Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmani

ISSN : 1411-562X

Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmani

sport
Science

1

31
No. 15

Hlm 1 - 127

PERANAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA

Abstrtrk: Te9ndinycr keterlibntnn relltnja dcrn khususnya pesertn
didik pa& berbrrgni tinn'ok kriniinal, .reper-ri; narkobn, niirns,
yeniei.ko.~crnri, tnlvl/r.nn afnz~perketahion nntnr sekolah, rt7eru.rak
r

nteningknrnyn crngkn brrnzil7 diri h n
keyent ingnn ~ r r r l1111,
.rebngninyn. Ke.remun lint terseb~rt 17tenganlbnrknn rnnkin
lllnfzrrnya k n m k ~ e r bangso. Snl~h.rntu pendekatan unruk
u7crigntn.ri kondi~i [ersebrrt nlelntrri pelitbelnjoran pendidikon
jlrsn~nni, olnhrngn don keseharrrri (Penja~orkes). Penja~orkes
~tten~nnfnatknriokfivitns fisik zrnttrk menglinsilknn perzrbahan
holistik nlarlr kzln1itn.s indiviclzr, boik drrtnm hntfi.sik, ntental, serta
eniosionnl ~lnrz~knlengembangnn keutzthan mnnzisin. Dalnnl
penibnngzrnnn pcndidikm Penjasorke.~
berpernn ttntzrk
penibenft~kctn~ f n penrhinaan
n
korcrkrer bnngsa Indone.rin. Knrenn
dnlnm Penjarorke.~ peserta i i c diqjarknn kedisiptinnn,
spol-ttrfitns, tirlnk m~tdcrhmenyernh, nren~punyai kontperitifynng
f inggi, senrnngnt ke 170 .mnta, mengerti aknn nn'nnya nttrrnn,
berani ntenganibil kepzrtu.snn, n~e~~rbentztk
jiwn kcirsn ycr~ig
nwiignn(f~/liga.spcit; keseficran, kebc117ggc117,c h ~ ikehorlr!otun.

,sc.r.cn I I I C I I I1171Althknlib l ~ d qke.rote1inn
~
so.ric11 be/-cic~.l.ni-knn
pc~n'cr
nrlni-nilni .sporlivitn.s, krea[ivitm, kedisiytinnn don fniigg~rng
jcnvnb.
Kntn kunci: Pendidikan Jas~nani Olahraga dan Kesehatan, Karakter
Bangsa
PENDAHULUAN
Pada althir-akliir ini terjadinya keterlibatan remaja dan kliususnya peserta
didik pada tindak kri~iiinal,seperti; narkoba, rniras. pemerkosaan. tawuran atau
perkelahian antar sekolah. antar peserta didik. perkelaliian antara sesalna penonton
pada berbagai pel-tandingan olahraga tel-utama pertandingan sepakbola dengan
nienggunakan berbagai peralatan yang sangnt nie~nbnhayakan,terjadinya demo
yang membabi buta dengan nierusak kepentinga~iumiln-I, ~neningkatnya angka
bun1111 diri

dan

sebagainya. Kesenii~a lial


yang dikemilkakan

tersebut

nienganibarlf--i

..,;,

KOGNlTlF
,

,.\,..

;.,

..-!F.Tp,%

PSIKOMOTOR


,

Rangsangan untuk
berfikir
(Inkuiri,kreativitas,hubun

Sadar Gerak

;

Pertumbuhan biologis
Kesegaran jasmani
terkait dengan kesehata
dan keterampilan
Potensi gerak
Cadangan keterampila
gerak

Sosialilasi (teman


/
,

Bngan I. Cakilpan Ranali dari Peiijas (Gallahue. 1998).

PENDIDIICAN KARAKTER
Menuriit Lickona (1992) pembentukan pendidiknn karakter ~iienekanlian
pentingnya tiga komponen karakter yang bnik (corr~l)orwr~rs
qfgootl clic/~.ctcrrr.)
D1.s. Rq/!fi1./11(711.
If 13. :\I. KLJS.
.-I IFO: Sno/ i~riD ~ L J JII I I Y I S OKrsrlm/n~t
II
dclti R~k~.rtr.si
Fnkrt1fo.c
I I I I I ~K
I e o l ( i h ~ ~ i g (Ui ct i~i ~ e~t . . ~ i !\+~c~IY'
/(i.~ P ~ I ~ ~ I I ~

311


yaiti~pengetahuan tentang moral (inornl knowing), perasaan tentang moral (n~or-nl
feeling), dan perbuatan ~iioral(mom1 ncfion). Hal ini diperlukan agar peserta didik

rnalnpiI me~nal.lami.merasakan dan lnengerjakari sekaligi~snilai-nilai kebajikan.
Lebih lanjut Lickona (1992) mengemukakan pengetahua~itentang ~noral

.

(n!orc/l krio\ving). terdapat enaln ha1 yang ~nen.jadi ti~juan yaitu; 1) niorc/I
olclerene.y.s,2 ) knowing tuornl vnlues, 3) perspec five rnkirig, 4 ) morn1 ren.soning, 5 )
decision nlcrking, dan 6) selJr7 krio~~~ledge.
Perasaan tentang moral (171oral
feelind

merupakan aspek e~nosiyang harus lnalnpil dirasakan ole11 seorang ~ ~ n t u~nenjadi
k
manusia berkarakter , yakni; I) con.science, 2) self-esteem, 3 ) enipcrlhy, 4) loving
the good 3) s e l ~ c o n f r o ldan 6 ) hz~n~nniry.Perbuatan moral (moral ncfion),


perbnatamltindakan moral ini rnenjadi liasil (outcon~e)dari dua komponen
karakter lainnya. Untuk memahami apa yang ~nendorong seseorang dalaln
perbuatan yang baik (act n~orcrll~v)
~ n a k ahari~sdilihat tiga aspek lain dari karakter,
yaitu;

kompetensi (conrpefence), 2 ) keingina~i (11)ill)dan kebiasaan (i7nbit).

Dengan de~nikianpendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang
~nenjadibasis pendidikan nilai.
Dalam pendidikan ~iienurut Ratna Megawangi (2004), se~nbilan pilar
karakter niulia yang selayakriya dia-jarkan kepada mink, yaitu:
1 ) Cinta Tuhan dan kebenaran (love Allnll, trll.rl, reverence, loynlp).
3 ) Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian (re.spor~.ribili~y,
esceller7ce.
.sc!f'~*elinnce,
discil~linc~,
or~ier-1ine.v.s).
3 ) Amanah (tr~r.vt~~~or./lriiie.~.s,
rc~crlibili(y,horic.sfy).

4 ) HOI-niatdan santun (i.e.s;~cci,colo./e.sy, ohet1ieilc.c).
5 ) Kasih saying, kepedulian, dan kerjasa~na (love, coi~rpcr.s..sioiiccrrii~g,
errrl~c~rl~y,
generolrsip, nlodercrtion, coopern/ion).
6 ) Percaya diri, kreatif, d a ~ ipantang nienyerak (coi~fitkence,~~~s.serfi\)eri.c.s,
ci.c~~~/il-i/y,
r-o.so~~ijirIrr~~.~,~,
coi~r-qe,~ / c ~ ~ c ~ i . ~ ~ r(1i7d
i n ~oii/i~/~.sic/.s~r~).
//iori
7 ) Keadilan dan kepe~nin~pinan
(ilr.s/ice, ,firit-ncs.~,
rrlci.cy, 1ecrtlcr:~hip).

8) Baik dan rendah liati (kii?dne.~.r,
ji-iendliness, humility, nlodesry).
9 ) Toleransi dan ci~itadalnai (folel-once,.fle.ribiIity, pencejrlnes.~,~cnity).

Kehidupan dengan jalan lurils, disebut kehidupan berkarakter. Prilaku
cerdas hendaknya diser-tai tindakan yang berkarakter dan prilaku berkarakter

hendaknya pitla diisi ilpaya cerdas. Kecerdasan dan karakter dipersatilkan dalaln
prilaku yang berbudaya. Kehidupan yang cerdas tanpa disertai kehidupan
berkarakter akan rneni~nbulkanberbagai kesenjangan dan penyimpangan.
PENDEKATAN PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM PENJASORKES

Secara teoritis, ada dua pendekatan besar dalaln penananian nilai-nilai
Penjasorkes yaitu: Pendeliatan internalisasi, dan Pendekatan konstruktivis (Shields
dan Bredemeir: 1995).
I . Pendekatan Internalisasi (I17ten~rinlizntion
Approcrch)
Menurut pandangan teori ini, Icarakter dililiat sebagai proses pembelajaran
tingkahlaku melalui tralis~nisi nilai-nilai yang secara sosial dapat diterima.
Pembentukan

nilai

terjadi

seiring


dengan

perkernbangan

anak

dalam

~ilenginternalisasikanatitran-aturati dan norma-nor~iin sosial. Selain itu, dalatn
proses internalisasi juga diperlukan agen sosial sebagai transmisi norina-norma
budaya. Dengnn de~iiikian menuri~t pandangan teori ini, dnpat dikemukakan
baliwa pesel-ta didik yang berpartisipasi d a l a ~ n kegiatan Penjasorkes akan
~netiginternalisasikan nilai-~iilai yntig ditranstnisikan melalui kegiatan gerak.
Pelijasorkes dianggap sebagai agen pe~nbentukan nilai. Sehingga. dengnn
berpartisipasi dalarn kegintali Pe~i.jasorkes nilai-riilni yang diinginkan akan

Bagaimana olahraga dapat ~nerupakaninstrumen ( c r ~ e npembentukan
)
nilai
yang akhirnya berujung pada tingkahlaku? Unti~kmenjawab pertanyaan tersebut,

dapat dijawab sesuai dengan model konseptual berikut.

I

Sport nctiviry

I

G a ~ n b a rModel Konseptual Hubungan 0lal11-aga-Nilai (Tim Peneliti
Balitbang Diknas, 2008).
Dari g a ~ n b a rtersebut jelas menunjukkan bagaimana aktivitas olahraga
sisten~nilai yang dimi liki individu.
yang syarat dengan nilai-nilai ~ne~npengaruhi
Sistem nilai yang di~nilikiindividu me~npengaruhitingkahlaku. G a ~ n b a rdi atas
tidaklah lengkap. tapi dari ganibar tersebut setidaknya dapat menjelaskan
mengapa olahraga

~nenjadi sesilatil yang

penting dnlani

terbentilknya nilai. Jika Iiarapan di atas dapat tcrjadi. maka

mempengaruhi
irii

akan sejalan

dengan pemikiran Bung Karno pada saat ~nemberikan amanat kepada para
olahragawan yang akan ikut Ganefo pada tanggal S Nopenibel. 1963. bahwa harga

31)

Dts. Bq/!lir.rrlntr.HB. I\ l.h'es. .-lll;'O: Sc~crfitri Dose11 Jltr.r,scrn K~;selrt7trrrr(lr~trReki.ecsi Fcrkrr1tn.r
Ilrrr~rh'~;olnhrnpntiUrli~-c.~.sitos
iVegc.r.i Pctrlrrr7g

diri seseorang bukan dari keturunan, kasta atau yang lain tetapi dari budi peket-ti
atau karakter yang lull L I dan
~
mulia.

2. Pendeliatan Konstrilktivis (~onrtractivirtApproocll)
Teori konstruktivis melniliki pandangan yang berbeda. Menurut Kohlberg
dan Haan (dalam Shields dan Bredemeir: 1995), perkelnbangan moral merupakan
hasil dari interaksi antara kecenderungan diri individu mengorganisasikan
pengalamannya ke dalam pola interpretasi yang berrnakna dan pengalaman
lingkungan dalarn rnelnberikan informasi mengenai realitas sosial. Perkembangan
moral dilihat sebagai sebuah proses reorganisasi dan transforlnasi struktur dasar
penalaran individu. Perkembangan moral, termasilk di dalalnnya nilai-nilai
bukanlah suatu proses rneriemukan berbagai riiacaln peratitran dan sifat-sifat baik,
melainkan suatu proses yang mernbutuhkan perirbahan struktirr kognitif dan
rangsangan dari lingkungan sosial.
Berarti teori Konstruktivis, peserta didik yang berpartisipasi dalarn
kegiatan Penjasorkes tidak dengan sendirinya rnelnbentilk nilai atau rnoral
i~idividu sebagailnann pandangan teori internalisasi, tetapi apa yang dia~iggap
sebagai

nilai-nilai

moral

tersebut

liarus

diorganisasi,

dikonstruksi, dari

ditrarisformasikan ke dalarn strilkt~lrdasar penalaran individu yarig berpat-tisipasi
di dalamnya.
Menur~rtSoesilo Soedarman (1997) "Pendidikan jas~narii dan olaliraga.
merupakali modal dasar bagi pelnbangirnan dan sebagai sarana riienumbulikan
pe~iialiamnn yang konilx-ehensif tentang pentingnya menegakkan

Disiplili

Nasio~ial". Berdasarlian kutipan tersebut dapat dikemukakan. b a h ~ v a kegiatnn
JIJ

Drs. Bc~/!lit.t~in~r.
HB, ill Krs. .411;0: Snnf irri Dose17 Jrir~rtsotiKeselinfoti
lI)rlrr Keolol~t.c~grm~i
(it~il-et..si/n.v
;\!eget.i Podcir~g

ttoi

Rckr.etni Fc~kltltns

pendidikan jasmani dan olaI11-aga,tidak selnat-niata ditiljukan pada pe~nbinaan
aspek jas~naniah sepel-ti periingkatan keterampilan olaliraga, pertilmbuhan
kesegaran jas~nanidan kesehatan, tetapi juga diarahkan pada pembinaali aspek
rohaniayali dan mental yang ~nencakuppenanaman sikap dan kepribadian yang
tangguli dan kasatria. Karena it11 pendidikan jasmani dan olaliraga perlu dijadikan
sebagai gerakan yang bersifat ~nassaldan nasional serta masyarakat harus tesus
tergi~galikesadarannya akan manfaat dari kegiatan olaliraga.
Kegiatan pembangunan tidak hanya menyangkut dilnensi intelektual,
melainkan juga nilai-nilai kemanusiaan yang menjilnjung tinggi liarkat dan
martabat ke~nanusiaan,Sesuai kutipan berikut:
"Olahraga merupakan salali satit unsus penting pembangunan dala~n
ra~igkn petnbinaan dan pembentukan koralrlo- L~lr~ig.~n
Iiidorie.sict.
Olahrnga akan ~neng'ajark~npada seseorang kedisiplinan, menibentuk
jiwa sporttifitas, tidak mudah menyerah, ~nelnpi~nyaikompetitif yang
tinggi. seliiangat kerja sama, mengel-ti akan adanya atill-an, besani
mengambil keputusan, ~iiembentukjiwa karsa yang mengandung aspek:
kesetiaan, kebanggan. dan kelior~natan"(Arism~~nalidar,
1997).
Berdasarkan kutipan di atas, sunggi~h tnerupakan potensi yang sangat
bermanfaat

terhadap pen~bentukankarakter bangsa. bila nilai- nilai olaliraga

selalu terintegrasi dalam pembelqjaran Penjasorkes. Peserta didik
mebentuk kedisiplinan,

belajas

jiwa sporttititas, selalu be~jiiang dan tidnk mudah

~iienyerali,~iielnpunyai kolnpetitif yang tinggi, semangat kerja sama, mengesti
akan adanya atusan, berani ~nenga~iibil
kepiitusan, ~iienibentukjiwa kassa yang
mengandung aspek; kesetiaan, kebanggan, dan kelios~iiatan. Hal tersebut sangat
terkait dengan sunnali Rasul agar kita selalu berjunng "Sesunggulinya Allah tidalc

211

DIX. Bqfirtrro~r.HB. Al.Kes, ,4lFO: Snnt it,; Dosell JIII.II.FCIII
K ~ S P I I C IC/(III
~ ~ IRekl.e(~si
I
F(I~CIX.II/INS
Ilrttr~Keololrrc~gcrtrtlUtrii.ersitns Nr,cot.i Pntlorrg

akan merubah ~iasibsuatu kauml seseorang, apabila kauml seseorang tersebut
tidak berusalia ilntilk rnerubal~nasibnya".
Penjasorkes

merupakan

salah satu

unsur

pe~iting dalam

periingkatan kualitas SDM dan lnasyarakat Indonesia. Penjasorkes

konteks
diaralikan

pada peningkatan keseliatan jasmani, mental dan rohani, peserta didik. Melipi~ti
perkelnbangan pribadi, hubungati antar pribadi dan lingkungan, ketahanan
nasional politik, dan juga terkait dengan ekonolni, sosial budaya. serta keanianan.
Fitzgerald Kennedy saat ~nenjadi presiden Amerika Serikat, mengetnukakan"
PI7,v.sical .firi7eersis not only one of rhc niosf ii~/portcrntkey.^ to n heally bo&, il i.r
the bcr.ri.r of dynanlic a i ~ dci-eative inrellecfz/al crcrivity "

. Berarti kebugaran

.jasmani bukan setnata-mata sangat penting i~ntilk kesehatan jasmani, tetapi
~nerupakandasar dari semila aktivitas yang dinarnik serta kreativitas intelektual,
yang terkait dengan kept-ibadian, disiplin, dan spor-tivitas yang tinggi, sebagai
pelnbentilkan watalc dan krakter bangsa.
Pel!jasorkes

merit palan pendidikan moral ilntilk rnernbiasakan seseorang

berbuat kebajikati dan mengliinciari ke-jaliatan sehingga terbentuk pribadi-pribndi
yang beretika, dan tet.bentukriya budaya kesolelian sosial. Dalam Penjasorkes
pertinibangan nioral nieli~pengaruliisportivitas atau .fi.rirplcrv. Fair ploy mudah
di~lcapkali,tetapi cukul:, sukal dipraktekan, bukan saja dalam olahraga tetapi juga
dalam selnua bentilk lcegiatan ciala111 seliari-liari. Prilaku jhir plcg! dapat dididik
atau dibinsakan. Persoalnnnya adalali bagaimana menerapkan nilai riioral dan
prinsip sehingga melijadi lalidasan prilaku sportif. antara lain khususnya bagi
pesertn didik dapat dilalii1l;an dalani pembelqjaran Peti.jasorkes.
311

D1.s. Bc!fi~.rrrnri.HB, Al.Kes. .-I!/.-0:
St7171 i ~ i iDOSCIIJIIIYISCIII
K~selin/llrid111r Rekr.ecrsi Fdrlltns
11111rl
Krolr~lr~.ngc~nti
(Iriii-e~:vi/trr
iC'c1prr.i Prrclt.rrry

Menurut Rusli

Liltan -(2001), fair play tnerupakan sikap mental yang

menunjukan martabat kesatria dala~n olahraga. silatil bentilk liarga diri yang
tercer~nindari; ( I ) kejujuran dan rasa keadilan, (2) rasa hor~natterliadap lawan,
baik dalani kekalahan maupun kemenangan. (3) sikap dan perbuatan tanpa
pamrili, (4) sikap tegas dan berwibawa kalai~terjadi bahwa lawan atau penonton
tidak berbuat fair ploy, dan (5) kerendahan hati dalam kemenangan, dan
ketenanganfpengendalian diri dala~nkekalahan. Dari beberapa indikator yang
terkandung dalatn

fair play,

mengambarkan bahwa fair play bagian dari

petnbenti~kankarakter.
Setiap pelaksaliaan aktivitas

olahraga hari~sditandai oleh

semangat

kebenaran dan keji~ji~ran,
dengan ti~ndukkepada peraturan-perati~ran, baik yang
tersurat niaupiln yang tersirat,

niem iliki kemampuan ilnti~k mengatur dan

tnengendalikan diri sendiri. Sesuai kutipan berikut:
"Piaget (1931) orang pertama yang mempelajari perkelnbngan moral,
murutnuskan sebuah model dan teori yang nienekankan perkemb~igan
kognitif pada anak-anak. Vloralias termasuk rasa hormat seseorang terhadap
aturan dan rasa keadilan (kepedulian terhadap kesetaraan dan Iiubungan
timbal balik antara individu). Piaget juga tertarik pnda perubahan dalam
moral da1.i rasa hor~nat,kekatigan dan kepatt~han~nenjadik e ~ n a ~ n p u ai~ntuk
n
mengatur dan mengendalikan diri sendiri. (Rusli Lutan, 20.01).
Pe~ijasorkesdapat niengajarkan tentang realitas hidup yang sebenarnya,
karena kegiatan yang tidak bebas nilai, dan justrn meritpakan potensi i~ntuk
liiembina niornl, sehingga peserta didili dapat meniiliki kualitas pengetahuan
moral. Thomas Lickona (I 991) nie~!ielaskan baliwa

". ..seseorang

liarus ~iiemiliki kualitas pengetaliunn moral, fcelir~g tiioral,
dan tinclakan ~noral.Kkliga komponen irii penting untitl; mengembangliati
watak prig baik. Padn ko~nponen pengetaliuan moral terdapat unsitr
311

DIS. B ~ ~ ~ I . I IHB.
I G I i\I I.. Kes. .-IIFO: Snrrt in; Dose11 Jr11.rist717KL'SL'IICIIL~II
d(111R L ' ~ I . ~ F( ICSI~~ I ~ I I N S
Il~trrtE;rol~rlr1,r.l::c7cw
Cl~li~.r~:vitns
i\Jc8geriP ~ I ~ C I I I ~

lainnya yakni kesadaran moral, pengetaliiran tentang nilai moral,
perhitungan ke depan, per-tirnbangan moral, pembuatan kepirti~santertnasuk
kedala~n komponen "perasaan" moral adalali kesadaran hati nurani, self
e.y/ee/n (horrnat diri), ernpati, keciritaan terliadap yarig baik, pengendalian
diri, dan di bawah tindakan moral adalah kompetensi, kernairan, dari
kebiasaan".
Dalarii Penjasorkes dengan segala aspeknya

dan dilnensi kegiatannya,

lebih-lebih yang mengandung urisur pertandingan dan kompetisi, harus disertai
dengan sikap dan prilaku yang didasarkan pada kesadaran moral. Sikap tersebut
rnenyatakan kesiapan ~rntilk'berbuat dan berprilaku sesuai dengan peraturan,
~nerirpakansikap batin yang disebut sebagai itikat, berisi pertirnbangan moral.
yang kemudian secara otoniatis terjabarkan dalarn prilaku. Balikan kesiapan it11
tidak hanya loyal terhadap ketentiran yang tersirat, tetapi juga kesanggupan untuk
membaca dan memirt~rskanpertimbangan berdasarkan kata hati, yang diterangi
oleh sinar yang bersuniber dari batiniah.
KESTMPULAN DAN SARAN

I . Perijasorlies nienianlaatkan aktivitas tisik i~ntirk mengliasilkan perubalion
holistili dalani kualitas iridividu, baik dalarn ha1 fisik, mental, serta emosional
i~ritirl