UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL
LEARNING PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2013/2014
Oleh :
Yunita Adiasa Pratama NIM. 4103141088
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2014
(2)
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkao Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Experientilll Learning Pada Materi Dunia Tumbubao Di Kelas X SMA Negeri 11 Medao Tabuo Pembelajaran 2013/2014
Nama Mabasiswa : Yunita Adiasa Pratama NIM
Program Studi Jurusan
FMIPA UNJMED Dekan,
Tanggal Lulus
: 4103141088
: Pendidikan Biologi : Biologi
Menyetujui :
Dosen Pembimbiog Skripsi
D azuardi, M.Si
~ - 196004231989021001
Mengetabui :
: 26 Agustus 2014
Jurusan Biologi Ketua,
Drs. H. Tri Harsono, M.Si
(3)
iii
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Experiential Learning Pada Materi Dunia
TumbuhanDi Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Yunita Adiasa Pratama (4103141088)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model pembelajaran experiential learning (belajar berbasis pengalaman) pada materi dunia tumbuhan di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014-Mei 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah alur penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus dan sebagai subjek adalah kelas X-9 yang berjumlah 34 orang. Instrument yang digunakan adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda serta lembar observasi untuk pengamatan aktivitas guru dan aktivitas peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil analisis data diketahui ada peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus, pada saat pretest pertama nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya sebesar 45,3 dan tidak ada siswa yang tuntas belajar pada pretest siklus I. Pada posttest siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 67,29 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 61,76%, kemudian meningkat pada posttest siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 75,15 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 73,53%, kemudian meningkat lagi pada posttest siklus III nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 82,2 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 85,3%. Data aktivitas belajar siswa diketahui bahwa persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 57, 13%, pada siklus II persentase aktivitas meningkat menjadi 68,6%, dan meningkat pada siklus III persentase aktivitas sebesar 81,1%. Berdasarkan hasil deskripsi penelitian pada ketiga siklus tersebut dapat dinyatakan
bahwa penerapan model pembelajaran experiential learning melalui alur
penelitian tindakan kelas (PTK) dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
(4)
iv
Efforts to Improve Student Biology Learning Outcomes Using Experiential Learning Model In Material World Plants in Class X
SMA Negeri 11 Medan Academic Year 2013/2014 Yunita Adiasa Pratama (4103141088)
ABSTRACT
This research aims to improve students' learning outcomes and activities in the teaching and learning activities in the classroom using experiential learning model in the material world plants in class X SMA Negeri 11 School Year 2013/2014. The research was conducted in April 2014-May 2014. Type of research is a classroom action research plot (CAR), which consists of 3 cycles and as the subject is a class X-9, which amounted to 34 people. Instrument used is the achievement test in the form of multiple-choice and observation sheets.
Based on the results analysis of data found increased student learning outcomes in each cycle, at first pretest average value of student learning outcomes was only of 45.3 and no complete student studying at first pretest. At the first cycle posttest the average value student learning outcomes was 67.29 with a percentage of 61.76% classical completeness, then increased on the second cycle posttest average value of 75.15 with the percentage of students into classical completeness by 73.53%, and then rose again at the third cycle posttest values average of 82.2 student learning outcomes with a percentage of 85.3% classical completeness. For student learning activity data the percentage of students activities of the first cycle was 57, 13%, in the second cycle the percentage of active students increased to 68.6%, and increased the percentage of students third cycle was 81.1%. Based on the description of the results of research on the third cycle can be stated that the application of the learning model of experiential learning through action research plot (CAR) can improve learning outcomes and student activities.
(5)
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang begitu besar penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya memberikan penulis kesehatan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyeselesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW atas segala jasa-jasa yang tak terhingga kepada seluruh umat manusia.
Skripsi ini berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar biologi siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Experiential Learning Pada Materi
Dunia Tumbuhan di Kelas X SMA Negeri 11 Medan”. Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-sebesarnya kepada Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran-saran serta motivasi kepada penulis sejak perencanaan, awal penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada Ibu Dra.Hj. Cicik Suryani, M.Si, Bapak Drs. H. Ashar Hasairin, M.Si dan Bapak Drs. Nusyirwan, M. Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran-saran dan masukan kepada penulis dari mulai rencana penelitian hingga selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA Unimed yang banyak membantu Penulis selama proses penyelesaian skripssi, dan juga kepada Bapak Drs. Batin Kaban selaku dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua Bapak/Ibu Dosen Biologi FMIPA UNIMED atas yang telah memberikan segala ilmu dan bantuannya kepada penulis. Tak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan Bapak Drs. Lumbantoruan, M.Pd dan Ibu Supraba Ika Sari, S.Si., S.Pd., M.Pd yang telah memberika izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
(6)
vi
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada dua orang yang paling berharga dalam hidup penulis, kedua orangtua yang sangat saya cintai, Ayahanda tercinta Yul Herman dan Ibunda tercinta Armaini atas kasih sayang, do’a yang tak pernah putus-putusnya, dukungan, semangat, bimbingan yang senantiasa mengiringi penulis sampai saat ini. Juga kepada Hj.Rosna, nenek tercinta yang selalu mendoakan penulis dan adik tercinta Hayati Suryani Putri yang telah banyak membantu penulis, dan juga kepada seluruh keluarga yang telah banyak membantu penulis.
Penulis juga berterimakasih kepada teman-teman seperjuangan Miftah Arina Harahap, Syafitri Aulia, Mita Indah Rizki, Mitra Dhani Pinem, dan kepada seluruh teman-teman di Kelas Biologi Dik B 2010 (Bibeh Sekresi, Biologi Dik B selalu aktif berkreasi) yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi, dan semangat selama penulis menyelesaikan studi di prodi Pendidikan Biologi sampai menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga berterima kasih kepada seluruh keluarga besar BIOTA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, Agustus 2014 Penulis,
Yunita Adiasa Pratama Nim. 4103141088
(7)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar vii
Daftar Isi ix
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 4
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. ManfaatPenelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Kerangka Teoritis 6
2.1.1 Pengertian Belajar 6
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 7
2.1.3. Pengertian Model Pembelajaran 8
2.2. Model Pembelajaran Experiential Learning 9
2.2.1. Siklus Belajar Experiential Learning 10
2.2.2. Tahapan Belajar Dalam Pembelajaran Experiential Learning 12
2.2.3 Teknik Pelaksanaan Pengajaran Model Experiential Learning 12
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Experiential Learning 13
2.3. Dunia Tumbuhan 14
2.3.1. Tumbuhan Lumut (Bryophyta) 14
2.3.1.1. Reproduksi Lumut 16
2.3.1.2. Klasifikasi Lumut 16
2.3.1.3. Manfaat Tumbuhan Lumut 17
2.3.2. Pteridophyta (Tumbuhan paku) 18
2.3.2.1. Reproduksi Tumbuhan Paku 18
2.3.2.2. Klasifikasi Tumbuhan Paku 19
2.3.2.3. Manfaat Tumbuhan Paku bagi Manusia 21
2.3.3. Spermatophyta (Tumbuhan Biji) 21
2.3.3.1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Spermatophyta 22
2.3.3.2. Klasifikasi Spermatophyta 23
2.3.3.3. Manfaat Spermatophyta bagi manusia 29
2.4. Kerangka Konseptual 30
(8)
viii
BAB III METODE PENELITIAN 31
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31
3.2. Subjek Penelitian 31
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 31
3.4. Prosedur Penelitian 32
3.5. Instrument Penelitian 36
3.6. Teknik Pengumpulan Data 38
3.7. Analisi Butir Soal 38
3.7.1. Uji Validitas Tes 38
3.7.2. Uji Reabilitas Tes 39
3.7.3. Taraf Kesukaran Tes 39
3.7.4. Daya Pembeda Tes (Soal) 40
3.8. Teknik Analisis Data 41
3.8.1. Menghitung Tingkat Penguasaan Materi Siswa 41
3.8.2. Ketuntasan Belajar 41
3.8.3. Aktivitas Siswa 42
3.9. Indikator Keberhasilan 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi hasil penelitian siklus I 43
4.1.1. Perencanaan I 43
4.1.2. Tindakan I 44
4.1.3. Pengamatan I 45
4.1.4. Refleksi siklus I 51
4.2.Deskripsi hasil penelitian siklus II 52
4.2.1. Perencanaan II 52
4.2.2. Tindakan II 53
4.2.3. Pengamatan II 54
4.2.4. Refleksi siklus II 60
4.3.Deskripsi hasil penelitian siklus III 61
4.3.1. Perencanaan III 61
4.3.2. Tindakan III 62
4.3.3. Pengamatan III 63
4.3.4. Refleksi siklus III 69
4.4. Pembahasan 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73
5.1. Kesimpulan 73
5.2.Saran 73
(9)
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen (Tes hasil belajar) ranah kognitif 37
Tabel 4.1 Distiribusi penguasaan materi siklus I 46
Tabel 4.2 Persentase aktivitas guru I 49
Tabel 4.3 Distiribusi penguasaan materi siklus II 55
Tabel 4.4 Persentase aktivitas guru II 59
Tabel 4.5 Distiribusi penguasaan materi siklus III 64
(10)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Siklus experiential learning 11
Gambar 2.2 Siklus Hidup Lumut 16
Gambar 2.3 Siklus hidup tumbuhan paku 19
Gambar 2.4 Siklus hidup Gymnospermae 23
Gambar 2.5 Siklus hidup Angiospermae 26
Gambar 2.6 Crinium asiaticum 28
Gambar 4.1 Grafik hasil belajar siswa siklus I 46
Gambar 4.2 Grafik aktivitas siswa siklus I 47
Gambar 4.3 Grafik persentase deskriptor aktivitas siklus I 48
Gambar 4.4 Grafik aktivitas peneliti siklus I 50
Gambar 4.5 Grafik hasil belajar siswa siklus II 55
Gambar 4.6 Grafik aktivitas siswa siklus II 56
Gambar 4.7 Grafik persentase deskriptor aktivitas siklus II 57
Gambar 4.8 Grafik aktivitas peneliti siklus II 59
Gambar 4.9 Grafik hasil belajar siswa siklus III 64
Gambar 4.10 Grafik aktivitas siswa siklus III 65
Gambar 4.11 Grafik persentase deskripsi aktivitas siklus III 66
(11)
xi
DAFTTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 76
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 79
Lampiran 3. Isntrumen Penelitian 98
Lampiran 4. Kunci Jawaban 111
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 112
Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 118
Lampiran 7. Lembar Observasi Altivitas Peneliti 120
Lampiran 8. Tabel Data Validitas 122
Lampiran 9. Perhitungan Validitas Soal 125
Lampiran 10. Tabel Data Reabilitas Soal 129
Lampiran 11. Perhitungan Reabilitas Soal 130
Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 133
Lampiran 13. Tabel Pembeda Soal 136
Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Soal 139
Lampirann 15. Daftar Nilai Siswa 141
Lampiran 16. Data Persentase Aktivitas Siswa 142
Lampiran 17. Daftar Aktivitas Guru 144
(12)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Belajar memegang peranan vital dalam pendidikan dan proses pengajaran. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai peserta didik.
Belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Daryanto 2010). Mengacu pada definisi belajar diatas, tujuan dari belajar adalah bukan semata-mata berorientasi pada penguasaan materi dengan menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Lebih jauh dari pada itu, tujuan sesungguhnya dari proses belajar adalah memberikan pengalaman dan pemahaman bagi siswa. Dengan mengalami sendiri, menemukan sendiri, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna dan menumbuhkan minat belajar siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Proses pembelajaran di sekolah seharusnya melibatkan siswa dalam pembelajaran agar siswa dapat berperan aktif dalam suasana pembelajaran tersebut. Namun kenyataan yang ditemukan di sejumlah sekolah menunjukkan bahwa guru hanya melakukan proses belajar dengan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa, atau hanya menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk hafalan semata. Dalam proses pembelajaran tidak jarang dijumpai guru menyampaikan materi ajarnya hanya melalui bahasa verbal yang mengakibatkan proses komunikasi dalam pembelajaran tersebut tidak efektif. Apalagi bila hal ini tidak disadari oleh guru bersangkutan sehingga guru tersebut terus mengucapkan
(13)
kata-2
kata verbal tanpa memperhatikan siswanya, hal ini akan mengakibatkan peserta didik menjadi pasif dan berkurangnya minat belajar siswa. Kurangnya minat belajar siswa menyebabkan hasil belajar dari peserta didik kurang maksimal.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Salah satu yang berasal dari dalam diri siwa adalah minat siswa, dan faktor dari luar dapat bersumber dari penggunaan model pembelajaran yang kurang efektif dan tidak bervariasi, sehingga pembelajaran tidak memberikan kesan dan membuat siswa jenuh.
Data yang diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 11 Medan dengan melakukan observasi pada guru biologi di kelas X menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelumnya pada materi dunia tumbuhan masih tergolong rendah, yaitu 60,7 dengan ketuntasan klasikal 58,8%. Sedangkan KKM yang telah ditetapkan sekolah adalah 68. Melihat nilai KKM yang diterapkan oleh sekolah tidaklah begitu tinggi seharusnya jumlah siswa yang mencapai KKM dapat lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak siswa yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran biologi. Kesulitan
belajar itu dikarenakan proses pembelajaran yang hanya bersifat hafalan membuat siswa jenuh dan bosan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak aktif.
Dunia tumbuhan termasuk materi pokok pelajaran biologi yang cukup
sulit bagi siswa. Pada materi tersebut siswa sulit mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk tumbuhan, siklus hidup, klasifikasi tumbuhan, dan mengenali spesies tumbuhan tertentu. Materi ini sulit dipahami oleh siswa apabila hanya diajarkan dengan cara hafalan materi semata. Hasil belajar pada materi tersebut akan kurang maksimal. Untuk meningkatkan nilai rata-rata siswa diatas KKM dan meningkatkan aktivitas belajar, dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan bervariasi dari model pembelajaran sebelumnya yang sering diterapkan. Alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan diatas adalah dengan menggunakan
model experiential learning. Model pembelajaran experiential learning
merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang lebih bermakna, dimana siswa mengalami dan melihat secara nyata
(14)
3
apa yang mereka pelajari. Dengan penerapan model experiential learning pada
materi dunia tumbuhan siswa tidak hanya diberikan materi tentang tumbuhan semata, tetapi siswa diajak untuk mengamati tumbuhan secara nyata. Sehingga siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan, klasifikasi, dan mengenali spesies tumbuhan secara langsung.
Model pembelajaran experiential learning pernah diteliti oleh
Simanungkalit (2012) upaya meningkatkan hasil belajar biologi dengan model experiential learning di kelas VII SMP negeri 29 Medan dengan hasil evaluasi nilaai rata-rata 42 pada test awal menjadi 70,54 pada siklus I dan menjadi 78,59 pada siklus II. Begitu juga dengan jurnal Munif dan Mosik (2009) penerapan
metode experiential learning pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil
belajar siswa sekolah dasar, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa SD negeri Kalipucang Kulon 01 tahun ajaran 2007/2008. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata siswa pada siklus pertama 6.43, pada siklus kedua 6,10, pada siklus ketiga 6,83 dan pada siklus keempat 7,30.
Berdasarkan data yang dikemukakan diatas maka model experiential
learning perlu dikembangkan. Melalui model ini, siswa belajar tidak hanya belajar tentang konsep materi belaka, hal ini dikarenakan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai suatu pengalaman. Model pembelajaran ini sangat tepat diterapkan pada pelajaran materi dunia tumbuhan yang bahan pelajarannya berasal dari lingkungan nyata yang selama ini
sering ditemukan oleh siswa. Hasil dari proses pembelajaran experiential learning
tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja. Pengetahuan yang tercipta dari model ini merupakan perpaduan antara memahami dan mentransformasi
pengalaman. Dengan model experiential learning siswa diajak untuk memandang
secara kritis kejadian yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan penelitian sederhana untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kemudian menarik kesimpulan bersama. Kesimpulan ini sebagai salah satu pemahaman yang akan dicapai oleh siswa untuk digunakan sebagai dasar dalam memahami kejadian lain yang berhubungan dengan kejadian sebelumnya.
(15)
4
Berdasarkan pernyataan dan uraian diatas penulis perlu untuk melakukan
penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Experiential Learning Pada Materi Dunia Tumbuhan Di Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas masalah di atas, maka diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Adanya kesulitan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran biologi.
2. Hasil Belajar biologi siswa yang masih rendah.
3. Kurangnya minat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran biologi di kelas
X SMA Negeri 11 Medan.
4. Kurangnya variasi pengajaran dari guru.
1.3. Batasan Masalah
Masalah pada penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar biologi dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
dibatasi pada materi dunia tumbuhan.
2. Pembelajaran menggunakan model experiential learning.
3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X9 SMA Negeri 11 Medan
Tahun Pembelajaran 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan
dengan menggunakan model experiential learning di kelas X SMA
Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
2. Bagaimanakah ketuntasan belajar siswa pada materi dunia tumbuhan
(16)
5
3. Bagaimanakah aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan model experiential learning di kelas X SMA
Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan
dengan model experiential learning di kelas X SMA Negeri 11 Medan
Tahun Pembelajaran 2013/2014.
2. Mengetahui ketuntasan belajar siswa pada materi dunia tumbuhan setelah
diajarkan dengan menggunakan model experiential learning.
3. Mengetahui aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan model experiential learning di kelas X SMA Negeri 11
Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Bagi siswa: Membantu siswa yang kesulitan dalam proses pembelajaran,
khususnya di mata pelajaran biologi. Meningkatkan motivasi, minat, aktivitas, dan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru: Sebagai bahan informasi dan referensi baru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk bahan penelitian sebagai guru.
3. Bagi Peneliti: Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai
bahan dan pedoman peneliti untuk menjadi calon guru nantinya. Menambah wawasan sebagai calon guru.
(17)
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan dengan menggunakan
model experiential learning di kelas X SMAN 11 Medan mengalami
peningkatan di setiap siklusnya. Rata–rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,29, pada siklus II meningkat menjadi 75,15 dan pada siklus III meningkat menjadi 82,2.
2. Ketuntasan belajar siswa pada materi dunia tumbuhan yang diajarkan
dengan menggunakan model experiential learning adalah sebesar 85,3%.
3. Aktivitas belajar siswa pada materi dunia tumbuhan sebesar 81,1% yang
dilihat dari 5 kategori pengamatan sebagai berikut: (1) memperhatikan penjelasan guru sebesar 87,5%, (2) bekerja kelompok sebesar 83,09%, (3) proses pengamatan sebesar 81,62%, (4) presentasi sebesar 85,3%, (5) bertanya sebesar 78,68%, (6) menjawab sebesar 75,74, dan (7) berpendapat sebesar 75,74%.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah :
1. Guru hendaknya mengidentifiksasi permasalahan yang dihadapi siswa
dalam proses pembelajaran sehingga dapat memilih model pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran biologi di kelas.
2. Pembelajaran menggunakan model experiential learning memerlukan
persiapan yang maksimal agar proses belajar mengajar dapat terlaksanakan dengan lancar.
3. Guru harus lebih memanfaatkan lingkungan sekitar untuk proses
(18)
74
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Hotmaria, (2012), Reproduksi Pada Angiospermae, Http://
HotmariaAgustina.blogspot.com ( Diakses 5 januari 2014)
Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
______,(2010), Prosedur Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., dan Winarni, E.d., (2007), Biologi 1, Esis,
Jakarta.
Budiman, I., (2003), Model Experiential Learning, http:// Fisika SMA Online.com
(diakses 2 januari 2014).
Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.
Dithya, (2010), Pteridophyta, http:// anindithya.blogspot.com (diakses 4 januari
2014)
Gembong, T., (2007), Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.
Isharmanto, (2013). Tumbuhan Lumut. Isharmanto.blogspot.com (Diakses
Agustus 2014)
Jonansen, (2009), Experiential Learning:http//web.missouri.edu/jonassend/courses CLE (Diakses 02 Januari 2014).
Karmana, O., (2008), Cerdas Belajar Biologi, Grafindo Media Pratama, Bandung.
Kolb, D. A., Yeganeh, B., 2011, Deliberate Experiential Learning, Mastering the
Art of Learning From Experience, Orbh Working Paper Case Western Reserve Universiti.
Munif, I,R,S., Mosik, (2009), Penerapan Model Experiential Learning pada
Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia: ISSN 1693-1246.
(19)
75
Nasution, S., (2008), Berbagai Pendekatan dalam Proses belajar dan Mengajar,
Bumi Aksara, Jakarta.
Pratiwi, D.A., Mayarti, S., Srikini, Suharno dan Bambang, (2007). Biologi Untuk
SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Purnomo, A., Karsono, Suharmanto, A., (2013). Penerapan Medel Pembelajran Experiential Learning Berbantuan Modul Pada Kompetensi Menggunakan
Alat-Alat Ukur (Measuring Tools), Journal of Mechanical Engineering
Leraning: ISSN 2252-651xs
Simanungkalit, S. H., (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Dengan
Model Experiential Learning Di Kelas VII SMP Negeri 29 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012.
Sridianti, (2013). Dunia Tumbuhan. http:www.wordpress.com (Diakses Aguatus 2014)
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Pt Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sudrajat, A. 2008. Teori-Teori Belajar. http://www.wordpress.com (diakses Agustus 2014)
Suprijanto, H., (2008), Pendidikan Orang Dewasa, Bumi Aksara, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Uno, H.B., (2008), Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara,
Jakarta.
Usman, M.U., (2005), Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Yulaelawati, E., (2004), Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan
(1)
apa yang mereka pelajari. Dengan penerapan model experiential learning pada materi dunia tumbuhan siswa tidak hanya diberikan materi tentang tumbuhan semata, tetapi siswa diajak untuk mengamati tumbuhan secara nyata. Sehingga siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan, klasifikasi, dan mengenali spesies tumbuhan secara langsung.
Model pembelajaran experiential learning pernah diteliti oleh Simanungkalit (2012) upaya meningkatkan hasil belajar biologi dengan model experiential learning di kelas VII SMP negeri 29 Medan dengan hasil evaluasi nilaai rata-rata 42 pada test awal menjadi 70,54 pada siklus I dan menjadi 78,59 pada siklus II. Begitu juga dengan jurnal Munif dan Mosik (2009) penerapan metode experiential learning pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa SD negeri Kalipucang Kulon 01 tahun ajaran 2007/2008. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata siswa pada siklus pertama 6.43, pada siklus kedua 6,10, pada siklus ketiga 6,83 dan pada siklus keempat 7,30.
Berdasarkan data yang dikemukakan diatas maka model experiential learning perlu dikembangkan. Melalui model ini, siswa belajar tidak hanya belajar tentang konsep materi belaka, hal ini dikarenakan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai suatu pengalaman. Model pembelajaran ini sangat tepat diterapkan pada pelajaran materi dunia tumbuhan yang bahan pelajarannya berasal dari lingkungan nyata yang selama ini sering ditemukan oleh siswa. Hasil dari proses pembelajaran experiential learning tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja. Pengetahuan yang tercipta dari model ini merupakan perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman. Dengan model experiential learning siswa diajak untuk memandang secara kritis kejadian yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan penelitian sederhana untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kemudian menarik kesimpulan bersama. Kesimpulan ini sebagai salah satu pemahaman yang akan dicapai oleh siswa untuk digunakan sebagai dasar dalam memahami kejadian lain yang berhubungan dengan kejadian sebelumnya.
(2)
Berdasarkan pernyataan dan uraian diatas penulis perlu untuk melakukan penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Experiential Learning Pada Materi Dunia Tumbuhan Di Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas masalah di atas, maka diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Adanya kesulitan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran biologi. 2. Hasil Belajar biologi siswa yang masih rendah.
3. Kurangnya minat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran biologi di kelas X SMA Negeri 11 Medan.
4. Kurangnya variasi pengajaran dari guru.
1.3. Batasan Masalah
Masalah pada penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar biologi dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dibatasi pada materi dunia tumbuhan.
2. Pembelajaran menggunakan model experiential learning.
3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X9 SMA Negeri 11 Medan
Tahun Pembelajaran 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan dengan menggunakan model experiential learning di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
2. Bagaimanakah ketuntasan belajar siswa pada materi dunia tumbuhan setelah diajarkan dengan model experiential learning.
(3)
3. Bagaimanakah aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model experiential learning di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan dengan model experiential learning di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
2. Mengetahui ketuntasan belajar siswa pada materi dunia tumbuhan setelah diajarkan dengan menggunakan model experiential learning.
3. Mengetahui aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model experiential learning di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut: 1. Bagi siswa: Membantu siswa yang kesulitan dalam proses pembelajaran,
khususnya di mata pelajaran biologi. Meningkatkan motivasi, minat, aktivitas, dan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru: Sebagai bahan informasi dan referensi baru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk bahan penelitian sebagai guru.
3. Bagi Peneliti: Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai bahan dan pedoman peneliti untuk menjadi calon guru nantinya. Menambah wawasan sebagai calon guru.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan dengan menggunakan model experiential learning di kelas X SMAN 11 Medan mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Rata–rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,29, pada siklus II meningkat menjadi 75,15 dan pada siklus III meningkat menjadi 82,2.
2. Ketuntasan belajar siswa pada materi dunia tumbuhan yang diajarkan dengan menggunakan model experiential learning adalah sebesar 85,3%. 3. Aktivitas belajar siswa pada materi dunia tumbuhan sebesar 81,1% yang
dilihat dari 5 kategori pengamatan sebagai berikut: (1) memperhatikan penjelasan guru sebesar 87,5%, (2) bekerja kelompok sebesar 83,09%, (3) proses pengamatan sebesar 81,62%, (4) presentasi sebesar 85,3%, (5) bertanya sebesar 78,68%, (6) menjawab sebesar 75,74, dan (7) berpendapat sebesar 75,74%.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Guru hendaknya mengidentifiksasi permasalahan yang dihadapi siswa
dalam proses pembelajaran sehingga dapat memilih model pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran biologi di kelas.
2. Pembelajaran menggunakan model experiential learning memerlukan persiapan yang maksimal agar proses belajar mengajar dapat terlaksanakan dengan lancar.
3. Guru harus lebih memanfaatkan lingkungan sekitar untuk proses pembelajaran, karena lingkungan memberi pengalaman nyata bagi siswa.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Hotmaria, (2012), Reproduksi Pada Angiospermae, Http:// HotmariaAgustina.blogspot.com ( Diakses 5 januari 2014)
Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. ______,(2010), Prosedur Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., dan Winarni, E.d., (2007), Biologi 1, Esis, Jakarta.
Budiman, I., (2003), Model Experiential Learning, http:// Fisika SMA Online.com (diakses 2 januari 2014).
Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.
Dithya, (2010), Pteridophyta, http:// anindithya.blogspot.com (diakses 4 januari 2014)
Gembong, T., (2007), Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta. Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.
Isharmanto, (2013). Tumbuhan Lumut. Isharmanto.blogspot.com (Diakses Agustus 2014)
Jonansen, (2009), Experiential Learning:http//web.missouri.edu/jonassend/courses CLE (Diakses 02 Januari 2014).
Karmana, O., (2008), Cerdas Belajar Biologi, Grafindo Media Pratama, Bandung. Kolb, D. A., Yeganeh, B., 2011, Deliberate Experiential Learning, Mastering the
Art of Learning From Experience, Orbh Working Paper Case Western Reserve Universiti.
Munif, I,R,S., Mosik, (2009), Penerapan Model Experiential Learning pada Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia: ISSN 1693-1246.
(6)
Nasution, S., (2008), Berbagai Pendekatan dalam Proses belajar dan Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Pratiwi, D.A., Mayarti, S., Srikini, Suharno dan Bambang, (2007). Biologi Untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Purnomo, A., Karsono, Suharmanto, A., (2013). Penerapan Medel Pembelajran Experiential Learning Berbantuan Modul Pada Kompetensi Menggunakan Alat-Alat Ukur (Measuring Tools), Journal of Mechanical Engineering Leraning: ISSN 2252-651xs
Simanungkalit, S. H., (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Dengan Model Experiential Learning Di Kelas VII SMP Negeri 29 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012.
Sridianti, (2013). Dunia Tumbuhan. http:www.wordpress.com (Diakses Aguatus 2014)
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Pt Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sudrajat, A. 2008. Teori-Teori Belajar. http://www.wordpress.com (diakses Agustus 2014)
Suprijanto, H., (2008), Pendidikan Orang Dewasa, Bumi Aksara, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Uno, H.B., (2008), Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Usman, M.U., (2005), Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Yulaelawati, E., (2004), Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi, Pakar Karya, Bandung.