ETIKA MORAL DAN AKHLAQ dan etika
KELOMPOK 6
Ulfa Arindah
( 1410301602 )
Rina Aprilia
( 1410301603 )
Dita Alfiah
( 1410301604 )
Miftachul Janah
( 1410301659 )
Etika, Moral, dan Akhlak
1. Etika, Moral, dan Akhlak
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang
terdiri dari kata "ethikos", berarti "timbul
dari kebiasaan” adalah segala sesuatu
dimana dan bagaimana cabang utama
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti benar, salah,
baik, buruk dan tanggung jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi)
menempatkan etika di dalam kajian filsafat
praktis (practical philosophy).
Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari Bahasa
Latin Moralitas, adalah
istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang
memiliki nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan
tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak
yang harus dimiliki oleh manusia.
Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa
arab “akhlaq” yang merupakan bentuk
jamak dari “khuluq”. Secara bahasa
“akhlak” mempunyai arti budi pekerti ,
tabiat, dan watak. Dalam kebahasaan
akhlak sering disinonimkan dengan
moral dan etika. Menurut istilah yang
dijelaskan oleh Ibnu Maskawih “akhlak
adalah perilaku jiwa seseorang yang
mendorong untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tanpa melalui
pertimbangan”. (Saputra, 2004: 30).
Menurut
Abdul hamid yusuf akhlak adalah
ilmu yang memberikan keterangan tentang
perbuatan yang mulia dan memberikan
cara-cara untuk melakukannya. (Mahjuddin,
2004: 9), sedangkan menurut Ja’ad maulana
“akhlak adalah ilmu yang menyelidiki
gerak jiwa manusia, apa yang dibiasakan
mereka dari perbuatan dan perkatan dan
menyingkap hakikat-hakikat baik dan
buruk”. (Zahruddin, 2000: 6). Akhlak
menurut Ahmad amin adalah kehendak
yang biasa dilakukan. Artinya segala
sesuatu yang kehendak yang terbiasa
dilakukan, disebut akhlak. (Amin, 1995: 62).
II. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
Tasawuf adalah proses pendekatan
diri kepada Tuhan (Allah) dengan
cara mensucikan hati. Hati yang
suci bukan hanya bisa dekat
dengan Tuhan malah dapat melihat
Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam tasawuf
disebutkan bahwa Tuhan Yang
Maha Suci tidak dapat didekati
kecuali oleh hati yang suci.
Dari satu segi akhlak adalah buah
dari tasawuf (proses pendekatan
diri kepada Tuhan), tapi dari sisi
lain akhlak pun merupakan usaha
manusia
secara “zahiriyyah” dan “riyadha
h”
III. Aktualisasi Akhlak
dalam Kehidupan
Bermasyarakat
Akhlak
terhadap Allah,
1) Mentauhidkan Allah
2) Banyak Berzdikir pada Allah
3) Berdo’a kepada Allah SWT
4) Bertawakal Hanya pada Allah
5) Berhusnudzhon kepada Allah
Akhlak
terhadap Rasulullah,
1) Mengikuti atau menjalankan sunnahRosul
Mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah
menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan/ tradisi yang
dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber
hukum kedua dalam islam, setelah Al-Quran.
2) Bersholawat Kepada Rosul
Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W .
Sesungguhnya Tuhan beserta para malaikatnya semua
memberikan Sholawat kepada Nabi (dari Allah berarti
memberi rakhmat, dan dari malaikat berarti memohonkan
ampunan). Hai orang-orang beriman, ucapkanlah Sholawat
kepadanya (AQ Al Ahzab : 56).
Akhlak
Terhadap diri
sendiri,
1) Sikap sabar
2) Sikap Syukur
3) Sikap Tawadlhu’
4) Bertaubat
Akhlak
Terhadap Sesama
Manusia
1) Merajut Ukhuwah atau
Persaudaraan
2) Ta’awun atau saling
tolongmenolong
3) Suka memaafkan kesalahan
oranglain
4) Menepati Janji
Akhlak
Terhadap sesama
Makhluk
1) Tafakur (Berfikir)
2) Memanfaatkan Alam
Dalam
ilmu akhlak dijelaskan
bahwa kebiasaan yang baik harus
diperhatikan dan disempurnakan,
serta kebiasaan yang buruk harus
dihilangkan, karena merupakan
faktor yang sangat penting dalam
membentuk karakter manusia
berakhlak. Al-Ghozali
menjelaskan bahwa mencapai
akhlak yang baik ada tiga cara;
1. Akhlak
merupakan anugrah dan
rahmat Allah, yakni orang memiliki akhlak
baik secara alamiah (bi-althabi;ah wa alfitroh). Sesuatu yang diberikan Allah kepada
seseorang sejak ia dilahirkan.
2. Mujahadah, selalu berusaha keras
untuk merubah diri menjadi baik dan tetap
dalam kebaikan, serta menahan diri dari
sikap putus asa.
3. Riyadloh, adalah melatih diri secara
spiritual untuk senantiasa dzikir (ingat)
kepada Allah.
Al-Ghozali
juga berpendapat
bahwa upaya mengubah akhlak
buruk adalah kesadaran
seseorang akan akhlaknya yang
jelek. Ada empat cara untuk
dapat membantu seseorang
mengubah akhlaknya yang jelek
menjadi baik, caranya sebagai
berikut;
1. Menjadikan
murid seorang
pembimbing spiritual (syekh).
2. Minta bantuan seorang yang tulus,
taat, dan punya pengertian.
3. Berupaya unuk mengetahui
kekurangan diri kita dari sesorang yang
tidak senang (benci) dengan kita.
4. Bergaul bersama orang banyak
dan memisalkan kekurangan yang ada
pada orang lain bagaikan yang ada pada
kita.
Sedangkan
menurut Achmad
Amin, upaya mengubah
kebiasaan buruk sebagaimana
yang dikutip Ishak solih (1990)
adalah hal-hal sebagai berikut ini;
1. Menyadari
perbuatan
buruk, dan bertekad untuk
meninggalkannya.
2. Mencari Waktu yang baik
untuk mengubah kebiasaan itu
untuk mewujudkan niat atau
tekad semula.
3. Menghindari diri dari segala
yang dapat
menyebabkan kebiasaan buruk
KESIMPULAN
Etika
menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran. moral adalah penetuan baik buruk
terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya
dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu
perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar,
salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak
patut.
Ketiga
hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal
yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah
seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi
pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu
‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik
budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
Ulfa Arindah
( 1410301602 )
Rina Aprilia
( 1410301603 )
Dita Alfiah
( 1410301604 )
Miftachul Janah
( 1410301659 )
Etika, Moral, dan Akhlak
1. Etika, Moral, dan Akhlak
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang
terdiri dari kata "ethikos", berarti "timbul
dari kebiasaan” adalah segala sesuatu
dimana dan bagaimana cabang utama
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti benar, salah,
baik, buruk dan tanggung jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi)
menempatkan etika di dalam kajian filsafat
praktis (practical philosophy).
Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari Bahasa
Latin Moralitas, adalah
istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang
memiliki nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan
tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak
yang harus dimiliki oleh manusia.
Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa
arab “akhlaq” yang merupakan bentuk
jamak dari “khuluq”. Secara bahasa
“akhlak” mempunyai arti budi pekerti ,
tabiat, dan watak. Dalam kebahasaan
akhlak sering disinonimkan dengan
moral dan etika. Menurut istilah yang
dijelaskan oleh Ibnu Maskawih “akhlak
adalah perilaku jiwa seseorang yang
mendorong untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tanpa melalui
pertimbangan”. (Saputra, 2004: 30).
Menurut
Abdul hamid yusuf akhlak adalah
ilmu yang memberikan keterangan tentang
perbuatan yang mulia dan memberikan
cara-cara untuk melakukannya. (Mahjuddin,
2004: 9), sedangkan menurut Ja’ad maulana
“akhlak adalah ilmu yang menyelidiki
gerak jiwa manusia, apa yang dibiasakan
mereka dari perbuatan dan perkatan dan
menyingkap hakikat-hakikat baik dan
buruk”. (Zahruddin, 2000: 6). Akhlak
menurut Ahmad amin adalah kehendak
yang biasa dilakukan. Artinya segala
sesuatu yang kehendak yang terbiasa
dilakukan, disebut akhlak. (Amin, 1995: 62).
II. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
Tasawuf adalah proses pendekatan
diri kepada Tuhan (Allah) dengan
cara mensucikan hati. Hati yang
suci bukan hanya bisa dekat
dengan Tuhan malah dapat melihat
Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam tasawuf
disebutkan bahwa Tuhan Yang
Maha Suci tidak dapat didekati
kecuali oleh hati yang suci.
Dari satu segi akhlak adalah buah
dari tasawuf (proses pendekatan
diri kepada Tuhan), tapi dari sisi
lain akhlak pun merupakan usaha
manusia
secara “zahiriyyah” dan “riyadha
h”
III. Aktualisasi Akhlak
dalam Kehidupan
Bermasyarakat
Akhlak
terhadap Allah,
1) Mentauhidkan Allah
2) Banyak Berzdikir pada Allah
3) Berdo’a kepada Allah SWT
4) Bertawakal Hanya pada Allah
5) Berhusnudzhon kepada Allah
Akhlak
terhadap Rasulullah,
1) Mengikuti atau menjalankan sunnahRosul
Mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah
menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan/ tradisi yang
dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber
hukum kedua dalam islam, setelah Al-Quran.
2) Bersholawat Kepada Rosul
Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W .
Sesungguhnya Tuhan beserta para malaikatnya semua
memberikan Sholawat kepada Nabi (dari Allah berarti
memberi rakhmat, dan dari malaikat berarti memohonkan
ampunan). Hai orang-orang beriman, ucapkanlah Sholawat
kepadanya (AQ Al Ahzab : 56).
Akhlak
Terhadap diri
sendiri,
1) Sikap sabar
2) Sikap Syukur
3) Sikap Tawadlhu’
4) Bertaubat
Akhlak
Terhadap Sesama
Manusia
1) Merajut Ukhuwah atau
Persaudaraan
2) Ta’awun atau saling
tolongmenolong
3) Suka memaafkan kesalahan
oranglain
4) Menepati Janji
Akhlak
Terhadap sesama
Makhluk
1) Tafakur (Berfikir)
2) Memanfaatkan Alam
Dalam
ilmu akhlak dijelaskan
bahwa kebiasaan yang baik harus
diperhatikan dan disempurnakan,
serta kebiasaan yang buruk harus
dihilangkan, karena merupakan
faktor yang sangat penting dalam
membentuk karakter manusia
berakhlak. Al-Ghozali
menjelaskan bahwa mencapai
akhlak yang baik ada tiga cara;
1. Akhlak
merupakan anugrah dan
rahmat Allah, yakni orang memiliki akhlak
baik secara alamiah (bi-althabi;ah wa alfitroh). Sesuatu yang diberikan Allah kepada
seseorang sejak ia dilahirkan.
2. Mujahadah, selalu berusaha keras
untuk merubah diri menjadi baik dan tetap
dalam kebaikan, serta menahan diri dari
sikap putus asa.
3. Riyadloh, adalah melatih diri secara
spiritual untuk senantiasa dzikir (ingat)
kepada Allah.
Al-Ghozali
juga berpendapat
bahwa upaya mengubah akhlak
buruk adalah kesadaran
seseorang akan akhlaknya yang
jelek. Ada empat cara untuk
dapat membantu seseorang
mengubah akhlaknya yang jelek
menjadi baik, caranya sebagai
berikut;
1. Menjadikan
murid seorang
pembimbing spiritual (syekh).
2. Minta bantuan seorang yang tulus,
taat, dan punya pengertian.
3. Berupaya unuk mengetahui
kekurangan diri kita dari sesorang yang
tidak senang (benci) dengan kita.
4. Bergaul bersama orang banyak
dan memisalkan kekurangan yang ada
pada orang lain bagaikan yang ada pada
kita.
Sedangkan
menurut Achmad
Amin, upaya mengubah
kebiasaan buruk sebagaimana
yang dikutip Ishak solih (1990)
adalah hal-hal sebagai berikut ini;
1. Menyadari
perbuatan
buruk, dan bertekad untuk
meninggalkannya.
2. Mencari Waktu yang baik
untuk mengubah kebiasaan itu
untuk mewujudkan niat atau
tekad semula.
3. Menghindari diri dari segala
yang dapat
menyebabkan kebiasaan buruk
KESIMPULAN
Etika
menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran. moral adalah penetuan baik buruk
terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya
dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu
perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar,
salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak
patut.
Ketiga
hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal
yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah
seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi
pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu
‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik
budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).
SEKIAN DAN TERIMAKASIH