KONSEP DASAR PENDIDIKAN UMUM DAN MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU) SERTA KEDUDUKAN MKDU DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN UMUM DI PERGURUAN TINGGI: Penelitian Kualitatif Tentang Pendapat Pakar Pendidikan.
KONSEP DASAR PENDIDIKAN UMUM DAN MATA KULIAH
DASAR UMUM
(MKDU)
SERTA
KEDUDUKAN
MKDU
DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN
UMUM DI PERGURUAN TINGGI
( Penelitian Kualitatif Tentang Pendapat Pakar Pendidikan )
T
E S I S
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana
IKIP Bandung Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Program S2 Bidang Studi Pendidikan Umum
Oleh
FARIDAH
8932177
PROGRAM PASCASARJANA
IKIP
BANDUNG
TAHUN 1992
MENYETUJUI DAN MENGESAHKAN:
PROF.
D£_ H_ EQ£HMA2L NATAWIDJAYA
PEMBIMBING
D_B_ H.M.I.
I
SQELAEHAN
PEMBIMBING II
Dia menganugerahkan
hikmat
kepada barangsiapa yang Dia kehendaki,
dan barangsiapa yang diberi hikmat,
maka sesungguhnya dia
telah diberi kekayaan yang banyak.
Tetapi tidaklah
akan ingat,
melainkan orang yang berpikiran dalam
(yang mempunyai inti pikiran).
(Q.S. Al-Baqarah: 260)
DAFTAR ISI
RATA PENGANTAR
i
UCAPAN TERIMA KASIH
v
DAFTAR ISI
BAB
BAB
I
II
i.x
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
1
B.
Fokus
8
C.
Ruang Lingkup Penelitian
12
D.
Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
13
E.
Asumsi
Penelitian
15
F.
Tujuan Penelitian
16
G.
Pentingnya Penelitian
17
Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
TENTANG KONSEP DASAR PENDIDIK
AN UMUM DAN MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU)
A.
Pendidikan Umum Dalam Sistem Pendidikan
Nasional
1.
Arti
Pendidikan
Umum
19
2.
Pendidikan Umum dalam Sistem Pendidikan
nasional
B.
21
Pendidikan Umum di Pendidikan Tinggi
1. Peran dan Fungsi Pendidikan Tinggi
....
28
2. Latar Belakang Pendidikan Umum di Pendi
dikan Tinggi
30
3. Perkembangan Pendidikan Umum dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi
ix
34
4.
Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Dalam
Kurikulum Pendidikan Tinggi
BAB III
BAB IV
METODOLOGI
A.
Metode
B.
Subjek Penelitian
50
C.
Instrumen Penelitian
54
V
IV
DAFTAR
48
55
E. Pedoman Pengolahan/Analisis Data
57
F. Tahap-tahap Penelitian
59
ANALISIS DATA
Reduksi Data
62
B. Display Data
98
C. Interpretasi
108
HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PROGRAM
A.
BAB
dan Tehnik Penelitian
D_ Pengumpulan Data
A.
BAB
40
Hasil-hasil Penelitian
118
B. Pengembangan Konsep Program
128
C.
145
Pembahasan
KESIMPULAN
DAN
SARAN
A. Kesimpulan
153
B. Implikasi
157
C.
Saran
160
D.
Keterbatasan Penelitian
162
BACAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
164
H7
BAB I
PENDAHULUAH
A.
Latar Belakang Masalah
Tujuan
pendidikan yang utama adalah
keadaan dimana peserta didik dapat
tercapainya
mempertanggungjawab-
kan segala keputusan yang diambilnya sendiri, yang
oleh
M.J. Langeveld disebut "zelfverantwoordelijke
zelfbepa-
ling"
mengambil
(M.I. Soelaeman,
1977:25). Untuk dapat
keputusan sendiri seseorang memerlukan suatu sistem
ni
lai sebagai landasan dalam mengambil keputusan tersebut.
Sistem nilai itu bukan hanya dimilikinya, melainkan juga
harus dijadikan sebagai bagian dari dirinya,
karena
de
ngan demikian memungkinkan seseorang untuk mandiri,
da
lam arti tidak tergantung kepada orang lain,
baik
dalajn
kehidupan pribadi, sosial ekonomi, maupun morilnya,
dan
mampu pula berpartisipasi dalam masyarakat.
Di
umum
Indonesia,
tujuan pendidikan nasional
ditetapkan dalam Garis-garis Besar
Haluan
secara
Negara
(GBHN) tahun 1988 sebagai berikut:
Pendidikan
nasional
berdasarkan
Pancasila, dan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indo
nesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab,
mandiri, cerdas,
dan
terampil
serta
sehat jasmani dan rohani....
menumbuhkan
dan
memperdalam
rasa cinta pada tanah air,
mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan
sosial,
....
menumbuhkan
rasa percaya pada diri
sendiri,
serta sikap dan perilaku inovatif dan
kreatif, ....
mewujudkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya
sendiri
serta bersama-sama
ber-
tanggung jawab atas pembangunan bangsa (GBHN,
1988,
bagian pendidikan).
Dalam GBHN tahun 1988 tersebut,
lebih
tujuan pendidikan
dirinci dalam beberapa aspek kepribadian
sebagai
wujud pribadi manusia Indonesia yang
manusia
berkuali-
tas. Sebagai peraturan pelaksana dari apa yang
kan
dalam GBHN dalam bidang pendidikan
ini
ditetap
ditetapkan
undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional.
tujuan
no.
Sejalan dengan apa yang ditetapkan dalam GBHN,
pendidikan juga dicantumkan dalam
undang-undang
2 tahun 1989 sebagai berikut:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani
dan rohani, pribadi mantap, dan mandiri, serta
rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (un
dang-undang no. 2 tahun 1989, pasal 4).
Dalam rumusan tujuan pendidikan nasional di atas,
dengan tegas tersurat bahwa pendidikan nasional bertuju
an
mencapai pengembangan manusia
Indonesia
seutuhnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa inti pokok
pendidikan
nasional
adalah
pengembangan
yakni
membawa manusia Indonesia
yang
lebih sempurna dalam semua
mencapai
aspek
upaya
kepribadian,
perkembangan
kepribadiannya,
yaitu beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, punya
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan
pribadi
rohani,
mantap, dan mandiri, serta rasa tanggung
terhadap masyarakat dan negara. Dan pernyataan
jawab
tersebut
secara tersirat menunjukkan bahwa ciri-ciri
manusia itu dicapai melalui pendidikan.
kepribadian
Di antara
im-
plikasi pernyataan tersebut bagi Pendidikan Tinggi
ada-
lah bahwa Pendidikan Tinggi harus ikut serta mempersiapkan
yang
sarjana
Indonesia yang
berkepribadian
seutuhnya,
tidak saja cakap dan ahli dalam bidangnya
tetapi juga mampu mengabdikan kecakapan dan
itu bagi kepentingan masyarakat,
semata,
keahliannya
bangsa, dan negara. Le
bih khusus ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah no.
30
tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi bahwa tujuan Pendi
dikan Tinggi adalah:
1. Menyiapkan
peserta didik menjadi anggota
ma
syarakat
yang memiliki kemampuan akademik
dan/atau
profesional
yang
dapat
menerapkan,
mengembangkan
dan/atau
menciptakan ilmu
pengetahuan,
teknologi,
dan/atau seni.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu penge
tahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan kebudayaan nasional (PP No. 30
tahun
1990, bab II, pasal2).
Mewujudkan
dah.
maksud
tersebut di atas tidaklah
mu-
Jauh sebelumnya Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
telah memberikan alternatif pemikiran berikut:
Mendidik
manusia Indonesia sesuai dengan
tujuan
pembangunan serta berdasarkan tujuan pendidikan
na
sional...,
tidak mungkin hanya
melalui
pembekalan
peserta didik dengan ilmu pengetahuan atau teknologi
atau seni yang mereka perlukan dalam kehidupan
pri
badi dan masyarakat kelak. Hidup dan peran seseorang
dalam
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara jauh
lebih paripurna sifatnya dari sekedar manusia berilmu,terampil, atau ahli belaka. Mereka diharapkan se
bagai pemeluk agama yang baik, warga negara yang sadar dan berdisiplin, anggota keluarga yang bahagia,
individu yang mampu mengembangkan diri dan membangun
lingkungan hidupnya, baik lingkungan alamiah maupun
lingkungan sosialnya. (Surat Keputusan Dirjen
Depdikbud no. 32/DJ/Kep/ 1983)
Dikti
Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan
ter-
utama di Pendidikan Tinggi menuntut pendidikan yang
ti
dak hanya mengutamakan keahlian belaka, tetapi juga
wa-
tak dan kepribadian. Mahasiswa perlu dibekali dengan kemampuan tertentu di samping bidang masing-masing,
seba
gai suatu bagian yang tak terpisahkan dari kesatuan
rikulum di pendidikan tinggi. Diharapkan lulusan
dikan Tinggi dari bidang disiplin
apapun,
Pendi
menjadi manu
sia
yang mempunyai pribadi utuh, yang tidak hanya
dan
terampil dalam bidangnya semata,
menerapkan,
mengkomunikasikan,
berbagai aspek kehidupan,
ku-
tetapi juga
ahli
mampu
dan memanfaatkannya dalam
baik dalam ruang lingkup kecil
maupun dalam ruang lingkup besar (internasional). Bagian
kurikulum
umum,
yang
tersebut
antara
digunakan
sering disebut
sebagai
lain sebagaimana konsep
oleh Bunyamin Maftuh
pendidikan
pendidikan
(1990:4)
umum
sebagai
landasan dalam rangka penelitian:
... yang dimaksud dengan pendidikan umum (General
Education) ...
bukan suatu jenis sekolah umum seba
gai
lawan
dari sekolah kejuruan,
melainkan
suatu
program
yang terpadu dengan keseluruhan
kurikulum,
yang terdiri dari beberapa mata pelajaran atau
mata
kuliah yang wajib diberikan kepada setiap siswa,
tanpa membedakan pada sekolah mana dan keahlian apa,
dan diarahkan untuk membina kepribadian
yang ter
padu.
Konsep pendidikan umum di atas menunjukkan kepada
sejumlah mata pelajaran yang wajib diberikan kepada
se
mua peserta didik dari semua jenis sekolah, dengan fung-
si untuk membina kepribadian peserta didik.
Walau
demikian,
bagaimana wujud
dan
keberadaan
pendidikan umum yang dimaksud, belum jelas. Karena
itu,
adalah suatu faktor yang mendasar untuk menemukan konsep
dasar pendidikan umum tersebut sebagai acuan dan landasan pelaksanaan pendidikan umum itu sendiri.
Dalam undang-undang no.
tem
umum
2 tahun 1989 tentang Sis
Pendidikan Nasional dijelaskan
merupakan pendidikan yang
pengetahuan
bahwa:
mengutamakan
"Pendidikan
perluasan
dan peningkatan keterampilan peserta
didik
dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat
akhir masa pendidikan." (undang-undang no. 2 tahun 1989,
pasal 11 ayat 2).
Bila dianalisis, pernyataan tersebut lebih
meng-
acu kepada lembaga pendidikan yang bersifat umum,
yakni
berupa sekolah yang melaksanakan pendidikan yang
fat
bersi
umum, dan tidak dimaksudkan untuk menghasilkan
lu-
lusan yang ahli dalam bidang tertentu. Pengertian pendi
dikan umum dalam hal ini dihadapkan dengan istilah
pen
didikan kejuruan, yakni lembaga pendidikan/sekolah
yang
bersifat kejuruan, dalam arti menghasilkan lulusan
yang
mempunyai keterampilan dalam bidang tertentu. Lebih
je
las dikemukakan dalam pasal 11 ayat 3 undang-undang
no.
2 tahun 1989 tersebut sebagai berikut:
"Pendidikan keju
ruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta di
dik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu".
Dalam pendidikan kejuruan sebenarnya juga dikenal
adanya sebutan pendidikan umum,
yang adakalanya
diisti-
lahkan sebagai mata pelajaran umum/program inti.
Seolah
pendidikan umum di sini merupakan sejumlah mata pelajar
an umum bagi semua siswa.
Di
inti MKDU,
adalah
Perguruan
Tinggi, secara
kelompok Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU).
umum,
maka MKDU seharusnya
teristiknya sebagai pendidikan umum.
masih kabur.
memenuhi
karak-
Suatu kesulitan
di
ditelu-
akan terkesan bahwa konsep MKDU pun
Dalam kurikulum MKDU digariskan pula bahwa:
diarahkan untuk melengkapi
bidang...,".
liah
Sebagai
bahwa patokan untuk itu belum jelas. Jika
suri kurikulum MKDU,
"MKDU
(kurikulum
1983) yang dinyatakan sebagai pendidikan umum
pendidikan
sini
formal
pembentukan
keahlian
Seolah pendidikan umum merupakan mata
pelengkap keahlian seseorang.
Timbul
ku
pertanyaan,
apakah pendidikan umum itu merupakan mata kuliah peleng
kap kesarjanaan seseorang? Demikian pula dikenal
pengelompokan
dan
misinya.
MKDU atas 2 bagian yang berbeda
Kelompok I berfungsi menanamkan
lai,
sedang kelompok II sebagai implikasi dan
dari
nilai yang ditanamkan pada kelompok
bahwa pendidikan umum
I.
adanya
landasan
nilai-ni-
aplikasi
Nampaknya
merupakan pendidikan nilai.
cul lagi pertanyaan berikut,
apakah pendidikan umum ada
lah pendidikan nilai? Dan sebagai pendidikan nilai,
kah
Mun
harus dibedakan antara pendidikan
yang
apa
menanamkan
nilai
dengan yang merupakan implikasi nilai yang
namkan
itu?
dita-
Ketidakjelasan konsep dasar pendidikan umum
pun MKDU tersebut menimbulkan berbagai silang
mau
pendapat,
yang menyulitkan bagi penyusunan program pendidikan
sendiri. Apa dan bagaimana sebenarnya keberadaan
dikan
umum dan MKDU dalam kurikulum
Perguruan
itu
pendi
Tinggi,
dan bagaimanakah kedudukan MKDU dalam program pendidikan
umum
tersebut di pendidikan tinggi. Hal
masalah
ini
merupakan
terutama bagi para pengelola program
tersebut,
dan perlu segera diatasi. Seperti diungkapkan oleh Muna-
war Rahmat (Sekretaris Jurusan MKDU IKIP Bandung) bahwa:
"IKIP Bandung (baca: Jurusan MKDU IKIP Bandung) dipercayakan menyusun program MKDU, namun belum bisa jalan
rena
belum ada kesepakatan konsep
umum di
mengenai
ka
pendidikan
sini."
Banyak penelitian yang mengkaji masalah pendidik
an umum maupun Mata Kuliah Dasar Umum, diantaranya pene
litian Bunyamin Maftuh (1990:184) mengemukakan
beberapa
kriteria pendidikan umum, yaitu:
(1) program pendidikan umum diarahkan untuk
mem
bina siswa menjadi warga negara Indonesia yang baik,
yang berkepribadian seutuhnya,
(2) program pendidikan umum diberikan kepada
se-
tiap siswa,
(3) program pendidikan umum memberikan pengetahu
an, nilai-nilai dan keterampilan yang bersifat umum
yang diperlukan oleh setiap warga negara Indonesia,
dan
(4)
program pendidikan umum bukan program
diarahkan untuk membina siswa menjadi seorang
yang
ahli
8
atau spesialis, baik di bidang akademis maupun vokasional.
Kriteria
yang
dikemukakan di
atas,
dirumuskan
oleh Bunyamin Maftuh untuk mengukur suatu mata pelajaran
sebagai pendidikan umum atau tidak. Sementara ini, peneliti belum menemukan suatu penelitian yang secara khusus
berupaya
untuk menemukan suatu konsep dasar
pendidikan
umum di pendidikan tinggi dan kaitannya dengan Mata
Ku
liah Dasar Umum. Alasan lain yang melatarbelakangi studi
ini
bahwa
akan
kemungkinan besar pendidikan
selalu
umum
tersebut
di
sekolah,
ada dalam program pendidikan
termasuk perguruan tinggi.
Karena
itu adalah hal mendasar untuk
menentukan
konsep dasar pendidikan umum maupun MKDU, serta
jelas
kedudukan MKDU dalam program pendidikan
perguruan
pendidikan
peneliti
tinggi,
dalam rangka
merasa perlu mengadakan
umum
pengembangan
itu di perguruan tinggi.
Atas
memper-
program
dasar
penelitian,
inilah
terutama
saat ini dirasa sangat mendesak karena perguruan
tengah
berbenah
menata kurikulum
Fakultas
di
tinggi
(perguruan
tinggi) termasuk di dalamnya MKDU (KASUBDIT PPKP
Dikti,
1991).
B.
Fokus Penelitian
Memperhatikan
uraian dan penjelasan
pada
belakang masalah di atas, maka yang dijadikan fokus
lam penelitian ini berkenaan dengan dengan ^konsep
latar
da
dasar
pendidikan umum dan MKDU, serta kedudukan MKDU dalam pe
ngembangan program pendidikan umum di perguruan tinggi.
Dengan foku-s permasalahan demikian, berarti pene
litian ini mencoba- mendapatkan konsep dasar tentang pen
didikan
umum dan .Mata Kuliah Dasar Umum. Sebagai
suatu
konsep, berarti apa yang dikemukakan di sini belum memi-
liki kebenaran yang tinggi meyakinkan seperti halnya su
atu teori. Untuk menjadikan konsep ini sebagai suatu te-
ori, masih memerlu-kan waktu yang lama dan aplikasi
luas,
yang
serta peneli-tian lebih lanjut.
Konsep
dasar diartikan sebagai
pengertian
atau
prinsip-prinsip dasar yang diabstraksikan dari suatu peristiwa. Karena konsep dasar yang dimaksud adalah konsep
dasar pendidikan umum dan MKDU, maka yang dimaksud
ada
lah pengertian atau prinsip-prinsip dasar yang melandasi
pendidikan umum atau MKDU di Pendidikan Tinggi.
Pengertian
dan prinsip-prinsip
dasar
dimaksud,
diperoleh melalui pendapat pakar pendidikan. Pakar diar
tikan
sebagai seorang yang ahli atau cendikiawan
dalam
bidang pendidikan.
Pakar yang dimaksud mencakup berbagai bidang pen
didikan,
umum
ilmuan
dengan
asumsi bahwa
pengembangan
pendidikan
bukan hanya harus merupakan kepedulian
segolongan
tentang pendidikan umum saja,
tetapi
merupakan
tanggung jawab semua pemikir pendidikan dan semua pendi-
dik umumnya. Atas dasar pertimbangan demikian, maka
pa-
10
kar yang dimaksud bukan hanya meliputi pakar
pendidikan
umum saja.
Adapun yang dimaksud dengan pendapat adalah pemikiran dan tanggapan para pakar pendidikan. Pendapat
me
rupakan suatu pernyataan yang diberikan atas dasar keah
lian.
"Opinion: a formal statement by an
carefully
study" (Noach Websterjs
expert
Student
after
Dictionary,
1977:597). Dengan demikian, pendapat dalam teori ini di-
artikan sebagai pernyataan formal seseorang yang
takan
setelah melakukan studi yang cermat
dinya-
tentang
se-
suatu.
Dijadikannya masalah konsep dasar pendidikan umum
dan
MKDU serta kedudukan MKDU dalam program
umum di perguruan
pendidikan
tinggi sebagai fokus penelitian
ini,
dilandasi oleh beberapa dasar pemikiran, antara lain:
1. Perguruan tinggi merupakan lembaga
penting
dalam
pendidikan
kerangka sistem pendidikan nasional, lu-
lusannya merupakan calon pemimpin bangsa yang memerlukan
integritas pribadi untuk dapat menjamin kelangsungan hi
dup negara dan bangsa di masa
datang.
2. Adanya kecenderungan lulusan Perguruan
akhir-akhir
yang
ini pada spesialisasi yang
mengakibatkan,
Keadaan
mahasiswa
menjadi
ketat,
terkotak-kotak.
ini akan menjerumuskan ke arah sikap
acuh, pemikiran yang sempit dan kaku.
1952:4).
semakin
tinggi
(Henry B.
acuh
tak
Nelson,
11
3.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
cepat dan arus globalisasi yang melanda kehidupan
sia,
membuat dunia terasa semakin kecil.
tut beberapa persyaratan baru:
kir,
bertindak,
(Djamari, dkk,
C.
wawasan,
Hal ini
yang
manu
menun-
orientasi berpi-
kemampuan, dan keterampilan profesional.
1991:6)
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pendidikan meliputi berbagai jenis,
jalur dan jenjang, baik jalur pendidikan sekolah
luar sekolah,
dikan
Tinggi,
dilihat
mulai dari taman kanak-kanak sampai Pendi
baik sekolah negeri maupun suasta.
betapa ruang lingkup pendidikan
amat luas,
umum
dan
Dapat
tersebut
karena itu dirasa perlu untuk membatasi ruang
lingkup penelitian ini agar penelitian ini lebih
kus
maupun
terfo-
mendalam.
Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi
ma-
salah-masalah sebagai berikut:
1.
maka
Karena MKDU hanya dikenal di Perguruan tinggi,
yang
diteliti
hanyalah konsep
dasar
pendidikan
umum dan MKDU di perguruan tinggi.
2. Perguruan tinggi meliputi jumlah dan tempatnya
banyak tersebar di seluruh nusantara.
bangkan
naga
beberapa hal
dan waktu,
Dengan
mempertim-
antara lain: (a) keterbatasan Le-
(b) agar penelitian lebih terfokus
dan
12
mendalam mengkaji permasalahan, maka penelitian ini
di-
pusatkan pada satu perguruan tinggi, yaitu IKIP Bandung,
dengan
didukung/ditunjang oleh beberapa orang pakar
pusat
pada
(Jakarta), dan Iain-lain yang besar
di
perhatiannya
pengembangan program pendidikan umum atau MKDU
di
perguruan tinggi.
Dijadikannya IKIP Bandung sebagai lokasi
tian,
mempunyai beberapa
peneli
alasan antara lain: (a)
IKIP
Bandung merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan program Pasca Sarjana Bidang Studi Pendi
dikan Umum.
didikan
bangan
(b) IKIP Bandung memiliki banyak pakar
yang menaruh perhatian besar
terhadap
program pendidikan umum dan MKDU
di
pen
pengem
pendidikan
tinggi.
3. Aspek-aspek
yang diteliti dalam konsep
dasar
tersebut meliputi latar belakang, dasar/landasan,
an,
materi,
metode,
dan evaluasi hasil belajar.
4. Penelitian
konsepsional
pendidikan
demikian,
ti
ini lebih difokuskan pada
teoritis
yang
melandasi
umum dan MKDU di pendidikan
penelitian
tuju
masalah
penyelenggaraan
tinggi.
Dengan
ini tidak akan terlalu jauh meneli-
pelaksanaan program pendidikan umum dan MKDU di
pangan,
silnya.
la-
dan juga tidak akan meneliti bagaimana hasil-ha-
13
D.
Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Masalah utama yang ingin dijawab melalui
tian
ini adalah
umum
dan MKDU.
gai berikut:
berkenaan dengan
kaitan
peneli
pendidikan
Masalah utama tersebut dirumuskan
seba
"Bagaimanakah konsep dasar pendidikan
umum
dan MKDU serta kedudukan MKDU dalam pengembangan program
pendidikan umum di perguruan tinggi?".
Untuk menjawab permasalahan ini,
diperlukan keje-
lasan konsep dasar pendidikan umum maupun MKDU.
Masalah
ini dirasa mendesak untuk ditemukan pemecahannya,
selama ini pengalaman telah menimbulkan
dan kesimpangsiuran
sebab
silang pendapat
pengertian tentang pendidikan
umum
maupun MKDU tersebut.
MKDU merupakan bagian formal kurikulum yang
laku di Pendidikan Tinggi (Surat Keputusan Dirjen
Depdikbud
lasan
nya,
no.
32/DJ/Kep/1983),
konsep dasarnya,
namun karena
masih dipertanyakan
bagaimana eksistensi dan
ber
Dikti
ketidakjekeberadaan-
identitasnya.
Disadari bahwa jawaban terhadap permasalahan ter
sebut sangat bersifat komprehensif dan perlu
sejumlah pemikir pendidikan Indonesia.
litian
para
melibatkan
Untuk itu,
ini berupaya memperoleh gambaran/pandangan
pemikir
tersebut,
yang
(dalam penelitian ini
dijadikan
sebagai
pakar
pene
dari
pendidikan)
sumber informasi/da-
ta penelitian ini.
Sesuai dengan ruang lingkup penelitian,
maka per-
14
masalahan penelitian ini dapat dijabarkan dengan
sejum
lah pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Apa latar belakang pendidikan umum dan MKDU di
perguruan tinggi?
2. Apa dasar pelaksanaan pendidikan umum dan MKDU
di perguruan tinggi?
3. Apa tujuan yang ingin dicapai oleh
umum
pendidikan
dan MKDU di perguruan tinggi?
4. Materi apa yang seyogyanya perlu
dikembangkan
untuk mencapai tujuan pendidikan umum dan MKDU
di
perguruan tinggi?
5. Metode
apa yang seyogyanya
diterapkan
untuk
mencapai tujuan pendidikan umum dan MKDU di
perguruan tinggi?
6. Apa alat evaluasi yang sesuai untuk
mengukur
hasil belajar pendidikabn umum dan MKDU?
7. Bagaimanakah kedudukan MKDU dalam pengembangan
program pendidikan umum di perguruan tinggi?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab mela
lui studi
dikan,
prinsip
empiris yang melibatkan sejumlah pakar pendi
karena merekalah yang lebih mengetahui
dasar program pendidikan umum dan
MKDU
prinsipsecara
konseptual teoritis.
E.
Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian merupakan suatu titik tolak pe-
15
mikiran,
yang digunakan sebagai dasar penelitian,
yang
untuk menyelidiki masalah-masalah yang
akan
dibutuhkan
dijawab.
Untuk menjawab dan menjelaskan permasalahan
ter
sebut secara empiris, digunakan asumsi-asumsi penelitian
sebagai berikut:
1. Pendidikan nasional pada dasarnya adalah
pro
ses pembangunan keseluruhan potensi dan aspek kepribadi
an manusia.
Dalam rangka itu keberadaan pendidikan
sangat penting,
umum
khususnya di perguruan tinggi karena ma
hasiswa mempunyai latar belakang bidang keahlian terten
tu dan hanya menekuni bidang keahliannya
dan
di pihak lain semua dituntut
masing-masing,
memiliki
kepribadian
utuh. Untuk seseorang menjadi baik tidak dengan sendirinya dari ahli di bidang tertentu,
tetapi perlu bersenga-
ja belajar untuk itu.
2. Pelaksanaan program pendidikan umum di sekolah
memerlukan
nya.
dasar-dasar pemikiran yang jelas
melandasi-
Keberhasilan pelaksanaan suatu program sangat
tentukan oleh arah,
di-
tujuan, dasar yang melandasinya.
3. Untuk melaksanakan program pendidikan umum dan
MKDU
secara efektif dan berhasilguna,
penyusunan
suatu
program pendidikan umum dan MKDU sangat diperlukan.
4. Para pakar pendidikan mempunyai pandangan-pan-
dangan yang komprehensif tentang berbagai persoalan pen
didikan secara konseptual teoritis yang dapat
dijadikan
16
rujukan dalam memilih alternatif kebijakan pendidikan.
F.
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini
bertujuan untuk
peroleh gambaran tentang kejelasan kedudukan MKDU
program pendidikan umum di perguruan
tinggi.
mem-
dalam
Untuk mem-
peroleh gambaran tersebut, diperlukan gambaran
mengenai
konsep dasar pendidikan umum dan MKDU itu sendiri
mela
lui pendapat pakar pendidikan.
Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan
un
tuk:
1. Memperoleh informasi dan data tentang:
a. pengertian pendidikan umum dan MKDU.
b.
tujuan pendidikan umum dan MKDU.
c.
materi pendidikan umum dan MKDU.
d.
metode pendidikan umum dan MKDU.
g.
evaluasi hasil belajar pendidikan umum dan MKDU.
2. Memperoleh
informasi
dan data tentang
kedudukan
MKDU dalam pengembangan program pendidikan umum di
pendidikan
tinggi dari masing-masing komponen
di
atas.
G.
Pentingnya Penelitian
Beberapa alasan pentingnya ditemukan konsep dasar
pendidikan
umum
dan MKDU,
serta kedudukan
MKDU
dalam
pengembangan program pendidikan umum di perguruan tinggi
adalah sebagai berikut:
17
Dari segi teori, hasil penelitian ini selain
rupakan tambahan pengetahuan yang telah ada juga
(a) membantu
kita secara lebih mendalam dapat
me
dapat:
memahami
berbagai hal yang berhubungan dengan program
pendi
dikan umum dan MKDU di perguruan tinggi,
(b) berguna
bagi
peneliti
sebagai
sumber
inspirasi
untuk menemukan tema-tema baru penelitian.
Dari segi praktis, hasil penelitian ini
diharap
kan dapat merupakan sumbangan antara lain:
(a) bagi lembaga pendidikan dalam membuat keputusan yang
berkenaaan
dengan penataan
dan penyusunan
program
pendidikan umum dan MKDU di perguruan tinggi,
(b) salah
satu rujukan bagi pihak berwenang
ningkatkan
kualifikasi
penyelenggaraan
dalam
me-
pendidikan
umum dan MKDU di perguruan tinggi, dan
(c) salah satu pedoman praktis bagi para dosen khususnya
dosen MKDU untuk mengembangkan program pengajarannya.
Pada
standar
umum
akhirnya penelitian ini
akan
konseptual teoritis-empiris program
dan MKDU
menghasilkan
pendidikan
serta pengembangan program program
pen
didikan umum di perguruan tinggi. Selain dari itu, hasil
penelitian
dan
diharapkan berguna bagi
pihak-pihak yang yang memiliki
lembaga
pendidikan
kewenangan
sebagai
pengambil keputusan dan penentuan dan penataan kurikulum
fakultas (perguruan tinggi). Bagi dosen MKDU, penelitian
ini diharapkan akan memberikan masukan untuk memperbaiki
18
dan
mengembangkan program pengajarannya, yang
termasuk
di dalamnya perumusan tujuan belajar, ranah-ranah kemam-
puan yang perlu ditumbuhkembangkan, materi yang seyogya
nya
perlu disediakan, metode yang
serta
efektif
alat evaluasi yang sesuai bagi
belajar yang diinginkan.
diterapkan
menentukan
hasil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini sebagian besar mengikuti
langkah-
langkah
kerja penelitian kualitatif. Sesuai dengan
fatnya,
maka metodologi penelitian ini disusun
si-
sebagai
berikut:
A.
Metode dan Tehnik Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptip, yakni metode yang menggambarkan
keadaan dan memecahkan masalah yang sedang
langsung.
sampai
dan
Metode deskriptif tidak terbatas
pada
pada pengumpulan data, tetapi meliputi
berhanya
analisis
interpretasi terhadap data. Maksud penelitian
kriptif
adalah "To describe systematically or
interest,
factually
and accurately"
des
area
(Stephen
of
Issaac,
1982:46).
Adapun tehnik penelitian yang digunakan dalam pe
ngumpulan data penelitian ini adalah:
1. Tehnik Delphi
Tehnik delphi adalah suatu tehnik penelitian yang
meminta kepada sejumlah pakar untuk memberikan
dan
untuk
masa
pendapat
pandangan-pandangannya secara individual dan
bebas
menentukan pilihan-pilihan program pendidikan
yang
akan datang. (Rand Corporation dalam
47
di
Curtis
48
R. Finch dan John R. Crunkilton, 1979:131).
Instrumen penelitian dalam tehnik ini berupa angket terbuka yang dikirim kepada subjek penelitian
(res
ponden) melalui pos.
2. Tehnik Komunikasi Langsung (Wawancara)
Beberapa
responden yang didekati
dengan
tehnik
delphi diatas, tidak mengembalikan jawabannya. Agar
nelitian
antaranya
wancara.
pe
ini tetap dapat dilanjutkan, maka sebagian
(responden) diadakan komunikasi
di
langsung/wa-
Mengingat keterbatasan waktu dan
tenaga,
dan
dengan menimbang potensi responden, maka wawancara hanya
diadakan
pada responden yang berada di Bandung dan
Ja
karta.
3.
Studi Dokunentasi
Studi
dokumentasi diadakan dengan
maksud
untuk
mendapatkan data tertulis dan otentik tentang objek
ka-
jian yang sedang diteliti.
Selanjutnya, untuk menganalisis dan menginterpretasi data,
didukung oleh studi kepustakaan dan studi do
kumentasi di atas.
Studi ini digunakan untuk
memperoleh
kerangka kepustakaan yang berhubungan dengan pokok
masalahan
yang sedang dibahas, serta sebagai
per
bandingan
utama dengan keadaan nyata pada objek penelitian.
Akhirnya,
semua
data yang terkumpul
yang mendukung dianggap memadai,
dan
maka pembahasan
jutnya dilakukan secara kualitatif.
bahan
selan
49
B.
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian ini melibatkan sejumlah
pakar
pendidikan yang diduga berhubungan erat dan besar pengaruhnya terhadap pengembangan program pendidikan umum dan
MKDU di pendidikan tinggi dan punya wewenang dalam pengambilan
keputusan menyangkut pendidikan umum
dan
MKDU
tersebut di pendidikan tinggi.
Sesuai
di atas,
dengan fokus penelitian yang
dikemukakan
maka sumber informasi dalam penelitian ini ada
lah para pakar pendidikan, yang sekaligus dijadikan
se
bagai subjek penelitian.
Penentuan pakar dalam penelitian ini pada
dasar
nya dilihat dari tingkat dan/atau pengalaman pendidiakan
yang dilalui, yang menggambarkan keluasan wawasan penge
tahuan yang bersangkutan dalam bidang pendidikan.
Bebe
rapa kriteria yang digunakan untuk menentukan pakar pen
didikan dalam penelitian ini antara lain, yaitu:
percaya
a)
di-
mempunyai keahlian dalam bidang pendidikan;
mengetahui secara mendalam bidang pendidikan;
c)
b)
diakui
otoritasnya dalam pendidikan.
Di antara cara yang dapat dilakukan untuk melihat
kriteria
tersebut
bersangkutan,
di atas adalah melalui
fungsi
karena diasumsikan bahwa seseorang
yang
meme-
gang suatu fungsi tertentu didasarkan pertimbangan bahwa
dia
ahli dan memahami bidang tersebut secara
mendalam,
yang sekaligus diakui otoritasnya dalam pendidikan.
De-
50
ngan
demikian adakalanya beberapa pejabat
sebagai
pakar
yang
pakar. Atas dasar pertimbangan
juga
tersebut,
pendidikan yang dijadikan batasan
ahli
adalah
maka
adalah
dalam bidang pendidikan, yang
di
mereka
antaranya
adakalanya merangkap memegang fungsi tertentu yang
yang
terkait dengan bidang pendidikan umum dan MKDU di pergu
ruan
tinggi, baik sebagai pengembangan
program
sebagai decision maker program. Keadaan ini
maupun
menggambar-
kan seolah bahwa antara pakar dan pejabat dapat saja disamakan. Antara pakar dan pejabat jelas terdapat
perbe
daan yang prinsipal terutama apabila dihubungkan
dengan
kebebasan
pada
mengemukakan pendapat. Pejabat
etik jabatan, sedangkan pakar
lebih
akan
terikat
berorientasi
pada tanggung jawab keilmuan. Diambilnya beberapa
peja
bat
sudut
sebagai pakar pendidikan lebih dilihat
pribadinya sebagai pemikir pendidikan yang
dari
melaksanakan
pemikirannya. Keuntungan lain juga diperoleh bahwa mere
ka adalah pengelola dan pelaksana pendidikan di
an,
lapang-
diharapkan dapat memberikan data secara empirik
di
lapangan.
Para ahli pendidikan yang dijadikan sebagai
ber informasi dan data, diusahakan mereka yang
sura-
mencapai
gelar profesor (guru besar) dan doktor dalam bidang pen
didikan. Disamping itu juga dilihat dari beberapa
karya
dan
dunia
tindakannya yang berpengaruh dalam memajukan
51
pendidikan. Sedangkan para pengembangan program dan
cision maker, di samping diambil dari mereka yang
de
meng-
elola dan melaksanakan program pendidikan umum dan MKDU,
serta yang memegang jabatan tertentu yang turut menentu
kan kebijakan yang berlaku di perguruan
tinggi, khusus
nya mengenai akademis, juga dipertimbangkan
karya-karya
dan tindakannya yang memajukan dunia pendidikan.
Subjek
penelitian mencakup beberapa
pakar
yang
dianggap memadai untuk dijadikan sebagai sumber informa
si yang diharapkan. Jadi, sampel penelitian ini
kan sampel kecil yang ditarik secara purposif
merupa
berkenaan
dengan fokus penelitian, sebagaimana kriteria pemilihannya yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu,
sebagai berikut: (a) mengetahui secara mendalam
pendidikan,
(b) pengembangan program, dan (c)
yakni
masalah
decision
maker dalam pendidik. Hal yang dipertimbangkan untuk me-
milih kriteria tersebut adalah pendidikan (gelar
dikan profesor dan doktor), di samping itu dilihat
fungsi
atau
kedudukannya dalam
lembaga
pendi
dari
kependidikan,
karya-karya dan tindakan-tindakan yang bersangkutan yang
membawa banyak kemajuan dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, subjek awal pe-
52
nelitian ini direncanakan sebagai berikut:
- Konsorsium/Tim Inti P2TK
l orang
- Binsarak Depdikbud
1 orang
- Pimpinan struktural IKIP, meliputi:
- Pembantu Rektor I
10 orang
- Dekan FPIPS
10 orang
- Ketua Jurusan MKDU
10 orang
- Beberapa pakar lainnya
Dengan
3 orang
demikian, diperkirakan
jumlah
responden
sekitar 35 orang. Namun karena tidak semua responden mengembalikan
instrumen, maka keadaan
subjek
penelitian
diubah sebagai berikut:
1. Prof. Numan Somantri, M.Sc;
selaku
pengamat
pendidikan yang menaruh perhatian besar terha
dap
pendidikan umum
dan MKDU yang
dipandang
sebagai pakar (a).
2. Dr. M
yang
Fakry Gaffar; selaku pimpinan
membawahi fakultas
dipandang
sebagai
Institut
yang membawahi MKDU,
pengembangan
program (b),
dan decision maker (c).
3. Dr. Djamari; selaku
membawahi
pimpinan
fakultas
yang
MKDU, dipandang sebagai ahli pendi
dikan (a), dan decision maker (c).
4. Drs. Munawar
Rahmat
M.Pd.;
jurusan MKDU, dipandang
selaku
sebagai
pimpinan
pengembangan
program (b), dan decision maker (c).
53
5. Prof. Dr. T.Raka Joni; selaku pimpinan konsor-
sium pendidikan, dipandang sebagai ahli pendi
dikan (a).
6. Semarang; selaku wakil penyelenggara pendidik
an umum dan MKDU di lapangan,
dipandang seba
gai pengembangan program (b).
7. Surabaya; selaku wakil penyelenggara pendidik
an umum dan MKDU di lapangan,
dipandang seba
gai pengembangan program (b).
8. Padang; selaku wakil penyelenggara
umum dan MKDU
di lapangan,
pendidikan
dipandang sebagai
pengembangan program (b).
Subjek penelitian tersebut di atas merupakan sub
jek
awal penelitian ini yang mengirim
jawaban
kembali
dan yang dapat ditemui peneliti secara langsung.
Subjek
berikutnya ditambah beberapa pakar lagi. Penentuan
sub
jek penelitian lainnya didasarkan fokus penelitian (purposif),
atas,
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
sampai akhirnya diperkirakan mencapai taraf
dundancy"
sebagai gejala ketuntasan,
karena
tidak
di
"re
ada
lagi informasi tambahan baru yang diperoleh.
Adapun subjek penelitian tambahan tersebut adalah
sebagai berikut:
9. Prof. Dr. A.Sanusi S .H ., M.P.A. selaku pimpinan
program
pasca sarjana
studi pendidikan umum,
yang membawahi program
dipandang sebagai ahli
54
pendidikan (a), pengembangan program (b), dan
decision maker (c).
10. Dr. Hamid Hasan;
perhatian besar
selaku pakar
yang menaruh
terhadap pendidikan
umum,
dipandang sebagai ahli pendidikan (a).
11. Drs. Asaat Esyam;
selaku pimpinan pusat (di-
tunjuk oleh Dirjen Dikti) Kasubdit PPKP
binaan sarana akademis
pendidikan
pem
tinggi
PPKP, dipandang sebagai decision maker (c).
12. Drs. Hamdan Mansyur;
selaku
pakar
yang
mengajukan gagasan pertama dijadikannya
sebagai kurikulum formal
pendidikan
MKDU
tinggi,
dipandang sebagai pengembangan program (b).
13. Prof.
Dr. Mugiadi; selaku
pakar
pendidikan
dari pengembangan penelitian pendidikan,
di
pandang sebagai ahli pendidikan (a) dan deci
sion maker (c).
Disadari bahwa dalam hal sumber data penelitian,
terdapat keterbatasan, baik menyangkut jumlah maupun me
ngenai bidang keahlian dan wilayah yang diwakili. Lebih
lanjut keterbatasan ini dinyatakan dalam keterbatasan
penelitian.
C.
Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian
ini, pada
mulanya
berupa
angket terbuka di mana para responden dapat menjawab de-
55
ngan
dan
mengemukakan pendapat dan pandangan
secara
terbuka, yang dikirim kepada beberapa pakar
dikan
pada 10 IKIP Negeri di Indonesia. Namun,
di antara instrumen yang dikirim tersebut yang
pendi
hanya
ternyata bahwa jawaban itupun
kepada jurusan MKDU saja,
hanya
4
kembali.
Dan kalau dilihat keempat instrumen yang kembali
but,
bebas
terse
dipercayakan
sedangkan jurusan/ketua jurus
an MKDU tersebut belum tentu sebagai pakar.
Namun jawab
an yang diberikan tetap diperlukan terutama untuk
meli-
hat konsep pendidikan umum dan MKDU yang dilaksanakan di
lapangan.
sebut,
Dengan demikian jawaban dari jurusan MKDU ter
dikategorikan
sebagai pakar
dari
pengembangan
program.
Menyadari
demikian,
kendala pemerolehan data
dengan
dan agar penelitian ini dapat berjalan
maka instrumen penelitian dilanjutkan dengan
wawancara.
cara
terus,
mengadakan
Peneliti menghubungi beberapa pakar pendidik
an yang dipusatkan terdapat di IKIP Bandung,
dengan
be
berapa pakar di Jakarta (Dikti).
pakar
dari
IKIP Bandung,
Diambilnya
di samping berbagai keterbatasan peneliti,
juga atas pertimbangan bahwa IKIP Bandung banyak
nyai
pakar
yang bertaraf nasional,
dan di
IKIP
Bandung satu-satunya Perguruan Tinggi yang
mempu
pihak
lain
menye-
lenggraakan Program Pasca Sarjana bidang studi pendidik
an
umum.
Jakarta,
Sedangkan beberapa pakar lainnya diambil
khususnya tingkat Dikti,
diasumsikan
dari
sebagai
56
pakar pusat untuk tingkat pendidikan tinggi yang berpola
pikir benar-benar nasional, yang dimaksudkan untuk lebih
menguatkan informasi/data agar lebih representatif seba
gai pendapat pakar di Indonesia.
Dengan
dapat
demikian diharapkan hasil penelitian
representatif bagi pendapat pakar
ini
pendidikan
di
Indonesia.
D.Pengumpulan Data
Kegiatan
pengumpulan data
dilaksanakan
sendiri
oleh peneliti dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah Persiapan
a. Setelah disain penelitian mendapat persetujuan dan
pengesahan dari pembimbing, kemudian diajukan permohonan
izin
penelitian melalui Dekan
FPS
IKIP
Bandung.
b. Menyiapkan instrumen penelitian berupa angket ter
buka yang disebar melalui pos kepada responden.
c. Menyusun
pedoman wawancara
mengingat
sebahagian
responden menghendaki komunikasi langsung.
2. Langkah Pengumpulan Data
a. Instrumen penelitian disebar ke seluruh
responden
melalui pos.
b. Menghubungi
diadakan
wawancara.
beberapa responden
komunikasi langsung,
yang
dengan
menghendaki
mengadakan
57
c. Mengadakan studi dokumentasi sekitar data yang di
perlukan
dan relevan dengan permasalahan,
sambil
membuat catatan hasil wawancara.
E. Pedoman Pengolahan/Analisis Data
Data yang diperoleh, dianalisis sejak awal proses
pengumpulan data penelitian dimulai, dan berlangsung te
rus
selama penelitian dilaksanakan,
sampai
semua
yang diperlukan diperkirakan telah terkumpul.
dan
Straness (1973:109) mengaakan bahwa
or arbitrarily,
are obstained,
data
data
Schatzman
"Theoretically
analyzing can begin when the first
data
or it can begin after much of all of
are onstained."
Karena itu,
analisis data penelitian
pedoman
the
pengolahan/
ini disusun sebagai berikut:
1. Selama data dikumpulkan
Selama
pengumpulan data,
ada
yang bersama dilakukan oleh peneliti,
a.
beberapa
kegiatan
yaitu:
Pembuatan catatan lapangan
Segera setelah surat balasan responden di
dan/atau setelah wawancara dilaksanakan,
adakan catatan lapangan.
sedemikian rupa,
peneliti
meng
Hasil catatan lapangan direvisi
kemudian disusun ke dalam rangkuman ca
tatan lapangan (lampiran 2).
disusun
terima
Hasil wawancara yang
lapangan,
kemudian
diperlihatkan kepada responden untuk diperiksa
kebenar-
annya,
ke dalam rangkuman catatan
telah
apakah telah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh
58
responden
yang bersangkutan. Jika terdapat
kekeliruan,
maka responden secara langsung dapat memperbaikinya
la
gi.
Dalam penelitian ini tidak dilakukan
triangulasi
yakni untuk membuktikan kebenaran informasi yang diberi
kan responden,
sebab responden dalam penelitian ini mem
punyai kebebasan sepenuhnya untuk mempunyai
pendapatnya
secara pribadi atau individual.
b.
Pemberian kode
Setelah responden men-cek laporan berupa rangkum
an
hasil
(lampiran
wawancara, maka segera
diberikan
III) yang sifatnya masih umum.
kode
awal
Setelah
itu
diadakan pengkodean lagi secara lebih spesifik dan
pola,
sesuai dengan permasalahan
ter-
penelitian yang
dija
barkan melalui sejumlah pertanyaan penelitian.
c.
Pengguna an matrik
Kegiatan
peneliti
dalam hal ini
membuat matrik berdasarkan subpokok
fikasi
meliputi:
permasalahan/klasi-
data/kode, (b) memasukkan data
lapangan
(telah
dirangkum) ke dalam matrik sesuai dengan kolom dan
data (hal.
93-105),
(a)
dan (c) menganalisis data matrik
kode
de
ngan kegiatan membaca lebih teliti, mengadakan interpretasi dan menarik kesimpulan sementara.
2.Setelah data terkunpul
Setelah
meliputi:
data terkumpul,
kegiatan yang
dilakukan
59
a. Membuat reduksi data
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan
berupa
rangkuman data menurut tema-tema pokok.
Dengan
membuat
demikian
akan diperoleh sejumlah
pokok-pokok
pendapat
para responden (hal. 61-88).
b. Membuat display data
Kegiatan
dengan
mengadakan display data ini,
dilakukan
cara menyusun data atau mengelompokkan data
kok-pokok
pendapat responden ke dalam matrik (hal.
po
91-
96).
c. Interpretasi dan kesimpulan
Setelah reduksi dan display data dilakukan, kegi
atan selanjutnya yang dilaksanakan adalah memberi inter
pretasi
terhadap data tersebut dan
akhirnya
diperoleh
suatu kesimpulan.
F. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini, secara garis besarnya
terdiri
atas tiga tahap, yaitu tahap
orientasi,
tahap
eksplorasi dan tahap member-check.
Kegiatan pada masing-masing tahap tersebut dirinci sebagai berikut:
1.Tahap Orientasi
Pada tahap ini, diusahakan mendapatkan
pendahuluan
yang
akan dikembangkan
informasi
selanjutnya
dalam
studi ini. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
meliputi:
60
a. mengadakan studi kepustakaan untuk mengkaji
informasi
yang
berkenaan dengan
berbagai
permasalahan
yang
berkaitan dengan fokus awal penelitian
b. bertukar pikiran dengan beberapa dosen MKDU IKIP Ban
dung dan teman-teman sejawat untuk mendapat
berbagai
informasi lebih lanjut yang berhubungan dengan
fokus
penelitian.
c. mengkonsultasikan
kepada pembimbing
untuk
mendapat
kejelasan permasalahan sehubungan dengan fokus
pene
litian .
Berdasarkan
hasil kegiatan
orientasi
tersebut,
dijumpai beberapa hal yang menarik terutama yang
berke
naan dengan adanya kebutuhan fakultas/pendidikan
tinggi
akan kejelasan konsep dasar pendidikan umum dan MKDU
pendidikan
tinggi.
Gambaran yang
diperoleh
di
tersebut,
memberi keyakinan kepada peneliti untuk menetapkan fokus
penelitian.
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini dilakukan penggalian informasi/data seca
ra lebih mendalam. Kegiatan ini meliputi:
a. menyusun instrumen dan pedoman wawancara sebagai
in
strumen pembantu peneliti.
b. mengirim instrumen kepada responden awal meminta pen
dapat mereka secara komprehensif,
c. mengadakan wawancara dengan para responden sesuai de
ngan perjanjian waktu responden dengan peneliti.
61
d. melakukan kegiatan penyusunan hasil laporan yang
liputi kegiaan mendeskripsikan, menganalisis,
me
menaf-
sirkan
data hasil penelitian, secara
terus
menerus
sampai
diperkirakan mencapai gejala ketuntasan
(re
dundance) .
3. Tahap Member-check
Pada tahap member-check ini, kegiatan yang
dila
kukan meliputi:
a. menyusun laporan penelitian yang diperoleh pada tahap
eksplorasi,
b. menyampaikan
responden
laporan tersebut
kepada
masing-masing
untuk dicek kesesuaiannya dengan
pendapat
responden yang bersangkutan,
c. para
responden
memperbaiki
responden.
setelah menelaah
laporan
tersebut,
hal-hal yang belum sesuai dengan
maksud
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM
Penelitian ini, dimaksudkan untuk memperoleh
jelasan tentang konsep dasar pendidikan umum dan
serta
kedudukan MKDU dalam program pendidikan
perguruan
ngembangan
dasar
tinggi, untuk akhirnya dirumuskan
terhadap konsep tersebut.
MKDU,
umum
suatu
Kejelasan
pendidikan umum dan MKDU merupakan
ke
pe
konsep
hasil
penelitian ini, sedangkan pengembangan program
di
temuan
terhadap
konsep tersebut disusun berdasarkan hasil temuan
terse
but di atas. Hal tersebut disajikan dalam bab ini dengan
urutan sebagai berikut:
A. Hasil-hasil Penelitian
1. Pengertian Umum
Berdasarkan
apa yang telah
dideskripsikan
pada
bagian terdahulu serta didukung oleh tinjauan kepustaka
an, dapat disimpulkan bahwa pendidikan umum adalah
pen
didikan yang berlaku umum bagi semua peserta didik, ber
kenaan dengan kegiatan peserta didik yang tidak bersifat
khusus dan diarahkan untuk pengembangan kepribadian pe
serta didik secara keseluruhan (utuh).
Sesuai dengan pengertian pendidikan umum yang di
rumuskan di atas, lebih lanjut hasil penelitian ini
nemukan dua penggunaan pengertian terhadap istilah
didikan
umum,
yaitu 1) pendidikan umum
118
sebagai
me
pen
suatu
119
jenis pendidikan, dan 2) pendidikan umum sebagai program
pendidikan.
Pendidikan
umum sebagai suatu
jenis' pendidikan
diartikan sebagai suatu jenis pendidikan yang menyeleng
garakan pendidikan yang berlaku umum bagi semua peserta
didik, berkenaan dengan kegiatan peserta didik yang ti
dak
bersifat khusus, dan yang diarahkan
bangan
kepribadian
peserta
didik
untuk pengem
secara
keseluruhan
(utuh).
Pengertian
pendidikan umum sebagai
suatu
jenis
pendidikan ini yang sering dihadapkan dan dibedakan
de
ngan pendidikan kejuruan, karena pendidikan kejuruan se
cara khusus berkenaan dengan kegiatan peserta didik yang
bersifat khusus dalam arti menekankan pada keahlian atau
keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu.
Temuan ini diperkuat oleh undang-undang no. 2 ta
hun
1989 yang secara tegas dicantumkan dalam
ayat 2 serta penjelasannya, yang lebih lanjut
kan
pasal
11
menjelas-
bahwa pendidikan umum merupakan suatu jenis
pendi
dikan yang diselenggarakan pada jalur pendidikan sekolah
pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah, atau
lebih
dikenal dengan SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah
Pertama, dan SMA (Sekolah Menengah Atas).
Dengan demikian pendidikan umum sebagai suatu je
nis pendidikan hanya diselenggarakan pada jenjang pendi
dikan dasar dan menengah. Ini berarti bahwa pada jenjang
120
pendidikan tinggi istilah pendidikan umum tidak
diguna
kan sebagai suatu jenis pendidikan, tetapi diselenggara
kan sebagai program pendidikan.
Pendidikan umum sebagai program pendidikan berar
ti
program pendidikan yang berlaku umum bagi semua
serta
didik,
berkenaan dengan kegiatan
peserta
pe
didik
yang tidak bersifat khusus, yang diarahkan untuk pengem
bangan
kepribadian
peserta
didik
secara
keseluruhan
(utuh). Dengan demikian pendidikan umum sebagai
pendidikan
merupakan program pendidikan
yang
program
sifatnya
wajib bagi semua peserta didik dan tidak dapat dipilih.
Walapun
istilah pendidikan umum sebagai
program
pendidikan secara formal tidak tercantum dalam peraturan
perundangan-undangan
pendidikan
yang
namun
berlaku,
adanya pendidikan umum sebagai program pendidikan secara
tersirat
diperkuat oleh undang-undang no. 2 tahun
pasal 39 ayat 2, Garis-garis Besar Haluan Negara
pendidikan
dan
bagian
point a dan g, serta kurikulum setiap
jenjang
pendidikan, yang secara
jelas
pada semua jalur, jenis dan
jenjang
peserta
pendidikan,
termasuk pendidikan tinggi. Dengan demikian,
umum sebagai program pendidikan umum juga
jenis
menyatakan
adanya sejumlah mata pelajaran wajib bagi semua
didik
1989
pendidikan
diselenggara
kan pada jenis pendidikan umum.
Jadi, antara kedua pengertian pendidikan umum
atas sebenarnya tidak bertentangan, karena program
di
pen-
121
didikan
umum juga berlaku bagi lembaga pendidikan
menyelenggarakan
mengacaukan
jenis
pendidikan
umum.
yang
Untuk
tidak
pengertian, maka seyogyanya diberikan
yang berbeda untuk kedua
nama
penggunaan konsep tersebut.
2. Rumusan Konseptual Program Pendidikan Unun dan MKDU
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan
penelitian
ini yang pada akhirnya dimaksudkan untuk menyusun
suatu
pengembangan program pendidikan umum di perguruan
ting
gi,
maka istilah pendidikan umum dalam telaahan ini
bih dititikberatkan pada
bagai
program
dikenal
adanya
penggunaan
pendidikan
le
pengertian pendidikan umum se
karena
di
jenis pendidikan umum.
perguruan
tidak
Tegasnya
bahwa
istilah pendidikan umum di perguruan
tinggi
adalah dalam arti program pendidikan umum.
Berdasarkan
hasil-hasil temuan
penelitian
yang
telah dikemukakan pada bagian-bagian lalu, dapatlah
runuskan konsep dasar pendidikan umum dan MKDU.
nya,
terlebih dahulu dikemukakan beberapa
di-
Sebelum
karakteristik
program pendidikan umum dan MKDU.
a. Konsep Dasar Program Pendidikan Unun
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
ten
tang konsep dasar program pendidikan umum, seperti telah
dijelaskan
terlebih dahulu dikemukakan beberapa
teristik program pendidikan umum,
karak
yang diperoleh sebagai
hasil penelitian ini. Adapun karakteristik program
pen-
122
didikan umum itu adalah sebagai berikut:
(1) Program
yang
pendidikan umum adalah
program
pendidikan
harus dikenal, dihayati, diinternalisasi,
diamalkan
oleh seluruh warga negara
peserta
dan
didik
dari segala jalur, jenis, dan jenjang program pendi
dikan .
(2) Program
pendidikan umum adalah
program
pendidikan
yang ditujukan pada pembinaan kepribadian warga
ne
gara peserta didik sebagai manusia seutuhnya.
(3) Program
pendidikan umum adalah
program
pendidikan
yang ditujukan untuk mencapai kebahagiaan hidup
serta didik dunia dan
(4) Program
pe
akhirat.
pendidikan umum adalah
program
pendidikan
yang di
DASAR UMUM
(MKDU)
SERTA
KEDUDUKAN
MKDU
DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN
UMUM DI PERGURUAN TINGGI
( Penelitian Kualitatif Tentang Pendapat Pakar Pendidikan )
T
E S I S
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana
IKIP Bandung Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Program S2 Bidang Studi Pendidikan Umum
Oleh
FARIDAH
8932177
PROGRAM PASCASARJANA
IKIP
BANDUNG
TAHUN 1992
MENYETUJUI DAN MENGESAHKAN:
PROF.
D£_ H_ EQ£HMA2L NATAWIDJAYA
PEMBIMBING
D_B_ H.M.I.
I
SQELAEHAN
PEMBIMBING II
Dia menganugerahkan
hikmat
kepada barangsiapa yang Dia kehendaki,
dan barangsiapa yang diberi hikmat,
maka sesungguhnya dia
telah diberi kekayaan yang banyak.
Tetapi tidaklah
akan ingat,
melainkan orang yang berpikiran dalam
(yang mempunyai inti pikiran).
(Q.S. Al-Baqarah: 260)
DAFTAR ISI
RATA PENGANTAR
i
UCAPAN TERIMA KASIH
v
DAFTAR ISI
BAB
BAB
I
II
i.x
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
1
B.
Fokus
8
C.
Ruang Lingkup Penelitian
12
D.
Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
13
E.
Asumsi
Penelitian
15
F.
Tujuan Penelitian
16
G.
Pentingnya Penelitian
17
Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
TENTANG KONSEP DASAR PENDIDIK
AN UMUM DAN MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU)
A.
Pendidikan Umum Dalam Sistem Pendidikan
Nasional
1.
Arti
Pendidikan
Umum
19
2.
Pendidikan Umum dalam Sistem Pendidikan
nasional
B.
21
Pendidikan Umum di Pendidikan Tinggi
1. Peran dan Fungsi Pendidikan Tinggi
....
28
2. Latar Belakang Pendidikan Umum di Pendi
dikan Tinggi
30
3. Perkembangan Pendidikan Umum dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi
ix
34
4.
Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Dalam
Kurikulum Pendidikan Tinggi
BAB III
BAB IV
METODOLOGI
A.
Metode
B.
Subjek Penelitian
50
C.
Instrumen Penelitian
54
V
IV
DAFTAR
48
55
E. Pedoman Pengolahan/Analisis Data
57
F. Tahap-tahap Penelitian
59
ANALISIS DATA
Reduksi Data
62
B. Display Data
98
C. Interpretasi
108
HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PROGRAM
A.
BAB
dan Tehnik Penelitian
D_ Pengumpulan Data
A.
BAB
40
Hasil-hasil Penelitian
118
B. Pengembangan Konsep Program
128
C.
145
Pembahasan
KESIMPULAN
DAN
SARAN
A. Kesimpulan
153
B. Implikasi
157
C.
Saran
160
D.
Keterbatasan Penelitian
162
BACAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
164
H7
BAB I
PENDAHULUAH
A.
Latar Belakang Masalah
Tujuan
pendidikan yang utama adalah
keadaan dimana peserta didik dapat
tercapainya
mempertanggungjawab-
kan segala keputusan yang diambilnya sendiri, yang
oleh
M.J. Langeveld disebut "zelfverantwoordelijke
zelfbepa-
ling"
mengambil
(M.I. Soelaeman,
1977:25). Untuk dapat
keputusan sendiri seseorang memerlukan suatu sistem
ni
lai sebagai landasan dalam mengambil keputusan tersebut.
Sistem nilai itu bukan hanya dimilikinya, melainkan juga
harus dijadikan sebagai bagian dari dirinya,
karena
de
ngan demikian memungkinkan seseorang untuk mandiri,
da
lam arti tidak tergantung kepada orang lain,
baik
dalajn
kehidupan pribadi, sosial ekonomi, maupun morilnya,
dan
mampu pula berpartisipasi dalam masyarakat.
Di
umum
Indonesia,
tujuan pendidikan nasional
ditetapkan dalam Garis-garis Besar
Haluan
secara
Negara
(GBHN) tahun 1988 sebagai berikut:
Pendidikan
nasional
berdasarkan
Pancasila, dan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indo
nesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab,
mandiri, cerdas,
dan
terampil
serta
sehat jasmani dan rohani....
menumbuhkan
dan
memperdalam
rasa cinta pada tanah air,
mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan
sosial,
....
menumbuhkan
rasa percaya pada diri
sendiri,
serta sikap dan perilaku inovatif dan
kreatif, ....
mewujudkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya
sendiri
serta bersama-sama
ber-
tanggung jawab atas pembangunan bangsa (GBHN,
1988,
bagian pendidikan).
Dalam GBHN tahun 1988 tersebut,
lebih
tujuan pendidikan
dirinci dalam beberapa aspek kepribadian
sebagai
wujud pribadi manusia Indonesia yang
manusia
berkuali-
tas. Sebagai peraturan pelaksana dari apa yang
kan
dalam GBHN dalam bidang pendidikan
ini
ditetap
ditetapkan
undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional.
tujuan
no.
Sejalan dengan apa yang ditetapkan dalam GBHN,
pendidikan juga dicantumkan dalam
undang-undang
2 tahun 1989 sebagai berikut:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani
dan rohani, pribadi mantap, dan mandiri, serta
rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (un
dang-undang no. 2 tahun 1989, pasal 4).
Dalam rumusan tujuan pendidikan nasional di atas,
dengan tegas tersurat bahwa pendidikan nasional bertuju
an
mencapai pengembangan manusia
Indonesia
seutuhnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa inti pokok
pendidikan
nasional
adalah
pengembangan
yakni
membawa manusia Indonesia
yang
lebih sempurna dalam semua
mencapai
aspek
upaya
kepribadian,
perkembangan
kepribadiannya,
yaitu beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, punya
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan
pribadi
rohani,
mantap, dan mandiri, serta rasa tanggung
terhadap masyarakat dan negara. Dan pernyataan
jawab
tersebut
secara tersirat menunjukkan bahwa ciri-ciri
manusia itu dicapai melalui pendidikan.
kepribadian
Di antara
im-
plikasi pernyataan tersebut bagi Pendidikan Tinggi
ada-
lah bahwa Pendidikan Tinggi harus ikut serta mempersiapkan
yang
sarjana
Indonesia yang
berkepribadian
seutuhnya,
tidak saja cakap dan ahli dalam bidangnya
tetapi juga mampu mengabdikan kecakapan dan
itu bagi kepentingan masyarakat,
semata,
keahliannya
bangsa, dan negara. Le
bih khusus ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah no.
30
tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi bahwa tujuan Pendi
dikan Tinggi adalah:
1. Menyiapkan
peserta didik menjadi anggota
ma
syarakat
yang memiliki kemampuan akademik
dan/atau
profesional
yang
dapat
menerapkan,
mengembangkan
dan/atau
menciptakan ilmu
pengetahuan,
teknologi,
dan/atau seni.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu penge
tahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan kebudayaan nasional (PP No. 30
tahun
1990, bab II, pasal2).
Mewujudkan
dah.
maksud
tersebut di atas tidaklah
mu-
Jauh sebelumnya Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
telah memberikan alternatif pemikiran berikut:
Mendidik
manusia Indonesia sesuai dengan
tujuan
pembangunan serta berdasarkan tujuan pendidikan
na
sional...,
tidak mungkin hanya
melalui
pembekalan
peserta didik dengan ilmu pengetahuan atau teknologi
atau seni yang mereka perlukan dalam kehidupan
pri
badi dan masyarakat kelak. Hidup dan peran seseorang
dalam
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara jauh
lebih paripurna sifatnya dari sekedar manusia berilmu,terampil, atau ahli belaka. Mereka diharapkan se
bagai pemeluk agama yang baik, warga negara yang sadar dan berdisiplin, anggota keluarga yang bahagia,
individu yang mampu mengembangkan diri dan membangun
lingkungan hidupnya, baik lingkungan alamiah maupun
lingkungan sosialnya. (Surat Keputusan Dirjen
Depdikbud no. 32/DJ/Kep/ 1983)
Dikti
Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan
ter-
utama di Pendidikan Tinggi menuntut pendidikan yang
ti
dak hanya mengutamakan keahlian belaka, tetapi juga
wa-
tak dan kepribadian. Mahasiswa perlu dibekali dengan kemampuan tertentu di samping bidang masing-masing,
seba
gai suatu bagian yang tak terpisahkan dari kesatuan
rikulum di pendidikan tinggi. Diharapkan lulusan
dikan Tinggi dari bidang disiplin
apapun,
Pendi
menjadi manu
sia
yang mempunyai pribadi utuh, yang tidak hanya
dan
terampil dalam bidangnya semata,
menerapkan,
mengkomunikasikan,
berbagai aspek kehidupan,
ku-
tetapi juga
ahli
mampu
dan memanfaatkannya dalam
baik dalam ruang lingkup kecil
maupun dalam ruang lingkup besar (internasional). Bagian
kurikulum
umum,
yang
tersebut
antara
digunakan
sering disebut
sebagai
lain sebagaimana konsep
oleh Bunyamin Maftuh
pendidikan
pendidikan
(1990:4)
umum
sebagai
landasan dalam rangka penelitian:
... yang dimaksud dengan pendidikan umum (General
Education) ...
bukan suatu jenis sekolah umum seba
gai
lawan
dari sekolah kejuruan,
melainkan
suatu
program
yang terpadu dengan keseluruhan
kurikulum,
yang terdiri dari beberapa mata pelajaran atau
mata
kuliah yang wajib diberikan kepada setiap siswa,
tanpa membedakan pada sekolah mana dan keahlian apa,
dan diarahkan untuk membina kepribadian
yang ter
padu.
Konsep pendidikan umum di atas menunjukkan kepada
sejumlah mata pelajaran yang wajib diberikan kepada
se
mua peserta didik dari semua jenis sekolah, dengan fung-
si untuk membina kepribadian peserta didik.
Walau
demikian,
bagaimana wujud
dan
keberadaan
pendidikan umum yang dimaksud, belum jelas. Karena
itu,
adalah suatu faktor yang mendasar untuk menemukan konsep
dasar pendidikan umum tersebut sebagai acuan dan landasan pelaksanaan pendidikan umum itu sendiri.
Dalam undang-undang no.
tem
umum
2 tahun 1989 tentang Sis
Pendidikan Nasional dijelaskan
merupakan pendidikan yang
pengetahuan
bahwa:
mengutamakan
"Pendidikan
perluasan
dan peningkatan keterampilan peserta
didik
dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat
akhir masa pendidikan." (undang-undang no. 2 tahun 1989,
pasal 11 ayat 2).
Bila dianalisis, pernyataan tersebut lebih
meng-
acu kepada lembaga pendidikan yang bersifat umum,
yakni
berupa sekolah yang melaksanakan pendidikan yang
fat
bersi
umum, dan tidak dimaksudkan untuk menghasilkan
lu-
lusan yang ahli dalam bidang tertentu. Pengertian pendi
dikan umum dalam hal ini dihadapkan dengan istilah
pen
didikan kejuruan, yakni lembaga pendidikan/sekolah
yang
bersifat kejuruan, dalam arti menghasilkan lulusan
yang
mempunyai keterampilan dalam bidang tertentu. Lebih
je
las dikemukakan dalam pasal 11 ayat 3 undang-undang
no.
2 tahun 1989 tersebut sebagai berikut:
"Pendidikan keju
ruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta di
dik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu".
Dalam pendidikan kejuruan sebenarnya juga dikenal
adanya sebutan pendidikan umum,
yang adakalanya
diisti-
lahkan sebagai mata pelajaran umum/program inti.
Seolah
pendidikan umum di sini merupakan sejumlah mata pelajar
an umum bagi semua siswa.
Di
inti MKDU,
adalah
Perguruan
Tinggi, secara
kelompok Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU).
umum,
maka MKDU seharusnya
teristiknya sebagai pendidikan umum.
masih kabur.
memenuhi
karak-
Suatu kesulitan
di
ditelu-
akan terkesan bahwa konsep MKDU pun
Dalam kurikulum MKDU digariskan pula bahwa:
diarahkan untuk melengkapi
bidang...,".
liah
Sebagai
bahwa patokan untuk itu belum jelas. Jika
suri kurikulum MKDU,
"MKDU
(kurikulum
1983) yang dinyatakan sebagai pendidikan umum
pendidikan
sini
formal
pembentukan
keahlian
Seolah pendidikan umum merupakan mata
pelengkap keahlian seseorang.
Timbul
ku
pertanyaan,
apakah pendidikan umum itu merupakan mata kuliah peleng
kap kesarjanaan seseorang? Demikian pula dikenal
pengelompokan
dan
misinya.
MKDU atas 2 bagian yang berbeda
Kelompok I berfungsi menanamkan
lai,
sedang kelompok II sebagai implikasi dan
dari
nilai yang ditanamkan pada kelompok
bahwa pendidikan umum
I.
adanya
landasan
nilai-ni-
aplikasi
Nampaknya
merupakan pendidikan nilai.
cul lagi pertanyaan berikut,
apakah pendidikan umum ada
lah pendidikan nilai? Dan sebagai pendidikan nilai,
kah
Mun
harus dibedakan antara pendidikan
yang
apa
menanamkan
nilai
dengan yang merupakan implikasi nilai yang
namkan
itu?
dita-
Ketidakjelasan konsep dasar pendidikan umum
pun MKDU tersebut menimbulkan berbagai silang
mau
pendapat,
yang menyulitkan bagi penyusunan program pendidikan
sendiri. Apa dan bagaimana sebenarnya keberadaan
dikan
umum dan MKDU dalam kurikulum
Perguruan
itu
pendi
Tinggi,
dan bagaimanakah kedudukan MKDU dalam program pendidikan
umum
tersebut di pendidikan tinggi. Hal
masalah
ini
merupakan
terutama bagi para pengelola program
tersebut,
dan perlu segera diatasi. Seperti diungkapkan oleh Muna-
war Rahmat (Sekretaris Jurusan MKDU IKIP Bandung) bahwa:
"IKIP Bandung (baca: Jurusan MKDU IKIP Bandung) dipercayakan menyusun program MKDU, namun belum bisa jalan
rena
belum ada kesepakatan konsep
umum di
mengenai
ka
pendidikan
sini."
Banyak penelitian yang mengkaji masalah pendidik
an umum maupun Mata Kuliah Dasar Umum, diantaranya pene
litian Bunyamin Maftuh (1990:184) mengemukakan
beberapa
kriteria pendidikan umum, yaitu:
(1) program pendidikan umum diarahkan untuk
mem
bina siswa menjadi warga negara Indonesia yang baik,
yang berkepribadian seutuhnya,
(2) program pendidikan umum diberikan kepada
se-
tiap siswa,
(3) program pendidikan umum memberikan pengetahu
an, nilai-nilai dan keterampilan yang bersifat umum
yang diperlukan oleh setiap warga negara Indonesia,
dan
(4)
program pendidikan umum bukan program
diarahkan untuk membina siswa menjadi seorang
yang
ahli
8
atau spesialis, baik di bidang akademis maupun vokasional.
Kriteria
yang
dikemukakan di
atas,
dirumuskan
oleh Bunyamin Maftuh untuk mengukur suatu mata pelajaran
sebagai pendidikan umum atau tidak. Sementara ini, peneliti belum menemukan suatu penelitian yang secara khusus
berupaya
untuk menemukan suatu konsep dasar
pendidikan
umum di pendidikan tinggi dan kaitannya dengan Mata
Ku
liah Dasar Umum. Alasan lain yang melatarbelakangi studi
ini
bahwa
akan
kemungkinan besar pendidikan
selalu
umum
tersebut
di
sekolah,
ada dalam program pendidikan
termasuk perguruan tinggi.
Karena
itu adalah hal mendasar untuk
menentukan
konsep dasar pendidikan umum maupun MKDU, serta
jelas
kedudukan MKDU dalam program pendidikan
perguruan
pendidikan
peneliti
tinggi,
dalam rangka
merasa perlu mengadakan
umum
pengembangan
itu di perguruan tinggi.
Atas
memper-
program
dasar
penelitian,
inilah
terutama
saat ini dirasa sangat mendesak karena perguruan
tengah
berbenah
menata kurikulum
Fakultas
di
tinggi
(perguruan
tinggi) termasuk di dalamnya MKDU (KASUBDIT PPKP
Dikti,
1991).
B.
Fokus Penelitian
Memperhatikan
uraian dan penjelasan
pada
belakang masalah di atas, maka yang dijadikan fokus
lam penelitian ini berkenaan dengan dengan ^konsep
latar
da
dasar
pendidikan umum dan MKDU, serta kedudukan MKDU dalam pe
ngembangan program pendidikan umum di perguruan tinggi.
Dengan foku-s permasalahan demikian, berarti pene
litian ini mencoba- mendapatkan konsep dasar tentang pen
didikan
umum dan .Mata Kuliah Dasar Umum. Sebagai
suatu
konsep, berarti apa yang dikemukakan di sini belum memi-
liki kebenaran yang tinggi meyakinkan seperti halnya su
atu teori. Untuk menjadikan konsep ini sebagai suatu te-
ori, masih memerlu-kan waktu yang lama dan aplikasi
luas,
yang
serta peneli-tian lebih lanjut.
Konsep
dasar diartikan sebagai
pengertian
atau
prinsip-prinsip dasar yang diabstraksikan dari suatu peristiwa. Karena konsep dasar yang dimaksud adalah konsep
dasar pendidikan umum dan MKDU, maka yang dimaksud
ada
lah pengertian atau prinsip-prinsip dasar yang melandasi
pendidikan umum atau MKDU di Pendidikan Tinggi.
Pengertian
dan prinsip-prinsip
dasar
dimaksud,
diperoleh melalui pendapat pakar pendidikan. Pakar diar
tikan
sebagai seorang yang ahli atau cendikiawan
dalam
bidang pendidikan.
Pakar yang dimaksud mencakup berbagai bidang pen
didikan,
umum
ilmuan
dengan
asumsi bahwa
pengembangan
pendidikan
bukan hanya harus merupakan kepedulian
segolongan
tentang pendidikan umum saja,
tetapi
merupakan
tanggung jawab semua pemikir pendidikan dan semua pendi-
dik umumnya. Atas dasar pertimbangan demikian, maka
pa-
10
kar yang dimaksud bukan hanya meliputi pakar
pendidikan
umum saja.
Adapun yang dimaksud dengan pendapat adalah pemikiran dan tanggapan para pakar pendidikan. Pendapat
me
rupakan suatu pernyataan yang diberikan atas dasar keah
lian.
"Opinion: a formal statement by an
carefully
study" (Noach Websterjs
expert
Student
after
Dictionary,
1977:597). Dengan demikian, pendapat dalam teori ini di-
artikan sebagai pernyataan formal seseorang yang
takan
setelah melakukan studi yang cermat
dinya-
tentang
se-
suatu.
Dijadikannya masalah konsep dasar pendidikan umum
dan
MKDU serta kedudukan MKDU dalam program
umum di perguruan
pendidikan
tinggi sebagai fokus penelitian
ini,
dilandasi oleh beberapa dasar pemikiran, antara lain:
1. Perguruan tinggi merupakan lembaga
penting
dalam
pendidikan
kerangka sistem pendidikan nasional, lu-
lusannya merupakan calon pemimpin bangsa yang memerlukan
integritas pribadi untuk dapat menjamin kelangsungan hi
dup negara dan bangsa di masa
datang.
2. Adanya kecenderungan lulusan Perguruan
akhir-akhir
yang
ini pada spesialisasi yang
mengakibatkan,
Keadaan
mahasiswa
menjadi
ketat,
terkotak-kotak.
ini akan menjerumuskan ke arah sikap
acuh, pemikiran yang sempit dan kaku.
1952:4).
semakin
tinggi
(Henry B.
acuh
tak
Nelson,
11
3.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
cepat dan arus globalisasi yang melanda kehidupan
sia,
membuat dunia terasa semakin kecil.
tut beberapa persyaratan baru:
kir,
bertindak,
(Djamari, dkk,
C.
wawasan,
Hal ini
yang
manu
menun-
orientasi berpi-
kemampuan, dan keterampilan profesional.
1991:6)
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pendidikan meliputi berbagai jenis,
jalur dan jenjang, baik jalur pendidikan sekolah
luar sekolah,
dikan
Tinggi,
dilihat
mulai dari taman kanak-kanak sampai Pendi
baik sekolah negeri maupun suasta.
betapa ruang lingkup pendidikan
amat luas,
umum
dan
Dapat
tersebut
karena itu dirasa perlu untuk membatasi ruang
lingkup penelitian ini agar penelitian ini lebih
kus
maupun
terfo-
mendalam.
Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi
ma-
salah-masalah sebagai berikut:
1.
maka
Karena MKDU hanya dikenal di Perguruan tinggi,
yang
diteliti
hanyalah konsep
dasar
pendidikan
umum dan MKDU di perguruan tinggi.
2. Perguruan tinggi meliputi jumlah dan tempatnya
banyak tersebar di seluruh nusantara.
bangkan
naga
beberapa hal
dan waktu,
Dengan
mempertim-
antara lain: (a) keterbatasan Le-
(b) agar penelitian lebih terfokus
dan
12
mendalam mengkaji permasalahan, maka penelitian ini
di-
pusatkan pada satu perguruan tinggi, yaitu IKIP Bandung,
dengan
didukung/ditunjang oleh beberapa orang pakar
pusat
pada
(Jakarta), dan Iain-lain yang besar
di
perhatiannya
pengembangan program pendidikan umum atau MKDU
di
perguruan tinggi.
Dijadikannya IKIP Bandung sebagai lokasi
tian,
mempunyai beberapa
peneli
alasan antara lain: (a)
IKIP
Bandung merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan program Pasca Sarjana Bidang Studi Pendi
dikan Umum.
didikan
bangan
(b) IKIP Bandung memiliki banyak pakar
yang menaruh perhatian besar
terhadap
program pendidikan umum dan MKDU
di
pen
pengem
pendidikan
tinggi.
3. Aspek-aspek
yang diteliti dalam konsep
dasar
tersebut meliputi latar belakang, dasar/landasan,
an,
materi,
metode,
dan evaluasi hasil belajar.
4. Penelitian
konsepsional
pendidikan
demikian,
ti
ini lebih difokuskan pada
teoritis
yang
melandasi
umum dan MKDU di pendidikan
penelitian
tuju
masalah
penyelenggaraan
tinggi.
Dengan
ini tidak akan terlalu jauh meneli-
pelaksanaan program pendidikan umum dan MKDU di
pangan,
silnya.
la-
dan juga tidak akan meneliti bagaimana hasil-ha-
13
D.
Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Masalah utama yang ingin dijawab melalui
tian
ini adalah
umum
dan MKDU.
gai berikut:
berkenaan dengan
kaitan
peneli
pendidikan
Masalah utama tersebut dirumuskan
seba
"Bagaimanakah konsep dasar pendidikan
umum
dan MKDU serta kedudukan MKDU dalam pengembangan program
pendidikan umum di perguruan tinggi?".
Untuk menjawab permasalahan ini,
diperlukan keje-
lasan konsep dasar pendidikan umum maupun MKDU.
Masalah
ini dirasa mendesak untuk ditemukan pemecahannya,
selama ini pengalaman telah menimbulkan
dan kesimpangsiuran
sebab
silang pendapat
pengertian tentang pendidikan
umum
maupun MKDU tersebut.
MKDU merupakan bagian formal kurikulum yang
laku di Pendidikan Tinggi (Surat Keputusan Dirjen
Depdikbud
lasan
nya,
no.
32/DJ/Kep/1983),
konsep dasarnya,
namun karena
masih dipertanyakan
bagaimana eksistensi dan
ber
Dikti
ketidakjekeberadaan-
identitasnya.
Disadari bahwa jawaban terhadap permasalahan ter
sebut sangat bersifat komprehensif dan perlu
sejumlah pemikir pendidikan Indonesia.
litian
para
melibatkan
Untuk itu,
ini berupaya memperoleh gambaran/pandangan
pemikir
tersebut,
yang
(dalam penelitian ini
dijadikan
sebagai
pakar
pene
dari
pendidikan)
sumber informasi/da-
ta penelitian ini.
Sesuai dengan ruang lingkup penelitian,
maka per-
14
masalahan penelitian ini dapat dijabarkan dengan
sejum
lah pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Apa latar belakang pendidikan umum dan MKDU di
perguruan tinggi?
2. Apa dasar pelaksanaan pendidikan umum dan MKDU
di perguruan tinggi?
3. Apa tujuan yang ingin dicapai oleh
umum
pendidikan
dan MKDU di perguruan tinggi?
4. Materi apa yang seyogyanya perlu
dikembangkan
untuk mencapai tujuan pendidikan umum dan MKDU
di
perguruan tinggi?
5. Metode
apa yang seyogyanya
diterapkan
untuk
mencapai tujuan pendidikan umum dan MKDU di
perguruan tinggi?
6. Apa alat evaluasi yang sesuai untuk
mengukur
hasil belajar pendidikabn umum dan MKDU?
7. Bagaimanakah kedudukan MKDU dalam pengembangan
program pendidikan umum di perguruan tinggi?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab mela
lui studi
dikan,
prinsip
empiris yang melibatkan sejumlah pakar pendi
karena merekalah yang lebih mengetahui
dasar program pendidikan umum dan
MKDU
prinsipsecara
konseptual teoritis.
E.
Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian merupakan suatu titik tolak pe-
15
mikiran,
yang digunakan sebagai dasar penelitian,
yang
untuk menyelidiki masalah-masalah yang
akan
dibutuhkan
dijawab.
Untuk menjawab dan menjelaskan permasalahan
ter
sebut secara empiris, digunakan asumsi-asumsi penelitian
sebagai berikut:
1. Pendidikan nasional pada dasarnya adalah
pro
ses pembangunan keseluruhan potensi dan aspek kepribadi
an manusia.
Dalam rangka itu keberadaan pendidikan
sangat penting,
umum
khususnya di perguruan tinggi karena ma
hasiswa mempunyai latar belakang bidang keahlian terten
tu dan hanya menekuni bidang keahliannya
dan
di pihak lain semua dituntut
masing-masing,
memiliki
kepribadian
utuh. Untuk seseorang menjadi baik tidak dengan sendirinya dari ahli di bidang tertentu,
tetapi perlu bersenga-
ja belajar untuk itu.
2. Pelaksanaan program pendidikan umum di sekolah
memerlukan
nya.
dasar-dasar pemikiran yang jelas
melandasi-
Keberhasilan pelaksanaan suatu program sangat
tentukan oleh arah,
di-
tujuan, dasar yang melandasinya.
3. Untuk melaksanakan program pendidikan umum dan
MKDU
secara efektif dan berhasilguna,
penyusunan
suatu
program pendidikan umum dan MKDU sangat diperlukan.
4. Para pakar pendidikan mempunyai pandangan-pan-
dangan yang komprehensif tentang berbagai persoalan pen
didikan secara konseptual teoritis yang dapat
dijadikan
16
rujukan dalam memilih alternatif kebijakan pendidikan.
F.
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini
bertujuan untuk
peroleh gambaran tentang kejelasan kedudukan MKDU
program pendidikan umum di perguruan
tinggi.
mem-
dalam
Untuk mem-
peroleh gambaran tersebut, diperlukan gambaran
mengenai
konsep dasar pendidikan umum dan MKDU itu sendiri
mela
lui pendapat pakar pendidikan.
Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan
un
tuk:
1. Memperoleh informasi dan data tentang:
a. pengertian pendidikan umum dan MKDU.
b.
tujuan pendidikan umum dan MKDU.
c.
materi pendidikan umum dan MKDU.
d.
metode pendidikan umum dan MKDU.
g.
evaluasi hasil belajar pendidikan umum dan MKDU.
2. Memperoleh
informasi
dan data tentang
kedudukan
MKDU dalam pengembangan program pendidikan umum di
pendidikan
tinggi dari masing-masing komponen
di
atas.
G.
Pentingnya Penelitian
Beberapa alasan pentingnya ditemukan konsep dasar
pendidikan
umum
dan MKDU,
serta kedudukan
MKDU
dalam
pengembangan program pendidikan umum di perguruan tinggi
adalah sebagai berikut:
17
Dari segi teori, hasil penelitian ini selain
rupakan tambahan pengetahuan yang telah ada juga
(a) membantu
kita secara lebih mendalam dapat
me
dapat:
memahami
berbagai hal yang berhubungan dengan program
pendi
dikan umum dan MKDU di perguruan tinggi,
(b) berguna
bagi
peneliti
sebagai
sumber
inspirasi
untuk menemukan tema-tema baru penelitian.
Dari segi praktis, hasil penelitian ini
diharap
kan dapat merupakan sumbangan antara lain:
(a) bagi lembaga pendidikan dalam membuat keputusan yang
berkenaaan
dengan penataan
dan penyusunan
program
pendidikan umum dan MKDU di perguruan tinggi,
(b) salah
satu rujukan bagi pihak berwenang
ningkatkan
kualifikasi
penyelenggaraan
dalam
me-
pendidikan
umum dan MKDU di perguruan tinggi, dan
(c) salah satu pedoman praktis bagi para dosen khususnya
dosen MKDU untuk mengembangkan program pengajarannya.
Pada
standar
umum
akhirnya penelitian ini
akan
konseptual teoritis-empiris program
dan MKDU
menghasilkan
pendidikan
serta pengembangan program program
pen
didikan umum di perguruan tinggi. Selain dari itu, hasil
penelitian
dan
diharapkan berguna bagi
pihak-pihak yang yang memiliki
lembaga
pendidikan
kewenangan
sebagai
pengambil keputusan dan penentuan dan penataan kurikulum
fakultas (perguruan tinggi). Bagi dosen MKDU, penelitian
ini diharapkan akan memberikan masukan untuk memperbaiki
18
dan
mengembangkan program pengajarannya, yang
termasuk
di dalamnya perumusan tujuan belajar, ranah-ranah kemam-
puan yang perlu ditumbuhkembangkan, materi yang seyogya
nya
perlu disediakan, metode yang
serta
efektif
alat evaluasi yang sesuai bagi
belajar yang diinginkan.
diterapkan
menentukan
hasil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini sebagian besar mengikuti
langkah-
langkah
kerja penelitian kualitatif. Sesuai dengan
fatnya,
maka metodologi penelitian ini disusun
si-
sebagai
berikut:
A.
Metode dan Tehnik Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptip, yakni metode yang menggambarkan
keadaan dan memecahkan masalah yang sedang
langsung.
sampai
dan
Metode deskriptif tidak terbatas
pada
pada pengumpulan data, tetapi meliputi
berhanya
analisis
interpretasi terhadap data. Maksud penelitian
kriptif
adalah "To describe systematically or
interest,
factually
and accurately"
des
area
(Stephen
of
Issaac,
1982:46).
Adapun tehnik penelitian yang digunakan dalam pe
ngumpulan data penelitian ini adalah:
1. Tehnik Delphi
Tehnik delphi adalah suatu tehnik penelitian yang
meminta kepada sejumlah pakar untuk memberikan
dan
untuk
masa
pendapat
pandangan-pandangannya secara individual dan
bebas
menentukan pilihan-pilihan program pendidikan
yang
akan datang. (Rand Corporation dalam
47
di
Curtis
48
R. Finch dan John R. Crunkilton, 1979:131).
Instrumen penelitian dalam tehnik ini berupa angket terbuka yang dikirim kepada subjek penelitian
(res
ponden) melalui pos.
2. Tehnik Komunikasi Langsung (Wawancara)
Beberapa
responden yang didekati
dengan
tehnik
delphi diatas, tidak mengembalikan jawabannya. Agar
nelitian
antaranya
wancara.
pe
ini tetap dapat dilanjutkan, maka sebagian
(responden) diadakan komunikasi
di
langsung/wa-
Mengingat keterbatasan waktu dan
tenaga,
dan
dengan menimbang potensi responden, maka wawancara hanya
diadakan
pada responden yang berada di Bandung dan
Ja
karta.
3.
Studi Dokunentasi
Studi
dokumentasi diadakan dengan
maksud
untuk
mendapatkan data tertulis dan otentik tentang objek
ka-
jian yang sedang diteliti.
Selanjutnya, untuk menganalisis dan menginterpretasi data,
didukung oleh studi kepustakaan dan studi do
kumentasi di atas.
Studi ini digunakan untuk
memperoleh
kerangka kepustakaan yang berhubungan dengan pokok
masalahan
yang sedang dibahas, serta sebagai
per
bandingan
utama dengan keadaan nyata pada objek penelitian.
Akhirnya,
semua
data yang terkumpul
yang mendukung dianggap memadai,
dan
maka pembahasan
jutnya dilakukan secara kualitatif.
bahan
selan
49
B.
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian ini melibatkan sejumlah
pakar
pendidikan yang diduga berhubungan erat dan besar pengaruhnya terhadap pengembangan program pendidikan umum dan
MKDU di pendidikan tinggi dan punya wewenang dalam pengambilan
keputusan menyangkut pendidikan umum
dan
MKDU
tersebut di pendidikan tinggi.
Sesuai
di atas,
dengan fokus penelitian yang
dikemukakan
maka sumber informasi dalam penelitian ini ada
lah para pakar pendidikan, yang sekaligus dijadikan
se
bagai subjek penelitian.
Penentuan pakar dalam penelitian ini pada
dasar
nya dilihat dari tingkat dan/atau pengalaman pendidiakan
yang dilalui, yang menggambarkan keluasan wawasan penge
tahuan yang bersangkutan dalam bidang pendidikan.
Bebe
rapa kriteria yang digunakan untuk menentukan pakar pen
didikan dalam penelitian ini antara lain, yaitu:
percaya
a)
di-
mempunyai keahlian dalam bidang pendidikan;
mengetahui secara mendalam bidang pendidikan;
c)
b)
diakui
otoritasnya dalam pendidikan.
Di antara cara yang dapat dilakukan untuk melihat
kriteria
tersebut
bersangkutan,
di atas adalah melalui
fungsi
karena diasumsikan bahwa seseorang
yang
meme-
gang suatu fungsi tertentu didasarkan pertimbangan bahwa
dia
ahli dan memahami bidang tersebut secara
mendalam,
yang sekaligus diakui otoritasnya dalam pendidikan.
De-
50
ngan
demikian adakalanya beberapa pejabat
sebagai
pakar
yang
pakar. Atas dasar pertimbangan
juga
tersebut,
pendidikan yang dijadikan batasan
ahli
adalah
maka
adalah
dalam bidang pendidikan, yang
di
mereka
antaranya
adakalanya merangkap memegang fungsi tertentu yang
yang
terkait dengan bidang pendidikan umum dan MKDU di pergu
ruan
tinggi, baik sebagai pengembangan
program
sebagai decision maker program. Keadaan ini
maupun
menggambar-
kan seolah bahwa antara pakar dan pejabat dapat saja disamakan. Antara pakar dan pejabat jelas terdapat
perbe
daan yang prinsipal terutama apabila dihubungkan
dengan
kebebasan
pada
mengemukakan pendapat. Pejabat
etik jabatan, sedangkan pakar
lebih
akan
terikat
berorientasi
pada tanggung jawab keilmuan. Diambilnya beberapa
peja
bat
sudut
sebagai pakar pendidikan lebih dilihat
pribadinya sebagai pemikir pendidikan yang
dari
melaksanakan
pemikirannya. Keuntungan lain juga diperoleh bahwa mere
ka adalah pengelola dan pelaksana pendidikan di
an,
lapang-
diharapkan dapat memberikan data secara empirik
di
lapangan.
Para ahli pendidikan yang dijadikan sebagai
ber informasi dan data, diusahakan mereka yang
sura-
mencapai
gelar profesor (guru besar) dan doktor dalam bidang pen
didikan. Disamping itu juga dilihat dari beberapa
karya
dan
dunia
tindakannya yang berpengaruh dalam memajukan
51
pendidikan. Sedangkan para pengembangan program dan
cision maker, di samping diambil dari mereka yang
de
meng-
elola dan melaksanakan program pendidikan umum dan MKDU,
serta yang memegang jabatan tertentu yang turut menentu
kan kebijakan yang berlaku di perguruan
tinggi, khusus
nya mengenai akademis, juga dipertimbangkan
karya-karya
dan tindakannya yang memajukan dunia pendidikan.
Subjek
penelitian mencakup beberapa
pakar
yang
dianggap memadai untuk dijadikan sebagai sumber informa
si yang diharapkan. Jadi, sampel penelitian ini
kan sampel kecil yang ditarik secara purposif
merupa
berkenaan
dengan fokus penelitian, sebagaimana kriteria pemilihannya yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu,
sebagai berikut: (a) mengetahui secara mendalam
pendidikan,
(b) pengembangan program, dan (c)
yakni
masalah
decision
maker dalam pendidik. Hal yang dipertimbangkan untuk me-
milih kriteria tersebut adalah pendidikan (gelar
dikan profesor dan doktor), di samping itu dilihat
fungsi
atau
kedudukannya dalam
lembaga
pendi
dari
kependidikan,
karya-karya dan tindakan-tindakan yang bersangkutan yang
membawa banyak kemajuan dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, subjek awal pe-
52
nelitian ini direncanakan sebagai berikut:
- Konsorsium/Tim Inti P2TK
l orang
- Binsarak Depdikbud
1 orang
- Pimpinan struktural IKIP, meliputi:
- Pembantu Rektor I
10 orang
- Dekan FPIPS
10 orang
- Ketua Jurusan MKDU
10 orang
- Beberapa pakar lainnya
Dengan
3 orang
demikian, diperkirakan
jumlah
responden
sekitar 35 orang. Namun karena tidak semua responden mengembalikan
instrumen, maka keadaan
subjek
penelitian
diubah sebagai berikut:
1. Prof. Numan Somantri, M.Sc;
selaku
pengamat
pendidikan yang menaruh perhatian besar terha
dap
pendidikan umum
dan MKDU yang
dipandang
sebagai pakar (a).
2. Dr. M
yang
Fakry Gaffar; selaku pimpinan
membawahi fakultas
dipandang
sebagai
Institut
yang membawahi MKDU,
pengembangan
program (b),
dan decision maker (c).
3. Dr. Djamari; selaku
membawahi
pimpinan
fakultas
yang
MKDU, dipandang sebagai ahli pendi
dikan (a), dan decision maker (c).
4. Drs. Munawar
Rahmat
M.Pd.;
jurusan MKDU, dipandang
selaku
sebagai
pimpinan
pengembangan
program (b), dan decision maker (c).
53
5. Prof. Dr. T.Raka Joni; selaku pimpinan konsor-
sium pendidikan, dipandang sebagai ahli pendi
dikan (a).
6. Semarang; selaku wakil penyelenggara pendidik
an umum dan MKDU di lapangan,
dipandang seba
gai pengembangan program (b).
7. Surabaya; selaku wakil penyelenggara pendidik
an umum dan MKDU di lapangan,
dipandang seba
gai pengembangan program (b).
8. Padang; selaku wakil penyelenggara
umum dan MKDU
di lapangan,
pendidikan
dipandang sebagai
pengembangan program (b).
Subjek penelitian tersebut di atas merupakan sub
jek
awal penelitian ini yang mengirim
jawaban
kembali
dan yang dapat ditemui peneliti secara langsung.
Subjek
berikutnya ditambah beberapa pakar lagi. Penentuan
sub
jek penelitian lainnya didasarkan fokus penelitian (purposif),
atas,
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
sampai akhirnya diperkirakan mencapai taraf
dundancy"
sebagai gejala ketuntasan,
karena
tidak
di
"re
ada
lagi informasi tambahan baru yang diperoleh.
Adapun subjek penelitian tambahan tersebut adalah
sebagai berikut:
9. Prof. Dr. A.Sanusi S .H ., M.P.A. selaku pimpinan
program
pasca sarjana
studi pendidikan umum,
yang membawahi program
dipandang sebagai ahli
54
pendidikan (a), pengembangan program (b), dan
decision maker (c).
10. Dr. Hamid Hasan;
perhatian besar
selaku pakar
yang menaruh
terhadap pendidikan
umum,
dipandang sebagai ahli pendidikan (a).
11. Drs. Asaat Esyam;
selaku pimpinan pusat (di-
tunjuk oleh Dirjen Dikti) Kasubdit PPKP
binaan sarana akademis
pendidikan
pem
tinggi
PPKP, dipandang sebagai decision maker (c).
12. Drs. Hamdan Mansyur;
selaku
pakar
yang
mengajukan gagasan pertama dijadikannya
sebagai kurikulum formal
pendidikan
MKDU
tinggi,
dipandang sebagai pengembangan program (b).
13. Prof.
Dr. Mugiadi; selaku
pakar
pendidikan
dari pengembangan penelitian pendidikan,
di
pandang sebagai ahli pendidikan (a) dan deci
sion maker (c).
Disadari bahwa dalam hal sumber data penelitian,
terdapat keterbatasan, baik menyangkut jumlah maupun me
ngenai bidang keahlian dan wilayah yang diwakili. Lebih
lanjut keterbatasan ini dinyatakan dalam keterbatasan
penelitian.
C.
Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian
ini, pada
mulanya
berupa
angket terbuka di mana para responden dapat menjawab de-
55
ngan
dan
mengemukakan pendapat dan pandangan
secara
terbuka, yang dikirim kepada beberapa pakar
dikan
pada 10 IKIP Negeri di Indonesia. Namun,
di antara instrumen yang dikirim tersebut yang
pendi
hanya
ternyata bahwa jawaban itupun
kepada jurusan MKDU saja,
hanya
4
kembali.
Dan kalau dilihat keempat instrumen yang kembali
but,
bebas
terse
dipercayakan
sedangkan jurusan/ketua jurus
an MKDU tersebut belum tentu sebagai pakar.
Namun jawab
an yang diberikan tetap diperlukan terutama untuk
meli-
hat konsep pendidikan umum dan MKDU yang dilaksanakan di
lapangan.
sebut,
Dengan demikian jawaban dari jurusan MKDU ter
dikategorikan
sebagai pakar
dari
pengembangan
program.
Menyadari
demikian,
kendala pemerolehan data
dengan
dan agar penelitian ini dapat berjalan
maka instrumen penelitian dilanjutkan dengan
wawancara.
cara
terus,
mengadakan
Peneliti menghubungi beberapa pakar pendidik
an yang dipusatkan terdapat di IKIP Bandung,
dengan
be
berapa pakar di Jakarta (Dikti).
pakar
dari
IKIP Bandung,
Diambilnya
di samping berbagai keterbatasan peneliti,
juga atas pertimbangan bahwa IKIP Bandung banyak
nyai
pakar
yang bertaraf nasional,
dan di
IKIP
Bandung satu-satunya Perguruan Tinggi yang
mempu
pihak
lain
menye-
lenggraakan Program Pasca Sarjana bidang studi pendidik
an
umum.
Jakarta,
Sedangkan beberapa pakar lainnya diambil
khususnya tingkat Dikti,
diasumsikan
dari
sebagai
56
pakar pusat untuk tingkat pendidikan tinggi yang berpola
pikir benar-benar nasional, yang dimaksudkan untuk lebih
menguatkan informasi/data agar lebih representatif seba
gai pendapat pakar di Indonesia.
Dengan
dapat
demikian diharapkan hasil penelitian
representatif bagi pendapat pakar
ini
pendidikan
di
Indonesia.
D.Pengumpulan Data
Kegiatan
pengumpulan data
dilaksanakan
sendiri
oleh peneliti dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah Persiapan
a. Setelah disain penelitian mendapat persetujuan dan
pengesahan dari pembimbing, kemudian diajukan permohonan
izin
penelitian melalui Dekan
FPS
IKIP
Bandung.
b. Menyiapkan instrumen penelitian berupa angket ter
buka yang disebar melalui pos kepada responden.
c. Menyusun
pedoman wawancara
mengingat
sebahagian
responden menghendaki komunikasi langsung.
2. Langkah Pengumpulan Data
a. Instrumen penelitian disebar ke seluruh
responden
melalui pos.
b. Menghubungi
diadakan
wawancara.
beberapa responden
komunikasi langsung,
yang
dengan
menghendaki
mengadakan
57
c. Mengadakan studi dokumentasi sekitar data yang di
perlukan
dan relevan dengan permasalahan,
sambil
membuat catatan hasil wawancara.
E. Pedoman Pengolahan/Analisis Data
Data yang diperoleh, dianalisis sejak awal proses
pengumpulan data penelitian dimulai, dan berlangsung te
rus
selama penelitian dilaksanakan,
sampai
semua
yang diperlukan diperkirakan telah terkumpul.
dan
Straness (1973:109) mengaakan bahwa
or arbitrarily,
are obstained,
data
data
Schatzman
"Theoretically
analyzing can begin when the first
data
or it can begin after much of all of
are onstained."
Karena itu,
analisis data penelitian
pedoman
the
pengolahan/
ini disusun sebagai berikut:
1. Selama data dikumpulkan
Selama
pengumpulan data,
ada
yang bersama dilakukan oleh peneliti,
a.
beberapa
kegiatan
yaitu:
Pembuatan catatan lapangan
Segera setelah surat balasan responden di
dan/atau setelah wawancara dilaksanakan,
adakan catatan lapangan.
sedemikian rupa,
peneliti
meng
Hasil catatan lapangan direvisi
kemudian disusun ke dalam rangkuman ca
tatan lapangan (lampiran 2).
disusun
terima
Hasil wawancara yang
lapangan,
kemudian
diperlihatkan kepada responden untuk diperiksa
kebenar-
annya,
ke dalam rangkuman catatan
telah
apakah telah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh
58
responden
yang bersangkutan. Jika terdapat
kekeliruan,
maka responden secara langsung dapat memperbaikinya
la
gi.
Dalam penelitian ini tidak dilakukan
triangulasi
yakni untuk membuktikan kebenaran informasi yang diberi
kan responden,
sebab responden dalam penelitian ini mem
punyai kebebasan sepenuhnya untuk mempunyai
pendapatnya
secara pribadi atau individual.
b.
Pemberian kode
Setelah responden men-cek laporan berupa rangkum
an
hasil
(lampiran
wawancara, maka segera
diberikan
III) yang sifatnya masih umum.
kode
awal
Setelah
itu
diadakan pengkodean lagi secara lebih spesifik dan
pola,
sesuai dengan permasalahan
ter-
penelitian yang
dija
barkan melalui sejumlah pertanyaan penelitian.
c.
Pengguna an matrik
Kegiatan
peneliti
dalam hal ini
membuat matrik berdasarkan subpokok
fikasi
meliputi:
permasalahan/klasi-
data/kode, (b) memasukkan data
lapangan
(telah
dirangkum) ke dalam matrik sesuai dengan kolom dan
data (hal.
93-105),
(a)
dan (c) menganalisis data matrik
kode
de
ngan kegiatan membaca lebih teliti, mengadakan interpretasi dan menarik kesimpulan sementara.
2.Setelah data terkunpul
Setelah
meliputi:
data terkumpul,
kegiatan yang
dilakukan
59
a. Membuat reduksi data
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan
berupa
rangkuman data menurut tema-tema pokok.
Dengan
membuat
demikian
akan diperoleh sejumlah
pokok-pokok
pendapat
para responden (hal. 61-88).
b. Membuat display data
Kegiatan
dengan
mengadakan display data ini,
dilakukan
cara menyusun data atau mengelompokkan data
kok-pokok
pendapat responden ke dalam matrik (hal.
po
91-
96).
c. Interpretasi dan kesimpulan
Setelah reduksi dan display data dilakukan, kegi
atan selanjutnya yang dilaksanakan adalah memberi inter
pretasi
terhadap data tersebut dan
akhirnya
diperoleh
suatu kesimpulan.
F. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini, secara garis besarnya
terdiri
atas tiga tahap, yaitu tahap
orientasi,
tahap
eksplorasi dan tahap member-check.
Kegiatan pada masing-masing tahap tersebut dirinci sebagai berikut:
1.Tahap Orientasi
Pada tahap ini, diusahakan mendapatkan
pendahuluan
yang
akan dikembangkan
informasi
selanjutnya
dalam
studi ini. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
meliputi:
60
a. mengadakan studi kepustakaan untuk mengkaji
informasi
yang
berkenaan dengan
berbagai
permasalahan
yang
berkaitan dengan fokus awal penelitian
b. bertukar pikiran dengan beberapa dosen MKDU IKIP Ban
dung dan teman-teman sejawat untuk mendapat
berbagai
informasi lebih lanjut yang berhubungan dengan
fokus
penelitian.
c. mengkonsultasikan
kepada pembimbing
untuk
mendapat
kejelasan permasalahan sehubungan dengan fokus
pene
litian .
Berdasarkan
hasil kegiatan
orientasi
tersebut,
dijumpai beberapa hal yang menarik terutama yang
berke
naan dengan adanya kebutuhan fakultas/pendidikan
tinggi
akan kejelasan konsep dasar pendidikan umum dan MKDU
pendidikan
tinggi.
Gambaran yang
diperoleh
di
tersebut,
memberi keyakinan kepada peneliti untuk menetapkan fokus
penelitian.
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini dilakukan penggalian informasi/data seca
ra lebih mendalam. Kegiatan ini meliputi:
a. menyusun instrumen dan pedoman wawancara sebagai
in
strumen pembantu peneliti.
b. mengirim instrumen kepada responden awal meminta pen
dapat mereka secara komprehensif,
c. mengadakan wawancara dengan para responden sesuai de
ngan perjanjian waktu responden dengan peneliti.
61
d. melakukan kegiatan penyusunan hasil laporan yang
liputi kegiaan mendeskripsikan, menganalisis,
me
menaf-
sirkan
data hasil penelitian, secara
terus
menerus
sampai
diperkirakan mencapai gejala ketuntasan
(re
dundance) .
3. Tahap Member-check
Pada tahap member-check ini, kegiatan yang
dila
kukan meliputi:
a. menyusun laporan penelitian yang diperoleh pada tahap
eksplorasi,
b. menyampaikan
responden
laporan tersebut
kepada
masing-masing
untuk dicek kesesuaiannya dengan
pendapat
responden yang bersangkutan,
c. para
responden
memperbaiki
responden.
setelah menelaah
laporan
tersebut,
hal-hal yang belum sesuai dengan
maksud
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM
Penelitian ini, dimaksudkan untuk memperoleh
jelasan tentang konsep dasar pendidikan umum dan
serta
kedudukan MKDU dalam program pendidikan
perguruan
ngembangan
dasar
tinggi, untuk akhirnya dirumuskan
terhadap konsep tersebut.
MKDU,
umum
suatu
Kejelasan
pendidikan umum dan MKDU merupakan
ke
pe
konsep
hasil
penelitian ini, sedangkan pengembangan program
di
temuan
terhadap
konsep tersebut disusun berdasarkan hasil temuan
terse
but di atas. Hal tersebut disajikan dalam bab ini dengan
urutan sebagai berikut:
A. Hasil-hasil Penelitian
1. Pengertian Umum
Berdasarkan
apa yang telah
dideskripsikan
pada
bagian terdahulu serta didukung oleh tinjauan kepustaka
an, dapat disimpulkan bahwa pendidikan umum adalah
pen
didikan yang berlaku umum bagi semua peserta didik, ber
kenaan dengan kegiatan peserta didik yang tidak bersifat
khusus dan diarahkan untuk pengembangan kepribadian pe
serta didik secara keseluruhan (utuh).
Sesuai dengan pengertian pendidikan umum yang di
rumuskan di atas, lebih lanjut hasil penelitian ini
nemukan dua penggunaan pengertian terhadap istilah
didikan
umum,
yaitu 1) pendidikan umum
118
sebagai
me
pen
suatu
119
jenis pendidikan, dan 2) pendidikan umum sebagai program
pendidikan.
Pendidikan
umum sebagai suatu
jenis' pendidikan
diartikan sebagai suatu jenis pendidikan yang menyeleng
garakan pendidikan yang berlaku umum bagi semua peserta
didik, berkenaan dengan kegiatan peserta didik yang ti
dak
bersifat khusus, dan yang diarahkan
bangan
kepribadian
peserta
didik
untuk pengem
secara
keseluruhan
(utuh).
Pengertian
pendidikan umum sebagai
suatu
jenis
pendidikan ini yang sering dihadapkan dan dibedakan
de
ngan pendidikan kejuruan, karena pendidikan kejuruan se
cara khusus berkenaan dengan kegiatan peserta didik yang
bersifat khusus dalam arti menekankan pada keahlian atau
keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu.
Temuan ini diperkuat oleh undang-undang no. 2 ta
hun
1989 yang secara tegas dicantumkan dalam
ayat 2 serta penjelasannya, yang lebih lanjut
kan
pasal
11
menjelas-
bahwa pendidikan umum merupakan suatu jenis
pendi
dikan yang diselenggarakan pada jalur pendidikan sekolah
pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah, atau
lebih
dikenal dengan SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah
Pertama, dan SMA (Sekolah Menengah Atas).
Dengan demikian pendidikan umum sebagai suatu je
nis pendidikan hanya diselenggarakan pada jenjang pendi
dikan dasar dan menengah. Ini berarti bahwa pada jenjang
120
pendidikan tinggi istilah pendidikan umum tidak
diguna
kan sebagai suatu jenis pendidikan, tetapi diselenggara
kan sebagai program pendidikan.
Pendidikan umum sebagai program pendidikan berar
ti
program pendidikan yang berlaku umum bagi semua
serta
didik,
berkenaan dengan kegiatan
peserta
pe
didik
yang tidak bersifat khusus, yang diarahkan untuk pengem
bangan
kepribadian
peserta
didik
secara
keseluruhan
(utuh). Dengan demikian pendidikan umum sebagai
pendidikan
merupakan program pendidikan
yang
program
sifatnya
wajib bagi semua peserta didik dan tidak dapat dipilih.
Walapun
istilah pendidikan umum sebagai
program
pendidikan secara formal tidak tercantum dalam peraturan
perundangan-undangan
pendidikan
yang
namun
berlaku,
adanya pendidikan umum sebagai program pendidikan secara
tersirat
diperkuat oleh undang-undang no. 2 tahun
pasal 39 ayat 2, Garis-garis Besar Haluan Negara
pendidikan
dan
bagian
point a dan g, serta kurikulum setiap
jenjang
pendidikan, yang secara
jelas
pada semua jalur, jenis dan
jenjang
peserta
pendidikan,
termasuk pendidikan tinggi. Dengan demikian,
umum sebagai program pendidikan umum juga
jenis
menyatakan
adanya sejumlah mata pelajaran wajib bagi semua
didik
1989
pendidikan
diselenggara
kan pada jenis pendidikan umum.
Jadi, antara kedua pengertian pendidikan umum
atas sebenarnya tidak bertentangan, karena program
di
pen-
121
didikan
umum juga berlaku bagi lembaga pendidikan
menyelenggarakan
mengacaukan
jenis
pendidikan
umum.
yang
Untuk
tidak
pengertian, maka seyogyanya diberikan
yang berbeda untuk kedua
nama
penggunaan konsep tersebut.
2. Rumusan Konseptual Program Pendidikan Unun dan MKDU
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan
penelitian
ini yang pada akhirnya dimaksudkan untuk menyusun
suatu
pengembangan program pendidikan umum di perguruan
ting
gi,
maka istilah pendidikan umum dalam telaahan ini
bih dititikberatkan pada
bagai
program
dikenal
adanya
penggunaan
pendidikan
le
pengertian pendidikan umum se
karena
di
jenis pendidikan umum.
perguruan
tidak
Tegasnya
bahwa
istilah pendidikan umum di perguruan
tinggi
adalah dalam arti program pendidikan umum.
Berdasarkan
hasil-hasil temuan
penelitian
yang
telah dikemukakan pada bagian-bagian lalu, dapatlah
runuskan konsep dasar pendidikan umum dan MKDU.
nya,
terlebih dahulu dikemukakan beberapa
di-
Sebelum
karakteristik
program pendidikan umum dan MKDU.
a. Konsep Dasar Program Pendidikan Unun
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
ten
tang konsep dasar program pendidikan umum, seperti telah
dijelaskan
terlebih dahulu dikemukakan beberapa
teristik program pendidikan umum,
karak
yang diperoleh sebagai
hasil penelitian ini. Adapun karakteristik program
pen-
122
didikan umum itu adalah sebagai berikut:
(1) Program
yang
pendidikan umum adalah
program
pendidikan
harus dikenal, dihayati, diinternalisasi,
diamalkan
oleh seluruh warga negara
peserta
dan
didik
dari segala jalur, jenis, dan jenjang program pendi
dikan .
(2) Program
pendidikan umum adalah
program
pendidikan
yang ditujukan pada pembinaan kepribadian warga
ne
gara peserta didik sebagai manusia seutuhnya.
(3) Program
pendidikan umum adalah
program
pendidikan
yang ditujukan untuk mencapai kebahagiaan hidup
serta didik dunia dan
(4) Program
pe
akhirat.
pendidikan umum adalah
program
pendidikan
yang di