Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Bagi Pemeluk Ajaran Kepercayaan Marapu T1 312007081 BAB IV

BAB IV

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan pada bab III,
maka dapat ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu
perlindungan terhadap penganut aliran kepercayaan Marapu pada kecamatan Kota
Waikabubak, kabupaten Sumba Barat.
Aturan-aturan mengenai perlindungan kepada penganut aliran kepercayaan
dapat dilihat pada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahum 1945
pada pasal 28E ayat 1 dan 2 dan pasal 29 ayat 2 UUD 1945, Undang-undang no 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 3, pasal 4 dan pasal 22, Undangundang No 12 Tahun 2005 tentang pengesahan hak sipil dan politik pasal 18, pasal 20
dan pasal 27, dan Undang-undang No 40 tahun 2008 Tentang Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Ras dan Etnis. Berdasarkan Undang-Undang no 1 tahun 1974
tentang Perkawinan dan Undang-undang NO 23 tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan, perlindungan bagi aliran kepercayaan secara spesifik belum
terlaksana dengan baik
Perlindungan hukum bagi penganut aliran kepercayaan Marapu di kecamatan
kota Waikabubak belum terlaksana, hal ini dilihat dari adanya penanut aliran
kepercayaan Marapu tang belum mendapat kan haknya sesuai dengan Undangundang yang ada oleh karena itu menimbulkan tidak adanya perlindungan bagi

83


penganut aliran kepercayaan Marapu yang pada akhirnya merasa terdiskriminasi,
seharusnya negara Indonesia sebagai negara rule of law, negara yang selalu
mengedepankan hukum dalam melindungi Hak Asasi Manusia setiap warga
negaranya dengan seadil-adilnya tanpa terkecuali dalam hal apapun dan tidak
dikurangi sedikit pun.
Aparatur Pemerintah kabupaten Sumba Barat belum menegakkan aturan
sebagaimana mesti, secara tidak langsung pemerintah hanya memanfaatkan penganut
aliran kepercayaan untuk menarik wisatawan untuk berkunjung pada kabupaten
Sumba Barat, tetapi pada sisi lain pemerintah tidak adanya upaya untuk melindungi
penganut aliran kepercayaan Marapu dari segala tindak diskriminasi dan terancam
dalam kepunahan.

B. SARAN
1) Pemerintah terkait harus menegakkan aturan, seperti pada pengurusan KTP
yang kolom agamanya harus kosong bagi aliran kepercayaan jangan diisi
dengan agama tertentu dan pembuatan akta perkawinan seharusnya bisa
dilakukan oleh penganut aliran kepercayaan.
2) Pemerintah dan masyarakat korta waikabubak harus memperlakukan,
menghargai dan menghormati pemeluk aliran kepercayaan Marapu sama

halnya dengan agama pemeluk agama-agama resmi yang ada.

84