2014 101 ped Buku Pedoman Survei Harga Konsumen

(1)

BUKU 1

PEDOMAN SURVEI

STATISTIK HARGA KONSUMEN

TAHUN 2009

DIREKTORAT STATISTIK HARGA


(2)

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen ini dimaksudkan sebagai petunjuk dan pegangan bagi pengawas dan pencacah dalam melakukan pencacahan dan pengolahan survei statistik harga Konsumen.

Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan

pengumpulan data di lapangan, maka kepada para petugas diharapkan dapat memahami dan mengikuti petunjuk yang telah digariskan di dalam buku ini.

Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas dan pencacah dalam melaksanakan pengawasan dan pencacahan survei statistik harga konsumen.

Jakarta, April 2009 Kepala Badan Pusat Statistik

DR. Rusman Heriawan NIP. 340003999


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ……….. ii

I. PENDAHULUAN ………... 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Cakupan IHK 2007=100 ... 2

1.3. Organisasi Lapang ……… 3

II. METODE SAMPLING ………. 4

2.1. Pengumpulan Data Harga Konsumen ……… 4

2.2. Rancangan Sampling ……… 4

2.3. Pemilihan Kota ... 4

2.4. Pemilihan Pasar ... 4

2.5. Pemilihan Responden………... 5

2.6. Pemilihan Jenis Barang (Komoditi) ………. 6

2.7. Pemilihan Kualitas/Merk Setiap Jenis Barang/Jasa ………. 6

III. PENGISIAN KUESIONER ……….. 8

3.1. Jenis Kuesioner/Daftar ………. 8

3.2. Waktu Pencacahan/Observasi ……… 11

3.3. Konsep Dan Definisi ……….. 12

3.3.1. Harga Konsumen (HK) ……….. 12

3.3.2. Satuan ... 13

3.3.3. Jenis Barang/Jasa ... 13

3.3.4. Kualitas/Merk Barang ... 13

3.3.5. Pedagang Eceran ... 14

3.3.6. Relatif Harga ... 14


(4)

Halaman

3.3.8. Diagram Timbang ... 15

3.4. Tata Cara Pengisian Daftar ... 15

3.4.1 Cara Pengisian Daftar HK-1.1 ... 15

3.4.2. Cara Pengisian Daftar HK-1.2 ... 18

3.4.3. Cara Pengisian Daftar HK 2.1, HK-2.2 Dan HK 3 ... 18

3.4.4. Cara Pengisian Daftar HK 4, HK 5 dan HK 6A, B, C ... 18

IV. PENGOLAHAN DATA ... 19

4.1. Menghitung Rata-Rata Harga Kualitas/Merk Barang ... 20

. 4.2. Menghitung Relatif Harga (RH) ... 23

4.2.1. Menghitung Relatif Harga (RH) Kualitas ... 23

4.2.2. Menghitung Relatif Harga (RH) Komoditas ... 24

4.3. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Jenis Barang ... 25

4.4. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Sub Kelompok ... 27

4.5. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Kelompok ……….. 28

4.6. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Umum ... 29

V. MENGHITUNG INDEKS ………. 30

5.1. Menghitung Indeks Jenis Barang ……… 30

5.2. Menghitung Indeks Sub Kelompok ………. 30

5.3. Menghitung Indeks Kelompok ……….. 30

5.4. Menghitung Indeks Umum ... 31

5.5. Menghitung IHK Gabungan 66 Kota ... 33

5.6. Menghitung Persentase (%) Perubahan IHK ... 35

5.7. Menghitung Sumbangan/Andil Inflasi/Deflasi ... 36

VI. PENGOLAHAN TARIF LISTRIK DAN TARIF PAM ... 39

6.1. Penghitungan Tarif Listrik ... 39


(5)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai macam bencana, peristiwa ekonomi, politik, gejolak masyarakat, dan perubahan harga barang/jasa yang cukup besar selama beberapa tahun terakhir mengakibatkan perubahan pola konsumsi masyarakat yang signifikan. Oleh karena itu, tersedianya data pola konsumsi terkini sebagai bahan dasar penyusunan indeks harga konsumen dan inflasi yang lebih baik menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda.

Paket komoditas (Commodity basket) dan diagram timbang hasil SBH2002 yang digunakan dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), sudah tidak sesuai lagi untuk menggambarkan keadaan sekarang secara tepat yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan tersebut. Oleh karena itu, Survei Biaya Hidup 2007 (SBH2007) yang keseluruhan kegiatan berlangsung selama tahun 2006-2008, telah dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan tersebut.

Perubahan pola konsumsi maupun biaya hidup masyarakat, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor seperti: perubahan pendapatan masyarakat, perubahan pola penawaran dan permintaan barang/jasa, perubahan kualitas dan kuantitas barang/jasa, serta perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Kejadian di atas mampu mengubah pola pendapatan masyarakat yang berkaitan erat dengan pola konsumsi masyarakat.

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan harga barang/jasa yang dibayar oleh konsumen. Penghitungan IHK ditujukan untuk mengetahui perubahan harga dari sekelompok tetap barang/jasa yang pada umumnya dikonsumsi


(6)

kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang/jasa kebutuhan rumahtangga sehari-hari. Kenaikan atau penurunan harga barang/jasa mempunyai kaitan yang erat sekali dengan kemampuan daya beli dari uang yang dimiliki masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan tetap. Tingkat perubahan IHK (inflasi/deflasi) yang terjadi, dengan sendirinya mencerminkan daya beli dari uang yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Semakin tinggi inflasi maka semakin rendah nilai uang dan semakin rendah daya belinya. Adapun kegunaan data IHK antara lain :

1. Indeksasi upah/gaji.

2. Indikator moneter/perkembangan nilai uang. 3. Asumsi APBN.

4. Salah satu Indikator bagi pemerintah untuk melihat pertumbuhan ekonomi.

5. Indeksasi nilai tambah bisnis, dll.

Badan Pusat Statistik (BPS) selalu berusaha meningkatkan kecermatan, ketepatan dan representativeness data IHK yang disajikan dari waktu ke waktu. Pelatihan dimaksudkan untuk menyamakan persepsi seluruh Kepala Seksi Statistik Harga Konsumen di BPS Propinsi, Kepala Seksi Statistik Distribusi di BPS Kabupaten/Kota dan Kepala Seksi pada Sub Direktorat Statistik Harga Konsumen BPS Pusat serta Staf teknis dan fungsional lainnya.

1.2. Cakupan IHK 2007=100

Pada tahun 2007 BPS telah melaksanakan SBH2007 di 66 kota, yang terdiri dari 33 ibukota propinsi dan 33 kabupaten/kota yang perekonomiannya relatif tinggi. Paket komoditas yang diperoleh antara 284 - 441 jenis barang/jasa dengan tahun dasar penghitungan IHK 2007 = 100, serta IHK disajikan dalam 7 kelompok dan 35 sub kelompok pengeluaran.


(7)

1.3 . Organisasi Lapang

a. Kepala BPS Propinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan pengumpulan data harga konsumen (HK) dan pengiriman hasil observasi ke Pusat.

b. Kepala Bidang Statistik Distribusi, Kepala Seksi Statistik Harga Konsumen & HPB dan Kepala Seksi Statistik Distribusi baik di BPS Propinsi maupun di BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas pengawasan/ pemeriksaan hasil pengumpulan data Harga Konsumen dan kebenaran isiannya serta memberi petunjuk secara berkala kepada petugas pencacah.

c. Petugas pencacah yang terdiri dari staf BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kota atau Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan pengumpulan data harga konsumen di lapangan.


(8)

II. METODE SAMPLING

2.1. Pengumpulan Data Harga Konsumen

Pengumpulan data Harga Konsumen (HK) berdasarkan hasil SBH2007 dilaksanakan di 66 kota di Indonesia. Pencacahan dilakukan di lokasi pasar tradisional, swalayan dan outlet terpilih di kota bersangkutan dan sekitarnya. Sasaran pencacahan data harga adalah responden atau pedagang eceran terpilih. Cakupan materi pencacahan meliputi jenis barang/jasa dengan kualitas yang umumnya banyak dikonsumsi masyarakat di kota bersangkutan.

2.2. Rancangan Sampling

Rancangan sampling yang digunakan dalam penghitungan IHK mulai dari pemilihan kota, pasar, responden, komoditi dan kualitas, umumnya dilakukan secara purposif. Namun, hasil dari penggunaan metode tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

2.3. Pemilihan Kota

Penghitungan IHK dilaksanakan di 66 kota (33 ibukota propinsi dan 33 kabupaten/kota). Terpilihnya kota-kota itu dikarenakan tingkat pembangunan dibidang perekonomian relatif pesat apabila dibandingkan dengan kota-kota lainnya. IHK memang sangat dibutuhkan untuk mengetahui perkembangan harga konsumen yang sangat mempengaruhi kehidupan penduduk di suatu kota.

2.4. Pemilihan Pasar

Tempat pemantauan data harga konsumen adalah pasar tradisional, pasar swalayan dan outlet. Hal ini karena hasil SBH2007 menyatakan bahwa sebagian masyarakat perkotaan berbelanja kebutuhan sehari-harinya di pasar tradisional, pasar swalayan dan outlet.


(9)

Beberapa kriteria pasar sebagai tempat pemantauan data HK :

a. Relatif besar dan oleh masyarakat setempat dipakai sebagai patokan atau pembanding baik harga, komoditi dan kualitas/merk dari pasar lainnya di kota bersangkutan.

b. Terletak di daerah kota.

c. Berbagai komoditi dapat ditemui.

d. Banyak masyarakat berbelanja kesana. e. Waktu keramaian berbelanja panjang

Pada pelaksanaan SBH2007 kriteria di atas digunakan sebagai pemilihan pasar tempat pemantauan data HK. Tetapi apabila pasar terpilih di kota bersangkutan telah berubah menurut kriteria di atas dan perlu dilakukan penggantian atau penambahan, agar segera diusulkan ke Pusat.

2.5. Pemilihan Responden

Responden data HK adalah pedagang yang menjual barang/jasa kebutuhan rumahtangga secara eceran. Dalam pemantauan data harga dari jenis barang/jasa dalam paket komoditas IHK dimana sebagian besar dijumpai di pasar tradisional, sehingga responden adalah pedagang eceran yang berlokasi di pasar tradisional, tetapi sebagian lagi tidak berlokasi di pasar seperti toko : bahan bangunan, emas, alat-alat elektronik, alat-alat rumahtangga, suku cadang kendaraan, penjual kendaraan bermotor, bahan pelumas dan rumah makan/ warung/restoran. Selain pedagang eceran sebagai responden data HK, juga tempat-tempat yang memberikan pelayanan jasa seperti tempat praktek dokter, tempat pangkas rambut, salon kecantikan, rumah sakit, jasa pengiriman barang, penyedia jasa, pengelola parkir, pengelola jalan tol, bengkel kendaraan, penyewa/pengontrak rumah, pembantu rumahtangga, sekolah/perguruan tinggi, tempat kursus dan sebagainya.


(10)

Beberapa kriteria memilih pedagang sebagai responden data HK :

a. Berdagang pada tempat yang tetap/permanen/tidak berpindah-pindah.

b. Bermacam-macam komoditi yang diperdagangkan. c. Diperkirakan kontinuitas pencacahan HK terjamin. d. Mudah diwawancarai, jujur dan bersahabat.

Dalam pencatatan data HK, responden dipilih sebanyak 3 - 4 responden untuk setiap jenis barang/jasa.

2.6. Pemilihan Jenis Barang (Komoditi)

Pemilihan jenis barang/jasa (komoditas) untuk tiap kota dilakukan berdasarkan hasil SBH2007. Dalam mengolah IHK digunakan paket komoditas yang tetap, sehingga komoditi yang ada dalam paket komoditas tidak dapat diganti atau dihilangkan sampai dilaksanakannya kembali Survei Biaya Hidup. Jumlah komoditi terpilih untuk tiap kota berkisar antara 284 untuk kota Tarakan (terendah) dan 441 untuk kota Jakarta (tertinggi).

Beberapa kriteria pemilihan jenis barang/jasa dalam paket komoditas adalah :

a. Jenis barang/jasa tersebut mempunyai persentase nilai konsumsi terhadap total konsumsi rumahtangga ≥ 0,02 persen.

b. Barang/jasa tersebut dikonsumsi secara luas oleh masyarakat kota yang bersangkutan, dan

c. Harganya dapat dipantau secara terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama.

2.7. Pemilihan Kualitas/Merk Setiap Jenis Barang/Jasa

Kualitas/merk dari suatu barang/jasa yang akan diamati harganya setiap saat, sebaiknya kualitas/merk yang banyak digemari oleh


(11)

masyarakat setempat atau banyak dikonsumsi oleh masyarakat kota yang bersangkutan, sehingga kualitas/merk komoditi itu menjadi pilihan atau dapat dipilih. Selain itu juga perlu diperhatikan kesinambungan peredarannya, apabila cepat menghilang dari peredaran, segera diganti dengan kualitas/merk yang lain dari jenis barang/jasa yang sama.

Dalam penghitungan IHK ada beberapa jenis barang/jasa yang kualitas/merk-nya ditentukan atau dipilih berdasarkan hasil survei. Jenis barang dimaksud adalah beras, kualitas/merk ditentukan dengan survei volume penjualan eceran beras, sewa/kontrak rumah dengan survei sewa dan kontrak rumah, upah pembantu rumahtangga dengan survei pembantu rumahtangga, uang sekolah dengan survei uang sekolah.


(12)

III. PENGISIAN KUESIONER

3.1. Jenis Kuesioner/Daftar

Dalam pengumpulan data harga konsumen, ada 10 jenis kuesioner/daftar dan beberapa kuesioner/daftar tambahan yang digunakan dengan tujuan dan frekuensi pencacahan yang berbeda-beda. Jenis Kuesioner/daftar tersebut adalah :

a. Daftar HK-1.1

Daftar HK-1.1 berisi jenis barang seperti beras, tepung terigu, daging ayam kampung, daging ayam ras, daging sapi, rempela hati ayam, susu bubuk, susu kental manis, susu untuk balita, susu untuk bayi, telur ayam kampung, telur ayam ras, bawang merah, cabe merah, cabe rawit, minyak goreng, gula pasir, semen, sabun cream detergen, sabun detergen bubuk, emas perhiasan, tempe dan tahu. Jenis barang tersebut merupakan kebutuhan pokok yang dikonsumsi setiap hari oleh rumahtangga dan diperkirakan sering berfluktuasi harganya setiap saat.

Waktu pencacahan dengan daftar ini adalah mingguan pada hari Senin dan Selasa (selama 2 hari).

Catatan : apabila hari Selasa jatuh pada tanggal 1 dan hari Senin adalah tanggal terakhir bulan sebelumnya, maka pelaksanaan pencacahan tetap dimulai hari Senin.

b. Daftar HK-1.2

Daftar HK-1.2 berisi jenis barang seperti mie kering instant, sosis daging sapi, ayam nugget, ikan diawetkan, ikan segar, sayur-sayuran, kacang tanah, bawang putih, sabun cuci piring, bahan baju wanita. Jenis barang tersebut merupakan kebutuhan konsumsi sehari-hari rumahtangga dan harganya diperkirakan tidak begitu berfluktuasi


(13)

dibandingkan dengan isi daftar HK-1.1 di atas. Di kota Jakarta pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap minggu dimulai hari Selasa.

Waktu pencacahan daftar ini adalah 2 mingguan atau 2 kali dalam sebulan pada minggu I dan minggu III. Waktu pencacahan (dalam minggu I atau III) dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis (selama 2 hari)

Catatan: Yang disebut minggu I adalah minggu dimana tanggal 1 nya jatuh pada hari Senin atau Selasa.

c. Daftar HK-2.1

Daftar HK-2.1 berisi jenis barang bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Waktu pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap bulan, yaitu mulai hari Selasa yang terdekat dengan tanggal 15 sampai dengan hari Kamis (selama 3 hari).

d. Daftar HK-2.2

Daftar HK-2.2 berisi jenis barang bukan makanan, yang termasuk dalam kelompok perumahan dan sandang. Waktu pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap bulan, dimulai tanggal 5 sampai dengan 15 (selama 11 hari).

e. Daftar HK-3

Daftar HK-3 berisi jenis barang, seperti bahan bangunan, perlengkapan rumahtangga, alat elektronik, suku cadang serta jasa. Waktu pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap bulan, dimulai tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari).

f. Daftar HK-4

Daftar HK-4 digunakan untuk mencatat tarip harga sewa dan kontrak rumahtangga. Waktu pelaksanaan pencatatan tarip sewa dan kontrak rumah adalah setiap bulan dari tanggal 1 sampai dengan 10


(14)

(selama 10 hari). Kualitas rumah yang dimonitor harga sewa/kontraknya diperoleh dari hasil survei yang dinamakan survei sewa dan kontrak rumah yang dilaksanakan secara insidentil.

g. Daftar HK-5

Daftar HK-5 digunakan untuk mencatat tarip/upah pembantu rumahtangga dan baby sitter. Waktu pelaksanaan pencatatan tarip/upah pembantu rumahtangga dan baby sitter adalah setiap bulan dari tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari). Kategori pembantu rumahtangga dan baby sitter yang dimonitor juga diperoleh dari survei pembantu rumahtangga dan baby sitter yang dilakukan secara insidentil.

h. Daftar HK 6A, B dan C

Daftar HK-6A, 6B, dan 6C digunakan untuk mencatat tarip uang sekolah maupun uang kuliah dalam survei uang sekolah. Waktu pelaksanaan pencatatan uang sekolah adalah setiap bulan dari tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari). Daftar HK-6A digunakan untuk mencatat uang sekolah dasar (SD) atau yang setingkat, Daftar HK-6B digunakan untuk mencatat uang sekolah SLTP dan SMU/SMK atau yang setingkat dan Daftar HK-6C digunakan untuk mencatat uang kuliah tingkat perguruan tinggi dan akademi. Kualitas sekolah yang dimonitor adalah sekolah yang diperoleh dari hasil survei uang sekolah yang juga dilaksanakan secara insidentil.

Setiap kuesioner yang digunakan dalam pencacahan data harga konsumen, dari HK-1.1, HK-1.2, HK-2.1, HK-2.2, HK-3, HK-4, HK-5 dan HK-6A,B,C, selalu mengalami perbaikan (misal, penggantian kualitas) setiap tahun, pencetakannya disesuaikan dengan keadaan lapangan di masing-masing kota.


(15)

3.2. Waktu Pencacahan/Observasi

Waktu pencacahan atau observasi data HK untuk setiap komoditi telah disesuaikan menurut fluktuasi harga yang sering terjadi pada akhir-akhir ini. Komoditi tersebut telah dikelompokkan ke dalam beberapa daftar dan waktu pencacahannya telah ditetapkan dalam mingguan, 2 mingguan dan bulanan, kecuali untuk DKI Jakarta waktu pencacahannya ada perlakuan khusus.

DAFTAR DAN JADWAL PENCACAHAN HK Jenis

Daftar

Frekuensi

Pencacahan Hari Pencacahan Lamanya

HK-1.1 Mingguan Senin dan Selasa 2 hari HK-1.2 2 mingguan Rabu dan Kamis dalam Minggu I & III 2 hari HK-2.1 Bulanan Mulai hari Selasa yang terdekat dengan

tanggal 15, sampai dengan hari kamis 3 hari HK-2.2 Bulanan Awal bulan, tanggal 5 s.d. 15 11 hari HK-3 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari HK-4 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari HK-5 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari HK-6A,B,C Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari

Selain daftar diatas, di kota Jakarta juga digunakan daftar lain, sebagai daftar tambahan yang digunakan dalam pencacahan HK, antara lain :

Jenis Daftar tambahan Frekuensi

Pencacahan Komoditi yang diamati 01. Eceran Beras Harian Beras

02. Tarip Dokter Bulanan Jasa Dokter 03. Tarip Rumah Sakit Bulanan Jasa Rumah Sakit


(16)

04. Tarip Bidan Bulanan Tarip Bidan

05. Suku cadang kendaraan Bulanan Perlengkapan kendaraan 06. Harga obat dengan resep Bulanan Obat-obatan

07. Perlengkapan rumah

tangga Bulanan Perlengkapan rumahtangga 08. Tarip PAM/PDAM Bulanan Tarip PAM/PDAM

09. HK-15.1 Mingguan Bahan bangunan 10. HK-15.2 Bulanan Bahan bangunan 11. Upah Tukang Bulanan Upah tukang

3.3. Konsep Dan Definisi

Dalam pengumpulan data HK ada beberapa konsep dan definisi yang perlu diketahui oleh petugas pencacah. Konsep dan definisi ini sangat penting diketahui oleh petugas pencacah harga konsumen agar data harga yang dihasilkan benar-benar data harga yang dimaksud dan konsisten antar waktu maupun antar daerah.

3.3.1. Harga Konsumen (HK)

Harga Konsumen (HK) adalah harga transaksi yang terjadi antara

penjual (pedagang eceran) dan pembeli (konsumen) secara eceran dengan pembayaran tunai. Eceran yang dimaksud adalah membeli suatu barang atau jasa dengan menggunakan satuan terkecil untuk dipakai/ dikonsumsi.

Contohnya adalah sayuran dengan satuan ikat, beras dengan satuan kg/liter, emas dengan satuan gram/suku dan sebagainya.

Dalam pencatatan data HK perlu diketahui bahwa suatu komoditi bisa dijual dalam bentuk kemasan, misalkan dalam bentuk bungkus, botol, pak dan sebagainya. Demikian pula ada komoditi yang langsung


(17)

dikenakan PPn atau pajak-pajak lain. Data harga yang dicatat adalah adalah yang benar-benar biasa dibayar, tanpa melihat bentuk kemasan, sudah dikenakan PPn atau belum dan sebagainya, sejauh satuannya adalah standar yang biasa dijual. Namun apabila suatu komoditi dibebani biaya tambahan lain, seperti dana, kupon, sumbangan dan sebagainya, maka biaya tersebut tidak perlu dimasukkan ke dalam harga barang/jasa tersebut.

3.3.2. Satuan

Satuan atau ukuran jumlah suatu barang/jasa dalam pencatatan

data HK yang dipakai adalah satuan terkecil dan standar untuk seluruh Indonesia. Satuan standar ini telah ditentukan dalam kuesioner. Oleh karena itu apabila suatu daerah menggunakan satuan setempat yang berlainan dengan yang tersebut dalam kuesioner haruslah dikonversikan ke dalam satuan standar yang dimaksud.

Contoh : kg, ons, meter, lembar, eksemplar, buah, helai, per orang, per pasien, dan sebagainya.

3.3.3. Jenis Barang/Jasa

Barang/jasa atau komoditi yang dimaksud adalah komoditi yang

tercakup dalam paket komoditi kebutuhan rumahtangga yang termasuk dalam diagram timbangan IHK hasil SBH2007.

3.3.4. Kualitas/Merk Barang

Kualitas atau merk barang adalah merupakan spesifikasi barang.

Satu macam barang/jasa umumnya mempunyai lebih dari satu kualitas/merek.

Contoh:

Susu kental manis merek indomilk putih, bendera coklat, nona dan sebagainya.


(18)

Bus angkutan antar propinsi kualitas Bogor ekonomi, Jakarta-Bandung eksekutif, Jakarta-Jakarta-Bandung super eksekutif dan sebagainya. Tarif PAM/PDAM kualitas rumahtangga sangat sederhana, sederhana, menengah dan mewah dan sebagainya.

3.3.5. Pedagang Eceran

Pedagang eceran adalah pihak atau seseorang yang menjual

barang/jasa kepada pembeli untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk diperdagangkan lagi. Tempat lokasi pedagang eceran sebagai responden data HK biasanya di areal pasar atau sekitar pasar, tetapi dapat juga di luar area pasar yang bersangkutan, termasuk pasar swalayan/supermarket, toko-toko dan sejenisnya.

3.3.6. Relatif Harga

Relatif Harga atau RH adalah rasio perbandingan harga suatu

komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap harga pada periode waktu sebelumnya.

3.3.7. Nilai Konsumsi (NK)

Nilai konsumsi adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh

rumahtangga untuk memperoleh suatu komoditi untuk dikonsumsi. Nilai konsumsi suatu komoditi merupakan perkalian harga komoditi dengan kuantitas (banyaknya) yang dikonsumsi.

Dalam penghitungan IHK ada 2 jenis nilai konsumsi, yaitu yang pertama adalah nilai konsumsi dasar (PoQo), yang diperoleh dari hasil SBH 2007, yaitu rata-rata nilai pengeluaran rumahtangga sebulan untuk setiap jenis barang/jasa yang dikonsumsi. Kedua, nilai konsumsi pada bulan berjalan (PnQo).


(19)

3.3.8. Diagram Timbang

Yang dimaksud dengan diagram timbang adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumsi tiap jenis barang/jasa terhadap total rata-rata pengeluaran rumahtangga di suatu kota. Diagram timbang tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumahtangga di kota tersebut.

3.4. Tata Cara Pengisian Daftar

Tata cara pengisian daftar HK secara rinci dijabarkan pada bab ini. Tata cara ini sangat penting diketahui dan dipahami pencacah data HK maupun pengawasnya karena pengisian daftar dan pelaporan yang tidak baku atau tidak sesuai dengan pedoman akan menyulitkan pengolahan selanjutnya.

3.4.1. Cara Pengisian Daftar HK-1.1

Daftar ini dibagi dalam 4 blok dan blok IV terdiri dari 10 kolom. Petunjuk pelaksanaan pencacahan terdapat di sebelah kiri halaman pertama.

Blok (I) Keterangan Pencacahan

Isilah kotak ke 5 dan 6 sebagai nomor urut pasar observasi, sedangkan kotak pertama s.d. ke 4 adalah kode Propinsi dan kota yang telah tercetak. Tulislah nama pasar observasi pada baris berikutnya dengan huruf balok.

Blok (II) : Keterangan Petugas.

Isilah nama, tanda tangan petugas pencatat dan pengawas pada nomor urut yang telah disediakan.

Blok (III) : Catatan.


(20)

Contoh :

Kenaikan atau penurunan harga secara drastis.

Pergantian responden atau hilangnya kualitas/merek barang tertentu.

Hilangnya komoditi dari peredaran. Blok (IV) : Daftar harga

Blok ini terdiri dari 10 kolom sebagai berikut :

Kolom (1) nomor urut

Nomor urut sudah tercetak pada kuesioner.

Kolom (2) nama jenis barang

Nama jenis barang sudah tercetak

Kolom (3) kualitas/merek

Kualitas/merek sudah tercetak, tetapi disediakan baris terbuka untuk menambah atau mengganti kualitas/merek yang sudah tidak beredar lagi. Bila menambah atau mengganti kualitas/merek barang, cantumkan juga harga periode sebelumnya pada kolom catatan (blok III).

Kolom (4) Satuan

Satuan sudah tercetak untuk setiap jenis barang dan kualitas/ merek di kolom (3) dan (4). Sertakan juga satuannya pada kolom ini, apabila ada penambahan kualitas/merek yang baru.

Kolom (5) Kode jenis barang

Kode barang sudah tercetak dan diisi oleh pusat. Apabila ada penambahan kualitas/merek barang, pusat akan memberikan kodenya. Kode barang terdiri dari 9 digit, yaitu :

Digit pertama adalah kode kelompok.

Digit kedua dan ketiga adalah kode sub kelompok.


(21)

Digit ketujuh sampai dengan kesembilan adalah kode kualitas/merek.

Contoh:

1 0 1 0 2 2 0 1 9

Digit pertama kode 1 adalah kelompok bahan makanan

Digit kedua dan ketiga kode 01 adalah sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya.

Digit keempat, kelima dan keenam kode 022 adalah komoditi tepung terigu.

Digit ketujuh sampai kesembilan kode 019 adalah kualitas/merek segitiga biru.

Kolom (6), (7) dan (8) Harga (Rp.)

Isikan harga hasil pencacahan pada kolom ini untuk setiap jenis barang di kolom (2) menurut kualitas/merek barang di kolom (3) untuk setiap responden. Harga dalam rupiah (Rp) bilangan bulat.

Kolom (9) Rata-Rata Harga (Rp.)

Isikan rata-rata harga dari kolom (6) sampai dengan kolom (8). Harga dalam rupiah (Rp) bilangan bulat.

Kolom (10) Perubahan Harga (persentase).

Isilah perubahan harga, bila terjadi perubahan terhadap minggu sebelumnya, untuk setiap harga di kolom (9). Bilangan dalam persentase.

Kualitas

Jenis barang

Sub Kelompok


(22)

Cara menghitung perubahan harga dengan rumus berikut :

Dimana :

Contoh :

Harga tepung terigu kualitas/merek segitiga biru pada minggu I bulan Juni 2008 adalah Rp 13.000 per kg, sedangkan harga pada periode sebelumnya (minggu terakhir bulan mei 2008) adalah Rp 12.000, sehingga perubahan harga yang terjadi adalah 8,33 persen.

3.4.2. Cara Pengisian Daftar HK-1.2

Pada prinsipnya bentuk dan cara pengisian daftar ini sama dengan daftar HK-1.1, yang membedakan hanya periode survei dan cakupan komoditi.

3.4.3. Cara Pengisian Daftar HK 2.1, HK-2.2 Dan HK 3

Pada prinsipnya bentuk dan cara pengisian daftar-daftar ini sama dengan daftar sebelumnya, yang membedakan hanya periode survei dan cakupan komoditi.

3.4.4. Cara Pengisian Daftar HK 4, HK 5 dan HK 6A, B, C akan dibahas dalam buku pedoman STRPBS 2009

n

P = Harga pada saat pencacahan

) 1 (n

P = Harga pada periode sebelumnya

100

100

100

1

) 1 ( ) 1 (

  n n n n

P

P

atau

p

p


(23)

IV. PENGOLAHAN DATA

Sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu tugas BPS adalah mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data Indeks Harga Konsumen (IHK). Paket komoditas yang saat ini digunakan untuk tiap kota mencakup antara 284-441 jenis barang/jasa atau komoditi, yang terbagi dalam 7 kelompok dan 35 sub kelompok pengeluaran konsumsi.

Untuk menghitung IHK diperlukan data harga, yaitu dari kualitas/merk barang, yang diperoleh dari hasil pencacahan atau observasi di setiap kota (66 kota) pada pasar-pasar yang sudah ditentukan. Data harga yang diperoleh dari lapangan harus segera dilaporkan ke Pusat untuk diolah menjadi IHK kota yang bersangkutan dan selanjutnya digabung menjadi IHK gabungan 66 kota atau lebih dikenal dengan IHK Nasional.

Berbagai rumus dapat dipakai untuk menghitung angka indeks , tetapi BPS dalam mengolah IHK menggunakan rumus Laspeyres yang dimodifikasi. Hal ini untuk memudahkan dalam penghitungan.

Secara umum menghitung IHK menggunakan rumus Laspeyres yang dimodifikasi seperti di bawah ini:

100 1 1 ) 1 ( ) 1 (  

    k i o i o i k i o i i n i n n i n Q P Q P P P I dimana :

In = Indeks periode ke-n

Pni = Harga jenis barang i, periode ke-n

P(n-1)i = Harga jenis barang i, periode ke-(n-1)

P(n-1)i Qoi = Nilai konsumsi jenis barang i, periode ke-(n-1)

Poi Qoi = Nilai konsumsi jenis barang i pada tahun dasar

k = Jumlah jenis barang paket komoditas


(24)

4.1. Menghitung Rata-Rata Harga Kualitas/Merk Barang

Sebagai langkah awal dalam penghitungan IHK adalah mendapatkan rata-rata harga. Setiap pencacahan yang dicatat adalah harga per kualitas/merk barang dari 3 - 4 pedagang sebagai responden. Modus harga dari 3 - 4 responden tersebut lebih diutamakan untuk digunakan dalam penghitungan IHK.

Apabila pencacahan harga suatu komoditas di suatu kota dengan waktu pencacahan mingguan atau 2 mingguan dalam sebulan, maka perlu dihitung rata-rata harganya menjadi rata-rata harga satu bulan (periode n). Demikian juga apabila tempat pencacahan lebih dari satu pasar (k), maka perlu dihitung rata-ratanya, sehingga rata-rata harga yang diperoleh merupakan rata-rata harga suatu kualitas pada periode ke-n di suatu kota.

Rumus umum untuk menghitung rata-rata harga untuk suatu kualitas periode ke-n di suatu kota seperti di bawah ini:

dimana :

Pnij = Rata-rata harga periode ke-n, komoditas i, kualitas/merek j

Pnijt = Harga periode ke-n, komoditas i, kualitas/merek j, pasar t

T = Jumlah pasar

Menghitung rata-rata harga hasil pencacahan periode mingguan (beras), 2 mingguan (daging sapi) dan bulanan (rokok kretek) di kota Medan bulan Maret 2009.

T

P

P

T

t

n ijt

n ij

1


(25)

Tabel 1. Harga Beras Tertimbang Bulan Maret 2009 (Rp/Kg) *)

Kota Pasar Minggu Ke Rata-Rata I II III IV V

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

Medan Pusat 6677 6648 6648 6648 6648 6654

*) Untuk harga tertimbang cukup diwakili 1 pasar

Tabel 2. Harga Susu Kental Manis Bendera Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)

Pasar Minggu Ke Rata-rata

I III

[1] [2] [3] [4]

1. Pusat 8.000 8.000 8.000 2. Sukaramai 8.000 8.000 8.000 3. Petisah 8.000 8.000 8.000 4. Brayan 7.800 8.000 7.900 5. Aksara 8.000 8.000 8.000

Jumlah 39.800 40.000

Rata-rata Harga 7.960 8.000 7.980

Tabel 3. Harga Susu Kental Manis Indomilk Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)

Pasar Minggu Ke Rata-rata

I III

[1] [2] [3] [4]

1. Pusat 8.000 7.800 7.900 2. Sukaramai 7.800 7.800 7.800 3. Petisah 8.000 8.000 8.000 4. Brayan 7.800 8.000 7.900 5. Aksara 7.500 7.500 7.500

Jumlah 39.100 39.300


(26)

Tabel 4. Harga Susu Kental Cap Nona Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)

Pasar Minggu Ke Rata-rata

I II

[1] [2] [3] [4]

1. Pusat 6.500 6.500 6.500 2. Sukaramai 6.500 6.500 6.500 3. Petisah 6.500 6.500 6.500 4. Brayan 5.500 5.500 5.500 5. Aksara 6.500 6.500 6.500

Jumlah 31.500 31.500

Rata-rata Harga 6.300 6.300 6.300

Tabel 5. Harga Rokok Kretek Merk Dji Sam Soe Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)

Pasar Harga

[1] [2]

1. Pusat 7.500

2. Sukaramai 9.000

3. Petisah 9.000

4. Brayan 9.000

5. Aksara 9.000

Jumlah 43.500

Rata-rata Harga 8.700

Tabel 6. Harga Rokok Kretek Merk Gudang Garam Merah 12 Batang Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)

Pasar Harga

[1] [2]

1. Pusat 6.500

2. Sukaramai 5.500

3. Petisah 5.500

4. Brayan 5.500

5. Aksara 5.500

Jumlah 28.500


(27)

Tabel 7. Harga Rokok Kretek Merk Galan Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)

Pasar Harga

[1] [2]

1. Pusat 6.000 2. Sukaramai 6.500 3. Petisah 6.500 4. Brayan 6.500 5. Aksara 6.500

Jumlah 32.000 Rata-rata Harga 6.400

4.2. Menghitung Relatif Harga (RH)

Harga rata-rata suatu kualitas/merek seperti yang diperoleh dari hasil penghitungan dengan rumus (2) di atas, bila dibandingkan dengan harga rata-rata kualitas/merek yang sama pada periode sebelumnya, hasil tersebut merupakan relatif harga (RH) kualitas periode ke-n. Rumus umumnya seperti di bawah ini:

4.2.1. Menghitung Relatif Harga (RH) Kualitas

dimana :

RHni = Relatif harga periode ke-n, komoditas i, kualitas j

Pnij = Rata-rata harga periode ke-n, komoditas i, kualitas j

P(n-1)ij = Rata–rata harga periode ke-(n-1), komoditas i, kualitas j

Tabel 8. Relatif Harga Beras, Maret 2009

100

)

1 (

 ij

n nij ni

P

P


(28)

Tabel 8. Relatif Harga Beras, Maret 2009

Kota Rata-rata Harga (Rp.) Relatif Harga (%)

Juni Juli Juli

[1] [2] [3] [4]

Medan 6.702,20 6.654,00 99,2808

4.2.2. Menghitung Relatif Harga (RH) Komoditas

dimana :

RHni = Relatif harga komoditas i, periode ke-n

RHnij = Relatif harga komoditas i, kualitas j periode ke-n

J = Banyaknya kualitas

Tabel 9. Relatif Harga Susu Kental Manis, Maret 2009

Kwalitas Rata-rata Harga (Rp) Relatip Harga (%)

Juni Juli Juli

[1] [2] [3] [4]

Bendera 7.975 7.980 100,0627 Indomilk 7.820 7.840 100,2558 Cap Nona 6.300 6.300 100,0000

Relatif Harga 100,1062

J

RH

RH

J

j

n ij n i


(29)

Tabel 10. Relatif Harga Rokok Kretek, Maret 2009

Kwalitas Rata-rata Harga (Rp)

Relatif Harga (%) Juni Juli Juli

[1] [2] [3] [4]

Dji Sam Soe 8700 8700 100,0000 GG. Merah 12 5700 5700 100,0000 Galan 6400 6400 100,0000

Relatif Harga 100,0000

4.3 Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Jenis Barang

Hasil penghitungan relatif harga (RH) periode ke-n, komoditas i dengan rumus (4) di atas, selanjutnya dikalikan dengan nilai konsumsi periode sebelumnya komoditas yang sama dan dibagi dengan 100, maka akan diperoleh nilai konsumsi suatu komoditas i periode ke-n :

dimana :

NKni = NIlai Konsumsi periode ke-n, komoditas i

RHni = Relatif harga periode ke-n, komoditas i

NK(n-1)i= Nilai konsumsi periode ke-(n-1), komoditas i

100

) 1 (n i ni

ni

NK

RH


(30)

Tabel 11. Nilai Konsumsi (NK) Kota Medan Maret 2009

Jenis Barang

RH Maret 2009

Nilai Konsumsi Juni 2008 Maret 2009

[1] [2] [3] [4]

1. Beras 99,2808 204.044.59 202.577,10 2. Susu Kentakl Manis 100,1683 5.045,99 5.054,48 3. Rokok Kretek 100,0000 35.404,45 35.404,45

Pada tabel 12 di bawah ini dicontohkan nilai konsumsi untuk komoditas beras, susu kental manis dan rokok kretek, yang setiap bulannya dikirim ke daerah.

NILAI KONSUMSI SUB KELOMPOK, KELOMPOK DAN TOTAL UMUM

Kota : Medan Bulan : Maret 2009

Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai Jenis Barang dan Jasa Konsumsi

[1] [2] [3]

101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya

101001 BERAS 202.577,10 5,6562 22,6027 93,0883 101005 BIHUN 615,22 0,0172 0,0686 0,2827 101007 KETELA POHON 603,44 0,0168 0,0673 0,2773 101010 MIE BASAH 630,97 0,0176 0,0704 0,2899 101011 MIE KERING INSTANT 11.049,71 0,3085 1,2329 5,0776 101018 TEPUNG BERAS 750,36 0,021 0,0837 0,3448 101022 TEPUNG TERIGU 1.391,40 0,0388 0,1552 0,6394

105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya

105003 MAKANAN BAYI 1.772,58 0,0495 0,1978 2,376 105006 SUSU BUBUK 20.764,99 0,5798 2,3169 27,8341 105009 SUSU KENTAL MANIS 5.054,48 0,1411 0,564 6,7752 105011 SUSU UNTUK BALITA 7.751,80 0,2164 0,8649 10,3908 105012 SUSU UNTUK BAYI 5.006,47 0,1398 0,5586 6,7108 105014 TELUR AYAM KAMPUNG 1.016,21 0,0284 0,1134 1,3622 105015 TELUR AYAM RAS 27.894,06 0,7788 3,1123 37,3902 105016 TELUR ITIK 647,04 0,0181 0,0722 0,8673 105018 TELUR PUYUH 734,16 0,0205 0,0819 0,9841 105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2.210,33 0,0617 0,2466 2,9628 105022 SUSU CAIR KEMASAN 1.750,52 0,0489 0,1953 2,3465

. . .

203 Tembakau dan Minuman Beralkohol

203002 BIR 1.528,68 0,0427 0,3092 1,1515 203010 ROKOK KRETEK 35.404,45 0,9885 7,1612 26,6686 203011 ROKOK KRETEK FILTER 76.357,51 2,132 15,4448 57,5167 203012 ROKOK PUTIH 19.466,57 0,5435 3,9375 14,6633

Tabel 12 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP

[4] [5] Total Kelompok

Persentase terhadap Nilai Konsumsi Sub Kelompok


(31)

4.4. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Sub Kelompok

Penjumlahan dari seluruh nilai konsumsi komoditas yang tercakup dalam satu sub kelompok, hasilnya merupakan nilai konsumsi sub

kelompok

dimana :

NKa = Nilai Konsumsi sub kelompok a

NKi = Nilai konsumsi komoditas i pada sub kelompok a

h = Banyaknya komoditas pada sub kelompok a

Tabel 13 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP NILAI KONSUMSI SUB KELOMPOK, KELOMPOK DAN TOTAL UMUM

Kota : Medan

Bulan : Maret 2009

Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai Persentase terhadap Nilai Konsumsi Jenis Barang dan Jasa Konsumsi Total Kelompok Sub Kelompok

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 217,618.20 6.0761 24.2809 100

101001 BERAS 202,577.10 5.6562 22.6027 93.0883 101005 BIHUN 615.22 0.0172 0.0686 0.2827 101007 KETELA POHON 603.44 0.0168 0.0673 0.2773 101010 MIE BASAH 630.97 0.0176 0.0704 0.2899 101011 MIE KERING INSTANT 11,049.71 0.3085 1.2329 5.0776 101018 TEPUNG BERAS 750.36 0.021 0.0837 0.3448 101022 TEPUNG TERIGU 1,391.40 0.0388 0.1552 0.6394

105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 74,602.64 2.083 8.3239 100

105003 MAKANAN BAYI 1,772.58 0.0495 0.1978 2.376 105006 SUSU BUBUK 20,764.99 0.5798 2.3169 27.8341 105009 SUSU KENTAL MANIS 5,054.48 0.1411 0.564 6.7752 105011 SUSU UNTUK BALITA 7,751.80 0.2164 0.8649 10.3908 105012 SUSU UNTUK BAYI 5,006.47 0.1398 0.5586 6.7108 105014 TELUR AYAM KAMPUNG 1,016.21 0.0284 0.1134 1.3622 105015 TELUR AYAM RAS 27,894.06 0.7788 3.1123 37.3902 105016 TELUR ITIK 647.04 0.0181 0.0722 0.8673 105018 TELUR PUYUH 734.16 0.0205 0.0819 0.9841 105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2,210.33 0.0617 0.2466 2.9628 105022 SUSU CAIR KEMASAN 1,750.52 0.0489 0.1953 2.3465

203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 132,757.21 3.7067 26.8528 100

203002 BIR 1,528.68 0.0427 0.3092 1.1515 203010 ROKOK KRETEK 35,404.45 0.9885 7.1612 26.6686 203011 ROKOK KRETEK FILTER 76,357.51 2.132 15.4448 57.5167 203012 ROKOK PUTIH 19,466.57 0.5435 3.9375 14.6633

……….( 6 )

h i i a

NK

NK

1


(32)

4.5. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Kelompok

Penjumlahan dari seluruh nilai konsumsi sub kelompok yang tercakup dalam satu kelompok, hasilnya merupakan nilai konsumsi kelompok

s

b

b

B

NK

NK

1

dimana :

NKB = Nilai Konsumsi kelompok B

NKb = Nilai konsumsi sub kelompok pada kelompok B

s = Banyaknya sub kelompok pada kelompok B

……….( 7 )

NILAI KONSUMSI SUB KELOMPOK, KELOMPOK DAN TOTAL UMUM

Kota : Medan Bulan : Maret 2009

Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai Jenis Barang dan Jasa Konsumsi

[1] [2] [3] [5]

1 BAHAN MAKANAN 896.250,94 25,0242 100,0000

101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 217.618,20 6,0761 24,2809 100,0000 102 Daging dan Hasil-hasilnya 95.009,47 2,6528 10,6008 100,0000 103 Ikan Segar 146.835,72 4,0998 16,3833 100,0000 104 Ikan Diawetkan 24.249,76 0,6771 2,7057 100,0000 105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 74.602,64 2,0830 8,3239 100,0000 106 Sayur-sayuran 71.692,54 2,0017 7,9992 100,0000 107 Kacang - kacangan 22.112,95 0,6174 2,4673 100,0000 108 Buah - buahan 54.696,87 1,5272 6,1029 100,0000 109 Bumbu - bumbuan 97.856,61 2,7323 10,9184 100,0000 110 Lemak dan Minyak 87.355,15 2,4390 9,7467 100,0000 111 Bahan Makanan Lainnya 4.221,03 0,1179 0,4710 100,0000

2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

494.389,57 13,8039 100,0000

201 Makanan Jadi 280.557,00 7,8334 56,7482 100,0000 202 Minuman yang Tidak Beralkohol 81.075,36 2,2637 16,3991 100,0000 203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 132.757,21 3,7067 26,8528 100,0000

[6] [4]

Tabel 14 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP

Persentase terhadap Nilai Konsumsi Total Kelompok Sub Kelompok


(33)

4.6. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Umum

Penjumlahan seluruh nilai konsumsi kelompok (7 kelompok), hasilnya merupakan nilai konsumsi umum

dimana :

NKumum = Nilai Konsumsi umum

NKc = Nilai Konsumsi Kelompok

NILAI KONSUMSI KELOMPOK DAN TOTAL UMUM

Kota : Medan Bulan : Maret 2009

Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai Jenis Barang dan Jasa Konsumsi

[1] [2]

U M U M / T O T A L 3.581.532,80 100,0000

1 BAHAN MAKANAN 896.250,94 25,0242 100,0000 2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK &

TEMBAKAU

494.389,57 13,8039 100,0000 3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS &

BAHAN BAKAR

949.623,60 26,5144 100,0000 4 SANDANG 233.957,01 6,5323 100,0000 5 KESEHATAN 130.098,06 3,6325 100,0000 6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH

RAGA

227.317,25 6,3469 100,0000 7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA

KEUANGAN

649.896,37 18,1458 100,0000

[3] [4] [5]

Tabel 15 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP

Persentase terhadap Nilai Konsumsi Total Kelompok

7

1 c

c umum

NK

NK


(34)

V. MENGHITUNG INDEKS

5.1. Menghitung Indeks Jenis Barang

Nilai konsumsi jenis barang i, periode n dibandingkan dengan nilai konsumsi jenis barang i, periode dasar

100

i n i n i

NKo

NK

IHK

dimana :

IHKni = Indek Harga Konsumen jenis barang i, periode ke-n

NKni = Nilai Konsumsi jenis barang i, periode ke-n

NKoi = Nilai Konsumsi dasar jenis barang i

5.2. Menghitung Indeks Sub Kelompok

Nilai konsumsi sub kelompok, periode n dibandingkan dengan nilai konsumsi sub kelompok yang sama, periode dasar

100

a n a n a

NKo

NK

IHK

dimana :

IHKna = Indek Harga Konsumen sub kelompok a, periode ke-n

NKna = Nilai Konsumsi sub kelompok a, periode ke-n

NKoa = Nilai Konsumsi dasar sub kelompok a

5.3. Menghitung Indeks Kelompok

Nilai konsumsi kelompok , periode n dibandingkan dengan nilai konsumsi kelompok yang sama, periode dasar

……….( 9 )


(35)

100

b nb nb

NKo

NK

IHK

dimana :

IHKnb = Indek Harga Konsumen kelompok b, periode ke-n

NKnb = Nilai Konsumsi kelompok b, periode ke-n

Nkob = Nilai Konsumsi dasar kelompok b

5.4. Menghitung Indeks Umum

Nilai konsumsi umum, periode n dibandingkan dengan nilai konsumsi umum, periode dasar

100

u mu m n u mu m n

u mu m

NKo

NK

IHK

dimana :

IHKumumn = Indek Harga Konsumen umum periode ke-n

NKumumn = Nilai Konsumsi umum, periode ke-n

Nkoumum = Nilai Konsumsi dasar umum

……….( 11 )


(36)

Kota : Medan Bulan : Maret 2009

Kode Kelompok, Sub Kelompok Jenis Barang dan Jasa

[1] [2]

U M U M / T O T A L 3214318,22 3581532,80 111,42

1 BAHAN MAKANAN 756135,01 896250,94 118,53

101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 189994,02 217618,20 114,54

101001 BERAS 178783,90 202577,10 113,31

101005 BIHUN 513,78 615,22 119,74

101007 KETELA POHON 398,10 603,44 151,58 101010 MIE BASAH 523,74 630,97 120,47 101011 MIE KERING INSTANT 8153,26 11049,71 135,53 101018 TEPUNG BERAS 750,36 750,36 100,00 101022 TEPUNG TERIGU 870,88 1391,40 159,77 105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 60112,21 74602,64 124,11 105003 MAKANAN BAYI 1778,86 1772,58 99,65 105006 SUSU BUBUK 17617,93 20764,99 117,86

105009 SUSU KENTAL MANIS 4406,08 5054,48 114,72

105011 SUSU UNTUK BALITA 6769,53 7751,80 114,51 105012 SUSU UNTUK BAYI 4216,18 5006,47 118,74 105014 TELUR AYAM KAMPUNG 984,20 1016,21 103,25 105015 TELUR AYAM RAS 19418,50 27894,06 143,65 105016 TELUR ITIK 526,86 647,04 122,81 105018 TELUR PUYUH 709,86 734,16 103,42 105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2099,69 2210,33 105,27 105022 SUSU CAIR KEMASAN 1584,52 1750,52 110,48

. . .

2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

463256,70 494389,57 106,72 201 Makanan Jadi 255564,64 280557,00 109,78

. . .

203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 127422,07 132757,21 104,19

203002 BIR 1166,19 1528,68 131,08

203010 ROKOK KRETEK 34013,38 35404,45 104,09

203011 ROKOK KRETEK FILTER 74008,97 76357,51 103,17 203012 ROKOK PUTIH 18233,53 19466,57 106,76

. . .

7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN

561646,30 649896,37 115,71 [5] [4]

[3]

Maret 2009 Tahun Dasar Maret 2009

IHK Nilai Konsumsi Nilai Konsumsi


(37)

5.5. Menghitung IHK Gabungan 66 Kota

Setelah menghitung IHK untuk setiap kota, selanjutnya menghitung IHK gabungan 66 kota atau IHK nasional.

dimana :

I 66 kota = IHK gabungan 66 kota

I k = IHK kota k

Wk = Penimbang kota k

Rumus umum di atas (13) dapat juga digunakan untuk IHK sub kelompok maupun kelompok.

100

6 6

1 6 6

k

k k ko ta

W

I

I

……….( 13 )

No KOTA PENIMBANG KOTA IHK MARET 2009

(2007 = 100)

[1] [2] [3] [4]

1 BANDA ACEH 0,31 114,00

2 LHOKSEUMAWE 0,28 114,63

3 SIBOLGA 0,21 114,95

4 PEMATANG SIANTAR 0,56 112,88

5 MEDAN 4,67 112,80

6 PADANG SIDEMPUAN 0,26 115,52

7 PADANG 1,69 116,08

8 PAKANBARU 1,70 113,39

9 DUMAI 0,37 117,36

10 JAMBI 0,98 114,98

11 PALEMBANG 2,96 115,85

12 BENGKULU 0,59 116,74

13 BANDAR LAMPUNG 1,91 119,38

Tabel 17. PENGHITUNGAN IHK GABUNGAN 66 KOTA MARET 2009


(38)

No KOTA PENIMBANG KOTA IHK MARET 2009 (2007 = 100)

[1] [2] [3] [4]

14 PANGKAL PINANG 0,34 118,14

15 BATAM 2,02 111,06

16 TANJUNG PINANG 0,45 117,09

17 JAKARTA 22,49 112,93

18 BOGOR 2,20 116,92

19 SUKABUMI 0,73 116,23

20 BANDUNG 5,38 112,82

21 CIREBON 0,78 118,25

22 BEKASI 5,26 112,72

23 DEPOK 3,76 112,92

24 TASIKMALAYA 0,52 115,97

25 PURWOKERTO 0,47 114,43

26 SURAKARTA 1,27 109,29

27 SEMARANG 3,48 113,47

28 TEGAL 0,62 113,57

29 YOGYAKARTA 1,03 113,99

30 JEMBER 0,71 115,52

31 SUMENEP 0,34 111,44

32 KEDIRI 0,69 113,22

33 MALANG 1,77 114,62

34 PROBOLINGGO 0,46 116,50

35 MADIUN 0,43 118,29

36 SURABAYA 6,47 112,50

37 SERANG 0,74 117,71

38 TANGERANG 3,94 116,00

39 CILEGON 0,69 115,78

40 DENPASAR 1,53 113,84

41 MATARAM 0,79 117,93

42 BIMA 0,21 121,78

43 MAUMERE 0,09 120,23

44 KUPANG 0,49 114,23

45 PONTIANAK 1,05 116,89

46 SINGKAWANG 0,23 116,99

47 SAMPIT 0,29 114,33

48 PALANGKA RAYA 0,36 115,43

49 BANJARMASIN 1,54 115,30

50 BALIKPAPAN 1,11 114,46

51 SAMARINDA 1,31 118,60

52 TARAKAN 0,36 123,20

53 MANADO 0,98 116,57

54 PALU 0,59 116,45

55 WATAMPONE 0,18 123,73

56 MAKASSAR 2,56 114,68

57 PAREPARE 0,22 119,97

58 PALOPO 0,19 123,40

59 KENDARI 0,43 120,96

60 GORONTALO 0,37 116,03

61 MAMUJU 0,06 118,83

62 AMBON 0,42 113,20

63 TERNATE 0,28 117,33

64 MANOKWARI 0,09 127,02


(39)

5.6. Menghitung Persentase (%) Perubahan IHK

Persentase (%) perubahan IHK atau yang lebih dikenal dengan inflasi atau deflasi, dapat dihitung dengan membandingkan IHK periode ke-n dengan IHK periode sebelumnya.

 Persentase (%) perubahan IHK per bulan dihitung dengan rumus :

dimana :

In = IHK periode ke-n

In-1 = IHK periode ke-(n-1)

 Persentase (%) perubahan IHK menurut tahun kalender ke-n dihitung berdasarkan metode point to point dengan dasar IHK bulan Desember tahun ke (n-1).

Tabel 18. Persentase Perubahan IHK Serta Tahun Kalender Kota Medan dan Nasional

(2007=100)

Kota

IHK % Perubahan

Desember 2008

Feb 2009

Maret 2009

Maret 2009

Tahun Kalender

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

MEDAN 113,76 113,07 112,80 -0,24 -0,84 NASIONAL 113,86 114,02 114,27 0,22 0,36

100

) 1 (

) 1

(

 

n n n

I

I

I


(40)

5.7. Menghitung Sumbangan/Andil Inflasi/Deflasi

Besarnya nilai perubahan indeks (inflasi/deflasi) yang terjadi setiap bulan, sesungguhnya merupakan gabungan sumbangan atau andil dari jenis barang/jasa yang mengalami fluktuasi harga pada bulan yang bersangkutan. Oleh karena itu, setiap komoditi yang mengalami fluktuasi harga tersebut dapat diketahui besarnya sumbangan/andil terhadap inflasi atau deflasi yang terjadi di suatu kota atau secara nasional.

Rumus umum untuk menghitung besarnya andil inflasi adalah :

 

100

%

n 1 i ni

ni

RH

NK

A

dimana :

Ani = Sumbangan/andil inflasi/deflasi jenis barang i, periode n

[%NK](n-1)i = % NK jenis barang i terhadap total, periode ke n-1

 RH ni = RH–100 = % perubahan harga jenis barang i,

periode ke-n

Tabel 19. Andil Komoditas Beras, Susu Kental Manis dan Rokok Kretek Kota Medan Bulan Maret 2009

Jenis Barang

% NK thd Total Juni 2008

RH Maret

2009  RH Andil

[1] [2] [3] [4] [5]

Beras 5,8971 98,6061 -1,3939 -0,0822

Susu Kental Manis 0,1413 100,6835 0,0835 0,0001

Rokok Kretek 0,9978 100,0000 0,0000 0,0000


(41)

Persentase Sumbangan Sumbangan Inflasi Kota Perubahan Inflasi Penimbang Gabungan

Harga Perkota Semua Kota

[3] [4] [5] [6] 101001 BERAS 1171 BANDA ACEH 0,6159 0,0298 0,31 0,0001

1174 LHOKSEUMAWE -1,2527 -0,0700 0,28 -0,0002 1271 SIBOLGA 2,9253 0,2221 0,21 0,0005 1273 PEMATANG SIANTAR -1,4696 -0,1077 0,56 -0,0006 1275 MEDAN -1,3939 -0,0822 4,67 -0,0038 1277 PADANG SIDEMPUAN -0,2498 -0,0181 0,26 0,0000 1371 PADANG -1,8860 -0,1300 1,69 -0,0022 1471 PAKANBARU -0,1275 -0,0060 1,70 -0,0001 1473 DUMAI 0,2195 0,0097 0,37 0,0000 1571 JAMBI -3,2148 -0,1721 0,98 -0,0017 1671 PALEMBANG -2,3036 -0,1113 2,96 -0,0033 1771 BENGKULU -0,0691 -0,0038 0,59 0,0000 1871 BANDAR LAMPUNG -2,8849 -0,1767 1,91 -0,0034 1971 PANGKAL PINANG -2,7994 -0,1365 0,34 -0,0005 2171 BATAM -0,1840 -0,0069 2,02 -0,0001 2172 TANJUNG PINANG -0,1581 -0,0069 0,45 0,0000 3100 DKI 1,9353 0,0481 22,49 0,0108 3271 BOGOR 1,1918 0,0667 2,20 0,0015 3272 SUKABUMI -4,5079 -0,2588 0,73 -0,0019 3273 BANDUNG -0,6856 -0,0307 5,38 -0,0017 3274 CIREBON -2,7764 -0,1577 0,78 -0,0012 3275 BEKASI -1,6716 -0,0781 5,26 -0,0041 3276 DEPOK -0,4768 -0,0195 3,76 -0,0007 3278 TASIKMALAYA -5,7961 -0,3783 0,52 -0,0020 3302 PURWOKERTO -5,6278 -0,2967 0,47 -0,0014 3372 SURAKARTA 0,1056 0,0059 1,27 0,0001 3374 SEMARANG -1,4626 -0,0660 3,48 -0,0023 3376 TEGAL -3,2279 -0,1786 0,62 -0,0011 3471 YOGYAKARTA -1,3489 -0,0425 1,03 -0,0004 3509 JEMBER -1,0611 -0,0618 0,71 -0,0004 3529 SUMENEP -1,4022 -0,0872 0,34 -0,0003 3571 KEDIRI -0,9923 -0,0521 0,69 -0,0004 3573 MALANG 0,4116 0,0178 1,77 0,0003 3574 PROBOLINGGO -2,2833 -0,1404 0,46 -0,0006 3577 MADIUN -2,5656 -0,1305 0,43 -0,0006 3578 SURABAYA -1,1933 -0,0429 6,47 -0,0028 3604 SERANG -5,6207 -0,2747 0,74 -0,0020 3671 TANGERANG -0,3349 -0,0157 3,94 -0,0006 3672 CILEGON -0,8454 -0,0455 0,69 -0,0003 5171 DENPASAR 0,7406 0,0352 1,53 0,0005 5271 MATARAM 0,1804 0,0107 0,79 0,0001 5272 BIMA 3,1721 0,2297 0,21 0,0005 5310 MAUMERE 0,1680 0,0147 0,09 0,0000 5371 KUPANG 0,0199 0,0016 0,49 0,0000 6171 PONTIANAK -0,1873 -0,0086 1,05 -0,0001 6172 SINGKAWANG 0,8839 0,0494 0,23 0,0001 6202 SAMPIT 2,3627 0,1112 0,29 0,0003 6271 PALANGKARAYA 0,7050 0,0349 0,36 0,0001 6371 BANJARMASIN 1,7302 0,0849 1,54 0,0013 6471 BALIKPAPAN 0,2102 0,0096 1,11 0,0001 6472 SAMARINDA 0,3975 0,0174 1,31 0,0002 6473 TARAKAN -0,0125 -0,0007 0,36 0,0000 7171 MANADO -0,1440 -0,0108 0,98 -0,0001 7271 PALU -1,9279 -0,1177 0,59 -0,0007 7311 BONE 2,0001 0,1352 0,18 0,0002 7371 MAKASAR 1,0134 0,0478 2,56 0,0012 7372 PARE-PARE -3,1595 -0,1710 0,22 -0,0004 7373 PALOPO 4,0588 0,2392 0,19 0,0005 7471 KENDARI 6,2406 0,3243 0,43 0,0014 7571 GORONTALO -0,2700 -0,0201 0,37 -0,0001 7604 MAMUJU -0,6681 -0,0410 0,06 0,0000 8171 AMBON 0,3085 0,0164 0,42 0,0001 8271 TERNATE 0,0900 0,0045 0,28 0,0000 9105 MANOKWARI 0,5615 0,0322 0,09 0,0000 9171 SORONG 0,1067 0,0068 0,34 0,0000

Jenis Barang

[1] [2]

Tabel 20. SUMBANGAN INFLASI DAN PERSENTASE PERUBAHANNYA MENURUT JENIS BARANG GABUNGAN 66 KOTA


(42)

Persentase Sumbangan Sumbangan Inflasi Kota Perubahan Inflasi Penimbang Gabungan

Harga Perkota Semua Kota

[3] [4] [5] [6]

105009 SUSU KENTAL 1174 LHOKSEUMAWE 0,1086 0,0001 0,28 0,0000 MANIS 1275 MEDAN 0,6835 0,0010 4,67 0,0000 1371 PADANG -0,9905 -0,0010 1,69 0,0000 1571 JAMBI 0,3080 0,0008 0,98 0,0000 1871 BANDAR LAMPUNG 1,0690 0,0040 1,91 0,0001 1971 PANGKAL PINANG -0,3222 -0,0006 0,34 0,0000 2171 BATAM -0,1723 -0,0005 2,02 0,0000 2172 TANJUNG PINANG 2,5003 0,0081 0,45 0,0000 3100 DKI 0,1240 0,0002 22,49 0,0000 3272 SUKABUMI 0,6395 0,0021 0,73 0,0000 3273 BANDUNG -0,2842 -0,0004 5,38 0,0000 3275 BEKASI 0,0675 0,0002 5,26 0,0000 3276 DEPOK 0,0949 0,0003 3,76 0,0000 3278 TASIKMALAYA 0,0439 0,0001 0,52 0,0000 3302 PURWOKERTO 0,1601 0,0003 0,47 0,0000 3372 SURAKARTA 0,0590 0,0001 1,27 0,0000 3374 SEMARANG -0,0841 -0,0001 3,48 0,0000 3376 TEGAL 0,1404 0,0003 0,62 0,0000 3471 YOGYAKARTA 0,0541 0,0001 1,03 0,0000 3571 KEDIRI -0,5707 -0,0008 0,69 0,0000 3574 PROBOLINGGO 0,0748 0,0001 0,46 0,0000 3577 MADIUN 0,0854 0,0001 0,43 0,0000 3578 SURABAYA -0,3066 -0,0002 6,47 0,0000 3604 SERANG -0,4167 -0,0013 0,74 0,0000 3671 TANGERANG 0,2000 0,0009 3,94 0,0000 5171 DENPASAR 0,5696 0,0002 1,53 0,0000 9471 JAYAPURA -0,2440 -0,0008 0,40 0,0000

TOTAL 0,0001

ROKOK KRETEK 1273 PEMATANG SIANTA 2,6944 0,0489 0,56 0,0003 1277 PADANG SIDEMPUA 0,6314 0,0142 0,26 0,0000 2171 BATAM 3,9626 0,0325 2,02 0,0007 3271 BOGOR 0,9143 0,0205 2,2 0,0005 3272 SUKABUMI 2,4109 0,0697 0,73 0,0005 3275 BEKASI 1,3848 0,0174 5,26 0,0009 3278 TASIKMALAYA 0,3005 0,0067 0,52 0,0000 3372 SURAKARTA 0,4237 0,0058 1,27 0,0001 3376 TEGAL 0,7563 0,0206 0,62 0,0001 3471 YOGYAKARTA 0,3653 0,0033 1,03 0,0000 3571 KEDIRI 1,5268 0,0138 0,69 0,0001 3577 MADIUN 0,8909 0,0139 0,43 0,0001

: :

3578 SURABAYA 0,2746 0,0024 6,47 0,0002 3604 SERANG 1,9149 0,0423 0,74 0,0003 3671 TANGERANG 8,5737 0,1017 3,94 0,0040 5271 MATARAM 0,7105 0,0061 0,79 0,0000 6202 SAMPIT 1,9502 0,0165 0,29 0,0000 7311 BONE 2,8847 0,0447 0,18 0,0001 7372 PARE-PARE 2,0222 0,0185 0,22 0,0000 7373 PALOPO 0,8060 0,0074 0,19 0,0000 7571 GORONTALO 5,8780 0,0672 0,37 0,0002 7604 MAMUJU 1,7825 0,0136 0,06 0,0000 9105 MANOKWARI -1,0028 -0,0060 0,09 0,0000

TOTAL 0,0081

(Dibulatkan = 0,00 )

(Dibulatkan = 0,01 )

Jenis Barang


(43)

VI. PENGOLAHAN TARIF LISTRIK DAN TARIF PAM

6.1. Penghitungan Tarif Listrik

Salah satu komoditas IHK yang penting adalah tarif listrik yang respondennya adalah Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) di masing-masing kota. Tarif yang dimaksud adalah tarif langganan rumahtangga setiap bulannya. Apabila tidak dapat dinyatakan dalam satuan Watt (VA) sebagai langganan, hendaknya dicatat tarif dalam satuan KWH (Kilo Watt/Jam). Golongan rumahtangga yang digunakan dalam penghitungan tarif listrik adalah golongan pelanggan R1 (450 VA, 900 VA, 1300 VA, dan 2200 VA), R2 (2201 VA) dan R3 (6601 VA).

Sebelum tarif listrik diisi dalam daftar HK-3, terlebih dahulu dihitung tarif listrik rumahtangga secara umum. Tahapan penghitungannya adalah sebagai berikut :

a. Hitung biaya-biaya untuk ketiga golongan pelanggan (R1, R2 dan R3) yang terdiri dari :

- Biaya Beban (BB)

- Biaya Penerangan Jalan Umum (BPJU)

- Biaya pemakaian Blok I (450 VA s.d. 2.200 VA) - Biaya pemakaian Blok II (450 VA s.d. 2.200 VA)

- Biaya pemakaian Blok III (450 VA s.d. 2.200 VA) selebihnya. Biaya pemakaian per Kwh untuk masing-masing kota berbeda.

b. Jumlahkan biaya untuk masing-masing golongan pelanggan. Jumlah biaya ini merupakan rata-rata jumlah biaya yang dibayarkan oleh rumahtangga untuk masing-masing golongan pelanggan setiap bulannya. Hitung penimbang masing-masing golongan pelanggan tarif berdasarkan banyaknya pelanggan.

c. Hitung rata-rata tertimbang untuk mendapatkan tarif langganan rumahtangga secara umum untuk pengisian ke daftar HK-3.


(44)

- Penghitungan tarif listrik dilakukan apabila terjadi perubahaN tarif.

- Dalam penghitungan perubahan tarif, harus diperoleh pula data jumlah pelanggan dan rata-rata pemakaian untuk masing-masing golongan pelanggan.

Contoh penghitungan tarif listrik

1. R1 (450 VA)

Daya : 450 VA

Jumlah Pelanggan : 1 197 754 Rt Rata-rata pemakaian : 125 Kwh Biaya Beban (BB) = 12.000

000 1

450

 = 5 400

Blok I = 30 x 172 = 5 160

Blok II = 30 x 380 = 11 400

Blok III = (125 – 60) x 530 34 450

Jumlah = 56 410

BPJU = 3 % x Rp. 56 410 = 1 692

Jumlah yang dibayarkan

Rp. 58 102

2. R1 (900 VA)

Daya : 900 VA

Jumlah Pelanggan : 470 030 Rt Rata-rata pemakaian : 195 Kwh Biaya Beban (BB) =

000 23 000

1 900

 = 20 700

Blok I = 20 x 310 = 6 200

Blok II = 40 x 490 = 19 600

Blok III = (195 – 60) x 530 = 71 550

Rp. 118 050

BPJU = 3 % x Rp. 118 050 = 3 542


(45)

3. R1 (1300 VA)

Daya : 1 300 VA

Jumlah Pelanggan : 560 065 Rt Rata-rata pemakaian : 537 Kwh Biaya Beban =

30500 000

1 300 1

 = 39 650

Blok I = 20 x 395 = 7 900

Blok II = 40 x 490 = 19 600

Blok III = (537 - 60) x 530 = 252 810

Rp. 319 960

BPJU = 3 % x Rp. 319 960 = 9 599

Jumlah yang dibayarkan Rp. 310 361

4. R1 (2200 VA)

Daya : 2 200 VA

Jumlah Pelanggan : 250 653 Rt Rata-rata pemakaian : 575 Kwh Biaya Beban =

500 30 000 1

200 2

 = 67 100

Blok I = 20 x 400 = 8 000

Blok II = 40 x 490 = 19 600

Blok III = (575 - 60) x 530 = 272 950

Rp. 367 650

BPJU = 3 % x Rp. 367 650 = 11 030

Jumlah yang dibayarkan Rp. 378 680

5. R2 (2201 VA)

Daya : 2201 VA

Jumlah Pelanggan : 113 159 Rt Rata-rata pemakaian : 632 Kwh Biaya Beban (BB) =

500 31 000

1 201 2

 = 69 332

Biaya Pemakaian = 632 x 575 = 363 400 Rp. 432 732

BPJU = 3 % x Rp. 432 732 = 12 982


(46)

6. R3 (6601 VA)

Daya : 6601 VA

Jumlah Pelanggan : 32 002 Rt Rata-rata pemakaian : 1 571 Kwh

Biaya Beban (BB) = 34260

000 1

601 6

 = 226 150

Biaya Pemakaian = 1 571 x 621 = 975 591

Rp. 1 201 741

BPJU = 3 % x Rp. 1 201 741 = 36 052

Jumlah yang dibayarkan Rp. 1 237 793

a. Penimbang (W)

Golongan Jumlah Rt W

[1] [2] [3] [4]

R1 450 VA 1 197 754 45,65

900 VA 470 030 17,92

1300 VA 560 065 21,35

2200 VA 250 653 9,55

R2 2201 VA 113 159 4,31

R3 6601 VA 32 002 1,22

Jumlah 2 623 663 100.00

Golongan W Pn Pn x W

[1] [2] [3] [4]

R1 450 VA 45,65 58 102 2 652 356,30

900 VA 17,92 121 592 2 178 928,64

1300 VA 21,35 310 361 6 626 207,35

2200 VA 9,55 378 680 3 616 394,00

R2 2201 VA 4,31 445 714 1 921 027,34

R3 6601 VA 1,22 1237 793 1 510 107,46

Jumlah 100 18 505 021,09


(47)

6.2. Penghitungan Tarif PAM

Sebelum tarif PAM diisikan ke dalam daftar HK-3, terlebih dahulu dihitung untuk mencari tarif PAM rumahtangga secara umum. Tahapan penghitungannya adalah sebagai berikut;

a. Hitung biaya-biaya untuk golongan pelanggan (II, III A, III B dan IV A) yang terdiri dari :

 Biaya Beban (BB) Pelanggan

 Biaya Pemakaian (BP), 0 – 10 m3 dan 11 – 20 m3

 Biaya pemakaian selebihnya dari 20 m3 (BPL)

b. Jumlahkan biaya untuk masing-masing golongan pelanggan. Jumlah biaya ini merupakan rata-rata jumlah biaya yang dibayarkan oleh rumahtangga untuk masing-masing golongan pelanggan setiap bulannya. Hitung penimbang masing-masing golongan pelanggan tarif berdasarkan banyaknya pelanggan.

c. Hitung rata-rata tertimbang untuk mendapatkan tarif langganan rumahtangga secara umum untuk pengisian ke daftar HK-3.

Catatan :

1. Penghitungan tarif PAM dilakukan apabila terjadi perubahan tarif.

2. Dalam penghitungan perubahan tarif, harus diperoleh pula data jumlah pelanggan dan rata-rata pemakaian untuk masing-masing golongan pelanggan.

b.


(48)

Contoh penghitungan tarif PAM a. Tarip sebelum ada kenaikan

1. Kelompok II

Jumlah Pelanggan : 46 334 Rt Rata-rata pemakaian : 23,07 m3

Biaya Beban (BB) = 1 660,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00

BPL = 3,07 x Rp. 850,00 = 2 610,00

Jumlah yang dibayarkan Rp. 11 770,00

2. Kelompok III A

Jumlah Pelanggan : 255 409 Rt Rata-rata pemakaian : 20,55 m3

Biaya Beban (BB) = 5 585,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00

BPL = 0,55 x Rp. 1 275,00 = 701,25

Jumlah yang dibayarkan Rp. 26 186,25

3. Kelompok III B

Jumlah Pelanggan : 124 562 Rt Rata-rata pemakaian : 25,379 m3

Biaya Beban (BB) = 5 585,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00

BPL = 5,379 x Rp. 1 600,00 = 8 606,40

Jumlah yang dibayarkan Rp. 34 091,40

4. Kelompok IV A

Jumlah Pelanggan : 62 853 Rt Rata-rata pemakaian : 30,92 m3

Biaya Beban (BB) = 9 910,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 660,00 = 16 600,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 660,00 = 16 600,00

BPL = 10,92 x Rp. 2 475,00 = 27 027,00


(49)

b. Tarip Baru (ada kenaikan tarif)

1. Kelompok II

Jumlah Pelanggan : 46 334 Rt Rata-rata pemakaian : 23,07 m3

Biaya Beban (BB) = = 1 660,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00

BPL = 3,07 x Rp. 850,00 = 2 610,00

Jumlah yang dibayarkan Rp. 11 770,00

2. Kelompok III A

Jumlah Pelanggan : 255 409 Rt Rata-rata pemakaian : 20,55 m3

Biaya Beban (BB) = 6 640,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 350,00 = 10 350,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 330,00 = 13 300,00

BPL = 0,55 x Rp. 1 560,00 = 858,00

Jumlah yang dibayarkan Rp. 31 148,00

3. Kelompok III B

Jumlah Pelanggan : 124 562 Rt Rata-rata pemakaian : 25,379 m3

Biaya Beban (BB) = = 7 550,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 335,00 = 13 350,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 520,00 = 15 200,00

BPL = 5,379 x Rp. 2 100,00 = 11 296,00

Jumlah yang dibayarkan Rp. 47 396,00

4. Kelompok IV A

Jumlah Pelanggan : 62 853 Rt Rata-rata pemakaian : 30,92 m3

Biaya Beban (BB) = 14 190,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 2 500,00 = 25 000,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 2 500,00 = 25 000,00

BPL = 10,92 x Rp. 3 500,00 = 38 220,00


(50)

Penimbang (W)

Golongan Jumlah RT W

II 36334 7,58

III A 255409 53,30

III B 124562 26,00

IV A 62853 13,12

Jumlah 479158 100,00

Golongan W P(n-1) P(n-1) X W Pn Pn X W II 7,58 11.770,00 89.250,56 11.770,00 89.250,56 III A 53,30 26.186,25 1.395.824,33 31.148,00 1.660.304,02 III B 26,00 34.091,40 886.240,65 47.396,00 1.232.107,27 IV A 13,12 70.137,00 920.014,04 102.410,00 1.343.351,41 Jumlah 100,00 3.291.329,57 4.325.013,25 32.913,30 43.250,13

131,41 Rata-rata Tarif


(1)

3. R1 (1300 VA)

Daya : 1 300 VA

Jumlah Pelanggan : 560 065 Rt

Rata-rata pemakaian : 537 Kwh

Biaya Beban =

30500 000

1 300 1

 = 39 650

Blok I = 20 x 395 = 7 900

Blok II = 40 x 490 = 19 600

Blok III = (537 - 60) x 530 = 252 810

Rp. 319 960

BPJU = 3 % x Rp. 319 960 = 9 599

Jumlah yang dibayarkan Rp. 310 361

4. R1 (2200 VA)

Daya : 2 200 VA

Jumlah Pelanggan : 250 653 Rt

Rata-rata pemakaian : 575 Kwh

Biaya Beban =

500 30 000 1 200 2

 = 67 100

Blok I = 20 x 400 = 8 000

Blok II = 40 x 490 = 19 600

Blok III = (575 - 60) x 530 = 272 950

Rp. 367 650

BPJU = 3 % x Rp. 367 650 = 11 030

Jumlah yang dibayarkan Rp. 378 680

5. R2 (2201 VA)

Daya : 2201 VA

Jumlah Pelanggan : 113 159 Rt

Rata-rata pemakaian : 632 Kwh

Biaya Beban (BB) =

500 31 000 1 201 2

 = 69 332

Biaya Pemakaian = 632 x 575 = 363 400

Rp. 432 732

BPJU = 3 % x Rp. 432 732 = 12 982


(2)

6. R3 (6601 VA)

Daya : 6601 VA

Jumlah Pelanggan : 32 002 Rt

Rata-rata pemakaian : 1 571 Kwh

Biaya Beban (BB) = 34260

000 1

601 6

 = 226 150

Biaya Pemakaian = 1 571 x 621 = 975 591

Rp. 1 201 741

BPJU = 3 % x Rp. 1 201 741 = 36 052

Jumlah yang dibayarkan Rp. 1 237 793

a. Penimbang (W)

Golongan Jumlah Rt W

[1] [2] [3] [4]

R1 450 VA 1 197 754 45,65

900 VA 470 030 17,92

1300 VA 560 065 21,35

2200 VA 250 653 9,55

R2 2201 VA 113 159 4,31

R3 6601 VA 32 002 1,22

Jumlah 2 623 663 100.00

Golongan W Pn Pn x W

[1] [2] [3] [4]

R1 450 VA 45,65 58 102 2 652 356,30

900 VA 17,92 121 592 2 178 928,64

1300 VA 21,35 310 361 6 626 207,35

2200 VA 9,55 378 680 3 616 394,00

R2 2201 VA 4,31 445 714 1 921 027,34

R3 6601 VA 1,22 1237 793 1 510 107,46

Jumlah 100 18 505 021,09


(3)

6.2. Penghitungan Tarif PAM

Sebelum tarif PAM diisikan ke dalam daftar HK-3, terlebih dahulu dihitung untuk mencari tarif PAM rumahtangga secara umum. Tahapan penghitungannya adalah sebagai berikut;

a. Hitung biaya-biaya untuk golongan pelanggan (II, III A, III B dan IV A) yang terdiri dari :

 Biaya Beban (BB) Pelanggan

 Biaya Pemakaian (BP), 0 – 10 m3 dan 11 – 20 m3

 Biaya pemakaian selebihnya dari 20 m3 (BPL)

b. Jumlahkan biaya untuk masing-masing golongan pelanggan. Jumlah biaya ini merupakan rata-rata jumlah biaya yang dibayarkan oleh rumahtangga untuk masing-masing golongan pelanggan setiap bulannya. Hitung penimbang masing-masing golongan pelanggan tarif berdasarkan banyaknya pelanggan.

c. Hitung rata-rata tertimbang untuk mendapatkan tarif langganan rumahtangga secara umum untuk pengisian ke daftar HK-3.

Catatan :

1. Penghitungan tarif PAM dilakukan apabila terjadi perubahan tarif.

2. Dalam penghitungan perubahan tarif, harus diperoleh pula data jumlah pelanggan dan rata-rata pemakaian untuk masing-masing golongan pelanggan.

b.


(4)

Contoh penghitungan tarif PAM a. Tarip sebelum ada kenaikan

1. Kelompok II

Jumlah Pelanggan : 46 334 Rt

Rata-rata pemakaian : 23,07 m3

Biaya Beban (BB) = 1 660,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00

Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00

BPL = 3,07 x Rp. 850,00 = 2 610,00

Jumlah yang dibayarkan Rp. 11 770,00

2. Kelompok III A

Jumlah Pelanggan : 255 409 Rt

Rata-rata pemakaian : 20,55 m3

Biaya Beban (BB) = 5 585,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00

Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00

BPL = 0,55 x Rp. 1 275,00 = 701,25

Jumlah yang dibayarkan Rp. 26 186,25

3. Kelompok III B

Jumlah Pelanggan : 124 562 Rt

Rata-rata pemakaian : 25,379 m3

Biaya Beban (BB) = 5 585,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00

Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00

BPL = 5,379 x Rp. 1 600,00 = 8 606,40

Jumlah yang dibayarkan Rp. 34 091,40

4. Kelompok IV A

Jumlah Pelanggan : 62 853 Rt

Rata-rata pemakaian : 30,92 m3

Biaya Beban (BB) = 9 910,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 660,00 = 16 600,00

Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 660,00 = 16 600,00

BPL = 10,92 x Rp. 2 475,00 = 27 027,00


(5)

b. Tarip Baru (ada kenaikan tarif)

1. Kelompok II

Jumlah Pelanggan : 46 334 Rt

Rata-rata pemakaian : 23,07 m3

Biaya Beban (BB) = = 1 660,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00

Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00

BPL = 3,07 x Rp. 850,00 = 2 610,00

Jumlah yang dibayarkan Rp. 11 770,00

2. Kelompok III A

Jumlah Pelanggan : 255 409 Rt

Rata-rata pemakaian : 20,55 m3

Biaya Beban (BB) = 6 640,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 350,00 = 10 350,00

Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 330,00 = 13 300,00

BPL = 0,55 x Rp. 1 560,00 = 858,00

Jumlah yang dibayarkan Rp. 31 148,00

3. Kelompok III B

Jumlah Pelanggan : 124 562 Rt

Rata-rata pemakaian : 25,379 m3

Biaya Beban (BB) = = 7 550,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 335,00 = 13 350,00

Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 520,00 = 15 200,00

BPL = 5,379 x Rp. 2 100,00 = 11 296,00

Jumlah yang dibayarkan Rp. 47 396,00

4. Kelompok IV A

Jumlah Pelanggan : 62 853 Rt

Rata-rata pemakaian : 30,92 m3

Biaya Beban (BB) = 14 190,00

Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 2 500,00 = 25 000,00

Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 2 500,00 = 25 000,00

BPL = 10,92 x Rp. 3 500,00 = 38 220,00


(6)

Penimbang (W)

Golongan Jumlah RT W

II 36334 7,58

III A 255409 53,30

III B 124562 26,00

IV A 62853 13,12

Jumlah 479158 100,00

Golongan W P(n-1) P(n-1) X W Pn Pn X W

II 7,58 11.770,00 89.250,56 11.770,00 89.250,56

III A 53,30 26.186,25 1.395.824,33 31.148,00 1.660.304,02 III B 26,00 34.091,40 886.240,65 47.396,00 1.232.107,27 IV A 13,12 70.137,00 920.014,04 102.410,00 1.343.351,41

Jumlah 100,00 3.291.329,57 4.325.013,25

32.913,30 43.250,13

131,41 Rata-rata Tarif