PROFIL KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING : Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA ST Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

124/S/PPB/2013

PROFIL KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

(Penelitian Deskriptif terhadap Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

:

Oleh:

Rosmaida Rosa Simbolon 0800884

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Profil Kepercayaan Diri Peserta Didik dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling (Studi Deskripstif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA ST.Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/20134)” sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2013 Yang membuat pernyataan,

Rosmaida Rosa Simbolon 0800884


(3)

ROSMAIDA ROSA SIMBOLON 0800884

PROFIL KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA PADA LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Peserta didik Kelas XI SMA ST. ANGELA Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Prof.Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd NIP. 19520620198002 1 001

Pembimbing II,

Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.Pd NIP. 19661115 199102 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan indonesia

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd NIP. 19600501 1986031004


(4)

ABSTRAK

Rosmaida Rosa Simbolon.(2013). Profil Kepercayaan diri Peserta Didik dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA ST Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan tidak terwujud, tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Berbekal kepercayaan diri, peserta didik mudah untuk mengembangkan potensi dirinya dalam kelangsungan hidupnya. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran umum kepercayaan diri peserta didik. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah angket kepercayaan diri. Populasi dan sampel penelitian adalah Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 71 orang. Teknik analisis data untuk mengetahui uji validitas menggunakan rumus Spearman dan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha cronbach dengan bantuan SPSS for Windows versi 20.0. Hasil penelitian (1) Gambaran kepercayaan diri peserta didik Kelas XI Tahun Ajaran 2013/2014 adalah sebanyak 62% berada pada kategori tinggi dan sebanyak 38% berada pada kategori sedang, dan (2) implikasi bimbingan dan konseling yang dibuat adalah layanan dasar untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Rekomendasi penelitian ditujukan kepada Guru Bimbingan dan konseling dan peneliti selanjutnya.


(5)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN.... ... X DAFTAR GRAFIK ... Xi DAFTAR LAMPIRAN ... Xii BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. A. Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ...6

C.Tujuan Penelitian ...8

D.Manfaat Penelitian ...8

E. Struktur Organisasi Skripsi ...9

BAB II KEPERCAYAAN DIRI DAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ...10

F. A. Kajian Konseptual...10

1. Kepercayaan diri...10

2. Bimbingan dan Konseling ... 17

G. B. Penelitian Terdahulu ...27

C. Kerangka Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian...29

B. Pendekatan dan Metode Penelitian... 31

C. Definisi Operasional Variabel ... 31

D. Instrumen Penelitian ...32

E. Proses Pengembangan Instrumen ...32

F. Analisis Data ...40

G. Prosedur Penelitian ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 48 H. A. Deskripsi Hasil Penelitian ...

Gambaran umum Kepercayaan diri Peserta Didik Kelas XI SMA ST.Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ...

48 48


(6)

I. B. Pembahasan Hasil Penelitian... Pembahasan Hasil Penelitian Kepercayaan diri Peserta Didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014... C.Implikasi Layanan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan

Kepercayaan diri Peserta Didik Kelas XI SMA ST.Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014... D.Keterbatasan Penelitian... B V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... A.Kesimpulan... B. Rekomendasi...

76 76

86 106 107 107 107 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan bidang kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikuler dan bidang pembinaan siswa (Bimbingan dan Konseling). Pendidikan yang hanya melaksanankan bidang administratif dan bidang pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan hanya akan menghasilkan peserta didik yang pintar dan terampil dalam aspek akademik tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek psikososiospiritual (Yusuf, S & Nurihsan 2006: 4). Menurut Depdiknas RI (2008:

193) “pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan tiga

bidang kegiatan utama, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler dan bidang bimbingan dan konseling”. Menjadi tugas guru bimbingan dan konselinglah pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu mengembangkan kepercayaan diri peserta didik di sekolah sebagai upaya untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik.

Peserta didik di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah individu yang berada pada tahap perkembangan remaja khususnya pada usia 15-18 tahun. Menurut Erikson (Desmita 2007: 214) salah satu tugas perkembangan selama masa remaja adalah menyelesaikan krisis identitas, sehingga diharapkan terbentuk suatu identitas diri yang stabil pada akhir masa remaja. Remaja yang berhasil mencapai suatu identitas diri yang stabil akan memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya, memahami perbedaan dan persamaanya dengan orang lain, menyadari kekurangan dan kelebihan dirinya, penuh percaya diri, tanggap terhadap berbagai situasi, mampu mengambil keputusan penting, mampu mengantisipasi tantangan masa depan serta mengenal perannya dalam masyarakat. Menurut Yusuf, S (2007:


(8)

202) perkembangan identitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : 1) iklim keluarga, yaitu yang berkaitan dengan interaksi sosioemosional antara anggota keluarga, sikap dan perlakuan orangtua terhadap anak; 2) tokoh idola, yaitu orang-orang yang dipersepsi oleh remaja sebagai fitur yang memiliki posisi di masyarakat dan 3) peluang pengembangan diri yaitu kesempatan untuk melihat ke depan dan menguji dirinya dalam setting kehidupan yang beragam, penampilan peran-peran dan bergaul dengan orang lain bagi perkembangam identitasnya. Pengalaman sejak kecil yang penuh konflik atau frustasi dan kurang mendapat bimbingan akan berdampak kurang baik bagi perkembangan remaja. Remaja cenderung akan mengalami kegagalan dalam mengikuti program sekolah dan cenderung memiliki sifat pribadi tidak jujur, rasionalisasi (suka memberi alasan-alasan untuk menutupi kelemahan diri) dan meremehkan otoritas dan norma. Apabila remaja memperoleh pemahaman yang baik tentang aspek-aspek identitas dirinya, seperti fisik, kemampuan intelektual, emosi, sikap dan nilai-nilai maka remaja akan siap untuk berfungsi dalam pergaulannya yang sehat baik dengan teman sebaya, keluarga dan masyarakat dewasa lainnya.

Keberhasilan pendidikan terutama pendidikan formal salah satunya ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Menurut Makmun, S.A, (2007: 156-157) Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Artinya adalah seseorang yang mengalami proses belajar akan mengalami perubahan perilaku, yaitu dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak dapat menjadi dapat dan dari ragu-ragu menjadi yakin. Namun yang menjadi persoalan adalah setiap peserta didik yang mengalami proses belajar, tidak semua peserta didik menunjukkan perubahan yang positif, dalam arti sesuai seperti apa yang diharapkan. Kenyataannya adalah peserta didik sering mengeluh tidak memiliki kemampuan apa-apa. Ketika belajar peserta didik mudah menyerah


(9)

dan mengeluh sulit belajar. Apabila diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas, peserta didik takut secara berlebihan dan merasa tidak yakin dengan jawabannya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan Rohayati (2009: 30) di SMA Negeri 2 Bandung, SMA Negeri 6 Bandung, serta SMA Negeri 21 Bandung melalui wawancara dengan guru BK, menunjukkan banyak peserta didik yang kurang percaya diri. Perilaku-perilaku yang ditampilkan adalah peserta didik merasa malu apabila disuruh ke depan kelas, perasaan tegang yang tiba-tiba datang pada saat tes lisan, dan peserta didik tidak yakin akan kemampuannya padahal pada dasarnya peserta didik telah mempelajari materi yang diujikan. Selanjutnya hasil penelitian Lydia (2010) menunjukkan terdapat 13 orang peserta didik (32,5%) dari 40 orang peserta didik memiliki kepercayaan diri tinggi, 11 orang peserta didik (27,5%) memiliki kepercayaan diri sedang dan 16 orang peserta didik (40%) memiliki kepercayaan diri dengan klasifikasi rendah. Berdasarkan hasil penelitian Lidia (2010) dapat dikatakan pada umumnya peserta didik mengalami mengalami masalah kepercayaan diri. Oleh karena itu, diharapkan adanya suatu layanan bimbingan dan konseling yang dapat menjadi salah satu intervensi yang cocok dalam mengembangkan kepercayaan diri peserta didik.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA St Angela Bandung melalui wawancara kepada guru bimbingan dan konseling peserta didik menunjukkan indikator perilaku kurang percaya diri seperti merasa kurang berani dalam bergaul dengan semua teman-teman di sekolah, bergaul hanya dengan orang tertentu, merasa memiliki kemampuan yang terbatas dibandingkan dengan temannya yang lain, kurang berani menyampaikan pendapat secara spontan dalam proses belajar mengajar, merasa cemas dalam menghadapi tes/ujian dan pada saat ujian peserta didik berusaha melihat lembar jawaban temannya, merasa tidak yakin terhadap pandangannya/pendapatnya, merasa kurang yakin dengan jurusan yang dipilihnya. Dariyo. A, (2007: 206) menyatakan percaya diri (self-confidence) sebagai berikut;


(10)

“kemampuan individu untuk memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuain diri dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diri biasannya mempunyai inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif, menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Orang yang tidak percaya diri ditandai dengan sikap-sikap yang cenderung melemahkan sikap hidupnya, seperti minder, pesimis, pasif, apatis dan cenderung apriori”.

Walgito, (2005: 156) mengemukakan kepercayaan diri sebagai berikut:

“kepercayaan pada diri sendiri bahwa dirinya juga mempunyai kemampuan seperti teman-temannya untuk mencapai prestasi yang baik”.

Pada kelangsungan hidup setiap hari memiliki kepercayaan diri sangat penting. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Pristiani, I (2011) “percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan tidak terwujud, tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya”. Menurut Saranson (Amien, 2000: 13) kepercayaan diri terbentuk dan berkembang melalui proses belajar secara individual dan sosial. Secara individual, kepercayaan diri berkembang melalui pengalaman psikologis. Pada proses belajar secara sosial kepercayaan diri diperoleh melalui interaksi individu dalam kegiatannya dengan orang lain. Pendapat yang senada dipaparkan Walgito (2005: 208) kepercayaan diri terbentuk melalui proses perkembangan manusia pada umumnya, khususnya dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat dan kenyataan yang terjadi di sekolah, peserta didik kerapkali mengalami masalah kepercayaan diri. Peserta didik yang tidak memiliki percaya diri akan menghambat prestasi intelektual, ketrampilan dan kemandirian. Peserta didik menjadi tidak cakap dalam segala hal. Peserta didik tidak berani untuk mengaktualisasikan segenap kemampuan yang dimiliki sehingga potensi diri peserta didik kurang berkembang secara optimal. Masalah kepercayaan diri merupakan suatu fenomena yang penting untuk diteliti, karena dampaknya terhadap peserta didik dapat


(11)

menimbulkan banyak masalah misalnya; depresi, bunuh diri, delikuensi dan masalah penyesuain diri lainnya. Disisi lain, apabila masalah kepercayaan diri yang dialami oleh peserta didik tidak memperoleh bantuan dikhawatirkan peserta didik menjadi pribadi yang pesimis. Apabila peserta didik menjadi pribadi yang pesimis akan mengakibatkan potensi diri tidak berkembang dengan baik atau mengalami hambatan dalam proses perkembangan diri peserta didik. Apabila peserta didik mendapatkan bantuan maka peserta didik dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

Depdiknas RI (2008: 215) memaparkan “konselor atau guru bimbingan dan konseling berperan untuk membantu peserta didik dalam menumbuhkembangkan

potensi peserta didik”. Sehubungan dengan permasalahan kepercayaan diri peserta didik, peran konselor dibutuhkan oleh peserta didik agar peserta didik mampu memahami diri dengan baik. Di sekolah, layanan yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling adalah layanan responsif dalam bentuk konseling bagi peserta didik yang mengalami kesulitan ataupun masalah. Hal ini berarti, pemberian bantuan kepada peserta didik yang dilakukan adalah layanan setelah ada peristiwa atau masalah yang terjadi. Diperlukan layanan preventif untuk mencegah ataupun mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi. Layanan preventif yang dilakukan adalah untuk mengembangkan kepercayaan diri dalam bentuk layanan dasar. Teknik yang dapat digunakan adalah bimbingan kelompok, pelayanan orientasi dan informasi. Pengembangan kepercayaan diri diharapkan membuat peserta didik mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri dan mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri. Kompetensi yang dikembangkan melalui layanan dasar merupakan kompetensi dalam ranah bidang pribadi peserta didik.

Berdasarkan paparan, maka dalam penelitian akan dikaji lebih mendalam mengenai “Profil kepercayaan diri peserta didik dan implikasinya terhadap


(12)

layanan bimbingan dan konseling”. (Penelitian Deskriptif terhadap Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan tidak terwujud, tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Berbekal kepercayaan diri, peserta didik mudah untuk mengembangkan potensi dirinya dalam kelangsungan hidupnya.

Pada latar belakang telah dipaparkan tentang fenomena yang ada di SMA ST. Angela Kelas XI peserta didik memiliki rasa kurang percaya diri. Adapaun gejala yang nampak peserta didik yaitu; merasa kurang berani dalam bergaul dengan semua teman-teman yang di sekolah, bergaul dengan orang tertentu, merasa memiliki kemampuan yang terbatas dibandingkan dengan temannya yang lain, kurang berani menyampaikan pendapat secara spontan dalam proses belajar mengajar, pada saat ujian peserta didik berusaha melihat lembar jawaban temannya, merasa tidak yakin terhadap pandangannya/pendapatnya, merasa kurang yakin dengan jurusan yang dipilihnya dan merasa cemas apabila bersaing dengan teman yang dianggap lebih pandai.

Peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan individu yang berada pada tahap perkembangan remaja yang perlu mendapat bantuan dari orang dewasa lainnya seperti guru pembimbing dan pendidik lainnya. Di sekolah SMA St Angela belum ada program layanan bimbingan dan konseling yang khusus dilakukan dalam mengembangkan kepercayaan diri peserta didik. Program layanan bimbingan dan konseling dibutuhkan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan perilaku yang efektif dan mengembangkan keterampilan hidup dengan mengacu kepada tugas perkembangan.


(13)

Kepercayaan diri merupakan kemampuan individu dalam menguasai aspek-aspek kepercayaan diri yaitu kognitif, emosional dan performance. Menurut Norman dan Hyland (2003: 8) aspek-aspek kepercayaan diri sebagai berikut:

1. Kognitif yaitu mengetahui dan yakin pada kemampuan diri sendiri, percaya pada pengetahuan dan kemampuan seseorang, mengetahui bahwa orang lain percaya kepada diri sendiri, memahami sesuatu hal yang dapat dilakukan dengan baik.

2. Emosional yaitu merasa bahagia terhadap diri sendiri apa adanya, berani terhadap suatu situasi yang baru, dapat membangun suasana hangat dalam kelas.

3. Performance yaitu mampu untuk mengatasi rasa cemas, mampu untuk melaksanakan tugas-tugas, mampu untuk berdiri di depan kelas dan dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman dengan percaya diri.

Penelitian akan dilakukan di SMA ST. Angela Bandung dengan pertimbangan melihat kondisi objektif sekolah belum memiliki program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kepercayaan diri siswa. Pada latar belakang telah dipaparkan pemberian bantuan kepada peserta didik yang dilakukan selama ini adalah apabila peserta didik mengalami masalah, dalam hal ini adalah masalah kepercayaan diri yang dianggap memerlukan bantuan segera. Bertitik tolak dari temuan-temuan yang dipaparkan peneliti menjadikannya sebagai temuan masalah yang perlu diteliti. Rumusan masalah penelitian “Bagaimana gambaran profil kepercayaan diri peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?” Pertanyaan penelitian adalah apakah implikasi layanan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kepercayaan diri peserta didik kelas XI SMA ST. Angela Bandung tahun ajaran 2013/2014?


(14)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran profil kepercayaan diri peserta didik kelas XI SMA ST. Angela Bandung tahun ajaran 2013/2014. Tujuan khusus diadakannya penelitian merumuskan implikasi bimbingan dan konseling bagi peserta didik untuk mengembangkan kepercayaan diri peserta didik kelas XI SMA ST. Angela Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah:

1. Bagi Guru bimbingan dan konseling SMA ST. Angela.

Implikasi layanan bimbingan dan konseling yang dirumuskan dapat menjadi pedoman bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah dalam membantu peserta didik meningkatkan kepercayaan diri. 2. Bagi Peneliti selanjutnya.

Hasil penelitian bermanfaat sebagai bahan penelitian yang lebih mendalam mengenai kepercayaan diri peserta didik dan dapat mengujicobakan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik sesuai dengan aspek-aspek yang diungkap yaitu kognitif, emosional dan performance.

3. Bagi Jurusan.

Penelitian akan menjadi salah satu contoh layanan bimbingan dan konseling dalam mengembangkan kemampuan kepercayaan diri peserta didik.


(15)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi skripsi, dituliskan dalam lima bab dengan sistematika sbagai berikut: Bab I berisikan Pendahuluan yang terdiri atas: latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur penulisan. Bab II merupakan Kajian Pustaka. Kajian pustaka mencakup konsep dasar kepercayaan diri dan layanan bimbingan konseling Bab III merupakan Metode Penelitian. Bab III ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk komponen berikut: lokasi dan populasi/sampel penelitian, pendekatan penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta analisis data. Bab IV adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan. Hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni: pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan penelitian, pembahasan dan analisis hasil temuan. Bab V meliputi Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(16)

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kota Bandung tepatnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) ST. Angela Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. Letak sekolah SMA ST. Angela berada di Jalan Merdeka No. 24 Bandung. Alasan penelitian dilakukan di SMA St.Angela Bandung kelas XI karena peserta didik kelas XI masih berada pada masa transisi. Selain itu juga di sekolah SMA St.Angela kelas XI belum tersedia program layanan bimbingan dan konseling yang khusus difokuskan untuk mengembangkan kepercayaan diri peserta didik.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 80) populasi merupakan:

“wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

Menurut Riduwan (2010: 54) populasi merupakan:

“keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”

Berdasarkan pendapat kedua ahli dapat disimpulkan populasi merupakan keseluruhan subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian adalah Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Alasan pemilihan populasi terhadap Peserta didik Kelas XI dikarenakan Peserta didik tersebut secara umum masih berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Berdasarkan kerangka pikir tersebut Peserta didik


(18)

Kelas XI SMA ST. Angela Bandung dianggap dapat memperlihatkan profil kepercayaan diri secara keseluruhan. Menurut Sugiyono (2008: 81) sampel merupakan:

“bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

Menurut Somantri, A dan Muhidin, S (2006: 63) sampel merupakan:

“bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasi”

Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakterisitk atau ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian adalah menggunakan teknik probability sampling. Sugiyono (2008: 82) probability sampling merupakan “teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Pada penelitian, supaya sampel yang diambil merupakan bagian dari populasi yang mewakili maka sampel diambil dari setiap jurusan yang ada di SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Adapun jumlah anggota populasi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut.


(19)

Tabel 3.1

Jumlah Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

No Kelas Subjek

1 XI IPA 1 26

2 XI IPA 2 34

3 XI IPA 3 31

4 XI IPA 4 31

5 XI IPA 5 34

6 XI IPS 1 24

7 XI IPS 2 25

8 XI BAHASA 24

Jumlah Populasi 229

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan meneliti populasi atau sampel tertentu untuk mendapatkan angka-angka secara numerikal yang digunakan untuk mengetahui gambaran kepercayaan diri peserta didik kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dipilih karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil suatu generalisasi mengenai kepercayaan diri peserta didik. Selanjutnya dari hasil temuan tersebut dijadikan dasar untuk menentuan implikasinya bagi bimbingan dan konseling.

C. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian terdapat satu variabel yang akan diteliti yaitu kepercayaan diri peserta didik. Kepercayaan diri yang dimaksud dalam penelitian adalah kemampuan yang ditunjukkan peserta didik di lingkungan sekolah yang ditandai dengan kemampuan kognitif, emosional dan performance. Karakteristik aspek


(20)

kepercayaan diri merujuk pada pendapat Norman dan Hyland (2003: 8) yang menyatakan sebagai berikut:

a. Kognitif yaitu mengetahui dan yakin pada kemampuan diri sendiri, percaya pada pengetahuan dan kemampuan seseorang, mengetahui bahwa orang lain percaya kepada diri sendiri, memahami sesuatu hal yang dapat dilakukan dengan baik.

b. Emosional yaitu merasa bahagia terhadap diri sendiri apa adanya, berani terhadap suatu situasi yang baru, dapat membangun suasana hangat dalam kelas.

c. Performance yaitu mampu untuk mengatasi rasa cemas, mampu untuk melaksanakan tugas-tugas, mampu untuk berdiri di depan kelas dan dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman dengan percaya diri.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpulan data penelitian berupa angket atau kuesioner yang mengungkap tingkat kepercayaan diri Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari variabel yang ada disertai dengan alternatif jawaban. Pada angket tertutup, jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist () pada kolom yang telah disediakan.

E. Proses Pengembangan Instrumen 1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen pengungkap data variabel kepercayaan diri dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian merujuk pada pendapat Norman dan Hyland (2003: 8) mengenai kepercayaan diri yang berjumlah tiga aspek,


(21)

kemudian dijabarkan secara lebih rinci ke dalam indikator-indikator. Kisi-kisi instrumen variabel kepercayaan diri disajikan dalam tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri Peserta Didik (Sebelum Judgement)

No Aspek Indikator Item Jumlah

Positif Negatif 1 Kognitif a. Mengetahui dan yakin

pada kemampuan diri sendiri. 1,2,3, 4,5,6, 7,8, 9,10 10

b. Percaya dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang 11,12, 13,14, 15,16, 17 18,19, 20,21, 22 12

c. Mengetahui bahwa orang lain percaya kepada diri sendiri

23,24, 25,26

27,28, 29

7

d. Memahami sesuatu hal yang dapat dilakukan dengan baik.

30,31, 32,33, 34

35,36 7

2 Emosional a. Merasa bahagia terhadap diri sendiri apa adanya 38,39, 40,41, 42,43, 44 45,46, 47,48, 49 12

b. Berani terhadap suatu situasi yang baru

50,51, 52,53, 54,55 56,57, 58,59, 60 11

c. Dapat membangun suasana hangat dalam kelas 61,62, 63,64 65,66, 67 7

3 Performance a. Mampu untuk

mengatasi rasa cemas

68,69, 70,71

72,73, 74,75

8 b. Mampu untuk

melaksanakan tugas-tugas 76,77, 78,79 80,81, 82,83 8

c. Mampu untuk berdiri di depan kelas

84,85, 86,87 88,89, 90,91 8 d. Dapat mengungkapkan pengalaman-92,93, 94,95 96,97, 98 7


(22)

pengalaman dengan percaya diri

Jumlah 55 43 98

2. Menyusun item/butir pernyataan

Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun langkah berikutnya adalah menjabarkan ke dalam butir-butir pernyataan. Penyusunan pernyataan-pernyataan mengenai kepercayaan diri dibuat berdasarkan aspek dan indikator yang telah ditetapkan. Instrumen penelitian yang telah dirancang terlampir.

3. Melakukan penimbangan butir pernyataan (judge instrumen)

Instrumen Kepercayaan diri peserta didik yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen (judgement). Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan isi, yakni kesesuaian item pernyataan yang telah disusun dengan landasan teoretis dan ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon.

Instrumen ditimbang oleh tiga orang dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI yaitu, Bapak Drs. Sudaryat, NA, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Juntika Nurihsan M.Pd., dan Bapak Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. Penilaian oleh dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan bahwa item tersebut bisa digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukan revisi pada item tersebut. Hasil penimbangan dari ketiga dosen ahli dapat disimpulkan dalam tabel 3.3 sebagai berikut.


(23)

Tabel 3.3

Hasil Penimbangan Instrumen Kepercayaan Diri Hasil

Penimbangan Pakar

Nomor Item Jumlah

Dipakai 13,14,15,16,17,25,26,30,32,34,35,36,37,38, 39,41,42,43,44,45,46,47,48,49,51,52,53,54, 55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,68,69, 70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,85,86,87, 88,89,91,92,93,94,95,98 61 item Direvisi 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,18,19,20,21,22,23 ,24,25,27,28,29,31,33,44,57,67,81,82,83,90, 96,97

34 item

Dibuang 40,50,84 3 item

Hasil penimbangan menunjukkan terdapat 61 item yang dapat digunakan, 34 item yang perlu direvisi dan 3 item yang harus dibuang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen setelah melalui tahap judgement dari ketiga pakar ahli. Adapun kisi-kisi instrumen kepercayaan diri setelah judgement tersedia dalam tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kepercayan diri Peserta Didik

(Setelah Judgement)

No Aspek Indikator Item Jumlah

Positif Negatif 1 Kognitif a. Mengetahui dan

yakin pada kemampuan diri sendiri. 1,2, 3, 4, 5 6,7,8,9, 10 10

b. Percaya dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang 11,12, 13,14, 15,16, 17 18,19, 20,21, 22 12

c. Mengetahui bahwa orang lain percaya kepada diri sendiri

23,24, 25,26

27,28, 29

7

d. Memahami sesuatu hal yang dapat

30,31, 32,33,


(24)

dilakukan dengan baik.

34 2 Emosional a. Merasa bahagia

terhadap diri sendiri apa adanya 37,38, 39,40, 41,42, 43 44,45, 46,47, 48 12

b. Berani terhadap suatu situasi yang baru 49,50, 51,52, 53 54,55, 56,57, 58 10

c. Dapat membangun suasana hangat dalam kelas 59,60, 61,62 63,64, 65 7

3 Performance a. Mampu untuk mengatasi rasa cemas 66,67, 68,69 70,71, 72,73 8

b. Mampu untuk melaksanakan tugas-tugas 74,75, 76,77 78,79, 80,81, 8

c. Mampu untuk berdiri di depan kelas 82,83, 84 85,86, 87,88 7 d. Dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman dengan percaya diri 89,90, 91,92 93,94, 95 7

Jumlah 52 43 95

4. Uji keterbacaan

Sebelum instrumen kepercayaan diri diujikan kepada sampel penelitian, langkah selanjutnya dilakukan uji keterbacaan kepada peserta didik setara yaitu kepada lima orang Peserta didik kelas XI SMA. Setelah uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh Peserta didik Kelas XI SMA ST.Angela Bandung. Hasilnya, seluruh item pernyataan dapat diberikan kepada peserta didik.


(25)

5. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji validitas

Pengujian validitas alat pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh item yang terdapat dalam instrumen yang mengungkap kepercayaan diri peserta didik. Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in).

Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows Versi 20.0. Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya pembeda menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho. Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 95 butir item pernyataan dalam angket kepercayaan diri peserta didik terdapat 84 item pernyataan valid dan 10 butir pernyataan tidak valid.

Item yang dinyatakan valid memiliki daya pembeda yang signifikan pada p > 0.01 dan p < 0.05. Artinya terdapat 84 butir item pernyataan yang dapat digunakan dalam penelitian di lapangan. (Hasil perhitungan validitas terlampir). Pada tabel 3.5 disajikan item-item pernyataan setelah validasi.

Tabel 3.5

Hasil Validitas Item Kepercayaan Diri

Signifikansi No.Item Jumlah

Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39,

40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50, 51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61, 62,63,64,65,67,68,69,70,71,72,73, 74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84, 85,86,87,88,89,90,91,93,94,95

84 item


(26)

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan instrumen penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut dikatakan sebagai instrumen yang baik. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data sesuai dengan kenyataan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Selanjutnya apabila instrumen valid, maka dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 - ,000 derajat keterandalan sangat tinggi Antara 0,600 - 0,799 derajat keterandalan tinggi Antara 0,400 - 0,599 derajat keterandalan cukup tinggi Antara 0, 200 - 0,399 derajat keterandalan rendah

Antara 0,000- 0, 199 derajat keterandalan sangat rendah (tidak valid)

(Riduwan, 2010: 110)

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan memanfaatkan program SPSS for windows versi 20.0. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap item terpakai sebanyak 84 butir item yang valid pada angket kepercayaan diri. Hasil pengujian menggunakan SPSS for Windows Versi 20.0 disajikan pada tabel 3.6 sebagai berikut.

Tabel 3.6

Tingkat reliabilitas instrumen Kepercayaan Diri Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.926 84

Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan bahwa dari 84 butir item, menunjukkan koefisien reliabilitas instrumen kepercayaan diri peserta


(27)

didik sebesar 0.926 yang artinya semua data yang dianalisis dengan metode Alpha adalah reliabel. Tingkat korelasi dan derajat keterandalannya berada pada kategori kategori sangat tinggi.

c. Kisi-kisi instrumen kepercayaan diri Peserta didik setelah uji validitas dan reliabilitas

Kisi-kisi instrumen kepercayaan diri setelah dilakukan uji coba kepada seluruh peserta didik Kelas XI SMA ST.Angela Bandung tersedia dalam tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri Peserta Didik Kelas XI SMA ST.Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

(Setelah Uji Coba)

No Aspek Indikator Item Jumlah

Positif Negatif 1 Kognitif a. Mengetahui dan

yakin pada kemampuan diri sendiri.

1,2,3,4, 5

6, 8, 10 8

b. Percaya dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang 12,13,1 4,15 19,20, 21,22 8

c. Mengetahui bahwa orang lain percaya kepada diri sendiri

23,24, 25,26 27,28, 29 7 d. Memahami sesuatu hal yang dapat dilakukan dengan baik.

30,31, 33,34

35,36 6

2 Emosional a. Merasa bahagia terhadap diri sendiri apa adanya

37,39, 40,41, 42,43 44,45,4 6,47,48 11

b. Berani terhadap suatu situasi yang baru 49,50, 51,52, 53 54,55,5 6,57,58 10

c. Dapat membangun suasana hangat 59,60, 61,62 63,64, 65 7


(28)

dalam kelas 3 Performance a. Mampu untuk

mengatasi rasa cemas 67,68, 69 70,71, 72,73 7

b. Mampu untuk melaksanakan tugas-tugas 74,75, 76,77 78,79, 80,81, 8

c. Mampu untuk berdiri di depan kelas 82,83, 84 85,86, 87,88 7 d. Dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman dengan percaya diri

89,90 93,94, 95

5

Jumlah 44 40 84

F. Analisis Data 1. Verifikasi data

Verifikasi data memiliki tujuan untuk menyeleksi data yang dianggap layak untuk diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan sebagai berikut:

a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang telah terkumpul.

b. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari peserta didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah ditetapkan.

c. Melakukan perhitungan statistik. 2. Penyekoran data

Data yang diolah melalui verifikasi diberi skor pada setiap pilihan jawaban yang diambil. Angket menggunakan skala Likert yang menyediakan lima alternatif jawaban. Penyekoran setiap pilihan jawaban dapat diuraikan pada tabel 3.8 sebagai berikut:


(29)

Tabel 3.8

Pola skor respon angket kepercayaan diri peserta didik

Pernyataan SS S R TS STS

(+) 5 4 3 2 1

(-) 1 2 3 4 5

Skala yang digunakan dalam angket menggunakan bentuk skala Likert, dengan alternatif respon pernyataan yang mempunyai rentang skala satu sampai lima. Kelima alternatif respon tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi dengan terendah, yaitu: 1) Sangat Setuju (SS), 2) Setuju (S), 3) Ragu-ragu (R), 4) Tidak Setuju (ST), 5) Sangat Tidak Setuju (STS). Pada instrumen atau alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1 - 5 dengan bobot tertentu, sebagai berikut:

a) Untuk pilihan jawaban sangat setuju (SS) memiliki skor 5 pada pernyataan positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.

b) Untuk pilihan jawaban setuju (S) memiliki skor 4 pada pernyataan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif.

c) Untuk pilihan jawaban ragu-ragu (R) memiliki skor 3 pada pernyataan positif atau 3 pada pernyataan negatif.

d) Untuk pilihan jawaban tidak setuju (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan positif dan skor 4 pada pernyataan negatif.

Untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS) memiliki skor 1 pada pernyataan positif dan skor 5 pada pernyataan negatif


(30)

3. Pengelompokan dan penafsiran data kepercayaan diri

Kategorisasi jenjang pada instrumen Kepercayaan diri peserta didik akan mengelompokkan sampel penelitian ke dalam lima tingkatan atau kategori, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Formula yang digunakan sebagai berikut: μ + 1.5 s < X = Sangat Tinggi, μ + 0.5 s < X < μ + 1.5 s = Tinggi, μ – 0.5 s < X < μ + 0.5 s = Sedang, μ – 1.5 s < X < μ – 0.5 s = Rendah, X ≤μ – 1.5 s = Sangat Rendah (Azwar, 2011: 108). Perhitungan kategorisasi jenjang dilakukan sebagai berikut.

a. Menghitung skor maksimal ideal = skor maksimal x jumlah item valid = 5 x 84

= 420

b. menghitung skor minimal = skor minimal x jumlah item valid = 1 x 84

= 84

c. Menghitung rata-rata ideal = ½ x skor maksimal ideal + skor minimal

= ½ x 420 + 84 = ½ x 504 = 252

d. Menghitung simpangan baku = 1/3 x rata-rata ideal

= 1/3 x 252

= 84

e. Menghitung batas atas = rata-rata ideal + (1,5 x ∑ item valid)

= 252 + (1,5 x 84)

= 252 + 126


(31)

f. Menghitung batas bawah = rata-rata ideal – (1,5 x ∑ item valid)

= 252 – (1,5 x 84)

= 255 – 126

= 126

g. Menghitung batas tengah atas = rata-rata ideal + (0,5 x ∑ item valid)

= 252 + (0,5 x 84)

= 252 + 42

= 294

h. Menghitung batas tengah bawah = rata-rata ideal - (0,5 x ∑ item valid)

= 252 - (0,5 x 84)

= 252 – 42

= 210

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilakukan penentuan kategorisasi sebagai berikut.

Tabel 3.9

Kategorisasi Kepercayaan Diri

Peserta Didik Kelas XI SMA ST.Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

No Interval Kategori

1. 379 Sangat tinggi

2. 295 - 378 Tinggi

3. 211 – 294 Sedang

4. 127 – 210 Rendah

5. 126 Rendah sekali

Hasil perhitungan di atas menunjukkan kategorisasi untuk profil kemampuan kepercayaan diri peserta didik. Adapun kategorisasi untuk kemampuan kepercayaan


(32)

diri secara khusus seperti berdasarkan aspek dan indikator dari tiap kemampuan kepercayaan diri dihitung seperti rumus di atas.

Hasil pengolahan data kemampuan kepercayaan diri peserta didik yang dijadikan landasan dalam pembuatan layanan dasar, terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan rendah sekali. Hasil pengelompokan data berdasarkan kategori dan interpretasinya dapat dilihat pada tabel 3.10 sebagai berikut.

Tabel 3.10

Interpretasi Skor Kategori Kemampuan Kepercayaan Diri Peserta Didik

Kategori kemampuan kepercayaan diri

Skor Interpretasi

Kemampuan kepercayaan diri sangat tinggi

≥ 379 Pada kategori sangat tinggi berarti peserta didik memiliki kepercayaan diri pada semua aspeknya, yang ditampilkan oleh perilaku peserta didik di sekolah yang meliputi mengetahui dan yakin pada kemampuan diri sendiri, percaya dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang, mengetahui seseorang percaya pada diri sendiri, merasa bahagia terhadap diri sendiri apa adanya, berani terhadap situasi yang baru, dapat membangun suasana hangat dalam kelas, mampu untuk mengatasi rasa cemas, mampu untuk melaksanakan tugas-tugas, mampu untuk berdiri di depan kelas dan dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman.

Kemampuan

kepercayaan diri tinggi

295 - 378 Pada kategori tinggi berarti peserta didik memiliki kepercayaan diri hanya pada dua aspek kepercayaan diri yang terdiri dari kemampuan mengetahui dan yakin pada kemampuan diri sendiri, percaya dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang, mengetahui bahwa seseorang percaya pada diri


(33)

sendiri, merasa bahagia terhadap diri sendiri apa adanya, berani terhadap situasi yang baru, dapat membangun suasana hangat dalam kelas, mampu untuk mengatasi rasa cemas, mampu untuk melaksanakan tugas-tugas, mampu untuk berdiri di depan kelas dan dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman.

Kemampuan kepercayaan diri sedang

211 – 294 Pada kategori sedang berarti peserta didik memiliki kepercayaan diri hanya pada satu aspek kepercayaan diri yang terdiri dari kemampuan mengetahui dan yakin pada kemampuan diri sendiri, percaya dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang, mengetahui bahwa seseorang percaya pada diri sendiri, merasa bahagia terhadap diri sendiri apa adanya, berani terhadap situasi yang baru, dapat membangun suasana hangat dalam kelas, mampu untuk mengatasi rasa cemas, mampu untuk melaksanakan tugas-tugas, mampu untuk berdiri di depan kelas dan dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman.

Kemampuan kepercayaan diri rendah

127 – 210 Pada kategori rendah berarti peserta didik memiliki ketidakpercayaan diri pada salah satu aspek kepercayaan diri yang terdiri dari mengetahui dan yakin pada kemampuan diri sendiri, kurang percaya dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang, mengetahui seseorang percaya pada diri sendiri, kurang merasa bahagia terhadap diri sendiri apa adanya, berani terhadap situasi yang baru, dapat membangun suasana hangat dalam kelas, mampu untuk mengatasi rasa cemas, mampu untuk melaksanakan tugas-tugas,


(34)

mampu untuk berdiri di depan kelas dan mampu mengungkapkan pengalaman-pengalaman.

Kemampuan

kepercayaan diri rendah sekali

≤ 126 Pada kategori sangat rendah berarti peserta didik memiliki ketidakpercayaan diri pada semua aspek kepercayaan diri yang meliputi mengetahui dan yakin pada kemampuan diri sendiri, percaya dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang, mengetahui seseorang percaya pada diri sendiri, kurang merasa bahagia terhadap diri sendiri apa adanya, berani terhadap situasi yang baru, dapat membangun suasana hangat dalam kelas, mampu untuk mengatasi rasa cemas, mampu untuk melaksanakan tugas-tugas, mampu untuk berdiri di

depan kelas dan mampu

mengungkapkan pengalaman-pengalaman.

4. Analisis Data

Penelitian memiliki dua rumusan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

a. Gambaran profil kepercayaan diri kelas XI SMA ST. Angela Bandung tahun ajaran 2013/2014 diperoleh dari hasil persentase jawaban peserta didik dalam angket mengenai kepercayaan diri. Cara yang dilakukan dengan menjumlahkan dan mengkategorisasikan jawaban menjadi lima kategori yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, Sangat Rendah. Kategori menunjukkan ketercapaian kepercayaan diri peserta didik di SMA.

b. Pertanyaan penelitian mengenai implikasi layanan BK di SMA dirumuskan berdasarkan kategori dan indikator kepercayaan diri. Penyusunan layanan merupakan hasil pengolahan data tentang


(35)

kepercayaan diri. Data yang berhasil diolah mengenai kepercayaan diri menjadi dasar pembuatan layanan. Layanan bimbingan dan konseling menjadi rekomendasi bagi program layanan BK di SMA.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun proposal penelitian dibimbing oleh dosen mata kuliah metode riset.

2. Mengajukan proposal penelitian pada seminar di hadapan dosen mata kuliah metode riset, kemudian direvisi dan disahkan oleh dewan skripsidan ketua jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan.

3. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing pada tingkat Fakultas.

4. Mengajukan permohonan ijin penelitian dari ketua jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat Fakultas dan Rektor UPI.

5. Melakukan studi pendahuluan ke SMA Angela dan bekerjasama dengan guru BK.

6. Menyususn instrumen penelitian dan melakukan uji kelayakan instrumen oleh dodesn-dosen ahli jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan.

7. Melakukan ujicoba instrumen bersama dengan pengumpulan data. 8. Melakukan pengolahan data, mendeskripsikan dan menganalisa data. 9. Mendeskripsikan hasil pengolahan data dan menyusun implikasi BK. 10.Membuat kesimpulan dan Rekomendasi.


(36)

Rosmaida Rosa Simbolon, 2014

Profil Kepercayaan diri Peserta Didik dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian mengenai kepercayaan diri Peserta didik dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepercayaan diri yang dimiliki oleh Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang dan tinggi. Apabila dilihat berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri, maka kepercayaan diri Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 cenderung berada pada kategori tinggi pada aspek kognitif dan aspek emosional sedangkan pada aspek performance cenderung berada pada kategori sedang.

2. Implikasi bagi layanan bimbingan dan konseling adalah program bimbingan dan konseling dalam bentuk layanan dasar untuk membantu Peserta didik yang memiliki kepercayaan diri sedang di sekolah SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak terkait.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengimplementasikan atau menerapkan program layanan bimbingan dan konseling yang disusun oleh peneliti untuk meningkatkan kepercayaan diri Peserta didik di sekolah.


(37)

Rosmaida Rosa Simbolon, 2014

Program bimbingan dan konseling yang sudah dijudge oleh para ahli yakni; Dr. Mubiar, M.Pd., Drs. Sudaryat, N.A, M.Pd., E.Trevi Asti R, S.Pd, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengujicobakan program layanan bimbingan dan konseling yang telah dirancang atau disusun oleh peneliti untuk meningkatkan kepercayaan diri yang sedang kepada Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung.


(38)

Daftar Pustaka

Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Amien. (2000). Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja melalui Konseling Kelompok. Tesis. Program pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Burns, R.B. (1979). Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta: Arcan.

Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT Refika Aditama.

Depdiknas RI. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.

Depdiknas. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bahan Ajar Mandiri Pelatihan Pengawas Sekolah. Jakarta. Direktur Tenaga Kependidikan DitJend PMPTK. Tersedia:http://file.upi/FIP/JUR.PEND Luar Sekolah/19560810. Diakses [ 22 September 2013]

Depdikbud. (1998). SK Mentri Pendidikan & Kebudayaan No.025/D/1995. Jakarta: Depdikbud.

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta didik. Bandung: Pustaka setia.

Forumsejawat. (2010). Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan.. [Online]. http://forumsejawat.wordpress.com/2010/10/28/mengembangkan-emosi-remaja-dan-implikasinya-bagi-pendidikan. Diakses [23 Oktober 2011] Iswidharmanjaya. (2007). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Confidence.

[Online]. http://www.psychologymania.com/2012/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-self.html. Diakses [31 Agustus 2013]


(39)

James & Nightingale. (2005). Self-esteem, Confidence and Adult Learning Briefing Sheet. National Institute of Adult Continuing Education(England and Wales) :Tersedia www.niace.org.uk/Research/HDE/.../Self-esteem-confidence.pdf. Diakses [13 September 2013]

Lauster, P. (1991) Tes Kepribadian. terjemahan D.H Gulo. Jakarta: PT Gaya Media Pratama.

Lumpkin, A. (2005). You Can be Positif. Jakarta. Erlangga. Tersedia: books.google.co.id/books?isbn=9797419096. Diakses (1 Agustus 2013) Lydia. (2010). Hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku merokok peserta

didik di SMA Shalahuddin Malang.Sikripsi.[Online]. Tersedia: http://library.um.ac.id. Diakses [23 Oktober 2011].

Makmun, S.A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Natawidjaya, R. (1987). Pendekatan-Pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok I.

Bandung. CV Diponegoro.

Norman, M. and Hyland, L. (2003). The Role of Confidence in Lifelong Learning. Educational Studies,Vol 29, No 2/3, pp. 264270 Tersedia:http://ubir.bolton.ac.uk/index.php?action=fileDownload&resoureId =201&hash=a4132f1b05c192a8ee788f61954d973d0c59d709&filename=ed_ journals-7.pdf Diakses [13 September]

Nurihsan. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung.

Prayitno dan Amti, E. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Pristiani, I. (2011). Pentingnya Percaya Diri untuk Orang yang Ingin Meraih Sukses. [Online]. Tersedia: http://www.ilawati-apt.com. Diakses [July 2013]

Rakhmat, J (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rohayati. (2011). Program Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan

Kepercayaan Diri Peserta didik. [Online]. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/36-ICEU_ROHAYATI.pdf. Diakses [23 Oktober


(40)

Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung: Rizki Press.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta: Erlangga Somantri, A & Muhidin, A. (2006). Aplikasi statistik dalam Penelitian. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Sukmadinata, S.N. (2008). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa. Bandung: Maestro.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sukardi. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi & Kusmawati. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Suhardita, K (2010). Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa. Tesis. Program studi Bimbingan dan Konseling. SekolahPpasca Sarjana UPI. Tidak diterbitkan. Sutisna, C (2010). Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa melalui Strategi Layanan

Bimbingan Kelompok. Tesis. Program studi Bimbingan dan Konseling. Sekolah Pasca Sarjana UPI. Tidak diterbitkan.

Surya, H. (2007). Percaya Diri itu Penting. Jakarta: PT Alex Media Computindo.[Online].Tersedia:http//BooksGoogle.co.id/books?isbn=979270 0323 Diakses [ 29 Agustus 2013].

Tim BK SMA ST. Angela Bandung. (2013). Program BK SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. (Tidak diterbitkan)

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Triyadi. (2011). Pengaruh Bimbingan Pribadi terhadap Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII SMP 1 Kandangserang Pekalongan Tahun Pelajaran2010/2011. Skripsi.Tersedia:http//andynuriman.files.wordpress.com/2011/10/triyadi.pdf Diakses [23 Oktober 2011]


(41)

Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S & Nurihsan. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S dan Nurihsan (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Maestro.

Ubaydillah. (2009). Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak.[Online]. Tersedia:http://www.e.psikologi.com/epsi/artikel/detail/asp/id=572. Diakses [23 Oktober 2011]

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: http://sobatbaru. Blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html. Diakses [September 2011]

Walgito, B. (2005). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir).Yogyakarta: Andi offset.

Widiarti, D (2010). Program Bimbingan Pribadi Sosial dan Self-Confidence Peserta didik Terisolir Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI. Tidak diterbitkan.


(1)

Rosmaida Rosa Simbolon, 2014

Profil Kepercayaan diri Peserta Didik dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian mengenai kepercayaan diri Peserta didik dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepercayaan diri yang dimiliki oleh Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang dan tinggi. Apabila dilihat berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri, maka kepercayaan diri Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 cenderung berada pada kategori tinggi pada aspek kognitif dan aspek emosional sedangkan pada aspek performance

cenderung berada pada kategori sedang.

2. Implikasi bagi layanan bimbingan dan konseling adalah program bimbingan dan konseling dalam bentuk layanan dasar untuk membantu Peserta didik yang memiliki kepercayaan diri sedang di sekolah SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak terkait.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengimplementasikan atau menerapkan program layanan bimbingan dan konseling yang disusun oleh peneliti untuk meningkatkan kepercayaan diri Peserta didik di sekolah.


(2)

108

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Program bimbingan dan konseling yang sudah dijudge oleh para ahli yakni; Dr. Mubiar, M.Pd., Drs. Sudaryat, N.A, M.Pd., E.Trevi Asti R, S.Pd, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengujicobakan program layanan bimbingan dan konseling yang telah dirancang atau disusun oleh peneliti untuk meningkatkan kepercayaan diri yang sedang kepada Peserta didik Kelas XI SMA ST. Angela Bandung.


(3)

Rosmaida Rosa Simbolon, 2014

Profil Kepercayaan diri Peserta Didik dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Amien. (2000). Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja melalui Konseling Kelompok.

Tesis. Program pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Burns, R.B. (1979). Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku.

Jakarta: Arcan.

Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT Refika Aditama.

Depdiknas RI. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.

Depdiknas. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bahan Ajar Mandiri Pelatihan Pengawas Sekolah. Jakarta. Direktur Tenaga Kependidikan DitJend PMPTK. Tersedia:http://file.upi/FIP/JUR.PEND Luar Sekolah/19560810. Diakses [ 22 September 2013]

Depdikbud. (1998). SK Mentri Pendidikan & Kebudayaan No.025/D/1995. Jakarta: Depdikbud.

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta didik. Bandung: Pustaka setia.

Forumsejawat. (2010). Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan.. [Online]. http://forumsejawat.wordpress.com/2010/10/28/mengembangkan-emosi-remaja-dan-implikasinya-bagi-pendidikan. Diakses [23 Oktober 2011] Iswidharmanjaya. (2007). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Confidence.

[Online]. http://www.psychologymania.com/2012/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-self.html. Diakses [31 Agustus 2013]


(4)

James & Nightingale. (2005). Self-esteem, Confidence and Adult Learning Briefing Sheet. National Institute of Adult Continuing Education(England and Wales) :Tersedia www.niace.org.uk/Research/HDE/.../Self-esteem-confidence.pdf. Diakses [13 September 2013]

Lauster, P. (1991) Tes Kepribadian. terjemahan D.H Gulo. Jakarta: PT Gaya Media Pratama.

Lumpkin, A. (2005). You Can be Positif. Jakarta. Erlangga. Tersedia: books.google.co.id/books?isbn=9797419096. Diakses (1 Agustus 2013) Lydia. (2010). Hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku merokok peserta

didik di SMA Shalahuddin Malang.Sikripsi.[Online]. Tersedia:

http://library.um.ac.id. Diakses [23 Oktober 2011].

Makmun, S.A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Natawidjaya, R. (1987). Pendekatan-Pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok I.

Bandung. CV Diponegoro.

Norman, M. and Hyland, L. (2003). The Role of Confidence in Lifelong Learning.

Educational Studies,Vol 29, No 2/3, pp. 264270 Tersedia:http://ubir.bolton.ac.uk/index.php?action=fileDownload&resoureId =201&hash=a4132f1b05c192a8ee788f61954d973d0c59d709&filename=ed_ journals-7.pdf Diakses [13 September]

Nurihsan. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung.

Prayitno dan Amti, E. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Pristiani, I. (2011). Pentingnya Percaya Diri untuk Orang yang Ingin Meraih Sukses. [Online]. Tersedia: http://www.ilawati-apt.com. Diakses [July 2013]

Rakhmat, J (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rohayati. (2011). Program Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan

Kepercayaan Diri Peserta didik. [Online]. Tersedia:


(5)

Rosmaida Rosa Simbolon, 2014

Profil Kepercayaan diri Peserta Didik dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung: Rizki Press.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta: Erlangga Somantri, A & Muhidin, A. (2006). Aplikasi statistik dalam Penelitian. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Sukmadinata, S.N. (2008). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek

Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa. Bandung: Maestro.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sukardi. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi & Kusmawati. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Suhardita, K (2010). Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa. Tesis. Program studi Bimbingan dan Konseling. SekolahPpasca Sarjana UPI. Tidak diterbitkan. Sutisna, C (2010). Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa melalui Strategi Layanan

Bimbingan Kelompok. Tesis. Program studi Bimbingan dan Konseling. Sekolah Pasca Sarjana UPI. Tidak diterbitkan.

Surya, H. (2007). Percaya Diri itu Penting. Jakarta: PT Alex Media Computindo.[Online].Tersedia:http//BooksGoogle.co.id/books?isbn=979270 0323 Diakses [ 29 Agustus 2013].

Tim BK SMA ST. Angela Bandung. (2013). Program BK SMA ST. Angela Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. (Tidak diterbitkan)

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Triyadi. (2011). Pengaruh Bimbingan Pribadi terhadap Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII SMP 1 Kandangserang Pekalongan Tahun Pelajaran2010/2011.

Skripsi.Tersedia:http//andynuriman.files.wordpress.com/2011/10/triyadi.pdf


(6)

Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S & Nurihsan. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S dan Nurihsan (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Maestro.

Ubaydillah. (2009). Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak.[Online]. Tersedia:http://www.e.psikologi.com/epsi/artikel/detail/asp/id=572. Diakses [23 Oktober 2011]

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: http://sobatbaru. Blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html. Diakses [September 2011]

Walgito, B. (2005). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir).Yogyakarta: Andi offset.

Widiarti, D (2010). Program Bimbingan Pribadi Sosial dan Self-Confidence Peserta didik Terisolir Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI. Tidak diterbitkan.