Unduh BRS Ini

(1)

 NTP Sumatera Barat bulan Mei 2014 tercatat sebesar 101,37 atau naik sebesar 0,02 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 101,35 (April 2014). Indeks harga yang diterima petani (It) naik 0,36 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sedikit lebih rendah sebesar 0,34 persen.

 Pada bulan Mei 2014 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 100,10 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTPP), 96,64 untuk Subsektor Hortikultura (NTPH), 105,45 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR), 100,60 untuk Subsektor Peternakan (NTPT), dan 103,74 untuk Subsektor Perikanan (NTN). Untuk Subsektor Perikanan terbagi menjadi dua, yaitu Subsektor Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 101,04 dan 104,41.

 Secara regional, di Sumatera Barat pada bulan April 2014 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 0,37 persen yang disebabkan oleh semua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok Bahan Makanan (0,66%), kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau (0,08%), kelompok Perumahan (0,28%), kelompok Sandang (0,03%), kelompok Kesehatan (0,17%), kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,43%), dan kelompok Transportasi & Komunikasi (0,11%).

No. 33/6/13/Th. XVII, 2 Juni 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN

GABAH

A.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NTP SUMATERA BARAT MEI 2014 SEBESAR 101,37 ATAU NAIK 0,02%

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/ daya beli petani di pedesaan . NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/ daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di 1 1 kabupaten di Sumatera Barat pada bulan Mei 2 0 1 4 , NTP Sumatera Barat mengalami kenaikan sebesar 0 ,0 2 persen dibanding bulan April 2 0 1 4 , yaitu dari 1 0 1 ,3 5 menjadi 1 0 1 ,3 7 . Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0 ,3 6 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan yang terjadi pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian sebesar 0 ,3 4 persen.


(2)

2

Tabel 1

Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya April 2014 – Mei 2014

(2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase April 2014 Mei 2014 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a.Nilai Tukar Petani (NTPP) 101.02 100.10 -0.91 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 103.76 102.83 -0.89 c. Indeks Diterima Petani 111.39 110.79 -0.54

- Padi 112.01 111.15 -0.77

- Palawija 109.20 109.51 0.29

d. Indeks Dibayar Petani 110.26 110.67 0.37 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.27 111.69 0.37

- Indeks BPPBM 107.35 107.74 0.36

2. Hortikultura

a.Nilai Tukar Petani (NTPH) 96.30 96.64 0.35 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 100.42 101.00 0.58 c. Indeks Diterima Petani 105.92 106.56 0.61

- Sayur-sayuran 105.67 106.43 0.71

- Buah-buahan 106.24 106.73 0.46

-Tanaman Obat 109.91 108.81 -1.00

d. Indeks Dibayar Petani 109.99 110.26 0.25 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 110.97 111.30 0.30

- Indeks BPPBM 105.47 105.50 0.03

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a.Nilai Tukar Petani (NTPR) 105.24 105.45 0.20 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 111.55 111.99 0.39 c. Indeks Diterima Petani 116.69 117.35 0.57 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 116.69 117.35 0.57 d. Indeks Dibayar Petani 110.88 111.29 0.37 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 112.02 112.47 0.40

- Indeks BPPBM 104.61 104.79 0.18

4. Peternakan

a.Nilai Tukar Petani (NTPT) 99.71 100.60 0.90 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 103.54 104.47 0.90 c. Indeks Diterima Petani 106.47 107.80 1.25

- Ternak Besar 105.46 106.87 1.33

- Ternak Kecil 100.82 100.70 -0.12

- Unggas 112.16 113.29 1.01

- Hasil Ternak 107.61 109.23 1.50

d. Indeks Dibayar Petani 106.78 107.16 0.35 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.11 111.50 0.35

- Indeks BPPBM 102.82 103.19 0.35

5. Perikanan

a.Nilai Tukar Petani (NTN) 103.95 103.74 -0.20 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 109.95 109.92 -0.03 c. Indeks Diterima Petani 111.68 111.79 0.10

- Tangkap 112.34 111.07 -1.13

- Budidaya 111.52 111.96 0.40

d. Indeks Dibayar Petani 107.44 107.76 0.30 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.59 112.05 0.41


(3)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase April 2014 Mei 2014 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

5.a. Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Petani 102.49 101.04 -1.41 b. Nilai Tukar Usaha Pertanian 104.76 103.47 -1.23 c. Indeks Diterima Petani 112.34 111.07 -1.13

- Penangkapan Perairan Umum 109.18 109.86 0.62

- Penangkapan Laut 112.43 111.10 -1.18

d. Indeks Dibayar Petani 109.61 109.92 0.28 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.38 111.84 0.42

- Indeks BPPBM 107.23 107.34 0.10

5.b. Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Petani 104.31 104.41 0.10 b. Nilai Tukar Usaha Pertanian 111.29 111.58 0.27 c. Indeks Diterima Petani 111.52 111.96 0.40

- Budidaya Air Tawar 111.52 111.96 0.40

d. Indeks Dibayar Petani 106.91 107.24 0.30 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.64 112.10 0.41

- Indeks BPPBM 100.21 100.34 0.14

Gabungan

a.Nilai Tukar Petani (NTP) 101.35 101.37 0.02 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 105.73 105.86 0.13 c. Indeks Diterima Petani 111.10 111.50 0.36 d. Indeks Dibayar Petani 109.62 109.99 0.34 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.43 111.84 0.37

- Indeks BPPBM 105.08 105.33 0.23

Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pada bulan Mei 2 0 1 4 NTP tiga subsektor mengalami kenaikan, yaitu Subsektor Hortikultura (0 ,3 5 persen), Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (0 ,2 0 persen), Subsektor Peternakan (0 ,9 0 persen). Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Perikanan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 0 ,9 1 persen dan 0 ,2 0 persen.

2.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani (It) dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Mei 2 0 1 4 terjadi kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0 ,3 6 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 1 1 1 ,1 0 menjadi 1 1 1 ,5 0 .

Meningkatnya nilai It diakibatkan oleh kenaikan pada hampir semua subsektor, yaitu Subsektor Hortikultura sebesar 0 ,6 1 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0 ,5 7 persen, Subsektor Peternakan sebesar 1 ,2 5 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0 ,1 0 persen. Untuk nilai It Subsektor Tanaman Pangan pada bulan Mei 2 0 1 4 mengalami penurunan sebesar 0 ,5 4 persen.

3.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.


(4)

4

Pada bulan Mei 2014 terjadi kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,34 persen bila dibandingkan April 2014, yaitu dari 109,62 menjadi 109,99. Naiknya nilai Ib diakibatkan oleh meningkatnya nilai Ib pada semua subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,37 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 0,25 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,37 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,35 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,30.

Grafik 1

NTP Sumatera Barat Bulan Januari 2013 – Mei 2014 (2012=100)

4. NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) pada bulan Mei 2014 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,91 persen. Hal ini dikarenakan turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,54 persen, serta didukung dengan adanya kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,37 persen.

Menurunnya indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada indeks subkelompok padi sebesar 0 ,7 7 persen. Sebaliknya, indeks harga pada subkelompok palawija mengalami kenaikan sebesar 0 ,2 9 persen. Sementara itu, perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0 ,3 7 persen diakibatkan oleh naiknya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0 ,3 7 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0 ,3 6 persen.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Sama seperti bulan sebelumnya, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Mei 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen dari 96,30 menjadi 96,64. Hal ini disebabkan oleh kenaikan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani sebesar 0,61 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,25 persen.

Semakin tinggi nilai It disebabkan adanya kenaikan nilai indeks harga pada berbagai

99.43 99.66

99.92 99.79

99.99 99.85

98.96

98.76 98.58

98.95 99.62

100.17 101.15

100.68 100.99

101.35 101.37

90.00 93.00 96.00 99.00 102.00 105.00 108.00

N

T

P


(5)

komoditas subkelompok Sayur-sayuran sebesar 0,71 persen dan subkelompok Buah-buahan sebesar 0,46 persen. Sedangkan subkelompok Tanaman Obat memiliki nilai It yang menurun, yaitu sebesar 1,00 persen. Sementara kenaikan Ib sebesar 0,25 persen disebabkan meningkatnya indeks harga subkelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT), yaitu sebesar 0,30 persen, dan indeks subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,03 persen.

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

NTPR pada bulan Mei 2 0 1 4 mengalami peningkatan sebesar 0 ,2 0 persen, yaitu dari 1 0 5 ,2 4 menjadi 1 0 5 ,4 5 . Kenaikan NTPR ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0 ,5 7 persen, sementara Indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0 ,3 7 persen. Naiknya nilai Ib diakibatkan adanya peningkatan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 0 ,4 0 persen dan 0 ,1 8 persen.

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

NTPT pada Mei 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen, yaitu dari 99,71 menjadi 100,60. Kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,25 persen. Sementara di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,35 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada subkelompok subkelompok Ternak Besar, Unggas, dan Hasil Ternak, masing-masing sebesar 1 ,3 3 persen, 1 ,0 1 persen, dan 1 ,5 0 persen. Sedangkan nilai indeks harga untuk Ternak Kecil mengalami penurunan sebesar 0 ,1 2 persen.

e.

Subsektor Perikanan (NTN)

Pada bulan Mei 2 0 1 4 , Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN) mengalami penurunan sebesar 0 ,2 0 persen, yaitu dari 1 0 3 ,9 5 menjadi 1 0 3 ,7 4 . Kondisi ini diakibatkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0 ,1 0 persen, lebih rendah dibandingkan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0 ,3 0 persen.

Kenaikan nilai It yang cukup rendah merupakan kontribusi dari subkelompok budidaya ikan yang naik sebesar 0 ,4 0 persen. Sebaliknya indeks harga pada subkelompok penangkapan ikan mengalami penurunan sebesar 1 ,1 3 persen. Untuk indeks yang dibayar petani, kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0 ,4 1 persen dan subkelompok BPPBM sebesar 0 ,1 3 persen.

4. Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Mei 2 0 1 4 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 0 ,3 7 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Terjadinya inflasi di daerah perdesaan merupakan kontribusi dari perubahan indeks pada semua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan (0 ,6 6 %), kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0 ,0 8 % ), kelompok perumahan (0 ,2 8 %), kelompok


(6)

6

sandang (0 ,0 3 % ), kelompok kesehatan (0 ,1 7 % ), kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0 ,4 3 % ), dan kelompok transportasi dan komunikasi (0 , 1 1 %).

Tabel 2

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran April 2014-Mei 2014

(2012=100) Rincian Pengeluaran IHK Perdesaan April 2014 IHK Perdesaan Mei 2014 Inflasi Perdesaan Mei 2014 *) Laju Inflasi Pedesaan Tahun Kalender 2014**)

Inflasi Pedesaan Tahun ke Tahun ***)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Konsumsi Rumah Tangga 111.43 111.84 0.37 1.31 5.66

Bahan Makanan 118.03 118.80 0.66 1.07 6.57

Makanan Jadi 106.16 106.25 0.08 1.56 4.23

Perumahan 106.30 106.60 0.28 2.03 5.08

Sandang 104.84 104.87 0.03 0.88 1.98

Kesehatan 106.10 106.28 0.17 1.78 3.22

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 105.70 106.15 0.43 1.76 2.29

Transportasi dan Komunikasi 111.36 111.48 0.11 0.95 11.87

*) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Mei 2014 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Mei 2014 terhadap Bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Mei 2014 terhadap Bulan Mei 2013

Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan Mei 2 0 1 4 sebesar 1 ,3 1 persen, sedangkan nilai inflasi pedesaan tahun ke tahun ( year on year) sebesar 5 ,6 6 persen.

Grafik 2

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Mei 2012 – Mei 2014

(2012=100) 0.09 0.63 0.23 0.74 0.18 0.04 0.08 0.33 1.03 0.31 0.71 -0.13 -0.02 0.54 2.57 0.42 0.04 0.76 0.38 -0.05 1.08 -0.17 0.09 -0.05 0.37 -2 0 2 4 M ay -12 Jun -12 Jul -12 A u g-12 S e p-12 O ct-12 N o v-12 D e c-12 Jan -13 F eb -1 3 M ar -1 3 A p r-13 M ay -13 Jun -13 Jul -13 A u g-13 S e p-13 O ct-13 N o v-1 3 D e c-13 Jan -14 F eb -1 4 M ar -1 4 A p r-14 M ay -14 Inf las i P er d es aa n Bulan


(7)

 Komposisi jumlah observasi dari 99 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama Mei 2014, didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 93,94 persen dan Gabah Kualitas Rendah sebesar 6,06 persen.

 Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Anak Daro, yaitu sebesar Rp 5.400,- per kg yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR 66, yaitu senilai Rp 3.636,36- per kg, terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.

 Sama seperti bulan sebelumnya, pada bulan Mei rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani kembali mengalami penurunan sebesar 1,24 persen dari Rp 4.550,35,- per kg (April 2014) menjadi Rp 4.494,10,- per kg (Mei 2014), dan di tingkat penggilingan turun 1,51 persen dari Rp 4.649,51,- per kg (April 2014) menjadi Rp 4.579,19,- per kg (Mei 2014). Sementara itu, rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani naik sebesar 0,35 persen dari Rp 4.744,20,- per kg (April 2014) menjadi Rp 4.761,00,- per kg (Mei 2014) dan di tingkat penggilingan naik 0,61 persen dari Rp 4.823,20,- per kg (April 2014) menjadi Rp 4.852,67,- per kg (Mei 2014). Untuk gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.

B.

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MEI 2014

HARGA GABAH (GKP) DI PETANI TURUN 1,24%

Survei harga produsen gabah berasal dari 9 9 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat, yaitu: Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman. Rata-rata harga gabah di tingkat petani bulan Mei dibanding bulan April untuk kualitas GKP mengalami penurunan sebesar 1 ,2 4 persen dari Rp 4 .5 5 0 ,3 5 - per kg (April) menjadi Rp 4 .4 9 4 ,1 0 - per kg (Mei). Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP turun sebesar 1 ,5 1 persen dari Rp 4 .6 4 9 ,5 1 ,- per kg (April) menjadi Rp 4 .5 7 9 ,1 9 ,- per kg (Mei).

Tabel 3

Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Mei 2014

Kelompok Kualitas

Jumlah Observasi

Harga di Tk Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tkt Penggilingan

(Rp/Kg)

Harga Pembelian Pemerintah (Rp/Kg)

Selisih harga kol (5&6) terhadap kol (7)

Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/kg) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

GKG 0

(0,00%) -- -- -- -- 4.150,00,- -- --

GKP 93

(93,94%) 3.636,36,- 5.400,00,- 4.494,10,- 4.579,19,-

3.300,00,-

(Petani) 1.194,10 36,18

3.350,00,-

(Penggilingan) 1.229,19 36,69

Kualitas Rendah 6

(6,06%) 4.666,00,- 4.900,00,- 4.761,00,- 4.852,67,- -- -- --

Total 99


(8)

8

Harga gabah kualitas GKP terendah pada Maret 2 0 1 4 dijumpai di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu sebesar Rp 3 .6 3 6 ,3 6 ,- per kg di tingkat petani dan Rp 3 .6 8 2 ,5 1 ,- per kg di tingkat penggilingan. Sementara harga tertinggi di tingkat petani dan penggilingan terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota sebesar Rp 5 .4 0 0 ,0 0 ,- per kg dan Rp 5 .4 4 0 ,0 0 ,- per kg.

Tabel 4

Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Maret 2014 s/d Mei 2014

No. Kabupaten

Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Tingkat Petani (Rp/Kg)

Mar.’14 Apr.’14 Mei.’14

% Perubahan Bulan Mei. 2014

thdp. Apr. 2014 Mar.’14

Apr.’14 Mei.’14

% Perubahan Bulan Mei. 2014

thdp. Apr. 2014 (1) (2) (5) (5) (5) (6) (8) (9) (9) (10) 1 Pes, Selatan 4,414.86 4,116.55 4,129.43 0.31 4,355.65 4,062.45 4,067.48 0.12

2 Solok 4,727.00 4,914.90 4,650.50 -5.38 4,587.00 4,755.00 4,519.79 -4.95

3 Tanah Datar 4,670.74 4,650.40 4,620.40 -0.65 4,630.74 4,620.40 4,587.06 -0.72

4 Pdg, Prmn. 4,701.54 4,745.75 4,713.07 -0.69 4,589.04 4,633.25 4,600.57 -0.71

5 Agam 4,672.50 4,602.50 4,480.00 -2.66 4,595.00 4,520.00 4,410.00 -2.43

6 50 Kota 4,839.29 4,919.00 4,957.50 0.78 4,750.00 4,796.67 4,875.00 1.63

7 Pasaman 4,510.00 4,425.00 4,376.67 -1.09 4,410.00 4,300.00 4,293.33 -0.16

Sumbar 4,656.78 4,649.51 4,579.19 -1.51 4,568.56 4,550.35 4,494.10 -1.24

Grafik 3

Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan

Sumatera Barat Mei 2012 – Mei 2014

Berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2 0 1 2 tentang Pengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal 2 7 Februari 2 0 1 2 , yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3 .3 0 0 ,0 0 , - per kg di tingkat petani dan Rp 3 .3 5 0 ,0 0 ,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar Rp4 .1 5 0 ,0 0 ,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan Maret 2 0 1 4 tidak ditemukan kasus harga gabah yang berada di bawah HPP.

3821.26 3788.1 3661.1 3639.0 3833.0 3888.3 4000.3 4142.3 4266.8 4222.2 4159.9 4104.4 4040.5 4001.4 3960.2 4059.2 4155.1 4266.0 4432.4 4593.5

4912.7 4698.9

4656.8 4649.5 4579.2 1800 2300 2800 3300 3800 4300 4800 M ay -1 2 Ju n -1 2 Ju l-12 A u g -1 2 S ep -1 2 O ct -1 2 N o v-12 D ec -1 2 Ja n -1 3 F e b -1 3 M ar -1 3 A p r-13 M ay -1 3 Ju n -1 3 Ju l-13 A u g -1 3 S ep -1 3 O ct -1 3 N o v-13 D ec -1 3 Ja n -1 4 F e b -1 4 M ar -1 4 A p r-14 M ay -1 4 R at a-rat a H ar g a (R p /K g ) Bulan


(9)

Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Barat

Jl Khatib Sulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159, Fax.(0751)442161 Homepage : http://sumbar.bps.go.id

Email : sumbar@bps.go.id

D A T A


(1)

4 Pada bulan Mei 2014 terjadi kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,34 persen bila dibandingkan April 2014, yaitu dari 109,62 menjadi 109,99. Naiknya nilai Ib diakibatkan oleh meningkatnya nilai Ib pada semua subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,37 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 0,25 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,37 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,35 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,30.

Grafik 1

NTP Sumatera Barat Bulan Januari 2013 – Mei 2014

(2012=100)

4. NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) pada bulan Mei 2014 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,91 persen. Hal ini dikarenakan turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,54 persen, serta didukung dengan adanya kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,37 persen.

Menurunnya indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada indeks subkelompok padi sebesar 0 ,7 7 persen. Sebaliknya, indeks harga pada subkelompok palawija mengalami kenaikan sebesar 0 ,2 9 persen. Sementara itu, perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0 ,3 7 persen diakibatkan oleh naiknya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0 ,3 7 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0 ,3 6 persen.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Sama seperti bulan sebelumnya, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Mei 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen dari 96,30 menjadi 96,64. Hal ini disebabkan oleh kenaikan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani sebesar 0,61 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,25 persen.

Semakin tinggi nilai It disebabkan adanya kenaikan nilai indeks harga pada berbagai 99.43

99.66 99.92

99.79 99.99

99.85 98.96

98.76 98.58

98.95 99.62

100.17 101.15

100.68 100.99

101.35 101.37

90.00 93.00 96.00 99.00 102.00 105.00 108.00

N

T

P


(2)

komoditas subkelompok Sayur-sayuran sebesar 0,71 persen dan subkelompok Buah-buahan sebesar 0,46 persen. Sedangkan subkelompok Tanaman Obat memiliki nilai It yang menurun, yaitu sebesar 1,00 persen. Sementara kenaikan Ib sebesar 0,25 persen disebabkan meningkatnya indeks harga subkelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT), yaitu sebesar 0,30 persen, dan indeks subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,03 persen.

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

NTPR pada bulan Mei 2 0 1 4 mengalami peningkatan sebesar 0 ,2 0 persen, yaitu dari 1 0 5 ,2 4 menjadi 1 0 5 ,4 5 . Kenaikan NTPR ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0 ,5 7 persen, sementara Indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0 ,3 7 persen. Naiknya nilai Ib diakibatkan adanya peningkatan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 0 ,4 0 persen dan 0 ,1 8 persen.

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

NTPT pada Mei 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen, yaitu dari 99,71 menjadi 100,60. Kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,25 persen. Sementara di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,35 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada subkelompok subkelompok Ternak Besar, Unggas, dan Hasil Ternak, masing-masing sebesar 1 ,3 3 persen, 1 ,0 1 persen, dan 1 ,5 0 persen. Sedangkan nilai indeks harga untuk Ternak Kecil mengalami penurunan sebesar 0 ,1 2 persen.

e.

Subsektor Perikanan (NTN)

Pada bulan Mei 2 0 1 4 , Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN) mengalami penurunan sebesar 0 ,2 0 persen, yaitu dari 1 0 3 ,9 5 menjadi 1 0 3 ,7 4 . Kondisi ini diakibatkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0 ,1 0 persen, lebih rendah dibandingkan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0 ,3 0 persen.

Kenaikan nilai It yang cukup rendah merupakan kontribusi dari subkelompok budidaya ikan yang naik sebesar 0 ,4 0 persen. Sebaliknya indeks harga pada subkelompok penangkapan ikan mengalami penurunan sebesar 1 ,1 3 persen. Untuk indeks yang dibayar petani, kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0 ,4 1 persen dan subkelompok BPPBM sebesar 0 ,1 3 persen.

4. Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Mei 2 0 1 4 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 0 ,3 7 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Terjadinya inflasi di daerah perdesaan merupakan kontribusi dari perubahan indeks pada semua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan (0 ,6 6 %), kelompok makanan


(3)

6 sandang (0 ,0 3 % ), kelompok kesehatan (0 ,1 7 % ), kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0 ,4 3 % ), dan kelompok transportasi dan komunikasi (0 , 1 1 %).

Tabel 2

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran April 2014-Mei 2014

(2012=100) Rincian Pengeluaran IHK Perdesaan April 2014 IHK Perdesaan Mei 2014 Inflasi Perdesaan Mei 2014 *) Laju Inflasi Pedesaan Tahun Kalender 2014**)

Inflasi Pedesaan Tahun ke Tahun ***)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Konsumsi Rumah Tangga 111.43 111.84 0.37 1.31 5.66

Bahan Makanan 118.03 118.80 0.66 1.07 6.57

Makanan Jadi 106.16 106.25 0.08 1.56 4.23

Perumahan 106.30 106.60 0.28 2.03 5.08

Sandang 104.84 104.87 0.03 0.88 1.98

Kesehatan 106.10 106.28 0.17 1.78 3.22

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 105.70 106.15 0.43 1.76 2.29

Transportasi dan Komunikasi 111.36 111.48 0.11 0.95 11.87

*) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Mei 2014 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Mei 2014 terhadap Bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Mei 2014 terhadap Bulan Mei 2013

Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan Mei 2 0 1 4 sebesar 1 ,3 1 persen, sedangkan nilai inflasi pedesaan tahun ke tahun ( year on year) sebesar 5 ,6 6 persen.

Grafik 2

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Mei 2012 – Mei 2014

(2012=100) 0.09 0.63 0.23 0.74 0.18 0.04 0.08 0.33 1.03 0.31 0.71 -0.13 -0.02 0.54 2.57 0.42 0.04 0.76 0.38 -0.05 1.08 -0.17 0.09 -0.05 0.37 -2 0 2 4 M ay -12 Jun -12 Jul -12 A u g-12 S e p-12 O ct-12 N o v-12 D e c-12 Jan -13 F eb -1 3 M ar -1 3 A p r-13 M ay -13 Jun -13 Jul -13 A u g-13 S e p-13 O ct-13 N o v-1 3 D e c-13 Jan -14 F eb -1 4 M ar -1 4 A p r-14 M ay -14 Inf las i P er d es aa n Bulan


(4)

 Komposisi jumlah observasi dari 99 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama Mei 2014, didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 93,94 persen dan Gabah Kualitas Rendah sebesar 6,06 persen.

 Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Anak Daro, yaitu sebesar Rp 5.400,- per kg yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR 66, yaitu senilai Rp 3.636,36- per kg, terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.

 Sama seperti bulan sebelumnya, pada bulan Mei rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani kembali mengalami penurunan sebesar 1,24 persen dari Rp 4.550,35,- per kg (April 2014) menjadi Rp 4.494,10,- per kg (Mei 2014), dan di tingkat penggilingan turun 1,51 persen dari Rp 4.649,51,- per kg (April 2014) menjadi Rp 4.579,19,- per kg (Mei 2014). Sementara itu, rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani naik sebesar 0,35 persen dari Rp 4.744,20,- per kg (April 2014) menjadi Rp 4.761,00,- per kg (Mei 2014) dan di tingkat penggilingan naik 0,61 persen dari Rp 4.823,20,- per kg (April 2014) menjadi Rp 4.852,67,- per kg (Mei 2014). Untuk gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.

B.

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MEI 2014

HARGA GABAH (GKP) DI PETANI TURUN 1,24%

Survei harga produsen gabah berasal dari 9 9 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat, yaitu: Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman. Rata-rata harga gabah di tingkat petani bulan Mei dibanding bulan April untuk kualitas GKP mengalami penurunan sebesar 1 ,2 4 persen dari Rp 4 .5 5 0 ,3 5 - per kg (April) menjadi Rp 4 .4 9 4 ,1 0 - per kg (Mei). Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP turun sebesar 1 ,5 1 persen dari Rp 4 .6 4 9 ,5 1 ,- per kg (April) menjadi Rp 4 .5 7 9 ,1 9 ,- per kg (Mei).

Tabel 3

Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Mei 2014

Kelompok Kualitas

Jumlah Observasi

Harga di Tk Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tkt Penggilingan

(Rp/Kg)

Harga Pembelian Pemerintah (Rp/Kg)

Selisih harga kol (5&6) terhadap kol (7)

Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/kg) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

GKG 0

(0,00%) -- -- -- -- 4.150,00,- -- --

GKP 93

(93,94%) 3.636,36,- 5.400,00,- 4.494,10,- 4.579,19,-

3.300,00,-

(Petani) 1.194,10 36,18

3.350,00,-

(Penggilingan) 1.229,19 36,69

Kualitas Rendah 6

(6,06%) 4.666,00,- 4.900,00,- 4.761,00,- 4.852,67,- -- -- --

Total 99


(5)

8 Harga gabah kualitas GKP terendah pada Maret 2 0 1 4 dijumpai di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu sebesar Rp 3 .6 3 6 ,3 6 ,- per kg di tingkat petani dan Rp 3 .6 8 2 ,5 1 ,- per kg di tingkat penggilingan. Sementara harga tertinggi di tingkat petani dan penggilingan terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota sebesar Rp 5 .4 0 0 ,0 0 ,- per kg dan Rp 5 .4 4 0 ,0 0 ,- per kg.

Tabel 4

Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Maret 2014 s/d Mei 2014

No. Kabupaten

Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Tingkat Petani (Rp/Kg)

Mar.’14 Apr.’14 Mei.’14

% Perubahan Bulan Mei. 2014

thdp. Apr. 2014 Mar.’14

Apr.’14 Mei.’14

% Perubahan Bulan Mei. 2014

thdp. Apr. 2014

(1) (2) (5) (5) (5) (6) (8) (9) (9) (10)

1 Pes, Selatan 4,414.86 4,116.55 4,129.43 0.31 4,355.65 4,062.45 4,067.48 0.12

2 Solok 4,727.00 4,914.90 4,650.50 -5.38 4,587.00 4,755.00 4,519.79 -4.95

3 Tanah Datar 4,670.74 4,650.40 4,620.40 -0.65 4,630.74 4,620.40 4,587.06 -0.72

4 Pdg, Prmn. 4,701.54 4,745.75 4,713.07 -0.69 4,589.04 4,633.25 4,600.57 -0.71

5 Agam 4,672.50 4,602.50 4,480.00 -2.66 4,595.00 4,520.00 4,410.00 -2.43

6 50 Kota 4,839.29 4,919.00 4,957.50 0.78 4,750.00 4,796.67 4,875.00 1.63

7 Pasaman 4,510.00 4,425.00 4,376.67 -1.09 4,410.00 4,300.00 4,293.33 -0.16

Sumbar 4,656.78 4,649.51 4,579.19 -1.51 4,568.56 4,550.35 4,494.10 -1.24

Grafik 3

Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan

Sumatera Barat Mei 2012 – Mei 2014

Berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2 0 1 2 tentang Pengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal 2 7 Februari 2 0 1 2 , yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3 .3 0 0 ,0 0 , - per kg di tingkat petani dan Rp 3 .3 5 0 ,0 0 ,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar Rp4 .1 5 0 ,0 0 ,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan Maret 2 0 1 4 tidak ditemukan kasus harga gabah yang berada di bawah HPP.

3821.26 3788.1 3661.1 3639.0 3833.0 3888.3 4000.3 4142.3 4266.8 4222.2 4159.9 4104.4 4040.5 4001.4 3960.2 4059.2 4155.1 4266.0 4432.4 4593.5

4912.7 4698.9

4656.8 4649.5 4579.2 1800 2300 2800 3300 3800 4300 4800 M ay -1 2 Ju n -1 2 Ju l-12 A u g -1 2 S ep -1 2 O ct -1 2 N o v-12 D ec -1 2 Ja n -1 3 F e b -1 3 M ar -1 3 A p r-13 M ay -1 3 Ju n -1 3 Ju l-13 A u g -1 3 S ep -1 3 O ct -1 3 N o v-13 D ec -1 3 Ja n -1 4 F e b -1 4 M ar -1 4 A p r-14 M ay -1 4 R at a-rat a H ar g a (R p /K g ) Bulan


(6)

Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Barat

Jl Khatib Sulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159, Fax.(0751)442161 Homepage : http://sumbar.bps.go.id

Email : sumbar@bps.go.id

D A T A