Garam Cair Sebagai Alternatif Sumber Day

WAWASAN BUDAYA MARITIM
Nama : Muh. Alfliadhi
NIM

: H031 17 1316

Topik : Sumber Daya Kelautan
Judul : “Garam Cair Sebagai Alternatif Sumber Daya Mineral di
Kabupaten Pangkep”

A. Pengantar
Garam cair merupakan sauatu bentuk lain dari garam pada umumnya yang
memiliki

kandungan logam yang lebih sedikit dengan kandungan iodium yang

mencapai 80 ppm. Dengan wujudnya yang lebih efisien dan juga ekonomis membuat
garam cair menjadi pilihan lain sebagai alternatif sumber daya dan juga bahan makanan
di Indonesia. Garam cair ini merupakan terobosan terbaru dalam teknologi pangan di
Indonesia dan perkembangannya akan selalu dipantau oleh pemerintah sebagai alternatif
pengolahan garam.

Kabupaten pangkep merupakan salah satu daerah penghasil garam terbaik di
Indonesia dan terpusat di beberapa tempat seperti di daerah Bonto manai dengan hasil
151,1 ton garam dan Maccini baji 21,7 ton garam. Ini merupakan suatu kekayaan
tersendiri bagi daerah Kabupaten Pangkep. Kuantitas garam ini pun juga diiringi dengan
kualitas garam yang tinggi yakni dengan kandungan logam yang sedikit serta iodium
yang melimpah. Inilah yang mendorong pemerintah daerah Kabupaten Pangkep untuk
mengembangkan teknologi garam cair sebagai alternatif untuk menambah mutu serta
ketahanan garam agar tidak terjadi pemborosan dalam produksi garam. Garam cair di
Kabupaten Pangkep ini memanfaatkan konsep pembuatan garam kristal namun tidak
sepenuhnya, maka dari itu biaya pembuatannya juga tidak sebanyak pembuatan garam
kristal.
1

Setiawan. 2012. Produksi Garam Kabupaten Pangkep Desa Lebakkang.
http://harianamanah.com/berita-wah-ternyata-pangkep-penghasil-garam-terbaik2
Maskur. 2014. Pemanfaatan Garam Dalam Perekonomian Masyarakat.
http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=17018

Dalam
Dalam


Biaya yang diperlukan untuk membuat garam cair ini juga lebih murah dengan
hitung-hitungan yang tepat dan pengolahan yang efisien, biayanya dapat diperkirakan
hanya 90 % dari biaya pembuatan garam kristal. Kemungkinan besar ini dapat
berkurang lagi dengan adanya penelitian dan pengembangan teknologi. Namun disisi
lain masih banyak penambak garam yang masih terhalang dengan kemampuan
produksinya. Pada umumnya mereka masih menggunakan cara yang konvensional
dalam pengolahan dan produksi garam. Ini bisa diatasi dengan cara sosialisai dan
pelatihan dasar penggunaan teknologi

tepat guna bagi paraa penambak garam di

Kabupaten Pangkep khususnya.
Kabupaten Pangkep sebagai salah satu daerah

penhasil garam terbaik di

Indonesia. Namun unutuk mewujudkan tercapainya hal tersebut tentunya memerlukan
berbagai upaya sebagai wujud langsung dari bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
pengolahan garam di Kabupaten Pangkep. Pemborosan dalam produksi garam dan

kurangnya efisiensi dalam produksi menjadi tantangan tersendiri bagi daerah tersebut.
Oleh karena itu kurangnya sumber daya manusia dan teknologi menjadi masalah utama
dalam sentra pembuatan garam di daerah ini. Pembuatan garam kristal sudah menjadi
hal yang lumrah kita temui disana, tetapi tidak dengan pengolahan garam cair.
Penambak garam disana masih sangat minim pengetahuan akan proses dan teknologi
pengolahan garam cair.
Dengan adanya artikel ini semoga dapat meningkatkan wawasan pembaca dalam
bidang budaya kemaritiman agar kedepannya akan banyak bermunculan manusiamanusia peduli lingkungan terutama pada bidang maritim. Kemudian artikel ini juga di
buat untuk memberikan informasi mengenai bagaimana cara pengolahan garam yang
ada di Indonesia terutama Daerah pesisir Kabupaten Pangkep.Selain itu dengan adanya
artikel ini dapat memberikan kita kesadaran akan betapa kurangnya produksi garam di
Indonesia sehingga kedepannya kita harus mengembangkan produksi tersebut. Serta
dapat memberikan dorongan kepada pemerintah untuk lebih peduli terhadap
permasalahan maritim terutama masalah teknologi terbarukan khususnya bidang
produksi garam cair di Kabupaten Pangkep.

1

Lindani, Malik. 2014. Kelebihan Garam Cair Pada Skala Besar Penggunaan Konsumen. Vol
12. Edisi 2. Dalam https://id.scribd.com/document/209915635/Jurnal-Pemurnian-Garam-dapupdf

2
Herman, Dohir. 2015. Laut dan Kemurnian Garam dalam Satu Produksi. Vol 2. Edisi 2. Dalam
https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/view/10890

B. Metode Penulisan
Dalam pencarian data saya menggunakan jaringan internet untuk menemukan
beberapa sumber dengan cara mengumpulkan beberapa website mengenai kemaritiman
serta ada sedikit mengarah kepada teknologi terbarukan seperti alat pembuatan garam
cair dan prinsip percobaannya. Saat mencari sumber untuk data dalam artikel ini saya
memasukkan keyword “garam cair” dan “Pangkep penghasil garam”. Untuk
menemukan data nya cukup mudah namun harus tetap dalam ketelitian karena ada
beberapa sumber yang tidak sesuai atau terkait dengan judul artikel. Data dari
percobaan ini juga diperoleh dari pengalaman ketika saya pergi ke daerah Pangkep,
ternyata disana memang terkenal dengan sentra pembuatan garam yang cukup besar
dengan adanya penambak yang terampil.
C. Pembahasan
Secara fisik, garam adalah padatan berwarna putih yang berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bahagian terbesar Natrium Chlorida (> 80%)
serta senyawa lainnya seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium
Clorida. Garam mempunyai sifat karakteristik hidroskopis sehingga mudah menyerap

air. Dari penelitian yang telah dilaksanakan, garam dapat meningkatkan daya serap
tanah terhadap air, mempertahankan permeabilitas dan mengurangi plastisitas tanah
ketika basah.
Garam merupakan salah satu bahan kimiawi untuk stabilisasi tanah lempung,
struktur garam (NaCl) meliputi anion ditengah dan kation menempati pada rongga
octahedral. Larutan garam juga merupakan suatu elektrolit yang mempunyai gerakan
brown dipermukaan yang lebih besar dari gerakan brown pada air murni sehingga bisa
menurunkan air dan larutan, ini menambah gaya kohesi antar partikel sehingga ikatan
antar partikel lebih rapat. Selain itu larutan garam bisa mempermudah didalam
memadatkan tanah.

1

Lindani, Malik. 2014. Kelebihan Garam Cair Pada Skala Besar Penggunaan Konsumen. Vol
12. Edisi 2. Dalam https://id.scribd.com/document/209915635/Jurnal-Pemurnian-Garam-dapupdf

2

Herman, Dohir. 2015. Laut dan Kemurnian Garam dalam Satu Produksi. Vol 2. Edisi 2. Dalam
https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/view/10890


Namun, kualitas garam industri di Indonesia masih menjadi kendala, sehingga
kebutuhan garam industri masih mengandalkan garam impor, terutama dari Australia.
Pengembangan teknologi pemurnian di Indonesia sendiri masih menggunakan bahan
pengendap, dimana proses ini membutuhkan energi yang cukup besar dan hasilnya pun
masih belum dapat memenuhi SNI. Penelitian ini bertujuan untuk mencari teknologi
pemurnian garam yang dapat dilakukan dengan proses yang sederhana. Garam (NaCl)
dapat diperoleh dari bahan baku berupa air laut, batuan garam, dan larutan garam
alamiah. Teknologi pemurnian garam yang diterapkan di masing-masing negara
bergantung pada ketersediaan bahan baku ini. Hal ini pulalah yang mempengaruhi
produksi dan kualitas garam yang dihasilkan.Indonesia sendiri sebenarnya memiliki
modal untuk memproduksi dan memenuhi kebutuhan garam nasional secara mandiri,
baik untuk kebutuhan konsumsi maupun industri.
NaCl dapat diklasifikasikan berdasarkan manfaat utamanya, yaitugaram
proanalisis, garam konsumsi, dan garam industri. Garam proanalisis merupakan garam
dengan kemurnian tinggi (>99%) yang digunakan sebagai reagen dalam analisis di
laboratorium dan industri farmasi.Garam konsumsi umumnya digunakan untuk
konsumsi rumah tangga (garam dapur) sebagai bahan peningkat rasa makanan. Untuk
konsumsi rumah tangga, garam ditambahkan zat aditif berupa Kalium Iodida (KI) dan
Kalium Iodat (KIO3).Selain digunakan untuk meningkatkan rasa makanan, garam

digunakan pula sebagai pengawet,penguat warna,bahan pembentuk tekstur, dan sebagai
bahan pengontrol fermentasi. Kementerian Kelautan dan Perikanan lebih memilih
Pangkep sebagai kabupaten sentra niaga garam untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Alasannya, ada komitmen besar dari pemerintah dan petambak garam untuk
meningkatkan produktifitas dan kualitasnya setiap tahun. Pangkep memiliki potensi
besar penghasil garam berkualitas. Itulah alasan kementerian menunjuk Pangkep
sebagai sentra niaga garam," ujar Dirjen Jasa Pemanfaatan Ruang Laut Kementerian
Kelautan dan Perikanan RI, Rianto Basuki, saat mengisi kegiatan sosialisasi
pengembangan usaha garam rakyat (Pugar), di Kelurahan Baji Masunggu, Labakkang
Pangkep.

1

Lindani, Malik. 2014. Kelebihan Garam Cair Pada Skala Besar Penggunaan Konsumen. Vol
12. Edisi 2. Dalam https://id.scribd.com/document/209915635/Jurnal-Pemurnian-Garam-dapupd

D. Penutup
Garam pada umumnya berbentuk seperti padatan putih kristal dengan kandungan
NaCl, namun terdapat pula yang namanya garam cair dengan kualitas yang lebih baik.
Dengan pengolahan yang lebih efisien menjadikan garam cair lebih murah dan praktis

untuk digunakan. Untuk ketahanan produk, garam cair masih lebih diunggulkan
dibandingkan garam padat. Kabupaten Pangkep sebagai salah satu derah penghasil
garam terbaik diindonesia. Ini dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas garam yang
diproduksi setiap tahun. Dengan adanya program garam cair yang akan diproduksi di
Kabupaten Pangkep dapat dijadikan sebagai alternatif yang sangat baik untuk membuat
produksi garam tidak menjadi boros selain itu, dengan adanya variasi dalam bentuk
produksi garam ini menjadikan pengeluaran penambak garam menjadi lebih sedikit.
Garam cair diharapkan dapat memperbaiki perekonomian di Indonesia terutama di
Kabupaten Pangkep.
E. Daftar Pustaka
Maskur.

2014. Pemanfaatan Garam Dalam Perekonomian Masyarakat. Dalam
http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=17018 (Diakses pada tanggal 24
November 2017).

Setiawan. 2012. Produksi Garam Kabupaten Pangkep Desa Lebakkang. Dalam
http://harianamanah.com/berita-wah-ternyata-pangkep-penghasil-garam-terbaik(Diakses pada tanggal 24 November 2017).
Lindani, Malik. 2014. Kelebihan Garam Cair Pada Skala Besar Penggunaan Konsumen. Vol
12. Edisi 2. Dalam https://id.scribd.com/document/209915635/Jurnal-PemurnianGaram-dapu-pdf ( Diakses pada tanggal 23 November 2017).

Martina. 2014. Pengaruh Garam Dapur Terhadap Kembang Susut Tanah Lempung. Vol 5. Edisi
1. Dalam http://journal.trunojoyo.ac.id/jurnalkelautan/article/view/804 (Diakses pada
tanggal 23 November 2017)
Herman, Dohir. 2015. Laut dan Kemurnian Garam dalam Satu Produksi. Vol 2. Edisi 2. Dalam
https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/view/10890 (Diakses pada tanggal 23 November
2017)