Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pasangan Usia Muda dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Dusun Krajan, Desa Regunung, Kec.Tengaran, Kab.Semarang T1 462012006 BAB I

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pernikahan usia muda adalah pernikahan di bawah usia yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan sebuah pernikahan, namun memutuskan untuk terikat dalam sebuah ikatan keluarga (Nukman dalam Eva, 2016). Pernikahan usia muda ini rupanya banyak terjadi di Indonesia. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia muda cukup tinggi (rangking 37 dari 63 negara berkembang yang tergabung dalam UNICEF), sedangkan dari 158 negara dengan usia legal minimum menikah adalah 18 tahun ke atas, Indonesia masih di luar legal minimum tersebut.

Batasan usia legal minimum menikah tersebut semakin menunjukkan tingginya pernikahan usia muda di Indonesia yang dapat ditunjukkan dengan hasil persentase sebagai berikut: untuk usia 10-14 tahun yaitu 4,8%, usia 15-19 tahun yaitu 41,9%, usia 20-24 tahun yaitu 33,6%, usia 25-29 tahun yaitu 11,5%, usia 30-34 tahun 1,9%, usia 35 tahun keatas 0,6% dan 5,7% tidak menjawab. Melalui data tersebut dapat disimpulkan, bahwa persentase pernikahan dini di Indonesia yang paling tinggi adalah usia 15-19 tahun. Hal tersebut dapat


(2)

menunjukkan bahwa, banyak pasangan usia muda yang memutuskan untuk menikah. Adapun faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda tersebut, diantaranya: faktor pengetahuan, faktor pendidikan, faktor pergaulan bebas, serta faktor budaya (Fitra dalam Astuty, 2013). Pada umumnya pernikahan usia muda banyak terjadi di kalangan pelajar sekolah baik SMP, SMA, maupun mahasiswa atau mahasiswi yang semestinya fokus menuntut ilmu dan mengembangkan bakat (BKKBN, 2012).

BKKBN (2012) sendiri menetapkan usia sehat dalam pernikahan adalah usia 25 tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk perempuan. Hal ini ditetapkan dengan tujuan adanya kesiapan mental untuk menjadi istri ataupun suami, serta menghindari dampak dari pernikahan usia muda bagi kesehatan reproduksi wanita, akibat belum siapnya alat reproduksi dalam menghadapi kehamilan, sehingga beresiko membahayakan keselamatan ibu dan bayi. Namun pada kenyataanya, di sebagaian besar masyarakat Indonesia masih memandang hal yang wajar jika pernikahan dilakukan pada usia remaja (BKKBN, 2012).

Terlebih lagi dengan dukungan UU No. 1 tahun 1974, pasal 7 ayat (1) yang menyatakan bahwa perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan


(3)

pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun, dengan harapan dapat menghindari hal-hal yang dilarang baik asas agama maupun sosial (Departemen Agama RI dalam Hairi, 2009).

Batasan usia tersebut, berdampak pada semakin banyaknya pertumbuhan penduduk. Menurut survei Data Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyebutkan jumlah remaja melahirkan sebanyak 48 per 1.000 remaja putri. Sehingga diperlukan adanya kebijakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, antara lain melalui program Keluarga Berencana (KB) yang diwujudkan melalui pemakaian alat kontrasepsi.

Pemilihan alat kontrasepsi sendiri bukanlah hal yang mudah dan dapat dipaksakan oleh tenaga kesehatan, karena keputusan masing-masing individu dalam memilih alat kontrasepsi tertentu dilatar belakangi oleh berbagai alasan, misalnya harga yang terjangkau atau dapat digunakan dalam jangka waktu tertentu serta efek samping yang minimal. Alasan-alasan tersebut muncul karena alat kontrasepsi yang selama ini tersedia dan digunakan belum memiliki metode yang 100% efektif, baik secara harga, batasan waktu penggunaan, serta efek samping fisik seperti berat badan yang naik maupun psikologis seperti turunnya gairah seksual. Efek samping yang berdampak terhadap tubuh tidak akan diketahui selama belum


(4)

menggunakannya. Selain itu tidak ada alat kontrasepsi yang selalu cocok bagi semua orang karena situasi dan kondisi tubuh dari setiap individu selalu berbeda, sehingga berdasarkan alasan-alasan tersebut diperlukan pengetahuan yang luas dan tepat mengenai pemilihan alat kontrasepsi (Trisnawarman dalam Sari, 2010).

Peneliti sebelumnya Astuti (2012) memaparkan mengenai ‘’Persepsi Istri Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD’’ dan belum dapat menjawab persoalan yang terjadi di daerah penelitian dengan banyaknya pasangan yang memutuskan untuk menikah di usia muda maupun dewasa, dan pada umumnya pernikahan usia muda adalah remaja di masa pendidikan, sedangkan pernikahan usia dewasa pada umumnya adalah seorang dengan kesiapan fisik dan psikis yang matang. Adanya perbedaan tersebut, tidak mempengaruhi pasangan dalam memutuskan kapan untuk menikah, seperti halnya di Desa Regunung, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, dimana di daerah tersebut banyak terdapat pasangan usia muda yang menikah dan memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Diantara pasangan muda tersebut terdapat beberapa pasangan yang mengeluh mengalami masalah berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi, seperti lalai atau kurangnya kepedulian terhadap batasan waktu untuk


(5)

melepas dan menggunakan kembali alat kontrasepsi tersebut, sehingga terjadi kehamilan tanpa direncanakan. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi pasangan usia muda dalam penggunaan alat kontrasepsi.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan kajian latar belakang di atas, terkait dengan banyaknya pernikahan usia muda yang mengalami beberapa permasalahan dalam penggunaan alat kontrasepsi seperti lalai kapan seharusnya melepas dan memasang kembali alat kontrasepsi tersebut, sehingga terjadi kehamilan tanpa direncanakan di Krajan Regunung, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, maka fokus yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi atau pandangan, identifikasi pertimbangan, serta masalah atau gangguan yang terjadi dalam penggunaan alat kontrasepsi bagi pasangan muda.

1.3 Signifikansi dan Keunikan Penelitian

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, dalam skripsi Astuty, (2013) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perkawinan Usia Muda Dikalangan Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini bertujuan untuk


(6)

mendiskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkawinan usia muda dikalangan remaja dan untuk mendiskripsikan bentuk- bentuk pola asuh keluarga pasangan usia muda. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Bahar, (2014) mengenai “Identifikasi Faktor Pendorong Pernikahan Dini Dengan Metode Analisis Faktor” dalam penelitian ini mengungkap tentang faktor pendorong pernikahan usia muda. Kemudian oleh Sari (2010) dalam penelitiannya mengenai

“Hubungan Konseling Keluarga Berencana (KB) Dengan

Pengambilan Keputusan Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam

Penggunaan Alat Kontrasepsi” penelitian ini mengungkapkan

ada tidaknya hubungan konseling KB dengan pengambilan keputusan PUS dalam penggunaan alat kontrasepsi. Kemudian

penelitian mengenai “Persepsi Istri Terhadap Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD di Kabupaten Klaten” oleh Astuti (2012),

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi istri terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di Kabupaten Klaten.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, banyak peneliti telah membahas permasalahan pernikahan usia muda atau permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan alat kontrasepsi saja. Sehingga saat ini, peneliti ingin menggabungkan penelitian tersebut ke dalam “Persepsi


(7)

dimana belum ada peneliti sebelumnya yang meneliti masalah tersebut, serta adanya fenomena di suatu daerah yang mendukung penelitian.

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan secara umum penelitian ini adalah mendeskripsikan persepsi pasangan usia muda terhadap penggunaan alat kontrasepsi di Desa Krajan Regunung, Kec. Tengaran, Kab. Semarang.

1.4.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui karakteristik partisipan penelitian di Desa Krajan Regunung, Kec. Tengaran, Kab. Semarang

2. Mengetahui persepsi atau pandangan pasangan usia muda terkait alat kontrasepsi

3. Mengetahui masalah atau gangguan yang dirasakan berkaitan dalam penggunaan alat kontrasepsi bagi pasangan muda


(8)

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk: 1.5.1 Teoritis

1. Ilmu Keperawatan

Menambah ilmu khususnya dalam mata ajar keperawatan maternitas dan juga dapat memberikan evaluasi pembelajaran pada mahasiswa keperawatan yang pada kelanjutannya dapat dijadikan dasar kebijakan dalam bimbingan terhadap mahasiswa. 2. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menjadi pengalaman penelitian dan belajar mengenai persepsi pasangan usia muda dalam penggunaan alat kontrasepsi serta meningkatkan pengetahuan peneliti khususnya dalam bidang keperawatan maternitas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai landasan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian dan mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif tentang persepsi pasangan usia muda dalam penggunaan alat kontrasepsi.


(9)

1.5.2 Praktis

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan maupun pengalaman terhadap masyarakat pada umumnya, dan pasangan muda pada khususnya mengenai persepsi pasangan usia muda dalam penggunaan alat kontrasepsi.

2. Bagi Layanan Kesehatan

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi tenaga profesional kesehatan, dalam hal ini perawat maupun tenaga kesehatan lainnya dapat menambah referensi dalam meningkatkan pelayanan terhadap pasien di komunitas. Seperti dalam serangkaian kegiatan promosi, pencegahan terhadap masalah yang mungkin terjadi, maupun memberikan manfaat dalam penggunaan alat kontrasepsi.

3. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah mengenai persepsi pasangan usia muda dalam penggunaan alat kontrasepsi, sehingga dapat mengupayakan program-program dan kebijakan


(10)

pemerintah terkait masalah pernikahan usia muda maupun alat kontrasepsi.


(1)

melepas dan menggunakan kembali alat kontrasepsi tersebut, sehingga terjadi kehamilan tanpa direncanakan. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi pasangan usia muda dalam penggunaan alat kontrasepsi.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan kajian latar belakang di atas, terkait dengan banyaknya pernikahan usia muda yang mengalami beberapa permasalahan dalam penggunaan alat kontrasepsi seperti lalai kapan seharusnya melepas dan memasang kembali alat kontrasepsi tersebut, sehingga terjadi kehamilan tanpa direncanakan di Krajan Regunung, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, maka fokus yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi atau pandangan, identifikasi pertimbangan, serta masalah atau gangguan yang terjadi dalam penggunaan alat kontrasepsi bagi pasangan muda.

1.3 Signifikansi dan Keunikan Penelitian

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, dalam skripsi Astuty, (2013) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perkawinan Usia Muda Dikalangan Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini bertujuan untuk


(2)

mendiskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkawinan usia muda dikalangan remaja dan untuk mendiskripsikan bentuk- bentuk pola asuh keluarga pasangan usia muda. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Bahar, (2014) mengenai “Identifikasi Faktor Pendorong Pernikahan Dini Dengan Metode Analisis Faktor” dalam penelitian ini mengungkap tentang faktor pendorong pernikahan usia muda. Kemudian oleh Sari (2010) dalam penelitiannya mengenai “Hubungan Konseling Keluarga Berencana (KB) Dengan Pengambilan Keputusan Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi” penelitian ini mengungkapkan ada tidaknya hubungan konseling KB dengan pengambilan keputusan PUS dalam penggunaan alat kontrasepsi. Kemudian penelitian mengenai “Persepsi Istri Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Kabupaten Klaten” oleh Astuti (2012), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi istri terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di Kabupaten Klaten.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, banyak peneliti telah membahas permasalahan pernikahan usia muda atau permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan alat kontrasepsi saja. Sehingga saat ini, peneliti ingin menggabungkan penelitian tersebut ke dalam “Persepsi Pasangan Usia Muda Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi”


(3)

dimana belum ada peneliti sebelumnya yang meneliti masalah tersebut, serta adanya fenomena di suatu daerah yang mendukung penelitian.

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan secara umum penelitian ini adalah mendeskripsikan persepsi pasangan usia muda terhadap penggunaan alat kontrasepsi di Desa Krajan Regunung, Kec. Tengaran, Kab. Semarang.

1.4.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui karakteristik partisipan penelitian di Desa Krajan Regunung, Kec. Tengaran, Kab. Semarang

2. Mengetahui persepsi atau pandangan pasangan usia muda terkait alat kontrasepsi

3. Mengetahui masalah atau gangguan yang dirasakan berkaitan dalam penggunaan alat kontrasepsi bagi pasangan muda


(4)

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk: 1.5.1 Teoritis

1. Ilmu Keperawatan

Menambah ilmu khususnya dalam mata ajar keperawatan maternitas dan juga dapat memberikan evaluasi pembelajaran pada mahasiswa keperawatan yang pada kelanjutannya dapat dijadikan dasar kebijakan dalam bimbingan terhadap mahasiswa. 2. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menjadi pengalaman penelitian dan belajar mengenai persepsi pasangan usia muda dalam penggunaan alat kontrasepsi serta meningkatkan pengetahuan peneliti khususnya dalam bidang keperawatan maternitas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai landasan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian dan mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif tentang persepsi pasangan usia muda dalam penggunaan alat kontrasepsi.


(5)

1.5.2 Praktis

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan maupun pengalaman terhadap masyarakat pada umumnya, dan pasangan muda pada khususnya mengenai persepsi pasangan usia muda dalam penggunaan alat kontrasepsi.

2. Bagi Layanan Kesehatan

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi tenaga profesional kesehatan, dalam hal ini perawat maupun tenaga kesehatan lainnya dapat menambah referensi dalam meningkatkan pelayanan terhadap pasien di komunitas. Seperti dalam serangkaian kegiatan promosi, pencegahan terhadap masalah yang mungkin terjadi, maupun memberikan manfaat dalam penggunaan alat kontrasepsi.

3. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah mengenai persepsi pasangan usia muda dalam penggunaan alat kontrasepsi, sehingga dapat mengupayakan program-program dan kebijakan


(6)

pemerintah terkait masalah pernikahan usia muda maupun alat kontrasepsi.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial terhadap Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

0 47 145

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Desa Kopeng T1 462012069 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pasangan Usia Muda dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Dusun Krajan, Desa Regunung, Kec.Tengaran, Kab.Semarang T1 462012006 BAB II

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pasangan Usia Muda dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Dusun Krajan, Desa Regunung, Kec.Tengaran, Kab.Semarang T1 462012006 BAB IV

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pasangan Usia Muda dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Dusun Krajan, Desa Regunung, Kec.Tengaran, Kab.Semarang T1 462012006 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pasangan Usia Muda dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Dusun Krajan, Desa Regunung, Kec.Tengaran, Kab.Semarang

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pasangan Usia Muda dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Dusun Krajan, Desa Regunung, Kec.Tengaran, Kab.Semarang

0 1 49

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi Suntik pada Wanita Usia Subur di Dusun Gamol-Sidomukti-Salatiga T1 462010061 BAB I

0 0 6

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Sedekah Dusun dalam Rangka Membina Kerukunan Masyarakat di Dusun Krajan Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang

0 0 1

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Kader dalam Pengawasan Kesehatan Anak di Posyandu Desa Krajan Krandon Lor Kec. Suruh Kab. Semarang T1 BAB I

0 0 6