ART Susiyanto Quo Vadis Pendidikan Abstract

QUO VADIS PENDIDIKAN BERKARAKTER
1)1 INDONESIA

Susiyanto
Program Stud, SI PGSD FKIP
Universitas Krister, Satya Wacana
ABSTRAK

Sejarah pendidikan di Indonesia selalu dalam quo vadis. Quo
vadis pertama bahwa sistem pendidikan Nasional berada diantam
kontinum budaya semitisme dan hellenisme. Budaya semitisme
ialah budaya yang menganggap: keimanan lebih penting dan
pikiran manusia, karena itu kebenaran dan kepasiian itu
ditentukan oieh agama. Sebaliknya budaya hellenisme beranggapan bahwa pikiran manusia lebih penting dan menentukan dan
pada keimanan. Karena itu kebenaran dan kepastian tidak
tergantung pada agama. Budaya ini mendorong berkembangnya
rasionaiitas individualism serta melepaskan diri dan keagamaan
dan teologi. Budaya inilah yang membangkitkan sains teknologi
dan seni sehingga meningkatkan kemajuan materia sampai
sekarang ini. Quo vadis berikutnya adalah karena adanya
pengarvh behaviorisme dan konstruktivisme. MenunJt teori

behaviorisme yang terpenting adalah input yang berupa stimulus
dan keluaran yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi
antara stimulus dan respons itu tidak penting diperhatikan.
Sedangkan kecendurangan sekarang orang lebih senang/mengagungkan Kontrukstivisme: dimana pengetahuan bam dikonstruksi
sendiri oelh peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki/diperoleh sebelumnya. Peserta didik behaviorisme
sudah terbiasa antara stimulus dan respons harus menghasilkan
sesuatu yang pasti sesuat yang segera terjadi. Sehingga bila
hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan akan kecewa
bahkan marah dsb Sementara itu peserta didik yang
Kontruktivisme akan mengkontnjksi sendiri sesuatu tadi sesuai
dengan kemampuanya Sementara ini yang terjadi banyak sekolah
,

,

,

.


.

41

Quo Zddis Pendidikan Berkarakter di Indonesia (Susiyanto)_

yang menganut behaviorisme namun banyak pula yang menganut
paham konstruktivisme. Akibatnya bila mereka bertemu dalam
suatu forum atau event tertentu, dapat terjadi bentrok. Pendidikan
karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang
membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai

keluarga, masyarakat, dan bemegara dan membantu mereka
untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pelaksanaan pendidikan karakter dimasukkan dalam kurikulum
semua mata pelajaran, yaitu IPS, IPA, Matematika, Bahasa
Indonesia, dan PKn.

Kata kunci: quo vadis, pendidikan berkarakter
PENGANTAR


Siapa yang tidak mengelus dada melihat pelajar yang
tidak punya sopan santun, suka tawuran, bagus nilainya untuk
pelajaran pornografi, senang narkotika, dan hobi begadangan
kebut-kebutan. Itu jenis kenakalan pelajar yang paling umum,
sedangkan kenakalan lainnya antara lain senang berbohong,
"

"

membolos sekolah,

minum-minuman keras,

mencuri, aborsi,

berjudi dll. Namun, pelajar yang patut dibanggakan juga ada,
seperti mereka yang menjuarai olimpiade sains, baik di tingkat
nasional maupun internasional.
Bahkan, pelajar Indonesia menjadi juara umum dalam

International Conference of Young Scientists (ICTSJ atau
Konferensi Internasional Ilmuwan Muda sedunia yang diikuti
ratusan pelajar SMA dari 19 negara di Bali pada tanggal 12-17
April 2010.
Agaknya, fakta yang ada menunjukkan pendidikan
karakter bagi pelajar Indonesia sudah sangat penting untuk
dicanangkan kembali dalam memperingati Hari Pendidikan
Nasional (Hardiknas) pada 2 mei 2010. Hal ini mengingat, kritik
terhadap pendidikan formal yang ada sudah
banyak
42