Pusat Kreativitas Seni (Araitektur Ekspresionisme)

(1)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

BEATRICE

090406049

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

PUSAT KREATIVITAS SENI

(ARSITEKTUR EKSPRESIONISME)

Oleh :

BEATRICE

09 0406 049

Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, MT.

NIP.

19660622 199702 1 001

Firman Eddy, ST, MT.

NIP : 19630716 199802 2 001

R. Lisa Suryani, ST, MT.

NIP : 19770606 200312 2 003


(3)

(SHP2A)

Nama

: Beatrice

NIM

: 09 0406 049

Judul Proyek Tugas Akhir

: Pusat Kreativitas Seni

Tema

: Arsitektur Ekspresionisme

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No.

Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing

I

Paraf

Pembimbing

II

Koordinator

TKA-490

1.

Lulus Langsung

2.

Lulus

Melengkapi

3.

Perbaikan

Tanpa Sidang

4.

Perbaikan

Dengan Sidang

5.

Tidak Lulus

Medan, Juli 2013

A

B+

B

C+

C

D

E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir.N

.

Vinky Rahman, MT. NIP : 19660622 199702 1 001

Koordinator TKA-490,

Ir. Basaria Talarosa, MT. NIP : 19650109 199501 2 001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara. Serta kepada Ibu saya, Tiarlyn Rajagukguk, yang selalu memberikan dukungan kepada saya setiap hari.

Pada kesempatan ini, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar – besarnya kepada pembimbing Tugas Akhir saya, Bapak Firman Eddy, ST, MT. dan Ibu R. Lisa Suryani, ST, MT. Serta kepada dosen penguji, Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. dan Ibu Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, Ph.D, atas kesediaan membimbing, memotivasi, memberi masukan, dan waktu beliau sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Saya juga berterima kasih kepada:

 Ibu Ir. BasariaTalarosa, MT. selaku Koordinator Tugas Akhir, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Semua teman – teman 2009 yang selalu memberi dukungan dan semangat tiada habisnya, khususnya Bonyta, Florine, Angela, Aci, Aya, Devita, Sesilia, Biman, Danu, Adib, Reza, Amed, Ares, Mukhtar, dan 2NE1.

 Diaz Putra dan Tifani Krismanawati yang telah membantu survey saya di Salihara, Jakarta.  Senior – senior saya yang telah membantu saya.

 Seluruh komunitas kreatif di Medan yang telah membantu saya.  Adik – adik stambuk 2012 yang ikut membantu saya.

Tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya terima. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2013 HormatSaya


(5)

iii

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A) ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 8

1.3 Lingkup Permasalahan ... 9

1.4 Metode Pendekatan ... 9

1.5 Lingkup dan Batasan Proyek ... 10

1.6 Kerangka Berpikir ... 11

1.7 Sistematika Penulisan Laporan ... 12

BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 14

2.1 Terminologi Judul ... 14

2.2 Tinjauan Umum ... 14

2.3 Tinjauan Khusus ... 17

2.4 Tinjauan Proyek ... 18

2.4.1 Deskripsi Proyek ... 18

2.4.2 Pendekatan Pemilihan Lokasi ... 18

2.5 Tinjauan Lokasi ... 20

2.5.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 20

2.5.2 Kondisi Lingkungan ... 22

2.5.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak ... 25

2.6 Tinjauan Fungsi ... 27

2.6.1 Deskripsi Pengguna ... 27

2.6.2 Deskripsi Kegiatan... 29


(6)

iv

2.6.2.1 Kegiatan Pengelola ... 29

2.6.2.2 Kegiatan Anggota Komunitas ... 29

2.6.2.3 Kegiatan Murid Ekstrakulikuler SMA ... 30

2.6.2.4 Kegiatan Anak TK, SD, SMP ... 30

2.6.2.5 Kegiatan Pengunjung ... 30

2.6.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 30

2.7 Pemilik dan Sumber Dana ... 32

2.7.1 Pemilik Proyek ... 32

2.7.2 Sumber Dana ... 32

2.8 Studi Banding Fungsi Sejenis ... 35

2.8.1 Komunitas Salihara ... 35

BAB III ELABORASI TEMA ... 45

3.1 Alasan Pemilihan Tema ... 45

3.2 Tinjauan Umum Tema ... 45

3.2.1 Pengertian Ekspresionisme ... 45

3.2.2 Ekspresionisme Secara Umum... 46

3.2.3 Karateristik Ekspresionisme ... 47

3.3 Interpretasi Tema ... 48

3.4 Studi Banding Tema Sejenis ... 48

3.4.1 Walt Disney Hall oleh Frank O. Gehry ... 48

3.4.2 Einstein Tower oleh Eric Mendelson ... 50

3.4.3 Guggenheim Museum In Bilbao... 50

3.4.4 Falling Water oleh Frank Lloyd Wright ... 51

BAB IV ANALISA ... 52

4.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 52

4.1.1 Analisa Lokasi Site Terhadap Kawasan... 53

4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan ... 54

4.1.3 Analisa Pencapaian ... 55

4.1.4 Analisa Orientasi Matahari ... 57

4.1.5 Analisa View ... 58

4.1.5.1 Analisa View ke Dalam ... 58


(7)

v

4.1.7 Analisa Vegetasi ... 61

4.1.8 Analisa Sirkulasi ... 63

4.1.8.1 Analisa Sirkulasi Kendaraan ... 63

4.1.8.2 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 66

4.2 Analisa Fungsional ... 67

4.2.1 Pola Kemitraan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ... 67

4.2.2 Analisa Pengguna ... 70

4.2.3 Program Ruang ... 86

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 90

5.1 Konsep Dasar ... 90

5.2 Rencana Tapak ... 90

5.2.1 Konsep Entrance ... 90

5.2.2 Konsep Site ... 92

5.3 Konsep Bangunan ... 93

5.3.1 Teater ... 93

5.3.2 Rooftop Akustikisme ... 95

5.3.3 Dinding Ekspresi ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96 LAMPIRAN HASIL PERANCANGAN


(8)

vi DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 – ALTERNATIF LOKASI 1 ... 18

GAMBAR 2.2 – ALTERNATIF LOKASI 2 ... 19

GAMBAR 2.3 – ALTERNATIF LOKASI 3 ... 20

GAMBAR 2.4 – PETA LOKASI SITE ... 26

GAMBAR 2.5 – RUKO MILIK SWASTA ... 27

GAMBAR 2.6 – KANTOR POS... 27

GAMBAR 2.7 – JASA RAHARJA ... 27

GAMBAR 2.8 – RUMAH PENDUDUK ... 27

GAMBAR 2.9 – SPBU ... 27

GAMBAR 2.10 – USAHA DAGANG ... 27

GAMBAR 2.11 – RUMAH PENDUDUK ... 27

GAMBAR 2.12 – RUMAH PENDUDUK ... 27

GAMBAR 2.13 – INTERIOR SALIHARA ... 35

GAMBAR 2.14 – INTERIOR SALHIARA 2 ... 35

GAMBAR 2.15 – INTERIOR GALERI SALIHARA ... 37

GAMBAR 2.16 –‘LEGACY CACOAN’ OLEH NUS SALOMO ... 37

GAMBAR 2.17 –SANI VEKTOR ‘MADU, RACUN, DAN NEGERIKU’ ... 37

GAMBAR 2.18 – PAMERAN GRAFFITI ... 37

GAMBAR 2.19 – INDONESIA IN THE MIDST OF CATASTHROPES ... 37

GAMBAR 2.20 –‘SISYPHUS’ OLEH AGAPETUS ... 37

GAMBAR 2.21 – TEATER ... 38

GAMBAR 2.22 – INTERIOR TEATER 1 ... 38

GAMBAR 2.23 – INTERIOR TEATER 2 ... 38

GAMBAR 2.24 – PERTUNJUKAN TEATER DI SALIHARA ... 39

GAMBAR 2.25 – ANTUSIASME MASYRAKAT ... 39

GAMBAR 2.26 – SERAMBI SALIHARA ... 39

GAMBAR 2.27 – TEATER ATAP ... 40

GAMBAR 2.28 – TEATER ATAP ... 40

GAMBAR 2.29 – AKUSTIK BAND DI TEATER ATAP ... 40

GAMBAR 2.30 – TEATER ATAP ... 40


(9)

vii

GAMBAR 2.35 – INTERIOR KOPITIAM OEY-SALIHARA ... 42

GAMBAR 2.36 – INTERIOR KOPITIAM OEY-SALIHARA ... 42

GAMBAR 2.37 – INTERIOR KOPITIAM OEY-SALIHARA ... 42

GAMBAR 2.38 – MENU SELAT SOLO ... 42

GAMBAR 2.39 – GERAI SALIHARA ... 43

GAMBAR 2.40 – GERAI SALHIARA ... 43

GAMBAR 2.41 – INTERIOR GERAI SALIHARA ... 43

GAMBAR 2.42 – INTERIOR GERAI SALIHARA ... 43

GAMBAR 2.43 – INTERIOR GERAI SALIHARA ... 43

GAMBAR 3.1 – WALT DISNEY HALL ... 49

GAMBAR 3.2 – WALT DISNEY HALL ... 49

GAMBAR 3.3 – WALT DISNEY HALL ... 49

GAMBAR 3.4 – WALT DISNEY HALL ... 49

GAMBAR 3.5 – EINSTEIN TOWER ... 50

GAMBAR 3.6 – GUGGENHEIM MUSEUM IN BILBAO ... 50

GAMBAR 3.7 – FALLING WATER ... 51

GAMBAR 3.8 – SKETSA FALLING WATER ... 51

GAMBAR 4.1 – TATA GUNA LAHAN SEKITAR TAPAK ... 54

GAMBAR 4.2 – PENCAPAIAN KE SITE ... 55

GAMBAR 4.3 – ANALISA ORIENTASI MATAHARI ... 57

GAMBAR 4.4 – ANALISA VIEW KE DALAM (EKSISTING) ... 58

GAMBAR 4.5 – ANALISA VIEW KE DALAM (SOLUSI) ... 58

GAMBAR 4.6 – ANALISA VIEW KE LUAR (EKSISTING)... 59

GAMBAR 4.7 – ANALISA VIEW KE LUAR (SOLUSI) ... 59

GAMBAR 4.8 – ANALISA KEBISINGAN KE DALAM TAPAK (EKSISTING) .... 60

GAMBAR 4.9 – ANALISA KEBISINGAN KE DALAM TAPAK (SOLUSI) ... 60

GAMBAR 4.10 – ANALISA KEBISINGAN KE LUAR TAPAK (EKSISTING) .... 61

GAMBAR 4.11 – ANALISA KEBISINGAN KE LUAR TAPAK (SOLUSI) ... 61

GAMBAR 4.12 – PALEM BOTOL ... 62

GAMBAR 4.13 – PALEM KIPAS ... 62

GAMBAR 4.14 –KIARA PAYUNG ... 62


(10)

viii

GAMBAR 4.15 – BUNGA KERTAS ... 62

GAMBAR 4.16 – BUNGA MERAK ... 62

GAMBAR 4.17 – CASSIA MAS ... 62

GAMBAR 4.18 – BUNGA KEMBANG SEPATU ... 62

GAMBAR 4.19 – KEMUNING ... 62

GAMBAR 4.20 – PLUMBAGO ... 62

GAMBAR 4.21 – BAMBU ... 62

GAMBAR 4.22 – HELICONIA ... 62

GAMBAR 4.23 – POHON TANJUNG ... 62

GAMBAR 4.24 – ANALISA SIRKULASI KENDARAAN ALTERNATIF 1 ... 63

GAMBAR 4.25 – ANALISA SIRKULASI KENDARAAN ALTERNATIF 2 ... 64

GAMBAR 4.26 – ANALISA SIRKULASI KENDARAAN ALTERNATIF 3 ... 65

GAMBAR 4.27 – ANALISA SIRKULASI PEJALAN KAKI ... 66

GAMBAR 5.1 – KONSEP ENTRANCE ... 91

GAMBAR 5.2 – KONSEP ENTRANCE ... 91

KONSEP 5.3 – KONSEP AMFITEATER ... 92

KONSEP 5.4 – KONSEP AMFITEATER ... 92

GAMBAR 5.5 – KONSEP PEDESTRIAN ... 92

GAMBAR 5.7 – KONSEP OPEN SPACE ... 93

GAMBAR 5.8 – BENTUKAN MASSA TEATER ... 94

GAMBAR 5.9 – KONSEP SUASANA ROOFTOP AKUSTIKISME ... 94


(11)

ix

TABEL 1.1 – LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA MEDAN ... 1

TABEL 1.2 – DATA KOMUNITAS ... 2

TABEL 1.3 – GRAFIK PERTUMBUHAN KOMUNITAS DI MEDAN ... 4

TABEL 1.4 – DATA KOMUNITAS DI YOGYAKARTA ... 6

TABEL 1.5 – DATA KOMUNITAS DI BANDUNG ... 6

TABEL 2.1 – WPP KOTA MEDAN ... 20

TABEL 2.2 – KRITERIA PEMILIHAN LOKASI ... 22

TABEL 2.3 – PERBANDINGAN LOKASI TAPAK ... 23

TABEL 2.5 – JADWAL PERTUNJUKAN, TEMPAT, DAN HTM ... 33

TABEL 2.6 – EKSKUL SMA YANG MENYEWA FASILITAS ... 34

TABEL 2.7 – SUMBER DANA ... 34

TABEL 4.1 – KOMUNITAS YANG TERPILIH ... 71

TABEL 4.2 – MEAN JUMLAH ANGGOTA ... 72

TABEL 4.3 – PERTUMBUHAN KOMUNITAS ... 73

TABEL 4.4 – FREKUENSI PEMAKAIAN FASILITAS ... 73

TABEL 4.5 – FREKUENSI PEMAKAIAN FASILITAS ... 75

TABEL 4.6 – FREKUENSI PEMAKAIAN FASILITAS ... 75

TABEL 4.7 – FREKUENSI PEMAKAIAN FASILITAS ... 76

TABEL 4.8 – JADWAL KEGIATAN YANG DITAWARKAN ... 76

TABEL 4.9 – JADWAL SHOW ... 78

TABEL 4.10 – JUMLAH BESARAN RUANG GALERI ... 82

TABEL 4.11 – AKTIVITAS PENGUNJUNG ... 83

TABEL 4.12 – AKTIVITAS SERVIS DAN PENGELOLA ... 83

TABEL 4.13 – PENGGUNA ... 84


(12)

x ABSTRAK

Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Hal ini membuat aktifitas dan mobilitas masyarakatnya menjadi tinggi dan kegiatan semakin beragam. Salah satunya adalah kegiatan komunitas yang pada dasarnya bersifat kreatif dan potensial. Akan tetapi para komunitas tersebut tidak memiliki wadah untuk berekspresi.

Kata Kunci : komunitas, kreatif, ekspresi.

ABSTRACT

Medan has a relatively small area with a relatively large population. This makes the activity and high mobility and activities of the society become increasingly diverse. One of them is a community activity which is essentially creative and potential. However, each community did not have a forum to express themselves.


(13)

(14)

x ABSTRAK

Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Hal ini membuat aktifitas dan mobilitas masyarakatnya menjadi tinggi dan kegiatan semakin beragam. Salah satunya adalah kegiatan komunitas yang pada dasarnya bersifat kreatif dan potensial. Akan tetapi para komunitas tersebut tidak memiliki wadah untuk berekspresi.

Kata Kunci : komunitas, kreatif, ekspresi.

ABSTRACT

Medan has a relatively small area with a relatively large population. This makes the activity and high mobility and activities of the society become increasingly diverse. One of them is a community activity which is essentially creative and potential. However, each community did not have a forum to express themselves.


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265.10 km2). Dilihat dari data BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011, penduduk kota Medan mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tingkat kelahiran, kematian dan arus urbanisasi.

Tabel 1.1 – Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Medan

Tahun Luas Wilayah (km2) Penduduk Kepadatan Penduduk (km2)

2005 265,10 2.036.185 7.681

2006 265,10 2.067.288 7.798

2007 265,10 2.083.156 7.858

2008 265,10 2.102.105 7.932

2009 265,10 2.121.053 8.001

2010 265,10 2.097.610 7.913

2011 265,10 2.117.224 7.987

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Utara

Dapat disimpulkan bahwa Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Hal inilah yang membuat aktifitas dan mobilitas masyarakatnya menjadi tinggi dan kegiatannya juga menjadi semakin padat dan beragam.

Salah satu kegiatan dari beragamnya kegiatan di kota Medan adalah kegiatan komunitas – komunitas yang pada dasarnya bersifat kreatif dan potensial. Akan tetapi banyak komunitas yang tidak memiliki wadah/media untuk bernaung dan berkreasi.


(16)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

2 Misalnya komunitas fotografi yang saat ini cukup berkembang seharusnya bisa menjadi pendapatan dana untuk kota dari pameran yang mereka adakan.

Tabel 1.2 – Data Beberapa Komunitas Yang Cukup Berkembang d i Medan

No. Nama Komunitas Subsektor Jumlah

Anggota

Tahun Berdiri

Pertumbuhan

1 2 3

1. Akademi Berbagi Medan (AKBER MEDAN)

Riset dan

Pengembangan

>20 2011 ●

2. Lomonesia Medan Video, Film, dan

Fotografi

>30 2012 ●

3. Medan Street Hunting Video, Film, dan Fotografi

>30 2011 ●

4. Sendal Jepit Video, Film, dan

Fotografi

>20 2007 ●

5. Medan Photography Club (MPClub)

Video, Film, dan Fotografi

>20 2006 ●

6. Opick Picture Video, Film, dan

Fotografi

>20 2007 ●

7. Semesta Film Video, Film, dan

Fotografi

>20 2011 ●

8. FOKUS Video, Film, dan

Fotografi

>50 1998 ●

9. Fiksi Mini Medan Riset dan

Pengembangan & Video,

>200 (aktif


(17)

3

Sumber: Hasil Olah Data Primer (survey)

Film, dan Fotografi sekitar 20)

10. Blogger Sumut Riset dan

Pengembangan

>500 2008 ●

11. Medan Art (Me&Art) Desain 5 orang 2010 ●

12. Medan Movement Musik, Seni Pertunjukan >50 2009 ●

13. Helden Musik, Seni Pertunjukan >30 2011 ●

14. Avatar Magic Community Seni Pertunjukan 15 2010 ●

15. Management Magic Tallent

Seni Pertunjukan 20 2010 ●

16. Grammar Family Seni Pertunjukan >30 2011 ●

17. Piknik Asyik Medan Periklanan, Seni Pertunjukan

>20 2012 ●

18. Medan Berkebun Riset dan

Pengembangan

>40 2012 ●

19. Medan DJ Booth Musik 20 orang 2011 ●

21. Medan Papercraft Community

Pasar Barang Seni, Kerajinan

>20 2012 ●

23. Paper Replika Medan Pasar Barang Seni, Kerajinan

>20 Ada ●


(18)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

4 Tabel 1.3 – Grafik Pertumbuhan Komunitas di Medan

No. Tahun

Video, Film, Fotografi

Riset Pengemban

gan

Musik Design Seni Pertunjukan

Tum buh

Total Tum buh

Total Tum buh

Total Tum buh

Total Tum buh

Total

1. <2000 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

2. 2000-2006 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0

3. 2007-2009 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1

4. 2010-2012 4 8 3 4 2 3 1 2 5 6

Sumber: Hasil Olah Data Primer

Gambar 1.1 – Grafik Pertumbuhan Komunitas di Medan

Komunitas kreatif di Medan cukup berpotensi tetapi menjadi tidak produktif karena

kurangnya ‘wadah’. Sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat, Kota Medan adalah

tempat yang strategis untuk pengembangan industri kreatif.

Meskipun tidak seperti kota Bandung maupun Yogyakarta yang dikenal dengan industri kreatif yang sangat berkembang, namun perlahan anak-anak muda kota Medan mulai bermunculan meramaikan bursa persaingan industri kreatif di kota ini. Maka

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

<2000

2000-2006

2007-2009

2010-2012

Video, Film,

Fotografi

Riset

Pengembangan

Musik

Design

Seni

Pertunjukan


(19)

5 komunitas yang produktif dan potensial inilah yang dapat membangun kota Medan menjadi Medan Creative City.

Tabel 1.4 – Data Beberapa Komunitas di Yogyakarta

No. Nama Komunitas Subsektor Kegiatan

Pertumbuhan

1 2 3

1. Jogja Hip-Hop

Foundation (2003)

Musik Bermain musik,

berkumpul belajar

musik hiphop. ●

2. Jogja Force

(2006)

Desain, Film, Video, dan

Fotografi

Mendukung segala jenis kegiatan

kreatif. ●

3. Jami’yah Al-Qurra’

Wal Huffadz (JQH) Al-Mizan (1998)

Musik, Seni, Pertunjukan

Menghidupkan tradisi bernafas seni

Al-Qur’an ●

4. Deaf Art Community (2004)

Musik Mengajarkan

anggota tentang free style hip-hip, sulap, dan pantonim.

5. 12,9 AJ Kine Club (1999)

Film, Video, dan Fotografi

Mempelajari tentang

film dan

memproduksi film. ●

6. Teater Deska

(1980)

Seni Pertunjukan Belajar seni, sastra, maupun teater, melakukan

pementasan.


(20)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

6 7. AWI (Anak Wayang

Indonesia) (1998)

Seni Pertunjukan Menyumbangkan kemampuan untuk memberikan

pelajaran bagi

anak-anak kampong

urban.

8. Komunitas Jazz Jogja (2000)

Musik Berkomunikasi, bercana ala Jazz yang bertempat di pinggir jalan.

9. Benang Merah

Production (2006)

Film, Video, dan Fotografi

Pengerjaan film dokumenter,

company profile, video testimony, dan iklan layanan masyarakat.

10. Kinoki

(2005)

Film, Video, dan Fotografi

Pemutaran berbagai bentuk audio visual.

Sumber: direktori.indonesiakreatif.net

Tabel 1.5 – Data Beberapa Komunitas di Bandung

No. Nama Komunitas Subsektor Kegiatan

Pertumbuhan

1 2 3

1. Gigsplay

(2009)

Musik, Penerbitan, dan Percetakan

Mengelola informasi tentang gigs dan


(21)

7 2. Seniman Bangun Pagi

(2008)

Seni Pertunjukan Menggerakkan keindahan yang telah ada dalam setiap nyawa seni.

3. Samba Sunda

(1998)

Musik, Seni, Pertunjukan

Produksi rekaman, pelatihan,

pertunjukan, serta konservasi musik tradisi.

4. Sakalu Art Production (2006)

Jasa (Seni Pertunjukan)

Melestarikan dan mengembangkan

budaya tradisional. ●

5. P-Project

(1994)

Seni Pertunjukan Awalnya drama

komedia yang

mengandalkan musik (cabaret) lalu akhirnya menjadi Project Pop.

6. Lingkung Seni

Mahasiswa (1979)

Seni Pertunjukan Belajar seni Sunda dan mengadakan

pertunjukan. ●

7. Laskar Panggung (1995)

Seni Pertunjukan Mengadakan pertunjukan teater.

8. Teater Payung Hitam (1982)

Seni Pertunjukan Mempelajari tentang teater modern.

9. Actors Unlimited Seni Pertunjukan Mempelajari bidang


(22)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

8

(1999) seni dan budaya,

khususnya teater dan seni peran.

10. Cosplay Magic Entertainment

(2008)

Seni Pertunjukan Belajar seni sulap dan mengadakan pertunjukan sulap yang dipadukan dengan kostum.

Sumber: direktori.indonesiakreatif.net

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat anak muda Yogyakarta dan Bandung terhadap komunitas tergolong tinggi, dimana yang paling diminati adalah subsektor seni pertunjukan dan film, video, dan fotografi.

Creative City merupakan kota yang mampu memecahkan masalah-masalah strategis dengan cara yang kreatif atau bagaimana suatu kota mampu membangun masyarakatnya menjadi manusia kreatif. Mereka mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam diri mereka secara kreatif.

Faktor lain yang juga mempengaruhi aspek dari sebuah kota kreatif adalah pengelolaan dan pengembangan kota, dan pengembangan industri kreatif. Lalu faktor budaya, strategi, dan imajinatif yang mengacu kepada sumber daya manusianya sendiri.

Oleh karena itu para komunitas kreatif (seni) di Medan seharusnya memiliki tempat untuk menyalurkan bakat yang dimiliki. Sarana ini dapat membuat remaja (range umur yang paling mendominasi komunitas) lebih menggali potensi yang mereka miliki dan berkarya di jalur yang positif.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek ini adalah:

• Sebagai media untuk membantu komunitas yang tidak memiliki wadah untuk berkreativitas.


(23)

9

• Membantu pemerintah dalam hal meningkatkan kualitas generasi muda.

• Sebagai wadah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dalam membantu mengembangkan komunitas yang berpotensi di Medan.

• Sebagai salah satu sarana rekreasi di kota Medan. 1.3 Masalah Perancangan

Adapun rumusan masalah dalam perencanaan Pusat Kreativitas Seni ini adalah:  Bagaimana merancang sebuah bangunan untuk komunitas kreatif seni bisa

semakin berkembang baik segi pendidikan informal dan segi ekonomi.

 Bagaimana merancang sebuah pusat Kreativitas dan bangunan pendukungnya agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

 Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.

 Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility).

 Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung didalamnya sesuai dengan tema yang dipilih.  Bagaimana menjadikan Pusat Kreativitas Seni menjadi pusat pelatihan dan

pengembangan komunitas dan ruang terbuka (public space pada wilayah perancangan tersebut).

 Bagaimana pengolahan ruang luar dan dalam yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda, misalnya;

 Media berekspresi (seperti tembok yang memang disediakan untuk para bomber berkreasi) sekaligus tempat pameran.

1.4 Pendekatan Masalah

Adapun pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah :


(24)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

10

 Studi Pustaka yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang digunakan untuk memperoleh informasi dan bahan literatur yang sesuai dengan materi laporan yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah.

 Studi Literatur terhadap kasus sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan pada bangunan yang sudah ada untuk mendukung proses perencanaan dan perancangan.

 Studi Literatur terhadap tema yang dipilih agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan kasus perancangan.

 Studi Lapangan mengenai kondisi sekitar lokasi studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus.

 Wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sudah pasti akurat untuk keperluan data proyek.

1.5 Lingkup/Batasan Masalah Lingkup perencanaannya adalah :

 Menelusuri info akan pentingnya keberadaan komunitas di kota Medan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

 Mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anggota komunitas dengan cara membangun tempat untuk para anggota komunitas sebagai sarana pendidikan informal.

Sedangkan yang menjadi batasan dalam merencanakan proyek ini adalah:

 Membahas masalah-masalah yang dihadapi dalam menciptakan sarana yang nyaman untuk mengekspresikan kreativitas sekaligus tempat bernanung anggota komunitas.

 Mencari solusi dari masalah-masalah tersebut dan menjadikannya sebuah kriteria dalam merancang taman dan bangunan pendukung sebagai fasilitas semi-pendidikan sekaligus tempat yang bisa dikunjungi oleh masyarakat.

 Membahas peranan fasilitas tersebut bagi keberlangsungan negara dan sebagai tempat semi-pendidikan yang syarat dengan hiburan dan ilmu pengetahuan.


(25)

11 1.6 Kerangka Berfikir

Latar Belakang

1.

Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar.

2.

Kegiatan masyarakat menjadi semakin padat dan beragam.

3.

Dalam keberagaman kegiatan – kegiatan ini Medan Memiliki komunitas – komunitas yang kreatif.

Judul : Pusat Kreativitas Seni Tema Perancangan : Arsitektur Ekspresionisme

Perumusan Masalah

1. Bagaimana merancang sebuah tempat pusat kreativitas dan bangunan pendukungnya agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal. 2. Bagaimana untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan

yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.

Analisa

 Analisa Kondisi Tapak

 Analisa Fungsional

 Analisa Teknologi

 Prinsip tema dalam desain

Pra Perancangan

 Penzoningan

 Pendekatan Teori Arsitektur Maksud dan Tujuan

1. Sebagai media untuk membantu para komunitas seni berkarya. 2. Membantu pemerintah dalam hal

meningkatkan kualitas generasi muda.

3. Sebagai wadah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dalam hal mendukung komunitas seni.

4. Sebagai salah satu sarana rekreasi di provinsi Sumatera Utara.

Pengumpulan Data Survey Lokasi :

 Pemilihan lahan yang sesuai

 Kondisi lahan yang ada Survey Literatur :

 Data RUTRK

 Data Arsitek

Design Perancangan

Konsep Perancangan

 Konsep Dasar

 Konsep Perancangan Tapak

 Konsep Perancangan Bangunan

 Konsep Struktur Bangunan

 Konsep Utilitas Bangunan


(26)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

12 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisikan uraian tentang tinjauan umum yang meliputi kasus proyek, tema proyek, status, kepemilikan, sumber dana, luas lahan, lokasi, serta kajian yang menyangkut sosial budaya, tinjauan literatur proyek, serta studi banding proyek sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisikan uraian analisa ruang luar meliputi lokasi, kondisi dan potensi lahan,

prasarana, karakter lingkungan, orientasi, pemandangan (view), sirkulasi (pencapaian), ruang dalam: pemakai dan aktivitas, organisasi ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang, bentuk massa (bangunan), sistem struktur, mekanikal (elektrikal), sosial buadaya, kepadatan penduduk, kunjungan kepariwisataan, tingkat pendapatan penduduk.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisikan konsep dasar dan konsep lanjutan tentang kompleks, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.

BAB VI DESAIN

Berisikan desain berupa gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data, dan konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya.


(27)

13 DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini.

LAMPIRAN


(28)

(29)

14 BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Judul yang menjadi usulan proyek adalah Pusat Kreativitas Seni yang memiliki pengertian sebagai berikut.

Pusat menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah:

 Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb).

 Yang menjadi sasaran perhatian.

Kreativitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan teori yang sudah ada.

Seni menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki 3 arti, antara lain:

 Seni diartikan halus, kecil, dan halus tipis, lembut dan enak didengar, mungil, dan elok.

 Keahilan membuat karya bermutu (dilihat dari segi keindahan dan kehalusannya).

 Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka PUSAT KREATIVITAS SENI adalah suatu tempat dimana individu maupun kelompok yang umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama, yaitu keahlian membuat karya bermutu, dan berkembang melalui proses mental dengan ide dan konsep baru, yang menjadi tumpuan dan sasaran perhatian masyarakat.

2.2 Tinjauan Umum

Menurut KBLI (KLasifikasi Baku Lapangan Usaha) tahun 2009, ada 15 subsektor yang dianggap merupakan industri kreatif, diantaranya adalah:


(30)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

15 A. Periklanan

Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan.

B. Arsitektur

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior).

C. Pasar Barang Seni

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.

D. Kerajinan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

E. Desain

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

F. Fashion

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.


(31)

16 G. Video, Film, dan Fotografi

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

H. Permainan Interaktif

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

I. Musik

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

J. Seni Pertunjukan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

K. Penerbitan & Percetakan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan media cetak. Subsektor ini juga mencakup terbitan khusus misalnya penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, dll.

L. Layanan Komputer dan Piranti Lunak

Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.


(32)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

17 M. Televisi dan Radio

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi , penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

N. Riset & Pengembangan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan.

O. Kuliner

Kegiatan kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel dan pasar internasional. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa Indonesia memiliki warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya merupakan sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia.

2.3 Tinjauan Khusus

Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari Pusat Kreativitas Seni, maka perlu peninjauan secara khusus berdasarkan fungsi daripada Pusat Kreativitas Seni itu sendiri. Berdasarkan 15 subsektor industri kreatif menurut KBLI 2009, diambil hanya 4 subsektor untuk menjadi batasan kreatif pada kasus proyek, yaitu video, film, dan fotografi, musik, riset pengembangan, dan seni pertunjukan. Karena 4 subsektor tersebut merupakan subsektor yang paling berkembang dan diminati oleh anak muda Medan.


(33)

18 2.4 Tinjauan Proyek

2.4.1 Deskripsi Proyek

Pusat Kreativitas Seni merupakan sarana yang bertujuan untuk memberikan fasilitas bagi komunitas kreatif seni di Medan untuk mengembangkan bakat mereka, memberikan fasilitas yang lebih layak untuk murid ekstrakulikuler dari Sekolah Menengah Atas untuk berlatih dan melakukan pertunjukan, dan sebagai salah satu sarana pariwisata pertunjukan seni kreatif mulai dari kalangan anak-anak sampai dewasa.

2.4.2 Pendekatan Pemilihan Lokasi

ALTERNATIF 1

Berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Medan Sunggal, dengan luas tapak batas ± 4 ha, dan batas tapak sebagai berikut:

Utara : Jasa Raharja, Rumah Penduduk, SPBU Timur : Ruko (Bangunan Komersil)

Selatan : Rumah Penduduk Barat : BPKP

Gambar 2.1 – Alternatif Lokasi 1


(34)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

19

ALTERNATIF 2

Berada di Jalan Guru Patimpus, Kecamatan Medan Barat, dengan luas site ±1.9 Ha, kondisi eksisting merupakan bangunan eks-Deli Plaza, dan batas tapak sbb:

Utara: Jalan Guru Patimpus Timur: Jalan Balai Kota Selatan: Capital Building Barat: Sungai Deli

ALTERNATIF 3

Berada di Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Sutomo Ujung, dengan luas site ±2 Ha, kondisi eksisting merupakan Taman Budaya yang sedang dalam program relokasi, dengan batas tapak sbb:

Utara: Jalan IAIN

Timur: Jalan Adi Negoro

Selatan: Jalan Perintis Kemerdekaan Barat: Jalan Sutomo, SMK Negeri 11


(35)

20 2.5 Tinjauan Lokasi

2.5.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi pertama kali dilakukan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Medan. Melalui RUTRK tersebut diperoleh pembagian blok-blok sbb:

Tabel 2.1 – Tabel Wilayah Perencanaan Pengembangan Kota Medan WPP Cakupan

Kecamatan

Pusat Pengembangan

Peruntukan Lahan Program Pembangunan

WPP A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan

BELAWAN Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim

Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana

pendidikan dan permukiman.

Gambar 2.3 – Alternatif Lokasi 3


(36)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

21 WPP B M.Deli TJ. MULIA Perkantoran,

Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman

Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan.

WPP C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas

AKSARA Permukiman, Perdagangan, Rekreasi

Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana

pendidikan dan kesehatan.

WPP D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M Polonia

INTI KOTA CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan.


(37)

22

Sumber: Hasil Olah Data Primer

Kota Medan yang merupakan kota yang saat ini sedang mengembangkan berbagai usaha diantaranya adalah usaha komersial dan jasa kepada masyarakat dan sedang menuju Medan Metropolitan. Pusat Kreativitas Seni adalah bangunan yang tergolong dalam bangunan komersial sehingga dalam pemilihan lokasi nantinya harus mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial dan jasa.

Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi proyek ini disajikan dalam bentuk Tabel 2.1 seperti di bawah ini:

Tabel 2.2 – Kriteria Pemilihan Lokasi

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah kawasan komersil. Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai penghubung transportasi.

2. Pencapaian Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas adalah anak muda.

3. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencakupi kebutuhan ruang secara fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan (min. 1 Ha).

4. Kemudahan

entrance

Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh pengguna dan pengunjung bangunan.

M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota

septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana

pendidikan dan kesehatan.


(38)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

23 5. Kontur tapak Kontur tapak dibuat tidak beraturan karena lebih

mengandalkan lansekap.

6. Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.5.2 Kondisi Lingkungan

Untuk mendapatkan lokasi terbaik dan didukung dengan peruntukan lahan yang sesuai dengan fungsi proyek, dilakukan perbandingan lokasi tapak yang disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3 – Perbandingan Lokasi Tapak

No. Kriteria

Gatot Subroto Guru Patimpus Perintis Kemerdekaan

Nilai Nilai Nilai

1. Aksesibilitas

● Jaringan transportasi 4 4 4

● Jumlah angkutan umum 3 4 4

● Jalur sirkulasi pejalan kaki 4 4 4

2. Area pelayanan (tidak berdekatan dengan fasilitas sejenis)

4 4 2

3. Ketenangan, intensitas kebisingan, dan kemacetan yang rendah.


(39)

24

4. Tingkat polusi udara rendah. 4 2 2

5. Ketersediaan sarana air bersih.

4 4 4

6. Ketersediaan jaringan listrik dan telepon.

4 4 4

7. Sarana dan prasarana permukiman.

4 3 4

8. Topografi lahan relatif datar. 4 4 4

9. Kondisi tanah cukup subur (untuk vegetasi)

4 2 3

10. Lokasi tidak rawan dari bencana alam dan banjir

3 2 3

11. Lokasi jauh dari sumber negative

● Lokalisasi 2 4 4

● Night club 2 2 4

12. Bentuk lahan 4 4 4

13. Permukiman penduduk

● Kepadatan relatif sedang 2 2 2

● Kondisi lingkungan teratur 3 4 2

14. Urbanisasi Penduduk 4 2 3

TOTAL 63 44 60

Sumber: Hasil Olah Data Primer


(40)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

25 Berdasarkan hasil perbandingan ketiga lokasi, didapat bahwa lokasi yang berada di Jalan Gatot Subroto merupakan lokasi terbaik untuk membangun fasilitas rekreasi dan sarana pendidikan, sebagaimana Pusat Kreativitas Seni nantinya akan menjadi fasilitas rekreatif edukatif.

2.5.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak

Kondisi kawasan Medan Sunggal lebih didominasi oleh perumahan warga. Sedangkan disepanjang jalan Gatot Subroto banyak terdapat bangunan komersil (pertokoan), rumah makan, dan ruko yang sekaligus rumah penduduk dengan rata-rata ketinggian bangunan 2-3 lantai.

Saat ini kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang kurang hidup karena tidak adanya fasilitas hiburan/rekreasi yang setiap harinya selalu buka. Hanya ada PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara) yang dibuka pada bulan Maret sampai April.

 Lokasi : Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal, Medan, Sumatera Utara.

Luas Site : ± 3 ha  Arah lalu lintas : 1 arah

Orientasi site: Menghadap ke Utara.  Eksisting site: Lahan kosong.  Kondisi site: Relatif datar.  Batas Site

Utara : Jasa Raharja, Rumah Penduduk, SPBU Timur : Ruko (Bangunan Komersil)

Selatan : Rumah Penduduk Barat : Usaha Milik Swasta

Peruntukan Lahan: Permukiman, perdagangan, konservasi, wisata kota, pelayanan jasa

Pemilik Lahan : Swasta

KDB : 60% (sesuai ketetapan RUTRK Kec. Medan Sunggal)  KLB : 1-6 lantai (sesuai RUTRK Kec. Medan Sunggal)


(41)

26

GSB : Jl. Gatot Subroto : 15 meter

Tapak yang berada di Jalan Gatot Subroto memiliki potensi sebagai berikut:  Site terletak di daerah yang minim dengan tempat hiburan sehingga dapat

memaksimalkan urbanisasi penduduk.

 Bentuk site melebar sehingga dapat memaksimalkan hasil desain yang merupakan bangunan multi massa.

 Lokasi terletak di jalan utama sehingga dapat meminimalisirkan kemacetan.  Pencapaian site mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.  Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan, sehingga

mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan.  Utilitas kawasan bagus.

Sedangkan untuk kekurangannnya sendiri adalah:

 Akses masuk ke lokasi site hanya bisa dari jalan utama karena tiga sisi lainnya berbatasan dengan rumah penduduk dan bangunan komersil (ruko).  Lokasi site tidak dekat dari pusat kota (meskipun tidak terlalu jauh).

Kondisi Sekitar Site

Gambar 2.4 – Peta Lokasi Site

SITE

3

8

1

2

4

5

6

7


(42)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

27 2.6 Tinjauan Fungsi

Seperti hal yang sudah dipaparkan pada Tinjauan Khusus sebelumnya, Pusat Kreativitas Seni bertujuan sebagai tempat pelatihan, pameran, dan pertunjukan kreatif seni yang berpusat di Kota Medan. Adapun untuk menjalankan tujuan tersebut ada aspek-aspek yang menjadi bagian dari fungsi tersebut, yaitu pengguna, kegiatan, perilaku, ruang, dan persyaratan kriteria ruangnya.

2.6.1 Deskripsi Pengguna

1

4

3

Gambar 2.5 – Ruko Milik Swasta Gambar 2.6 – Kantor Pos

4

1

2

Gambar 2.7 – Jasa Raharja

Gambar 2.11 – Rumah Penduduk

Gambar 2.9 – SPBU Gambar 2.10 – Usaha Dagang

4

5

6

7

Gambar 2.8 – Rumah Penduduk

8

7


(43)

28 Adapun pengguna Pusat Kreativitas Seni terdiri dari:

Pengelola

Anggota Komunitas

Diagram Struktur Pengguna Dari Anggota Komunitas

Murid ekstrakulikuler (bidang seni kreatif) dari Sekolah Menengah Atas

SUBSEKTOR

SENI

PERTUNJUKAN

MUSIK

VIDEO, FILM,

FOTOGRAFI

RISET

PENGEMBANGAN

 LOMONESIA MEDAN

 MEDAN STREET HUNTING

 MEDAN PHOTOGRAPHY CLUB

 OPICK PICTURE

 SEMESTA FILM

 FIKSI MINI MEDAN.

 MEDANMOVEMENT

 AVATAR MAGIC COMMUNITY

 MANAGEMENT MAGIC TALLENT

 GRAMMAR FAMILY

 MEDANMOVEMENT  AKBER MEDAN

 BLOGGER SUMUT

SEKOLAH

SMAN 1

SMAN 2

SMAN 3

SMAN 4

SSS

(Sanggar

Seni Smansa)

Cheerleaders

Tester Enceng

Gondok

Modern Dance

Tradisional

Dance

Cheerleaders

Teater Temuga

Band/folksong

Cheerleaders

Cheerleaders


(44)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

29

Murid TK, SD, dan SMP

Menggunakan fasilitas hanya jika akan mengadakan pertunjukan dan latihan sebelum show.

Pengunjung Pusat Kreativitas Seni.

Pengunjung berasal dari semua golongan umur, baik anak-anak, remaja, dan dewasa. Biasanya pengunjung menggunakan kendaraan pribadi atau umum maupun menggunakan bus (misalnya sejumlah anak TK/SD/SMP akan mengadakan festival ataupun menonton).

2.6.2 Deskripsi Kegiatan

Deskripsi perilaku yang akan dibahas adalah perilaku pegawai, anggota komunitas, murid ekstrakulikuler, murid TK, SD, dan SMP, dan pengunjung. 2.6.2.1 Kegiatan Pengelola

Para pegawai melakukan aktifitas dari pukul 07:00 – 22:00 setiap harinya.

2.6.2.2 Kegiatan Anggota Komunitas Pengelola Datang Bekerja,

solat.

Pulang Parkir

Parkir Istirahat

Anggota Komunitas

Datang Melakukan kegiatan

kreatif, berkumpul.

Makan, solat.

Pulang Parkir


(45)

30 2.6.2.3 Kegiatan Murid Ekstrakulikuler SMA

2.6.2.4 Kegiatan Anak TK, SD, SMP

2.6.2.5 Kegiatan Pengunjung

2.6.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang Tabel 2.4 – Kebutuhan Ruang

FUNGSI FASILITAS PENGGUNA KEGIATAN

FASILITAS GALERI Pengelola

Mengatur administrasi.  Memeriksa kondisi barang. Murid SMA Datang Melakukan kegiatan

ekstrakulikuler, makan, berkumpul,

melihat pameran, menonton show,

solat.

Pulang Parkir

Parkir Istirahat

TK, SD, SMP

Datang Show, menonton pertunjukan, bermain

di open space, makan, solat.

Pulang

Pengunjung Datang Pulang

Parkir Parkir

Menonton pertunjukan, melihat pameran,

membeli souvenir, solat.


(46)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

31

UTAMA Anggota Komunitas

Melayani pengunjung.

Pengunjung

Melihat dan menyaksikan produk kreatif yang dipamerkan

 Membeli produk yang dipamerkan sebagai salah satu sumber dana.  Isoma.

TEATER Pengelola

Mengatur administrasi  Mengawasi.

Komunitas, anak TK, SD, SMP, SMA

 Berlatih tari, drama, drama musikal.

 Melakukan pertunjukan.

Pengunjung

Menonton pertunjukan.

FASILITAS PENUNJANG

AMFITEATER Pengelola

Mengelola area pertunjukan ruang luar.

 Mengatur administrasi. Anggota Komunitas,

Murid TK, SD, SMP, SMA, pengunjung.

 Melakukan pertunjukan.

Pengunjung

Menyaksikan pertunjukan. GELADERI Anggota Komunitas

Mengatur administrasi  Melayani pengunjung.

Pengunjung

Mendengarkan seminar.

ETALASE Pengelola

Melayani pengunjung.  Mengatur administrasi.

Pengunjung


(47)

32

CAFE Pengunjung

Makan dan minum.  Duduk-duduk.  Ngobrol. ROOFTOP

GIGS

Anggota Komunitas, Murid SMA

 Nge-band akustik.

FASILITAS ADMINISTRASI KANTOR PENGELOLA Manager Karyawan  FASILITAS SERVICE

POS SATPAM Satpam

Menjaga keamanan.  Isoma

Karyawan

Menyimpan barang.  Membersihkan KM/WC.

 Menghidupkan dan mematikan genset.

FASILITAS PARKIR

Pengelola

Memarkirkan kendaraan Pengunjung

Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.7 Pemilik dan Sumber Dana 2.7.1 Pemilik Proyek

Swasta dan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan.

2.7.2 Sumber Dana

Sumber dananya sendiri didapat dari donatur (pemilik swasta), hasil karya yang dibeli oleh pengunjung pada saat pameran, biaya sewa gedung untuk murid ekstrakulikuler, biaya sewa gedung untuk acara tertentu (seperti fotografi dan seminar), dan harga tiket masuk pertunjukan yang dilakukan oleh anggota komunitas, festival (oleh murid TK, SD, SMP, dan SMA).


(48)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

33 Tabel 2.5 – Jadwal Pertunjukan, Tempat, dan Harga Tiket Masuk

No. Pertunjukan Range Show Jam Tempat HTM (Rp)

1. Teater 1 x sebulan Minggu (malam) Teater 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

2. Fotografi Setiap hari Setiap hari Galeri

Ekspresi

50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

3. Seminar 1 x seminggu Jumat (malam) Geladeri Ekspresi

50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

4. Tari & Drama (tradisional)

1 x sebulan Minggu (siang-sore)

Amfiteater 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

5. Graffiti 1 x seminggu Sabtu (pagi-sore) Dinding Ekspresi (Galeri dan Dinding Pada

Jalur Servis)

50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

6. Film 1 x seminggu Senin (malam) Geladeri 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

7. Gigs 1 x sebulan Sabtu (malam)

diikuti dengan show dari modern dance dan magic

show.

Rooftop Akustikisme

50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

8. Cheerleader s

1 x sebulan Sabtu (siang-sore) diikuti dengan Gigs dan modern dance & magic show.

Amfiteater 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)


(49)

34 Ekstrakulikuler bidang seni kreatif Sekolah Menengah Atas diambil hanya ekstarkulikuler yang cukup berkembang sampai dengan berkembang. Dan memprioritaskan SMA Negri karena bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Dengan asumsi mereka menyewa gedung untuk tempat latihan sebagai salah satu sumber dana. Pada dasarnya tidak ada patokan untuk besarnya biaya ekstrakulikuler per bulan. Tergantung pada bidang ekskul masing-masing dan jika show biasanya mereka mengeluarkan dana ekstra untuk membeli perlengkapan kostum sebesar Rp. 100.000,- keatas.

Tabel 2.6 – Ekstrakulikuler SMA yang Menyewa Fasilitas.

No. Nama Ekskul Sekolah Biaya Sewa per Bulan

1. Teater Enceng Gondok SMAN 4 Rp. 50.000

2. Teater Temuga SMAN 3 Rp. 50.000

3. Band/folksong SMAN 3 Rp. 50.000

4. Modern Dance SMAN 1-4 Rp. 50.000

5. Tradisional Dance SMAN 4 Rp. 50.000

6. SSS (Sanggar Seni Smansa) SMAN 1 Rp. 50.000

7. Cheerleaders SMAN 1- 4 Rp. 50.000

Sumber: Hasil Olah Data Primer (survey)

Lalu dari penyewaan fasilitas untuk kegiatan fotografi (misalnya untuk foto buku tahunan atau pra-wedding), kegiatan seminar, dan dari kafe.

Tabel 2.7 – Sumber Dana (asumsi berdasarkan studi banding proyek sejenis)

No. Fasilitas Kegiatan Range

Kegiatan

Biaya

1. Penyewaan Gedung Fotografi 1 x seminggu Rp. 2.000.000 Seminar 1 x seminggu Rp. 1.000.000

2. Teater (200 orang) Seni Pertunjukan 1 x sebulan Umum Rp. 50.000 Pelajar Rp. 25.000


(50)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

35 3. Amfiteater Seni Pertunjukan 1 x seminggu Umum Rp. 50.000 Pelajar Rp. 25.000 4. Ekstrakulikuler Berlatih 1 x seminggu Rp. 50000 / bulan

5. Barang Terjual Asumsi - -

6. Kafe Makan minum Setiap hari Asumsi

Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.8 Studi Banding Fungsi Sejenis 2.8.1 KOMUNITAS SALIHARA

Komunitas Salihara dengan luas sekitar 3.060 m2, merupakan komunitas seni yang sudah sangat dikenal luas. Agar kegiatan komunitas bisa berjalan dengan baik, mereka menginginkan tempat baru yang lebih representatif untuk menampung kegiatan-kegiatan komunitas, dan kegiatan-kegiatan seni di Jakarta.

Dari segi rancangan bangunan, kompleks Komunitas Salihara dapat dipandang sebagai sebuah percobaan arsitektur yang menarik, yang merupakan karya tiga arsitek dengan kecenderungan masing-masing—gedung teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya, dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya kemudian duduk bersama untuk memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun rumah baru bagi kesenian dan pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat energi.


(51)

36 Bangunan ini merupakan pengganti Komunitas Utan Kayu yang merupakan sebuah kantong budaya di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta Timur, dibentuk oleh sebagian pengasuh majalah Tempo sekitar setahun setelah majalah itu dibredel pemerintah pada 1994, dan juga oleh sejumlah sastrawan, intelektual, seniman, wartawan. Komunitas ini terdiri atas Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Galeri Lontar, Teater Utan Kayu (TUK), Kantor Berita Radio 68H, dan Jaringan Islam Liberal.

Tiga di antaranya yang bergerak di lapangan kesenian—Galeri Lontar, Teater Utan Kayu, dan Jurnal Kebudayaan Kalam (jurnal ini sudah berdiri awal 1994, dengan dukungan penuh majalah Tempo)—secara terus-menerus berupaya menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan artistik dan intelektual, baik melalui pertunjukan kesenian, pameran seni rupa, ceramah dan diskusi.

Komunitas Utan Kayu pun sudah biasa mengelola kegiatan berskala internasional, diantaranya Jakarta International Puppetry Festival (2006), Slingshort Film Festival (2006), dan International Literary Biennale yang kali keempatnya berlangsung pada Agustus tahun 2007.

Untuk mengembangkan sayap seni dan budayanya, Teater dan Galeri yang sebelumnya berada di Utan Kayu dipindahkan ke gedung baru yang berada dalam naungan kompleks Komunitas Salihara yang terdiri dari 3 unit ruangan utama, yaitu Galeri Salihara, Teater Salihara, Serambi Salihara serta ruangan penunjang yaitu Teater Atap, Kedai Kopitiam Oey-Salihara, Arsip Salihara (tidak dibuka untuk umum), dan Gerai Salihara.

Galeri Salihara

Galeri Salihara yang mulai berkiprah pada Agustus 2008 dan telah menyelenggarakan lebih dari 10 pameran dan proyek seni rupa yang konseptual, bertolak dari Galeri Lontar.

Galeri Salihara, berbeda dari kebanyakan bangunan galeri umumnya— mengambil bentuk silinder dengan lingkar sedikit oval. Ruang kosong dengan dinding melingkar tanpa sudut, tanpa batas, akan memberikan perspektif pandang yang lebih luas.


(52)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

37

Gambar 2.15 – Interior Galeri Salihara Gambar 2.16 – Legacy Cacoon oleh Nus Salomo

Gambar 2.17 –Seni Vector Madu, ‘acun, dan Negeriku Gambar 2.18 – Pameran Graffiti


(53)

38

Teater Salihara

Teater Salihara dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung teater black box pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi ruang rias berikut segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern. Bagian atap Teater Salihara juga dirancang sebagai teater terbuka, bernama Teater Atap Salihara.

Gambar 2.20 – Sisyphus oleh Agapetus

Gambar 2.21 – Teater

Gambar 2.22 – Interior Teater 1 Gambar 2.23 Interior Teater 2


(54)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

39

Serambi Salihara

Ruangan ini, yang terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dapat digunakan untuk acara diskusi, kuliah umum, atau pemutaran film, dengan daya tampung sekitar 70 orang. Serambi Salihara juga berfungsi sebagai ruang tunggu yang menyediakan bahan bacaan (buku, majalah, dan katalog pameran) yang hanya bisa dibaca di tempat.

Gambar 2.24 – Pertunjukan di Teater Salihara Gambar 2.25 – Antusiasme Masyarakat


(55)

40

Teater Atap

Inilah ruang terbuka yang merupakan atap bangunan Teater Salihara. Atap ini juga berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan lantai tanah berumput yang membuat ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai ruang teater tebuka, Teater Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit, konser musik, pembacaan sastra, pemutaran film, dan pembukaan pameran seni rupa. Teater Atap juga dilengkapi dengan fasilitas bar mini yang menyediakan makanan dan minuman bagi penonton yang sedang menikmati pertunjukan di sana.

Gambar 2.27 – Teater Atap Gambar 2.28 – Teater Atap

Gambar 2.29 – Akustik Band di Teater Atap Gambar 2.30 – Teater Atap


(56)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

41

Arsip Salihara (tidak dibuka untuk umum)

Arsip Salihara berperan sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan seluruh data (teks, foto, audio, video dan komunikasi visual) program-program yang pernah diadakan di Komunitas Salihara. Di samping itu, ia juga mengoleksi berbagai buku dari bidang sastra, seni, dan filsafat.

Kedai Kopitiam Oey-Salihara

Sambil menunggu pertunjukan dimulai atau untuk menikmati suasana Komunitas Salihara, bisa mencoba menu spesial dari Kedai Kopi Tiam Oey

Gambar 2.33 – Arsip Salihara Gambar 2.34 – Arsip Salihara Gambar 2.31 – Teater Atap Gambar 2.32 – Teater Atap


(57)

42 yang terkenal. Kedai Kopitiam Oey-Salihara pun menyediakan fasilitas internet nirkabel (WiFi) gratis.

 Gerai Salihara

Gerai Salihara

Gerai mungil ini mulai dikelola sejak April 2011 menggabungkan berbagai cindera mata (merchandise) karya seniman yang pernah berpameran di Galeri, tampil di teater atau bekerja sama dengan Salihara; mendekatkan dengan para seniman atau kelompok seni yang karya-karyanya anda minati.

Gambar 2.35 – Interior Kopitiam-Oey Salihara Gambar 2.36 – Interior Kopitiam-Oey Salihara

Gambar 2.37 – Interior Kopitiam-Oey Salihara Gambar 2.38 Menu Selat Solo


(58)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

43

Gambar 2.39 – Gerai Salihara Gambar 2.40 – Gerai Salihara

Gambar 2.42 – Interior Gerai Salihara

Gambar 2.41 – Interior Gerai Salihara


(59)

44 Pada dasarnya Komunitas Salihara terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap saat. Selain jadwal acara yang bisa dilihat di menu Acara dan Kalender, beberapa jadwal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

 Kopitiam Oey Salihara, buka tiap hari pukul 09:00—22:00 WIB  Gerai Salihara, buka tiap Senin—Sabtu pukul 12:00—20:00 WIB

 Waktu operasional loket dan kontak informasi Salihara, tiap Senin— Jumat pukul 09:00—17:00 WIB. Khusus saat ada acara, waktu operasional diperpanjang hingga pukul 20:00 WIB. Di akhir pekan atau hari libur nasional (jika ada acara) pukul 16:00—20:00 WIB.

 Waktu operasional kantor Salihara adalah Senin—Jumat pukul 09:00— 17:00 WIB.

Atas fleksibilitas panggung dan tribun ruang-ruang pertunjukan di Salihara, kursi-kursi di ruang-ruang tersebut tidak bernomor. Penonton bebas memilih kursi di baris mana pun. Tiket yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan atau ditukar dengan tiket pertunjukan lain. Jika ingin

menampilkan karya di Salihara, ada 2 cara, yaitu:  Menjadi program Salihara

Dengan menjadi program Salihara berarti pementasan/pameran karya anda dikelola oleh Salihara; tidak hanya teknis pentas/pameran, melainkan juga dokumentasi dan publikasinya. Karya yang diusulkan akan disaring dan diputuskan melalui rapat Dewan Kurator, untuk program di tahun berikutnya.

 Menyewa ruang Salihara

Jika tidak ingin melalui prosedur seleksi kuratorial, bisa menyewa ruang beserta fasilitas di Komunitas Salihara.

Ruang-ruang dan area Salihara dapat disewa oleh khalayak umum selama tidak berbenturan dengan jadwal program yang diselenggarakan. Ruang-ruang dan area Salihara bisa dijadikan sebagai tempat pemotretan baik untuk kepentingan media maupun umum, sesuai dengan ketentuan sewa yang berlaku.


(60)

(61)

45 BAB III

Elaborasi Tema

3.1 Alasan Pemilihan Tema

Dengan melalui beberapa pendekatan yang dilakukan terhadap fungsi bangunan, maka bentuk bangunan bisa didapat. Hal ini menjadi demikian penting karena pada bangunan komersial, bentuk dan estetika sangat berpengaruh untuk memberikan daya tarik terhadap pengunjung.

Pengambilan tema Arsitektur Ekspresionisme untuk menampilkan bentuk bangunan dan lansekap sebagai salah satu ekspresi emosional para seniman di dalamnya, dimana kasus proyek ini memang tempat para komunitas seni berkarya.

3.2 Tinjauan Umum Tema

3.2.1 Pengertian Ekspresionisme Pengertian Arsitektur antara lain :

 Lingkungan binaan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatannya serta hak miliknya dari elemen-elemen dari musuh dan dari kekuatan-kekuatannya adikrodati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman, yang berpenduduk dalam dunia fana, dan cukup berbahaya, menekan sosial dan menunjukkan status.

 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresifdari manusia-manusia beradab.

 Ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni.

 Ilmu dan seni dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan kota, lansekap, hingga ke level mikro, uaitu desain perabot, dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.


(62)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

46 Asal Mula Istilah Ekpresionisme tidak merujuk pada suatu pergerakan tertentu. Istilah tersebut digunakan oleh Herwald Walden dalam majalahnya Der Stum tahun 1912. Istilah ini biasa dihubungkan dengan karya lukisan dan grafis Jerman pada perpindahan abad dan pertentangan terhadap tradisi akademik— khususnya oleh kelompok Der Bleau Reiter.

Ekspresionisme dikembangkan oleh Gustave Flaubert, yang berasal dari Prancis. Tokoh-tokoh terpenting dari aliran ini adalah Franz Kafka, Ernest Toller, George Kaisar, dan Fritz Von Unruth. Pengaruh aliran ini sangat besar pada awal abad ke-20.

Ekspresionisme sendiri berasal dari kata ekspresi yang artinya:

1. Pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb)

2. Proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media.

3. Pandangan air muka yg memperlihatkan perasaan seseorang.

Definisi dari ekspresonisme ialah:

1. (Seni) aliran seni yang melukiskan perasaan dan pengindraan batin yang timbul dari pengalaman di luar yang diterima tidak saja oleh pancaindra, melainkan juga oleh jiwa seseorang.

2. Aliran kesusastraan yang lebih mementingkan soal kejiwaan daripada menggambarkan kejadian yang nyata.

Jadi, Ekspresionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi atau penurunan nilai kenyataan dengan efek-efek emosional. ekspresionisme juga merupakan aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas. bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin, meliputi imajinasi dan perasaan.

3.2.2 Ekspresionisme Secara Umum

Ekpresionisme lebih umum dikenal sebagai seni yang mengekpresikan emosi mendalam. Meskipun sebagian orang mengatakan tak semua seniman ekpresif,


(63)

47 umumnya proses pembuatan karya seni didasarkan pada penekanan mendalam pada komunikasi emosional.

Jenis seni macam ini kerap muncul saat terjadi konflik sosial. Melalui tradisi seni grafis tradisional, kita dapat melihat catatan peristiwa abad 15 di Eropa saat terjadi reformasi Gereja, perang petani, pendudukan Spanyol atas Belanda, perkosaan, perampokan serta periode kekacauan dan tekanan berkepanjangan. Secara estetis, karya ekpresionis tidaklah bagus namun aliran ini memiliki kemampuan menggugah emosi penonton melalui drama serta ketakutan melalui gambar yang ditampilkan.

Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia. seperti kengerian, kekerasan, kemiskinan, kesedihan dan keinginan lain dibalik tngkah laku manusia.

Pelopor ekspresionisme yang berasal dari Indonesia adalah Affandi, Zaini dan Popo Iskandar. Seniman ekspresionisme lebih merasakan gejolak dalam jiwanya, yang menyesakkan padat di dalam kalbunya dengan tak memerlukan rangsangan dari luar. Seniman ekspresionisme mengeluarkan emosi yang ada saat ia melihat, membaca, melukis, menonton, mendengarkan dan bahkan hanya cukup membayangkannya atau mengkhayalkannya.

Contohnya, pada aliran realisme. Apa yang dilihatnya, yang nyata, maka seniman ekspresionisme merasakan apa yang bergejolak dalam jiwanya. Pengarang ekspresionisme menyatakan perasaan cintanya, bencinya, rasa kemanusiaanya, rasa ketuhannya yang tersimpan didalam dadanya.

3.2.3 Karakteristik Eskspresionisme

Ciri-ciri ekspresionisme secara umum adalah sebagai berikut:  Irasional

Tidak masuk akal. Untuk kasus tinjauan Ekspresionisme dalam arsitektur

lebih mengacu kepada hasil desain yang ‘egois’.

 Emosional

Menyentuh perasaan (menurut KBBI), lebih mengutamakan emosi daripada nalar.


(64)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

48

 Antropomorfik

Pengenaan cirri-ciri manusia pada binatang, tumbuhan, atau benda mati ke dalam masa arsitektural dimana bangunan dianggap makhluk hidup yang menghasilkan bentuk-bentuk melengkung dan garis kurva.

 Kristalin  Monumental 3.3 Interpretasi Tema

Pusat Kreativitas Seni ini merupakan sebuah area (taman dan bangunan) semi-edukatif komersial sebagai sarana berekspresi yang diperuntukkan bagi komunitas seni, di Sumatera Utara, maupun wisatawan yang ingin menikmati dan menambah wawasan mengenai bakat dan talenta komunitas tersebut.

Konsep dasar yang ingin diterapkan pada perancangan Pusat Kreativitas Seni ini adalah bagaimana menerapkan Ekspresionis bangunan yang dinamis, aktif dan penuh kenyamanan kedalam bentuk dan karekter bangunan yang dirancang. Sehingga bentuk yang tercipta memiliki karakter yang dinanamis dan penuh dengan ketertarikan yang dapat dirasakan oleh masyarakat ketika melihatnya.

Dari uraian diatas interpretasi tema ini akan diungkapkan dalam ekspresi SENI itu sendiri.

3.4 Studi Banding Tema Sejenis

3.4.1 Walt Disney Hall oleh Frank O. Gehry

Bangunan ini berfungsi sebagai bangunan teater hall yang dimiliki oleh Walt Disney. Frank Gehry menggunakan material Titanium Cladding sebagai material yang melapisi bangunan ini. Bangunan ini oleh beberapa pendapat dianggap sebagai bangunan bertema ekspresionisme. Ciri – ciri desain Frank Gehry pada bangunan ini berupa bentukan irasional, gigantic proportion, memakai doktrin function follow form dan yang terkahir adalah bangunan ini menjauhi kaidah kaidah bangunan modernisme.


(65)

49 Gehry konsisten dengan konsep irasionalnya. Ia juga menerapkannya pada ruang dalam, namun walaupun begitu pengunjung tidak akan kesulitan atau tersesat saat berada di dalamnya. Gehry juga mendesain furniture yang ada pada bangunan ini.

Ada beberapa yang berpendapat bahwa bangunan Gehry sangat boros dalam hal material dengan bentukannya yang tanpa fungsi. Dan mendesain bangunannya tanpa menghitung kebutuhan pada cuaca sekitarnya. Dan bangunannya serasa tidak menyatu dengan lingkungan sekitarnya.

Bentukan titanium cladding yang meliuk liuk merupakan ekspresi yang diungkapkan Gehry pada bangunan ini, material penutup bangunan ini yaitu titanium cladding juga mendukung efek dramatis yang di ciptakan bangunan ini. Jelas terlihat bahwa bangunan Gehry ini mengejar bentukan massa irasional.

Gambar 3.1 - Walt Disney Hall Gambar 3.2 - Walt Disney Hall

Gambar 3.3 - Walt Disney Hall Gambar 3.4 - Walt Disney Hall


(66)

Pusat Kreativitas Seni | Arsitektur Ekspresionisme

Beatrice

090406049

50 Bentukan ini dibantu dengan software computer yang juga digunakan untuk menciptakan badan pesawat jet yaitu software bernama Dessault.

3.4.2 Einstein Tower oleh Eric Mendelson

Erich Mendehlson telah menciptakan Einstein Menara dalam menanggapi kemungkinan-kemungkinan baru dari beton bertulang. Ini adalah "elemen kontribusi dari gerakan itu sendiri" [Jormakka, 2002]. Dalam 20, alat tertentu mengekspresikan gerakan: bidang miring, percepatan ritme façade dan kurva aero-dinamis. Alat itu tetap hampir tidak berubah, tetapi diperluas karena pengembangan teknologi: bangunan bernyawa itu sendiri dan interaktif merespon kebutuhan pengguna.

3.4.3 Guggenheim Museum In Bilbao

Gambar 3.5 - Einstein Tower

Gambar 3.6 - Guggenheim Museum In Bilbao


(67)

51 Salah satu karya yang paling dikagumi arsitektur kontemporer kerena bangunan ini telah dipuji sebagai "momen sinyal dalam budaya arsitektur", karena merupakan "salah satu momen langka ketika kritikus, akademisi, dan masyarakat umum semua benar-benar bersatu tentang sesuatu.” Eksteriornya mengekspresikan awan yang berombak dan bentukan yang organik.

3.4.4 Falling Water oleh Frank Lloyd Wright

Falling Water merupakan salah satu karya terbaik Wright untuk dinamisme dan untuk integrasi dengan lingkungan alam yang mencolok. KeinginanWright terhadap arsitektur Jepang sangat tercermin dalam desain Falling Water, khususnya dalam pentingnya saling eksterior dan ruang interior dan penekanan kuat ditempatkan pada keselarasan antara manusia dan alam sebagai bentuk ekspresi dari lingkungan di sekitarnya.

Gambar 3.8 – Sketsa Falling Water Gambar 3.7 – Falling Water


(68)

(1)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

F

AKULTAS

T

EKNIK

U

NIVERS ITAS

S

UMATERA

U

TARA

TEMA :

P US AT KREATI FI TAS S EN I

ARS I TEKTUR EKS P RES I ON I S ME

DOS EN PEMBIMBING 1 :

DOS EN PEMBIMBING 2 :

R. LI S A S URYAN I , S T. , MT.

FI RMAN ED D Y, S T. , MT.

NIM :

NAMA MAHAS IS WA :

BEATRI CE

0 9 0 4 0 6 0 4 9

N O LEMBAR :

TGA- 4 9 0

TUGAS AKHIR

S EMES TER-

B

TA.

2 0 1 2 / 2 0 1 3

JUDUL :

JALAN GATOT SUBROTO

PARKIR MOBIL

JALUR SERVIS

PARKIR MOBIL PIMPINAN

JALUR DROP OFF MASUK KENDARAAN

KELUAR (MOBIL) KELUAR (SERVIS)

PARKIR MOBIL SERVIS PARKIR MOBIL SERVIS

PARKIR MOTOR PARKIR BUS JALUR PEJALAN KAKI JALUR PEJALAN KAKI

SCLUPTURE

RENCANA SPRINKLER

SKALA 1:400

AMFITEATER KE BASEMENT TOILET RUANG ELEKTRIKAL GUDANG RUANG UTILITAS RUANG TEKNISI

AREA IBADAH TEMPAT WUDHUPRIA TEMPAT WUDHUWANITA

PINTU MASUK UTAMA

R. SEMINAR PANGGUNG ETALASE LOBBY TOILET WANITA TOILET PRIA R. PANEL &

GUDANG R. TUNGGU NON SMOKINGR. TUNGGUSMOKING R. BACA

R. ADMINISTRASI LOKER KARYAWAN R. PIMPINAN GUDANGRUANG&

PANEL INDOOR CAFE OUTDOORCAFE BAR DAPUR TERBUKA TOILET WANITA TOILET PRIA OUTDOORCAFE BAR GUDANG & RUANG PANEL HALL R. TUNGGU SMOKING R. TUNGGU NON SMOKING PINTU KELUAR DARURAT PINTU KELUAR DARURAT RUANG PAMERAN GRAFFITI RUANG PAMERAN FOTOGRAFI R. PIMPINAN R. ADMINISTRASI R. KARYAWAN PANGGUNG UTAMA PANGGUNG SAMPING (BACKSTAGE)

PINTU MASUK UTAMA

PINTU KELUAR 1

PINTU KELUAR 2

PINTU KELUAR 3 PINTU KELUAR 4

PINTU KELUAR 5 PIT PEMAIN MUSIK PIT PEMAIN MUSIK PIT PEMAIN MUSIK PIT PEMAIN MUSIK R. LATIHAN R. ADMINISTRASI R. GANTI ANGGOTA KOOR R. GANTI PEMAIN MUSIK R. PERSIAPAN (R. TUNGGU ARTIS)

R. KONTROL SUARA TEKANAN RENDAH R. KONTROL SUARA TEKANAN SEDANG R. KONTROL SUARA TEKANAN TINGGI R. PANEL & KONTROL LIGHTING LOBBY TOILET PRIA TOILET WANITA R. GANTI PENYANYI SOLO R. GANTI PENYANYI SOLO R. GANTI PENYANYI SOLO R. GANTI PEMAIN FIGURAN

S KALA :

JUDUL GAMBAR :

REN CAN A S P RI N KLER

1 :4 0 0

KETERANGAN SIMBOL

PAR

MANUAL PUSH BUTTON

ALARM EMERGENCY LIGHT TABUNG CO2 TITIK SPRINKLER HIDRAN BOX HB

RENCANA SPRINKLER

SKALA 1:400


(2)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

F

AKULTAS

T

EKNIK

U

NIVERS ITAS

S

UMATERA

U

TARA

TEMA :

P US AT KREATI FI TAS S EN I

ARS I TEKTUR EKS P RES I ON I S ME

DOS EN PEMBIMBING 1 :

DOS EN PEMBIMBING 2 :

R. LI S A S URYAN I , S T. , MT.

FI RMAN ED D Y, S T. , MT.

NIM :

NAMA MAHAS IS WA :

BEATRI CE

0 9 0 4 0 6 0 4 9

N O LEMBAR :

TGA- 4 9 0

TUGAS AKHIR

S EMES TER-

B

TA.

2 0 1 2 / 2 0 1 3

JUDUL :

S KALA :

JUDUL GAMBAR :

REN CAN A TELP & CCTV

1 :4 0 0

JALAN GATOT SUBROTO

PARKIR MOBIL

JALUR SERVIS

PARKIR MOBIL PIMPINAN

JALUR DROP OFF MASUK KENDARAAN

KELUAR (MOBIL) KELUAR (SERVIS)

PARKIR MOBIL SERVIS PARKIR MOBIL SERVIS

PARKIR MOTOR PARKIR BUS JALUR PEJALAN KAKI JALUR PEJALAN KAKI

SCLUPTURE

RENCANA SALURAN TELEPON DAN CCTV

SKALA 1:400

AMFITEATER KE BASEMENT TOILET RUANG ELEKTRIKAL rUANG CCTV RUANG UTILITAS RUANG TEKNISI

AREA IBADAH TEMPAT WUDHUPRIA TEMPAT WUDHUWANITA

PINTU MASUK UTAMA

R. SEMINAR PANGGUNG ETALASE LOBBY TOILET WANITA TOILET PRIA R. PANEL &

GUDANG R. TUNGGU NON SMOKINGR. TUNGGUSMOKING R. BACA

R. ADMINISTRASI LOKER KARYAWAN R. PIMPINAN GUDANGRUANG&

PANEL INDOOR CAFE OUTDOORCAFE BAR DAPUR TERBUKA TOILET WANITA TOILET PRIA OUTDOORCAFE BAR GUDANG & RUANG PANEL HALL R. TUNGGU SMOKING R. TUNGGU NON SMOKING PINTU KELUAR DARURAT PINTU KELUAR DARURAT RUANG PAMERAN GRAFFITI RUANG PAMERAN FOTOGRAFI R. PIMPINAN R. ADMINISTRASI R. KARYAWAN PANGGUNG UTAMA PANGGUNG SAMPING (BACKSTAGE)

PINTU MASUK UTAMA

PINTU KELUAR 1

PINTU KELUAR 2

PINTU KELUAR 3 PINTU KELUAR 4

PINTU KELUAR 5

PIT PEMAIN MUSIK PIT PEMAIN MUSIK PIT PEMAIN MUSIK PIT PEMAIN MUSIK R. LATIHAN R. ADMINISTRASI R. GANTI ANGGOTA KOOR R. GANTI PEMAIN MUSIK R. PERSIAPAN (R. TUNGGU ARTIS)

R. KONTROL SUARA TEKANAN RENDAH R. KONTROL SUARA TEKANAN SEDANG R. KONTROL SUARA TEKANAN TINGGI R. PANEL & KONTROL LIGHTING LOBBY TOILET PRIA TOILET WANITA R. GANTI PENYANYI SOLO R. GANTI PENYANYI SOLO R. GANTI PENYANYI SOLO R. GANTI PEMAIN FIGURAN

S IMBOL

KETERANGAN

CCTV

UNIT TELEPON

KABEL CCTV

KABEL TELEPON

T

TELKOM

PANEL PABX

LEGENDA

PANEL CCTV

KABEL DIS TRIBUS I VERTIKAL

T

RENCANA CCTV BASEMENT

SKALA 1:400


(3)

P

E

R

S

P

E

K

T

I

F


(4)

(5)

(6)