BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pusat Kreativitas Seni (Araitektur Ekspresionisme)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  2 Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265.10 km ). Dilihat dari data BPS (Badan

  Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011, penduduk kota Medan mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tingkat kelahiran, kematian dan arus urbanisasi. Tabel 1.1

  • – Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Medan

  2

  2 Tahun Luas Wilayah (km ) Penduduk Kepadatan Penduduk (km ) 2005

  265,10 2.036.185 7.681

  2006

  265,10 2.067.288 7.798

  2007

  265,10 2.083.156 7.858

  2008

  265,10 2.102.105 7.932

  2009

  265,10 2.121.053 8.001

  2010

  265,10 2.097.610 7.913

  2011

  265,10 2.117.224 7.987

  Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Utara

  Dapat disimpulkan bahwa Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Hal inilah yang membuat aktifitas dan mobilitas masyarakatnya menjadi tinggi dan kegiatannya juga menjadi semakin padat dan beragam.

  Salah satu kegiatan dari beragamnya kegiatan di kota Medan adalah kegiatan komunitas

  • – komunitas yang pada dasarnya bersifat kreatif dan potensial. Akan tetapi banyak komunitas yang tidak memiliki wadah/media untuk bernaung dan berkreasi.
Misalnya komunitas fotografi yang saat ini cukup berkembang seharusnya bisa menjadi pendapatan dana untuk kota dari pameran yang mereka adakan.

  Tabel 1.2

  • – Data Beberapa Komunitas Yang Cukup Berkembang d i Medan

  Pertumbuhan No. Nama Komunitas Subsektor Jumlah Tahun

  1

  2

  3 Anggota Berdiri 1. Akademi Berbagi Medan Riset dan >20 2011

  ● (AKBER MEDAN) Pengembangan 2.

  Lomonesia Medan Video, Film, dan >30 2012 ●

  Fotografi 3. Medan Street Hunting Video, Film, dan >30 2011

  ● Fotografi 4.

  Sendal Jepit Video, Film, dan >20 2007 ●

  Fotografi 5. Medan Photography Club Video, Film, dan >20 2006

  ● (MPClub) Fotografi 6.

  Opick Picture Video, Film, dan >20 2007 ●

  Fotografi 7. Semesta Film Video, Film, dan >20 2011

  ● Fotografi 8.

  FOKUS Video, Film, dan >50 1998 ●

  Fotografi 9. Fiksi Mini Medan Riset dan >200 2010

  Pengembangan & Video, (aktif

  Film, dan Fotografi sekitar ●

  20) 10. Blogger Sumut Riset dan >500 2008

  ● Pengembangan 11.

  Medan Art (Me&Art) Desain 5 orang 2010 ● 12.

  Medan Movement Musik, Seni Pertunjukan >50 2009 ● 13.

  Helden Musik, Seni Pertunjukan >30 2011 ● 14.

  Avatar Magic Community Seni Pertunjukan 15 2010 ● 15.

  Management Magic Seni Pertunjukan 20 2010 ●

  Tallent 16. Grammar Family Seni Pertunjukan >30 2011

  ● 17. Piknik Asyik Medan Periklanan, Seni >20 2012

  ● Pertunjukan 18.

  Medan Berkebun Riset dan >40 2012 ●

  Pengembangan 19. Medan DJ Booth Musik 20 orang 2011

  ● 21. Medan Papercraft Pasar Barang Seni, >20 2012

  ● Community Kerajinan 23.

  Paper Replika Medan Pasar Barang Seni, >20 Ada ●

  Kerajinan

  Sumber: Hasil Olah Data Primer (survey)

  Tabel 1.3

  • – Grafik Pertumbuhan Komunitas di Medan

  Video, Film, Riset Musik Design Seni Fotografi Pengemban Pertunjukan No. Tahun gan Tum Total Tum Total Tum Total Tum Total Tum Total buh buh buh buh buh

  1.

  <2000

  1

  1 2. 2000-2006

  1

  2 3. 2007-2009

  2

  4

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1 4. 2010-2012

  4

  8

  3

  4

  2

  3

  1

  2

  5

  6 Sumber: Hasil Olah Data Primer

  9 Video, Film,

  8 Fotografi

  7 Riset

  6 Pengembangan

  5 Musik

  4 Design

  3

  2 Seni

  1 Pertunjukan <2000 2000- 2007- 2010- 2006 2009 2012 Gambar 1.1

  • – Grafik Pertumbuhan Komunitas di Medan

  Komunitas kreatif di Medan cukup berpotensi tetapi menjadi tidak produktif karena kurangnya ‘wadah’. Sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat, Kota Medan adalah tempat yang strategis untuk pengembangan industri kreatif.

  Meskipun tidak seperti kota Bandung maupun Yogyakarta yang dikenal dengan industri kreatif yang sangat berkembang, namun perlahan anak-anak muda kota Medan mulai bermunculan meramaikan bursa persaingan industri kreatif di kota ini. Maka komunitas yang produktif dan potensial inilah yang dapat membangun kota Medan menjadi Medan Creative City.

  Tabel 1.4

  • – Data Beberapa Komunitas di Yogyakarta

  Pertumbuhan No. Nama Komunitas Subsektor Kegiatan

  1

  2

  3 1. Jogja Hip-Hop Musik Bermain musik,

  Foundation berkumpul belajar ● (2003) musik hiphop.

  2. Jogja Force Desain, Film, Mendukung segala

  (2006) Video, dan jenis kegiatan ● Fotografi kreatif.

  3. Musik, Seni, Menghidupkan

  Jami’yah Al-Qurra’ Wal Huffadz (JQH) Al- Pertunjukan tradisi bernafas seni

  ● Mizan (1998) Al-

  Qur’an 4. Deaf Art Community Musik Mengajarkan

  (2004) anggota tentang free ● style hip-hip, sulap, dan pantonim.

  5.

  12,9 AJ Kine Club Film, Video, dan Mempelajari tentang (1999) Fotografi film dan

  ● memproduksi film.

  6. Teater Deska Seni Pertunjukan Belajar seni, sastra,

  (1980) maupun teater, ● melakukan pementasan.

  7. AWI (Anak Wayang Seni Pertunjukan Menyumbangkan

  Indonesia) kemampuan untuk ●

  (1998) memberikan pelajaran bagi anak- anak kampong urban.

  8. Komunitas Jazz Jogja Musik Berkomunikasi,

  (2000) bercana ala Jazz ● yang bertempat di pinggir jalan.

  9. Benang Merah Film, Video, dan Pengerjaan film

  Production Fotografi dokumenter, ●

  (2006) company profile,

  video testimony, dan

  iklan layanan masyarakat.

  10. Kinoki Film, Video, dan Pemutaran berbagai

  ● Fotografi bentuk audio visual. (2005)

  Sumber: direktori.indonesiakreatif.net

  Tabel 1.5

  • – Data Beberapa Komunitas di Bandung

  Pertumbuhan No. Nama Komunitas Subsektor Kegiatan

  1

  2

  3 1. Gigsplay Musik, Penerbitan, Mengelola informasi

  (2009) dan Percetakan tentang gigs dan ● konser di Bandung.

  2. Seniman Bangun Pagi Seni Pertunjukan Menggerakkan

  (2008) keindahan yang ● telah ada dalam setiap nyawa seni.

  3. Samba Sunda Musik, Seni, Produksi rekaman,

  (1998) Pertunjukan pelatihan, ● pertunjukan, serta konservasi musik tradisi.

  4. Sakalu Art Production Jasa (Seni Melestarikan dan

  (2006) Pertunjukan) mengembangkan ● budaya tradisional.

  5. P-Project Seni Pertunjukan Awalnya drama

  (1994) komedia yang ● mengandalkan musik (cabaret) lalu akhirnya menjadi Project Pop.

  6. Lingkung Seni Seni Pertunjukan Belajar seni Sunda

  Mahasiswa dan mengadakan ● (1979) pertunjukan.

  7. Laskar Panggung Seni Pertunjukan Mengadakan (1995) pertunjukan teater.

  ● 8. Teater Payung Hitam Seni Pertunjukan Mempelajari tentang (1982) teater modern.

  ● 9. Actors Unlimited Seni Pertunjukan Mempelajari bidang

  (1999) seni dan budaya, ● khususnya teater dan seni peran.

10. Cosplay Magic Seni Pertunjukan Belajar seni sulap

  Entertainment dan mengadakan ●

  (2008) pertunjukan sulap yang dipadukan dengan kostum.

  Sumber: direktori.indonesiakreatif.net

  Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat anak muda Yogyakarta dan Bandung terhadap komunitas tergolong tinggi, dimana yang paling diminati adalah subsektor seni pertunjukan dan film, video, dan fotografi.

  Creative City merupakan kota yang mampu memecahkan masalah-masalah

  strategis dengan cara yang kreatif atau bagaimana suatu kota mampu membangun masyarakatnya menjadi manusia kreatif. Mereka mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam diri mereka secara kreatif.

  Faktor lain yang juga mempengaruhi aspek dari sebuah kota kreatif adalah pengelolaan dan pengembangan kota, dan pengembangan industri kreatif. Lalu faktor budaya, strategi, dan imajinatif yang mengacu kepada sumber daya manusianya sendiri.

  Oleh karena itu para komunitas kreatif (seni) di Medan seharusnya memiliki tempat untuk menyalurkan bakat yang dimiliki. Sarana ini dapat membuat remaja (range umur yang paling mendominasi komunitas) lebih menggali potensi yang mereka miliki dan berkarya di jalur yang positif.

1.2 Maksud dan Tujuan

  Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek ini adalah:

  • Sebagai media untuk membantu komunitas yang tidak memiliki wadah untuk berkreativitas.
  • Membantu pemerintah dalam hal meningkatkan kualitas generasi muda.
  • Sebagai wadah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dalam membantu mengembangkan komunitas yang berpotensi di Medan.
  • Sebagai salah satu sarana rekreasi di kota Medan.

  1.3 Masalah Perancangan

  Adapun rumusan masalah dalam perencanaan Pusat Kreativitas Seni ini adalah:  Bagaimana merancang sebuah bangunan untuk komunitas kreatif seni bisa semakin berkembang baik segi pendidikan informal dan segi ekonomi.

   Bagaimana merancang sebuah pusat Kreativitas dan bangunan pendukungnya agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

   Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.  Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility).  Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung didalamnya sesuai dengan tema yang dipilih.  Bagaimana menjadikan Pusat Kreativitas Seni menjadi pusat pelatihan dan pengembangan komunitas dan ruang terbuka (public space pada wilayah perancangan tersebut).

   Bagaimana pengolahan ruang luar dan dalam yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda, misalnya;  Media berekspresi (seperti tembok yang memang disediakan untuk para bomber berkreasi) sekaligus tempat pameran.

  1.4 Pendekatan Masalah

  Adapun pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah :

   Studi Pustaka yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang digunakan untuk memperoleh informasi dan bahan literatur yang sesuai dengan materi laporan yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah.

   Studi Literatur terhadap kasus sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan pada bangunan yang sudah ada untuk mendukung proses perencanaan dan perancangan.

   Studi Literatur terhadap tema yang dipilih agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan kasus perancangan.  Studi Lapangan mengenai kondisi sekitar lokasi studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus.  Wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sudah pasti akurat untuk keperluan data proyek.

1.5 Lingkup/Batasan Masalah

  Lingkup perencanaannya adalah :  Menelusuri info akan pentingnya keberadaan komunitas di kota Medan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

   Mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anggota komunitas dengan cara membangun tempat untuk para anggota komunitas sebagai sarana pendidikan informal.

  Sedangkan yang menjadi batasan dalam merencanakan proyek ini adalah:  Membahas masalah-masalah yang dihadapi dalam menciptakan sarana yang nyaman untuk mengekspresikan kreativitas sekaligus tempat bernanung anggota komunitas.

   Mencari solusi dari masalah-masalah tersebut dan menjadikannya sebuah kriteria dalam merancang taman dan bangunan pendukung sebagai fasilitas semi-pendidikan sekaligus tempat yang bisa dikunjungi oleh masyarakat.

   Membahas peranan fasilitas tersebut bagi keberlangsungan negara dan sebagai tempat semi-pendidikan yang syarat dengan hiburan dan ilmu pengetahuan.

1.6 Kerangka Berfikir Latar Belakang

  1. Medan memiliki luas wilayah yang relatif

  kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar.

  2. Kegiatan masyarakat menjadi semakin padat dan beragam.

  3. Dalam keberagaman kegiatan

  4. Sebagai salah satu sarana rekreasi di provinsi Sumatera Utara.

  3. Sebagai wadah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dalam hal mendukung komunitas seni.

  2. Membantu pemerintah dalam hal meningkatkan kualitas generasi muda.

  Sebagai media untuk membantu para komunitas seni berkarya.

  Maksud dan Tujuan 1.

  • – kegiatan ini Medan Memiliki komunitas
  • – komunitas yang kreatif.

  Analisa

  2. Bagaimana untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.

  Bagaimana merancang sebuah tempat pusat kreativitas dan bangunan pendukungnya agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

  Perumusan Masalah 1.

  Judul : Pusat Kreativitas Seni Tema Perancangan : Arsitektur Ekspresionisme

  Pengumpulan Data

  Survey Lokasi :  Pemilihan lahan yang sesuai  Kondisi lahan yang ada Survey Literatur :  Data RUTRK  Data Arsitek

  Design Perancangan Konsep Perancangan

   Konsep Dasar  Konsep Perancangan Tapak  Konsep Perancangan Bangunan  Konsep Struktur Bangunan  Konsep Utilitas Bangunan

   Analisa Kondisi Tapak  Analisa Fungsional  Analisa Teknologi

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

  Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan.

  BAB I PENDAHULUAN Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi

  permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan laporan.

  BAB II DESKRIPSI PROYEK Berisikan uraian tentang tinjauan umum yang meliputi kasus proyek, tema proyek,

  status, kepemilikan, sumber dana, luas lahan, lokasi, serta kajian yang menyangkut sosial budaya, tinjauan literatur proyek, serta studi banding proyek sejenis.

  BAB III ELABORASI TEMA Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema

  dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.

  BAB IV ANALISA PERANCANGAN Berisikan uraian analisa ruang luar meliputi lokasi, kondisi dan potensi lahan,

  prasarana, karakter lingkungan, orientasi, pemandangan (view), sirkulasi (pencapaian), ruang dalam: pemakai dan aktivitas, organisasi ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang, bentuk massa (bangunan), sistem struktur, mekanikal (elektrikal), sosial buadaya, kepadatan penduduk, kunjungan kepariwisataan, tingkat pendapatan penduduk.

  BAB V KONSEP PERANCANGAN Berisikan konsep dasar dan konsep lanjutan tentang kompleks, konsep bangunan

  yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.

  BAB VI DESAIN Berisikan desain berupa gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data, dan konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

  Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini.

  LAMPIRAN