PERENCANAAN KOTA SAMBAS SEBAGAI KAWASAN WISATA TIRTA DI KABUPATEN SAMBAS.

(1)

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar FPIPS: 1396/UN.40.2.5.1/PL/2012

PERENCANAAN KOTA SAMBAS SEBAGAI KAWASAN WISATA TIRTA DI KABUPATEN SAMBAS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh GelarSarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Disusun Oleh: Marta Pratiwi

0806230

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT AND LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERENCANAAN KOTA SAMBAS

SEBAGAI KAWASAN WISATA TIRTA

DI KABUPATEN SAMBAS

Oleh Marta Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Marta Pratiwi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

MARTA PRATIWI 0806230

PERENCANAAN KOTA SAMBAS SEBAGAI KAWASAN WISATA TIRTA DI KABUPATEN SAMBAS

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Fitri Rahmafitria, S.P, M.Si Nip. 197410182008122001

Pembimbing II

Dra. Kuswardhani, M.ED

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, S.P, M.Si Nip. 197410182008122001


(4)

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA :

Hari, tanggal : Senin, 23 Januari 2013

Waktu : Jam 08.00 sd. selesai

Tempat : Gedung FPIPS Lantai II

Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia Ujian Sidang terdiri dari :

Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.

NIP 19700814 199402 1 001

Sekertaris : Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP 19741018 200812 2 001

Penguji : 1. Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S.

NIP. 196209211986031005

2. Ahmad H. Galihkusumah, S.ST., MM. NIP. 19810522 201012 1 006


(5)

i

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

MARTA PRATIWI, 0806230, Sambas City Planning as Region Water

Tourism in Sambas district, Thesis 2013, Under the guidance of Fitri Rahmafitria, SP, M.Si and Dra. Kuswardhani, M.Ed.

Sambas city is one of the cities in Indonesia are still doing development in almost all sectors. Not that there is potential for tourism development in the city that makes Parks Sambas Sambas are not included as a tourist destination. Topographic slope between 0-2% resulting in frequent flooding in the event of rain, dense settlements on river border demarcation encourage reduced function of the river, the waste which goes to the river, and less terawatnya heritage area. Such a condition is in addition to damaging the quality of physical and visual environment is harmful to the visual quality of urban threatening in the eyes of tourists. Though there are some potential include functional facilities that could be developed into a tourist tirta, this is because there is still potential Sambas City history, art, culture and other potentials that could be developed as a tourist area. The study was conducted to determine the potential and constraints in planning areas of water tourism, in order to minimize the obstacles that occur so that people can move around or visitors, and do recreation.

The method used in this study is a descriptive analysis of the types of survey research, is research that more lead to disclosure issues or things as they are and reveal the facts that exist. Theories related to supporting the development of such tourism concepts, development of tourist areas, zoning concept and site analysis. Interviews with local authorities also carried out to obtain accurate results, especially on the area of research and is supported by field observation conducted to look at the factual Sambas city especially Sambas Kecil river.

The results showed that the town of Sambas has potential to be developed as a tourist area tirta. The existence of the research results planning area is divided into 3 zones: the core that include travel heritage attractions, arts and culture, water recreation, and sports tourism. Buffer zone in which there is a passive recreation and crafts, not many tourist activities in the buffer zone in because over protecting the environment in the buffer zone. Zone in which there are facilities service facilities such as accommodation, restaurants and other service facilities. To develop this plan can do partnerships with stakeholders, improving the quality of human resources, building the necessary infrastructure and the empowerment of local communities.


(6)

ii

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

MARTA PRATIWI, 0806230, Perencanaan Kota Sambas sebagai Kawasan Wisata Tirta di Kabupaten Sambas, Skripsi 2013, Di bawah bimbingan Fitri

Rahmafitria, S.P, M.Si dan Dra. Kuswardhani, M.ED.

Kota Sambas adalah salah satu kota di Indonesia yang masih terus melakukan pembangunan dihampir semua sektor. Tidak dikembangkannya potensi wisata yang terdapat di Kota Sambas sehingga menjadikan Kota Sambas tidak termasuk sebagai daerah tujuan wisata. Padatnya pemukiman di sempadan sungai mendorong berkurangnya fungsi sempadan sungai, limbah buangan masyarakat yang langsung dialirkan ke sungai,dan kurang terawatnya kawasan cagar budaya. Kondisi yang demikian ini selain merusak kualitas lingkungan secara fisik dan visual ini berbahaya untuk mengancam kualitas visual perkotaan di mata wisatawan. Padahal terdapat beberapa potensi yang bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata tirta, hal ini dikarenakan Kota Sambas masih terdapat potensi sejarah, seni budaya dan potensi lain yang bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui menganlisis lingkungan alam dan sosial budaya masyarakat dalam perencanaan kawasan wisata tirta, agar bisa meminimalisir kendala yang terjadi sehingga masyarakat sekitar atau pengunjung bisa beraktivitas dan melakukan rekreasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Teori-teori yang berkaitan dalam mendukung penulisan diantaranya konsep kepariwisataan, pengembangan kawasan wisata, konsep zonasi dan analisis tapak. Wawancara dengan pihak pemerintah daerah juga dilakukan untuk mendapatkan hasil yang akurat terutama mengenai wilayah penelitian dan didukung dengan obeservasi lapangan yang dilakukan untuk melihat kondisi faktual Kota Sambas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Sambas mempunyai lingkungan alam yang dapat dikembangkan sebagai suatu kawasan wisata tirta dan juga daya dukung masyarakat yang sangat baik, masyarakat di sekitar sungai memiliki kreatifitas dan budaya yang cukup variatif.


(7)

iv Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Pariwisata ... 6

1. Pengertian Wisata dan DestinasiWisata ... 6

2. Wisatawan ... 9

3. Potensi Wisata ... 11

a. Sumber Daya Alam ... 12

b. Sumber Daya Manusia ... 13

c. Sumber Daya Budaya ... 14

d. Sumber Daya Minat Khusus ... 15

4. Perencanaan Pariwisata ... 16

5. Pengembangan Kawasan Wisata ... 17

6. Konsep Zonasi ... 20

B. Sungai ... 23


(8)

v Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Perilaku dan Karakter Sungai ... 24

3. Daerah Aliran Sungai ... 26

C. Wisata Tirta ... 29

D. Kerangka Pemikiran ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Lokasi Penelitian ... 44

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

1. Populasi ... 45

2. Sampel ... 46

C. Desain Penelitian ... 48

D. Metode Penelitian ... 49

E. Definisi Operasional ... 49

F. Instrumen Penelitian ... 50

G. Teknik Pengumpulan Data ... 51

H. Analisis Data... 52

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Gambaran Umum ... 55

1.Gambaran Umum Kota Sambas ... 55

a. Letak Geografis dan Administrasi... 55

b. Aksesbilitas ... 58

c. Sejarah ... 59

2.Kondisi Biofisik ... 60

a. Tanah ... 60

b. Topografi ... 64

c. Hidrologi ... 64

d. Iklim ... 70

e. Vegetasi ... 71


(9)

vi Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

g. Tata Guna Lahan ... 72

3.Kondisi Sosial Masyarakat ... 76

a. Demografi... 76

b. Mata Pencaharian ... 77

c. Pendidikan ... 78

d. Kesehatan ... 79

e. Ekonomi ... 80

4.Perkembangan Pariwisata di Kota Sambas ... 81

a. Daya Tarik Wisata ... 82

b. Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 85

c. Pengelolaan ... 86

B. Analisis ... 87

1. Analisis Potensi dan Kendala ... 87

2. Konsep Zonasi ... 94

C. Perencanaan Kota Sambas sebagai Kawasan Wisata Tirta ... 100

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Rekomendasi ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109

LAMPIRAN ... 112


(10)

vii Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Data Penduduk ... 43

4.1 Luas Kota Sambas Menurut Desa ... 57

4.2 Jenis Tanah dan Luas Tanah ... 61

4.3 Tekstur Tanah dan Luas Tanah ... 61

4.4 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air ... 68

4.5 Penggunaan Lahan Pertanian Sawah ... 75

4.6 Penggunaan Lahan Pertanian Non Sawah... 75

4.7 Penggunaan Lahan Bukan Pertanian ... 76

4.8 Persentase Penggunaan Lahan ... 76

4.9 Kepadatan Penduduk ... 77

4.10 Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan ... 79

4.11 Fasilitas Kesehatan ... 80

4.12 Inventarisasi Lokasi Potensi Wisata... 82

4.13 Potensi dan Kendala ... 89


(11)

viii Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Zonasi Lawson dan Bovi (1997) ... 22

2.2 Kerangka Pemikiran ... 43

3.1 Foto Udara Kota Sambas ... 44

3.2 Proses Desain Analisis Tapak ... 54

4.1 Peta Kota Sambas ... 55

4.2 Persentase Luas Wilayah Kota Sambas ... 58

4.3 Peta Jenis Tanah ... 62

4.4 Peta Topografi ... 63

4.5 Sungai Samabas kecil ... 69

4.6 Pemukiman Penduduk ... 70

4.7 Rencana Tata Ruang Kota ... 73

4.8 Peta Penggunaan Lahan ... 74

4.9 Laju Pertumbuhan Ekonomi ... 81

4.10 Peta Persebaran Daya Tarik Wisata ... 85

4.11 Struktur Organisasi Pengelola ... 86

4.12 Ritual Antar Ajong ... 95

4.13 Suasana Sungai dan Rumah Lanting ... 96

4.14 Lomba Sampan Bidar ... 97

4.15 Peta Zonasi ... 99


(12)

1

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan satu diantara beberapa negara tropika di dunia yang kaya akan sumberdaya alam yang terletak di daratan dan di perairan. Di perairan danau, sungai, dan laut ditemukan diversitas yang tinggi pada komponen perairan yang unik dan langka. Atraksi alam ini perlu dikenali dan dikembangkan sebagai produk wisata.

Pariwisata menjadikan potensi suatu daerah sebagai produk dalam menjalankan usahanya tidak terkecuali sungai. Banyak yang memanfaatkan atau mengembangkan sungai-sungainya tidak hanya sebagai sarana transportasi tetapi juga sebagai kawasan kota tepi air yang menjadi kawasan budidaya bahkan menjadi destinasi wisata. Oleh karena itu pengembangannya memerlukan perencanaan dengan studi yang mendalam terhadap komponen pariwisata dan segala hal yang terkait dengan pariwisata.

Begitu pula kota Sambas, kota Sambas adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Barat yang mempunyai sungai dan berada tepat di tengah kota Sambas. Tidak dikembangkannya objek wisata yang terdapat di kota Sambas sehingga menjadikan kota Sambas tidak termasuk sebagai daerah tujuan wisata baik itu lokal maupun regional. Hal ini menyebabkan sebagian besar warganya lebih memilih ke luar kota atau mengunjungi objek wisata yang ada di daerah atau kota lain. Banyaknya orang-orang kota Sambas yang menjadi wisatawan dan


(13)

2

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

membelanjakan uangnya di daerah lain untuk berwisata, tentu saja mengundang keprihatinan tersendiri. Alangkah lebih baik bila pengeluaran dari belanja wisatawan lokal tersebut bisa digunakan atau dibelanjakan di daerah sendiri demi menambah pendapatan daerah sendiri. Kota Sambas merupakan salah satu kota yang memiliki sungai yang membelah kota. Sungai tersebut memiliki potensi wisata yang cukup baik untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata karena letaknya yang berada pada jantung kota Sambas, aliran sungai yang tenang, debit air yang tidak terpengaruh oleh musim. Beberapa daerah yang dialiri memiliki atraksi yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata seperti, bangunan-bangunan bersejarah disekitar sungai, industri rumah tangga masyarakat yeng membuat kain tenun adat Sambas, dan suasana kota Sambas, ditambah Sungai Sambas sangat erat kaitannya dengan historis kota Sambas karena sungai tersebut sangat penting bagi kehidupan masyarakat sekitar Sungai Sambas.

Namun sangat disayangkan, pencemaran dan pola hidup masyarakat di sekitar sungai yang buruk membuat sungai ini tidak memiliki nilai ekonomis yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Baanjir merupakan salah satu masalah yang sering menghampiri masyarakat Kota Sambas.

Padahal selayaknya sungai merupakan saluran alami yang di dalamnya terdapat aliran yang bermuara di laut dan memiliki kesuburan yang dibutuhkan oleh biota (tumbuhan, hewan, maupun manusia), sehingga sungai dapat menjadi sumber kehidupan (Chafied Fandeli, 2000 : 128). Dengan demikian sungai bukan merupakan objek untuk aktivitas manusia yang negatif melainkan sebagai sumber kehidupan makhluk hidup lainnya dan masyarakat kota Sambas khususnya. Selain


(14)

3

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menjadikan sumber kehidupan, kita bisa mencontoh beberapa negara seperti Korea Selatan yang mengembangkan sungainya sebagai kawasan kota tepi air yang menjadi kawasan budidaya bahakan menjadi destinasi wisata.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya yang nyata untuk mengembalikan dan menjaga fungsi Sungai Sambas Kecil agar tetap terjaga dan bahkan memberikan manfaat lebih bagi masyarakat sekitar, pihak swasta dan pemerintah. Dengan mengutamakan menjaga dan melestarikan sumber daya alam sekitar Sungai Sambas Kecil, pengembangan ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat secara baik, benar, dan berkelanjutan diharapkan bisa menjadikan Sungai Sambas Kecil sebagai destinasi wisata. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas penulis bermaksud meneliti lebih mendalam tentang Sungai Sambas Kecil sebagai daya tarik wisata dengan menuangkannya ke dalam sebuah judul skripsi “Perencanaan Kota Sambas sebagai Kawasan Wisata Tirta di Kabupaten Sambas”

B. RUMUSAN MASALAH

Uraian di atas menjelaskan bahwa permasalahan penting dalam setiap penelitian mengenai perencanaan Kota Sambas sebagai kawasan wisata tirta. Perencanaan yang baik menurut Wardiyanto (2010:41-42) dalam bukunya Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata ialah proses kompleks dengan mempertimbangkan berbagai aspek serta segmen mengenai fisik (sarana dan prasarana kota), hukum, promosi, keuangan, pasar ekonomi, manajemen, sosial budaya masyarakat dan aspek lingkungan (lingkungan disini yaitu tanah, topografi, hidrologi, iklim, vegetasi dan fauna). Apabila diperhitungkan semua


(15)

4

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

aspek tersebut akan dapat membantu mengembangakan pariwisata dengan cara yang menguntngkan.

Dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan kepada dua aspek yaitu aspek lingkungan alam dan aspek sosial budaya. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui kesiapan masyarakat Kota Sambas untuk perencanaan sebagai kawasan wisata dan dapat merencanakan kawasan wisata yang sesuai dengan keadaan alam Kota Sambas serta kearifan budaya lokal masyarakat setempat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan batasan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi lingkungan yang dimiliki Kota Sambas untuk dijadikan sebagai kawasan wisata tirta ?

2. Bagaimana kondisi sosial budaya masyarakat Kota Sambas dalam perencanaan Kota Sambas sebagai kawasan wisata tirta ?

C.TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dan mengetahui potensi kondisi lingkungan alam (biofisik) yang dimiliki Kota Sambas dalam perecanaan sebagai kawasan wisata tirta.

2. Mengidentifikasi dan mengetahui kondisi sosial masyarakat Kota Sambas dalam perencanaan sebagai wisata tirta.


(16)

5

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D.MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas dalam mengambil keputusan dan kebijakan pembangunan di sektor kepariwisataan daerah.

2. Untuk memperoleh dan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan teoritis dan praktis bagi penulis, khususnya berkaitan dengan ilmu di bidang kepariwisataan serta mengetahui perencanaan kota Sambas sebagai kawasan wisata tirta.

3. Untuk memberi penjelasan pada pihak lain yang tertarik dan berminat untuk meneliti lebih lanjut masalah tersebut dan menjadikan tulisan ini sebagai referensi tambahan.

4. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam menempuh ujian strata-1 (S1) pada jurusan Management Resort and Leisure.


(17)

44 Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Foto Udara Kota Sambas Sumber: BAPPEDA Kab.Sambas 2012

Ruang lingkup atau lokasi penelitian ini adalah Sungai Sambas Kecil, yang mengalir membelah kota Sambas. Berdasarkan foto udara yang diambil, terdapat tiga cabang anak sungai yang membelah kota, yakni Sungai Sambas Kecil, Sungai Sambas Besar dan Sungai Teberau yang ketiganya bermuara di tengah jantung kota. Dan sebagai segmen yang layak untuk dijadikan bahan penelitian, penulis memilih salah satu cabang anak sungai, yaitu sungai Sambas Kecil. Ini dikarenakan beberapa hal seperti, tata letak strategis sungai, bentuk fisik sungai dan arus, serta keadaan demografi penduduk sekitar sungai.


(18)

45

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sungai Sambas Kecil yang merupakan anak cabang sungai Sambas memiliki panjang sekitar 15 km yakni meliputi jarak antara pusat kota yang merupakan titik pertemuan sungai hingga daerah hulu sungai, sehingga di sini terdapat beberapa wilayah administrasi kecamatan. Untuk memudahkan penelitian ini, penulis membatasi daerah lingkup penulisan sepanjang pusat kota Sambas sampai batas wilayah administrasi kecamatan terdekat, atau sekitar 8,5 km ke arah hulu sungai

B.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:80), populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi berkenaan dengan data, bukan dengan orangnya

ataupun bendanya. Jadi yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek atau unit penelitian yang akan dianalisis.

Pernyataan tersebut senada dengan apa yang dikemukakan oleh Nazir (1999) bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Dengan demikian sampel adalah suatu bagian (subset) dari populasi yang dianggap mampu mewakili populasi yang akan diteliti.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Sungai Sambas Kecil sepanjang ± 8,5 km; dimulai dari desa Dalam Kaum sampai dengan Desa Sumber Harapan.


(19)

46

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Sampel

Roscoe dalam Sugiyono (2010:91) mengemukakan bahwa jumlah sampel 30 sampai dengan 500 orang termasuk ukuran sampel yang layak dalam peneltian. Menurut Sugiyono (2010:81), sampel adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).” Adapun teknik menentukan jumlah sampelnya berupa non probability sampling yaitu dengan menggunakan quota sampling.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2010:84) bahwa metode non probability sampling adalah “Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel”. Sedangkan quota sampling menurut Sugiyono (2010:85)

adalah “Teknik untuk menetukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri

tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan”. a. Sampel Wilayah

Sampel wilayah dalam penelitian ini adalah salah satu desa yang dialiri oleh Sungai Sambas Kecil yaitu desa Dalam Kaum. Dari sampel wilayah dilakukan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui potensi wisata yang dimiliki Sungai Sambas Kecil.

b. Sampel Responden

Sampel responden dalam penelitian ini adalah penduduk desa atau kelurahan yang berada di daerah pinggir sungai Sambas Kecil dan masuk dalam wilayah kajian penelitian dengan batas ± 500 m dari


(20)

47

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sungai. Karena masyarakat merupakan populasi tetap, besaran sampelnya akan dirumuskan dengan menggunakan Slovin (Riduwan 2005:65). Berikut adalah rumus Slovin yang dimaksud :

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah seluruh anggota populasi

e : Nilai toleransi terjadinya kesalahan

Tabel 3.1 Data Penduduk

No Nama Desa

Luas Wilayah

(km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

1 Dalam Kaum 32 3619

2 Tanjung Mekar 3.62 1503

3 Sebayan 12.10 2137

4 Sumber Harapan 22.56 2287

Jumlah 70.28 9546

Sumber:Badan Pusat Statistik Kab.Sambas 2011

Berdasarkan tabel Data Penduduk di atas jumlah penduduk pada tahun 2011 di keempat desa tersebut berjumlah 9546 jiwa, sedangkan yang diambil untuk menjadi sampel responden adalah sebanyak 99 orang, dengan besarnya nilai toleransi kesalahan yang ditetapkan sebesar 10 %


(21)

48

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Maka berdasarkan perhitungan tersebut di atas, jumlah minimum sampel masyarakat yang masuk dalam wilayah kajian penelitian yang harus diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 99 orang/responden.

C.Desain Penelitian

Desain penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang akan dilakukan. Desain penelitian bertujuan untuk memberi pertanggung jawaban terhadap semua langkah yang akan di ambil (Margono, 2009: 10).

Data dan informasi yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis. Data dan informasi tersebut dihasilkan melalui survey primer dan survey sekunder. Semua data dan informasi yang terkumpul kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai bahan dalam konsep perencanaan kota Sambas sebagai kawasan wisata tirta di kabupaten Sambas.

1. Periode pengumpulan

Pengumpulan informasi melalui wawancara, kuesioner, studi literatur, dokumentasi maupun observasi langsung.

2. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Maksudnya adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan masalah penelitian,dengan menggunakan analisi tapak.


(22)

49

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah informasi dipilih, maka penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori ataupun penjelasan yang sejenis.

4. Tahap akhir, adalah penarikan kesimpulan.

D.Metode Penelitian

Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Menurut Whitney (1960 dalam Nazir, 2003: 54), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Menurut Tika (2005: 6) studi deskriptif adalah penelitian yang mengarah kepada pengungkapan suatu masalah atau keadaan dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada di lapangan, walaupun kadang-kadang diberikan intepretasi atau analisis.

Metode kualitatif menurut Sugiyono (2007: 1) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1990: 3, dalam Margono, 2009: 36), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

E.Definisi Operasional

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses untuk mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di suatu kawasan wisata yang akan


(23)

50

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dikembangkan dan juga merupakan suatu upaya penyusunan program baik program yang sifatnya umum maupun spsifik.

2. Kawasan Wisata Tirta

Merupakan salah satu konsep pemanfaatan daerah yang berbatasan langsung dengan sungai. Dengan dimanfaatkannya potensi yang terdapat di kawasan tersebut yang menjadi salah satu upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan ruang publik untuk mberinteraksi dan melakukan berbagai aktivitas termasuk rekreasi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibutuhkan untuk mengambil data-data yang diperlukan agar sesuai atau relevan dengan data yang diinginkan dan objek penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pedoman wawancara yaitu digunakan saat melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan dalam penelitian.

2. Kuesioner yang desebarkan pada sampel penduduk di tiap desa atau kelurahan yang masuk dalam wilayah kajian penelitian.

3. Untuk dokumentasi penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa buku-buku, majalah, makalah, dokumen foto dan gambar serta sumber lain yang relevan dengan kajian penelitian.


(24)

51

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data disusun agar data yang diperlukan diperoleh secara sistematis dan untuk membedakan sumber data yang diperlukan. Data yang diperlukan dalam melengkapi peneletian ini diperoleh dari berbagai sumber.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data (Sugiyono 2010:62) yaitu:

1. Observasi lapangan, adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengunjungi tempat yang menjadi objek penelitian. Dilakukan inventarisasi data dari kondisi aktual Sungai Sambas Kecil dan objek yang berada disekitar sungai, data-data diperoleh melalui survey primer dan sekunder.

2. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung dengan beberapa narasumber dari instansi terkait dengan kajian permasalahan seperti DISPORABUDPAR dan BAPPEDA Kabupaten Sambas tahun 2012.

3. Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

4. Studi literatur adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah yang ditelit. Adapun


(25)

52

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

data-data tersebut diperoleh dari media internet, majalah-majalah dan buku-buku literatur yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti.

5. Studi dokumentasi adalah suatu teknik pengeumpulan data yang dilakukan dengan mengambil foto kemudian mengarsipkan objek penelitian. Dalam penelitian ini studi dokumentasian foto kegiatan dan sebaran tempat atau objek.

H.Analisis Data

Untuk analisis data penulis menganalisis data menggunakan analisis tapak. Analisis ini merupakan analisis yang digunakan dalam kegiatan penataan lingkungan dengan melihat potensi dan kendala dari dua komponen yang saling berhubungan, yakni faktor alam dan faktor buatan manusia.

Analisa Tapak merupakan suatu kegiatan riset praperancangan yang memusat pada kondisi-kondisi yang ada, dekat dengan potensial pada dan di sekitar sebuah tapak serta merupakan suatu penyelidikan atas seluruh tekanan, gaya, situasi serta timbal baliknya pada lahan dimana proyek akan didirikan. Peran utama dari analisa tapak dalam perancangan adalah memberi informasi mengenai tapak sebelum memulai konsep-konsep perancangan sehingga pemikiran dini tentang bangunan dapat menggabungkan tanggapan-tanggapan yang berarti terhadap kondisi-kondisi luar.

Persoalan tapak antara lain lokasi, ukuran, bentuk, kontur, utilitas, tata wilayah, garis sempadan, lalu lintas, pemandangan ke dan dari tapak dan lain


(26)

53

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebagainya. Sebagai perencana perlu mengetahui persoalan tersebut agar dapat merancang sebuah bangunan yang berhasil tidak hanya memenuhi pertanggungan jawab internal tapi juga eksternal, serta mengantisipasi persoalan dan potensi sekarang maupun masa yang akan datang (White 1985: 6).

Secara diagramatis tahapan perencanaan dan perancangan tapak (Gold : 1980) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tentukan Sasaran

Sasaran-sasaran yang ingin dicapai baik oleh klien maupun pemakai produk perancangan. Arsitek bersama klien bertanggung jawab mengidentifikasikan sasaran-sasaran.

2. Inventarisasi

Merupakan pengumpulan atau menginventarisasi informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan dan perancangan tapak.

3. Analisa Tapak

Meliputi kegiatann analisa dengan mempertimbangkan aspek-aspek pembentuk tapak.

4. Konsep Perancangan

Merupakan perumusan konsep untuk memenuhi sasaran-sasaran awal dan program.

5. Perancangan Tapak

Keterkaitan antara ruang luar dan ruang dalam agar memenuhi persaratan program.


(27)

54

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tahap perencanaan dan perancangan tapak dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:


(28)

105 Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kota Sambas yang dialiri oleh Sungai Sambas memiliki potensi wisata yang cukup baik untuk dimanfaatkan dan direncanakan sebagai kawasan wisata, antara lain:

1. Sungai Sambas cukup baik untuk dijadikan tempat kawasan wisata karena sungai itu sendiri mempunyai kondisi perairan yang baik/stok air selalu ada, arus air yang tenang, lebar sungai cukup besar, panjang sungai, masih dijumpai berbagai jenis biota air dan mengalir di tengah kota yang sangat memungkinkan pengunjung untuk berwisata air. Tanah di kota merupakan tanah aluvial, tanah ini mempunyai baik untuk dilakukan pembangunan karena memilki kondisi yang stabil. Mempunyai topografi yang unik. Hampir seluruh kota Sambas dialiri oleh sungai sambas, hal ini berpotensi sekali untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata tirta. Memiliki iklim yang tropis dan cenderung panas, temperatur udara yang pas untuk pengembangan atraksi wisata air. Vegetasai kota Sambas yang baik karena masih memiliki hutan mangrove di sepanjang aliran sungai yang dapat memberikan nuansa landscape yang


(29)

106

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

indah alami dan juga masih terdapat fauna-fauna liar di vegetasi tersebut. Daerah yang dialiri Sungai Sambas memiliki objek/atraksi yang menarik, seperti terdapat bangunan bersejarah di pinggir sungai, pasar terapung yang masih dipertahankan masyarakat kota Sambas sampai sekarang, perayaan adat yang masih dilaksanakan di sungai oleh masyarakat sekitar, hal ini merupakan faktor penunjang dalam perencanaan kota Sambas sebagai kawasan wisata.

2. Dukungan dari masyarakat sekitar sungai Sambas sangat baik dan masyarakat di sekitar sungai Sambas memiliki kreatifitas dan budaya yang cukup variatif. Dengan adanya pembangunan kawasan wisata di kota Sambas masyarakat berharapdapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat.

Perencanaan kawasan wisata tirta ini akan memberikan dampak positif bagi citra Kota Sambas sebagai destinasi wisata di Indonesia. Identitas Kota Sambas akan menjadi lebih lengkap, karena memiliki kawasan komersial baru yang mengintegrasikan kegiatan wisata seni budaya sejarah, belanja, olahraga dan alam yang terdapat di Kota Sambas khususnya di sempadan Sungai Sambas. Selain itu perencanaan kawasan tirta ini berpotensi untuk memberdayakan penduduk setempat sehingga bisa merasakan peningkatan kesejahteraan. Selain itu perencanaan kawasan tirta ini bertujuan untuk merevitalisasi dan preservasi kawasan bangunan bersejarah dari peninggalan


(30)

107

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kerajaan terdahulu, pengembangan wisata dan transportasi air, kawasan hiburan, wisata, dan ekonomi. Serta menata kembali pemukiman yang ada dan menjaga kelestarian sungai Sambas. Jadi, dalam penataan perencanaan kawasan tirta di Kota Sambas juga harus memperhatikan kawasan-kawasan disekitarnya dengan melakukan penataan sesuai peruntukan lahan. Untuk bisa menuju ke arah tercapainya perencanaan kawasan wisata tirta, tampaknya dibutuhkan waktu yang cukup lama mengingat pemerintah harus melakukan banyak penataan diberbagai aspek.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, tentang perencanaan sungai sambas sebagai daya tarik wisata dengan konsep waterfront city, penulis melihat adanya hal hal yang harus diperhatikan sebagai saran dalam penulisan ini, antara lain sebagai berikut :

1. Untuk menciptakan daerah wisata yang ideal, diyakini perlu adanya konsep wisata berbasis lingkungan. Dalam hal perencanaan konsep wisata tirta, dimana sungai menjadi objek utama wisata, diharapkan kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan sungai, serta memperhatikan ekosisitem sekitar sungai baik keberadaan flora dan fauna serta ruang terbuka hijau yang menjadi pendukung hal tersebut.

2. Perencanaan kawasan wisata tirta di Kota Sambas memiliki multiplier effect yang sangat tinggi, sehingga akan mampu meransang tumbuh kembangnya industri industri sekitarnya. Pelestarian adat dan budaya


(31)

108

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lokal yang memberikan nilai tambah daerah serta produk produk unggulan daerah seperti hasil kerajinan tangan daerah, khazanah kesultanan dan lain sebagainya harus benar benar diperhatikan, hal ini akan menjadi salah satu pemicu untuk memotivasi para wisatwan untuk berkunjung ke daerah wisata.

3. Kegiatan perencanaan Kota Sambas sebagai kawasan wisata tirta sebaiknnya diawali dengan normalisasi kawasan. Potensi yang sudah ada dan mendukung terciptanya kawasn wisata sudah seharusnya dijaga dan dipertahankan. Keberadaan bangunan bersejarah sudah seharusnya dijaga dan dilindungi dengan peraturan pemerintah sehingga tidak adanya lagi perubahan lahan dan fungsi bangunan.

4. Melakukan perawatan fasilitas secara berkala, menjaga kebersihan dan melindungi daya tarik wisata dari kerusakan oleh pengunjung maupun masyarakat sekitar.

5. Secara perlahan memperbaiki fasilitas yang telah ada dan memperbarui fasilitas sehingga berfungsi dengan baik dan dapat meingkatkan jumlaha wisatawan.

6. Lebih memperhatikan peraturan tentang kawasan wisata yang sesuai sehingga dalam perencanaan dan pengembangan tetap menjaga keseimbangan alam

7. Agar pariwisata di Kota Sambas lebih berkembang sebaiknya dilakukan promosi untuk daya tarikdan event-event baik itu promosi ke media cetak dan media elektronik/internet


(32)

109

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabpaten Sambas.(2012). Rencana Penataan dan Pengelolaan Sungai Sambas. Sambas

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sambas. (2012). Sambas

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas. (2010). Kecamatan Sambas dalam Angka 2011. Katalog BPS 2011

Budisetyorini, Beta. (2003). Perencanaan Pengembangan ODTW. Bandung : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata

Charles Kaiser Jr and Larry E. Herbert. (1997). Tourism Planning and Development. Massachusetts: CBI Publishing Company Inc. Boston

Damardjati, R, S. (2000). Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sambas.(2012). Sambas

Fandeli, Chafid. (2002) Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Gelgel I Putu. (2006). Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa. Bandung : PT. Refika Aditama

Gold, Seymour M. (1980). Recreation Planning and Design. United States of America: McGraw-Hill, Inc

Marpaung, Happy. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta

Miftah. (2012). Revitalisasi Sempadan Sungai Cikapundung Sebagai Kawasan Wisata dengan Konsep Waterfront City di Kota Bandung. Skripsi Sarjana


(33)

110

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada Program studi Manajemen Resort & Leisure UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pendit, Nyoman S. (2006) Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Pramita

Rahmafitria, F.(2010) ODTW Alam Bahan Perkuliahan. Bandung. Management Resort & Leisure

Sastrayuda, G. 2008. Konsep Resort and Leisure Bandung: Jurnal Manajemen Resort dan Leisure

Sastrayuda, G. 2010. Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Resort and Leisure. Bandung: MRL, UPI

Sugiyono, Dr. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sujarwo. (2010). Pengembangan sungai Cimanuk sebagai salah satu objek dan daya tarik wisata di kabupaten Indramayu. Skripsi Sarjana pada Program studi Manajemen Resort & Leisure UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Suwartono, Gamal. (1997). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Undang-undang No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Warpani, Suwardjoko P. dan Warpani,Indira P. (2007) Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung: Institut Tekhnologi Bandung

White, Edward T. (1985). Analisis Tapak. Bandung: Intermetra

Yoeti, A Oka. (2005). Prencanaan Strategis Pemasaran “Daerah Tujuan


(34)

111

Martha Pratiwi, 2013

Perencanaan Kota Sambas Sebagai Kawasan Wisata Tirta Di Kabupaten Sambas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ONLINE

Anonim (2010). Modul Perancangan Tapak. https:// pksm.mercubuana.ac.id (diakses 22 November 2012)

Herdiana, Lisa. (2012, 4 April). http://lisaherdiana.blogspot.com/2012/04/daya-tarik-dan-kawasan-wisata.html (diakses 12 Juni 2012)

http://sambaskab.bps.go.id (diakses 28 November 2012)

http://www.sambas.go.id (diakses 24 November 2012)

Karim, Malik Abdul (2011, 20 November)

http://malikabdulkarim.blogspot.com/2011/11/daerah-aliran-sungai.html (diakses 12 Juli 2012)


(1)

106

indah alami dan juga masih terdapat fauna-fauna liar di vegetasi tersebut. Daerah yang dialiri Sungai Sambas memiliki objek/atraksi yang menarik, seperti terdapat bangunan bersejarah di pinggir sungai, pasar terapung yang masih dipertahankan masyarakat kota Sambas sampai sekarang, perayaan adat yang masih dilaksanakan di sungai oleh masyarakat sekitar, hal ini merupakan faktor penunjang dalam perencanaan kota Sambas sebagai kawasan wisata.

2. Dukungan dari masyarakat sekitar sungai Sambas sangat baik dan masyarakat di sekitar sungai Sambas memiliki kreatifitas dan budaya yang cukup variatif. Dengan adanya pembangunan kawasan wisata di kota Sambas masyarakat berharapdapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat.

Perencanaan kawasan wisata tirta ini akan memberikan dampak positif bagi citra Kota Sambas sebagai destinasi wisata di Indonesia. Identitas Kota Sambas akan menjadi lebih lengkap, karena memiliki kawasan komersial baru yang mengintegrasikan kegiatan wisata seni budaya sejarah, belanja, olahraga dan alam yang terdapat di Kota Sambas khususnya di sempadan Sungai Sambas. Selain itu perencanaan kawasan tirta ini berpotensi untuk memberdayakan penduduk setempat sehingga bisa merasakan peningkatan kesejahteraan. Selain itu perencanaan kawasan tirta ini bertujuan untuk merevitalisasi dan preservasi kawasan bangunan bersejarah dari peninggalan


(2)

107

kerajaan terdahulu, pengembangan wisata dan transportasi air, kawasan hiburan, wisata, dan ekonomi. Serta menata kembali pemukiman yang ada dan menjaga kelestarian sungai Sambas. Jadi, dalam penataan perencanaan kawasan tirta di Kota Sambas juga harus memperhatikan kawasan-kawasan disekitarnya dengan melakukan penataan sesuai peruntukan lahan. Untuk bisa menuju ke arah tercapainya perencanaan kawasan wisata tirta, tampaknya dibutuhkan waktu yang cukup lama mengingat pemerintah harus melakukan banyak penataan diberbagai aspek.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, tentang perencanaan sungai sambas sebagai daya tarik wisata dengan konsep waterfront city, penulis melihat adanya hal hal yang harus diperhatikan sebagai saran dalam penulisan ini, antara lain sebagai berikut :

1. Untuk menciptakan daerah wisata yang ideal, diyakini perlu adanya konsep wisata berbasis lingkungan. Dalam hal perencanaan konsep wisata tirta, dimana sungai menjadi objek utama wisata, diharapkan kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan sungai, serta memperhatikan ekosisitem sekitar sungai baik keberadaan flora dan fauna serta ruang terbuka hijau yang menjadi pendukung hal tersebut.

2. Perencanaan kawasan wisata tirta di Kota Sambas memiliki multiplier effect yang sangat tinggi, sehingga akan mampu meransang tumbuh kembangnya industri industri sekitarnya. Pelestarian adat dan budaya


(3)

108

lokal yang memberikan nilai tambah daerah serta produk produk unggulan daerah seperti hasil kerajinan tangan daerah, khazanah kesultanan dan lain sebagainya harus benar benar diperhatikan, hal ini akan menjadi salah satu pemicu untuk memotivasi para wisatwan untuk berkunjung ke daerah wisata.

3. Kegiatan perencanaan Kota Sambas sebagai kawasan wisata tirta sebaiknnya diawali dengan normalisasi kawasan. Potensi yang sudah ada dan mendukung terciptanya kawasn wisata sudah seharusnya dijaga dan dipertahankan. Keberadaan bangunan bersejarah sudah seharusnya dijaga dan dilindungi dengan peraturan pemerintah sehingga tidak adanya lagi perubahan lahan dan fungsi bangunan.

4. Melakukan perawatan fasilitas secara berkala, menjaga kebersihan dan melindungi daya tarik wisata dari kerusakan oleh pengunjung maupun masyarakat sekitar.

5. Secara perlahan memperbaiki fasilitas yang telah ada dan memperbarui fasilitas sehingga berfungsi dengan baik dan dapat meingkatkan jumlaha wisatawan.

6. Lebih memperhatikan peraturan tentang kawasan wisata yang sesuai sehingga dalam perencanaan dan pengembangan tetap menjaga keseimbangan alam

7. Agar pariwisata di Kota Sambas lebih berkembang sebaiknya dilakukan promosi untuk daya tarikdan event-event baik itu promosi ke media cetak dan media elektronik/internet


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabpaten Sambas.(2012). Rencana Penataan dan Pengelolaan Sungai Sambas. Sambas

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sambas. (2012). Sambas

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas. (2010). Kecamatan Sambas dalam Angka 2011. Katalog BPS 2011

Budisetyorini, Beta. (2003). Perencanaan Pengembangan ODTW. Bandung : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata

Charles Kaiser Jr and Larry E. Herbert. (1997). Tourism Planning and Development. Massachusetts: CBI Publishing Company Inc. Boston

Damardjati, R, S. (2000). Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sambas.(2012). Sambas

Fandeli, Chafid. (2002) Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Gelgel I Putu. (2006). Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa. Bandung : PT. Refika Aditama

Gold, Seymour M. (1980). Recreation Planning and Design. United States of America: McGraw-Hill, Inc

Marpaung, Happy. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta

Miftah. (2012). Revitalisasi Sempadan Sungai Cikapundung Sebagai Kawasan Wisata dengan Konsep Waterfront City di Kota Bandung. Skripsi Sarjana


(5)

110

pada Program studi Manajemen Resort & Leisure UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pendit, Nyoman S. (2006) Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Pramita

Rahmafitria, F.(2010) ODTW Alam Bahan Perkuliahan. Bandung. Management Resort & Leisure

Sastrayuda, G. 2008. Konsep Resort and Leisure Bandung: Jurnal Manajemen Resort dan Leisure

Sastrayuda, G. 2010. Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Resort and Leisure. Bandung: MRL, UPI

Sugiyono, Dr. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sujarwo. (2010). Pengembangan sungai Cimanuk sebagai salah satu objek dan daya tarik wisata di kabupaten Indramayu. Skripsi Sarjana pada Program studi Manajemen Resort & Leisure UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Suwartono, Gamal. (1997). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Undang-undang No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Warpani, Suwardjoko P. dan Warpani,Indira P. (2007) Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung: Institut Tekhnologi Bandung

White, Edward T. (1985). Analisis Tapak. Bandung: Intermetra

Yoeti, A Oka. (2005). Prencanaan Strategis Pemasaran “Daerah Tujuan Wisata”. Jakarta : PT Pradnya Paramita.


(6)

111

ONLINE

Anonim (2010). Modul Perancangan Tapak. https:// pksm.mercubuana.ac.id (diakses 22 November 2012)

Herdiana, Lisa. (2012, 4 April). http://lisaherdiana.blogspot.com/2012/04/daya-tarik-dan-kawasan-wisata.html (diakses 12 Juni 2012)

http://sambaskab.bps.go.id (diakses 28 November 2012)

http://www.sambas.go.id (diakses 24 November 2012) Karim, Malik Abdul (2011, 20 November)

http://malikabdulkarim.blogspot.com/2011/11/daerah-aliran-sungai.html