PENERAPAN MEDIA BELAJAR TRAINER PLC OMRON PORTABEL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PEMROGRAMAN PLC.
PENERAPAN MEDIA BELAJAR TRAINER PLC OMRON PORTABEL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG
PEMROGRAMAN PLC
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
Oleh :
IQBAL NURASYIED PRAYOGO NIM. 0809168
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
ABSTRAK
Penerapan Media Belajar Trainer PLC OMRON Portabel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemrograman PLC
Penelitian mengenai penerapan media pembelajaran trainer PLC OMRON portabel yang diterapkan pada pembelajaran pemrograman PLC dilakukan di SMK Negeri 2 Cimahi program keahlian Mekatronika. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak efektifnya penggunaan trainer PLC yang ada untuk pembelajaran pemrograman PLC sehingga minat siswa berkurang dalam mempelajari pengoprasian PLC. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pemrograman PLC dengan menggunakan media pembelajaran trainer PLC OMRON portabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode pre-experimental dan desain penelitian one group pretest-posttest. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar (kognitif) dan lembar observasi (psikomotor dan afektif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan trainer PLC OMRON portabel meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, psikomotor dan afektif, hal ini dibuktikan dengan hasil tes akhir siswa pada ranah kognitif menunjukkan lebih dari 75% dari keseluruhan siswa mencapai nilai KKM (75). Pada ranah psikomotorik dan afektif keseluruhan siswa mencapai kriteria minimal baik.
Kata Kunci: KKM, Hasil Belajar, Media Pembelajaran, Trainer PLC OMRON
(3)
Abstract
The research of implementation educational media OMRON’s portable PLC trainer which applied in programming PLC lesson’s in SMK Negeri 2 Cimahi, Mechatronic major. This research based
of PLC’s trainer former wasnt effective for used in PLC programming lesson with the result that
student interest in this lesson is decreased and impact to the result of student exam. The purpose of
this research is for increasing student’s exam result in PLC programming lesson with using OMRON’s portable PLC trainer. The method in this resarch is pre-experimental with one grup pretest-posttest research design. The instrument for collecting research data is student exam result (cognitive) and observation sheet (psycomotor and afective). Result of this research showed that
using OMRON’s portable PLC trainer increased student’s exam result in cognitif, psycomotor and
afective domain, this reason proved by students’s exam result in cognitif domain which more than 75% of all student reach KKM result category. And in psycomotor and afective domain all of student reach minimum good category.
(4)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Belajar dan Pembelajaran ... 7
2.2 Tinjauan Hasil Belajar ... 10
2.2.1 Pengertian Hasil Belajar ... 10
2.2.2 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 11
2.2.3 Hasil Belajar Ranah Psikomotor ... 14
2.2.4 Hasil Belajar Ranah Afektif ... 15
2.2.5 Pengukuran KKM ... 17
2.3 Media Pembelajaran ... 18
2.3.1 Definisi Media Pembelajaran ... 18
2.3.2 Klasifikasi Media Pembelajaran ... 20
(5)
2.4 Media Pembelajaran trainer PLC ... 25
2.4.1 Pengertian Media Trainer ... 25
2.4.2 Kelebihan Penggunaan Media Trainer ... 26
2.4.3 Kelemahan Penggunaan Media Trainer ... 27
2.4.4 Pembelajaran Menggunakan Media Trainer ... 27
2.4.5 PLC ... 28
2.5 Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 32
3.2 Populasi dan Sampel ... 33
3.3 Definisi Operasional ... 34
3.4 Variabel Penelitian ... 36
3.5 Paradigma Penelitian ... 37
3.6 Instrumen Penelitian ... 38
3.6.1 Instrumen Tes ... 38
1. Validitas ... 38
2. Reliabilitas ... 39
3. Tingkat Kesukaran ... 41
4. Daya Pembeda ... 41
3.6.2 Instrumen Observasi ... 43
1. Pengukuran Ranah Psikomotor ... 43
2. Pengukuran Ranah Afektif ... 44
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.8 Teknik Analisis Data ... 48
3.8.1 Analisis Data Pretest, Posttest ... 48
3.8.2 Tes Binomial ... 49
3.8.3 Analisis Hipotesis ... 50
3.9 Prosedur dan Alur Penelitian ... 52
3.9.1 Tahap Persiapan ... 52
3.9.2 Tahap Pelaksanaan ... 53
(6)
3.10 Waktu Penelitian ... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian ... 56
4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 58
4.2.1 Hasil Uji Validitas ... 58
4.2.2 Hasil Uji Realibilitas ... 59
4.2.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 59
4.2.4 Hasil Uji Daya Pembeda ... 60
4.3 Desain Media Pembelajaran ... 61
4.4 Analisis Dan Pembehasan Data Penelitian ... 61
4.4.1 Hasil Analisis Hipotesis ... 61
4.4.2 Hasil Temuan Pada Penelitian ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Rekomendasi ... 69
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kriteria Pengukuran Ranah Psikomotor ... 15
Tabel 2.2 Kriteria Pengukuran Ranah Afektif... 17
Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 33
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal ... 40
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 41
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 42
Tabel 3.5 Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotor ... 43
Tabel 3.6 Instrumen Pengukuran Aspek Psikomotor ... 44
Tabel 3.7 Kriteria Pengukuran Aspek Afektif ... 45
Tabel 3.8 Instrumen Pengukuran Aspek Afektif ... 45
Tabel 3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 47
Tabel 3.10 Waktu Penelitian ... 54
Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 57
Tabel 4.2 Validitas Butir Soal ... 58
Tabel 4.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 59
(8)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 19 Gambar 2.2 Trainer PLC OMRON CP1L ... 29 Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 37 Gambar 4.1 Kurva Hasil Uji Pihak Kiri Hasil Belajar Ranah Kognitif .. 63 Gambar 4.2 Kurva Hasil Uji Pihak Kiri Hasil Belajar Ranah Psikomotor 65 Gambar 4.3 Kurva Hasil Uji Pihak Kiri Hasil Belajar Ranah Afektif .... 66
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A
Lampiran A-1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ... 72
Lampiran A-2 Instrumen Uji Coba ... 74
Lampiran A-3 Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba ... 78
Lampiran A-4 Hasil Uji Validitas ... 79
Lampiran A-5 Hasil Uji Reliabilitas ... 81
Lampiran A-6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 82
Lampiran A-7 Hasil Uji Daya Pembeda ... 83
LAMPIRAN B Lampiran B-1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 84
Lampiran B-2 Instrumen Pretest Posttest 1 ... 86
Lampiran B-3 Instrumen Pretest Posttest 2 ... 88
Lampiran B-4 Instrumen Pretest Posttest 3 ... 90
Lampiran B-5 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian ... 91
Lampiran B-6 RPP Pertemuan 1 ... 92
Lampiran B-7 RPP Pertemuan 2 ... 95
Lampiran B-8 RPP Pertemuan 3 ... 98
Lampiran B-9 Job Sheet 1 ... 100
Lampiran B-10 Job Sheet 2 ... 102
Lampiran B-11 Job Sheet 3 ... 104
Lampiran B-12 Job Sheet 4 ... 106
Lampiran B-13 Observasi Tes Kerja Ranah Psikomotor ... 108
Lampiran B-14 Observasi Tes Kerja Afektif ... 110
(10)
Lampiran C-1 Hasil Belajar Keseluruhan ... 112
Lampiran C-2 Hasil Pengukuran Ranah Kognitif ... 114
Lampiran C-3 Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor... 117
Lampiran C-4 Hasil Pengukuran Ranah Afektif ... 120
LAMPIRAN D Lampiran D-1 SKKD Teknik Mekatronika ... 123
Lampiran D-2 Silabus Teknik Mekatronika PLC ... 129
Lampiran D-3 Materi Pemrograman PLC OMRON ... 134
Lampiran D-4 Foto Dokumentasi Penelitian ... 149
LAMPIRAN E Lampiran E-1 Tabel Z ... 150
Lampiran E-2 Lembar Bimbingan Skripsi ... 151
Lampiran E-3 Administrasi Penelitian ... 160
(11)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman seperti yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2010: 164). Pengalaman yang dimaksud yaitu pengalaman langsung ataupun tidak langsung. Pada saat ini siswa dituntut aktif dalam membangun pengetahuan mereka. Dalam hal ini pada kegiatan belajar guru berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai sumber belajar. Dengan metode seperti ini siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman belajar dengan lebih baik.
Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Oleh karena itu harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Arsyad, 2007: 15).
Oleh karena itu diperlukan adanya suatu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas sebagai media untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa. Media pembelajaran trainer PLC ini menjadi sarana penting untuk meningkatkan hasil
(12)
belajar siswa pada mata pelajaran pengoprasian PLC, karena media ini merupakan suatu bentuk pengalaman belajar langsung yang harus dialami oleh siswa.
Pada Standar Kompetensi Mengoperasikan PLC yang diajarkan kepada siswa SMK Negeri 2 Kota Cimahi Program Keahlian Teknik Mekatronika, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran yaitu berupa trainer PLC HOLLIAS.
Kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran mengoperasikan PLC adalah PLC pada trainer yang dipakai adalah PLC yang dipakai adalah produk lama. Selain itu bentuk trainer PLC tidak memungkinkan untuk digunakan pada proses pembelajaran di dalam kelas, karena trainer menggunakan peralatan tambahan seperti pneumatic, dan motor sebagai actuator dari trainer PLC ini. Sedangkan pada penggunaannya trainer PLC HOLLIAS relatif lebih rumit dalam perancangan ladder diagram dan komunikasi trainer PLC HOLLIAS tidak memakai komunikasi via USB untuk komunikasi dengan CPU, sehingga setiap dihubungkan dengan trainer PLC HOLLIAS CPU harus menseting ulang port COM agar CPU dapat berkomunikasi dengan PLC.
Beberapa temuan kendala yang dialami oleh siswa saat mengikuti pembelajaran pengoprasian PLC terutama pada penggunaan media belajar trainer PLC mempengaruhi minat siswa mengikuti pembelajaran dan keberlangsungan proses belajar siswa. Siswa menjadi kurang memahami dan menguasai materi pada mata pelajaran pengoprasian PLC, hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Maka diperlukan sebuah trainer PLC yang dapat meningkatkan minat siswa untuk mempelajari pengoprasian PLC agar siswa lebih
(13)
3
mengerti dan memahami pelajaran pengoprasian PLC, sehingga hasil belajar siswa dapat lebih maksimal dan siswa dapat lulus mengikuti tes akhir mata pelajaran pengoprasian PLC.
Trainer PLC yang akan diujicobakan di desain portabel dan compact agar memudahkan proses pengajaran yang dilakukan oleh guru dan tidak perlu menggunakan hardware tambahan untuk demonstrasi pemrograman PLC. Bagian-bagian yang ada dalam trainer PLC ini seperti: koper sebagai case trainer ini, PLC OMRON CP1L 20 I/O sebagai CPU dari trainer ini, lampu 24v sebagai aktuator, dan manual switch sebagai modul input, serta trainer ini menggunakan port komunikasi via USB yang memudahkan trainer untuk berkomunikasi dengan komputer. Trainer ini mempunyai kelebihan daripada trainer yang ada yaitu murah, praktis, compact dan efisien sebagai media belajar yang baik untuk mempelajari pemrograman PLC. Hal ini dimaksudkan oleh penulis untuk menarik minat siswa mempelajari pemrograman PLC dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang dasar pemrograman PLC agar siswa mengerti benar dasar pengoprasian PLC tanpa mengurangi materi pembelajaran dengan menggunakan trainer PLC yang sudah ada dan dipakai di sekolah.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Media Belajar Trainer PLC OMRON Portabel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemrograman PLC”.
(14)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan media pembelajaran trainer PLC OMRON portabel dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran pemrograman PLC?
2. Apakah penerapan media pembelajaran trainer PLC OMRON portabel dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar ranah psikomotor pada pembelajaran pemrograman PLC?
3. Apakah penerapan media pembelajaran trainer PLC OMRON portabel dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar ranah afektif pada pembelajaran pemrograman PLC?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar penelitian ini lebih terfokus dan tidak menimbulkan perbedaan penafsiran mengenai judul penelitian, maka penulis membatasi objek-objek penelitian ini sebagai berikut :
1. Penelitian hanya dilakukan terhadap siswa kelas XII jurusan Mekatronika di SMK Negeri 2 Kota Cimahi.
2. Penelitian hanya dilakukan terhadap materi pembelajaran Pengetahuan Umum PLC, perancangan Ladder Diagram yang merupakan sebagian materi pada standar kompetensi mengoperasikan PLC.
(15)
5
3. Aspek yang diteliti hanya pada pengukuran ranah kognitif, ranah psikomotorik dan ranah afektif.
4. Penggunaan trainer PLC Portabel menggunakan software CX- Programmer untuk pembuatan ladder diagram dan monitor proses.
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar ranah kognitif siswa pada pembelajaran pemrograman PLC dengan menggunakan media pembelajaran trainer PLC OMRON portabel.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar ranah psikomotorik siswa pada pembelajaran pemrograman PLC dengan menggunakan media pembelajaran trainer PLC OMRON portabel. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar
ranah afektif siswa pada pembelajaran pemrograman PLC dengan menggunakan media pembelajaran trainer PLC OMRON portabel.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan diantaranya :
(16)
1. Bagi siswa, penggunaan media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami materi pada Standar Kompetensi Mengoperasikan PLC.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan guna penyempurnaan dan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif penggunaan media pembelajaran pada sekolah tersebut.
4. Bagi lembaga yang mempersiapkan guru, khususnya guru SMK, sebagai bahan masukan guna membekali para lulusannya dengan kemampuan mengajar dengan menggunakan media pembelajaran.
5. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk memperluas wacana dalam bidang pengembangan media pembelajaran.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi berperan sebagai pedoman penulisan agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab.
Pada Bab I pendahuluan mengemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan agar menjadi pedoman dalam melakukan penelitian.
(17)
7
Pada Bab II Landasan teori mengemukakan landasan teori yang meliputi teori-teori yang mendukung penelitian, beberapa penelitian terdahulu terkait dengan penelitian ini dan hipotesis penelitian.
Pada Bab III metode penelitian menjelaskan metode dan desain penelitian yang digunakan, definisi operasional, variabel penelitian, paradigma penelitian, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, prosedur dan alur penelitian serta waktu penelitian.
Pada Bab IV Hasil dan pembahasan berisi mengenai gambaran umum penelitian yang dilakukan, hasil coba instrumen penelitian, desain media pembelajaran, analisis dan pembahasan hasil penelitian.
Pada Bab V Kesimpulan dan rekomendasi mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dan rekomendasi dan saran setelah dilakukannya penelitian.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih jelas lagi Sugiyono (2011: 6) mengatakan bahwa:
Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif , dan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre-experimental. Desain penelitian ini disebut sederhana, karena subjekpenelitian yaitu kelompok tunggal atau kelompok jamak dan tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga sering disebut sebagai single group experiment.
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest, yang merupakan pengembangan dari one-shot case study. Pengembangannya yaitu dengan cara melakukan satu kali pengukuran sebelum adanya perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Alur dari penelitian ini adalah kelas yang digunakan kelas penelitian (kelas eksperimen) diberi pretestkemudian
dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu
penggunaantrainerPLCOMRON portabelsebagai media pembelajaran, setelah itu diberi posttest.
(19)
33
Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
(Sugiyono, 2011: 111) Keterangan :
O1 : Tes awal (pretest) dilakukan sebelum digunakannya trainerPLC OMRON portabelsebagai media pembelajaran.
X : Perlakuan (treatment) pembelajaran dengan menggunakan trainerPLC OMRON portabelsebagai media pembelajaran.
O2 : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya trainerPLC OMRON portabelsebagai media pembelajaran.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 117). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan Mekatronika di SMK Negeri 2 Kota Cimahi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011: 118). Adapun teknik penentuan sampel dalam
(20)
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 124).
Pertimbangan pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan kemampuan dan pengetahuan dasar siswa mengoprasikan PLC, jumlah sampel yang ditentukan untuk penelitian, serta rekomendasi dari pihak sekolah.
Melalui pertimbangan tersebut kemudian ditentukan sampel yang diambil yaitu hanya pada siswa kelas XII jurusan Mekatronika di SMK Negeri 2 Kota Cimahiyang berjumlah 30 orang.
3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional dari judulskripsi dimaksudkan untuk memperjelasistilah-istilah dan memberi batasan ruang lingkup penelitian sehingga tidak menimbulkan penafsiran lain. Adapun penegasan istilah yang perlu dijelaskanadalah sebagai berikut:
1. Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2005), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
(21)
35
2. Media Pembelajaran
Menurut (Arsyad, 2007: 3), kata „media‟ berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.Media dapat berupa software dan hardware.Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar menjadi lebih efektif.
3. Trainer
Menurut Hasan, S. (2006: 3), trainer merupakan suatu set peralatan di laboratorium yang digunakan sebagai media pendidikan yang merupakan gabungan antara model kerja dan mock-up. Trainer ditunjukkan untuk menunjang pembelajaran peserta didik dalam menerapkan pengetahuan/konsep yang diperolehnya pada benda nyata. Model mock-up adalah suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet
4. PLC
Berdasarkan pada standar yang dikeluarkan oleh National Electrical Manufacture Association (NEMA) ICS3-1978 Part ICS3-304, PLC
(22)
yang bekerja secara digital, memiliki memori yang dapat diprogram menyimpan perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi khusus seperti logic, sequening, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol berbagai jenis mesin atau proses melalui analog atau digital
input/output modules”. 5. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2010: 3), hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Dari pengertian tersebut hasil belajar terdiri dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dapat juga dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar juga merupakan penilaian yang dicapai untuk mengetahui sejauh mana materi yang sudah diterima oleh siswa baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 60). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
(23)
37
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan trainerPLC OMRON portabel sebagai media pembelajaran.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Mengoprasikan PLC.
3.5 Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2011: 66), paradigma penelitian diartikan sebagai: Pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Adapun gambaran paradigma penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
(24)
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian 3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari instrumen tes hasil belajar berupa soal-soal (pretest-posttest) dan instrumen lembar observasi. Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk pengambilan data hasil belajar ranah kognitif sedangkan instrumen lembar observasi digunakan untuk pengambilan data hasil belajar ranah psikomotor dan afektif.
3.6.1 Instrumen Tes
Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen tes. Uji coba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.Adapun tahapan yang dilakukan untuk uji coba instrumen adalahsebagai berikut:
1. Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes itudapat tepat mengukur apa yang hendak diukur(Arikunto, 2010: 59). Dengan kata lain, suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkannya dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan rumus korelasi point biserialkarena soal yang diberikan merupakan pilihan ganda:
(Sudjana, 2005: 390) Keterangan :
(25)
39
: Rata-rata variabel Y pada kategori pertama : Rata-rata variabel Y pada kategori kedua : Simpangan Baku Total
: Proposi pengamatan pada kategori pertama : Proporsi pengamatan pada kategori kedua
: Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z
2. Reliabilitas
Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas suatu tes adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 2010: 90).
Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 21 (K-R.20) sebagai berikut:
(
)
(Sugiyono, 2012: 359) Keterangan :
ri : reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi subjek yang menjawab benar
q : proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p)
Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q k : banyaknya item
st2 : varians total
(26)
(Sugiyono, 2012: 361) dimana :
(Sugiyono, 2012: 361) Keterangan :
xt2 : varians
∑Xt : jumlah skor seluruh siswa n : jumlah siswa
Selanjutnya harga ri dibandingkan dengan rtabel. Apabila ri> rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila ri< rtabel, instrumen dinyatakan tidak reliabel.
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20
Sangat Tinggi Tinggi
Cikup Rendah Sangat Rendah
(27)
41
3. Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar. Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto, 2010: 207).
Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:
(Arikunto, 2010: 208) Keterangan :
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Klasifikasi
0,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00
Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah
(Arikunto, 2010: 210)
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa kurang pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2010:211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
(28)
disebut dengan indeks diskriminasi. Untuk mengetahui daya pembeda soal perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.
b. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
c. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada tiap butir soal.
d. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
D : daya pembeda
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB :banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : banyaknya peserta tes kelompok atas
JB : banyaknya peserta tes kelompok bawah
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.4Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00 Negatif
Jelek Cukup
Baik Baik Sekali
Tidak Baik, Harus Dibuang (Arikunto, 2010: 218)
(29)
43
3.6.2 Instrumen Observasi
Instrumen observasi pada penelitian ini digunakan untuk pengambilan data sekunder penelitian yaitu hasil belajar ranah psikomotor dan afektif. Untuk instrumen observasi tidak dilakukan uji coba instrumen terlebih dahulu. Instrumen observasi yang digunakan adalah sebegai berikut:
1. Pengukuran Ranah Psikomotor
Menurut Arikunto (2010: 180), pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Aspek yang dinilai yaitu keterampilan dan ketelitian dalam merancang ladder diagram. Standar penilaian dalam pengukuran ranah psikomotor berdasarkan kurikulum dari mata pelajaran pengoprasian PLC di SMK Negeri 2 Cimahi. Berikut kriteria penilaian hasil belajar siswa ranah psikomotor pada mata pelajaran pengoprasian PLC dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5KriteriaPengukuranAspek Psikomotor
No. Aspek Kriteria Skor Kriteria
1. Keterampilan
Tidak bisa merancang ladder
diagram 30 – 65 Gagal
Terampil, tidak meminta bantuan teman, tidak terampil merancang ladder diagram
66 – 79 Baik Terampil, tidak meminta
bantuan teman, terampil merancang ladder diagram
80 – 100 Baik Sekali
2. Ketelitian
Ladder diagram tidak bekerja,
trainer tidak bekerja 30 – 65 Gagal
Rancangan ladder diagram bekerja, tapi trainer tidak bekerja sesuai dengan jobsheet
(30)
Rancangan ladder diagram dan trainer bekerja sesuai dengan jobsheet
80 – 100 Baik Sekali (SMKN 2 Cimahi,2012) Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajarranah psikomotor siswa dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6 InstrumenPengukuranAspek Psikomotor
No. Nama Siswa Aspek yang diukur Jumlah
Skor Nilai Keterampilan Ketelitian
Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:
(Arikunto, 2010: 183) Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
̅ 2. Pengukuran Ranah Afektif
Tujuan dari pengukuran ranah afektif menurut Arikunto (2010: 178) adalah: 1. Untuk mendapatkan umpan balik baik (feedback) bagi guru maupun siswa
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya. 2. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai
(31)
45
anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus atau tidaknya anak didik.
3. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
4. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik (Depdikbud, 1983: 2).
Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya. Aspek yang dinilai pada penelitian ini meliputi aspek kerjasama dan keterbukaan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Standar penilaian dalam pengukuran ranah afektif berdasarkan kurikulum dari mata pelajaran pengoprasian PLC di SMK Negeri 2 Cimahi. Berikut kriteria penilaian hasil belajar siswa ranah afektif pada mata pelajaran pengoprasian PLC dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7 Kriteria PengukuranAspek Afektif
No. Aspek Nilai Yang Diukur Skor Kriteria
1. Kerjasama
Tidak ikut berpartisipasi dalam
melakukan percobaan 30 –65 Gagal
Melakukan percobaan dengan
kerjasama tapi banyak bercanda 66 – 79 Baik Kerjasama dan serius dalam
melakukan percobaan 80 – 100 Baik Sekali
2. Keterbukaan
Diam saja jika ada yang bertanya 30 – 65 Gagal Terbuka tapi tidak baik dalam
mengkomunikasikan 66 – 79 Baik
Terbuka dan mengkomunikasikan
dengan baik 80 – 100 Baik Sekali
(SMKN 2 Cimahi, 2012)
Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini:
(32)
Tabel 3.8 InstrumenPengukuranAspek Afektif
No. Nama Siswa Aspek yang dukur Jumlah
Skor Nilai Kerjasama Keterbukaan
Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:
(Arikunto, 2010: 183) Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
̅
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain:
1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode pembelajaran
(33)
47
serta penggunaan media dalam pembelajaran pada Standar Kompetensi Mengoprasikan PLC.
2. Studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menela‟ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.
3. Tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010: 53).Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif. Tes dilaksanakan pada saat pretest dan posttest. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest atau tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah digunakannya trainerPLC OMRON portabelsebagai media pembelajaran pada Standar Kompetensi Mengoprasikan PLC.
4. Observasi, Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2011: 203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Melalui observasi peneliti dapat memperoleh pandangan-pandangan dalam aspek afektif dan psikomotor siswa selama dilakukannya proses
(34)
pembelajaran dengan menggunakan trainerPLC OMRON portabelsebagai media pembelajaran.
Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 3.9 dibawah ini:
Tabel 3.9 Teknik Pengumpulan Data
No Teknik Instrumen Jenis data Sumber
Data
1. Studi
Pendahuluan -
Keadaan pembelajaran, metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran Proses pembelajaran 2. Studi Literatur -
Teori-teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian Buku-buku referensi, skripsi, internet
3. Tes Soal pretest
dan posttest
Hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum dan sesudah digunakannya trainerPLC
OMRONportabelsebagai media pembelajaran
Siswa
4. Observasi
Lembar observasi pengukuran ranah afektif dan psikomotor
Hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotor pada saat digunakannya trainerPLC OMRON portabelsebagai media pembelajaran
Siswa
3.8 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data. Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna yang berarti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Data dalam penelitian ini
(35)
49
berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.
3.8.1 Analisis DataPretest, Posttest
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum pembelajaran (pretest) dan hasil belajar siswa ramah kognitif setelah diberikan perlakuandigunakannya trainerPLC OMRON portabelsebagai media pembelajaran (posttest). Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data pretest, posttestyaitu memberikan skor dan merubahnya kedalam bentuk nilai. Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar.Skor yang diperoleh tersebut kemudian dirubah menjadi nilai dengen ketentuan sebagai berikut:
Nilai siswa =
x 100
3.8.2 Tes Binomial (Uji Non Parametrik)
Uji binomial menguji hipotesis suatu proporsi yang terdiri atas dua kelompok kelas. Distribusi binomial adalah distribusi sampling dari proporsi-proporsi yang mungkin diamati dalam sampel-sampel random yang ditarik dari populasi yang terdiri dari dua kelas. Tes nya bertipe goodness-of-fit. Dari tes ini kita tahu apakah cukup alasan untuk percaya bahwa proporsi-proporsi yang kita amati dalam sampel kita berasal dari suatu populasi yang memiliki nilai tertentu.Dimana jika banyak keseluruhan kasus (N) lebih besar dari 25 dan
(36)
proporsi kasus (Q) mendekati ½ maka uji hipostesis menggunakan rumus dibawah ini.
√
(Sudjana, 2005:233) Keterangan :
Z : nilai Z hitung
: nilai yang dihipotesiskan
: jumlah anggota sampel yang mencapai kriteria : jumlah sampel
Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari daftar normal baku, makaH0 diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung
≤ makaH0 ditolak dan Ha diterima.
Tes binomial cocok dipakai pada tes statistik pengolahan data penelitian ini, karena data dalam penelitian ini ada dalam dua kategori diskrit, dan bertipe satu sampel.
3.8.3 Analisis Hipotesis
Analisis hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
(37)
51
1. H0 : Penggunaan trainer PLCportabel sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa tentang pemrograman PLC jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif mencapai kriteria KKM (75).
Ha : Penggunaan trainer PLCportabel sebagai media pembelajaran dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa tentang pemrograman PLC jika lebih dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif mencapai kriteria KKM (75).
H0: π < 75%
Ha: π ≥ 75%
2. Hipotesis ranah psikomotor
H0 : Penggunaan trainer PLCportabel sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa tentang pemrograman PLC jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah psikomotor yang berkenaan dengan keterampilan dan ketelitian siswa dalam merancang ladder diagram.
Ha : Penggunaan trainer PLCportabel sebagai media pembelajaran dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa tentang pemrograman PLC jika lebih dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah psikomotor yang berkenaan dengan keterampilan dan ketelitian siswa dalam merancang ladder diagram.
(38)
H0: π < 75%
Ha: π ≥ 75%
3. Hipotesis Ranah Afektif
H0 : Penggunaan trainer PLCportabel sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa tentang pemrograman PLC jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah afektif yang berkenaan dengan kerjasama dan keterbukaan siswa dalam kegiatan pembelajaran pengoprasian PLC.
Ha : Penggunaan trainer PLCportabel sebagai media pembelajaran dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa tentang pemrograman PLC jika lebih dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah afektif yang berkenaan dengan kerjasama dan keterbukaan siswa dalam kegiatan pembelajaran pengoprasian PLC.
H0: π < 75%
Ha: π ≥ 75%
3.9 Prosedur dan Alur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:
(39)
53
3.9.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan meliputi beberapa hal, diantaranya :
a. Observasi awaldilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap proses pembelajarandilihat dari keadaan pembelajaran, metode, serta penggunaan media pembelajaran pada Standar Kompetensi Mengoprasikan PLC yang ada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.
b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang menjadi landasan mengenai permasalahan yang akan diteliti.
c. Mempelajari kurikulum untuk menentukan materi pembelajaran dalam penelitian serta untuk mengetahui tujuan dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.
d. Menentukan sampel penelitian.
e. Membuat dan menyusun kisi-kisi instrumen tes, instrumen tes dan instrumen observasi.
f. Melakukan uji coba instrumen tes.
g. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan untuk memperoleh hasil belajar ranah kognitif siswa.
3.9.2 Tahap Pelaksanaan
Setelah kegiatan pada tahap persiapan dilakukan, selanjutnya dilakukan kegiatan tahap pelaksanaan yang meliputi:
(40)
a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum diberikan perlakuan.
b. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan cara menggunakan trainerPLC OMRON portabel sebagai media pembelajaran.
c. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi terhadap siswa pada saat digunakannyatrainerPLC OMRON portabel sebagai media pembelajaran dilihat dari aspek afektif dan psikomotor siswa. d. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif setelah digunakannya trainerPLC OMRON portabel sebagai media pembelajaran.
3.9.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Setelah kegiatan pada tahap pelaksanaan dilakukan, tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan analisis data. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.
b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
c. Mengolah data hasil pengukuran ranah afektif dan psikomotor siswa. d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengolahan data.
(41)
55
3.10 Waktu Penelitian
Adapun waktu kegiatan selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10 Waktu Penelitian
Tahap Penelitian
Waktu Penelitian September,
minggu ke-
Oktober, minggu ke-
November, minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Persiapan Pelaksanaan
Akhir
Penelitian berlangsung selama 11 minggu dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap akhir penelitian. Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan studi pendahuluan dan pengamatan selama empat minggu. Kemudian tahap pelaksanaan dilakukan selama lima minggu, dan tahap akhir dilakukan selama dua minggu.
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Penerapan Media Belajar Trainer PLC OMRON Portable Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemrograman PLC di SMK Negeri 2 Cimahi”, menunjukkan bahwa pada akhir pembelajaran lebih dari sama dengan 75% dari keseluruhan siswa mencapai kriteria KKM pada tes akhir ranah kognitif yang telah ditentukan. Pada ranah psikomotor yang berkenaan dengan keterampilan dan ketelitian siswa dalam merancang ladder diagram, keseluruhan siswa mencapai kriteria minimal baik dalam mengikuti pembelajaran pemrograman PLC. Pada ranah afektif yang berkenaan dengan kerjasama dan keterbukaan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pengoprasian PLC, keseluruhan siswa mencapai kriteria minimal baik dalam mengikuti pembelajaran pemrograman PLC.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dengan menggunakan trainer PLC OMRON portabel efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pemrograman PLC dilihat dari hasil belajar ranah kognitif, ranah psikomotor dan afektif . Hal ini dibuktikan dengan keputusan pengujian hipotesis yaitu hipotesis (Ha) diterima (H0) ditolak, keputusan hipotesis ini menunjukkan lebih dari 75% keseluruhan siswa mengalami peningkatan hasil belajar dilihat dari ranah kognitif, psikomotor dan afektif.
(43)
69
5.2 Rekomendasi
Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya, diantaranya :
1. Penyediaan PC/laptop yang digunakan untuk pembelajaran agar lebih diperbanyak. Karena idealnya satu orang siswa menggunakan satu PC/laptop pada saat pembelajaran berlangsung, begitu pula dengan jumlah trainer PLC perlu untuk diperbanyak sehingga proses pembelajaran akan lebih baik.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang PLC, siswa sebaiknya tidak bergantung pada penjelasan guru dalam mempelajari PLC, selain penjelasan dari guru siswa diharapkan mencari sumber-sumber referensi lain tentang pemrograman PLC yang mendukung.
3. Untuk meningkatkan keterampilan dan ketelitian dalam merancang ladder diagram, siswa dapat berlatih pemrograman PLC sendiri dirumah tanpa harus menggunakan trainer PLC. Karena software CX-Programmer yang dipakai pada penelitian ini dapat pula mensimulasikan hasil rancangan ladder diagram melalui program simulasi yang terdapat didalamnya. 4. Untuk penelitian selanjutnya, Trainer PLC OMRON Portable dapat lebih
ditingkatkan baik dalam desain trainer itu dan juga penggunaanya untuk mensimulasikan hasil rancangan program ladder diagram. Sehingga penggunaan trainer PLC ini lebih luas dan bervariatif yang mampu menarik perhatian siswa untuk belajar mengoprasikan PLC.
(44)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tahtawi, Adnan Rafi. (2012). Efektivitas Penggunaan Software Proteus Sebagai
Media Pembelajaran Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika di SMK Negeri 1 Kota Cimahi. Skripsi S1 Prodi Pendidikan Teknik Elektro UPI Bandung: tidak
diterbitkan
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djati Sandiko (2010) .tes binomial (uji non parametrik) [online]
Tersedia : http://sandikodjati.blogspot.com/2010/11/tes-binomial-uji-statistik-non.html [20 november 2012]
Kurikulum SMK Negeri 2 Kota Cimahi. (2012). Silabus Mata Pelajaran Mengoprasikan PLC. Cimahi: Tidak diterbitkan
Kurikulum SMK Negeri 2 Kota Cimahi. (2012). Modul Mengoprasikan PLC. Cimahi: Tidak diterbitkan
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Saondi, Ondi. (2012). Uji Nonparametrik Aplikasi pada Penelitian Pendidikan [online]
Tersedia : http://ondisaondi.files.wordpress.com/2011/11/uji-non-parametrik3.pdf [18 November 2012]
Setiawan, Iwan. (2006). Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik
(45)
71
Siegel, Sidney. (1992). Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Gramedia
Sudarna, Nindin. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Komponen Aktif di SMK Negeri 2 Cimahi. Skripsi S1 Prodi Pendidikan Teknik Elektro UPI
Bandung: tidak diterbitkan
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sunandar, Febi Arif. (2010). Media Pembelajaran Programmable Logic Controller (PLC) Dengan Menggunakan Macromedia Flash 8 Untuk SMK. Skripsi S1
Prodi Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI Bandung
Wahyudi, Arif. (2010). Modul Pembelajaran PLC, Trainer PLC OMRON CPM2A
40 I/O Dan Prototype Lampu Lalu Lintas 4 Jalur Sebagai Media Pembelajaran Kompetensi Keahlian Elektronika Industri Smk Negeri 5 Surakarta. Skripsi S1 Prodi Pendidikan Teknik Elektronika Universitas
(1)
Iqbal Nurasyied Prayogo,2013
Penerapan Media Belajar Trainer PLC Omron Portabel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemograman PLC
a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum diberikan perlakuan.
b. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan cara menggunakan
trainerPLC OMRON portabel sebagai media pembelajaran.
c. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi terhadap siswa pada saat digunakannyatrainerPLC OMRON portabel sebagai media pembelajaran dilihat dari aspek afektif dan psikomotor siswa. d. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif setelah digunakannya trainerPLC OMRON portabel sebagai media pembelajaran.
3.9.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Setelah kegiatan pada tahap pelaksanaan dilakukan, tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan analisis data. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.
b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
c. Mengolah data hasil pengukuran ranah afektif dan psikomotor siswa. d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengolahan data.
(2)
55
3.10 Waktu Penelitian
Adapun waktu kegiatan selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10 Waktu Penelitian
Tahap Penelitian
Waktu Penelitian September,
minggu ke-
Oktober, minggu ke-
November, minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Persiapan Pelaksanaan
Akhir
Penelitian berlangsung selama 11 minggu dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap akhir penelitian. Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan studi pendahuluan dan pengamatan selama empat minggu. Kemudian tahap pelaksanaan dilakukan selama lima minggu, dan tahap akhir dilakukan selama dua minggu.
(3)
Iqbal Nurasyied Prayogo,2013
Penerapan Media Belajar Trainer PLC Omron Portabel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemograman PLC
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Penerapan Media Belajar Trainer PLC OMRON Portable Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemrograman PLC di SMK Negeri 2 Cimahi”, menunjukkan bahwa pada akhir pembelajaran lebih dari sama dengan 75% dari keseluruhan siswa mencapai kriteria KKM pada tes akhir ranah kognitif yang telah ditentukan. Pada ranah psikomotor yang berkenaan dengan keterampilan dan ketelitian siswa dalam merancang ladder diagram, keseluruhan siswa mencapai kriteria minimal baik dalam mengikuti pembelajaran pemrograman PLC. Pada ranah afektif yang berkenaan dengan kerjasama dan keterbukaan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pengoprasian PLC, keseluruhan siswa mencapai kriteria minimal baik dalam mengikuti pembelajaran pemrograman PLC.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dengan menggunakan trainer PLC OMRON portabel efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pemrograman PLC dilihat dari hasil belajar ranah kognitif, ranah psikomotor dan afektif . Hal ini dibuktikan dengan keputusan pengujian hipotesis yaitu hipotesis (Ha) diterima (H0) ditolak, keputusan hipotesis ini menunjukkan lebih dari 75% keseluruhan siswa mengalami peningkatan hasil belajar dilihat dari ranah kognitif, psikomotor dan afektif.
(4)
69
5.2 Rekomendasi
Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi baik untuk pembelajaran maupun penelitian selanjutnya, diantaranya :
1. Penyediaan PC/laptop yang digunakan untuk pembelajaran agar lebih diperbanyak. Karena idealnya satu orang siswa menggunakan satu PC/laptop pada saat pembelajaran berlangsung, begitu pula dengan jumlah trainer PLC perlu untuk diperbanyak sehingga proses pembelajaran akan lebih baik.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang PLC, siswa sebaiknya tidak bergantung pada penjelasan guru dalam mempelajari PLC, selain penjelasan dari guru siswa diharapkan mencari sumber-sumber referensi lain tentang pemrograman PLC yang mendukung.
3. Untuk meningkatkan keterampilan dan ketelitian dalam merancang ladder diagram, siswa dapat berlatih pemrograman PLC sendiri dirumah tanpa harus menggunakan trainer PLC. Karena software CX-Programmer yang dipakai pada penelitian ini dapat pula mensimulasikan hasil rancangan ladder diagram melalui program simulasi yang terdapat didalamnya. 4. Untuk penelitian selanjutnya, Trainer PLC OMRON Portable dapat lebih
ditingkatkan baik dalam desain trainer itu dan juga penggunaanya untuk mensimulasikan hasil rancangan program ladder diagram. Sehingga penggunaan trainer PLC ini lebih luas dan bervariatif yang mampu menarik perhatian siswa untuk belajar mengoprasikan PLC.
(5)
Iqbal Nurasyied Prayogo,2013
Penerapan Media Belajar Trainer PLC Omron Portabel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemograman PLC
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tahtawi, Adnan Rafi. (2012). Efektivitas Penggunaan Software Proteus Sebagai
Media Pembelajaran Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika di SMK Negeri 1 Kota Cimahi. Skripsi S1 Prodi Pendidikan Teknik Elektro UPI Bandung: tidak
diterbitkan
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik
Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djati Sandiko (2010) .tes binomial (uji non parametrik) [online]
Tersedia : http://sandikodjati.blogspot.com/2010/11/tes-binomial-uji-statistik-non.html [20 november 2012]
Kurikulum SMK Negeri 2 Kota Cimahi. (2012). Silabus Mata Pelajaran
Mengoprasikan PLC. Cimahi: Tidak diterbitkan
Kurikulum SMK Negeri 2 Kota Cimahi. (2012). Modul Mengoprasikan PLC. Cimahi: Tidak diterbitkan
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Saondi, Ondi. (2012). Uji Nonparametrik Aplikasi pada Penelitian Pendidikan [online]
Tersedia : http://ondisaondi.files.wordpress.com/2011/11/uji-non-parametrik3.pdf [18 November 2012]
Setiawan, Iwan. (2006). Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik
(6)
71
Siegel, Sidney. (1992). Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Gramedia
Sudarna, Nindin. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Komponen Aktif di SMK Negeri 2 Cimahi. Skripsi S1 Prodi Pendidikan Teknik Elektro UPI
Bandung: tidak diterbitkan
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sunandar, Febi Arif. (2010). Media Pembelajaran Programmable Logic Controller (PLC) Dengan Menggunakan Macromedia Flash 8 Untuk SMK. Skripsi S1
Prodi Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI Bandung
Wahyudi, Arif. (2010). Modul Pembelajaran PLC, Trainer PLC OMRON CPM2A 40 I/O Dan Prototype Lampu Lalu Lintas 4 Jalur Sebagai Media Pembelajaran Kompetensi Keahlian Elektronika Industri Smk Negeri 5 Surakarta. Skripsi S1 Prodi Pendidikan Teknik Elektronika Universitas