403 sumbangan pajak umkm masih kecil 97
Sumbangan pajak UMKM masih kecil
Written by Artikel
Thursday, 12 August 2010 10:26 -
JAKARTA Kontribusi pendapatan domestik bruto (PDB) para pelaku koperasi dan usaha mikro,
kecil menengah (KUMKM) masih belum berimbang dengan nilai pajak yang disumbangkan bagi
pembangunan Indonesia.
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Muharram, menjelaskan
persentase PDB yang disumbangkan KUMKM pada 2009 misalnya tercatat 53%. Namun,
sumbangan pajaknya yang diterima negara hanya 15%.
"Oleh karena itu, kami ikut serta melakukan edukasi, sosialisasi, bimbingan teknis perpajakan
bagi KUMKM. Sebab, Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai tugas mendukung setiap
program pemerintah," ujarnya, kemarin.
Saat ini jumlah KUMKM mencapai 51,257 juta atau setara dengan 99,99% dari total pelaku
usaha seluruh Indonesia yakni 51,261 juta.
"Karena belum ada nomenklatur bidang yang menangani perpajakan koperasi secara khusus,
membuat Kementerian Koperasi dan UKM berinisiatif melakukan sosialisasi."
Agus Muharram mengingatkan Dirjen Pajak dewasa ini menginginkan setiap warga negara
membayar pajak. Karena itu, pelaku KUMKM yang telah melaku-kan transaksi usaha,
diharapkan bisa mendaftarkan diri menjadi wajib pajak.
Menurut dia, KUMKM akan rugi jika tidak mematuhi kewajiban pajak. Apalagi jika melakukan
transaksi bisnis dengan pihak asing yang akan terkait dengan aktivitas perbankan, maka akan
ditanya apakah sudah memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Meski demikian, khusus terhadap pelaku usaha mikro, pihaknya minta Dirjen Pajak
memberikan penanganan khusus mengingat pelaku usaha kelompok tersebut masih perlu
mendapat bimbingan. "Saya saja masih kesulitan mengisi formulir SPPT pajak, apalagi pelaku
usaha mikro."
Tamin Saefuddin, Asisten Deputi Urusan Asuransi dan Jasa Keuangan Kementerian Koperasi
dan UKM, menambahkan sosialisasi tentang perpajakan yang diberikan kepada sektor riil
dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan mereka menjadi wajib pajak.
Berdasarkan fakta di lapangan, sosialisasi sangat diperlukan karena jumlah KUMKM sangat
besar, sebaliknya bimbingan teknis masih minim diberikan. "Selain itu masih banyak KUMKM
belum memahami seluk beluk perpajakan yang sangat kompleks."
Menurut Tamim Saefuddin, edukasi perpajakan harus dilaksanakan secara konsisten,
berkelanjutan dan terstruktur.
Sumber : Bisnis Indonesia
1/1
Written by Artikel
Thursday, 12 August 2010 10:26 -
JAKARTA Kontribusi pendapatan domestik bruto (PDB) para pelaku koperasi dan usaha mikro,
kecil menengah (KUMKM) masih belum berimbang dengan nilai pajak yang disumbangkan bagi
pembangunan Indonesia.
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Muharram, menjelaskan
persentase PDB yang disumbangkan KUMKM pada 2009 misalnya tercatat 53%. Namun,
sumbangan pajaknya yang diterima negara hanya 15%.
"Oleh karena itu, kami ikut serta melakukan edukasi, sosialisasi, bimbingan teknis perpajakan
bagi KUMKM. Sebab, Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai tugas mendukung setiap
program pemerintah," ujarnya, kemarin.
Saat ini jumlah KUMKM mencapai 51,257 juta atau setara dengan 99,99% dari total pelaku
usaha seluruh Indonesia yakni 51,261 juta.
"Karena belum ada nomenklatur bidang yang menangani perpajakan koperasi secara khusus,
membuat Kementerian Koperasi dan UKM berinisiatif melakukan sosialisasi."
Agus Muharram mengingatkan Dirjen Pajak dewasa ini menginginkan setiap warga negara
membayar pajak. Karena itu, pelaku KUMKM yang telah melaku-kan transaksi usaha,
diharapkan bisa mendaftarkan diri menjadi wajib pajak.
Menurut dia, KUMKM akan rugi jika tidak mematuhi kewajiban pajak. Apalagi jika melakukan
transaksi bisnis dengan pihak asing yang akan terkait dengan aktivitas perbankan, maka akan
ditanya apakah sudah memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Meski demikian, khusus terhadap pelaku usaha mikro, pihaknya minta Dirjen Pajak
memberikan penanganan khusus mengingat pelaku usaha kelompok tersebut masih perlu
mendapat bimbingan. "Saya saja masih kesulitan mengisi formulir SPPT pajak, apalagi pelaku
usaha mikro."
Tamin Saefuddin, Asisten Deputi Urusan Asuransi dan Jasa Keuangan Kementerian Koperasi
dan UKM, menambahkan sosialisasi tentang perpajakan yang diberikan kepada sektor riil
dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan mereka menjadi wajib pajak.
Berdasarkan fakta di lapangan, sosialisasi sangat diperlukan karena jumlah KUMKM sangat
besar, sebaliknya bimbingan teknis masih minim diberikan. "Selain itu masih banyak KUMKM
belum memahami seluk beluk perpajakan yang sangat kompleks."
Menurut Tamim Saefuddin, edukasi perpajakan harus dilaksanakan secara konsisten,
berkelanjutan dan terstruktur.
Sumber : Bisnis Indonesia
1/1