PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM PEMBENTUKAN PERUNDANG-UNDANGAN 9402231338. 9402231338

(1)

KLARIFIKASI PERDA

“ DISKRIMINATIF GENDER”

Oleh:

Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh, SH,MH

KEPALA BIRO HUKUM KEMDAGRI

KETUA PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNIV BOROBUDUR JAKARTA


(2)

TUJUAN

2

UNTUK:

 Keserasian antara kebijakan Daerah dengan

kebijakan Nasional

 Keserasian antara kepentingan Publik dan

kepentingan Aparatur

 Meneliti materi muatan Perda agar tidak

bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan lainnya


(3)

KEWENANGAN PENGAWASAN 3 MENDAGRI : KLARIFIKASI : Perda Prov, Kab/Kota dan Peraturan Gubernur, Bupati dan Walikota EVALUASI :

RaPerda ttg APBD/ perubahan APBD,

PDRB, RTR, Rapergub ttg PenjabaranAPBD/


(4)

 KEPENTINGAN UMUM

 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

YANG LEBIH TINGGI

 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

LAINNYA.

TOLAK UKUR PENGAWASAN


(5)

KRITERIA

KRITERIA YURIDIS KRITERIA SUBSTANSI KRITERIA PRINSIP

1. RELEVANSI ACUAN YURIDIS

2. KEMUTAKHIRAN ACUAN YURIDIS 3. KELENGKAPAN YURIDIS

• DISKONEKSI ANTARA TUJUAN DAN ISI • KEJELASAN OBYEK & SUBYEK

• KEJELASAN PERBUATAN HUKUM

• KEJELASAN PROSEDUR & BIROKRASI • KEJELASAN KEWENANGAN

• Prinsip kesatuan HUKUM NSIONAL • NKRI

• Bhineka Tunggal Ika

• Menghalangi / Mengurangi Kesempatan masyarakat untuk memperoleh akses (melanggar kepentingan umum)


(6)

DASAR HUKUM UNTUK MELAKSANAKAN KLARIFIKASI PERDA YANG DISKRIMINTAIF GENDER

6

 UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemda

 PP 79 Tahun 2005 Tentang Pengawasan Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemda

 UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan

 UU no. 7 Tahun 1984 : Cedaw

 UU no. 39 Tahun 1999 : HAM

 UU no. 23 Tahun 2003 ; Perlindungan Anak

 PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

 Inpres No.9/2000 ttg Pengarustamaan Gender;

 Permendagri Nomor 67 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Di Daerah

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Produk Hukum Daerah


(7)

URGENSI KLARIFIKASI

1. Menjamin kepastian hukum warga negara.

2. Memberikan rasa keadilan warga negara.

3. Melindungi / mengayomi hak – hak warga negara.

4. Menciptakan ketertiban dan ketenteraman


(8)

1. Contoh Peraturan PUU yang diindikasi bias gender/diskriminatif

BEBERAPA CONTOH PERDA YANG DIINDIKASI DISKRIMINATIF/BIAS GENDER

8

1. Perda diskriminatif/bias gender (Misalnya: Ketentuan

berbusana; pengaturan keluar malam; larangan maksiat/ prostitusi yang cenderung memposisikan perempuan sebagai sumber masalah)


(9)

RAMBU : PERDA DILARANG

• Pasal 136 UU 32/2004

(2)Perda ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan bersama DPRD.

(4) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang bertentangan dengan

kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.


(10)

10

Pasal 145 UU NO.32/2004:

Perda yang bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah

Keputusan pembatalan Perda ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 (enam puluh) hari sejak diterimanya Perda


(11)

11

Pasal 37 PP No.79/2005:

Perda yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan dengan Peraturan Presiden berdasarkan usulan Menteri


(12)

Disampaikan Ke Menteri Dalam Negeri melalui Biro Hukum

Peraturan Daerah Provinsi Kabupaten/Kota

DIKAJI SESUAI KRITERIA/TOLOK UKUR

KLARIFIKASI EVALUASI PEMBATALAN

Peran Kemendagri Dalam Klarifikasi Perda

DISKRIMINATIF Gender telah sesuai


(13)

PROBLEM: KONSEP-NORMA

• Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.


(14)

PROBLEM

1. Antara Konsep Normatif Vs Idiologi-Sosiologis

2. Perbedaan Persepsi Akibat Perbedaan Latar belakang Kultural (Aceh, Jakarta, Papua)

3. Problem Normatif VS Problem Implementatif 4. Kepastian Hukum Vs Kemanfaatan Sosial


(15)

RENCANA AKSI

1. Share Vision : membangun persepsi yang sama

2. Kerangka Kebijakan Tolok Ukur Diskriminasi 3. Penguatan Kapasitas SDM untuk memahami

dimensi HAM-Gender-Non Diskriminasi 4. Politicall Will


(16)

(1)

11

Pasal 37 PP No.79/2005:

Perda yang bertentangan dengan

kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat

dibatalkan dengan Peraturan Presiden


(2)

Disampaikan Ke Menteri Dalam Negeri melalui Biro Hukum

Peraturan Daerah Provinsi Kabupaten/Kota

DIKAJI SESUAI KRITERIA/TOLOK UKUR

KLARIFIKASI EVALUASI PEMBATALAN

Peran Kemendagri Dalam Klarifikasi Perda

DISKRIMINATIF Gender telah sesuai


(3)

PROBLEM: KONSEP-NORMA

• Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.


(4)

PROBLEM

1. Antara Konsep Normatif Vs Idiologi-Sosiologis

2. Perbedaan Persepsi Akibat Perbedaan Latar belakang Kultural (Aceh, Jakarta, Papua)

3. Problem Normatif VS Problem Implementatif 4. Kepastian Hukum Vs Kemanfaatan Sosial


(5)

RENCANA AKSI

1. Share Vision : membangun persepsi yang sama

2. Kerangka Kebijakan Tolok Ukur Diskriminasi 3. Penguatan Kapasitas SDM untuk memahami

dimensi HAM-Gender-Non Diskriminasi 4. Politicall Will


(6)