PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI PERSALINAN, TEKANAN DARAH, NADI DAN RESPIRASI RATE IBU BERSALIN

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI PERSALINAN, TEKANAN DARAH, NADI DAN RESPIRASI RATE IBU BERSALIN

  1) 2) 1 Diah Eko Martini , Heny Ekawati Prodi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Lamongan 2 email: [email protected] Prodi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Lamongan email: [email protected] …………......……….…… …… . .…. ABSTRACT …… … ......………. …… …… . .….

  A Childbirth often causes mother to feel discomfort. The Labor pain was severe and difficult to be compensated for the mother who will get stress. Many techniques have used to reduce labor pain but they are ineffective. So the number of birth mothers who want to get anesthesia and analgesic. . The purpose of this research to know is there any influence of music therapy to the the response of pain, the vital signs maternal active phase of the first stageThe research design is an experimental with Postest Only With Control Group Design approach, the samples taken 32 people with quota sampling technique, and randomized the distribution group, the test statistic used the independent samples test and Wilcoxon rank sum test with α 0.05%.The result showed that the mean of systolic and diastolic blood pressure, pulse rate and VAS scales mothers who received music therapy is lower than the average control group, whereas the respiratory frequency is the same. The statistical tests result indicatedthat there isthe influenceofmusictherapy with a pain response (p: 0.04), systolic blood pressure (p: 0043), pulse (p: 0020), beside that the resultsof statistical testsalso showed that there is noeffectofmusictherapyondiastolicbloodpressure (p: 0066) and Respiratory Rate (p: 0454). It is recommended for Hospitals, health centers,that provides delivery service should apply the music therapy as one of the priority program for the antenatal and delivery services Keywords : music therapy, pain response, mother maternity PENDAHULUAN . …… .… … . persalinan dilakukan dengan kelahiran

  operatif (SC) dan 72 ibu (7%) memilih Proses persalinan seringkali menggunakan anastesi epidural, sedangkan menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri. pada tahun 2010 jumlah persalinannya

  Menurut Hughs (1992) dalam Bobak (2005) sebanyak 1001 orang,55% diantaranya nyeri persalinan pada tahap pertama atau kala tindakan persalinan dilakukan melalui 1 disebabkan karena kontraksi rahim yang kelahiran operatif (SC). 4% diantaranya menyebabkan dilatasi dan penipisan servik menggunakan anastesi epidural dan 4% serta ischemia rahim akibat kontraksi diaantaranya juga menggunakan miometrium. Nyeri ini semakin lama hypnobirthing. Berdasarkan data diatas masih semakin kuat. Karena nyeri yang semakin banyak ibu bersalin yang memilih kuat inilahseringkali ibu bersalin meminta menggunakan bantuan untuk meredakan untuk diberikan obat-obatan analgesic atau nyeri persalinan. Nyeri persalinan yang berat dilakukan operasi Caesar.. Menurut hasil dan sulit dikompensasi ibu akan survey pendahululuan yang dilakukan menimbulkan stress. Hal ini dapat peneliti pada tanggal 7 maret 2013 peneliti menyebabkan melemahnya kontraksi rahim menemukan data bahwa di RS dan berakibat pada persalinan lama atau kala

  Muhammadiyah lamongan jumlah ibu I lama. Jika hal ini tidak teratasi akan bersalin tahun 2009 sebanyak909 pasien, dari merugikan ibu dan menimbulkan resiko jumlah tersebut 58% diantaranya tindakan distress janin yang berakibat pada kematian ibu dan bayi, sehingga penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I fase aktif menjadi sangat penting, karena ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri dengan suatu tindakan karena adanya penyulit yang diakibatkan karena nyeri yang sangat hebat. Dengan demikian manajemen nyeri persalinan mutlak diperlukan guna membuat ibu merasa nyamaan saat bersalin. Berbagai macam metode penurunan nyeri secara non farmakologis dilakukan. Namun fenomena yang terjadi dilapangan menunjukkan bahwa intervensi-intervensi non farmakologis yang dilakukan perawat untuk menurunkan nyeri persalinan seringkali belum sepenuhnya efektif untuk menurunkan nyeri persalinan kala I terutama fase aktif sehingga jumlah ibu bersalin yang menginginkan pemberian anastesi maupun analgesik persalinan bahkan kelahiran operatif semakin meningkat. Sehingga diperlukan suatu tehnik baru yang bisa membuat ibu merasa rileks dan mengurangi ketegangan otot serta menurunkan nyeri persalinan. Tehnik tersebut adalah dengan terapi musik. Terapi musik menawarkan suatu metode distraksi yang dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan keadaan rileksasi yang mendalam yang dapat mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit saat bersalin. (O’Donanel L,2005). Terapi music ini menggunakan music easy birthing dengan metode Quantum Mind Programming (QMP) yakni metode pemrograman pikiran yang menggunakan stimulasi gelombang otak (Brainwave Entrainment) sebagai media induksi untuk mencapai kondisi pikiran yang reseptif (kondisi theta), dan kemudian dilanjutkan dengan memprogram ulang pikiran bawah sadar dengan teknik-teknik tertentu sesuai dengan tujuan atau masalah.(American music therapy association 2009). Theta State Induction dirancang untuk menstimulasi otak agar menghasilkan gelombang otak theta yang dominan. (Erwin,2011). Stimulasi akan membantu kita memasuki kondisi relaksasi mental yang dibutuhkan untuk proses pemrograman ulang pikiran. Ketika gelombang otak sedang dalam kondisi theta, maka pikiran lebih terbuka terhadap perubahan. Pikiran menjadi mudah menerima sugesti atau afirmasi, serta lebih mudah menghilangkan pikiran negative sehingga pasien menjadi relaks dan rasa nyeripun berkurang. Musik terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi jantung, mengurangi kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri dan menurunkan tekanan darah. Musik juga mampu memberikan stimulus sensori yang menyenangkan sehingga menyebabkan pelepasan endorphin (Perry and Potter, 2006). Namun penelitian tentang pengaruh terapi musik terhadap nyeri persalinan di indonesia masih sangat terbatas. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh terapi musikterhadap respon nyeri, tekanan darah, denyut jantung dan pernafasan ibu bersalin kala I fase aktif

  METODOLOGI PENELITIAN … .

  Desain penelitian yang digunakan adalam penelitian ini adalah experimental (post test only controlled group desain. Populasi yang di teliti adalah semua ibu hamil trimester III yang ANC di Poli Kandungan RSUD dr Sugiri Lamongan Tahun 2013 pada Bulan Mei 2014 sampai dengan Bulan november 2014. Samplenya adalah Sebagian ibu hamil trimester III yang ANC di Poli Kandungan RSUD dr Sugiri Lamongan yang memenuhi kriteria inklusi dengan besar sample sebanya 16 kelompok perlakuan dan 16 kelompok kontrol. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Poli Kandungan dan Ruang VK RSUD dr Sugiri Lamongan. pengambilan data dilakukan ibu hamil yang sedang melakukan ANC di poli kandungan RSUD dr.Soegiri lamongan. Kemudian di lakukan randomisasi kelompok perlakuan dan kelompok control. Bagi ibuhamil yang ditetapkan sebagi kelompok perlakuan maka diberikan tester terapi music. Jika ibu hamil bersedia untuk menjadi subyek penelitian maka ibu hamil di minta untuk menandatangi lembar informed consent yang selanjutnya akan di al alkukan kunjungan rumah muali hari k-3 atai tai 1-2 minggu sejak ditetapkan sebagi kelo lompok perlakuan.

  2) Karakteristik stik Umum Ibu Bersalin Kunjungan rumah hanya a di lakukan sekali. Berdasarkan an Tingkat Pendidikan

  Kemudian ketika tiba wa waktu persalinannya

  Pendidikan Pendidikan

  ibu hamil yang bersalin in akan di obsevasi respon nyeri, tekanan n darah, nadi dan

  100.00%

  respirasi ratenya. Sedangka ngkan bagi kelompok

  50.00%

  control lagsung di ob observasi keempat

  intervensi 0.00%

  indicator tersebut pada da saat persalinan.

  kontrol

  Analisis menggunakan n uji t yakni t independent sample test. N . Namun sebelum itu peneliti melakukan uji h i homogenitas, Jika datanya homogen maka ka uji t 2 sampel terpenuhi, selanjutnya Tin ingkat kesalahan (α)

  Gambar

  2 Distr stribusi Ibu Bersalin yang dipilih adalah 0,05. 0,05. jika T hitung < T berdasarkan Pendidik dikan di RSU dr.Soegiri tabel maka H0 diterima ya a yang artinya tidak Lamongan tahun 2014 2014 ada pengaruh terapi mus usik dengan nyeri,

  Berdasarkan ga gambar 2 dapat dilihat tekanan darah, nadi dan dan respirasi rate ibu bahwa jumlah terbe besar ibu bersalin yang bersalin, namun jika dat data tidak homogen mendapat intervensi te i terapi musik mempunyai dilakukan uji wilcoxon sum um rank test . pendidikan SMA ( (56,3%), dan jumlah terkecil mempunya punyai pendidikan SMP

  HASIL DAN PEMBAHA ASAN …… . …… . …… .

  (18,7%). Sedangkan n pada kelompok kontrol jumlah terbesar ibu be bu bersalin juga mempunyai

  1. Data Umum Ibu Bers ersalin

  pendidikan SMA (56,3% 56,3%) dan jumlah terkecil

  1) Karakteristik Um Umum Ibu Bersalin mempunyai pendidika dikan D3/PT (12,5%). Berdasar Umur r 3) Karakteristi istik Umum Ibu Bersalin Umur Berdasarkan an Pekerjaan 60% 40% 20%

  Pekerjaan Pekerjaan intervensi 0%

  … …

  4 9 n h kontrol 100.0%

  • 2 -2 t 5 50.0%

  2

  2 0.0% intervensi

  3 ≥ kontrol

  Gambar1 Distribusi busi Ibu Bersalin Berdasarkan Umur Di i RSU dr.Soegiri

  Gambar

  3 Distr stribusi Ibu Bersalin

  Lamongan Tahun 2014 hun 2014

  berdasarkan Pekejaa jaan di RSU dr.Soegiri

  Berdasarkan gamba bar 1 dapat dilihat

  Lamongan tahun 2014 2014

  bahwa jumlah terbesar i r ibu bersalin yang

  Berdasarkan ga gambar 3 dapat dilihat

  mendapat intervensi nsi terapi musik

  bahwa jumlah terbe besar ibu bersalin yang mendapat intervensi t nsi terapi musik merupakan

  berumur 20 – 24 tah tahun (56%), dan

  ibu rumah tangga ( (62,5%), dan jumlah

  jumlah terkecil berusia usia 25 - 29 tahun

  terkecil bekerja seb sebagai Pegawai Negeri

  (44%). Sedangkan pada p kelompok

  (6,25%). Sedangkan n pada kelompok kontrol

  kontrol jumlah terbesa besar ibu bersalin

  jumlah terbesar ibu be bersalin juga merupakan

  berumur 25 – 29 tahun ( hun (50%) dan jumlah terkecil berumur ≥ 30 tah 30 tahun (12,5%) ibu rumah tangga (50%) dan jumlah terkecil kontrol 16 126.12 10.819 bermak juga bekerja sebagai Pegawai Negeri (12,5%) na

2. Data Khusus 1) Perbedaan Nilai Tanda-Tanda

  Uji statistic menggunakan Independent

  Vital Antara Kelompok Yang Samples Test Mendapatkan Terapi Musik

  Berdasarkan tabel1 menunjukkan

  Dengan Kelompok Kontrol

  bahwa ada perbedaan rata-rata perubahan

A. Perbedaan tekanan darah

  nilai tekanan darah sistolik antara kelompok

  sistolik kelompok intervensi

  yang mendapatkan intervensi terapi musik

  dan kelompok kontrol

  dengan kelompok kontrol (p= 0.043 atau

  Tekanan darah sistolik

  p<0.05). Terapi musik memberikan perubahan nilai tekanan darah sistolik

  150 k li

  (rerata 118.06) yang rendah dari pada yang

  to 100 is

  tidak mendapatkan terapi musik (rerata =

   s

  50 h 125.88). intervensi ra a d kontrol

  2) Perbedaan nilai tekanan darah n

  10

  20 a n a k kelompok kontrol Jumlah Responden e T

  Tekanan darah diastolik

  Gambar 4 Pengaruh terapi musik terhadap

  150 k li

  tekanan darah sistolik kelompok intervensi

  o 100 st

  dan kelompok kontrol ibu bersalin di RSU dr

  ia

  Soegiri Lamongan 2014 d

  50 h

  Berdasarkan gambar diatas tampak tren

  ra a

  tekanan darah sistolik pada kelompok

  d

  intervensi lebih rendah dari pada kelompok n

  10

  20 a n intervensi

  kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terapi

  a k Jumlah Responden e

  musik mampu memperbaiki tekanan darah

  T kontrol

  sistolik ibu bersalin. Perbedaan nilai ini akan diperkuat uji statistic independent t test yang Gambar 5 Distribusi tekanan darah diastolik ditunjukkan dalam tabel berikut kelompok intervensi dan kelompok kontrol

  Tabel1 Perbandingan Nilai Tekanan Darah ibu bersalin di RSU dr Soegiri Lamongan Sistolik Ibu Bersalin Yang

  2014 Mendapatkan Intervensi Terapi Musik Dengan Kelompok Kontrol

  Berdasarkan gambar diatas tampak tren di RSU dr Soegiri Lamongan 2014 tekanan darah diastolik pada kelompok intervensi lebih rendah dari pada kelompok

  Perubahan nilai kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terapi Kelompok n p Keteran tekanan darah musik mampu memperbaiki tekanan darah gan sistolik diastolik ibu bersalin. Perbedaan nilai ini

  Rerata Simpa akan diperkuat uji statistic independent t test yang ditunjukkan dalam tabel berikut ngan baku

  Tabel 2 Perbandingan Nilai Tekanan Darah intervensi 16 118.06 10.804 0.043 Diastolik Ibu Bersalin Yang

  Berbeda Mendapatkan Intervensi Terapi Musik Dengan Kelompok Kontrol di RSU dr Soegiri Lamongan 2014 Kelompok n

  Perubahan nilai tekanan darah diastolik p Ketera ngan

  Rerat a Simpanga n baku

  20 F re k u e n si N a d i Jumlah Responden Frekuensi Pernafasan intervensi kontrol

  10

  26

  24

  22

  20

  18

  re k u e n si n a d i Jumlah Responden Frekuensi Nadi intervensi kontrol

  10

  50 100 150

  4. Perbedaan frekuensi pernafasan kelompok intervensi dan kelompok kontrol

  Berdasarkan tabel3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata perubahan frekuensi nadi antara kelompok yang mendapatkan intervensi terapi musik dengan kelompok kontrol (p = 0.017 atau P < 0.05). Terapi musik memberikan perubahan frekuensi nadi (rerata = 83.88) yang lebih rendah dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata = 92.81).

  16 92.81 9.537 Uji statistic menggunakan Independent Samples Test

  Intervensi 16 83.88 10.917 0.020 Berbeda bermakna Kontrol

  Rerata Simpanga n baku

  Kelompok n Perubahan frekuensi nadi p Keteran gan

  Tabel 3 Perbandingan Frekuensi Nadi Ibu Bersalin Yang Mendapatkan Intervensi Terapi Musik Dengan Kelompok Kontrol di RSU dr Soegiri Lamongan 2014

  independent t test yang ditunjukkan dalam tabel berikut.

  Perbedaan nilai ini akan diperkuat uji statistik

  Berdasarkan gambar diatas tampak denyut nadi pada kelompok intervensi lebih rendah dari pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik mampu memperbaiki denyut nadi ibu bersalin.

  6 Distribusi frekuensi nadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol ibu bersalin di RSU dr Soegiri Lamongan 2014

  GambaR

  bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata perubahan nilai tekanan darah diastolik antara kelompok yang mendapatkan intervensi terapi musik dengan kelompok kontrol (p = 0.066 atau P > 0.05), namun terapi musik memberikan perubahan nilai tekanan darah diastolik (rerata = 75.38) yang lebih rendah dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata = 81.62 ).

  Samples Test

  16 81.62 8.988 Uji statistic menggunakan Independent

  Kontrol

  16 75.38 9.549 0.066 Tidak ada perbe daan

  Intervensi

3. Perbedaan frekuensi nadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol

20 F

  Gambar 7 Distribusi frekuensi pernafasan Mendapatkan Terapi Musik Dengan kelompok intervensi dan kelompok kontrol Kelompok Kontrol ibu bersalin di RSU dr Soegiri Lamongan 2014

  Nilai Visual Analog Scale

  Berdasarkan gambar diatas tampak tren

  15

  frekuensi pernafasan pada kelompok

  10 g

  intervensi hampir sama dengan kelompok

  lo a

  5

  kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terapi

  intervensi n A

  musik tidak terlalu mempengaruhi frekuensi

  l le a kontrol

  pernafasan ibu bersalin. Perbedaan nilai ini

  ca su

  10

  20 S

  akan diperkuat uji statistik independent t test Vi

  i Jumlah Responden a yang ditunjukkan dalam tabel berikut. il N

  Tabel 4 Perbandingan Frekuensi Frekuensi Pernafasan Ibu Bersalin Yang

  Gambar 8 Distribusi skala VAS kelompok Mendapatkan Intervensi Terapi intervensi dan kelompok kontrol ibu bersalin Musik Dengan Kelompok Kontrol di RSU dr Soegiri Lamongan 2014 di Rumah RSU dr Soegiri

  Berdasarkan gambar diatas tampak tren skala VAS pada kelompok intervensi Perubahan frekuensi lebih rendah daripada kelompok kontrol. Hal

  Kelo n Pernafasan p Keter ini menunjukkan bahwa terapi musik dapat mpo anga

  Rerata Simpangan menurunkan nyeri persalinan. Perbedaan k n baku nilai ini akan diperkuat oleh hasil uji statistik

  Inter

  16 21.38 1.310

  wilcoxon rank sumtest yang ditunjukkan

  Tida dalam tabel berikut vensi k ada

  . perbe Tabel 5 Perbandingan Nilai Visual Analog

  Kont

  16 21.75 1.483 daan

  Scale (VAS) Ibu Bersalin Yang

  4 Mendapatkan Intervensi Terapi

  5 rol Musik Dengan Kelompok Kontrol di RSU dr Soegiri Lamongan 2014

  4 Uji statistic menggunakan Independent Perubahan nilai

  Samples Test

  Kelo n Visual analog P Keteran mpok scale gan Berdasarkan tabel 4 menunjukkan

  Rerata Simpangan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata baku perubahan frekuensi Pernafasan antara

  Inter 16 7.106 1.5251 0.004 kelompok yang mendapatkan intervensi vensi Berbeda terapi musik dengan kelompok kontrol (t Kont 16 8.825 0.6537 bermakna hitung = 0.339 > P= 0.05). Terapi musik rol memberikan perubahan frekuensi pernafasan

  Uji statistic menggunakan Wilcoxon Rank (rerata = 21.38 ) yang sama yang dengan

  Sum Test tidak mendapatkan terapi musik (rerata = 21.75).

  Berdasarkan tabel5 menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata perubahan

5. Perbedaan Nilai Visual Analog Scale

  nilai visual analog scale (VAS) antara

  (VAS) Antara Kelompok Yang

  kelompok yang mendapatkan intervensi terapi musik dengan kelompok kontrol (p= 0.004 atau p<0.05). Terapi musik memberikan perubahan nilai visual analog

  scale (VAS) (rerata 7.106) yang rendah dari

  pada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata = 8.825).

  PEMBAHASAN ……

  Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4, 5, dan 6 menunjukkan bahwa pemberian terapi musik pada ibu bersalin telah memberikan perbedaan rerata nilai tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan nadi, sedangkan statistic independent

  samples test menunjukkan bahwa ada

  pengaruh pemberian terapi musik dengan tekanan darah sistolik, dimana musik memberikan perubahan nilai tekanan darah sistolik (rerata 118.06) yang lebih rendah dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata 126.12), sedangkan pada tekanan darah diastolik, ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik juga mempunyai rerata (75.38) yang lebih rendah daripada yang tidak mendapatkan terapi musik (rerata 81, 62), akan tetapi pada saat uji statistik ditemukan tidak pengaruh. Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Aliran darah mengalir pada sistem sirkulasi karena perubahan tekanan, dimana darah mengalir dari daerah yang tekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Tekanan darah tidak konstan, namun seringkali berubah, perubahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor secara kontinyu setiap hari. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tekanan darah adalah stress, dimana ansietas, takut, nyeri dan stress emosi akan mengakibatkan stimulasi simpatik yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer. Efek stimulasi simpatik ini akan meningkatkan tekanan darah (perry & potter, 2006). Persalinan kala I merupakan suatu kondisi yang penuh dengan stressor, rasa takut, nyeri intermitten dalam waktu yang lama, dimana semua hal ini akan beresiko menimbulkan peningkatan tekanan darah. Pemberian terapi musik merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ansietas dan nyeri serta memberikan kenyamanan yang menenangkan, membuat seseorang menjadi rileks dengan demikian musik mampu menurunkan stimulasi simpatik dan dapat menurunkan tekanan darah. Musik easy

  birthing merupakan salah satu terapi musik

  dimana musik ini mempunyai ritme yang lambat dan berfrekuensi rendah.(Phumdoung ,2003). Musik ini merupakan musik instrumentalia disertai dengan suara-suara alam seperti suara gemericik air sehingga musik ini terkesan rnenenangkan. Menurut pendapat Bernason (2005) bahwa musik yang cenderung mempunyai ritme lambat akan membuat tekanan darah dan stress menurun. Menurut hasil penelitian 1989 para peneliti kedokteran melaporkan bahwa musik dengan frekuensi 55 dan 44 Hz secara signifikan mengurangi tekanan darah sistolik pada subyek penelitian (Campbell, 2002). Masih menurut Campbell (2002) bahwa musik

  tempo lambat dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik sampai 5 mmHg .

  Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa rerata nilai tekanan darah sistolik ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik menurun 8 mmHg dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik, dan rerata nilai tekanan darah diastolik pada ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik juga menurun 6 mmHg daripada yang tidak mendapatkan terapi musik, namun meskipun demikian ketika dilakukan uji statistik tidak ditemukan adanya perbedaan nilai tekanan darah diastolik antar kedua kelompok tersebut. Hal ini karena rentang nilai tekanan darah diastolik pada kedua kelompok tidak jauh berbeda dan cenderung konstan.

  Pada frekuensi nadi juga menunjukkan adanya suatu perbedaan antar kedua kelompok, dimana nadi ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik mempunyai frekuensi rerata yang lebih rendah dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik. Frekuensi nadi pada kelompok yang mendapatkan intervensi menurun 9-10 x/mnt. Nadi merupakan aliran darah yang menonjol dan dapat diraba diberbagai tempat ditubuh. Nadi berasal dari ejeksi volume sekuncup yang meyebabkan dinding aorta berdistensi dan menciptakan gelombang denyut dengan cepat berjalan melalui bagian akhir arteri (perry&potter, 2006). Perubahan frekuensi nadi dipengaruhi oleh faktor mekanis, neural dan kimia. Salah satu faktor mekanis yang mempengaruhi nadi frekuensi nadi adalah musik. Menurun Bernason (2005) detak jantung manusia berespon terhadap variebel musik, frekuensi, tempo dan volume yang cenderung lambat akan membuat detak yang lambat juga. Pemberian terapi musik pada saat persalinan memang ditujukan untuk membuat ibu bersalin merasa rileks, hal ini akan meningkatkan pengeluaran opioat endogen seperti endorphin dan enkefalin, sebaliknya hormone epinefrin dan nor epinefrin akan menurun.(Harayuma, shigeo,2011). Penurunan hormone ini akan mengurangi resiko vasokonstriksi yang diakibatkan oleh nyeri dan kecemasan sehingga membantu memperbaiki tanda- tanda vital diantaranya adalah penurunan kekuatan kontraksi ventrikel yang dimanifestasikan dengan adanya kestabilan tekanan sistolik dan denyut jantung. Campbell (2002) menyatakan bahwa detak jantung yang lebih lambat menciptakan tingkat stress dan ketegangan fisik yang lebih rendah, menenangkan fikiran dan memabantu tubuh menyembuhkan diri sendiri, detak nadi menurun 4-5x/menit pada individu yang diberikan terapi musik. Sedangkan pada variabel frekuensi pernafasan rerata frekuensi pernafasan pada kedua kelompok sama yakni 21 x/mnt, sehingga tidak ditemukan adanya perbedaan frekuensi pernafasan antar kedua kelompok. Pernafasan merupakan indikator tanda vital yang paling mudah dikaji yakni dengan mengamati gerakan dinding dada selama 1 menit, namun frekuensi gerakan dinding dada ini dapat dengan mudah diubah pasien sesuai keinginannya apalagi jika pasien merasa sedang diamati atau diperhatikan oleh perawat, Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya perbedaan frekuensi pernafasan antar kedua kelompok, apalagi waktu pengukuran dilakukan saat musik sudah dihentikan dan ibu bersalin tidak ada his maupun rasa nyeri sehingga ibu bersalin dengan mudah mengatur pola kedalaman maupun frekuansi pernafasannya.

  Kenyataan ini tidak sesuai dengan pendapat Campbell (2002) bahwa pernafasan bersifat ritmis, laju pernafasan yang dalam atau lebih lambat sangat baik, menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih mendalam dan metabolism yang baik. Dengan memperlambat tempo musik, orang lazimnya oaring mampu memperdalam dan memperlambat pernafasannya.

  Perbedaan Nilai Visual Analog Scale (VAS) Antara Kelompok Yang Mendapatkan Terapi Music Dengan Kelompok Kontrol

  Menurut tabel menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata perubahan nilai VAS antara kelompok yang mendapatkan intervensi musik dengan kelompok yang tidak mendapatkan musik, dimana kelompok yang mendapatkan terapi musik memiliki rerata skala VAS lebih rendah (7.1) dari pada yang tidak mendapatkan terapi musik (8.8), meskipun secara statistik ada perbedaan namun Jika kita merujuknya pada skala deskripsi, maka kedua kelompok sama-sama memiliki kategori nyeri berat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah paritas. Semua subyek penelitian ini adalah ibu primipara, intensitas nyeri perimipara seringkali lebih berat dari pada multipara. Pada primipara proses effacement biasanya terjadi lebih dahulu daripada dilatasi serviks. Proses ini menyebabkan intensitas kontraksi yang dirasakan primipara lebih berat daripada multipara, terutama pada kala I persalinan (Sherwen, Scoloveno, & Weingarten, 1999). Selain itu Primipara juga mengalami proses persalinan lebih lama daripada proses persalinan pada multipara sehingga primipara mengalami kelelahan yang lebih lama. Kelelahan berpengaruh terhadap peningkatan persepsi nyeri. Hal itu menyebabkan peningkatan nyeri seperti suatu lingkungan setan (Bobak, 2005). Selain paritas waktu dimulainya pemberian terapi musik juga mempunyai pengaruh yang besar. Pada penelitian ini musik easy birthing diberikan saat ibu bersalin memasuki fase aktif, dengan demikian kemungkinan ibu bersalin mengalami kecemasan terlebih dulu menjadi besar, hal ini akan memperberat rasa nyeri yang dimilikinya. Terapi musik sangat

  mudah diterima organ pendengaran dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik). Untuk itulah ketika musik diperdengarkan, musik ini mampu menjadi distraksi dan kebutuhan akan kenyamanan yakni ease dan trasendence akan dapat labih di terima dan dirasakan klien. Oleh karenanya tidak mengherankan jika pada saat pengambilan data ada hal yang

  Sakit dengan Easy Birthing

  nursing / Midwifery. Music reduces sensation and distress of labor pain.

  9. Phumdoung (2003). Journal of

  Fundamental Keperawatan volume I Edisi 4 . Jakarta : EGC

  8. Potter dan Perry. (2006). Buku Ajar

  music.htmL

  Brain Wave Cere Bromento .org.br/nis/mental

  7. O’Donanel L. (2005). Music & the

  Mizan Pustaka

  Miracle of Endorphine . Jakarta : PT

  6. Haruyama, Shigeo. DR (2011). The

  Musik.Com . Persalinan Tanpa Rasa

  menarik ketika terapi musik diberikan, ibu bersalin tampak begitu rileks dan menikmati musik. Perilaku yang sebelumnya tampak gelisah, sering mengadu kesakitan berubah menjadi tenang, diam tidak banyak mengadu seakan akan mereka sedang berkonsentrasi terhadap musik. Ketika his muncul mulai tampak wajah yang menahan sakit sambil mengernyitkan dahi namun tidak sampai membuat ibu gelisah. Meskipun respon perilaku tidak diteliti dalam penelitian ini namun temuan ini sudah cukup membuktikan bahwa pemberian musik mampu ibu bersalin lebih rileks.

  5. Erwin. (2011). http://www.Terapi

  4. Bobal,(2005).Buku ajar keperawatan

  3. Campbell, D. (2002). Efek Mozart ; memanfaatkan kekuatan musik untuk mempertajam pikiran, meningkatkan kreatifitas dan menyehatkan tubuh. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

  The Effects of Guided Imagery and Music on Depresion and Beta Endorphin Level

  http:www.encognitive.com/node/13752 .

  2. Bernason, (2005).

  Music terapy. http.//www.music theraapy.org/quates html.

  1. American music therapy association (2009). Definition And Quates About

  DAFTAR PUSTAKA ……

  Tanda-tanda vital terutama tekanan darah dan frekuensi nadi menunjukkan nilai yang lebih rendah pada ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik, namun pada frekuensi frekuensi pernafasan justru menunjukkan hasil yang sama. Kemudian Skala VAS pada ibu bersalin yang mendapatkan terapi musik juga lebih rendah meskipun deskripisi nyeri menunjukkan kedua kelompok masih tergolong nyeri berat.

  KESIMPULAN ……

  www.medscape.com