber apa hal mer upakan
tugas yang sulit kar ena biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat
secar a langsung ke suatu produk, dan biaya ini ter dir i dar i biaya yang tidak
sejenis yang meliputi biaya biaya variabel dan biaya tetap.
2.4. Definisi Activity Based Costing
Secara umum metode Activity Based Costing ber ar ti metode untuk
mengalokasikan overhead pabrik ber dasarkan aktivitasnya. Menur ut
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hongren Char les T. (1993 : 939)

Activity Based Costing adalah suatu

pendekatan kalkulasi biaya yang memfokus pada aktivitas sebagai obyek
biaya yang fundamental. ABC menggunakan biaya dari aktivitas ter sebut
sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya ke obyek biaya yang lain seperti
pr oduk, jasa, atau pelanggan. Sedangkan menur ut Hansen Don R. (1997 :
244) Activity Base Costing adalah suatu sistem kalkulasi biaya yang per tama
kali menelusur i biaya ke aktivitas dan kemudian ke produk, dan menur ut
Garr ison Ray H. (1991 : 96) Activity Based Costing didefinisikan sebagai
suatu metode kalkulasi biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk
setiap kejadian atau tr ansaksi (aktivitas) dalam suatu or ganisasi yang
berlaku sebagai pemacu biaya. Biaya over head kemudian dialokasikan ke
pr oduk dan jasa dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi ter sebut
yang pr oduk atau jasa yang dihasilkan. Sedang menurut Supr iyono ABC
(1994 : 30) adalah suatu sistem yang memusatkan pada aktivitas-aktivitas
sebagai obyek biaya yang pokok dan menggunakan biaya aktivitas-aktivitas
ter sebut sebagai “blok-blok bangunan” untuk mengkompilasi biaya obyekobyek biaya lainnya.
Dar i pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa obyek biaya seperti
pr oduk atau jasa mengkonsumsi sejumlah aktivitas ter tentu, sehingga dapat
diketahui aktivitas-aktivitas apa saja yang mendukung suatu pr oduk.
Sedangkan aktivitas-aktivitas ter sebut juga mengkonsumsi sejumlah sumber
daya yang ter tentu pula, sehingga dapat diketahui sumber daya apa saja
yang menyusun suatu aktivitas. Dengan arah yang ber lawanan maka biaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

akan dapat ditelusur i ke aktivitas dan kemudian ke produk atau jasa. Secara
logika model Activity Based Costing digambarkan sebagai ber ikut :

Sumber Daya

Aktivitas

Produk atau Jasa

Gambar 2.1 : Model Activity Based Costing secara logika logika
Sumber : Supriyono ABC (1994 : 30)

2.4.1. Manfaat Penerapan Activity Based Costing
Cara menghitung dengan menggunakan Activity Based Costing
dihar apkan akan member ikan manfaat yang lebih besar bagi manajemen
dan bagi perusahaan. Adapun manfaat menurut A. Widjaja Tunggal (2000 :
32) antara lain sebagai ber ikut :
1. Suatu kajian Activity Based Costing dapat menyakinkan manajemen
bahwa mer eka harus mengambil suatu langkah untuk lebih competitive.
Sebagai hasilnya, mereka dapat ber usaha untuk meningkatkan mutu
secar a simultan sambil memfokuskan pada pengurangan biaya. Analisis
biaya dapat menyor oti secara benar-benar bagaimana mahalnya proses
manufactur ing.

Pada

gilir annya

dapat

memacu

aktifitas

mer eor ganisasi proses, memper baiki mutu dan pengur angan biaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk

2. Manajemen akan ber ada pada posisi untuk melakukan penawar an
kompetitif yang wajar .
3. Dengan analisis biaya yang diper baiki, manajemen akan dapat
melakukan analisis yang lebih akur at mengenai volume yang diper lukan
untuk mencapai impas (break over) atas produk yang ber volume r endah.
4. Dengan analisis data dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat
mulai mer ekayasa kembali (re-engineer) proses manufactur ing untuk
mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi.
5. Semakin banyak over head yang ditelusuri ke produk. Dalam pabr ik
moder n ter dapat sejumlah aktifitas non lantai pabr ik yang berkembang.
6. Activity Based Costing member i per hatian pada selur uh aktivitas sehingga
melakukan kalkulasi biaya produk diluar dasar lantai pabr ik yang
tr adisional.
7. Dalam masalah pembebanan biaya, Activiy Based Costing menawarkan
akurasi biaya yang lebih tinggi sehingga meniadakan subsidi silang dan
ber ar ti juga tidak ada lagi pr oduk ter subsidi.
8. Dalam masalah biaya yang r elevan (relevan cost) yaitu biaya masa depan
yang ber ubah diantar a alter natif, Activity Based Costing akan dapat
membantu dalam mengambil keputusan untuk :


Menerima atau menolak alternatif



Membuat atau membeli suatu pr oduk



Meneruskan atau menghentikan sebuah program

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9. Dalam ukuran per for ma (Performince Measures), Activity Based Costing
dapat membuat analisis aktivitas untuk mengidentifikasi biaya ber nilai
tambah (Value Added Cost) dan biaya tidak ber nilai tambah (Non Value
Added Cost) Selanjutnya biaya yang tidak ber nilai tambah dapat
dikurangi dengan cara :


Menghilangkan suatu aktivitas (activity elimination)



Menyeleksi suatu aktivitas (activity selection)



Mengurangi suatu aktivitas (activity reduction)



Membagi suatu aktivitas (activity sharing)

2.4.2. Klasifikasi Biaya ABC
Dengan menggunakan sistem tr adisional, biaya variabel adalah biaya
yang berubah sesuai dengan volume penjualan. Contohnya ter masuk :
mater ial langsung, biaya tenaga listr ik (Power Costs) dan sebagainya.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak ber ubah sesuai dengan volume
pr oduksi. Biaya tetap ter masuk mayor itas dari biaya overhead.
Dengan menggunakan sistem ABC, Kaplan dan Cooper (1991 : 321)
menganjurkan mengklasifikasi biaya overhead dengan car a yang berbeda.
Mereka mengusulkan :
1.

Biaya Var iabel J angka Pendek (short-term variabel costs)
Ini adalah biaya-biaya yang ber var iasi sesuai dengan volume produksi

dan

mer upakan biaya-biaya yang juga diklasifikasikan sebagai var iabel

dalam metode tradisional. Suatu contoh yang tipikal adalah biaya tenaga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

listr ik (power costs). Biaya ini ber variasi dengan hubungan langsung
ter hadap volume produksi, dinyatakan sebagai jam mesin.
Disar ankan bahwa biaya over head var iabel jangka pendek ditelusuri
ke produk dengan menggunakan pemacu biaya yang ber hubungan dengan
volume pr oduksi (production volume related cost drivers) yang tepat.
Contohnya ter masuk : jam tenaga kerja, jam mesin, biaya mater ial langsung
atau bobot. Tidak seper ti sistem tr adisional, yaitu hanya satu atau dua basis
penyer apan (asorption bases) digunakan. ABC mengakui bahwa ter dapat
beberapa pemacu biaya pada kapan saja. J am tenaga kerja digunakan
dalam proporsi yang berbeda oleh produk. Dalam kebanyakan organisasi,
hanya ter dapat suatu propor si yang berbeda oleh produk. Dalam
kebanyakan or ganisasi, hanya ter dapat suatu pr opor si over head yang kecil
yang dapat diklasifikasikan sebagai biaya variabel jangka pendek.

2.

Biaya Var iabel J angka Panjang (long-term variabel costs)
Ter dapat biaya over head yang tidak ber var iasi dengan volume

pr oduksi, akan tetapi ber var iasi dengan tolak ukur aktifitas yang lain.
Contohnya,

biaya

untuk

aktifitas

pendukung,

seperti

penanganan

persediaan, penjadwalan produksi, Set up dan sebagainya adalah tetap
dalam jangka pendek, akan tetapi ber var iasi dalam jangka panjang sesuai
dengan kisaran (range) dan kompleksitas produk yang diproduksi. ABC
mensyar atkan biaya ini ditelusur i ke produk berdasar kan pemacu biaya
berbasis tr ansaksi (transaction-based cost drivers). Kebanyakan over head

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pendukung dapat digolongkan sebagai biaya var iabel jangka panjang dan
dengan demikian ditelusur i ke produk dengan menggunakan pemacu biaya
yang tepat. Dalam sistem tradisional, kebanyakan biaya ini diklasifikasikan
sebagai biaya tetap.
3.

Biaya Tetap (fixed costs)
Dengan menggunakan ABC, biaya-biaya ini diklasifikasikan sebagai

biaya yang tidak bervar iasi, dalam per iode wak tu ter tentu dengan setiap
indikator aktivitas. Contohnya adalah gaji Direktur Pengelola. Penelitian
oleh Kaplan dan Cooper mengusulkan bahwa b