Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X E terhadap materi tumbuhan dengan menggunakan metode Concept Mapping di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-E
TERHADAP MATERI TUMBUHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CONCEPT MAPPING DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
Veronika Dara Kumalasari
NIM : 091434011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-E
TERHADAP MATERI TUMBUHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CONCEPT MAPPING DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi


Oleh:
Veronika Dara Kumalasari
NIM : 091434011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari
besok, karena hari besok mempunyai

kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari.
Matius 6:34

Ku Persembahkan Karya Ini Untuk :

 
 

 

 

 –


iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
X-E terhadap materi tumbuhan dengan menggunakan metode Concept Mapping di
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru
Biologi di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, didapatkan permasalahan yaitu siswa kurang
aktif dan program tuntas yang diharapkan oleh guru masih belum tercapai. Metode yang
digunakan guru adalah ceramah dan diskusi kelompok sehingga siswa sering bosan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu (1) Perencanaan, yaitu
mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran seperti
mempersiapkan perangkat pembelajaran dan membuat instrumen penelitian. (2)
Pelaksanaaan, yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
metode Concept Mapping (3) Observasi, pengambilan data tentang proses pembelajaran
di dalam kelas. (4) Refleksi, dilakukan untuk menganalisa data hasil penelitian untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan di setiap siklusnya.
Subjek penelitian adalah 27 siswa kelas X-E SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan metode Concept Mapping
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas siswa dilihat

dari hasil observasi siklus I sebesar 81,53% meningkat menjadi 84%. Sedangkan
peningkatan hasil belajar siswa dibuktikan dengan presentase siswa yang mencapai
ketuntasan minimal pada siklus I sebesar 61.53% meningkat menjadi 88,89%. Nilai
rata-rata kelas siklus I sebesar 73,40 meningkat menjadi 80.
Kata Kunci : Metode Concept Mapping, Materi Tumbuhan, Aktivitas, Hasil Belajar

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
This research aims to know the activities and learning outcomes of student at
class X-E related to Plantae material by implementation of Concept Mapping method at
SMA BOPKRI 2. Based on the results of observation and interviews with Biology
teacher in BOPKRI 2 Senior High School, Yogyakarta, the following problems were
found that students are less active, the achivement as expected by the teacher has not

been reached yet, due to the fact that the teaching method used by the teacher are
lecturing and group discussions so that students often get bored.
This research is a kind of of Class Action Research conducted in 2 cycles. Each
cycle consists of four phases, namely (1) Planning, identifing problems and plan
learning activities such as preparing learning device and make a research instrument,.
(2) Conducting, teaching and learning activities using Concept Mapping method,. (3)
Observation, collecting data about the learning process in the classroom. (4)
Reflection, analyzing the results of the research to know the advantages and
disadvantages in each cycle.
The subjects of this study are 27 students of grade X-E Bopkri 2 Senior High
School, Yogyakarta. The research shows that the use of Concept Mapping method could
increase the activities and learning outcomes of the students. The increase of students
activity can be seen from the first cycle observation as much as 81,53 % increasing to
84 % while the increase of student learning outcomes were shown by the percentage of
students who reached the minimum of achivement in the first cycle as much as 61.53 %
increasing to 88,89 %. It can be shown also that average value of a class in the first
cycle as much as 73,40 increasing to 80.
Keywords: Concept Mapping Method, Plantae, Activities, Learning Outcomes

viii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas segala kebaikan, kemurahan, hikmat dan kasih yang
telah diberikan Tuhan Yesus Kristus selama pengerjaan skripsi ini dari awal sampai
akhir, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan
penyusunan skripsi yang berjudul ”Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Kelas X-E terhadap Materi Tumbuhan dengan Menggunakan Metode Concept Mapping
di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk
memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1.


Rektor Universitas Sanata Dharma

2.

Rohandi, Ph. D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah
memberi ijin penelitian

3.

Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. dan Ibu Luisa Diana Handoyo,
M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam rangka penyelesaian skripsi ini

4.

Bapak Yusri S.Th selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang
telah memberikan ijin penelitian

5.


Bapak Drs. A. Edy Krismanto, M. Pd. selaku guru bidang Studi Biologi kelas
X-E SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan bantuan selama
pelaksanaan penelitian

6.

Siswa kelas X-E SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah bekerjasama selama
pelaksanaan penelitian

7.

Para dosen yang telah membantu dalam perkuliahan. Terima kasih atas ilmu
dan bantuan yang telah saya dapat

8.

Bapak, Ibu dan keluarga atas dukungan dan doa yang selalu diberikan

9.

Sahabat di Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu. Terimakasih atas dukungan, semangat, dan doa dalam
mengerjakan skripsi ini

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini
Penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
Sekecil apapun bantuan itu sangat berarti untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi
ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ini. Semoga kebaikan bapak, ibu, serta rekan-rekan sekalian selalu diberkati oleh Tuhan
Yesus Kristus.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, penulis terbuka menerima kritik dan saran yang membangun. Kritik dan saran yang
diberikan bagi penulis akan sangat membantu penulis dalam mengerjakan tugas di masa
mendatang.
Atas perhatian yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan.
Yogyakarta, 7 Juni 2013
Penulis

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengumpulan Data dan Instrumennya ................................................................ 36
Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa............................................................36
Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa .................................................... 37
Tabel 3.4 Rincian Pemberian Skor..................................................................................38
Tabel 3.5 Kualifikasi Presentase Skor.............................................................................41
Tabel 4.1 Hasil Analisis Aktivitas Siswa........................................................................58
Tabel 4.2 Hasil Analisis Nilai Post-test Siklus I.............................................................59
Tabel 4.3 Hasil Analisis Nilai Post-test Siklus II...........................................................60
Tabel 4.4 Perbandingan Rata-rata Nilai Setiap Siklus....................................................61
Tabel 4.5 Peningkatan Aktivitas Siswa ..........................................................................62

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart

..............................

27

Gambar 4.1. Siswa mengerjakan pre-test

......................................................

48

Gambar 4.2 Guru menjelaskan materi

......................................................

48

Gambar 4.3 Siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok

.............................

Gambar 4.4 Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas

50

.....

50

..............................

51

......................................................

54

Gambar 4.7 Siswa menyusun kartu konsep ......................................................

55

Gambar 4.8 Siswa melakukan presentasi

55

Gambar 4.5 Siswa mengerjakan soal Post-test siklus 1
Gambar 4.6 Guru menjelaskan materi

......................................................

Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa

.........................................

Gambar 4.10 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa

xv

............................

65
67

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus

.................................................................................. 75

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

....................

77

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

..................... 82

Lampiran 4 : Handout Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku....................... 87
Lampiran 5 : Materi (Power Point) Siklus I

........................ .................... 96

Lampiran 6: Materi (Power Point) Siklus II

.............................................. 99

Lampiran 7 : Kisi-kisi Soal Evaluasi

......................... ................................. 102

Lampiran 8 : Soal Evaluasi Tumbuhan Lumut dan Paku

..................... 103

Lampiran 9 : Kunci Jawaban Soal untuk Dianalisis dan Pedoman Penilaian ... 111
Lampiran 10 : Hasil Analisis Soal (Tingkat Kesukaran) ...................... ..... ..... 112
Lampiran 11 : Hasil Pengujian Soal pada Siswa Kelas X-A dengan Nilai
Terendah................................................................................... 113
Lampiran 12 : Hasil Pengujian Soal pada Siswa Kelas X-A dengan Nilai
Tertinggi .................................................................................. 117
Lampiran 13 : Soal Pre-Test Tumbuhan Lumut dan Paku

..................... 120

Lampiran 14 : Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Soal Pre-test ................. 122
Lampiran 15 :Soal Post-Test Tumbuhan Lumut............ ................................

123

Lampiran 16 : Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Soal Post-test Siklus I.. 125
Lampiran 17 : Soal Post-Test Tumbuhan Paku .............................................. 127
Lampiran 18 : Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Soal Post-test Siklus II . 129
Lampiran 19 : Presensi Siswa Kelas X-E

.........................................

130

Lampiran 20 : Daftar Nilai Siswa Kelas X-E

............................................. 131

Lampiran 21 : Hasil Lembar Pre-test Siswa dengan Nilai Terendah

.......... 132

Lampiran 22 : Hasil Lembar Pre-test Siswa dengan Nilai Tertinggi

........... 135

Lampiran 23 : Hasil Lembar Post-test Siklus I dengan Nilai Terendah ........... 136
xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 24 : Hasil Lembar Post-Test Siklus I dengan Nilai Tertinggi.......... 138
Lampiran 25 : Hasil Lembar Post-test Siklus II dengan Nilai Terendah........... 140
Lampiran 26 : Hasil Lembar Post-test dengan Nilai Tertinggi................

142

Lampiran 27 : Instrumen Penilaian Keaktivan Siswa

144

..............................

Lampiran 28 : Instrumen Penilaian Keaktivan Sisswa Siklus I ....................... 145
Lampiran 29 : Instrumen Penilaian Keativan Siswa Siklus II

....................... 147

Lampiran 30 : Kunci Jawab Peta Konsep Siklus I

.................................. 149

Lampiran 31: Kunci Jawab Peta Konsep Siklus II

.................................. 151

Lampiran 32: Surat Ijin Penelitian

........................................................... 153

Lampiran 33: Dokumentasi Penelitian Siklus I .............................................. 154
Lampiran 34: Dokumentasi Penelitian Siklus II

xvii

................................... 159

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Kurikulum yang dijalankan pada saat ini merupakan kurikulum KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) di mana peserta didik dituntun berperan
aktif dalam proses pembelajaran. Agar pembelajaran menggunakan kurikulum
KTSP dapat berhasil, partisipasi guru dan siswa sangat berperan penting. Siswa
tidak hanya diam dan selalu mengikuti apa yang diberikan guru melainkan ikut
berperan serta dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran. Tugas guru tidak
hanya menyampaikan pengetahuan saja melainkan harus mampu mambawa
peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal ini, guru
menjadi kunci utama dalam keberhasilan proses belajar.
Tugas guru mencangkup pemanfaatan media, pengelolaan kelas, dan
mengatur strategi pembelajaran dengan baik. Guru harus memiliki kemampuan
memilih metode yang tepat agar dapat membawa siswa sesuai dengan yang
diharapkan. Metode pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi yang
diajarkan, kemampuan dan perkembangan siswa sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai (Kusumah W. dan Dwitagama D., 2010).
Namun dalam kenyataannya banyak sekali permasalahan yang dihadapi
dalam menjalankan kurikulum KTSP. Permasalahan yang sering muncul yaitu
guru mengajar di kelas masih didominasi menggunakan metode ceramah.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Keberhasilan penerapan metode ini sangat bergantung pada kemampuan guru
dalam menguasai bahan, forum atau audience dan keterampilan bahasa serta
intonasi. Kelemahan dari penerapan metode ceramah ini dapat menimbulkan
kejenuhan pada siswa, kurang merangsang partisipasi sehingga proses belajar
hanya terjadi satu arah yaitu dari guru ke siswa.
Fenomena pembelajaran dengan metode ceramah masih dijumpai di SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta khususnya di kelas X-E. Hasil observasi yang telah
dilakukan yaitu tanggal 3 Oktober 2012 menunjukkan kurangnya partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran yang menyebabkan tujuan pembelajaran Biologi
belum tercapai secara optimal. Fakta yang terlihat pada proses pembelajaran
sebelum diadakannya tindakan kelas adalah presentase siswa yang bertanya
adalah 23%, presentase siswa yang menjawab pertanyaan adalah 36% dan
presentase siswa yang berani mengungkapkan pendapat adalah 15%. Dari hasil
observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya aktivitas siswa
terhadap materi yang diajarkan.
Kurangnya aktivitas siswa dalam KBM ini ternyata menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai ulangan harian. KKM
mata pelajaran Biologi di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah jika siswa
mendapatkan nilai minimal 75. Jika siswa yang telah mencapai nilai KKM maka
siswa tersebut dinyatakan tuntas. Dari 27 siswa yang ada, siswa yang mencapai
KKM ada 10 siswa dan yang tidak mencapai KKM ada 15 siswa. Dengan begitu
siswa yang dinyatakan tuntas adalah 40% sedangkan yang tidak tuntas adalah
60%. Hasil ini diketahui dari nilai evaluasi pada materi sebelumnya yaitu pada
materi Archaeobacteria dan Eubacteria.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Melihat permasalahan di atas sudah jelas dinyatakan bahwa metode ceramah
kurang efektif digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas X-E.
Guru harus menggunakan metode lain yang dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa di dalam kelas.
Alternatif metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah mengunakan metode Concept Mapping. Metode Concept Mapping
merupakan salah satu metode yang mengunakan media mind map. Mind Map
merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan karena memungkinkan kita
menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak
dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih
bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional (Buzan T.,
2008). Selain memudahkan kita untuk mengingat, mind map

juga dapat

digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat
diterapkan adalah pada mata pelajaran Biologi materi tumbuhan.
Alasan menggunakan metode ini dalam materi tumbuhan adalah melihat
materi yang diajarkan memiliki konsep yang sangat banyak. Materi tumbuhan
yang diajarkan di kelas X menuntut siswa untuk mengingat semua tumbuhan yang
ada di dunia terutama tumbuhan lumut dan paku. Hal itu akan menjadi hambatan
bagi siswa karena tumbuhan yang ada saat ini sangat banyak dan memiliki ciri-ciri
yang berbeda. Melalui konsep-konsep, siswa akan dipermudah untuk mengingat
karena isi dari konsep-konsep ini adalah kata kunci dari setiap materi yang akan
dipelajari. Dengan begitu hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pun dapat ditingkatkan melalui
penerapan metode Concept Mapping, di mana siswa dituntut untuk ikut
berpartisipasi secara aktif dalam KBM dengan menyusun konsep-konsep yang ada

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

untuk menjadi satu kesatuan yang utuh. Berdasarkan konsep-konsep yang
disusun, akan didapatkan pengetahuan baru lalu kemudian siswa bertugas
menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman-temannya. Penerapkan metode
Concept Mapping ini diharapkan dapat memicu siswa agar lebih aktif dalam
KBM di sekolah.
Sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran Biologi yang ditandai
dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa, maka dilakukan penelitian
dengan judul MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X-E TERHADAP MATERI TUMBUHAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CONCEPT MAPPING DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA.

B.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:
1. apakah penggunaan metode Concept Mapping dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa terhadap materi tumbuhan di kelas X-E SMA BOPKRI
2 YOGYAKARTA?
2. apakah penggunaan metode Concept Mapping dapat meningkatkan hasil
belajar siswa terhadap materi tumbuhan di kelas X-E SMA BOPKRI 2
YOGYAKARTA?

C.

Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya, penulis memberi

batasan dalam permasalahan sebagai berikut:
1. Standard Kompetensi

: Siswa mampu mengaplikasikan prinsip-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

prinsip
untuk

pengelompokan

makhluk

5

hidup

mempelajari keanekaragaman dan peran

keanekaragaman hayati bagi kehidupan.
2. Kompetensi Dasar

: Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan
ciri-ciri

Kingdom Plantae dan peranannya

bagi kehidupan
3. Indikator

: Menjelaskan ciri-ciri umum tumbuhan lumut dan
tumbuhan

paku,

menjelaskan

struktur tubuh

tumbuhan lumut dan paku, menjelaskan daur hidup
tumbuhan

lumut

dan

tumbuhan

paku,

menyebutkan klasifikasi tumbuhan lumut dan
tumbuhan paku, menyebutkan manfaat tumbuhan
lumut

dan

menyusun

tumbuhan
peta

pengklasifikasian,

paku

konsep
daur

bagi

manusia,

mengenai

ciri-ciri,

hidup

dan

manfaat

tumbuhan lumut dan tumbuhan paku bagi manusia.
4. Materi

: Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku

5. Parameter Hasil Belajar : Parameter yang digunakan adalah hasil
belajar Biologi siswa kelas X-E yang ditunjukkan
dalam aspek kognitif.
6. Aktivitas

: Aktivitas yang diamati adalah aktivitas
siswa

saat

membaca,

mengungkapkan
pendapat teman.

bertanya,

pendapat,

dan

menjawab,
menanggapi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

D.

6

Batasan Definisi
Supaya tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka

definisi yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. aktivitas adalah kegiatan siswa di dalam proses kegiatan belajar mengajar
yang

diperlihatkan

dalam

membaca,

bertanya,

menjawab

dan

mengemukakan pendapat, dan menanggapi pendapat teman,
2. hasil belajar merupakan hasil yang didapatkan seseorang dari usaha yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi berupa angka,
3. metode Concept Mapping merupakan teknik pembelajaran yang berusaha
menyatukan konsep-konsep menjadi satu kesatuan informasi yang dapat
dipahami secara utuh.

E.

Variabel
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan terikat.

Variabel bebas dari penelitian ini adalah metode Concept Mapping. Aktivitas dan
hasil belajar siswa ditempatkan sebagai variabel terikat.

F.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan

metode Concept Mapping dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
terhadap materi tumbuhan di kelas X-E SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA.

G.

Manfaaat Penelitian

Pembelajaran dengan menggunakan hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

1. Bagi siswa
a. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih aktif
dan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
b. Siswa lebih mudah dalam menerima materi pelajaran sehingga diharapkan
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
2. Bagi guru
Sebagai masukan bagi guru untuk dapat memilih metode pembelajaran yang
tepat

sehingga

dapat

meningkatkan

aktivitas

siswa

dalam

proses

pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat mengetahui tingkat keefektifan metode Concept Mapping
dalam proses belajar-mengajar.
b. Peneliti dapat menggunakan variasi metode mengajar yang tepat.
4. Bagi sekolah
Dapat meningkatkan efektifitas proses pembelajaran di sekolah yang
bersangkutan, khususnya mata pelajaran Biologi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.

Pembelajaran dan Belajar

1.

Definisi dan Tujuan Pembelajaran
Pengertian dari pembelajaran didefinisikan sangat banyak oleh para tokoh.

Menurut Surya (2004) pembelajaran diartikan secara umum dan secara lengkap.
Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan secara lengkap, pembelajaran
diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selain
mendefinisikan pengertian dari pembelajaran, Surya juga mendefinisikan tujuan
dari pembelajaran. Tujuan pembelajaran menurutnya adalah perilaku hasil belajar
yang diharapkan terjadi, dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Hal ini didasarkan sebagai pendapat
tentang makna tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Tokoh lain yang mengungkapkan tujuan pembelajaran adalah Magner
(1962) dalam Surya (2004) yang mendefinisikan tujuan pembelajaran sebagai
tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta
didik sesuai kompetensi. Sedangkan Dejnozka dan Kavel (1981) dalam Surya
(2004) mendefinisikan tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan spefisik
8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

yang dinyatakan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam bentuk tulisan
yang menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
2.

Definisi dan Tujuan Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang
terjadi pada diri seseorang banyak sekali sifat dan jenisnya yaitu perubahan terjadi
secara sadar, perubahan dalam belajar yang bersifat berkelanjutan dan fungsional,
perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan belajar bukan
bersifat sementara, perubahan yang bertujuan atau terarah dan perubahan
mencangkup seluruh aspek tingkah laku (Daryanto, 2009).
Proses belajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa
dan guru dalam rangka mencapai tujuan dari belajar (Makmun, 2007). Tujuan dari
belajar yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap
mental/nilai-nilai.

Pengetahuan

didapatkan

dari

kemampuan

berfikir.

Keterampilan berfikir yang digunakan untuk menyelesaikan dan merumuskan
suatu masalah atau konsep. Dan penanaman sikap mental/nilai-nilai dari guru
yang tidak sekedar bertugas sebagai “pengajar”. Ketiga tujuan belajar masingmasing direncanakan sesuai dengan butir-butir bahan pembelajaran (Sardirman,
2012). Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun
di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 1995).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.

10

Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti

proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Perubahan perilaku
hasil belajar itu berupa perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik, tergantung dari tujuan pengajarannya. Hasil belajar hanya terjadi
pada individu yang belajar, tidak pada orang lain dan setiap individu
menampilkan perilaku belajar yang berbeda (Purwanto, 2011).
Dalam domain kognitif hasil belajar diklasifikasikan sebagai kemampuan
hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintetis dan evaluasi. Dalam domain
afektif, hasil belajar meliputi penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan
karakterisasi. Sedangkan dalam domain psikomotorik, hasil belajar terdiri dari
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan
kreativitas (Purwanto, 2011).
Hasil belajar dapat diperoleh dari pengalaman atau aktivitas. Hasil belajar
berasal dari aktivitas-aktivitas yang berbeda karena setiap siswa akan merubah
caranya untuk mencapai tujuan yang berbeda sesuai dengan yang diharapkan oleh
siswa (Airasian, dkk., 2010).
Hasil belajar perlu dievaluasi untuk melihat kembali apakah tujuan yang
ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar berlangsung efektif
untuk memperoleh hasil. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar diperlukan
serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi
syarat (Purwanto, 2011).
Penguasaan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku
dalam

bentuk

penguasaan

pengetahuan,

keterampilan

berpikir

maupun

keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat
dilihat dari penguasaan siswa terhadap mata-mata pelajaran yang ditempuhnya.
Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di
sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf seperti angka 0-10 pada
pendidikan dasar dan menengah dan huruf A,B,C,D pada pendidikan tinggi
(Sukmadinata, 2005).
Merujuk dari pemikiran Gagne dalam Sukmadinata (2005), hasil belajar
berupa:
1. informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan,
2. keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analisis-sintesis, fakta-konsep dan mengembangkan prinsipprinsip

keilmuan.

Keterampilan

intelektual

merupakan

kemampuan

melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas,
3. strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitif sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam pemecahan masalah,
4. keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani,
5. sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

Tingkatan hasil belajar yang diperoleh dari proses belajar adalah sebagai
berikut (Djamarah dan Zain, 2010);
a. istimewa/maksimal

: apabila seluruh bahan pelajaran itu dapat
dikuasai oleh siswa

b. baik sekali/optimal

: apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan
pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa

c. baik/minimal

: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya
60% s.d 75% saja dikuasai siswa.

d. kurang

: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang
dari 60% dikuasai oleh siswa.

4.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-

faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau
lingkungannya (Syaodih, N., 1995).
a.

Faktor-faktor dalam diri individu
Faktor-faktor dalam diri individu menyangkut aspek jasmaniah maupun

rohaniah. Aspek jasmaniah mencangkup kondisi dan kesehatan jasmani dari
individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda-beda. Kondisi fisik
menyangkut pula kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman dan pencecapan. Kesehatan merupakan syarat mutlak bagi
keberhasilan belajar (Syaodih, N., 1995).
Aspek psikis atau rohaniah tidak kalah pentingnya dalam belajar dengan
aspek

jasmaniah.

Aspek

psikis

menyangkut

kondisi

kesehatan

psikis,

kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dari

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

individu. Seorang yang sehat rohaninya adalah orang yang terbebas dari tekanantekanan batin yang mendalam, gangguan-gangguan perasaan, kebiasaan-kebiasaan
buruk yang mengganggu, frustasi, konflik-konflik psikis (Syaodih, N., 1995).
Kondisi intelektual juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Kondisi
intelektual ini menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah
maupun bakat pekerjaan. Juga termasuk kondisi intelektual adalah penguasaan
siswa akan pengetahuan atau pelajaran-pelajaran yang lalu (Syaodih, N., 1995).
Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain, baik guru,
teman, orang tua maupun orang-orang yang lainnya. Seorang yang memiliki
kondisi hubungan yang wajar dengan orang-orang sekitarnya akan mengalami
ketentraman hidup dan berpengaruh pada kosentrasi dan kegiatan belajarnya
(Syaodih, N., 1995).
Hal lain yang ada pada diri individu juga berpengaruh terhadap kondisi
belajar adalah situasi afektif, selain ketenangan dan ketentraman psikis juga
motivasi untuk belajar. Keberhasilan belajar seseorang juga dipengaruhi oleh
keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, seperti keterampilan membaca,
berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas, dll (Syaodih, N.,
1995).
b.

Faktor-faktor Lingkungan
Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi faktor-faktor di luar diri siswa,

baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama
dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada
lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor fisik dalam lingkungan keluarga yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

meliputi keadaan rumah dan ruangan tempat belajar, suasana lingkungan rumah
sekitar dan yang tak kalah pentingnya adalah kondisi dan suasana sosial
psikologis dalam keluarga (Syaodih, N., 1995).
Lingkungan fisik sekolah yang meliputi lingkungan kampus, sarana dan
prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar, dsb.
Lingkungan masyarakat di mana siswa atau individu berada juga berpengaruh
terhadap semangat dan aktivitas belajarnya (Syaodih, N., 1995).

B.

Aktivitas
Aktif menurut KBBI (2002:12) berarti “giat” (bekerja, beusaha), sedangkan

aktivitas adalah kegiatan. Dari pengertian tersebut dapat diartikan sebagai keadaan
dimana siswa dapat aktif. Aktivitas adalah bagian penting dalam proses belajar
karena prinsip dari belajar adalah berbuat. Tanpa aktivitas, poses belajar tidak
mungkin berlangsung dengan baik (Sadirman, 2012). Proses aktivitas harus
melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani
sehingga perubahan dapat terjadi secara cepat dan benar yang berkaitan dengan
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor (Hanafiah dan Suhana, 2009).
Aktivitas siswa dalam belajar menuntut siswa untuk aktif sendiri, melihat
dari potensi dan energi yang dimilikinya sendiri. Siswa didik dapat menjadi aktif
karena adanya motivasi dan dorongan oleh berbagai macam kebutuhan. Tugas
pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat
mengembangkan bakat dan motivasinya. Dalam hal ini, anaklah yang beraktivitas,
berbuat dan harus aktif sendiri (Sadirman, 2012).
Menurut Hanafiah dan Suhana (2009), aktivitas belajar yang dilakukan
peserta didik dapat memberikan nilai tambah bagi peserta didik itu sendiri, yaitu:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

1. memiliki kesadaran untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal
dalam belajar,
2. peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri yang
dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral,
3. peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya,
4. menumbuhkembangkan

sikap

disiplin

dan

suasana

belajar

yang

demokratis,
5. menumbuhkembangkan pemahaman dan berfikir kritis,
6. menumbuhkembangkan sikap kooperatif,
Banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas
siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di
sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich membuat daftar berisi 177 macam
kegiatan yang diantara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain,
2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi,
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato,
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin,
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
diagram,
6. Motor

activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, dll,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

7. Model activities, misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, dll,
8. Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, dll.
Aktivitas belajar (learning activities) dapat digunakan untuk mengajar dan
mengetest pengetahuan, kemampuan dan kepercayaan kepada siswa. Aktivitas
belajar dapat dilakukan secara kelompok maupun individu. Terkadang juga
aktivitas dapat dilakukan oleh seorang guru dengan seorang siswa (Sadirman,
2012).

C.

Concept Mapping
Concept Mapping merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

mengaitkan konsep-konsep menjadi sebuah informasi yang mudah untuk diterima
atau sebuah teknik untuk mengeksternalisasikan sebuah konsep dan proposisi
(hubungan atau pernyataan yang lengkap) (Novak, 1985). Concept Mapping ini
dapat pula diterapkan dalam hal membaca untuk membantu memahami sebuah
teks (Buzan, 1993). Sebuah teks terdiri dari bagian-bagian teks yang saling
berhubungan dan jika diuraikan lebih jauh maka masing-masing bagian pun terdiri
dari bagian yang lebih kecil dan padu.
Tujuan dari pembelajaran dengan metode Concept Mapping yaitu untuk
menghasilkan produk atau karya, sehingga peserta didik dapat terlibat aktif dalam
penerapan teori yang menghasilkan karya. Dengan menggunakan metode Concept
Mapping, siswa dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan
mereka dengan mudah (Trianto, 2009). Tujuan lain dari Concept Mapping yaitu
melalui konsep-konsep yang sederhana dapat menyebutkan konsep pokok atau

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

satu bahan materi yang ada dan dapat dimengerti secara garis besar inti dari suatu
topik atau bahan yang kita ajarkan kepada siswa (Suparno, 2007).
Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah menyiapkan potongan-potongan
kartu yang bertuliskan konsep-konsep utama. Selanjutnya guru membagikan
potongan-potongan kartu yang bertuliskan konsep utama kepada para peserta
didik. Setelah siswa mendapatkan kartu, siswa diberi kesempatan untuk mencoba
beberapa kali membuat suatu peta yang menggambarkan hubungan antar peta
konsep. Dalam menyusun konsep-konsep tersebut siswa harus membuat garis
penghubung antar peta konsep agar tersusun kalimat yang menunjukkan asumsi
dalam menjelaskan hubungan antar konsep (Suprijono, 2009).
Setelah semuanya selesai, hasil pekerjaan peserta didik dikumpulkan
kemudian melakukan perbandingan dengan cara memilih salah satu pekerjaan
untuk ditampilkan dan siswa memperhatikan. Untuk mengetahui hasil yang telah
dibuat, peta konsep dari semua siswa dibahas atau dipresentasikan satu persatu
dan kemudian diadakan evaluasi terrhadap peta konsep yang dipresentasikan. Di
akhir pembelajaran siswa diminta untuk merumuskan beberapa kesimpulan yang
dipelajari melalui peta konsep (Suprijono, 2009).

D.

Materi Tumbuhan
Materi tumbuhan lumut dan tumbuhan paku di kurikulum dijabarkan pada

Standar Kompetensi 3. yaitu siswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip
pengelompokkan makhluk hidup untuk mempelajari keanekaragaman dan peran
keanekaragaman hayati bagi kehidupan dan Kompetensi Dasar 3.8 yaitu
mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri Kingdom Plantae dan
peranannya bagi kehidupan. Untuk mencapai SK dan KD tersebut maka indikator

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

yang dicapai dalam penelitian ini adalah menjelaskan ciri-ciri umum tumbuhan
lumut dan tumbuhan paku, menjelaskan struktur tubuh tumbuhan lumut dan paku,
menjelaskan daur hidup tumbuhan lumut dan tumbuhan paku, menyebutkan
klasifikasi tumbuhan lumut dan tumbuhan paku, menyebutkan manfaat tumbuhan
lumut dan tumbuhan paku bagi manusia, menyusun peta konsep mengenai ciriciri, pengklasifikasian, daur hidup dan manfaat tumbuhan lumut dan tumbuhan
paku bagi manusia.
Adapun uraian materi pelajaran yang akan dipelajari adalah sebagai berikut
(Pratiwi, 2012) :
Tumbuhan (Plantae) adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan
daun. Akar, batang dan daun merupakan organ diferensiasi jaringan. Dalam
klasifikasi dengan sistem 5 kingdom, organisme yang dimasukkan dalam kingdom
Plantae adalah tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
1.

Tumbuhan Lumut
Lumut adalah tumbuhan yang memiliki batang semu, daun semu dan akar

semu berupa rizoid. Koloni lumut ada yang tampak seperti beledu (rambut-rambut
halus), ada pula yang tampak seperti lembaran. Lumut merupakan tumbuhan
peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus. Tumbuhan
bertalus (Thallophyta) adalah tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang dan
daun sedangkan tumbuhan berkomus (Cormophyta) adalah tumbuhan yang
memiliki akar, batang dan daun.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

a.

19

Struktur Tubuh Tumbuhan Lumut
Lumut memiliki bagian tubuh yang memiliki bagian tubuh yang mirip

akar, daun, dan batang pada tumbuhan biji. Akan tetapi akar, batang, dan daun
lumut tidak memiliki berkas pembuluh xilem dan floem. Organ kelamin jantan
pada lumut berupa anteridium yang dapat menghasilkan spermatozoid. Organ
kelamin betina berupa arkegonium yang dapat menghasilkan ovum. Spermatozoid
dapat berenang di medium air, menuju ke arkegonium sehingga terjadilah
pembuahan di dalam arkegonium.

b.

Klasifikasi Tumbuhan Lumut
1. Divisi lumut hati (Hepatophyta), contoh dari spesies ini adalah
Riccicarpus Natans dan Marchantia Polymorpha.
2. Divisi lumut tanduk (Anthocerophyta), contoh dari spesies ini adalah
Anthoceros
3. Divisi lumut daun (Bryophyta), contoh dari spesies ini adalah Polytrichum
dan Sphagnum (lumut janggut).

c.

Daur Hidup Tumbuhan Lumut
Pada daur hidup lumut, generasi gametofit berbentuk tumbuhan lumut,

sedangkan

generasi

sporofit

berbentuk

sporogonium.

Tumbuhan

lumut

berkromosom n (haploid) dan berumur lama, sedangkan sporogonium
berkromosom 2n (diploid).
Tumbuhan generasi gametofit dapat menghasilkan anteridium dan
arkegonium.

Anteridium

menghasilkan

spermatozoid,

dan

arkegonium

menghasilkan ovum (sel telur). Sperma dapat bergerak mendekati ovum melalui

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

media air. Gerakan sperma mendekati ovum ini merupakan gerak kemotaksis
positif, yaitu gerak menuju ke rangsang kimia. Sperma dirangsang oleh senyawa
gula dan protein yang diproduksi oleh arkegonium.

d.

Manfaat Lumut bagi Kebutuhan Manusia
Tumbuhan lumut (bersama dengan lumut kerak) merupakan vegetasi

perintis. Dikatakan demikian karena tumbuhan lumut dapat menghancurkan batubatuan menjadi tanah yang dapat digunakan sebagai tempat tumbuh bagi
tumbuhan lainnya.
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai dapat menahan erosi, mengurangi
bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada
musim kemarau. Marchantia sp. dapat digunakan sebagai obat hepatitis (radang
hati), dan Sphagnum untuk bahan pembalut.

2.

Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku (Pteridophyta) diduga merupakan tumbuhan berkormus

tertua yang menghuni daratan bumi. Tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang
memiliki batang, akar dan daun sebenarnya. Artinya, batang, akar, dan daunnya
sudah memiliki pembuluh angkut xilem dan floem. Tumbuhan paku tidak
menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh daun,
biasanya pada permukaan bawah daun.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

a.

21

Struktur Tubuh Tumbuhan Paku
Batang tumbuhan paku berada di dalam tanah dan disebut rizom. Pada

rizom akan muncul akar-akar seperti rambut yang merupakan akar serabut. Dari
rizom ini juga muncul tangkai daun. Ada pula tumbuhan paku yang batangnya
mirip tumbuhan palem, yakni batangnya menjulang ke atas, misalnya paku pohon
(Cyathea sp.)
Daun terbagi menjadi 2 bagian, tangkai daun dan helai daun. Helai daun ada
yang tunggal dan ada yang merupakan daun majemuk menyirip. Salah satu ciri
tumbuhan paku adalah pada saat masih tunas, daunnya menggulung.
Tumbuhan paku menghasilkan spora. Spora terdapat di kotak spora atau
sporangium. Sporangium-sporangium berkumpul di dalam wadah yang disebut
sorus. Sorus-sorus berkumpul di helaian daun bagian bawah yang tampak
kehitaman, bentuk itu adalah sorus. Sorus ada yang dilindungi oleh selaput yang
disebut indosium.
Akar, batang dan daun tumbuhan paku memiliki berkas pengangkut xilem
dan floem. Xilem atau pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air dan zat
hara dari tanah ke daun. Adapun floem berfungsi untuk mengangkut hasil-hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Berkas pengangkut umumnya tersusun
konsentris, artinya xilem di tengah dikelilingi oleh floem.

b.

Daur Hidup Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom. Rizom tumbuh

menjalar ke segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku. Tumbuhan
paku mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis dengan 2 generasi, yaitu
generasi sporofit dan generasi gametofit. Berdasarkan jenis spora yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

dihasilkannya, tumbuhan paku dibedakan menjadi paku homospora, heterospora
dan peralihan.
c.

Klasifikasi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku termasuk dalam kingdom Plantae (tumbuhan) dan memiliki

beberapa divisi yaitu Psilophyta, Sphenophyta (Equisetophyta), Lycophyta, dan
Pterophyta (Polypodiophyta).

d.

Manfaat Tumbuhan Paku bagi Manusia
Manfaat tumbuhan paku bagi manusia antara lain sebagai berikut:
a. untuk tanaman hias, seperti suplir (Adiantum cuneatum), paku tanduk
rusa (Lycopodium) yang bentuknya seperti tanduk rusa dan sering
ditanam dengan ditempelkan pada pohon. Selain itu ada spesies lain,
yaitu Nephrolepis, merupakan pakis yang sering ditanam dihalaman
rumah,
b. untuk obat-obatan, misalnya Dryopteris filix-mas dan Lycopodium
clavatum,
c. untuk sayuran, misalnya semanggi (Marsilea crenata). Beberapa
tumbuhan paku yang diambil daunnya yang masih muda untuk sayur,
d. untuk tempat menanam anggrek, yaitu paku tiang (Alsophilla glauca),
e. untuk pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah.
Tumbuhan ini bersimbiosis dengan Anabaena azollae (tergolong alga
biru) yang dapat mengikat N2 bebas di udara menjadi senyawa N yang
dapat diserap oleh tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata
dapat dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

f. tumbuhan paku yang hidup pada zaman Karbon tetap memfosil. Fosil
tersebut berupa batu bara yang dapat dijadikan bahan bakar.

E.

Penelitian yang Relevan

1.

Pengaruh Metode Mind Mapping dan Keaktifan Belajar Siswa Terhadap
Prestasi Belajar Ilmu Pengetahun Sosial pada Siswa Kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama Muhammadiyah 5 Surakarta.
Dalam penelitiannya, peneliti menggunakan metode deskriptif
kuantitatif yang artinya penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala peristiwa dan kejadian pada saat sekarang serta mengungkapkan data
yang telah berlangsung tanpa mengikuti variabel terkait. Data-data yang
diperoleh berasal dari angket atau yang sering disebut dengan penelitian
survey. Berdasarkan penelitian pengaruh metode mind mapping dan
keaktifan belajar IPS terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII
SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. hasil pengujian regresi membentuk suatu persamaan garis regresi linier Y =
34,405 + 0,407X1 + 0,654X2, dengan nilai Fhitung dari hasil analisis data
sebesar 54,355 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh Fhitung sebesar 3,20
diketahui bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (54,355 > 3,20), maka dapat
diketahui bahwa secara bersama-sama metode mind mapping (X1) dan
keaktifan belajar IPS (X2) berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS (Y)
pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta,

b.

secara individu metode mind mapping berpengaruh terhadap prestasi belajar
IPS, karena nilai thitung = 3,642 > ttabel = 2,01 sedangkan keaktifan belajar

PLA

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN.

0 3 19

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF BERBASIS CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN Penggunaan Model Kooperatif Berbasis Concept Mapping Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V Semester Gasal SD Negeri 1 Soba

0 1 12

Penerapan permainan edukatif estafet untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 pada materi struktur jaringan tumbuhan.

0 9 233

Penerapan permainan ular tangga Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XE SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada materi hakikat Biologi.

0 0 2

Hubungan antara persepsi siswa terhadap pembelajaran Fisika dengan motivasi belajar Fisika di kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

1 7 132

Penerapan metode observasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi vertebrata di Kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 1 203

Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X-E terhadap materi tumbuhan dengan menggunakan metode Concept Mapping di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 0 2

Peningkatan hasil belajar dan aktivitas psikomotorik menggunakan model Quantum Teaching and Learning pada materi ekosistem untuk siswa kelas X-E SMA BOPKRI 2 tahun ajaran 2011/2012.

0 0 222

Penerapan metode observasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi vertebrata di Kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

0 1 201

Peningkatan hasil belajar dan aktivitas psikomotorik menggunakan model Quantum Teaching and Learning pada materi ekosistem untuk siswa kelas X E SMA BOPKRI 2 tahun ajaran 2011 2012

0 4 220