BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul - Pusat Kreativitas Seni (Araitektur Ekspresionisme)

BAB II DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

  Judul yang menjadi usulan proyek adalah Pusat Kreativitas Seni yang memiliki pengertian sebagai berikut. Pusat menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah:

   Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb).  Yang menjadi sasaran perhatian.  Kreativitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: proses mental yang melibatkan pemunculan(concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan teori yang sudah ada.

   Seni menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki 3 arti, antara lain:  Seni diartikan halus, kecil, dan halus tipis, lembut dan enak didengar, mungil, dan elok.  Keahilan membuat karya bermutu (dilihat dari segi keindahan dan kehalusannya).  Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Berdasarkan pengertian di atas, maka PUSAT KREATIVITAS SENI adalah suatu tempat dimana individu maupun kelompok yang umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama, yaitu keahlian membuat karya bermutu, dan berkembang melalui proses mental dengan ide dan konsep baru, yang menjadi tumpuan dan sasaran perhatian masyarakat.

2.2 Tinjauan Umum

  Menurut KBLI (KLasifikasi Baku Lapangan Usaha) tahun 2009, ada 15 subsektor yang dianggap merupakan industri kreatif, diantaranya adalah:

  14

  A. Periklanan

  Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan.

  B. Arsitektur

  Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape

  

architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur

taman, desain interior).

  C. Pasar Barang Seni

  Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.

  Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

  E. Desain

  Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

  F. Fashion

  Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

  15

  G. Video, Film, dan Fotografi

  Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

  H. Permainan Interaktif

  Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

I. Musik

  Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

  J. Seni Pertunjukan

  Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

  K. Penerbitan & Percetakan

  Kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan media cetak. Subsektor ini juga mencakup terbitan khusus misalnya penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, dll.

  L. Layanan Komputer dan Piranti Lunak

  Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.

  16

  M. Televisi dan Radio

  Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi , penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

  N. Riset & Pengembangan

  Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan.

  O. Kuliner

  Kegiatan kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel dan pasar internasional. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa Indonesia memiliki warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya merupakan sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia.

2.3 Tinjauan Khusus

  Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari Pusat Kreativitas Seni, maka perlu peninjauan secara khusus berdasarkan fungsi daripada Pusat Kreativitas Seni itu sendiri. Berdasarkan 15 subsektor industri kreatif menurut KBLI 2009, diambil hanya 4 subsektor untuk menjadi batasan kreatif pada kasus proyek, yaitu

  video, film, dan fotografi, musik, riset pengembangan

  , dan seni

  pertunjukan

  . Karena 4 subsektor tersebut merupakan subsektor yang paling berkembang dan diminati oleh anak muda Medan.

  17

2.4 Tinjauan Proyek

  18

  2.4.1 Deskripsi Proyek Pusat Kreativitas Seni

  merupakan sarana yang bertujuan untuk memberikan fasilitas bagi komunitas kreatif seni di Medan untuk mengembangkan bakat mereka, memberikan fasilitas yang lebih layak untuk murid ekstrakulikuler dari Sekolah Menengah Atas untuk berlatih dan melakukan pertunjukan, dan sebagai salah satu sarana pariwisata pertunjukan seni kreatif mulai dari kalangan anak-anak sampai dewasa.

  2.4.2 Pendekatan Pemilihan Lokasi

   ALTERNATIF 1 Berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Medan Sunggal, dengan luas tapak batas ± 4 ha, dan batas tapak sebagai berikut: Utara : Jasa Raharja, Rumah Penduduk, SPBU Timur : Ruko (Bangunan Komersil) Selatan : Rumah Penduduk Barat : BPKP

Gambar 2.1 – Alternatif Lokasi 1

   ALTERNATIF 2 Berada di Jalan Guru Patimpus, Kecamatan Medan Barat, dengan luas site ±1.9 Ha, kondisi eksisting merupakan bangunan eks-Deli Plaza, dan batas tapak sbb: Utara: Jalan Guru Patimpus Timur: Jalan Balai Kota Selatan: Capital Building Barat: Sungai Deli

Gambar 2.2 – Alternatif Lokasi 2

   ALTERNATIF 3 Berada di Jalan Perintis Kemerdekaan

  • – Jalan Sutomo Ujung, dengan luas site ±2 Ha, kondisi eksisting merupakan Taman Budaya yang sedang dalam program relokasi, dengan batas tapak sbb: Utara: Jalan IAIN Timur: Jalan Adi Negoro Selatan: Jalan Perintis Kemerdekaan Barat: Jalan Sutomo, SMK Negeri 11

  19

  • – Tabel Wilayah Perencanaan Pengembangan Kota Medan

  20

  Pemilihan lokasi pertama kali dilakukan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Medan. Melalui RUTRK tersebut diperoleh pembagian blok-blok sbb: Tabel 2.1

  WPP Cakupan Kecamatan Pusat Pengembangan Peruntukan Lahan Program Pembangunan WPP A M. Belawan

  M. Marelan M. Labuhan

  BELAWAN Pelabuhan, Industri, Permukiman,

  Rekreasi,

  Maritim Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman.

Gambar 2.3 – Alternatif Lokasi 3

2.5 Tinjauan Lokasi

2.5.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

  WPP B

  M.Deli TJ. MULIA Perkantoran, Jalan baru, jaringan air Perdagangan, minum, pembuangan

  Rekreasi

  sampah, sarana Indoor, pendidikan.

  Permukiman

  

WPP C M. Timur AKSARA Permukiman, Sambungan air minum,

  Perdagangan, M. Perjuangan septic tank, jalan baru,

  Rekreasi

  M. Tembung rumah permanen, sarana

  M. Area pendidikan dan

  M. Denai kesehatan. M. Amplas

  WPP D M. Johor

  INTI KOTA CBD, Pusat Perumahan permanen, Pemerintahan,

  M. Baru pembuangan sampah,

  Hutan M. Kota sarana pendidikan.

  Kota, Pusat M. Maimoon

  Pendidikan, M Polonia

  Perkantoran,

  Rekreasi Indoor,

  Permukiman

  WPP E SEI SEKAMBING

  M. Barat Permukiman, Sambungan air minum,

  21 M. Helvetia Perkantoran, septic tank, jalan baru, M. Petisah Perdagangan, rumah permanen,

  sarana M. Sunggal Konservasi, Rekreasi, pendidikan dan

  M. Selayang kesehatan.

  Lapangan Golf, M. Tuntungan

  Hutan Kota

  Sumber: Hasil Olah Data Primer

  Kota Medan yang merupakan kota yang saat ini sedang mengembangkan berbagai usaha diantaranya adalah usaha komersial dan jasa kepada masyarakat dan sedang menuju Medan Metropolitan. Pusat Kreativitas Seni adalah bangunan yang tergolong dalam bangunan komersial sehingga dalam pemilihan lokasi nantinya harus mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial dan jasa.

  Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi proyek ini disajikan dalam bentuk Tabel 2.1 seperti di bawah ini: Tabel 2.2

  • – Kriteria Pemilihan Lokasi

  No. Kriteria Lokasi 1.

  Tinjauan terhadap Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah struktur kota kawasan komersil. Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai penghubung transportasi.

  2. Pencapaian Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan

  pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas adalah anak muda.

  3. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencakupi kebutuhan ruang secara fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan (min.

  1 Ha).

  4. Kemudahan Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses entrance oleh pengguna dan pengunjung bangunan.

  22

  5. Kontur tapak Kontur tapak dibuat tidak beraturan karena lebih mengandalkan lansekap.

  6. Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang

  berlebihan merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

  Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.5.2 Kondisi Lingkungan

  Untuk mendapatkan lokasi terbaik dan didukung dengan peruntukan lahan yang sesuai dengan fungsi proyek, dilakukan perbandingan lokasi tapak yang disajikan pada tabel dibawah ini.

  Tabel 2.3

  • – Perbandingan Lokasi Tapak

  Gatot Subroto Guru Patimpus Perintis Kemerdekaan No. Kriteria Nilai Nilai Nilai 1.

  Aksesibilitas

  4

  4

  4 ● Jaringan transportasi

  3

  4

  4 ● Jumlah angkutan umum

  4

  4

  4 ● Jalur sirkulasi pejalan kaki 2.

  Area pelayanan (tidak

  4

  4

  2 berdekatan dengan fasilitas sejenis) 3. Ketenangan, intensitas

  4

  3

  3 kebisingan, dan kemacetan yang rendah.

  23

  4. Tingkat polusi udara rendah.

  4

  2

  2 5. Ketersediaan sarana air

  4

  4

  4 bersih.

  6. Ketersediaan jaringan listrik

  4

  4

  4 dan telepon.

  7. Sarana dan prasarana

  4

  3

  4 permukiman.

  8. Topografi lahan relatif datar.

  4

  4

  4 9. Kondisi tanah cukup subur

  4

  2

  3 (untuk vegetasi) 10.

  Lokasi tidak rawan dari

  3

  2

  3 bencana alam dan banjir

  11. Lokasi jauh dari sumber negative

  2

  4

  4 ● Lokalisasi

  2

  2

  4 ● Night club 12.

  Bentuk lahan

  4

  4

  4 13. Permukiman penduduk

  2

  2

  2 ● Kepadatan relatif sedang

  3

  4

  2 ● Kondisi lingkungan teratur 14.

  Urbanisasi Penduduk

  4

  2

  3 TOTAL

  63

  44

  60 Sumber: Hasil Olah Data Primer

  24 Berdasarkan hasil perbandingan ketiga lokasi, didapat bahwa lokasi yang berada di Jalan Gatot Subroto merupakan lokasi terbaik untuk membangun fasilitas rekreasi dan sarana pendidikan, sebagaimana Pusat Kreativitas

  Seni nantinya akan menjadi fasilitas rekreatif edukatif.

2.5.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak

  Kondisi kawasan Medan Sunggal lebih didominasi oleh perumahan warga. Sedangkan disepanjang jalan Gatot Subroto banyak terdapat bangunan komersil (pertokoan), rumah makan, dan ruko yang sekaligus rumah penduduk dengan rata-rata ketinggian bangunan 2-3 lantai.

  Saat ini kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang kurang hidup karena tidak adanya fasilitas hiburan/rekreasi yang setiap harinya selalu buka. Hanya ada PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara) yang dibuka pada bulan Maret sampai April.  Lokasi : Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal, Medan, Sumatera Utara. Luas Site : ± 3 ha Arah lalu lintas : 1 arah Orientasi site: Menghadap ke Utara. Eksisting site: Lahan kosong. Kondisi site: Relatif datar. Batas Site Utara : Jasa Raharja, Rumah Penduduk, SPBU Timur : Ruko (Bangunan Komersil) Selatan : Rumah Penduduk Barat : Usaha Milik Swasta Peruntukan Lahan: Permukiman, perdagangan, konservasi, wisata kota, pelayanan jasa  Pemilik Lahan : Swasta  KDB : 60% (sesuai ketetapan RUTRK Kec. Medan Sunggal)  KLB : 1-6 lantai (sesuai RUTRK Kec. Medan Sunggal)

  25

   GSB : Jl. Gatot Subroto : 15 meter Tapak yang berada di Jalan Gatot Subroto memiliki potensi sebagai berikut:  Site terletak di daerah yang minim dengan tempat hiburan sehingga dapat memaksimalkan urbanisasi penduduk.  Bentuk site melebar sehingga dapat memaksimalkan hasil desain yang merupakan bangunan multi massa.  Lokasi terletak di jalan utama sehingga dapat meminimalisirkan kemacetan.  Pencapaian site mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.  Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan, sehingga mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan.  Utilitas kawasan bagus. Sedangkan untuk kekurangannnya sendiri adalah:  Akses masuk ke lokasi site hanya bisa dari jalan utama karena tiga sisi lainnya berbatasan dengan rumah penduduk dan bangunan komersil (ruko).  Lokasi site tidak dekat dari pusat kota (meskipun tidak terlalu jauh).

  Kondisi Sekitar Site

  4

  3

  5

  2 SITE

  6

  1

  7

  8 Gambar 2.4 – Peta Lokasi Site

  26

  1

  1

  2

  3 Gambar 2.5 – Ruko Milik Swasta Gambar 2.6 – Kantor Pos Gambar 2.7 – Jasa Raharja

  4

  4

  4

  5

  6 Gambar 2.9 – SPBU

Gambar 2.8 – Rumah Penduduk Gambar 2.10 – Usaha Dagang

  7

  8

  7 Gambar 2.12 – Rumah Penduduk Gambar 2.11

  • – Rumah Penduduk

2.6 Tinjauan Fungsi

  Seperti hal yang sudah dipaparkan pada Tinjauan Khusus sebelumnya, Pusat

  Kreativitas Seni

  bertujuan sebagai tempat pelatihan, pameran, dan pertunjukan kreatif seni yang berpusat di Kota Medan. Adapun untuk menjalankan tujuan tersebut ada aspek-aspek yang menjadi bagian dari fungsi tersebut, yaitu pengguna, kegiatan, perilaku, ruang, dan persyaratan kriteria ruangnya.

2.6.1 Deskripsi Pengguna

  27 Adapun pengguna Pusat Kreativitas Seni terdiri dari:  Pengelola Anggota Komunitas

  SUBSEKTOR

  VIDEO, FILM, SENI MUSIK RISET FOTOGRAFI PERTUNJUKAN PENGEMBANGAN  LOMONESIA MEDAN

   MEDANMOVEMENT  MEDANMOVEMENT  AKBER MEDAN

   MEDAN STREET  AVATAR MAGIC  BLOGGER SUMUT HUNTING COMMUNITY

   MEDAN PHOTOGRAPHY  MANAGEMENT CLUB MAGIC TALLENT

   OPICK PICTURE  GRAMMAR FAMILY

   SEMESTA FILM  FIKSI MINI MEDAN.

  Diagram Struktur Pengguna Dari Anggota Komunitas

   Murid ekstrakulikuler (bidang seni kreatif) dari Sekolah Menengah Atas

  SEKOLAH

SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4

 SSS (Sanggar  Cheerleaders  Teater Temuga  Tester Enceng

Seni Smansa)

  Gondok  Band/folksong

   Cheerleaders  Modern Dance  Cheerleaders  Tradisional Dance  Cheerleaders

  28

  • – 22:00 setiap harinya.

  29  Murid TK, SD, dan SMP

  Menggunakan fasilitas hanya jika akan mengadakan pertunjukan dan latihan sebelum show.

   Pengunjung Pusat Kreativitas Seni.

  Pengunjung berasal dari semua golongan umur, baik anak-anak, remaja, dan dewasa. Biasanya pengunjung menggunakan kendaraan pribadi atau umum maupun menggunakan bus (misalnya sejumlah anak TK/SD/SMP akan mengadakan festival ataupun menonton).

2.6.2 Deskripsi Kegiatan

  Deskripsi perilaku yang akan dibahas adalah perilaku pegawai, anggota komunitas, murid ekstrakulikuler, murid TK, SD, dan SMP, dan pengunjung.

  2.6.2.1 Kegiatan Pengelola

  Para pegawai melakukan aktifitas dari pukul 07:00

  2.6.2.2 Kegiatan Anggota Komunitas Pengelola Datang Bekerja,

solat.

  Pulang Parkir Anggota Komunitas

  Datang Melakukan kegiatan kreatif, berkumpul. Makan, solat.

  Pulang Parkir Parkir Istirahat

  • – Kebutuhan Ruang

  30

  2.6.2.3 Kegiatan Murid Ekstrakulikuler SMA

  2.6.2.4 Kegiatan Anak TK, SD, SMP

  Tabel 2.4

  

FUNGSI FASILITAS PENGGUNA KEGIATAN

FASILITAS GALERI

  Pengelola  Mengatur administrasi.

   Memeriksa kondisi barang.

  Murid SMA Datang Melakukan kegiatan ekstrakulikuler, makan, berkumpul, melihat pameran, menonton show, solat.

  Pulang

Parkir Parkir

Istirahat

  TK, SD, SMP Datang Show, menonton pertunjukan, bermain di open space, makan, solat.

  Pulang Pengunjung Datang

  Pulang Parkir Parkir Menonton pertunjukan, melihat pameran, membeli souvenir, solat.

2.6.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang

  UTAMA

  Anggota Komunitas  Melayani pengunjung.

  Pengunjung  Melihat dan menyaksikan produk kreatif yang dipamerkan  Membeli produk yang dipamerkan sebagai salah satu sumber dana.

   Isoma.

  TEATER

  Pengelola  Mengatur administrasi  Mengawasi.

  Komunitas, anak TK,  Berlatih tari, drama, drama SD, SMP, SMA musikal.

   Melakukan pertunjukan. Pengunjung  Menonton pertunjukan.

FASILITAS AMFITEATER

  Pengelola  Mengelola area pertunjukan ruang

  PENUNJANG luar.

   Mengatur administrasi. Anggota Komunitas,  Melakukan pertunjukan. Murid TK, SD, SMP, SMA, pengunjung.

  Pengunjung  Menyaksikan pertunjukan.

  GELADERI

  Anggota Komunitas  Mengatur administrasi  Melayani pengunjung.

  Pengunjung  Mendengarkan seminar.

  ETALASE

  Pengelola  Melayani pengunjung.

   Mengatur administrasi. Pengunjung  Membeli souvenir.

  31

  CAFE

  Pengunjung  Makan dan minum.

   Duduk-duduk.  Ngobrol.

  ROOFTOP

  Anggota Komunitas,  Nge-band akustik.

  GIGS Murid SMA FASILITAS KANTOR

  Manager

   ADMINISTRASI PENGELOLA

  Karyawan

FASILITAS POS SATPAM

  Satpam  Menjaga keamanan.

  SERVICE

   Isoma Karyawan  Menyimpan barang.

   Membersihkan KM/WC.  Menghidupkan dan mematikan genset.

  FASILITAS

  Pengelola  Memarkirkan kendaraan

  PARKIR

  Pengunjung

  Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.7 Pemilik dan Sumber Dana

  2.7.1 Pemilik Proyek Swasta dan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan.

  2.7.2 Sumber Dana

  Sumber dananya sendiri didapat dari donatur (pemilik swasta), hasil karya yang dibeli oleh pengunjung pada saat pameran, biaya sewa gedung untuk murid ekstrakulikuler, biaya sewa gedung untuk acara tertentu (seperti fotografi dan seminar), dan harga tiket masuk pertunjukan yang dilakukan oleh anggota komunitas, festival (oleh murid TK, SD, SMP, dan SMA).

  32

  • – Jadwal Pertunjukan, Tempat, dan Harga Tiket Masuk

  50.000 (umum) & 25.000 (pelajar) 6.

  Amfiteater 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

  show.

  Gigs dan modern dance & magic

  Cheerleader s 1 x sebulan Sabtu (siang-sore) diikuti dengan

  50.000 (umum) & 25.000 (pelajar) 8.

  Rooftop Akustikisme

  show.

  Film 1 x seminggu Senin (malam) Geladeri 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar) 7. Gigs 1 x sebulan Sabtu (malam) diikuti dengan show dari modern dance dan magic

  Dinding Pada Jalur Servis)

  33 Tabel 2.5

  Ekspresi (Galeri dan

  Amfiteater 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar) 5. Graffiti 1 x seminggu Sabtu (pagi-sore) Dinding

  (tradisional) 1 x sebulan Minggu (siang- sore)

  (pelajar) 4. Tari & Drama

  Ekspresi 50.000 (umum) & 25.000

  (pelajar) 3. Seminar 1 x seminggu Jumat (malam) Geladeri

  Ekspresi 50.000 (umum) & 25.000

  Teater 1 x sebulan Minggu (malam) Teater 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar) 2. Fotografi Setiap hari Setiap hari Galeri

  No. Pertunjukan Range Show Jam Tempat HTM (Rp) 1.

  Sumber: Hasil Olah Data Primer (survey)

  • – Sumber Dana (asumsi berdasarkan studi banding proyek sejenis)

  34 Ekstrakulikuler bidang seni kreatif Sekolah Menengah Atas diambil hanya ekstarkulikuler yang cukup berkembang sampai dengan berkembang. Dan memprioritaskan SMA Negri karena bekerja sama dengan Dinas Pendidikan.

  Dengan asumsi mereka menyewa gedung untuk tempat latihan sebagai salah satu sumber dana. Pada dasarnya tidak ada patokan untuk besarnya biaya ekstrakulikuler per bulan. Tergantung pada bidang ekskul masing-masing dan jika show biasanya mereka mengeluarkan dana ekstra untuk membeli perlengkapan kostum sebesar Rp. 100.000,- keatas.

Tabel 2.6 – Ekstrakulikuler SMA yang Menyewa Fasilitas.

  

No. Nama Ekskul Sekolah Biaya Sewa per Bulan

1.

  Teater Enceng Gondok SMAN 4 Rp. 50.000 2.

  Teater Temuga SMAN 3 Rp. 50.000 3.

  Band/folksong SMAN 3 Rp. 50.000 4. Modern Dance SMAN 1-4 Rp. 50.000 5. Tradisional Dance SMAN 4 Rp. 50.000 6. SSS (Sanggar Seni Smansa) SMAN 1 Rp. 50.000 7.

  Cheerleaders SMAN 1- 4 Rp. 50.000

  Sumber: Hasil Olah Data Primer (survey)

  Lalu dari penyewaan fasilitas untuk kegiatan fotografi (misalnya untuk foto buku tahunan atau pra-wedding), kegiatan seminar, dan dari kafe.

  Tabel 2.7

  No. Fasilitas Kegiatan Range Kegiatan Biaya 1.

  Penyewaan Gedung Fotografi 1 x seminggu Rp. 2.000.000 Seminar 1 x seminggu Rp. 1.000.000 2.

  Teater (200 orang) Seni Pertunjukan 1 x sebulan Umum Rp. 50.000 Pelajar Rp. 25.000

3. Amfiteater Seni Pertunjukan 1 x seminggu Umum Rp. 50.000

  Pelajar Rp. 25.000 4. Ekstrakulikuler Berlatih 1 x seminggu Rp. 50000 / bulan 5. Barang Terjual Asumsi - - 6. Kafe Makan minum Setiap hari Asumsi

  Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.8 Studi Banding Fungsi Sejenis

2.8.1 KOMUNITAS SALIHARA

  2 Komunitas Salihara dengan luas sekitar 3.060 m , merupakan komunitas seni

  yang sudah sangat dikenal luas. Agar kegiatan komunitas bisa berjalan dengan baik, mereka menginginkan tempat baru yang lebih representatif untuk menampung kegiatan-kegiatan komunitas, dan kegiatan-kegiatan seni di Jakarta.

  Dari segi rancangan bangunan, kompleks Komunitas Salihara dapat dipandang sebagai sebuah percobaan arsitektur yang menarik, yang merupakan karya tiga arsitek dengan kecenderungan masing-masing

  —gedung teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya, dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya kemudian duduk bersama untuk memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun rumah baru bagi kesenian dan pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat energi.

Gambar 2.13 – Interior Salihara 1 Gambar 2.14 – Interior Salihara 2

  35 Bangunan ini merupakan pengganti Komunitas Utan Kayu yang merupakan sebuah kantong budaya di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta Timur, dibentuk oleh sebagian pengasuh majalah Tempo sekitar setahun setelah majalah itu dibredel pemerintah pada 1994, dan juga oleh sejumlah sastrawan, intelektual, seniman, wartawan. Komunitas ini terdiri atas Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Galeri Lontar, Teater Utan Kayu (TUK), Kantor Berita Radio 68H, dan Jaringan Islam Liberal.

  Tiga di antaranya yang bergerak di lapangan kesenian —Galeri Lontar,

  Teater Utan Kayu, dan Jurnal Kebudayaan Kalam (jurnal ini sudah berdiri awal 1994, dengan dukungan penuh majalah Tempo)

  —secara terus-menerus berupaya menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan artistik dan intelektual, baik melalui pertunjukan kesenian, pameran seni rupa, ceramah dan diskusi.

  Komunitas Utan Kayu pun sudah biasa mengelola kegiatan berskala internasional, diantaranya Jakarta International Puppetry Festival (2006),

  Slingshort Film Festival (2006), dan International Literary Biennale yang kali keempatnya berlangsung pada Agustus tahun 2007.

  Untuk mengembangkan sayap seni dan budayanya, Teater dan Galeri yang sebelumnya berada di Utan Kayu dipindahkan ke gedung baru yang berada dalam naungan kompleks Komunitas Salihara yang terdiri dari 3 unit ruangan utama, yaitu Galeri Salihara, Teater Salihara, Serambi Salihara serta ruangan penunjang yaitu Teater Atap, Kedai Kopitiam Oey-Salihara, Arsip

  Salihara (tidak dibuka untuk umum) , dan Gerai Salihara.

   Galeri Salihara Galeri Salihara yang mulai berkiprah pada Agustus 2008 dan telah menyelenggarakan lebih dari 10 pameran dan proyek seni rupa yang konseptual, bertolak dari Galeri Lontar.

  Galeri Salihara, berbeda dari kebanyakan bangunan galeri umumnya — mengambil bentuk silinder dengan lingkar sedikit oval. Ruang kosong dengan dinding melingkar tanpa sudut, tanpa batas, akan memberikan perspektif pandang yang lebih luas.

  36

  Gambar 2.16

  • – ‘Legacy Cacoon’ oleh

Gambar 2.15 – Interior Galeri Salihara Nus SalomoGambar 2.17 – Seni Vector ‘Madu, Racun, dan Negeriku’ Gambar 2.18 – Pameran Graffiti

  Gambar 2.19

  • – Indonesia in The Midst of Catastrophes

  37

Gambar 2.20 – ‘Sisyphus’ oleh Agapetus

   Teater Salihara Teater Salihara dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung teater black box pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi ruang rias berikut segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern. Bagian atap Teater Salihara juga dirancang sebagai teater terbuka, bernama Teater Atap Salihara.

Gambar 2.21 – Teater

  Gambar 2.22

  • – Interior Teater 1

Gambar 2.23 – Interior Teater 2

  38

Gambar 2.24 – Pertunjukan di Teater Salihara Gambar 2.25 – Antusiasme Masyarakat

   Serambi Salihara Ruangan ini, yang terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dapat digunakan untuk acara diskusi, kuliah umum, atau pemutaran film, dengan daya tampung sekitar 70 orang. Serambi Salihara juga berfungsi sebagai ruang tunggu yang menyediakan bahan bacaan (buku, majalah, dan katalog pameran) yang hanya bisa dibaca di tempat.

  Gambar 2.26

  • – Serambi Salihara

  39

   Teater Atap Inilah ruang terbuka yang merupakan atap bangunan Teater Salihara. Atap ini juga berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan lantai tanah berumput yang membuat ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai ruang teater tebuka, Teater Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit, konser musik, pembacaan sastra, pemutaran film, dan pembukaan pameran seni rupa. Teater Atap juga dilengkapi dengan fasilitas bar mini yang menyediakan makanan dan minuman bagi penonton yang sedang menikmati pertunjukan di sana.

Gambar 2.27 Gambar 2.28

  • – Teater Atap – Teater Atap

Gambar 2.29 – Akustik Band di Teater Atap Gambar 2.30 – Teater Atap

  40

Gambar 2.31 – Teater Atap Gambar 2.32 – Teater Atap

   Arsip Salihara (tidak dibuka untuk umum) Arsip Salihara berperan sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan seluruh data (teks, foto, audio, video dan komunikasi visual) program- program yang pernah diadakan di Komunitas Salihara. Di samping itu, ia juga mengoleksi berbagai buku dari bidang sastra, seni, dan filsafat.

Gambar 2.33 – Arsip Salihara Gambar 2.34 – Arsip Salihara

   Kedai Kopitiam Oey-Salihara Sambil menunggu pertunjukan dimulai atau untuk menikmati suasana Komunitas Salihara, bisa mencoba menu spesial dari Kedai Kopi Tiam Oey

  41 yang terkenal. Kedai Kopitiam Oey-Salihara pun menyediakan fasilitas internet nirkabel (WiFi) gratis.

   Gerai Salihara

Gambar 2.35 Gambar 2.36

  • – Interior Kopitiam-Oey Salihara – Interior Kopitiam-Oey Salihara

Gambar 2.37 – Interior Kopitiam-Oey SaliharaGambar 2.38 – Menu Selat Solo

   Gerai Salihara Gerai mungil ini mulai dikelola sejak April 2011 menggabungkan berbagai cindera mata (merchandise) karya seniman yang pernah berpameran di Galeri, tampil di teater atau bekerja sama dengan Salihara; mendekatkan dengan para seniman atau kelompok seni yang karya-karyanya anda minati.

  42

  • – Gerai Salihara Gambar 2.40
  • – Gerai Salihara
  • – Interior Gerai Salihara

  43 Gambar 2.39

Gambar 2.42 – Interior Gerai Salihara Gambar 2.41Gambar 2.43 – Interior Gerai Salihara

  44 Pada dasarnya Komunitas Salihara terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap saat. Selain jadwal acara yang bisa dilihat di menu Acara dan Kalender, beberapa jadwal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:  Kopitiam Oey Salihara, buka tiap hari pukul 09:00—22:00 WIB  Gerai Salihara, buka tiap Senin—Sabtu pukul 12:00—20:00 WIB  Waktu operasional loket dan kontak informasi Salihara, tiap Senin—

  Jumat pukul 09:00 —17:00 WIB. Khusus saat ada acara, waktu operasional diperpanjang hingga pukul 20:00 WIB. Di akhir pekan atau hari libur nasional (jika ada acara) pukul 16:00 —20:00 WIB.

   Waktu operasional kantor Salihara adalah Senin—Jumat pukul 09:00— 17:00 WIB. Atas fleksibilitas panggung dan tribun ruang-ruang pertunjukan di Salihara, kursi-kursi di ruang-ruang tersebut tidak bernomor. Penonton bebas memilih kursi di baris mana pun. Tiket yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan atau ditukar dengan tiket pertunjukan lain. Jika ingin menampilkan karya di Salihara, ada 2 cara, yaitu:  Menjadi program Salihara Dengan menjadi program Salihara berarti pementasan/pameran karya anda dikelola oleh Salihara; tidak hanya teknis pentas/pameran, melainkan juga dokumentasi dan publikasinya. Karya yang diusulkan akan disaring dan diputuskan melalui rapat Dewan Kurator, untuk program di tahun berikutnya.

   Menyewa ruang Salihara Jika tidak ingin melalui prosedur seleksi kuratorial, bisa menyewa ruang beserta fasilitas di Komunitas Salihara.

  Ruang-ruang dan area Salihara dapat disewa oleh khalayak umum selama tidak berbenturan dengan jadwal program yang diselenggarakan. Ruang-ruang dan area Salihara bisa dijadikan sebagai tempat pemotretan baik untuk kepentingan media maupun umum, sesuai dengan ketentuan sewa yang berlaku.