Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bantuan Hukum Sebagai Suatu Perikatan yang Bersifat Cuma-Cuma T1 312008005 BAB IV

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam penulian skripsi ini Penulis meneliti mengenai sisi perikatan
bersegi satu dalam bantuan hukum cuma-cuma yang diberikan kepada warga
negara sebagaimana yang diatur dalam peraturan yang ada di Indonesia mulai dari
UU No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP hingga UU No. 16 tahun 2011 tentang
Bantuan Hukum.
Dari penelitian terhadap peraturan-perturan tersebut Penulis memperoleh
temuan bahwa sebelum munculnya UU No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman belum diatur secara tegas mengenai kewajiban negara dalam
memberikan bantuan hukum yang berrsifat cuma-cuma. Sedangkan Bantuan
Hukum yang menjadi perikatan yang dipikul oleh negara mulai muncul perikatan
cuma-cuma itu dalam pengaturan mengenai tanggung jawab negara menjadi lebih
terarah sejak diberlakukannya UU Advokat.
Dalam peraturan-peraturan yang ada selama ini telah mengatur mengenai
tanggung jawab negara mengenai pemberian Bantuan Hukum sebagai suatu
perikatan yang bersifat cuma-cuma. Telah dijelaskan dalam Bab sebelumnya
bahwa sumber dari pembiayaan untuk pelaksanaan bantuan hukum yang selama
ini telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia.
ditanggung oleh Negara. Namun, walaupun telah banyak peraturan yang


menegaskan mengenai kewajiban dari negara atas pemberian Bantuan Hukum
tersebut tetap saja dibutuhkan penegasan atas pemberlakukan aturan yang
mengatur mengenai bagaimana jika seseorang warga negara yang membutuhkan
tidak mendapatkan apa yang menjadi haknya dalam hal ini Bantuan Hukum yang
bersifat cuma-cuma. Karena hingga saat ini beberapa warga masih ada yang tidak
terpenuhi haknya atas Bantuan Hukum tersebut.
4.2. Saran
Pengaturan mengenai Bantuan Hukum di Indonesia sudah mengakomodir
dengan baik mengenai kebutuhan masyarakat atas Bantuan Hukum, namun masih
perlu ketegasan dalam pelaksanaan karena hingga saat ini munculnya UU No. 16
tahun 2011 tentang Bantuan Hukum masih saja ada masyarakat yang tidak
terpenuhi haknya atas Bantuan Hukum tersebut.
Perlu adanya sosialisasi yang baik kepada masyarakat, sehingga
masyarakat tidak mampu yang membutuhkan tahu bahwa Negara memberikan
Bantuan Hukum sebagai hak masyarakat bagi mereka yang membutuhkan.
Dalam hal ini, Bantuan Hukum sebagai suatu bentuk perikatan maka
diperlukan adanya penegasan aturan mengenai bagaimana cara masyarakat yang
tidak bisa memperoleh haknya untuk menuntut agar hak dari masyarakat itu dapat
terpenuhi. Karena sebagai bentuk perikatan, masyarakat berhak menuntut bila hak

nya tidak dipenuhi.

Adanya peraturan yang telah banyak mengatur mengenai Bantuan Hukum
adalah tindak lanjut yang jelas atasr hak masyarakat atas Bantuan Hukum dan
sumber perikatan bagi Negara untuk melakukan Bantuan Hukum.