HUKUM INTERNASIONAL and NORMA INTERNASIO

HUKUM INTERNASIONAL & NORMA INTERNASIONAL

Oleh :

M. Martin
170820160512

TUGAS TATA KELOLA GLOBAL & LOKAL

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
TAHUN 2017

HUKUM INTERNASIONAL
Pengertian hukum internasional terkait dengan hukum hukum yang ada pada bangsa itu
sendiri, dan hukum tersebut akan dikaitkan dengan hukum Antara Negara yang ada. Umumnya
hukum yang diterapkan pada hukum internasional ini akan terkait dengan kebiasaan dan aturan
yang ada dijalankan sehari hari. Sehingga aturan tersebut akan diberikan ke semua orang dengan
bangsa serta negaranya.

Menurut J.G. Starke, hukum internasional diartikan sebagai seperangkat hukum yang
punya prinsip dan aturan yang berkaitan dengan perasaan dan perilaku Negara dengan ada kaitanya
pada cara mematuhi pembangunan hubungan Antara yang satu dengan yang lainnya. (Pengantar
Hukum Internasional)
Sumber hukum internasional terdiri dari lima hal, yaitu: perjanjian-perjanjian atau
konferensi-konferensi, kebiasaan-kebiasaan umum, karya-karya tulis para cendekiawan yang
diakui, keputusan-keputusan pengadilan, dan prinsip-prinsip hukum umum (Margaret P. Karns,
Karen A. Mingst, and Kendall W. Stiles).
Contoh hukum-hukum internasional antara lain Statuta Pengadilan Internasional, Konvensi
Vienna, Konvensi Jenewa, konvensi lingkungan untuk lapisan ozon, konvensi perubahan iklim,
konvensi perlindungan terhadap ikan paus dari perburuan, konvensi hukum laut, hukum HAM,
hukum perdagangan, perjanjian pembatasan senjata, dan hukum mengenai hak kekayaan
intelektual.
Hukum internasional memiliki keterbatasan hanya berlaku untuk negara-negara, namun tidak
untuk kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dalam konteks kekinian, perjanjianperjanjian multilateral tidak dapat digunakan secara langsung untuk mengikat invidividu,
perusahaan-perusahaan multinasional, lembaga-lembaga swadaya masyarakat (NGO), kelompokkelompok paramiliter, teroris, ataupun penjahat-penjahat internasional. Sebagai catatan, hal ini
justru berlaku di dalam organisasi Uni Eropa.
Hukum internasional belum memiliki mekanisme penerapan tertentu agar dapat diberlakukan di
semua negara. Perjanjian-perjanjian dalam PBB dan Uni Eropa sendiri masih menggunakan sanksi
sebagai mekanisme penerapan. Selain itu, negara-negara cenderung memiliki kepentingan sendiri


dalam membuat keputusan-keputusan menyangkut apakah menerima atau tidak terhadap aturanaturan internasional.
Tujuan Hukum internasional
Tujuan hukum internasional, antara lain :
1. Menciptakan sistem hukum yang teratur daiam hubungan-hubungan internasional dengan
memperhatikan asas keadilan.
2. Mengatur masalah bersama yang penting daiam hubungan subjek-subjek hukum
internasional.
Klasifikasi Macam-macam Hukum internasional


Hukum internasional umum, yaitu peraturan yang dilaksanakan secara universal.



Hukum internasional regional, yaitu peraturan-peraturan yang tumbuh dengan adanya
hubungan antamegara dan terbatas pada lingkungan beriakunya. Hukum internasional
regional tumbuh melalui hukum kebiasaan. Peraturan-peraturan regional tidak berarti
derajatnya lebih rendah daripada peraturan intemasional Peraturan-peraturan regional
hanya bersifat menambah (complementary) atau berhubungan (correlated). Apabila terjadi

konflik regional, maka pengadilan internasional harus menggunakan peraturan-peraturan
regional yang diakui sah bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian.



Hukum internasional khusus, yaitu peraturan-peraturan yang hanya berlaku pada negaranegara tertentu yang tidak terbatas pada wilayah tertentu. Hukum internasional khusus
tumbuh melalui perjanjian (konvensi) internasional. Contoh : Konvensi Eropa tentang
HAM.

 Menurut Konferensi Wina Tahun 1969 (Modern)


Hukum internasional tertulis adalah hukum internasional hanya berlaku untuk perjanjianperjanjian antarnegara (disebut Perjanjian Internasional Tertulis).



Hukum Internasional tidak tertulis adalah hukum internasional yang berupa perjanjianperjanjian yang dilakukan secara lisan disertai catatan tertulis atau nota resmi dan nota
pribadi di pejabat negara yang bersangkutan.

 Menurut wilayah:

Hukum Internasional Umum (general) adalah Hukum Intemaisonal yang tidak terbatas
oleh suatu wilayah tertentu (berlaku seluryh dunia).
Hukum Internasional Regional adalah Hukum Internasional yang terbatas oleh wilayah
tertentu.
Misal :
1. Hukum Internasional Amerika Latin
2. Hukum Internasional ASEAN
 Menurut objeknya


Hukum Perdata Internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara warga
negara suatu negara dengan warga negara dari negara lain.



Hukum Publik Internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara suatu
negara dengan negara lain dalam hubungan internasional. Menurut Grotius, Hukum Publik
Internasional (Hukum Internasional Publik) terdiri atas:
o


Hukum Damai adalah hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum antar
negara-negara dalam keadaan damai.

o

Hukum Perang adalah hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum antar
negara-negara yang berperang dan menentukan larangan-larangan mengenai cara
berperang.

Beberapa hal yang harus dihormati pada saat perang, antara lain :




Kota terbuka tidak boleh dibom.
Tempat Palang Merah dan petugasnya harus mendapat perlindungan.
Perang kuman (biologi) dan kimia dilarang.




Tawanan yang luka harus mendapat perawatan.



Tidak boleh membinasakan penduduk sipil.



Larangan pengrusakan terhadap fasilitas umum dan tempat ibadah.

Perbedaan dan persamaan Hukum Internasional dengan Hukum Perdata Internasional.

Hukum Internasional publik berbeda dengan Hukum Perdata Internasional. Hukum Perdata
Internasional ialah keseluruhan kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang
melintasi batas negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku
hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berlainan. Sedangkan
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata.

Persamaannya adalah bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas

negara(internasional). Perbedaannya adalah sifat hukum atau persoalan yang diaturnya
(obyeknya).

Bentuk Hukum Internasional.

Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan yang khusus
berlaku di suatu bagian dunia (region) tertentu :

Hukum Internasional Regional.

Hukum Internasional yang berlaku/terbatas daerah lingkungan berlakunya, seperti Hukum
Internasional Amerika / Amerika Latin, seperti konsep landasan kontinen (Continental Shelf) dan
konsep perlindungan kekayaan hayati laut (conservation of the living resources of the sea) yang
mula-mula tumbuh di Benua Amerika sehingga menjadi hukum Internasional Umum.

Hukum Internasional Khusus.

Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang khusus berlaku bagi negara-negara tertentu
seperti Konvensi Eropa mengenai HAM sebagai cerminan keadaan, kebutuhan, taraf
perkembangan dan tingkat integritas yang berbeda-beda dari bagian masyarakat yang berlainan.

Berbeda dengan regional yang tumbuh melalui proses hukum kebiasaan.

Hukum Internasional merupakan keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara antara:


negara dengan negara



negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara satu
sama lain.

Penyeleseian Sengketa Internasional.

Penyelesaian sengketa internasional dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :

1. Dengan cara damai, terdiri dari :



Arbitrasi. arbitrase biasanya dilakukan dengan cara menyerahkan sengketa kepada orangorang tertentu (arbitrator) yag dipilih secarea bebas oleh berbagai pihak untuk
memutuskannya tanpa terlalu terikat dengan prosedur hukum.



Penyelesaian Yudisia, adalah suatu penyelesaian dihasilkan melalui suatu peradilan
yudicial internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya dengan memberlakukan
kaidah-kaidah hukum. Contoh International Court of Justice, yang berkedudukan di
Denhag Belanda. Negosiasi (perundingan), jasa-jasa baik, mediasi, dan konsiliasi.



Penyelesaian di bawah naungan PBB

2. Dengan cara paksa atau kekerasan, terdisi dari :


perang dan tindakan bersenjata non perang




Retorsi, yaitu istilah teknis untuk pembalasan dendam oleh suatu negara terhadap negara
lain karena diperlakukan secara tidak pantas.



Tindakan-tindakan pembalasan (Repraisal), yaitu suatu metode yang dipakai oleh suatu
negara untuk memperoleh ganti kerugian dari negara lain dengan melakukan tindakantindakan pemalasan.



Blokade secara damai



intervensi

Peranan Mahkamah Internasional terhadap Pelanggaran HAM.

Mahkamah Internasional (MI) merupakan salah satu badan perlengkapan PBB yang berkedudukan

di Denhag (Belanda). MI memiliki 15 orang hakim yang dipilih dari 15 negara dengan masa
jabatan 9 tahun. Selain memberikan pertimbangan hukum kepada Majelis Umum PBB dan Dewan
Keamanan PBB MI pun bertugas untuk memeriksa dan menyelesaikan perselisihan-perselisihan
yang diserahkan kepadanya. dalam mengadili suatu perara MI berpedoman pada Traktat-traktat
dan kebiasaan -kebiasaan Internasional.

Prosedur Penyelesaian Kasus HAM Internasional.

Penyelesaian kasus pelanggaran HAM oleh mahkamah internasional dapat dilakukan melalui
prosedur berikut :


korban pelanggaran HAM dapat mengadukan kepada komisi tinggi HAM PBB atau
melalui lembaga HAM internasional lainnya.



pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan penyidikan.



dengan bukti-bukti hasil penyelidikan dan penyidikan proses dilanjutkan pada tahap
peradilan, dan jika terbukti maka hakim MI akan menjatuhkan sanksi.

Norma
Norma erat kaitannya dengan kehidupan keseharian kita. Walaupun tidak berwujud
kebendaan, norma eksis sebagai fakta sosial yang mengatur kehidupan sosial manusia dalam
sebuah komunitas, seperti norma sosial dalam mengatur masyarakat, norma agama dengan segala
perintah serta larangannya dan norma hukum dengan segala aturan tertulis yang bersifa tmemaksa.
Sungguh dianggap sangat tidak wajar bila dalam sebuah sistem tertentu meniadakan keberadaan
norma, karena salah satu syarat utama sebuah sistem adalah keberadaan aturan yang menjaga
keberlangsungan hidup struktur dalam sistem tersebut. Sebagaimana ungkapan Martha Finnemore
“Students of politics have struggled with questions not only about the meaning of justice and the
good society but also about the influence on human behavior of ideas about justice and good”
(Martha Finnemore and Kathryn Sikkink, International Norm Dynamics and Political Change.
International Organization, Vol.52, No. 4, International Organization at Fifty: Exploration and
Contestation in the Study of World Politics (Autumn, 1998).
Menurut Andrew Hurrel, seseorang dapat mendekati subyek norma dan etika dalam
Hubungan Internasional melalui 3 perspektif. Pertama, peranan ide normatif yang bermain dalam
aspek politik. Kedua, menghubungkan dalam debat moral rasional (mengenai apa yang harus
dilakukan). Ketiga, adanya perluasan, dimana perilaku moral didesak oleh dinamika kehidupan
dan kepentingan politik. Teoritisi politik memerhatikan dilema moral dalam politk dunia, yang
makin kuat setelah Perang Dingin. Ketiadaan moral telah mengakibatkan meningkatnya konflik
etnis dan menyebabkan intervensionisme. Menurut Stephen Krasner, lingkungan internasional
dikarakterisasi oleh norma yang berkontradiksi dan bersaing, bukan hanya dengan satu aturan yang
koheren. Tradisionalis (realis dan idealis klasik) perlu norma dalam Hubungan Internasional.
Behavioralis/positivis tidak perlu norma karena dianggap subyektif/abstrak. Konstruktivis anarki,
tapi bisa dikendalikan. Norma adalah sesuatu yang ideal, bahkan cenderung utopis. Norma itu
ought to be sehingga bersifat seharusnya dilakukan. Teori normatif muncul di Hubungan
Internasional setelah Perang Dunia I. Teoritisinya mengusulkan world order yang yang ditangani
oleh lembaga supranasional, yaitu United Nations (UN). Konsep normatif baru ada pada tataran
ide nonempiris. Empiris muncul pada masa positivis. Meskipun sebenarnya kaum realis sudah
mengaplikasikannya, tetapi tidak diakui oleh kaum positivis. Norma sangat strategis dalam
influence dan authority, tapi tidak dalam tataran force. Namun, norma hukum pada tataran

domestik juga bisa mencakup force. Posisi norma hukum internasional dalam hubungan antar
negara kurang mengikat. Norma menurut kaum realis ditentukan oleh besarnya power. Norma
tidak bisa mengikat semua aktor.

Refrensi

 Introduction to International Law: J.G. Starke
 Margaret P. Karns, Karen A. Mingst, and Kendall W. Stiles : International Organizations: The Politics and
Processes of Global Governance THIRD EDITION

 Structural Causes and regimes consequences : Regimes as intervening Variables :
Stephen D Krasner
 Martha Finnemore and Kathryn Sikkink, International Norm Dynamics and Political

Change. International Organization, Vol.52, No. 4, International Organization at Fifty:
Exploration and Contestation in the Study of World Politics

 Hurrel, Andrew, 2002. “Norms and Ethics in International Relations”, in Walter Carlsnaes,
Thomas Risse and Beth A. Simmons, Handbook of International Relations, London, Sage
Publications