Analisis Fungsi Tekstual dalam Surat Kabar Harian Haluan - Universitas Negeri Padang Repository

LAPORAN PENELITIAN
ANALISIS FUNGSI TEKSTUAL
DALAM SURAT KABAR HARIAN "HALUAN"

Rusdi ~ o o Rosa,-S,S:
r
Drs. ~"fr';,
R/i.~d;. -

. --

f i i & y w p - Q;Ci)
-.

-

.

.

Penelitian ini dibiayai oleh:

Dana D I ~ A
Tahun Anggaran 2006
Sura t Perjanjian Kontrak Nornor: DIPA-32/J41.2/KU/2006
Tanggal 2 Mei 2006

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SEN1
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

..

-.

~

LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian

: Analisis Fungsi Tekstual dalam Surat Kabar


Harian "Haluan"
2. a. Ketua Peneliti
Nama Lengkap dan Gelar
Jenis Kelamin
Golongan Pangkat dan NIP
Jabatan Fungsional
Jabatan Struktural
JurusanIFakultas

:
:
:
:

Rusdi Noor Rosa, S.S.
Laki-laki
Penata Muda I11 a 132303244
Asisten ahli

-


: Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris

Fakultas Bahasa Sastra dan Seni
: Harian Haluan Padang

Pusat Penelitian
b. AAmat Ketua Peneliti

Kantor/telepon/fax

: Jurusan Bahasa dan Sastra lnggris

Fakultas Bahasa Sastra dan Seni Universitas
Negeri Padang
: Komplek Jihad lndah Persada E-12 Tabing
Padang. HP. 085835040405

Rumahltelepon
3.

4.

5.
6.

E-mail
Jumlah Anggota Peneliti
a. Nama Anggota Peneliti I
Lokasi Penelitian
Kejasama dengan Institusi Lain
Jangka Waktu Penelitian

-

:
:
:
:
:


Drs. Jufri, M.Pd.
Kantor Surat Kabar Harian Haluan Padang

-

8 bulan
Rp. 5.000.000,(Lima juta rupiah)

Ketua Peneliti

+'

)5'

. -

\l

7


-

-

'
.
-

NH!K
/ 3l65634

ABSTRAK
Tajuk rencana atau yang disebut dengan isti lah "editorial" merupakan bagian yang
memiliki peran penting dalam suatu surat kabar. Editorial mengandung misi pesan yang
terdapat dalam suatu surat kabar. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam penulisan
naskah editorial tersebut tidak terlepas dari fungsi penggunaan bahasa. Salah satu fungsi
penggunaan bahasa (metafunction of language) yang digunakan adalah fungsi tekstual
(textual function). Hal ini dikarenakan oleh "textual function" merujuk kepada
penyusunan pesan-pesan yang terdapat di dalam suatu teks. Pada penggunaannya, fungsi
tekstual terdiri dari atas dua unsur yang disebut dengan tema (theme) dan rima (rheme).

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan teori Haliday tentang "textualfunction" di
dalam penulisan naskah editorial di surat kabar Haluan. Teori itu mengungkapkan bahwa
"unmarked theme" cenderung digunakan apabila surat kabar tersebut setuju atau
mendukung suatu isu yang sedang berkembang di masyarakat. Sementara itu "marked
theme" cenderung digunakan apabila surat kabar bertentangan dengan isu tersebut.
Berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, jenis penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Objek penelitian ini
adalah naskah tajuk rencana (editorial) yang terdapat pada surat kabar "Haluan". Naskah
tajuk rencana yang akan dikumpulkan berjumlah sepuluh buah naskah terhitung mulai
Mei hingga Juli 2006.
Dari hasil analisis, ditemukan bahwasanya dari 10 teks tajuk rencana, delapan atau
80% diantaranya menggunakan "marked theme" sebagai jenis theme yang dominan, dan
dua atau 20% diantaranya menggunakan "unmarked theme" sebagai jenis theme yang
dominan. Dengan demikian, tajuk rencana Harian Haluan menggunakan kedua jenis
!heme. Ditemukan juga teori Haliday digunakan dalam penulisan tajuk rencana di Surat
Kabar harian Haluan. Berdasarkan analisis data, marked theme pada umumnya digunakan
ketika tajuk rencana surat kabar menentang atau antagonis terhadap isu sosial yang
sedang berkembang di masyarakat, dan begitu sebaliknya, unmarked theme pada
umurnnya digunakan ketika tajuk rencana surat kabar mendukung atau protagonist
terhadap isu sosial tertentu.


PENGANTAR
Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalam
ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen
untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajamya, baik
yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana
dari sumber lain yang relevan atau beekerja sama dengan institusi terkait.
Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang
bekerjasama dengan Pimpinan Universitas, telah memfasilitasi peneliti untuk
melaksanakan penelitian tentang Analisis Fungsi Tekstual dalam Surat Kabar
Harian "Haluan", berdasarkan Surat Perjanjian Kontrak Nomor: DIPA32/34 1 -2lKUl2006 Tanggal 2 Mei 2006.
Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab
berbagai permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga
Penelitian Universitas Negeri Padang akan dapat memberikan informasi yang dapat
dipakai sebagai bagian upaya penting dalam peningkatan mutu pendidikan pada
umumnya. Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan masukan
bagi instansi terkait dalam rangka penyusunan kebijakan pembangunan.
Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh pembahas usul dan laporan penelitian,
kemudian untuk tujuan diseminasi, hasil penelitian ini telah diseminarkan di tingkat

universitas. Mudah-mudahan hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pada umumn ya dan khususnya peningkatan mutu staf akademi k Universi tas Negeri
Padang.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini, terutama kepada pimpinan
lembaga terkait yang menjadi objek penelitian, responden yang menjadi sampel
penelitian, dan tim pereviu Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang. Secara
khusus kami menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Padang
yang telah berkenan memberikan bantuan pendanaan bagi penelitian ini. Kami yakin
tanpa dedikasi dan kerjasama yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak akan dapat
diselesaikan sebagaimana yang diharapkan dan semoga kerjasama yang baik ini akan
menjadi lebih baik lagi di masa yang akan dating.
Terima kasi h.
/-r-??-.-

'
I/

.


.,

,Padmg, 28 Desember 2006

7:.

: Ketua iernbaga Penelitian

: . & <

UniversiJ as Negeri Padang

DAFTAR IS1

LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN ............................................ i
..
ABSTRAK ...........................................................................................................
11
...
PENGAYTAR ..................................................................................................... 1 1 1

DAFTAR IS1 ........................................................................................................ iv
v
DAFTAR TABEL ................................................................................................
I.
1. I
1.2
1.3
1.4
1.5

PESDAHULUAN
Latar Belakang Masalah .............................................................................
Batasan Masalah .........................................................................................
Perumusan Masalah ....................................................................................
Tujuan Penelitian ........................................................................................
Manfaat Penelitian ......................................................................................

I
2
3
3
3

II.
2.1

KERANGKA TEORlTlS
Kaj ian Teori ................................................................................................ 3
2.1 .1 Textual Function ................................................................................ 3
2.1.2 Tajuk Rencana 1 Editorial .................................................................. 5
2.1.3 Pola Theme dan Rheme ..................................................................... 5
2.1 -4 Marked Theme dan Unmarked Theme ........................................ 6
2.1.5 Jenis Theme ...................................................................................... 7
2.1.6 Anak Kalimat Sebagai Tema ............................................................. 9
2.2 Kerangka Konseptual .................................................................................. 10

I11 .
3.1
3.2
3.3
3.4

METODOLOGI PENELlTlAN
Metode Penelitian ....................................................................................... 10
Objek dan Fokus Penelitian ........................................................................ 1 1
Teknik Analisis Data .................................................................................. 12
Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................ 12

IV . PEMBAHASAN
.
4.1 Hasil Temuan ............................................................................................. 13
4.1.1 Identifikasi Penggunaan Marked Theme dan Unmarked Theme ...... 13
4.1.2 Identifikasi Penggunaan Jenis Theme yang Paling Dominan ............ 13
4.1.3 Analisis Penggunaan Marked Theme dan Unmarked Theme ............ 14
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 23
4.3 Analisis Hubungan Antara Tema dan Subjek ........................................ 24
1V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 29
5.2 Saran ..........................................................................................................
30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Daftar

Hal

1.

Identifikasi Penggunaan Marked Theme dan Unmarked Theme ................ 13

2.

Identi fikasi Penggunaan Jenis Theme yang Paling Dominan

..................... 14

Analisis Fungsi Tekstual dalam Surat Kabar Harian "Haluan"

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah
Tajuk rencana atau yang disebut dengan istilah "editorial" merupakan bagian
yang memiliki peran penting dalarn suatu swat kabar. Editorial mengandung misi
pesan yang terdapat dalam suatu surat kabar. Editorial juga mencakup pendapat
ataupun kcrnentar dari redaktur tentang kejadian-kejadian yang telah, sedang atau
akan berlangsung. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Reah (2002:45) "Editorial
exists to allow newspaper to comment, give views on and draw conclusions from the
day's event". Oleh karena itu, tiap-tiap surat kabar memiliki gaya masing-masing
dalam penyusunan naskah editorial. Kalimat-kalimat yang digunakan dalarn
penulisan naskah editorial tersebut tidak terlepas dari fungsi penggunaan bahasa.
Salah satu fungsi penggunaan bahasa (metafunction of language) yang digunakan
adalah fungsi tekstual (textualfunction). Hal ini dikarenakan oleh "textual function"
merujuk kepada penyusunan pesan-pesan yang terdapat di dalam suatu teks.
Haliday dan Hasan (1 992:19) mengartikan fungsi tekstual sebagai salah satu
komponen dari tiga fungsi bahasa ("ideational function", "interpersonal jiun~tion'~,
dan "textual function") yang membahas tentang nilai suatu berita dan inti dari suatu

pesan serta hubungan antara satu bagian teks dengan bagian lainnya. Pernyataan ini
juga didukung oleh Matthiensen (1992:19) yang menyatakan bahwa memahami
fungsi tekstual memungkinkan kita untuk membedakan pernyataan yang mengandung
inforrnasi berbeda apakah patut dijadikan berita atau tidak.
Pada penggunaannya, fungsi tekstual terdiri dari atas dua unsur yang disebut
dengan tema (theme) dan rima (rheme). Halliday (1985:38) menyatakan bahwa
"theme"

adalah inti dari sebuah kalimat sedangkan "rheme"

merupakan

pengembangan dari inti kalimat tersebut. Selanjutnya, Butt, et all. ( 1 995:93) membagi
tema kepada dua jenis: tema yang lazim digunakan dalam sebuah kalimat (unmarked

theme) dan tema yang tidak lazim digunakan dalam sebuah kalimat (marked theme).

"Unmarked theme" merupakan kasus yang biasa terjadi dalam suatu kalimat;
sebaliknya, "marked theme" merupakan suatu kasus yang tidak biasa terjadi dalarn
suatu kalimat karena "theme" tersebut tidak terletak pada posisi yang semestinya.
Dengan menerapkan konsep ini, pola yang lazim dapat dipisahkan dari pola yang
tidak lazim. Biasanya, penggunaan "marked theme" adalah untuk memudahkan
pernahaman terhadap hubungan antarkalimat.
Memahami tema dan rima dalam suatu naskah editorial pada swat kabar akan
menolong pembaca untuk mencermati pendapat dari surat kabar tersebut apakah
menentang atau menyetujui suatu masalah yang sedang berkembang dalam
masyarakat. Melalui penelitian ini, penulis akan meyakinkan bahwa jika suatu surat
kabar tertentu setuju tentang suatu isu yang sedang berkembang, maka "unmarked
theme" akan sering digunakan. Sementara itu, kalau kalimat-kalimat yang digunakan
kebanyakan mengandung "marked theme", maka swat kabar tersebut cenderung
menentang isu yang beredar dalam masyarakat.

1.2 Batasan Masalah
Menurut penggunaannya (metafunction of language), bahasa dibagi kepada tiga
fimgsi besar, yaitu: (1) ideationalfunction, fungsi bahasa untuk menyatakan suatu ha1
yang terjadi; (2) interpersonal function, fungsi bahasa untuk menyatakan hubungan
antarmanusia yang menggunakan sistem komunikasi; dan (3) textual function, fungsi
bahasa untuk menyatakan suatu penyusunan pola dari pesan yang disampaikan. Di
mana kesemua fungsi tersebut adalah untuk menjelaskan bagaimana seluruh aktivitas
yang dilakukan dalam berkomunikasi tidak terlepas dari fimgsi bahasa.
Penelitian ini hanya mefokuskan pada fungsi tekstual (textual function), yang
berdasarkan tema (theme) dan rima (rheme), yang digunakan dalam naskah editorial
swat kabar harian "Haluan". Surat kabar "Haluan" merupakan salah satu surat kabar
lokal yang membahas banyak ha1 tentang suatu isu yang sedang beredar di dalam
masyarakat pada bagian editorial.

1.3 Perurnusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, dapat
dikemukakan rumusan masalah yang diuraikan kepada tiga pertanyaan penelitian
sebagai berikut:

1. Bagaimana pola tema yang digunakan di dalarn naskah editorial surat kabar
"Haluan"?

2. Apa jenis pola tema yang paling sering digunakan?
3. Dalam konteks yang bagimana, jenis-jenis pola tema itu digunakan?
1.4 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat pada perumusan masalah. Akan tetapi, lebih khusus lagi, penelitian ini
bertujuan untuk mengaplikasikan teori Haliday tentang "textual function" di dalarn
penulisan naskah editorial di surat kabar Haluan. Teori itu mengungkapkan bahwa
"unmarked theme" cenderung digunakan apabila surat kabar tersebut setuju atau
mendukung suatu isu yang sedang berkembang di masyarakat. Sementara itu "marked
theme" cenderung digunakan apabila surat kabar bertentangan dengan isu tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini akan bemanfaat secara teoretis maupun praktis. Secara
teoritis, hasil penelitian ini akan memperkaya teori tentang systemic functional
linguistics, lebih khusus lagi, penggunaan bahasa di dalam media masa di Indonesia.
Secara praktis, hasil penelitian ini akan membantu para pembaca surat kabar harian
.

.

Haluan untuk lebih memahami berita di dalam surat kabar.

11. Kerangka Teoretis
2.1 Kajian Teori
2.1. 1 Textual Function
Textual function adalah penggunaan bahasa dengan melihat pada "theme" dan
"rheme" yang digunakan. Untuk meyakinkan pernyataan ini, Bloor and Bloor

(1995:9) juga menjelaskan bahwa "textual function" merupakan bahasa yang
digunakan untuk menghubungkan apa yang dikatakan dengan dunia nyata dan dengan
kegiatan-kegiatan penggunaan bahasa lainnya. Hal ini melibatkan penggunaan bahasa
untuk menyusun sebuah teks.
Realisasi dari "textual function" dapat dilihat dari contoh berikut ini: "ada
empat ha1 yang seharusnya dipelajari seorang anak tentang cara memancing sebelum
dia pergi memancing untuk pertama kalinya. Pertama, kail haruslah tajam. Hal ini
dapat dicoba dengan menekan kail secara perlahan dengan menggunakan ibu jarinya.
Kedua, tangkai pancing harus disesuaikan dengan ukuran lengannya. Ketiga,
keributan akan mebuat ikan takut sehingga ikan tersebut akan menjauh. Keempat,
seorang pemancing hams bersikap sabar. "Textual function"

dari teks ini

direalisasikan melalui susunan kata dalam kalimat, melalui penyusunan pesan buat
pembaca, dan juga melalui penomoran, satu, dua, tiga, dan empat, yang digunakan
pnulis untuk memberikan isyarat akan poin-poin yang penting dalam suatu pesan.
Sarna halnya dengan yang dilakukan oleh Gee (1999: 156) dalam penyusunan

"textualfunction". Dia mengatakan bahwa di dalam setiap kalimat terdapat beberapa
klausa, kita hams memilih apa yang hams diletakkan di awal. Apa pun yang
diletakkan di awal menciptakan suatu perspektif bahwa dari sinilah segala sesuatu
yang terdapat dalam kalimat akan digambarkan. Selanjutnya, kita akan melihat bahwa
klausa-klausa yang terdapat setelahnya merupakan penjelasan dari butir penting yang
diletakkan di awal tadi.
Halliday dalam Bloor and Bloor (1995:88) menyatakan bahwa textualfunction
di dalarn tata bahasa Inggris dihubungkan dengan dua kelompok dasar: struktural dan
kohesif. Komponen struktural terdiri atas (1) Usang (Given) dan Baru (New): struktur
dan fokus informasi, dan (2) Tema (Theme) and Rima (Rheme): struktur tematis.
Komponen kohesif terdiri dari (1) referensi, dan (2) elipsis dan substitusi. Dari
definisi ini, jelaslah bahwa theme merupakan bagian dari struktur tematis yang
beroperasi pada tingkat kalimat dan merupakan suatu ide yang direpresentasikan
dengan unsur pokok pada permulaan sebuah kalimat.

2.1.2 Tajuk Rencana / Editorial

Tajuk rencana ataupun editorial suatu surat kabar merupakan ungkapan yang
berupa komentar atau pendapat tentang suatu persoalan di tengah masyarakat. Iadema
(1995:39) mengatakan bahwa tajuk rencana suatu surat kabar merupakan suara dari
swat kabar itu. Dia merupakan tempat bagi jajaran staf surat kabar berkesempatan
untu menyuarakan pendapat mereka tentang masalah-masalah yang bersifat lokal,
nasional, maupun internasional. Pendapat ini juga didukung oleh Reah (2002:45)
yang mengatakan "Editorial exists to allow newspaper to comment, give views on
and draw conclusions from the day's event. (Keberadaan tajuk rencana adalah untuk
memberi kesempatan kepada pihak surat kabar untuk berkomentar, memberikan
pandangan dan mengarnbil kesimpulan dari seputar kejadian yang terjadi pada satu
hari)".

Tajuk rencana merupakah tulisan semi ilmiah karena penulisannya bisa
berdasarkan pendapat surat kabar saja, ataupun bisa mengambil beberapa referensi
dari buku, jurnal, maupun karya ilmiah lainnya. Tajuk rencana ditulis dengan gaya

yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan surat kabar tertentu. Untuk itulah,
penggunaan bahasa dapat diteliti berdasarkan theme dan rheme yang digunakan.
2.1.3 Pola Theme dan Rheme
2.1.3.1 Ciri-ciri Tema

Haliday (1985:38) mencirikan tema sebagai unsur yang menjadi inti dari suatu
pesan ataupun sebagai titik awal apa yang akan dikatakan seseorang. Oleh karena itu,
fungsi tema adalah sebagai unsur utama yang akan dirangkai ke dalam sebuah pesan.
Sementara itu, rima merupakan sisa dari kalimat atau segala sesuatu yang terletak
setelah tema.
Tema merupakan bagian dari metafungsi bahasa. Tema memusatkan
pembahasan pada penyusunan informasi dalam suatu kalimat, dan selanjutnya
penyusunan kalimat-kalimat tersebut ke dalarn sebuah teks. Ciri-ciri dari tema dan
rima dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Theme

Rheme

Tempat titik tolak dari pengembangan Bukan tema, di mana pengembangan
pesan dilakukan
Terletak di awal kalimat
Terletak setelah tema

I suatu pesan

Secara garis besar, tema merepresentasikan "inilah yang akan saya bicarakan"

clan rima merepresentasikan "inilah yang saya bicarakan tentang ha1 itu". Dalarn
memandang kalimat sebagai pesan, tema selalu memandang ke belakang,
menghubungkan pesan terkini dengan apa yang telah terjadi sebelumnya. Rima
memandang ke belakang maupnn ke depan dengan mengambil informasi yang telah
tersedia dan menarnbahkannya dengan informasi yang belum tersedia sebelumnya.
Lnteraksi antara tema dan rima menentukan bagaimana informasi dalam suatu teks
berkembang.

2.1.4 Marked Theme dan Unmarked Theme
Dalam penulisan sebuah tajuk rencana, setiap surat kabar akan menggunakan
gaya mereka masing-masing. Halliday (1985:45) mengatakan bahwa dalam suatu

w

penulisan kalimat berita, tema dapat dibagi kepada marked theme dan unmarked
theme. "Unmarked theme" adalah sesuatu yang lazim kita jurnpai dalarn suatu
penulisan, dimana subjek suatu kalimat berperan sekaligus sebagai tema.
Akan tetapi, suatu kalimat bisa saja menggunakan marked theme, di mana unsur

yang menjadi tema bukanlah subjeknya, melainkan unsur-unsur lainnya. Unsur-unsur
yang paling sering digunakan adalah kata keterangan seperti hari ini, tiba-tiba, secara
tidak sengaja; ataupun penggunaan dari frase kata depan seperti pada malam hari, di
sudut, tanpa banyak-.berharap; yang kesemuanya merupakan adjunct dalam suatu
kalimat. Contoh kalimatnya:
Pada suatu malam
Marked Theme

seorang anak menangis tersedu-sedu
Rheme

Kalau menggunakan unmarked theme, maka kalimat ini akan berubah menjadi

I Seorang anak menangis tersedu-sedu
I

pada suatu malam

Unmarked Theme

Rheme

2.1.5 Jenis Theme
Theme dapat dibagi kepada beberapa kategori: ideational, textual, dan
interpersonal. Suatu kalimat bisa memiliki salah satu atau semua kategori tersebut.
Penjelasan tentang kategori tersebut dapat dilihat berikut ini.
2.1.5.1 Ideational (Topical)

Tahap ideational theme, yang dikenal dengan tema topikal, dapat dikenal
sebagai unsur pertama dalam suatu kalimat yang mengungkapkan beberapa jenis
gambaran arti (Martin, Matthiensen, dan Painter. 1997:26). Tema topikal biasanya
tapi tak selarnanya merupakan kumpulan kata benda pertama dalam suatu kalimat.
Tema topikal dapat berupa kurnpulan kata benda yang kompleks, kumpulan kata
keierangan, frase kata depan atau anak kalimat. Dalam kasus "unmarked", tema
topikal juga merupakan subjek.
2.1.5.2 Interpersonal

Haliday (1985:53) menyatakan bahwa interpersonal berarti makna sebagai
bentuk dari kegiatan: si pembicara atau si penulis melakukan sesuatu kepada si
pendengar atau si pembaca dengan menggunakan bahasa sebagai alat. Fungsi dari
interpersonal dalarn suatu kalimat adalah pergantian peran dalam interaksi retorika:
pernyataan, pertanyaan, penawaran, dan perintah, yang diikuti oleh modalitas.
2.1.5.3 Textual

Gerot, Wignel(1994: 105) mendefinisikan bahwa tema tekstual menghubungkan
kalirnat pada konteksnya. Tema tekstual dapat berupa continuatives danlatau

conjunctive adjunct dan conjunction. Tema tekstual selalu berada pada bagian
pertama dari tema, terletak sebelum tema interpersonal apa pun.
2.1.5.4 Tema GAnda

Tema ganda menghubungkan ketiga jenis tema sebelumnya - topikal, tekstual,
dan interpersonal - yang mungkin berada secara berurutan dalarn suatu kalimat

tertentu. Pada dasarnya, setiap kalimat memiliki tema yang berhubungan dengan
fimgsi bahasa sebagai ideational. Tema ini merupakan sesuatu yang biasanya
rnerepresentasikan "what the clause is about" (mengenai apa kalimat tersebut), atau
topik dari suatu kalimat. Untuk ha1 ini, tema tersebut dikenal dengan tema topikal.
Meskipun demikian, sebagai tambahan tema topikal, beberapa kalimat juga memiliki
tema tekstual dan atau interpersonal. Bentuk dari tema ganda ini dapat dilihat dalam
tabel berikut.

Baik

anak-anak

ceritanya

akan saya lanjutkan

Textual theme

Interpersonal theme

Topical theme

Rheme

Theme

Rheme

2.1.5.4.1 Textual dan Interpersonal Theme

Tema tekstual addah gabungan dari (i) continuative, (ii) structural, and (iii)
conjunctive. "Continuative" merupakan salah satu dari sekelompok kecil dari
penanda wacana, seperti, iya, tidak, baiklah, oh, wahai, yang memberikan isyarat

bahwa suatu perpindahan dalam kalimat sedang dimulai: respon dalam suatu dialog,
ataupun perpindahan ke pokok pembicaraan lainnya jika si pembicara melanjutkan
perkataannya. "Structurar' merupakan suatu unsur tematik yang hams ada seperti
kata penghubung. Sebaliknya, "conjunctive" merupakan salah satu dari conjunctive
adjunct yang terletak sebelum tema topikal.
Tema Interpersonal adalah gabungan dari (i) vocative, (ii) modal, and (iii)
mood-marking. "Vocative" merupakan suatu istilah yang memiliki ciri-ciri berupa
nama orang yang digunakan untuk memanggil seseorang. "Modal" merupakan modal
adjunct yang terletak sebelum topical theme. "Mood-marking"

merupakan

penyambung kata kerja Vnite verbal operator), jika mendahului tema topikal; atau
kata tanya, jika tidak didahului oleh unsur lainnya. Ketiga kategori tema ini dapat
terjadi pada satu kalimat. Unsur-unsur dari tema ganda tersebut dapat dilihat di dalam
tabel berikut ini. Tanda panah menunjukkan bahwasanya kata tanya juga merupakan
unsur tema topikal.

Metafunction

Unsur Theme

Textual

Continuative
Structural (kata penghubungkata tanya sebagai kata
penghubung)
Conjunctive (adjunct)

I

hterpersonal

Vocative
Modal (adjunct)
Finite (operator)
Kata Tanya

\

Experiential

Topical (participant, circumstance, process)

2.1.6 Anak Kalimat sebagai Tema
Tema bukan hanya berupa kata, ataupun frase saja; akan tetapi, tema dapat
dibuat dalam bentuk anak kalimat (klausa). Contoh anak kalimat yang berfingsi
sebagai tema dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
Baiklah
continuative
textual

akan
tetapi
structural

kemudian

Wati

pastilah

vocative
interpersonal
Theme

modal

conjunctive

bukan ide
terbaik
topical
experiential

untuk bergabung
dengan grup itu

Rheme

Berikut ini contoh-contoh dari tema ganda (multiple theme)
Sebaliknya
conjunctive
textual

Oh
continuative
textual

mungkin
-dalam minggu ini
modal
topical
interpersonal
experiential
Theme
kekasihku
vocative
interpersonal

maukah
finite
Theme

kemacetan akan berkurang
Rheme
kamu

menikahiku

topical
experiential
Rheme

2.2 Kerangka Konseptual
Naskah Tajuk Rencana
Surat Kabar Haluan

Ideational

Textual Function

1
7
-

1
Interpersonal
Function

Theme

I
e
l
Marked

Unmarked

III.Metodologi Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Menurut Gay (1 987:189), "Descriptive research involves collecting data in order to
answer questions concerning the current status of the subject of the study". Metode
deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan subjek penelitian. Seliger and Shoharny (1989: 124) selanjutnya,
mengatakan bahwa metode deskriptif tidak melibatkan manipulasi data dengan
memberikan treatment kepada subjek penelitian.
Penelitian akan dilakukan dengan dua cara. Yang pertarna, dengan melakukan
penelitian pustaka yang dilakukan dengan membaca beberapa buku yang dapat

dijadikan referensi penelitian yang berhubungan dengan fungsi tekstual. Kedua,
penelitian lapangan dengan menganalisis beberapa naskah tajuk rencana yang
mdapat di dalam beberapa penerbitan surat kabar Haluan.

3.2 Objek dan Fokus Penelitian
Objek penelitian ini adalah naskah tajuk rencana (editorial) yang terdapat pada
surat kabar "Haluan". Naskah tajuk rencana yang akan dikumpulkan berjumlah
sepuluh buah naskah terhitung mulai Mei hingga Juli 2006. Alasan pemilihan ini
berdasarkan saran dari Ary, Jakobs, Rajaviah, Holt, Rinehart dan Winston (1979: 130)
yang menyatakan bahwa pengambilan sampel harus dapat mewakili seluruh populasi
pang ada. Penulis mengarnbil satu tajuk rencana setiap minggunya dengan susunan
sebagai berikut. Naskah tajuk rencana pertama yang dikumpulkan adalah pada
penerbitan hari Senin, kedua pada hari Selasa, ketiga pada hari Rabu, dan begitu
selanjutnya sampai enam naskah tajuk rencana terkurnpul. Alasan pemilihan hari ini
berdasarkan atas kenyataan bahwa tajuk rencana surat kabar dalam minggu yang
sama membahas masalah-masalah yang hampir sama.

Bentuk pengambilan naskah tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

No

Penerbitan

Hari Penerbitan

1

minggu I

Senin, 8 Mei 2006

2

minggu I1

Selasa, 16 Mei 2006

3

minggu 111

Rabu, 24 Mei 2006

4

minggu IV

Kamis, 1 Juni 2006

5

minggu V

Jumat, 9 Juni 2006

6

minggu VI

Sabtu, 17 Juni 2006

7

minggu VII

Senin, 26 Juni 2006

8

minggu VIII

Selasa, 4 Juli 2006

9

minggu IX

Rabu, 12 Juli 2006

10

minggu X

kamis, 20 Juli 2006

Total

10 minggu

10 hari penerbitan

Penelitian ini difokuskan pada analisis penggunaan unsur tema dan rima dalam
tulisan tajuk rencana di surat kabar Haluan. Selanjutnya, juga mengenai jenis-jenis
tema yang terdapat pada naskah tersebut.

3 3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data akan dimulai dengan pengidentifikasian marked theme dan

unmarked theme yang terdapat di dalam naskah editorial surat kabar "Haluan". Di
antara keduanya, akan dicari jenis mana yang paling dominan. Selanjutnya,
penganalisaan kapan marked theme dan unmarked theme digunakan. Setelah itu,
penganalisaan pengembangan jenis tema yang digunakan dari tema yang sederhana
kepada tema ganda (multiple theme). Pada akhirnya, mengungkapkan hasil penelitian
dan merumuskan kesimpulan.

3.4 Jadwal Kegiatan Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan menghabiskan waktu selarna enam bulan,
terhitung sejak proposal ataupun usulan penelitian ini disetujui oleh Lembaga
Penelitian UNP. Adapun rencana kegiatan penelitian ini dilakukan dengan jadual
sebagai berikut.

1. Pem bahasan
1.1 HasiI Temuan

Realisasi dari penggunaan fungsi teks dalam surat kabar harian "Haluan"
dipaparkan dalam lima bagian, yaitu (I) identifi kasi penggunaan marked theme dan
unmarlced theme, (2) identifikasi penggunaan jenis theme yang paling dominan, dan

(3) analisis penggunaan marked theme dan unmarked theme.
1.1.1 Identifikasi penggunaan marked theme dan unmarked theme

Distribusi penggunaan marked theme dan unmarked theme dalam 10 surat kabar
harian "Haluan" dapat dilihat dalam tabel I di bawah ini.
Tabel 1. ldentifikasi penggunaan marked theme dan unmarked theme.
No

Judul Editorial

PengembanganTelukBayur
Status Soeharto
Pemerintah Mengambil Langkah
Bijak
; 4 190 Kontainer Kayu Liar
Ditangkap Masyarakat
!
Menunggu Tindakan Hukum
5 Rakyat Berani Bersuara Keras
6 Pajak dan Retribusi
j 7 Bus AKDP Timbulkan Ekses
8 Kado Kapolri:
Komisi Kepolisian
9 Pungutan Baru di BIM
10 Kepala Sekolah Lakukan
Pungutan Tanpa lzin Komite
Tergolong Liar

; 1

2
3

Marked
Jumlah
29
36
48

1

Theme
YO
60,42%
55,38%
62,34%

Unmarked Theme
Jurnlah
YO
19
39,58%
29
44,62%
29
37,66%

29

4734%

32

52,46%

35
36
40
35

46,05%
52,94%
58,82%
66,04%

41
32
28
18

53,95%
47,06%
41,18%
33,96%

36
32

56,25%
56,14%

28
25

43,75%
43,86%

4.1 -2 Identifikasi penggunaan jenis theme yang paling dominan
Berdasarkan tabel 1 tentang distribusi penggunaan marked theme dan unmarked
theme, maka ditemukan jenis theme yang paling dominan digunakan sebagaimana
yang disimpulkan pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Identifikasi penggunaan jenis theme yang paling dominan

Judul Editorial
So
1 Pengembangan Teluk Bayur
2 Status Soeharto
I
3 Pemerintah Mengambil Langkah
Bijak
4 190 Kontainer Kayu Liar
Ditangkap Masyarakat
Menunggu Tindakan Hukum
Rakyat Berani Bersuara Keras
: 5
6 Pajak dan Retribusi
7 Bus AKDP Timbulkan Ekses
8 Kado Kapolri:
Komisi Kepolisian
!
' 9 Pungutan Baru di BIM
10 Kepala Sekolah Lakukan
Pungutan Tanpa lzin Komite
Tergolong Liar
I

Jenis "Theme" yang Dominan
Marked Theme
Marked Theme
Marked Theme
Unmarked Theme
Unmarked Theme
Marked Theme
Marked Theme
Marked Theme
Marked Theme
Marked Theme

Ditemukan bahwasanya dari 10 teks tajuk rencana, delapan atau 80%
diantaranya menggunakan "marked theme" sebagai jenis theme yang dominan, dan
dua atau 20% diantaranya menggunakan "unmarked theme" sebagai jenis theme yang
dorninan. Dengan demikian, tajuk rencana Harian Haluan menggunakan kedua jenis
theme.

4.1.3 Analisis penggunaan marked theme dan unmarked theme
Setelah memaparkan distribusi jenis theme yang ditemukan dalam surat kabar
harian Haluan, maka penulis akan menganalisis terjadinya marked theme dan
zrnmarked theme tersebut.

Teks 1 : Pengembangan Teluk Bayur
Dalam teks tajuk rencana ini, terdapat marked theme sebanyak 2 9 kali. Sebagian
besar kalimat tersebut ditulis oleh penulis tajuk ketika dia menolak kebijaksanaan
pemerintah untuk tetap membiarkan Pelabuhan Teluk Bayur seperti sekarang ini.

Contoh: Paragraf 1
Kalau dibiarkan
terus seperti ini,
conjunctive
textual

,
I

pengapalan ekspor
Sumbar
modal
topical
interpersonal
experiential
Theme (Marked)

niscaya

akan terganggu di masa
mendatang

Rheme

Paragraf 2
-

Agaknya
, continuative
textual

I

I

pengembangan Teluk Bayur
topical
experiential
Theme (Marked)

-

--

--

tidak bisa ditunda-tunda lagi.

Rheme

Penggunaan unmarked theme sebanyak 19 kali pada umumnya menunjukkan
suara setuju terhadap pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur.
Contoh: Paragraf 3

/

merasa bangga dengan melonjaknya volume ekspor
daerah ini.

1

Rheme

patut
Kits
topical
modal
/ experiential interpersonal
Theme (Unmarked)
Paragraf 5

Salah satu pintu gerbang pemasaran
hasil komoditi ekspor Sumbar
Theme (Unmarked)

adalah pelabuhan Teluk Bayur.
Rheme

Teks 2: Status Soeharto

Marked theme yang muncul 36 kali dalam teks editorial ini menunjukkan
perasaan tidak setuju

penulis tajuk terhadap keputusan

pemerintah

untuk

rnenghentikan kasus korupsi yang dituduhkan kepada Soeharto.
Contoh: Paragraf 2
Selama 32 tahun
mantan orang kuat Orde
Baru itu
berkuasa
topical
adjunct
experiential
textual
Theme (Marked)

dinilai telah menyuburkan KKN.

Rheme

Paragraf 5

1 Dengan menunda penetapan status
I

menjadi mengambang lagi.

kasusnya

Soeharto itu
adjunct
textual
Theme (Marked)

I

Unmarked

theme

mengungkapkan

yang

argumen

topical
experiential
Rheme

muncul

yang

sebanyak

menyetujui

29

kali

keputusan

pada

umumnya

pemerintah

untuk

menghentikan kasus korupsi yang dituduhkan kepada Soeharto.
Contoh: Paragraf 1 l
Banyak sekali jasa-jasanya
L

Theme (Unmarked)
Paragraf 12
rakyat Indonesia

I Theme (Unmarked)

yang dinikmati oleh bangsa Indonesia terutama
pembangunan fisik.
Rheme

seharusnya menerima dengan jiwa besar dan lapang dada.
Rheme

Teks 3: Pemerintah Mengambil Langkah Bijak
Penulis tajuk menggunakan marked theme 48 kali ketika dia menyatakan
penolakan terhadap langkah yang dilakukan pemerintah dengan menunda-nunda
membeli saham Cemex di PT Semen Gresik.
Contoh: Paragraf l
AKHIRNYA

pemerintah

memutuskan membeli saham Cemex di PT
Semen Gresik sebanyak 25 persen lebih dengan
mengeluarkan dana 3 triliun lebih.

conjunctive
topical
experiential
textual
Theme (Marked)
Paragraf 2
karena

sampai batas waktu yang
diberikan Cemex

topical
continuative
experiential
textual
Theme (Marked)

Rheme
masih belum jelas siapa yang bakal
mampu membeli saham dengan dana
triliunan rupiah itu.

Rheme

Penulis tajuk menggunakan unmarked theme sebanyak 29 kali ketika dia
rnengungkapkan persetujuan atas keputusan pemerintah untuk membeli saham
Cemex di PT Semen Gresik sebanyak 25 persen lebih dengan mengeluarkan dana 3
triliun lebih.
Contoh: Paragraf 7

I juga diharapkan mendukung kebijakan itu.
Kalangan DPR
Theme (Unmarked) I
Rheme
Paragraf 9
i Dia
Theme (Unmarked)

I

sekarang sudah dimiliki kembali oleh pemerintah.
Rheme

Teks4: 190 Kontainer Kayu Liar Ditangkap Masyarakat Menunggu Tindakan Hukum

Marked theme yang digunakan sebanyak 29 kali dalam teks ini, pada umumnya
menyatakan penolakan terhadap praktek "illegal logging".
Contoh: Paragraf 2
lalu

Kalau tidak
i rahu

bagaimana

kayu itu bisa masuk dermaga
yang berada di bawah
pengawasan dan manajemen
Adpel Teluk Bayur.

!

I

continuative I coniunctive WH-interrogative
I
textual
I inter~ersonal I
I
Theme (Marked)
1
Paragraf 3
Akibat perbuatan oknum cukong kayu itu
adjunct
textual
Theme (Marked)

negara
topical
experiential

Rheme
dirugikan cukup besar.

Rheme

Unmarked theme digunakan oleh penulis tajuk ketika dia menyatakan
persetujuan atas tindakan yang dilakukan pemerintah terhadap pelaku praktek "illegal
"logging".
Contoh: Paragraf 6
Kita
Theme (Unmarked)

memuji tindakan tegas Kepala Dinas Kehutanan Sumbar
yang tidak bisa digadele oleh cukong kayu.
Rheme

I
I

Paragraf 7
harus mengusut tuntas masalah ini.
Rheme

Pihak kepolisian
Theme (Unmarked)
Teks 5: Rakyat Bersni Bersuara Keras

Penulis tajuk menggunakan marked theme dalam teks ini sebanyak 35 kali yang
sebagian besarnya menyatakan penolakan terhadap keberanian rakyat untuk bersuara
keras kepada pemerintah.
Contoh: Paragraf 1
Di dalam menyuarakan aspirasi
itu
adjunct
textual
Theme (Marked)
Paragraf 8
Celakanya lagi

sering

rakyat

I

kadangkala berbuat di luar batas
kewajaran dan bahkan anarkis.

topical
experiential
Rheme
terjadi hak telah menjadi kata kunci untuk
rnerampas hak orang lain.

continuative
adjunct
textual
textual
Theme (Marked)

Rheme

Selanjutnya dalam teks tajuk rencana ini terdapat penggunaan unmarked [heme
sebanyak 41 kali. Pada umurnnya, penulis mengungkapkan persetujuannya terhadap
keberanian rakyat untuk bersuara keras terhadap pemerintah.
Contoh: Paragraf 6
Reformasi
Theme (Unmarked)
Paragraf 9

t'elah mengubah cara berfikir dan bertindak masyarakat.
Rheme

Seorang pemimpin
Theme (Unmarked)

harus mampu mengajak rakyatnya bekerjasama.
Rheme

Teks 6: Pajak dan Retribusi
Penulis tajuk menggunakan marked theme sebanyak 36 kali dalam teks ini.
Pada umumnya, penggunaan jenis theme ini dimaksudkan untuk mengungkapkan
penolakan terhadap kebijaksanaan pajak dan retribusi.

Contoh: Paragraf 1
rakyat dan dunia usaha
Akan tetapi
topical
conjunctive
experiential
1 textual
I
Theme (Marked)
Para@ 6
I

mengeluh akibat pajak dan retribusi itu.

Rheme
-

I Yang

menjadi tanda tanya kita

I

-

adalah banyak objek retribusi atau
pajak yang tidak sebanding dengan
pelayanan yang diberikan pemerintah.

topical
experiential
Theme (Marked)

I continuative

!

textual

Rheme

Unmarked theme yang digunakan oleh penulis sebanyak 32 kali pada teks tajuk

ini sebagian besarnya menyatakan rasa setuju terhadap kebijaksanaan pungutan pajak
dan retribusi.
Contoh: Paragraf 1
pendapatan daerah dari sektor ini
Theme (Unmarked)
Paragraf 4

cukup besar.
Rheme

Mendapatkan income lewat pajak dan retribusi
Theme (Unmarked)

memang paling mudah.
Rheme

Teks 7: Bus AKDP Timbulkan Ekses
Penulis tajuk menggunakan marked theme sebanyak 40 kali dalam teks ini.
Pada umumnya, penggunaan jenis theme ini dimaksudkan untuk mengungkapkan
penolakan terhadap kehadiran bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) mengambil
penumpang di dalam kota Padang.
Contoh: Paragraf 4
Selain jalan penuh oleh
kendaraan berbagai jenis

ada lagi

topical
continuative
experiential
textual
Theme (Marked)

pedagang di atas trotoar mulai dari
pedagang gerobak, asongan sampai
kepada penjual bingkuang

Rheme

Paragraf 1 1

I Apalagi
i

j

1

jalan itu
topical
continuative
experiential
textual
Theme (Marked)

sudah sempit dan berada di kawasan kampus.

Rheme

Unmarked theme yang digunakan oleh penulis sebanyak 28 kali pada teks tajuk
ini sebagian besarnya memberikan alas an-alasan mengapa banyak pihak yang merasa
terganggu dengan diperbolehkannya bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)
mengambil penumpang di dalam kota Padang.
Contoh: Paragraf 5
Lalulintas yang sudah macet
total ini
Theme (Unmarked)
Paragraf 9

kemudian diperparah pula oleh ratusan mahasiswa
dan masyarakat penyeberang jalan di daerah itu.
Rheme

Ekses lain yang mengerikan

adalah meningkatnya tindak kejahatan di
daerah itu.
Rheme

Theme (Unmarked)

Teks 8: Kado Kapolri: Komisi Kepolisian
Penulis tajuk menggunakan marked theme sebanyak 35 kali dalam teks ini.
Pada umumnya, penggunaan jenis !heme ini dimaksudkan untuk mengungkapkan
penolakan terhadap dibentuknya mitra kerja baru polisi yaitu Komisi Kepolisian
Nasional (kompolnas).
Contoh: Paragraf 7

I a~akah

I ~ o l i s itu
i

I structural 1

Yang jelas
adjunct
textual

to~ical

I

"kekuatan" (force)ataukah "~elavanan"(service)?

I

itu
topical
experiential
Theme (Marked)

I
I

hanya merugikan bangsa sendiri,

Rheme

Unmarked theme yang digunakan oleh penulis sebanyak 1 8 kali pada teks tajuk
ini sebagian besarnya menyatakan rasa setuju terhadap pembentukan mitra kerja baru
polisi yaitu Komisi Kepolisian Nasional (kompolnas).
Contoh: Paragraf 4
misalnya

Inggris
topical
experiential

sudah sejak 1962

conjunctive

memiliki the Royal
Commission on the Police.

adjunct

textual
Theme (Unmarked)
Paragraf 10

Rheme

Kehadiran Kompolnas menyusul pembentukan
Komisi Yudisial dan Komisi Kejaksaan
Theme (Unmarked)

memi l i ki keuntungan
Rheme

Teks 9: Pungutan Baru di BIM
Marked theme yang digunakan sebanyak 36 kali dalam teks ini, pada umumnya
menyatakan penolakan terhadap jenis pungutan baru di Bandara Internasional
Minangkabau (BIM).
Contoh: Paragraf 6
namun

kalau

membantu rakyat
miskin itu
continuative
topical
conjunctive
textual
experiential
Theme (Marked)
Paragraf 6

maka
ia
conjunctive
topical
textual
experiential
Theme (Marked)
Paragraf 10

dilakukan dengan pungutan
yang tak benar,

Rheme

tidak lagi bisa dibenarkan.

Di banyak bandara besar seperti di
Adisucipto Yogyakarta, Hasanuddin
Makassar atau Juanda Surabaya
adjunct
textual
Theme (Marked)

Rheme
juga tidak ada

pungutan seperti itu.

topical
experiential
Rheme

Unmurked theme yang digunakan oleh penulis sebanyak 28 kali pada teks tajuk
ini sebagian besarnya menyatakan rasa setuju terhadap jenis pungutan baru di
Bandara lnternasional Minangkabau (BIM).
Contoh: Paragraf l
Ketetapan pengenaan biaya
masuk BIM sebesar itu
Theme (Unmarked)
Paragraf 5
-~

-

~

dituangkan di dalam sebuah Peraturan Bupati
oleh Pemerintah Kabu~atenPadang" Pariaman
Rheme

I Kits
1

salut atas perhatian Pemkab Padang Pariaman yang begitu
peduli memikirkan penduduk miskin.
Rheme
Theme (Unmarked)

Teks 10: Kepala Sekolah Lakukan Pungutan Tanpa lzin Komite Tergolong Liar
Penulis tajuk menggunakan marked theme sebanyak 35 kali dalam teks ini.
Pada umumnya, penggunaan jenis theme ini dimaksudkan untuk mengungkapkan
penolakan terhadap jenis pungutan yang dilakukan kepala sekolah.
Contoh: Paragraf l

1 Kalau ada I kepala sekolah

yang melakukan pungutan sebelum
adanya keputusan Komite Sekolah,

textual
Rheme
Paragraf I
maka
continuative
textual

pungutan itu
topical
experiential
Theme (Marked)
Paragraf 9

Yang parah pula

pungutan itu

continuative
topical
experiential
textual
Theme (Marked)

adalah liar atau illegal.

Rheme
dilakukan sebelum adanya kesepakatan
dengan Komite Sekolah.

Rheme

Unmarked theme yang digunakan oleh penulis sebanyak 28 kali pada teks tajuk

ini sebagian besarnya menyatakan rasa setuju terhadap keputusan Dinas Pendidikan

Sumatera Barat tentang pungutan uang pembangunan bagi siswa-siswa baru SMP dan
SMA.
Contoh: Paragraf l
Semua pungutan
Theme (Unmarked)
Ptiragraf 2

harus didasarkan kepada rapat Komite
Rheme

Setiap pungutan liar di negeri ini
L
Theme (Unmarked)

mesti diberi sanksi hukum.
Rheme

4.2 Pembahasan

Setelah menganalisis data, penulis menemukan bahwasanya teori Haliday
digunakan dalam penulisan tajuk rencana di Surat Kabar harian Haluan. Berdasarkan
analisis data, marked theme pada umumnya digunakan keti ka tajuk rencana surat
kabar menentang atau antagonis terhadap isu sosial yang sedang berkembang di
masyarakat. dan begitu sebaliknya, unmarked theme pada umumnya digunakan ketika
tajuk rencana surat kabar mendukung atau protagonist terhadap isu sosial tertentu.
Contoh: Teks 6 "Pajak dan Retribusi"
Dalam teks ini, tajuk menolak pemberlakukan pungutan baru di Bandara
Internasional Minang Kabau (BIM). Karena subjek dari tajuk ini adalah penolakan,
maka marked theme menjadi jenis theme yang paling dominan digunakan yaitu
sebesar 52,94%.
Teks 5 "Rakyat Berani Bersuara Keras"
Dalam teks ini, tajuk mendukung keberanian rakyat untuk bersuara keras kepada
pemerintah jika pemerintah berbuat kesalahan. Karena subjek tajuk ini merupakan
persetujuan, maka unmarked theme yang paling dominan digunakan yaitu sebesar
53,95%.
Akan tetapi, pada beberapa teks, teori Haliday tidak digunakan dalam penulisan
tajuk rencana di Harian Haluan. Contohnya terdapat pada teks 3 "Pemerintah
Mengambil Langkah Bijak". Dalam teks ini, tajuk mendukung langkah yang diambil
oleh pemerintah yang memutuskan membeli saham Cemex di PT Semen Gresik

sebanyak 25 persen lebih dengan mengeluarkan dana 3 triliun lebih. Namun, jenis
theme yang dominan digunakan adalah marked theme (62,34%).
4 3 Analisis Hubungan antara Tema dan Subjek

Hubungan antara tema dan subjek adalah hubungan antara Theme/Field (apa
!.ang sedang terjadi atau apa yang sedang dibicarakan), Tenor (orang yang ikut dalam
pembicaraan atau siapa mereka), dan Mode (bagaimana bahasa itu digunakan, apakah
lisan atau tulisan). Hubungan ini diperoleh setelah membaca semua paragraf dalam
suatu editorial.
Teks 1
Setelah membaca keseluruhan teks, ditemukan bahwasanya theme/field dari
editorial ini adalah alasan-alasan pentingnya dilakukan kebijaksanaan pengembangan
Pelabuhan Teluk Bayur secepatnya. Selanjutnya, !heme berinteraksi dengan tenor
1,aitu pemerintah daerah Sumatera Barat yang sampai saat ini masih menunda-nunda
kebijaksanaan dalam mengembangkan Pelabuhan Teluk Bayur, contohnya: "Kita
menilai bahwa keterbatasan pelabuhan Teluk Bayur yang dulu bernama 'Emma
Haven' itu sudah harus menjadi pemikiran oleh Pemerintah daerah baik oleh Pemko
Padang maupun Pemprov Sumbar sendiri. Agaknya pengembangan Teluk Bayur
tidak bisa ditunda-tunda lagi". Sedangkan hubungan antara theme dan mode di sini
adalah bahwasanya alasan-alasan tersebut diperoleh secara tertulis.
Akan tetapi, dalam ha1 ini, pemerintah masih saja menunda kebijaksanaan
tersebut. Tajuk menolak langkah yang diambil pemerintah tersebut sehingga dalam
penulisannya, tajuk ini banyak menggunakan "marked theme".
Teks 2
Setelah membaca keseluruhan teks, ditemukan bahwasanya theme/field dari
editorial ini adalah alasan-alasan yang menentang kebijaksanaan untuk menghentikan
pengusutan kasus korupsi yang dituduhkan kepada Soeharto. Selanjutnya, theme
berinteraksi dengan tenor yaitu pemerintah Indonesia, contohnya: Keputusan
pemerintah untuk menghentikan kasus korupsi yang dituduhkan kepada mantan

Presiden Soeharto menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Sejumlah mahasiswa
turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah tersebut. Sedangkan mode dari tajuk
ini adalah tulisan.
Menyikapi ha1 ini, tajuk menolak langkah yang diambil pemerintah Indonesia
untuk menghentikan pengusutan kasus korupsi yang dituduhkan kepada Soeharto.
Dengan demikian, dalam penulisannya, tajuk ini banyak menggunakan "marked
theme".
Teks 3
Setelah membaca keseluruhan teks, ditemukan bahwasanya themepeld dari
editorial ini adalah ungkapan setuju editorial terhadap kebijaksanaan membeli saham
Cemex di P T Semen Gresik sebanyak 25 persen lebih dengan mengeluarkan dana 3
triliun lebih. Selanjutnya, theme berinteraksi dengan tenor yaitu pemerintah
Indonesia, contohnya: "Apa yang dilakukan pemerintah itu melegakan kita semua
terutama masyarakat Sumbar. PT Semen Padang akan kembali menjadi BUMN
murni. Oleh karena itu, kita patut menyambut gembira langkah dan kebijakan yang
diambil pemerintah tersebut. Itu juga bermakna pemerintah telah melunasi
tanggungjawabnya terhadap PT. Semen Padang". Sedangkan mode dari tajuk ini
adalah tulisan.
Meskipun tajuk mengungkapkan persetujuan terhadap langkah yang diambil
pemerintah Indonesia, sebagian besar kalimat dalam tajuk ini menggunakan "marked
theme".
Teks 4
Setelah membaca keseluruhan teks, ditemukan bahwasanya themefleld dari
editorial ini adalah tindakan tegas terhadap pelaku "illegal logging". Selanjutnya,
theme berinteraksi dengan tenor yaitu Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, contohnya:
"Kita memuji tindakan tegas Kepala Dinas Kehutanan Sumbar yang tidak bisa
cligadele oleh cukong kayu. Tampaknya pihak Dinas Kehutanan sudah siap
memberantas aksi illegal logging di daerah ini. Terungkapnya aksi penyelundupan
kayu liar itu rnenunjukkan kepada kita bahwa Dinas Kehutanan Sumbar sudah siap

'-main kayu" terhadap para cukong yang coba-coba melakukan 'permainan kayu'."
Sedangkan mode dari tajuk ini adalah lisan.
Tajuk ini menyatakan persetujuan terhadap tindakan yang diambil oleh Kepala
Dinas Kehutanan Sumbar. Dengan demikian, jenis theme yang dominan digunakan
adalah unmarked theme.
T:ks 5
Setelah membaca keseluruhan teks, ditemukan bahwasanya therne/field dari
editorial ini adalah dukungan terhadap keberanian untuk bersuara keras. Selanjutnya,
[heme berinteraksi dengan tenor yaitu rakyat dan pemerintah Indonesia; rakyat
sebagai pelaku dan pemerintah sebagai objek, contohnya: "Reformasi telah
mengubah cara berfikir dan bertindak masyarakat. Nilai-nilai demokrasi tumbuh
dengan subur. Rakyat kini tidak lagi takut kepada pemimpin. Kalau pemimpin zalim
dan dinilai berbuat tak benar, rakyat akan protes. Bahkan rakyat tidak takut kepada
aparat keamanan." Sedangkan mode dari tajuk ini adalah lisan.
Unmarked theme menjadi jenis theme yang dominan digunakan dalam tajuk ini
karena berisikan tentang pernyataan setuju terhadap keberanian yang dilakukan
rakyat Indonesia unti~kbersuara keras kepada pemerintah.
Teks 6
Setelah membaca keseluruhan teks, ditemukan bahwasanya therne/field dari
editorial

ini adalah penolakan terhadap kebijaksanaan pajak dan retribusi.

Selanjutnya, theme berinteraksi dengan tenor yaitu pemerintah daerah, contohnya:
-.Menurut hemat kita, masalah retribusi dan pajak ini patut dikaji ulang. Kalau ada
retribusi atau pajak yang menimbulkan biaya tinggi, sebaiknya dicabut. Pemerintah
seharusnya memungut retribusi dan pajak itu terhadap objek yang tepat. Jangan
karena mengejar target PAD, lalu rakyat di korbankan." Sedangkan mode dari tajuk
ini adalah tulisan.

Menyikapi ha1 ini, tajuk memberikan alasan-alasan

penolakan terhadap

kebijaksanaan terhadap pajak dan retribusi. Dengan demikian, taiuk ini banyak
rnenggunakan marked theme.

-.?k7
Setelah membaca keseluruhan teks, ditemukan bahwasanya theme/field dari
cdirorial ini adalah penolakan terhadap kehadiran bus Antar Kota Dalam Provinsi

CIKDP) mengambil penurnpang di dalam kota Padang. Selanjutnya, theme
berinteraksi dengan tenor yaitu pemerintah kota Padang yang mengeluarkan izi