Kompetisi Antar Industri Surat Kabar (Studi Analisis Isi dan Aplikasi Teori Niche pada Kompetisi Antar Industri Surat Kabar Harian ANALISA dan Harian GLOBAL)

(1)

KOMPETISI ANTAR INDUSTRI SURAT KABAR

(Studi Analisis Isi dan Aplikasi Teori Niche pada Kompetisi Antar

Industri Surat Kabar Harian ANALISA dan Harian GLOBAL)

Disusun Oleh :

AGNES P. SINAGA

NIM : 030904067

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Agnes P. Sinaga

NIM : 030904067 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Kompetisi Antar Industri Surat Kabar

(Studi Analisis Isi dan Aplikasi Teori Niche pada Kompetisi Antar Industri Surat Kabar Harian ANALISA dan Harian GLOBAL)

Medan, Januari 2009

Dosen Pembimbing Ketua

Departemen

Drs. Amir Purba, MA Drs. Amir

Purba,MA

NIP 131 654 104 NIP 131 654 104

Dekan

Prof.Dr. M. Arif Nasution, MA NIP 131 757 010


(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Kompetisi Industri Surat Kabar (Studi Analisis Isi dan Aplikasi Teori Niche pada Kompetisi Industri Surat Kabar Harian ANALISA dan Harian GLOBAL”.

Dalam penelitian ini metode yang dipergunakan adalah metode analisis isi , yakni metode untuk meneliti atau menganalisis isi komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif. Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Komunikasi dan Komunikasi Massa, Berita, Pers dan Surat Kabar,Teori Ekologi, dan Teori Niche.

Populasi dalam penelitian ini adalah edisi surat kabar Harian ANALISA dan Harian GLOBAL yang terbit mulai Maret – April 2007. Sampel penelitian ini merupakan sebagian dari populasi penelitian. Dengan demikian maka peneliti menetapkan 8 sampel untuk diteliti. Karena setiap surat kabar mempunyai pola isi tertentu dalam satu minggu, maka untuk mewakili hari-hari dalam seminggu secara merata, satu edisi diambil secara acak dari pekan pertama bulan Maret 2007. Edisi kedua diambil pada hari berikutnya dari sampel pertama, yaitu dari pekan kedua bulan Maret 2007 dan seterusnya.

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah studi kepustakaan, analisis isi surat kabar, dan wawancara. Pada analisis isi surat kabar, pengukuran dilakukan berdasarkan sentimeter persegi (cm2). Bagian yang dihitung adalah ruang berita. Bagian-bagian yang kurang dari 0,5 tidak masuk dalam perhitungan, sedangkan bagian yang ukurannya 0,5 atau lebih dibulatkan keatas. Teks dan judul dihitung bersama-sama dengan berita. Foto dan keterangannya dianggap berita tersendiri, tetapi kalau bertalian dengan artikel yang ada didekatnya, maka seluruh konteks digunakan untuk menetapkan dalam kategori mana konteks terus harus dimasukkan. Karikatur ditangani sebagai hal tersendiri. Dari sampel yang telah ditetapkan, selanjutnya dipilih 140 berita secara acak untuk kemudian diukur oleh pengkoding pertama. Dalam penelitian ini juga digunakan dua pengkoding yaitu pengkoding pertama adalah peneliti sendiri, sedangkan pengkoding kedua adalah mahasiswa jurusan ilmu komunikasi. Setelah sampel diukur oleh pengkoding pertama, kemudian dikoding lagi oleh pengkoding kedua dan hasilnya dibandingkan. Untuk melihat tingkat reliabilitas diantara kedua kelompok surat kabar digunakan rumus Holsty :

Reliabilitas = _2M__ = 0,91 N1+N2

Selanjutnya untuk memperkuat hasil uji reliabilitas di atas, digunakan rumus Scott sebagai berikut:

pi = ( % Observed Agreement - % Expected Agreement) = 0,89 (1 - % Expected Agreement)

Ambang penerimaan yang sering dipakai untuk uji reliabilitas kategorisasi adalah 0,75. Sedangkan, dalam penelitian ini hasil yang didapat adalah 0,89 yang artinya telah mencapai ambang penerimaan yang sering dipakai untuk uji


(4)

reliabilitas kategorisasi yakni 0,75, sehingga kategorisasi yang dibuat sudah mencapai tingkat keterandalan atau keterpercayaan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians (anava) untuk menguji hipotesis, analisis tabel tunggal, niche breadth dan

niche overlap. Dari hasil perhitunggan anava, terdapat perbedaan antara harian

ANALISA dan GLOBAL dalam kompetisi memperebutkan types of content yakni pada kategori Pendidikan dan Seni Klasik. Analisis isi terhadap kedua surat kabar menujukkan, kedua surat kabar sama-sama menekankan berita-berita hiburan rakyat, politik dan pemerintahan dan kegiatan ekonomi. Namun juga dapat juga dilihat perbedaan dari peringkat berita-berita selanjutnya, ANALISA lebih menekankan pada berita-berita Pendidikan dan Seni Klasik dan Human Interest, sedangkan GLOBAL lebih menekankan pada berita-berita Kejahatan dan Perang, Pertahanan dan Diplomasi. ANALISA memiliki keunggulan di kategori berita Pendidikan dan Seni Klasik yang tidak ada pada GLOBAL.Untuk cakupan berita menempatkan berita-berita lokal sebagai prioritas oleh kedua surat kabar. ditinjau dari teori niche, kompetisi di antara surat kabar ANALISA dan GLOBAL pada Maret – April 2007 yang ketat didalam memperebutkan types of content. Niche

overlap antara surat kabar ANALISA dan GLOBAL yakni 0,035, maka kedua

surat kabar seimbang dalam pemuatan berita-beritanya, karena itu mereka bersaing secara ketat dalam memperebutkan types of content, sebagai salah satu penunjang kehidupan surat kabar. Niche Breadth secara kuantitatif, kita mengetahui yang paling generalis adalah Harian ANALISA dengan nilai 7,94 dibandingkan dengan Harian GLOBAL dengan nilai 5,05. Ini berarti, secara ekologis, kompetisi dalam memperebutkan types of content di antara kedua surat kabar “dimenangkan” oleh ANALISA.


(5)

KATA PENGANTAR

Besar pujian dan ucapan syukur kepada Yesus Kristus yang telah menemani setiap langkah dan memberikan kekuatan serta semangat hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih tiada terhingga juga peneliti ungkapkan kepada kedua orangtua, Bapak T. H. Sinaga dan Mama E. L. M. Sirait, buat kasih dan doa yang mengalir tanpa henti.

Skripsi ini berjudul Kompetisi Antar Industri Surat Kabar (Studi Analisis Isi dan Aplikasi Teori Niche pada Kompetisi Antar Industri Surat Kabar Harian ANALISA dan Harian GLOBAL), dibuat sebagai salah satu pemenuhan syarat kelulusan dan perolehan gelar sarjana peneliti dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, nasehat, dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan juga Dosen Pembimbing peneliti yang telah dengan sabar meluangkan waktunya untuk memberikan pengetahuan, saran dan bimbingan kepada peneliti.

3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang sudah memberikan saran, dukungan serta semangat kepada peneliti.

4. Bapak H. War Djamil, selaku Sekretaris Redaksi Surat Kabar Harian ANALISA yang telah membantu peneliti dalam kesediaan memberikan data-data penelitian yang dibutuhkan guna menyelesaikan skripsi ini.


(6)

5. Bapak Denny Sitohang, selaku Redaktur Pelaksana Surat Kabar Harian GLOBAL yang telah membantu peneliti dalam kesediaan memberikan data-data penelitian yang dibutuhkan guna menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh Staf Pengajar dan Administrasi Departemen Ilmu Komunikasi

FISIP USU.

7. Keluarga Besar peneliti, B’Paniel dan K’ Jane, B’Alex, dan K’Yola yang sudah banyak membantu dan memberikan bantuan moril kepada peneliti. 8. Sahabat-sahabat peneliti angkatan 2003, Lala, Cay, Mery, Cherry, Hana,

Susi, Olin, Cik Nana, dan Ratni. Untuk hari-hari penuh warna yang sudah kita lalui.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan skripsi ini, dan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.

Medan, Januari 2009


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah 1

I.2 Perumusan Masalah 4

I.3 Pembatasan Masalah 5

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 5

I.4.1 Tujuan Penelitian 5

I.4.2 Manfaat Penelitian 6

I.5 Kerangka Teori

I.5.1 Definisi Surat Kabar 7

I.5.2 Definisi Berita 9

I.5.3 Teori Ekologi 10

I.5.4 Teori Niche 11

I.6 Kerangka Konsep 14

I.7 Operasionalisasi Konsep 14

I.8 Definisi Operasional 16

I.9 Hipotesis 21

BAB II LANDASAN TEORI

II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa 22

II.1.1 Komunikasi 22

II.1.2 Komunikasi Massa 23


(8)

II.2.1 Pengertian Pers 28

II.2.2 Surat Kabar 29

II.2.2.1 Definisi Surat Kabar 29 II.2.2.2 Bentuk Surat Kabar 30 II.2.2.3 Kategori Surat Kabar 31 II.2.2.4 Karakteristik Surat Kabar 31

II.3 Ekologi 32

II.3.1 Ekologi Umum 33

II.3.2 Ekosistem 34

II.3.3 Lingkungan Hidup dan Pola Interaksi 35

II.3.4 Habitat dan Niche 40

II.4 Ekologi Media 41

II.5 Teori Niche 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 46

III.1.1 Surat Kabar Harian ANALISA 46 III.1.1.1 Sejarah Singkat 46 III.1.1.2 Visi, Misi dan Motto 49 III.1.1.3 Struktur Organisasi Redaksi ANALISA 51 III.1.1.4 Sumber Daya Manusia Redaksi ANALISA 54 III.1.1.5 Kebijakan Isi Harian ANALISA 55 III.1.2 Surat Kabar Harian GLOBAL 56

III.1.2.1 Sejarah Singkat 56

III.1.2.2 Visi, Misi, dan Motto 58 III.1.2.3 Struktur Organisasi Redaksi GLOBAL 59 III.1.2.4 Sumber Daya Manusia Redaksi GLOBAL 62 III.1.2.5 Kebijakan Isi Harian GLOBAL 63

III.2 Metode Penelitian 64

III.2.1 Populasi 64


(9)

III.2.3 Unit Analisis 65

III.3 Teknik Pengumpulan Data 65

III.3.1 Studi Kepustakaan 65

III.3.2 Analisis Isi Surat Kabar 66

III.3.3 Wawancara 67

III.4 Teknik Analisis Data 67

III.4.1 Analisis Varians (Anava) 67

III.4.2 Analisis Tabel Tunggal 68

III.4.3 Niche Breadth 68

III.4.4 Niche Overlap 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tingkat Reliabilitas 70

IV.2 Uji Hipotesis 77

IV.2.1 Kategori Isi 77

IV.2.2 Cakupan Isi Berita 93

IV.3 Niche 98

IV.3.1 Niche Breadth 98

IV.3.2 Niche Overlap 99

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan 101

V.2 Saran 104

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Operasional Konsep 15

Tabel IV.1 Hasil Pengukuran dan Kategorisasi Harian ANALISA Maret – April 2007 Oleh Kedua Pengkoding 70 Tabel IV.2 Hasil Pengukuran dan Kategorisasi Harian GLOBAL Maret – April 2007 Oleh Kedua Pengkoding 73 Tabel IV.3 Data Expected Agreement untuk Rumus Scott 76 Tabel IV.4 “Perang, Pertahanan, dan Diplomasi” 77 Tabel IV.5 Ringkasan Anava “Perang, Pertahanan, dan Diplomasi” 78

Tabel IV.6 “Politik dan Pemerintahan” 79

Tabel IV.7 Ringkasan Anava “Politik dan Pemerintahan” 80

Tabel IV.8 “Kegiatan Ekonomi” 80

Tabel IV.9 Ringkasan Anava “Kegiatan Ekonomi” 81

Tabel IV.10 “Kejahatan” 82

Tabel IV.11 Ringkasan Anava “Kejahatan” 83

Tabel IV.12 “Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat” 84 Tabel IV.13 Ringkasan Anava “Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat” 85

Tabel IV.14 “Kecelakaan dan Bencana” 85

Tabel IV.15 Ringkasan Anava “Kecelakaan dan Bencana” 86

Tabel IV.16 “Ilmu dan Penemuan” 87


(11)

Tabel IV.18 “Pendidikan dan Seni Klasik” 88 Tabel IV.19 Ringkasan Anava “Pendidikan dan Seni Klasik” 89

Tabel IV.20 “Hiburan Rakyat” 90

Tabel IV.21 Ringkasan Anava “Hiburan Rakyat” 91

Tabel IV.22 “Human Interest” 91

Tabel IV.23 Ringkasan Anava “Human Interest” 92

Tabel IV.24 “Lokal” 93

Tabel IV.25 Ringkasan Anava “Lokal” 94

Tabel IV.26 “Nasional” 95

Tabel IV.27 Ringkasan Anava “Nasional” 96

Tabel IV.28 “Internasional” 96

Tabel IV.29 Ringkasan Anava “Internasional” 97 Tabel IV.30 Rincian Isi Kedua Surat Kabar Berdasarkan Kategori Berita 98


(12)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Kompetisi Industri Surat Kabar (Studi Analisis Isi dan Aplikasi Teori Niche pada Kompetisi Industri Surat Kabar Harian ANALISA dan Harian GLOBAL”.

Dalam penelitian ini metode yang dipergunakan adalah metode analisis isi , yakni metode untuk meneliti atau menganalisis isi komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif. Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Komunikasi dan Komunikasi Massa, Berita, Pers dan Surat Kabar,Teori Ekologi, dan Teori Niche.

Populasi dalam penelitian ini adalah edisi surat kabar Harian ANALISA dan Harian GLOBAL yang terbit mulai Maret – April 2007. Sampel penelitian ini merupakan sebagian dari populasi penelitian. Dengan demikian maka peneliti menetapkan 8 sampel untuk diteliti. Karena setiap surat kabar mempunyai pola isi tertentu dalam satu minggu, maka untuk mewakili hari-hari dalam seminggu secara merata, satu edisi diambil secara acak dari pekan pertama bulan Maret 2007. Edisi kedua diambil pada hari berikutnya dari sampel pertama, yaitu dari pekan kedua bulan Maret 2007 dan seterusnya.

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah studi kepustakaan, analisis isi surat kabar, dan wawancara. Pada analisis isi surat kabar, pengukuran dilakukan berdasarkan sentimeter persegi (cm2). Bagian yang dihitung adalah ruang berita. Bagian-bagian yang kurang dari 0,5 tidak masuk dalam perhitungan, sedangkan bagian yang ukurannya 0,5 atau lebih dibulatkan keatas. Teks dan judul dihitung bersama-sama dengan berita. Foto dan keterangannya dianggap berita tersendiri, tetapi kalau bertalian dengan artikel yang ada didekatnya, maka seluruh konteks digunakan untuk menetapkan dalam kategori mana konteks terus harus dimasukkan. Karikatur ditangani sebagai hal tersendiri. Dari sampel yang telah ditetapkan, selanjutnya dipilih 140 berita secara acak untuk kemudian diukur oleh pengkoding pertama. Dalam penelitian ini juga digunakan dua pengkoding yaitu pengkoding pertama adalah peneliti sendiri, sedangkan pengkoding kedua adalah mahasiswa jurusan ilmu komunikasi. Setelah sampel diukur oleh pengkoding pertama, kemudian dikoding lagi oleh pengkoding kedua dan hasilnya dibandingkan. Untuk melihat tingkat reliabilitas diantara kedua kelompok surat kabar digunakan rumus Holsty :

Reliabilitas = _2M__ = 0,91 N1+N2

Selanjutnya untuk memperkuat hasil uji reliabilitas di atas, digunakan rumus Scott sebagai berikut:

pi = ( % Observed Agreement - % Expected Agreement) = 0,89 (1 - % Expected Agreement)

Ambang penerimaan yang sering dipakai untuk uji reliabilitas kategorisasi adalah 0,75. Sedangkan, dalam penelitian ini hasil yang didapat adalah 0,89 yang artinya telah mencapai ambang penerimaan yang sering dipakai untuk uji


(13)

reliabilitas kategorisasi yakni 0,75, sehingga kategorisasi yang dibuat sudah mencapai tingkat keterandalan atau keterpercayaan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians (anava) untuk menguji hipotesis, analisis tabel tunggal, niche breadth dan

niche overlap. Dari hasil perhitunggan anava, terdapat perbedaan antara harian

ANALISA dan GLOBAL dalam kompetisi memperebutkan types of content yakni pada kategori Pendidikan dan Seni Klasik. Analisis isi terhadap kedua surat kabar menujukkan, kedua surat kabar sama-sama menekankan berita-berita hiburan rakyat, politik dan pemerintahan dan kegiatan ekonomi. Namun juga dapat juga dilihat perbedaan dari peringkat berita-berita selanjutnya, ANALISA lebih menekankan pada berita-berita Pendidikan dan Seni Klasik dan Human Interest, sedangkan GLOBAL lebih menekankan pada berita-berita Kejahatan dan Perang, Pertahanan dan Diplomasi. ANALISA memiliki keunggulan di kategori berita Pendidikan dan Seni Klasik yang tidak ada pada GLOBAL.Untuk cakupan berita menempatkan berita-berita lokal sebagai prioritas oleh kedua surat kabar. ditinjau dari teori niche, kompetisi di antara surat kabar ANALISA dan GLOBAL pada Maret – April 2007 yang ketat didalam memperebutkan types of content. Niche

overlap antara surat kabar ANALISA dan GLOBAL yakni 0,035, maka kedua

surat kabar seimbang dalam pemuatan berita-beritanya, karena itu mereka bersaing secara ketat dalam memperebutkan types of content, sebagai salah satu penunjang kehidupan surat kabar. Niche Breadth secara kuantitatif, kita mengetahui yang paling generalis adalah Harian ANALISA dengan nilai 7,94 dibandingkan dengan Harian GLOBAL dengan nilai 5,05. Ini berarti, secara ekologis, kompetisi dalam memperebutkan types of content di antara kedua surat kabar “dimenangkan” oleh ANALISA.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG MASALAH

Pada era informasi dewasa ini, media massa sudah berkembang pesat. Perkembangan media massa ini ditandai dengan semakin kompleksnya fungsi media massa. Media massa tidak hanya berfungsi sebagai sarana informasi, pendidikan, hiburan, dan kebudayaan, tetapi telah tumbuh menjadi sarana bisnis. Informasi telah menjadi komoditas yang dapat diperjualbelikan.

Ketika media sudah jadi industri, kemampuannya bertahan hidup tak melulu digantungkan pada redaksi. Walaupun kualitas isi media cetak sangat bagus, tetapi jika tidak diserap pasar, maka umur media cetak tersebut tinggal menghitung hari. Antara redaksi dan bisnis ibarat dua sisi dari satu keping mata uang, berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan.

Iklim bisnis diabad ke-21, tentu saja akan dicirikan dengan ketatnya sistuasi kompetisi, dimana para pengusaha media cetak berusaha “memutar otak” mencari strategi pasar yang tepat agar dapat meraih pasar dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam konteks ini, media cetak bisa dikatakan belum pernah dalam posisi sedefensif seperti sekarang ini, yaitu ketika tiras semakin tertekan oleh meluasnya pencarian berita melalui media lain yang derapnya lebih cepat, mulai dari radio, televisi, internet, dan terakhir juga seluler. Namun, kompetisi antar media


(15)

tidak hanya terjadi antar populasi saja (misalnya antara televisi dengan radio, surat kabar dengan majalah, ataupun radio dengan surat kabar), tetapi juga antar sesama warga populasi (misalnya antar surat kabar, antar stasiun radio siaran, antar stasiun televisi). Kompetisi antar sesama warga populasi cenderung lebih ketat dibandingkan dengan kompetisi antar populasi (Tevfik Dalgic, 2007:90).

Selanjutnya, pasca reformasi, pers Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini karena pada masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) pada Oktober 1999 mengambil langkah dengan menghapus keberadaan Departemen Penerangan dalam jajaran Kabinet Persatuan Nasional yang dipimpinnya seolah-olah menjadi klimaks dalam proses keterbukaan dan demokratisasi pers di Indonesia.

Bagi kalangan media cetak Indonesia, dengan lenyapnya Departemen Penerangan, untuk sementara tidak ada lagi lembaga yang menjadi “momok” bagi kebebasan pers yang biasa mengintimidasi dengan ancaman pencabutan izin usaha. Kebijakan ini memberikan kebebasan bagi penerbitan industri pers. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya 1600 buah SIUPP pada akhir Juli 1999, padahal sebelumnya hanya ada sekitar 300-an media cetak

Bertambahnya jumlah media cetak mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat antara sesama penerbitan pers. Beberapa pers muncul dengan format yang beragam seperti koran, tabloid, majalah,


(16)

bulletin, dan sebagainya. Munculnya para kompetitor baru ini dilandasi oleh beragam pertimbangan, ada yang dilandasi idealisme, orientasi bisnis, atau sekedar meramaikan industri surat kabar semata.

Bagaimana perusahaan media(pers) dapat bertahan dari waktu ke waktu di samping ketatnya kompetisi dalam memperebutkan khalayak dan iklan? Dan jawaban atas pertanyaan itu adalah dengan menggunakan teori Ekologi-teori Niche- untuk menjelaskan proses kompetisi (John W. Dimmick, 2003: ix). Menurut teori ini, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya setiap makhluk hidup memerlukan sumber penunjang yang ada di alam sekitarnya. Bila sumber penunjang kehidupan yang diperlukan itu sama dan jumlahnya terbatas, maka akan terjadi perebutan atau persaingan.

Kompetisi antar industri media adalah kompetisi untuk memperebutkan sumber penunjang kehidupan. Menurut John W. Dimmick dan Eric Rothenbuhler, terdapat tiga sumber utama yang menjadi sumber kehidupan industri media yaitu capital (misalnya pemasukan iklan), types

of content (jenis isi media), dan types of audience (jenis khalayak sasaran)

(Rahmat Kriyantono, 2006: 272-273).

Kompetisi antar industri media dalam memperebutkan ketiga sumber penunjang kehidupan tersebut merupakan sebuah perspektif yang menarik untuk diteliti. Namun penelitian ini hanya difokuskan pada analisis berdasarkan types of content. Dalam prakteknya, terdapat korelasi antara


(17)

suatu media, maka semakin banyak khalayak sasaran yang dapat direbut, dan semakin besar pemasukan iklan bagi industri media tersebut.

Media massa yang menjadi objek penelitian ini adalah harian ANALISA dan GLOBAL. Adapun alasan pemilihan kedua media diatas adalah ANALISA sebagai surat kabar Medan yang keberadaannya sudah mencapai 35 tahun dan mapan sedangkan GLOBAL adalah surat kabar Medan yang relatif baru yang sama-sama bersaing untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan meraih pasar. Sehingga diperkirakan terjadi persaingan yang tinggi diantara mereka.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Setiap media tentu mempunyai visi dan misi masing-masing, yaitu pandangan media terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat. Visi dan misi ini dijabarkan melalui kebijakan editorial dan kebijakan redaksional yang tercermin dari isi, baik berupa opini maupun berita.

Dari perspektif penelitian ini, pihak surat kabar saling bersaing dalam merumuskan kebijakan editorial dan kebijakan redaksionalnya. Kedua hal ini dapat dikatakan sebagai strategi untuk menghadapi kompetisi dalam era pers industri.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

“Apakah terdapat perbedaan diantara surat kabar harian ANALISA dan GLOBAL dalam kompetisi memperebutkan types of content?”


(18)

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, yang nantinya dapat mengaburkan penelitian ini, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Kompetisi yang diteliti adalah kompetisi dalam memperebutkan

types of content.

2. Kompetisi yang diteliti adalah kompetisi yang terjadi antara harian ANALISA dan harian GLOBAL.

3. Penelitian akan dilakukan pada harian ANALISA dan harian GLOBAL yang terbit pada Maret - April 2007.

1.4TUJUAN dan MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan diantara kedua surat kabar tersebut dalam memperebutkan types of content.

2. Untuk mengidentifikasi kategori types of content (genaralis, moderat, atau spesialis) kedua surat kabar.

3. Untuk mengetahui seberapa ketat kompetisi yang terjadi antara kedua surat kabar tersebut.

4. Untuk mengetahui di antara kedua surat kabar tersebut yang paling baik types of contentnya.


(19)

1.4.2 MANFAAT PENELITIAN

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan terhadap khasanah ilmu komunikasi massa dan penerapannya.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas cakrawala pengetahuan penulis mengenai komunikasi massa dan memperkaya penelitian di bidang kompetisi antar industri surat kabar.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat baik bagi industri surat kabar yang bersangkutan maupun kepada peneliti-peneliti selanjutnya.

1.5 KERANGKA TEORI

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut pandang mana masalah penelitian akan dibahas (Nawawi, 1995:39).

Kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 1995:47).

Teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah Definisi Surat Kabar, Definisi Berita, Teori Ekologi, dan Teori Niche.


(20)

Secara etimologis kata “surat kabar” atau koran berasal dari terjemaahan kata “newspaper” dalam bahasa Inggris atau “krant” dalam bahasa Belanda.

Pengertian surat kabar dari Wikipedia The Free Encyclopedia adalah “A newspaper is a publication containing news, information and

advertising, usually printed on low-cost paper called newsprint. It may be general or special interest, most often published daily or weekly

berikut surat kabar adalah publikasi yang memuat berita, informasi, dan iklan, biasanya dicetak pada kertas murah yang disebut dengan kertas koran. Biasanya mengangkat topik umum atau topik khusus, paling sering dicetak harian atau mingguan.

Surat kabar memiliki karakteristik/ ciri-ciri antara lain: 1. Publisitas

2. Periodesitas 3. Universalitas 4. Aktualitas

(Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala E., 2004:104-105). Surat kabar dapat dikelompokkan pada berbagai kategori. Dilihat dari isi surat kabar yang dikemukakan oleh Deutschmann dalam 11 kategori sebagai berikut:

1. Perang, Pertahanan dan Diplomasi 2. Politik dan Pemerintahan


(21)

3. Kegiatan Ekonomi 4. Kejahatan

5. Masalah Moral Masyarakat

6. Kesehatan dan Kesejateraan Masyarakat 7. Kecelakaan dan Bencana Alam

8. Ilmu dan Penemuan

9. Pendidikan dan Seni Klasik 10.Hiburan Rakyat

11.Human Interest (Don Michael Fluornoy, 1989: 26-28).

Selanjutnya, isi surat kabar juga dikelompokkan menurut cakupannya yaitu sebagai berikut :

1. Lokal 2. Nasional

3. Internasional (Don Michael Fluornoy, 1989: 30).

1.5.2 DEFINISI BERITA

Begitu banyak definisi berita atau ”news” yang dapat diketahui dari berbagai literatur, yang satu sama lain berbeda disebabkan pandangannya dari sudut yang berbeda.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikemukakan, berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Sementara itu, pakar komunikasi, J.B. Wahyudi mengemukakan,


(22)

berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik ( surat kabar, majalah, radio, dan TV). Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan melalui media massa periodik (papan pengumuman, selebaran,leaflet, atau spanduk) (Arifin S. Harahap, 2006:2, 4).

Dari puluhan, bahkan ratusan, definisi berita yang dapat dibaca dalam berbagai buku atau berkala, definisi yang dikemukakan oleh Prof. Mitchel V. Charnley dalam bukunya “Reporting” dapat dinilai sebagai ”paling kena”, yang berbunyi sebagai berikut: “News is the timely report of facts or

opinion of either interst or importance, or both, to a considerable number of people” (berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang

mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk) ( Effendy, 2003:131).

Akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau opini/pendapat yang aktual, menarik atau penting bagi sebagian khalayak dan dipublikasikan melalui media massa periodik : surat kabar, majalah, radio dan TV.

1.5.3 TEORI EKOLOGI

Ekologi merupakan konsep sentral dalam penelitian tentang kompetisi antar industri media. Ekologi berkenaan dengan hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungan di sekitarnya (Rachmat Kriyantono, 2006:272).


(23)

Dalam ekologi dikenal suatu teori yang disebut dengan teori niche yang bisa diartikan sebagai “ceruk”, “relung” atau “ruang” kehidupan di lingkungan sekitar. Teori Niche muncul dari disiplin Ekologi. Dan menurut teori ini, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya setiap mahkluk hidup memerlukan sumber penunjang yang ada di di alam sekitarnya. Bila sumber penunjang kehidupan yang diperlukan itu sama dan jumlahnya terbatas, maka akan terjadi perebutan atau persaingan (Rachmat Kriyantono, 2006:272).

Selanjutnya di dalam ekologi, kompetisi adalah perebutan sumber penunjang kehidupan yang jumlahnya terbatas atau langka. Itensitas kompetisi ditentukan oleh tingkat dimana dua spesies bersaing untuk sumber penunjang kehidupan yang sama (Tevfik Dalgic, 2007:90).

1.5.4 TEORI NICHE

Teori niche dapat digunakan untuk riset tingkat kompetisi antar media massa, baik surat kabar, radio maupun televisi. Teori ini juga dapat digunakan untuk mengukur persaingan antarprogram PR beberapa perusahaan. Bagi praktisi PR, riset ini berguna sebagai upaya melakukan monitoring lingkungan eksternal, misalnya untuk mengukur persaingan dengan kompetitor.


(24)

Dan teori ini bila diaplikasikan pada media massa bisa disebut sebagai “ekologi media”. Ekologi Media (Teori Niche) berkenaan dengan hubungan timbal balik antara media massa dengan lingkungan penunjangnya. Media berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi ini sama dengan hubungan yang terjadi antara mahkluk hidup dengan lingkungan tempatnya hidup. Dalam proses interaksi ini memungkinkan terjadi kompetisi dalam mempertahankan kehidupannya. Pada industri media, masing-masing populasi terdiri dari media-media yang secara tidak langsung membentuk suatu kelompok yang hidup dari sumber daya yang sama. Misalnya populasi surat kabar, populasi radio atau populasi televisi (Rachmat Kriyantono, 2006:271-272). Dan kompetisi antar sesama warga populasi cenderung lebih ketat dibandingkan dengan kompetisi antar populasi seperti antar surat kabar (Tevfik Dalgic, 2007:90).

Niche oleh Dimmick didefinisikan sebagai semua komponen dari lingkungan di mana organisasi atau populasi berinteraksi. Menurut Levin, sifat interaksi tersebut tergantung pada tiga faktor:

1. Niche Breadth : daerah atau ruang sumber penunjang

kehidupan yang ditempati oleh masing-masing individu atau tingkat hubungan antara populasi dengan sumber penunjang.

2. Niche Overlap : penggunaan sumber penunjang kehidupan


(25)

sehingga terjadi tumpang tindih atau derajat persamaan ekologis atau kompetisi antarpopulasi dalam memperebutkan sumber penunjang.

3. Jumlah seluruh sumber daya yang dapat digunakan oleh seluruh populasi.

Selanjutnya, kompetisi antar industri media adalah kompetisi untuk memperebutkan sumber penunjang kehidupan. Menurut John W. Dimmick dan Eric Rothenbuhler, terdapat tiga sumber utama yang menjadi sumber kehidupan industri media yaitu capital (misalnya pemasukan iklan), types of

content (jenis isi media yang disajikan oleh suatu media, baik media

elektronik maupun media nonelektronik), dan types of audience (jenis khalayak sasarannya).

Dengan demikian, kompetisi antar media pada dasarnya adalah kompetisi memperebutkan ketiga sumber tersebut. Namun penelitian ini hanya difokuskan pada analisis berdasarkan types of content. Dalam prakteknya, terdapat korelasi antara types of content, types of audience dan capital bahwa : semakin baik isi suatu media, maka semakin banyak khalayak sasaran yang dapat direbut, dan semakin besar pemasukan iklan bagi industri media tersebut (Rachmat Kriyantono, 2006:272-273).

Secara ekologis ruang kehidupan dan tingkat persaingan media dapat diriset secara kuantitatif dengan menghitung besaran niche-nya yaitu

niche breadth dan niche overlap. Dalam niche breadth dikenal istilah


(26)

menggantungkan kehidupannya terhadap satu jenis sumber penunjang. Dan dikatakan generalis apabila suatu media mempunyai sumber penunjang kehidupannya beragam. Sedangkan konsep niche overlap berkaitan dengan tingkat persaingan antarmedia dalam memperebutkan tiga sumber kehidupannya (Rachmat Kriyantono, 2006:273).

Niche (Ekologi Media) dalam penelitian ini membahas kompetisi antara dua surat kabar yaitu Harian ANALISA dan Harian GLOBAL dalam memperebutkan types of content. Berkenaan dengan konsep niche breadth akan diidentifikasi di antara kedua surat kabar yang lebih spesialis, moderat, atau generalis types of content-nya. Berkenaan dengan konsep niche overlap akan diidentifikasi seberapa ketat tingkat kompetisi antara kedua surat kabar dalam memperebutkan types of content tersebut.

1.6 KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1995:40).

Sedangkan konsep adalah gambaran secara tepat tentang fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak tentang suatu kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33).


(27)

Setelah mengemukakan kerangka teori, maka ada beberapa konsep yang dapat dioperasionalisasikan pada penelitian ini, yaitu:

1. Kategori Isi Surat Kabar 2. Cakupan Isi Surat Kabar

3. Niche Breadth kedua surat kabar 4. Niche Overlap antara kedua surat kabar

1.7. OPERASIONALISASI KONSEP

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka untuk mempermudah operasionalnya di dalam memecahkan masalah maka dibuatlah operasionalisasi konsep sebagai berikut

Tabel I.1

Operasionalisasi Konsep

KONSEP OPERASIONAL OPERASIONALISASI KONSEP

Kategori Isi Surat Kabar 1. Perang, Pertahanan dan Diplomasi

2. Politik dan pemerintahan 3. Kegiatan ekonomi 4. Kejahatan

5. Masalah Moral Masyarakat 6. Kesehatan dan Kesejahteraan


(28)

7. Kecelakaan dan Bencana Alam 8. Ilmu dan Penemuan

9. Pendidikan dan Seni Klasik 10.Hiburan Rakyat

11.Human Interest

Cakupan Isi Surat Kabar 1. Lokal 2. Nasional 3. Internasional

Niche Breadth kedua Surat Kabar 1. Generalis

2. Moderat 3. Spesialis

Niche Overlap Antara Kedua Surat

Kabar

seberapa ketat tingkat kompetisi antara kedua surat kabar dalam memperebutkan types of content

1.8. DEFINISI OPERASIONAL

1.8.1 Kategori-kategori isi surat kabar

1. Perang, pertahanan dan diplomasi. Yang termasuk didalamnya adalah berita yang berhubungan dengan pertikaian bersenjata antara dua

negara atau lebih, masalah-masalah kegiatan angkatan bersenjata nasional serta pertahanan negara, kegiatan-kegiatan resmi para duta dan pejabat diplomatik lainnya, serta negara dan permasalahannya. 2. Politik dan Pemerintahan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah


(29)

pemerintah, baik tingkat daerah maupun nasional, perundang-undangan yang disiarkan melalui surat kabar, walaupun menyangkut kategori lain tetapi berasal dari pemerintah, hal-hal yang menyangkut politik atau pengangkatan seorang calon pejabat untuk suatu kedudukan penting, pembahasan konsep-konsep pemerintah seperti kebebasan politik atau kebebasan berbicara.

3. Kegiatan ekonomi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah berita yang berdasar pada ekonomi kecuali belanja pemerintah, seperti perdagangan dan perbankan, pembahasan soal perpajakan, kegiatan-kegiatan usaha swasta seperti perluasan sarana yang telah ada, masalah-masalah manajemen tenaga kerja.

4. Kejahatan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah: berita mengenai masalah pelanggaran hukum dan penerapannya, hal-hal seperti kenakalan remaja dan peningkatan tindak kejahatan.

5. Masalah-masalah moral masyarakat. Yang termasuk dalam kategori ini adalah : berita yang menyangkut persoalan yang dihadapi oleh masyarakat tentang hak azasi dan tanggung jawab etik perorangan pergerakan-pergerakan sipil, kecuali yang menyangkut perundang-undangan, berita atau tajuk rencana yang menyangkut tanggung jawab organisasi-organisasi keagamaan pada masyarakat.

6. Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Yang termasuk dalam kategori ini adalah: berita yang menyangkut masalah penyakit tertentu yang mempunyai dampak umum, berita yang berisi kegiatan badan


(30)

usaha kesehatan masyarakat, seperti berita terobosan baru di bidang kedokteran, dan pemahaman penemuan tersebut, berita keluarga berencana.

7. Kecelakaan dan bencana. Yang termasuk dalam kategori ini adalah hal-hal yang menyangkut pemusnahan secara alamiah atau tidak alamiah dari hidup/harta manusia seperti banjir, topan, dan konstruksi bangunan yang salah, kecelakaan angkutan.

8. Ilmu dan penemuan.Yang termasuk dalam kategori ini adalah: berita mengenai perkembangan teknologi mutakhir di bidang ilmu dan perindustrian, berita penemuan baru di bidang kesehatan, kegiatan ekonomi, pertahanan dan pencegahan kecelakaan.

9. Pendidikan dan seni klasik. Yang termasuk dalam kategori ini adalah: berita mengenai seni klasik seperti drama, sastra atau seni lukis (kelompok ini dibedakan dari kesenian yang semata-mata merupakan sarana hiburan, akan tetapi semua berita tentang kebijaksanaan dan sistem pendidikan yang menyangkut pemerintah, tidak masuk dalam kategori ini, namun dalam kategori nomor dua).

10. Hiburan rakyat. Yang termasuk dalam kategori ini adalah: berita yang menyangkut dengan cara-cara rakyat menghibur diri, kecuali melalui seni klasik, seperti bioskop, televisi atau olahraga.

11. Human interest. Yang termasuk dalam kategori ini adalah: berita tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek emosional dari


(31)

kehidupan, setiap berita kecil yang menyangkut tentang keganjilan perilaku manusia, cerita dengan percakapan dan tingkah laku.

Untuk memudahkan penilaian kategori-kategori tersebut dalam penggolongannya, dipakai sub bagian - sub bagian berikut menurut versi Deutschmann yang sedikit dirubah (Don Michael Fluornoy, 1989:29-30).

1. Perang, Pertahanan dan Diplomasi: a) perang dan pemberontakan, b) pertahanan, c) diplomasi dan hubungan luar negeri, d) peluru kendali dan ruang angkasa, e) bom atom.

2. Politik dan Pemerintahan: a) politik, b) kegiatan-kegiatan pemerintah, c) komunisme, d) perpajakan..

3. Kegiatan Ekonomi: a) kegiatan perekonomian umum, b) harga-harga, c) uang, d) angkutan dan perjalanan, e) pertanian, f) tenaga kerja dan upah, g) sumber-sumber alamiah.

4. Kejahatan: a) kejahatan orang dewasa, b) kejahatan remaja, c) penegakan hukum dan badan-badan penegak hukum.

5. Masalah-masalah moral masyarakat: a) masalah-masalah moral moral masyarakat, b) minuman keras, c) perceraian, d) seks, e) persidangan pengadilan sipil, f) hubungan-hubungan kesukuan.

6. Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat: a) penanganan masalah-masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, b) kesehatan, c) kesejahteraan masyarakat, d) penanganan soal-soal sosial dan keselamatan, e) kesejahteraan anak-anak.


(32)

7. Kecelakaan dan bencana: keduanya, baik kecelakaan yang disebabkan oleh manusia sendiri seperti tabrakan mobil, maupun bencana-bencana alam seperti banjir dan gempa bumi dimasukkan di sini.

8. Ilmu dan penemuan: a) ilmu, penemuan dan penelitian, b) angkasa nonpertahanan, c) energi atom dan nonpertahanan.

9. Pendidikan dan seni klasik: a) pendidikan, b) seni klasik dan kebudayaan, c) agama, d) perikemanusiaan.

10. Hiburan rakyat: a) hiburan, b) film-film dan bintang film, c) halaman berita olahraga, d) tv dan radio, e) pers.

11. Human interest: a) kepentingan manusiawi secara umum, b) cuaca, c) kematian alamiah dan berita-berita duka cita, d) binatang, e) minat remaja.

1.8.2 Cakupan Isi Surat Kabar

a. Lokal. Berita-berita dari kota Medan dan dari propinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Berita-berita dari wilayah tersebut yang menjadi berita nasional tetap dimasukkan dalam kategori ini.

b. Nasional. Berita-berita tentang kepentingan, kebijakan nasional yang menimbulkan reaksi di kalangan pembaca sebagai warga negara Indonesia, termasuk berita lokal dari propinsi lainnya yang karena kepentingannya luar biasa diangkat oleh kantor berita dan disebarkan di surat kabar.

c. Internasional.Berita-berita yang tidak dianggap sebagai berita lokal atau nasional, yang penting tentang negara-negara lain dan organisasi internasional.


(33)

1.8.3 Niche Breadth Kedua Surat Kabar

a. Generalis. Suatu surat kabar dikatakan generalis jika sumber penunjang kehidupannya (dalam hal ini types of content) beragam. Niche surat kabar A lebih luas daripada surat kabar B, jika nilai besaran niche breadth surat kabar A lebih besar daripada nilai besaran niche breadth B.

b. Moderat. Suatu surat kabar dikatakan berada dalam pola moderat dalam arti tidak spesialis dan tidak generalis.

c. Spesialis. Surat kabar disebut spesialis jika hanya menggantungkan kehidupannya terhadap satu penunjang saja.

1.8.4 Niche Overlap

Niche overlap menunjukkan tingkat kompetisi antara dua surat kabar. Tingkat kompetisi antara dua surat kabar semakin tinggi apabila angkanya mendekati nol.

1.9 HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu pendapat atau teori yang masih kurang sempurna. Dengan kata lain hipotesis adalah kesimpulan yang belum final dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya. Hipotesis dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang mungkin benar dan mungkin salah (Nawawi, 1995: 43).


(34)

Terdapat perbedaan diantara kedua surat kabar dalam kompetisi memperebutkan types of content.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1KOMUNIKASI dan KOMUNIKASI MASSA

2.1.1 KOMUNIKASI

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu


(35)

communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama (Wiryanto,

2004:5).

Banyak definisi tentang komunikasi yang telah dikemukakan para ahli komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing. Ada yang berpendapat komunikasi adalah sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan, adapula yang mengartikan sebagai kegiatan saling tukar pendapat dan pikiran. Dan selanjutnya, komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan (berupa lambang, suara, gambar, dan lain-lain) dari suatu sumber kepada sasaran (audience) dengan menggunakan saluran tertentu.

Namun dalam rangka penelitian ini, definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Hovland, Janis, dan Kelley (1953) :

[Communication is] the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audiences) (Miller, 2005:4).

Menurut Hovland, Janis, dan Kelley (1953), komunikasi adalah sebagai proses penyampaian rangsangan (stimulus, yang biasanya


(36)

verbal) dari satu individu (komunikator) dengan tujuan untuk merubah tingkah laku individu lainnya (khalayak).

Dalam penelitian ini “satu individu (komunikator)” dan “individu lainnya (khalayak)” dalam definisi Hovland, Janis, dan Kelley (1953) di atas secara berturut-turut adalah surat kabar dan khalayak pembaca. Surat kabar sebagai komunikator sekaligus saluran berusaha mempengaruhi khalayak sebagai pihak lainnya dengan menyampaikan rangsangan (stimulus) dalam bentuk verbal melalui berita, peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi di dalam masyarakat sehingga memenuhi selera khalayak pembaca lewat isi yang ditampilkan.

2.1.2 KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik) disebut komunikasi massa. Tentang komunikasi massa Wright mengatakan :

This new distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times to reach most audience members simultaneously, and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization that may involve great expense (Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala E.,


(37)

Dari definisi ini, surat kabar sebagai media massa karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. Dan dalam kompetisi antar media, surat kabar sebagai media massa menyampaikan pesan secara terbuka diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim; dan cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. Sehingga heterogenitas khalayak mengimplikasikan heterogenitas selera khalayak dalam mengkonsumsi isi surat kabar. Karenanya, surat kabar yang cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar mau tidak mau harus berusaha menarik perhatian khalayak untuk membaca surat kabar tersebut dengan memperhatikan isi surat kabarnya dengan cara menganekaragamkan isi yang ditampilkannya. Komunikasi massa memiliki beberapa sifat, yakni sifat khalayak, sifat pesan, sifat bentuk komunikasi dan sifat komunikator.

A. Sifat Khalayak

Khalayak dalam komunikasi massa, pertama, bersifat luas. Luas menandakan jumlah atau besar khalayak yang hendak dicapai dalam komunikasi massa. Charles R. Wright menegaskan titik batas luas


(38)

itu bersifat arbiter : ”Kita memandang ’luas’ suatu khalayak apabila suatu komunikasi dilakukan selama periode waktu tertentu dan selama periode waktu tertentu tersebut komunikator tidak dapat berinteraksi dengan khalayak secara tatap muka. ( Charles R. Wright, 1988: 4).

Sifat kedua adalah khalayak komunikasi massa bersifat heterogen. Berita yang dikomunikasikan oleh komunikasi massa ditujujan kepada sekumpulan orang dengan berbagai posisi di dalam masyarakat, terdiri dari berbagai macam usia, pria maupun wanita, tingkat pendidikan yang berbeda, dari berbagai lokasi geografis, dan sebagainya.

Sifat ketiga khalayak komunikasi massa adalah anonim. Sifat anonim berarti bahwa anggota khalayak secara individual tidak saling mengenal dan tidak diketahui siapa komunikatornya.

B. Sifat Pesan

Pesan (message) dalam komunikasi massa terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan (content of message) dan lambang (symbol) untuk mengekspresikannya. Pada surat kabar, lambang utama dari sebuah pesan adalah bahasa tulisan dan gambar.


(39)

Selanjutnya, pesan komunikasi massa bersifat umum, karena ditujukan untuk khalayak umum yang luas. Khalayak sasaran yang luas, heterogen dan anonim mengharuskan media massa menyajikan isi pesan yang beranekaragam atau bersifat generalis agar dapat memenuhi kebutuhan khalayak yang luas tersebut. Karenanya, pesan-pesan yang hanya ditujukan kepada segelintir individu tidak dikategorikan sebagai pesan komunikasi massa misalnya melalui telepon, telegraf atau surat.

C. Sifat Bentuk Komunikasi

Karakteristik dari komunikasi massa adalah komunikasi yang umum, cepat dan sekilas. Komunikasi yang umum artinya, pesan-pesan tidak ditujukan kepada satu individu saja, melainkan terbuka untuk semua orang. Cepat artinya, pesan-pesan tersebut dimaksudkan untuk menjangkau khalayak luas dalam waktu relatif singkat atau segera. Sekilas berarti pesan-pesan yang dikomunikasikan biasanya dibuat agar dapat dikonsumsi dengan segera (Charles R. Wright, 1988 : 5).


(40)

Komunikator dalam media massa bersifat melembaga (instituonalized communicator), karena itu ia harus menyesuaikan ucapan/tulisannya kepada sifat dan kebijaksanaan lembaga dan menyelaraskan kepada sistem pemerintahan dimana lembaga tersebut beroperasi. Kesalahan tulisan dalam surat kabar atau majalah yang dilakukan seorang komunikator bisa menyebabkan eksistensi lembaga yang diwakilinya terancam.

Berdasarkan sifat-sifat komunikasi massa yang dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, surat kabar merupakan sebuah lembaga masyarakat yang berbentuk industri, dan sebagai industri – sesuai dengan kaidah-kaidah industri – setiap surat kabar saling bersaing memenuhi kebutuhan konsumen (kebutuhan akan isi surat kabar). Dan, konsumen surat kabar merupakan pembaca yang bersifat luas, heterogen dan anonim dengan kebutuhan beragam. Untuk itu industri surat kabar dituntut memenuhi beragam kebutuhan khalayak akan informasi dengan cara menganekaragamkan isi surat kabar.


(41)

2.2.1 PENGERTIAN PERS

Pengertian pers dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengertian pers dalam arti luas dan pers dalam arti sempit. Pers dalam arti sempit adalah pers yang meliputi segala media massa cetak, seperti surat kabar, majalah, tabloid, bulletin-bulletin kantor berita dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas adalah pers meliputi semua media massa, baik cetak maupun elektronik (Effendy, 2003: 90).

Secara yuridis formal, seperti dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) UU Pokok Pers No. 40/1999, pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia (Sumadiria, 2005: 31).

Namun pers yang menjadi obyek penelitian ini adalah pengertian pers dalam arti sempit, yaitu surat kabar.

2.2.2 SURAT KABAR

2.2.2.1 Definisi Surat Kabar

Secara etimologis kata “surat kabar” atau koran berasal dari terjemahan kata “newspaper” dalam bahasa Inggris atau “krant” dalam bahasa Belanda. Kata surat kabar berasal dari dua kata yaitu


(42)

kata “surat” dan “kabar”. Kata “surat” dapat diartikan sebagai lembaran kertas-kertas yang berisi tulisan-tulisan. Kata “kabar” menandakan bahwa tulisan-tulisan tadi merupakan pernyataan-pernyataan yang ingin disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang. Namun, karena surat kabar merupakan media komunikasi massa, maka pernyataan-pernyataan tersebut ditujukan kepada khalayak umum. Dengan demikian, dapat disimpulkan pengertian surat kabar adalah lembaran kertas yang berisi tulisan-tulisan berupa pernyataan-pernyataan yang ingin disampaikan kepada sejumlah besar orang.

Pengertian surat kabar dari Wikipedia The Free Encyclopedia adalah “A newspaper is a publication containing news, information

and advertising, usually printed on low-cost paper called newsprint. It may be general or special interest, most often published daily or weekly

diterjemahkan sebagai berikut surat kabar adalah publikasi yang memuat berita, informasi, dan iklan, biasanya dicetak pada kertas murah yang disebut dengan kertas koran. Biasanya mengangkat topik umum atau topik khusus, paling sering dicetak harian atau mingguan.


(43)

Surat kabar dapat dibedakan atas periode terbit, ukuran, dan sifat penerbitannya. Dari segi periode terbit ada surat kabar harian dan ada surat kabar mingguan. Surat kabar harian adalah surat kabar yang terbit setiap hari baik dalam bentuk edisi pagi maupun sore, sementara surat kabar mingguan ialah surat kabar yang terbit paling sedikit satu kali dalam seminggu. Dari segi ukurannya, ada yang terbit dalam bentuk plano dan ada pula yang terbit dalam bentuk tabloid. Sementara itu, isinya dapat dibedakan atas dua macam, yakni surat kabar yang bersifat umum yang isinya terdiri atas berbagai macam informasi untuk masyarakat umum, sedangkan surat kabar yang bersifat khusus, isinya memiliki ciri khas tertentu dan memiliki pembaca tertentu pula, misalnya surat kabar untuk pedesaan, surat kabar untuk wanita, dan semacamnya (Cangara, 2007:127-128).

Dan yang menjadi obyek penelitian ini adalah surat kabar umum yang terbit di kota Medan. Seperti yang diisyaratkan surat kabar umum, yang isinya terdiri atas berbagai macam informasi untuk masyarakat umum kota Medan mengenai kejadian-kejadian lokal. Hal ini sesuai dengan prinsip proksimitas dalam memuat suatu kejadian berita.


(44)

Kategori surat kabar menurut Melvin DeFleur dibagi menjadi dua kategori, yaitu: surat kabar yang isinya serius atau selera tinggi (high taste) dan surat kabar selera rendah (low taste). Sedangkan menurut Jacob Oetama, surat kabar dikategorikan dalam surat kabar kualitas dan surat kabar populer. Surat kabar yang isinya serius atau surat kabar kualitas sesuai dengan bentuk surat kabar umum. Sehingga berita-berita yang dimuat didalamnya bersifat serius dan bermanfaat bagi masyarakat (Oetama, 1989: 123).

2.2.2.4 Karakteristik Surat Kabar

Surat kabar memiliki karakteristik/ ciri-ciri antara lain:

1. Publisitas, yaitu surat kabar harus disebarluaskan kepada semua lapisan masyarakat, hal ini berarti surat kabar diperuntukkan buat umum. Oleh sebab itu berita, tajuk rencana, artikel, dan sebagainya harus menyangkut kepentingan umum.

2. Periodesitas, yang berarti surat kabar tersebut terbit secara periodik atau teratur dan diproduksi secara tetap, misalnya terbit tiap hari, seminggu sekali, dan sebagainya.

3. Universalitas, maksudnya surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia,


(45)

dan tentang segala aspek kehidupan manusia tanpa mengurangi kebijaksanaan dari pimpinan dan redaksinya. 4. Aktualitas, maksudnya berita yang disajikan dalam surat

kabar adalah berita-berita hangat atau baru saja terjadi, dengan ulasan yang cukup menarik, memiliki ilustrasi foto atau gambar yang sesuai dengan peristiwa yang dilaporkan. Kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak harus diperhitungkan.(Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala E., 2004:104-105).

2.3 EKOLOGI

Berbicara mengenai kompetisi surat kabar, sebetulnya kita berbicara tentang hubungan timbal balik surat kabar dengan lingkungan tempat surat kabar tersebut terbit. Dan ketika kita berbicara tentang hubungan mahkluk hidup dengan lingkungannya, sebetulnya kita berbicara tentang ekologi. Jadi, boleh dibilang ekologi merupakan konsep sentral dalam penelitian ini. Dalam hal ini surat kabar dianalogikan sebagai mahkluk hidup. Selanjutnya akan dibahas sejumlah konsep mengenai dasar ekologi.


(46)

Istilah ekologi pertama sekali di pergunakan seorang biologi berkebangsaan Jerman Ernst Haeckel pada tahun 1869. Secara etimologis, istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah (kemudian diartikan dengan rumah tangga) dan

logos yang berarti ilmu. Jadi yang dimaksud dengan ekologi adalah

ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya (Siahaan, 1986:14).

Istilah ekologi memang merupakan istilah yang biasanya digunakan dalam membahas masalah lingkungan hidup. Inti permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan timbal balik mahkluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1991: 22).

Ekologi dan ekonomi mempunyai banyak persamaan. Oikos sebagai pembentuk kata ekologi sama dengan akar kata ekonomi. Dengan demikian, ekologi berkaitan erat dengan ekonomi. Otto Soemarwotto menjelaskan tentang kaitan ekologi dan ekonomi sebagai berikut, dalam ekologi mata uang yang dipakai dalam transaksi bukanlah uang rupiah atau dollar, melainkan materi, energi dan informasi. Arus materi, energi, dan informasi dalam suatu komunitas atau antara beberapa komunitas mendapat perhatian utama dalam ekologi, seperti halnya arus uang dalam ekonomi. Oleh karena itu ekologi dapat juga dikatakan ekonomi alam, yang melakukan transaksi dalam bentuk materi,energi, dan informasi (Soemarwoto, 1991: 22).


(47)

Dalam penelitian ini surat kabar saling bertukar informasi dengan masyarakat – dengan cara memanfaatkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat untuk dijadikan informasi – dan kemudian masyarakat mengonsumsi informasi yang dimuat dalam surat kabar tersebut. Pertukaran informasi ini akan bermuara pada perolehan keuntungan materi (ekonomi).

2.3.2 Ekosistem

Suatu konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal-balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya. Pengertian ekosistem adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen yang berkerja secara teratur sebagai satu kesatuan.

Dengan adanya konsep ekosistem, kita memandang unsur-unsur lain dalam lingkungan hidup kita secara terintegrasi sebagai komponen yang berkaitan dalam satu sistem.

Dalam ekosistem, setiap komponen menjaga dan mempertahankan eksistensi dan fungsinya. Selama keteraturan fungsi dan interaksi dapat dipertahankan, maka proses interaksi akan tetap terkendali dan tetap tercapai keseimbangan.

Dalam ekosistemnya surat kabar menjalankan fungsi informasi, hiburan, pendidikan, dan kontrol sosial. Dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut surat kabar dituntut untuk


(48)

menjaga keseimbangan ”ekosistemnya” yaitu ekosistem politik. Jika surat kabar melenceng dari arah keseimbangan maka sistem politik akan melakukan represi terhadap surat kabar tersebut.

2.3.3 Lingkungan Hidup dan Pola Interaksi

Lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang dimana mahkluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya.

Pembagian lingkungan hidup menurut Undang-Undang Ketentuan Pokok Lingkungan Hidup (UKPLH) No. 4 Tahun 1980 adalah:

a. Lingkungan fisik berupa benda-benda dan daya (energi). b. Lingkungan biologi berupa manusia, binatang,

tumbuh-tumbuhan, dan mahkluk-mahkluk organis lainnya.

c. Lingkungan sosial berupa tabiat, watak, perilaku manusia. d. Lingkungan institusional, yaitu lingkungan hidup berupa

lembaga-lembaga yang terdapat di masyarakat yang bertujuan mencapai kesejahteraannya.

Sedangkan pembagian lingkungan hidup menurut L.L Bernard dalam Bukunya yang berjudul ”Introduction to Social


(49)

a. Lingkungan fisik, atau anorganik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak, dan sebagainya. b. Lingkungan biologi atau organik, yaitu segala sesuatu

yang bersifat biotis berupa mkroorganisme, parasit, hewan, tumbuh-tumbuhan. Termasuk juga lingkungan prenatal dan proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan dan sebagainya.

c. Lingkungan sosial ini dapat dibagi dalam 3 bagian : - Lingkungan fisiososial, yaitu meliputi kebudayaan

materil: peralatan, senjata, mesin, gedung-gedung dan lain-lain.

- Lingkungan biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan interaksinya terhadap sesama dan tumbuhan berserta hewan domestik dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik.

- Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat batin manusia seperti sikap, pandangan, keinginan, keyakinan. Hal ini terlihat melalui kebiasaan, agama, ideologi, bahasa dan lain-lain.


(50)

d. Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa lembaga-lembaga masyarakat, baik yang terdapat di daerah kota atau desa.

Merujuk pada pembagian lingkungan hidup menurut Undang-Undang Pokok Ketentuan Lingkungan Hidup (UPKLH) diatas dapat disimpulkan bahwa surat kabar termasuk dalam kategori lingkungan institusional, sedangkan merujuk pada pembagian lingkungan L.L Bernard surat kabar termasuk pada lingkungan komposit.

Mahkluk hidup senantiasa berinteraksi dengan mahkluk hidup lain dan dengan lingkungannya. Selanjutnya, interaksi dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Interaksi Simbiosa, yaitu interaksi yang terjadi antara komponen di mana kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan. Salah satu atau keduanya memperoleh keuntungan. Simbiosa terdiri dari:

- Simbiosis mutualisme yaitu kedua komponen atau organisme saling mendapat keuntungan.

- Simbiosa komensalisme yaitu apabila salah satu pihak saja dari komponen yang berinteraksi mendapat keuntungan tetapi pihak lain tidak merasa dirugikan.


(51)

b. Interaksi Antagonisme. Pada interaksi ini terjadi sifat mengeksploitasi, menguasai, bermusuhan atau persaingan (kompetisi). Golongan ini terbagi dalam tiga sifat:

- Antibiosa, yaitu suatu komponen atau organisme mengeluarkan zat-zat seperti karbondioksida atau asam organik untuk menghambat hidup mahkluk hidup lain. Bahkan ada komponen yang mengeluarkan zat-zat pembunuh spesies lain.

- Eksploitasi, yaitu menguras atau merampok mahkluk-mahkluk lain untuk dikonsumsi. Mahkluk-mahkluk yang mengeksploitasi mahkluk-mahkluk lainnya disebut predator (pemangsa). Ke dalam eksploitasi, juga digolongkan parasitisme, yaitu sifat menempel sambil menghirup sumber-sumber hidup yang diperoleh komponen-komponen lain yang dinaunginya.

- Kompetisi. Pada interaksi ini timbul persaingan antara sesama komponen untuk mendapatkan sumber kehidupan. Persaingan ini timbul apabila sumber kehidupan/ kebutuhan kurang.

Surat kabar adalah institusi sosial yang senantiasa melakukan interaksi sosial yang bersifat kompetisi. Kompetisi itu terjadi antar


(52)

surat kabar, yang dalam hal ini kompetisi memperebutkan types of

content. Kompetisi ini seperti yang dikemukakan oleh Darwin

memegang peranan penting untuk menimbulkan perubahan ke arah kemajuan, yakni peningkatan kualitas informasi yang disajikan surat kabar.

Dan untuk menuju ke arah perbaikan tersebut, surat kabar harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya agar tetap bertahan (survive). Kemampuan menyesuaikan diri ini disebut adaptasi. Untuk surat kabar harus menyesuaikan diri terhadap perkembangan yang sedang terjadi. Surat kabar dituntut untuk senantiasa melakukan perbaikan isi, struktur dan format sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Karena surat kabar hidup di tengah masyarakat yang terus mengalami perkembangan maka adaptasi sangat diperlukan agar surat kabar tetap bertahan (survive) di tengah-tengah masyarakat.

2.3.4 Habitat dan Niche

Habitat adalah tempat hidup mahkluk hidup. Dalam suatu habitat boleh jadi terdapat lebih dari satu jenis populasi. Namun masing-masing populasi tersebut memiliki tempat hidup sendiri-sendiri dalam satu habitat tersebut. Tempat-tempat hidup populasi di


(53)

dalam habitat itulah yang disebut dengan niche. Masing-masing populasi mengonsumsi makanan di dalam niche-nya masing-masing.

Niche menurut Kamus Inggris – Indonesia karangan John M. Echols dan Hassan Sadily berarti ceruk, relung atau tempat. Jadi, dalam suatu habitat terdapat banyak relung atau ceruk yang ditempati masing-masing populasi tertentu. Karenanya, Menurut Otto Soemarwoto, niche merupakan cara hidup mahkluk hidup dalam habitatnya.

Niche surat kabar sebagai fungsi atau profesi adalah menyampaikan informasi, edukasi, hiburan dan kontrol sosial. Fungsi atau ”niche” surat kabar tercermin dari isi yang ditampilkannya, yang kemudian dikonsumsi khalayak, dan pada akhirnya akan mendatangkan iklan.

Setiap surat kabar mencari sumber penunjang kehidupan pada niche yang sama. Karena itu kompetisi dalam memperebutkan sumber penunjang kehidupan antar surat kabar tidak dapat dihindari.

2.4 EKOLOGI MEDIA

Ilmu komunikasi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat eklektik. Artinya, ilmu komunikasi banyak mengadopsi teori-teori dari disiplin ilmu lain.


(54)

Secara sosiologis, ekologi adalah hubungan antara penyebaran kelompok-kelompok manusia berkenaan dengan sumber materi, dan menyebabkan terbentuknya pola-pola sosial dan budaya.

Dan dalam lembaga surat kabar terdapat dua bentuk interaksi yaitu: a. Interaksi internal, yaitu interaksi yang terjadi di antara

kelompok manusia pengelola surat kabar.

b. Interaksi ekstrenal, yaitu interaksi yang terjadi antara kelompok manusia pengelola surat kabar dengan kelompok manusia pembaca.

Interaksi-interaksi ini berkenaan dengan sumber material terutama informasi. Informasi yang disajikan surat kabar dapat membentuk pola sosial budaya masyarakat – sesuai dengan kenyataan bahwa surat kabar dapat membentuk opini publik. Pada akhirnya, pola sosial budaya masyarakat akan mempengaruhi orientasi surat kabar.

Pengaplikasian teori ekologi pada media massa bisa disebut sebagai ”ekologi media”. Ekologi Media berkenaan dengan hubungan timbal balik antara media massa dengan lingkungan penunjangnya. Media berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi ini sama dengan hubungan yang terjadi antara mahkluk hidup dengan lingkungan tempatnya hidup. Dalam proses interaksi ini memungkinkan terjadi kompetisi dalam mempertahankan kehidupannya (Rahmat Kriyantono, 2006:271-272).


(55)

Teori niche dapat digunakan untuk riset tingkat kompetisi antar media massa, baik surat kabar, radio maupun televisi. Teori ini juga dapat digunakan untuk mengukur persaingan antar program PR beberapa perusahaan. Bagi prakitisi PR, riset ini berguna sebagai upaya melakukan monitorring lingkungan eksternal, misalnya untuk mengukur persaingan dengan kompetitor (Rahmat Kriyantono, 2006:271).

Teori niche sudah dikembangkan sejak tahun 1960-an oleh para pakar ekologi seperti R. Levins (1968), S.A. Levins (1957), Ricklefs (1979), E.R. Pianka (1975), dan R.H. Whittaker (1973). Yang menjadi fokus utama pembahasannya adalah mengenai proses, ciri-ciri, hubungan dan interaksi antar populasi dalam upaya mempertahankan kehidupanya.

Dan dalam upaya mempertahankan kehidupan setiap mahkluk hidup membutuhkan sumber penunjang kehidupan yang ada disekitar lingkungannya. Oleh karena itu, perebutan untuk memperoleh sumber penunjang kehidupan tidak dapat dihindari. Perebutan sumber-sumber penunjang kehidupan terjadi baik antar sesama warga populasi maupun antar populasi. Perebutan sumber-sumber penunjang kehidupan tersebut merupakan suatu interaksi yang bersifat kompetisi. Dan kompetisi antar sesama warga populasi cenderung lebih ketat dibandingkan dengan kompetisi antar populasi (Tevfik Dalgic, 2007:90).

Niche oleh Dimmick didefinisikan sebagai semua komponen dari lingkungan dimana organisasi atau populasi berinteraksi. Menurut Levin,


(56)

sifat interaksi antar mahkluk hidup yang tinggal dalam lingkungan populasi tertentu, tergantung pada tiga faktor,yaitu:

1. Niche Breadth: daerah atau ruang sumber penunjang kehidupan

yang ditempati oleh masing-masing individu atau tingkat hubungan antara populasi dengan sumber penunjang.

2. Niche Overlap: penggunaan sumber penunjang kehidupan yang

sama dan terbatas oleh dua mahkluk hidup atau lebih sehingga terjadi tumpang tindih atau derajat persamaan ekologis atau kompetisi antarpopulasi dalam memperebutkan sumber penunjang.

3. Jumlah seluruh sumber daya yang dapat digunakan oleh seliuruh populasi.

Selanjutnya, kompetisi antar industri media adalah kompetisi untuk memperebutkan sumber penunjang kehidupan. Menurut John W. Dimmick dan Eric Rothenbuhler, terdapat tiga sumber utama yang menjadi sumber kehidupan industri media yaitu capital (misalnya pemasukan iklan), types

of content (jenis isi media yang disajikan oleh suatu media, baik media

elektronik maupun media nonelektronik), dan types of audience (jenis khalayak sasarannya).

Dengan demikian, kompetisi antar media pada dasarnya adalah kompetisi memperebutkan ketiga sumber tersebut. Namun penelitian ini hanya difokuskan pada analisis berdasarkan types of content (Rachmat Kriyantono, 2006:272-273).


(57)

Secara ekologis ruang kehidupan dan tingkat persaingan media dapat diriset secara kuantitatif dengan menghitung besaran niche-nya yaitu niche breadth dan niche overlap. Dalam niche breadth dikenal istilah spesialis dan generalis. Dikatakan spesialis apabila suatu media menggantungkan kehidupannya terhadap satu jenis sumber penunjang. Dan dikatakan generalis apabila suatu media mempunyai sumber penunjang kehidupan yang beragam. Sedangkan konsep niche overlap berkaitan dengan tingkat persaingan antarmedia dalam memperebutkan tiga sumber kehidupannya (Rachmat Kriyantono, 2006:273).

Niche (Ekologi Media) dalam penelitian ini membahas kompetisi antara dua surat kabar yaitu Harian ANALISA dan Harian GLOBAL dalam memperebutkan types of content. Berkenaan dengan konsep niche breadth akan diidentifikasi di antara kedua surat kabar yang lebih spesialis, moderat, atau generalis types of content-nya. Berkenaan dengan konsep

niche overlap akan diidentifikasi seberapa ketat tingkat kompetisi antara

kedua surat kabar dalam memperebutkan types of content tersebut.

Kompetisi antar industri surat kabar dalam memperebutkan types

of content menurut Jacob Oetama meliputi kompetisi interen dan eksteren.

Kompetisi interen terletak pada jalur kesatuan proses produksi. Semua bidang berlomba menghasilkan kualitas kerja yang optimal. Kompetisi eksteren terletak pada kompetisi dengan kejadian-kejadian yang harus menjadi nilai pokok isi surat kabar. Kompetisi eksteren dan interen ini bermuara pada kompetisi suatu surat kabar dengan surat kabar lain dalam


(58)

menampilkan peristiwa-peristiwa menjadi isi surat kabar masing-masing (Jakob Oetama, 1989:135).


(59)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1.1 SURAT KABAR HARIAN ANALISA 3.1.1.1SEJARAH SINGKAT

Harian “ANALISA” adalah surat kabar termuda pada saat kelahirannya tanggal 23 Maret 1972 dibanding enam harian lainnya pada saat itu yakni : Mimbar Umum, Waspada, Bukit Barisan, Sinar Indonesia Baru, Medan Pos, dan Garuda.

Namun dalam usianya yang ralatif muda, “ANALISA” berupaya mencapai beberapa kemajuan sehingga berada sejajar bersama berbagai surat kabar harian yang ada di daerah ini.

Saat pertama terbit, Harian “ANALISA” berbentuk tabloid. Meskipun SIT (Surat Izin Terbit) berlaku untuk harian, namun untuk sementara “ANALISA” terbit sebagai mingguan pada tiap hari Sabtu, hanya selama sekitar satu tahun. Ketika itu masih dicetak secara hand-set.

Sejak tanggal 21 Maret 1973 “ANALISA” sepenuhnya sebagai harian yang terbit tujuh kali seminggu. Bentuknya tidak lagi tabloid tetapi

broadsheet.

Motivasi menerbitkan harian “ANALISA” ketika itu adalah ingin memajukan dunia pers, khususnya surat kabar harian di Medan. Hal ini


(60)

mengingat, bahwa di Jawa khususnya di Jakarta, banyak surat kabar harian yang maju dan bertiras besar, ternyata dikelola oleh “anak medan”.

Pemilihan nama memang tidak mudah. Menjelang kelahirannya, pemilihan nama dirembugkan. Soffyan mengusulkan nama “ANALISA”, Narmin Suti dengan nama “TINJAUAN”, dan A. Manan Karim menyarankan “SIKAP”. Akhirnya dengan kesepakatan bersama dipilihlah nama “ANALISA”. Sedangkan jenis huruf dipilih oleh F.N. Zainoeddin.

Harian ini terbit dengan motto: “Membangkitkan Partisipasi Rakyat dalam Pembangunan”. Pemimpin Redaksi yang pertama adalah F.N. Zainoeddin dan meninggal dunia pada tanggal 18 April 1972. Sebagai penggantinya adalah Soffyan hingga sekarang. Wakil Pemimpin Redaksi adalah Narmin Suti dan A. Manan Karim. Namun, A. Manan Karim juga telah tiada sejak tahun 1983, dan digantikan dengan Ali Soekardi. Kemudian Narmin Suti meninggal dunia pada tanggal 8 Maret 1985.

Perlu dicatat bahwa pada saat menjadi harian penuh, “ANALISA” merupakan harian pertama di daerah ini yang terbit dengan 8 halaman, kemudian menjadi 12 halaman sejak September 1973 dan meningkat lagi menjadi 16 halaman sejak Oktober 1991.

Dampak krisis ekonomi pada tahun 1997 antara lain harga kertas “meningkat”, Harian “ANALISA” melakukan penyesuaian penerbitan dengan kondisi tersebut yakni “terpaksa” terbit 12 halaman. Kini sesuai kebutuhan, terbit 20 sampai 32 halaman dan pada edisi tertentu terbit dengan 36 halaman.


(61)

fase,perjuangan, ditangan pendiri dan pengelolanya, ANALISA bergerak dari 5000 eksemplar, 1977 meningkat menjadi 11000 eksemplar, 1987 meningkat menjadi 26000 eksemplar, hingga sampai sekarang 50.000 eksemplar rata-rata/hari.

Harian “ANALISA” menyajikan berita dalam negeri antara lain : berita nasional, Kota Medan, Daerah Aceh dan Sumatera Utara. Juga berita luar negeri, Ekonomi dan Olahraga hang tetap diutamakan untuk pembaca. Tidak lupa, rubric keagamaan yakni Islam, Kristen dan Budha serta sajian foto-foto khusus. Dalam Edisi Minggu, pembaca disajikan rubrik khusus diantaranya pariwisata, jentera, musik, budaya dan Taman Riang.

Kemudian, kritik segar juga muncul melalui pojok “Guit Deli” yang menggelitik serta tokoh kartun “Pak Tungtung” dengan tingkahnya yang penuh humor dan menyindir.

Redaksi tetap memperthatikan kualitas berita, artikel dan foto. Untuk itu sejak terbit hingga sekarang telah memperoleh penghargaan dari berbagai pihak termasuk prestasi karya wartawannya untuk tingkat daerah, nasional, regional maupun internasional.

Segmen ANALISA golongan menengah ke atas yang terbagi atas lima golongan, yakni:

1. Golongan Atas: 35 %

2. Golongan Menengah/ Pengusaha : 40 % 3. Golongan Mahasiswa/ Pelajar : 10 %


(62)

5. Golongan Biasa : 10 %

Selanjutnya, segmen ANALISA juga dapat dibagi menjadi empat golongan, yakni :

1. Golongan Atas : 37 % 2. Golongan Menengah : 33 %

3. Golongan Mahasiswa/ Pelajar : 18 % 4. Golongan Biasa : 12 %

Selain itu sebagai media massa yang dekat dengan masyarakat, Harian “ANALISA” peduli terhadap kegiatan social kemasyarakatan, kemanusiaan, olahraga, keagamaan maupun memberi kesempatan pada mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri/ Swasta untuk melakukan penelitian tugas akhir program diploma (D1, D2, D3) maupun dalam rangka penyusunan skripsi (S1/Sarjana) khususnya untuk program studi ilmu jurnalistik/ komunikasi/ kehumasan serta penelitian program Pasca Sarjana.

3.1.1.2VISI, MISI DAN MOTTO a. VISI

“Menjadi media cetak yang ikut mencerdaskan bangsa.” Penjelasan Visi :

- Bahwa pembangunan dan kemajuan bangsa/ negara Indonesia, patut didukung oleh semua pihak termasuk pers.


(63)

- Pers nasional harus peran aktif dalam pembangunan nasional.

b. MISI

“Turut mendukung program pembangunan seraya menerapkan fungsi dan peranan pers”.

Penjelasan Misi :

- Ikut dalam memajukan bangsa/ negara.

- Menyebarkan informasi yang positif, informative, dan edukatif. - Memperluas wawasan masyarakat.

- Menyampaikan pesan-pesan pemerintah dan pihak-pihak lain yang sifatnya positif serta menyalurkan aspirasi rakyat.

- Membela kepentingan rakyat sesuai kehidupan berbangsa, bernegara dilandasi Pancasila & UUD 45.

c. MOTTO

“Membangkitkan Partisipasi Rakyat dalam Pembangunan”. Penjelasan Motto :

Melalui berita, tulisan dan foto yang disajikan diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk aktif dan peduli terhadap berbagai program pembangunan yang dilaksanakan berbagai pihak (pemerintah, swasta maupun perorangan).


(64)

3.1.1.3STRUKTUR ORGANISASI REDAKSI ANALISA

Individu sebagai media workers terlibat dalam ANALISA dalam

routinitas dan conatraint pada proses produksi berita. Dalam

perkerjaan itu, individu-individu menjalankan peran tetapi sesuai dengan spesialisasi-spesialisasi yang dituntut. Setiap peran punya kepentingan masing-masing dan kepentingan tersebut tentu saja berbeda. Agar proses produksi berita dapat berjalan dengan lancar, maka perlu adanya penyelarasan untuk mengatur peran dan kepentingan tersebut. Salah satu caranya untuk menyuarakan adalah dengan menatanya dalam organisasi. Penataan struktur organisasi ANALISA sebagai berikut:

Pemimpin Umum : Supandi Kusuma

Wakil Pemimpin Umum : Sujito Sukirman

Pemimpin Redaksi : H. Sofyan

Wakil Pemimpin Redaksi : H. Ali Soekardi

Managing Editor : Paulus M. Tjukrono

Sekretaris Redaksi : H. War Djamil

Redaktur : Mulyadi Franseda, H. Ismail

Lubis, H. Agus Salim, H.M. Hatta Lubis, Syamsir Arief, Ali Sati Nasution, Anthony Limtan, Fajaruddin Idris, H. Hermansyah,


(65)

Bustaman, Idris Pasaribu, Hendar Tusmin, Kwa Tjen Siung, Aswadi, Saurma.

Anggota Redaksi : Ismugiman, M. Sulaiman, Samil Chandra, M. Nur, Faisal Pardede, Rizal Rudi Surya, Irham Nasution, Ridwan, Bachtiar Adamy, Zulmaidi, James P. Pardede, Fahrin Malau, M. Abduh, Ramadhan Zukri Sagala, Guntur Adi Sukma, Syawaluddin Hasibuan, Sugiatmo, Taufik Wal Hidayat, Rhinto Sustono,Zulnaidi, Amru Lubis, Julfini, M. Ali Akbar, M. Iqbal Nasution, Hendra Irawan, Mahjijah Chair.

Fotografer : Andi Kurniawan Lubis, Ferdy Siregar, M. Said Harahap.


(66)

Struktur Organisasi Redaksi Harian ANALISAdapat digambarkan sebagai berikut :

PEMIMPIN UMUM

WAKIL PEMIMPIN UMUM

PEMIMPIN REDAKSI

WAKIL PEMIMPIN REDAKSI

MANAGING EDITOR

SEKRETARIS REDAKSI

RED. NASIONAL FOTOGRAFI

RED. LUAR NEGERI

RED. OPINI

DIKLATBANG

PERPUSTAKAAN

RED. MINGGU

RED. FEATURES

INTERNET

GRAFIS


(67)

3.1.1.4 SUMBER DAYA MANUSIA REDAKSI HARIAN ANALISA

Sumber Daya Manusia Redaksi Harian ANALISA terbagi atas : Jurnalis / Wartawan : 115 orang, yang memiliki latar belakang pendidikan sebagai berikut:

1. S2 : 2 orang 2. S1 : 63 orang 3. D3 : 41 Orang 4. SLTA : 9 orang

Dan jika berdasarkan jenis kelamin, Jurnalis/ Wartawan di ANALISA sebagai berikut:

1. Pria : 111 Orang 2. Wanita : 4 Orang

ANALISA juga memiliki Karyawan sebagai pegawai administrasi, supir, cleaning services, dan lain-lain: 53 orang, yang memiliki latar belakang pendidikan sebagai berikut:

1. S1 : 16 Orang 2. D3 : 26 Orang 3. SLTA : 11 Orang

Dan jika berdasarkan jenis kelamin, Karyawan di ANALISA sebagai berikut :

1. Pria : 32 Orang 2. Wanita : 21 Orang


(68)

3.1.1.5 KEBIJAKAN ISI HARIAN ANALISA

Adapun kebijakan isi harian ANALISA, sebagai berikut:

1. Seluruh produk termasuk didalamnya berita, tulisan dan foto sebelum dimuat diseleksi terlebih dahulu. Berita yang dipilih adalah berita yang aktual, akurat, menarik , dan relevan dengan kepentingan khalayak pembaca.

2. Berita yang dimuat tidak terkait dengan SARA.

3. Berita yang dimuat tidak berkaitan dengan fitnah dan menghina pemerintah.

4. Berita yang dimuat pada umumnya memiliki kedekatan (proksimitas) dengan pembaca.

5. Berita yang dimuat telah diperhitungkan dapat menaikan pemasaran surat kabar

Dan adapun kebijakan isi harian ANALISA ini juga berkaitan erat dengan segmentasi pasar/ khalayak pembacanya. Harian ANALISA tampil berbeda untuk meraih pasar, dengan memprioritaskan beritanya pada berita-berita Ekonomi, Perdagangan & Moneter, dan berita Olahraga, karena pada saat berdirinya ANALISA yakni 1972, enam surat kabar yang sudah terbit tidak ada yang fokus pada berita-berita tersebut. Dan strategi ini tepat dan berhasil sehingga ANALISA bisa tetap bertahan hingga sekarang.


(69)

3.1.2 SURAT KABAR HARIAN GLOBAL 3.1.2.1 SEJARAH SINGKAT

Harian GLOBAL merupakan salah satu surat kabar harian termuda saat ini di Medan, Sumatera Utara. Koran ini terbit untuk pertamakalinya pada 15 Maret 2006. Namun, dalam usianya yang relatif muda, Harian GLOBAL sudah berkiprah dan layak diperhitungkan. Terbukti, koran ini mendapat Anugerah Good Media oleh Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) pada Maret 2007 bersama Harian Analisa dan Harian Waspada.

Pada awal terbit, sebagai bentuk promosi Harian GLOBAL dibagikan secara gratis selama sekitar dua bulan untuk warga Medan, Aceh, dan Sumatera Utara. Koran yang sejak awal memiliki tiras 10.000 eksemplar ini dicetak setebal 24 halaman. Dan hampir setahun kemudian GLOBAL terbit dengan 28 halaman setiap harinya.

Segmen harian GLOBAL golongan menengah ke atas, yang dikelompokkan atas 4 kelas, sebagai berikut:

1. Golongan Atas : 37% 2. Golongan Menengah : 33%

3. Golongan Mahasiswa/ Pelajar : 18%

4. Golongan Biasa : 12% (Sumber: Redaktur Pelakasana, Denny Sitohang).

Harian GLOBAL diterbitkan dari sebuah kerinduan untuk menerbitkan sebuah suratkabar yang membawa kebaikan bagi bangsa kita. Koran ini


(70)

kemajemukan masyarakat Sumut. Karena selama ini (lebih tiga dasawarsa) eksistensi media cetak di daerah ini didominir oleh segelintir suratkabar tertentu. Masyarakat merindukan sesuatu yang baru.

Karena itulah koran dengan motto: “Membangun Paradigma Baru” disajikan dengan obyektif, dewasa, praktis, menarik. Obyektif berarti selalu menyajikan berita-berita yang obyektif, berimbang, up to date, dan bisa dipertanggungjawabkan. Dewasa berarti selalu menyajikan berita dengan positif dan tidak menjelek-jelekkan. Praktis berarti selalu menyajikan berita dengan tuntas. Pendek tapi padat dan tidak mengenal berita sambungan. Menarik berarti enak dibaca karena pilihan topik-topik, dan gaya penyampaian. Semua itu juga didukung oleh artistik yang “segar” dan selalu menawarkan gal-hal baru.

Harian GLOBAL setiap harinya menyajikan berita-berita lokal seperti dalam rubrik Metro, Sumut, Global Hot. Berita nasional dalam rubrik Berita dan Nusantara, Dan berita internasional dalam rubrik Dunia. Harian Global juga memiliki rubrik lain sepertii Bisnis, Sport, Rileks, Chinatown, dan beberapa rubrik khusus yang terbit sekali dalam sepekan. Tidak lupa, koran ini juga menyajikan rubrik keagamaan yakni Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu secara bergantian setiap harinya.

Kini, sirkulasi dan distribusi Harian Global sudah hampir merata di Medan, seluruh daerah tingkat II Sumatera Utara, Aceh, dan beberapa daerah di DKI Jakarta(Sumber: Redaktur Pelakasana, Denny Sitohang).


(71)

3.1.2.2 VISI, MISI DAN MOTTO a. VISI

Menjadi surat kabar terbesar di Sumatera Utara b. MISI

1.Berperan mengembangkan, memajukan dan mencerdaskan bangsa. 2.Mendukung program pembangunan sesuai fungsi dan peranan

pers.

3.Membentuk masyarakat Indonesia, khususnya warga Sumatera Utara, yang memiliki pikiran positif.

4.Menyebarkan informasi yang positif, informatif, dan edukatif. 5.Memperluas wawasan masyarakat.

6.Membela kepentingan rakyat a. MOTTO

Membangun Paradigma Baru Penjelasan:

Melalui berita, tulisan dan foto yang disajikan diharapkan dapat membangun cara berpikir/ pandang baru masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya.


(72)

STRUKTUR ORGANISASI REDAKSI HARIAN GLOBAL

Individu sebagai media workers terlibat dalam GLOBAL dalam

routinitas dan conatraint pada proses produksi berita. Dalam perkerjaan itu,

individu-individu menjalankan peran tetapi sesuai dengan spesialisasi-spesialisasi yang dituntut. Setiap peran punya kepentingan masing-masing dan kepentingan tersebut tentu saja berbeda. Agar proses produksi berita dapat berjalan dengan lancar, maka perlu adanya penyelarasan untuk mengatur peran dan kepentingan tersebut. Salah satu caranya untuk menyuarakan adalah dengan menatanya dalam organisasi. Penataan struktur organisasi GLOBAL sebagai berikut:

Pemimpin Umum : Mujianto

Wakil Pemimpin Umum : Aswin Halim, Hu Wie Tian/ Basuki Pemimpin Redaksi : Efendi Setiawan

Wakil Pemimpin Redaksi : Edwin H. Soepiartoyo

Redaktur Pelaksana : Denny Sitohang, Zainul Arifin Siregar, Ingot

Simangunsong

Sekretaris Redaksi : Anneke Priskila, Muti Ulfa Daulay Kordiantor Liputan : Susilo

Redaktur : Anita Kencanawati, Dedy Ardiansyah, Eddy Haryono,

Evin H. Bakara, Hadi Iswanto, Isvan Wahyudi, Koong Taharuddin, Nasib TS, Rahmat Hidayat, Rosul Sihotang, Tifa Embun Safita, Waristo


(1)

Situs Web :


(2)

LAMPIRAN

1.

Tabel Koding I-II Harian ANALISA Maret – April 2007

2.

Tabel Koding I-II Harian GLOBAL Maret – April 2007

3.

Surat Permohonan Pra Penelitian ANALISA

4.

Surat Permohonan Pra Penelitian GLOBAL

5.

Lembar Catatan Bimbingan Skripsi


(3)

(4)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jln. Dr. A. Sofyan No.1 Telp: (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama

: Agnes P. Sinaga

NIM

: 030904067

Pembimbing : Drs. Amir Purba, MA

No.

Tanggal

Pertemuan Pembahasan

Paraf Pembimbing 1

26 Juni

2007 Penyerahan Bab I

2 03 Juli 2007 Perbaikan Bab I

3 11 Juli 2007 ACC Bab I

4 26 Juli 2007 Penyerahan Bab II

5

9 Agustus

2007 Perbaikan Bab II

6

16 Agustus

2007 ACC Bab II

7 22 Oktober 2007 Penyerahan Tabel Sampel dan Pengkodingan Harian

ANALISA dan GLOBAL

8 10 Desember 2007 Perbaikan Tabel Sampel dan Pengkodingan Harian

ANALISA dan GLOBAL

9

22 Desember

2007

ACC Tabel Sampel dan Pengkodingan Harian

ANALISA dan GLOBAL

10 20 Pebruari 2008 Penyerahan Perhitungan Uji Reliabilitas, Anava, Analisis Tabel Tunggal,


(5)

2008 Uji Reliabilitas, Anava, Analisis Tabel Tunggal,

Niche

12

22 April 2008

ACC Perhitungan Uji Reliabilitas, Anava, Analisis Tabel Tunggal,

Niche

13 23 Juni 2008 Penyerahan Bab III

14 21 Juli 2008 Perbaikan Bab III

15

22 September

2008 ACC Bab III

16

18 Nopember

2008 Penyerahan Bab I – III

17

15 Desember

2008

Penyerahan Bab IV dan

V

18

18 Desember

2008

Perbaikan Bab IV dan

V

19

22 Desember

2008

ACC Bab IV dan V,

Penyerahan Bab I – V

20

5 Januari


(6)

BIODATA

Nama

: Agnes Purnamasari Sinaga

Tempat/ Tanggal Lahir

: Medan/ 07 Agustus 1985

Alamat

: Jl. Sei Babalan No. 19

Medan 20119

Agama

: Kristen Protestan

Pendidikan

: SD Methodist 1 Hang Tuah Medan

SLTP Methodist 1 Hang Tuah Medan

SMA Santo Thomas 2 Medan

Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan

Nama Orangtua

:

1. Ayah

: Drs. T. H. Sinaga

2. Ibu

: E. L. M. Sirait

Jumlah Saudara

: 4 Orang


Dokumen yang terkait

Perbandingan Efektifitas Sistem Temu Kembali Berita Surat Kabar Harian Tribun Medan Menggunakan Search Engine Google Dengan Search Engine Yahoo

2 58 81

Analisis Peningkatan Kualitas Surat Kabar Waspada Berdasarkan Penilaian Terhadap Atributnya

0 17 136

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Surat Kabar (Studi Analisis Isi Penerapan Pasal 4 dan Pasal 5 Kode Etik Jurnalistik di Rubrik Siantar Raya dalam Surat Kabar Siantar 24 Jam Edisi Januari 2013)

15 131 91

Pengelolaan Pesan dan Isi Surat Kabar tentang Koperasi (Kasus pada Surat Kabar Harian Bisnis Indonesia Jakarta)

0 9 104

Kajian Teori Niche Terhadap Rubrik Berita Pada Surat Kabar Harian Solo Pos dan Joglosemar Periode Januari 2013

1 3 9

PENDAHULUAN RELOKASI PASAR NGASEM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing Pemberitaan Relokasi Pasar Ngasem Dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Surat Kabar Harian Jogja).

0 2 25

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR Kajian Teori Niche Terhadap Rubrik Berita Pada Surat Kabar Harian Solopos Dan Joglosemar Periode Januari 2013.

0 1 21

PENDAHULUAN Kajian Teori Niche Terhadap Rubrik Berita Pada Surat Kabar Harian Solopos Dan Joglosemar Periode Januari 2013.

2 26 53

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR Kajian Teori Niche Terhadap Rubrik Berita Pada Surat Kabar Harian Solopos Dan Joglosemar Periode Januari 2013.

0 1 15

Aplikasi Teori Niche melalui Iklan Display pada Surat Kabar Harian Solopos dan Joglosemar periode 17 Desember 2012 – 15 Januari 2013 Ekologi Media Di Iklan Display Aplikasi Teori Niche Melalui Iklan Display Pada Surat Kabar Harian Solopos Dan Joglosemar

0 5 15