BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pariwisata - Preferensi Wisatawan Terhadap Kunjungan Wisata Pulau Samosir Dengan Analisis Konjoin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata

  Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta dari kata dasar “pari” dan “wisata”. Pari berarti berkali-kali, berulang-ulang, banyak, berputar-putar. Sedangkan wisata berarti perjalanan, bepergian. Dengan demikian pengertian pariwisata secara etimologis (asal-usul kata) ialah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain.

  Menurut Burkat dan Medlik dalam Glenn (1998) pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan pada waktu senggang yang didalamnya menyangkut segala kekuasaan untuk menggunakan pendapatan, waktu dan kesenangan. Menurut Prof. Hans Buchli dalam Glenn (1998) pariwisata adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan industri pariwisata. Sedangkan menurut Ketetapan MPRS No. I-II tahun 1960 pariwisata adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain ataupun negara-negara lain.

  Dari beberapa pendapat mengenai pengertian pariwisata, dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain dan bukan untuk berusaha (bisnis) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata hanya untuk menikmati perjalanan tersebut agar tamasya dan rekreasi, atau kunjungan itu memenuhi keinginan yang diharapkan (Yoeti, 1983).

2.2 Pengertian Wisatawan

  Industri pariwisata dapat berkembang jika didukung dengan adanya wisatawan (orang yang melakukan kegiatan wisata). Cohen (1974) dalam Glenn (1998) mengemukakan bahwa wisatawan adalah seorang pelancong yang melakukan perjalanan atas kemauan sendiri dan untuk waktu sementara saja, dengan harapan mendapat kenikmatan dari hal-hal baru dan perubahan yang dialami selama dalam perjalanan yang relatif lama dan tidak berulang.

  Sedangkan Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Samosir mengemukakan bahwa wisatawan merupakan setiap orang yang melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara waktu ditempat lain selain tempat tinggalnya, untuk salah satu atau beberapa alasan selalu mencari pekerjaan. Berdasarkan pengertian tersebut, wisatawan dibagi menjadi dua yaitu : 1.

  Wisatawan Nusantara (Dalam Negeri) Wisatawan nusantara merupakan penduduk suatu negara yang melakukan perjalanan ke suatu tempat di dalam wilayah negara tersebut, namun diluar kurangnya satu malam dan tidak lebih dari satu tahun dan tujuan perjalanannya bukan untuk memperoleh penghasilan dari tempat yang dikunjungi tersebut.

2. Wisatawan Mancanegara (Luar Negeri)

  Wisatawan mancanegara merupakan orang yang melakukan perjalanan di luar negara tempat tinggal biasanya selama kurang dari 12 bulan dari negara yang dikunjunginya, dengan tujuan bukan untuk mencari penghasilan.

  Menurut Burkart dan Medlik (1981) dalam Glenn (1998), wisatawan memiliki empat ciri utama. Keempat ciri ini adalah : a.

  Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di berbagai tempat tujuan.

  b.

  Tempat tujuan wisatawan berbeda dari tempat tinggal dan tempat kerjanya sehari-hari, karena itu kegiatan wisatawan tidak sama dengan kegiatan penduduk yang berdiam dan bekerja di tempat tujuan wisatawan.

  c.

  Wisatawan bermaksud pulang kembali dalam beberapa hari atau bulan ; karena itu perjalanannya bersifat sementara dan berjangka pendek.

  d.

  Wisatawan melakukan perjalanan bukan untuk mencari tempat tinggal untuk menetap di tempat tujuan atau bekerja untuk mencari nafkah.

  Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wisatawan merupakan seseorang yang melakukan kegiatan wisata kesuatu tempat dalam jangka waktu tertentu dan bukan untuk mencari nafkah. Biasanya para wisatawan mengunjungi suatu tempat wisata dengan berbagai motivasi.

2.3 Preferensi

  Semakin pesatnya kebutuhan akan berwisata, pengelola industri pariwisata pun sebagai pemakai jasa wisata. Agar dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada pemakai jasa wisata, penyedia jasa haruslah memahami preferensi wisatawan sebagai pemuas kebutuhannya.

  Menurut Chaplin (2002) preferensi adalah suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu benda daripada benda lainnya. Preferensi wisatawan dapat timbul dari keinginan dan kebutuhan wisatawan terhadap produk wisata yang ditawarkan dalam melakukan perjalanan wisata.

  Data preferensi mengurutkan merek atau stimulus dinyatakan dalam preferensi responden untuk beberapa atribut/ciiri/sifat. Cara yang biasa dilakukan ialah bahwa data diperoleh melalui peringkat preferensi. Responden diminta untuk membuat peringkat merek dari paling disukai sampai yang paling tidak disukai (Supranto,2004).

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi wisatawan

  Pengembangan pariwisata adalah segala kegiatan atau usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua sarana dan prasarana, barang dan jasa serta fasilitas yang diperlukan guna melayani wisatawan.

  Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata ke Pulau Samosir yang sekaligus menjadi variabel yang diteliti pada penelitian ini, antara lain: atraksi wisata, aktivitas wisata, transportasi, jenis akomodasi, fasilitas akomodasi, dan jenis cenderamata.

1. Atraksi Wisata

  Atraksi wisata, yaitu sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan, dinikmati

  dan dimiliki oleh wisatawan, dapat bersumber pada alam dan dapat juga dibuat oleh manusia dan memerlukan persiapan terlebih dahulu sebelum diperlihatkan kepada wisatawan (blogdetik.com). Atraksi wisata meliputi pemandangan alam, flora dan fauna, dan pesta budaya.

  a. Pemandangan Alam

  Pulau Samosir memiliki pemandangan alam yang indah, yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Pulau ini dikelilingi oleh Danau Toba dan juga gunung-gunung.

  b. Flora dan Fauna

  Indahnya pemandangan di Pulau Samosir juga dilengkapi dengan beragam tumbuhan yang ada. Pohon pinus, beragam bunga dan juga beragam fauna yang juga masih terdapat di Pulau Samosir. Hutan Samosir juga memiliki kekayaan alam hayati dengan keanekaragaman jenis satwa dan flora antara lain : mamalia, reptilia, burung, amphibia, jenis binatang tak bertulang dan jenis tumbuhan.

c. Pesta Budaya

  Pesta Budaya Pulau Samosir diadakan setahun sekali. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kebudayaan Batak Toba kepada masyarakat. Dalam kegiatan pesta ini, banyak kebudayaan-kebudayaan batak yang ditampilkan. Misalnya: jenis tarian, beragam perlombaan, dan kegiatan lain. Hal ini bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

2. Aktivitas Wisata

  Aktivitas wisata, yaitu suatu kegiatan wisata yang dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata ke suatu daerah. Aktivitas wisata meliputi: wisata air, mendaki, wisata perikanan.

  a. Wisata Air

  Wisata air ini merupakan kegiatan yang dapat menghilangkan kepenatan para wisatawan, misalnya bermain sampan/perahu dayung, banana boat (mesin). Kegiatan ini dapat dilakukan di beberapa jenis tempat.

  b. Mendaki

  Samosir memiliki beberapa gunung yang menjadi tempat favorit para wisatawan untuk didaki. Antara lain: Gunung Pusuk Buhit (terletak di Pangururan), Gunung Si Malau (terletak di Ambarita).

  c. Wisata Perikanan

  Wisata ini dapat dilakukan oleh para wisatawan untuk menyalurkan hobbinya. Kegiatan ini dapat berupa memancing ikan (fishing), menjaring ikan.

3. Transportasi (pengangkutan)

  Yang dimaksudkan dengan transportasi dalam hal ini adalah sarana yang digunakan oleh wisatawan untuk menuju daerah tujuan wisatanya, dalam hal ini jalur transportasi yang digunakan adalah air dan darat.

  a. Air

  Wisatawan yang menggunakan transportasi air ke Pulau Samosir, harus melewati rute perjalanan menuju Parapat. Kemudian akan menyebrang dan tiba di Tomok.

  b. Darat

  Wisatawan yang menggunakan transportasi darat ke Pulau Samosir, harus melewati rute perjalanan menuju Tele. Kemudian akan tiba di Pangururan.

4. Akomodasi

  Akomodasi adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan (anezgreenblog.com). Akomodasi meliputi penginapan dan restauran (rumah makan dan minum).

  a. Penginapan

  Penginapan yaitu tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi wisatawan.

  b. Restauran (Rumah Makan dan Minum)

  Restauran yaitu tempat yang digunakan wisatawan untuk memenuhi kebutuhan primernya (pangan).

5. Fasilitas Akomodasi Adapun fasilitas akomodasi meliputi mewah dan standar.

a. Fasilitas Mewah

  Fasilitas akomodasi yang mewah dapat dikategorikan dengan penginapan dan rumah makan dan minum yang berbintang dan fasilitas yang lengkap didalam akomodasinya. Antara lain tersedia jenis makanan internasional, tersedia berbagai jenis minuman (termasuk minuman keras). Misalnya: Toledo Inn, Hotel Carolina, Liberta Homestay, Horas Family Home.

b. Fasilitas Standar

  Fasilitas akomodasi yang standar dapat dikategorikan dengan tempat yang tidak berbintang dan fasilitas tidak selengkap akomodasi berfasilitas mewah. Misalnya: Penginapan Pasir Putih, dan penginapan-penginapan lainnya.

6. Jenis Cenderamata

  Cenderamata merupakan oleh-oleh yang dibawa seorang wisatawan ketempat asalnya untuk memori yang terkait dengan benda itu Oleh-oleh ini merupakan suatu ciri khas dari tempat wisata tersebut. Cenderamata ini meliputi: ukiran-ukiran, kain tradisional (ulos), dan makanan khas.

  a. Ukiran-Ukiran

  Ukiran dari Pulau Samosir dapat berupa ukiran dari kayu yang dibuat sendiri oleh penduduk asli Samosir dengan beragam bentuk, gambar dan makna.

  b. Kain Tradisional (Ulos)

  Kain tradisional (ulos) merupakan hasil dari tenunan ataupun jenis kerajinan tangan asli penduduk Samosir. Ulos ini menjadi ciri khas penduduk dalam pesta-pesta adat dan juga menjadi salah satu cenderamata yang cukup diminati oleh wisatawan.

  c. Makanan Khas

  Adapun makanan khas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah makanan asli Samosir yang dapat menjadi oleh-oleh (buah tangan) bagi para wisatawan, antara lain: kopi asli Samosir, kacang rondam, ikan pora- pora kering (ikan kecil asli Danau Toba).

2.5 Analisis Konjoin

  

Analisis conjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran,

khususnya pada berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen

terhadap berbagai desain produk. Kata ”conjoint” menurut para praktisi riset

  diambil dari kata”Con-sidered Jointly”. Dalam kenyataannya kata sifat “conjoint” di turunkan dari kata benda “to conjoint” yang berarti “joined together” atau bekerja sama (http://www.sawtoothsoftware.com).

  Analisis konjoin adalah suatu teknik yang secara spesifik digunakan untuk memahami bagaimana keinginan atau preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk.

  Pada dasarnya, tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian. Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang atau jasa, atau objek tertentu yang dinginkan oleh sebagian besar responden (Singgih, 2010). berikut:

  

Y (non metrik atau metrik) = X + X + X + … + X (non metrik)

  1

  1

  2

  3 N

  Keterangan : 1)

  1 (variabel dependen), skala pengukuran metrik atau non metrik,

  Y didefinisikan sebagai pendapat keseluruhan dari seorang responden terhadap sekian faktor/atribut dan taraf pada sebuah barang/jasa/ide. 2)

  1 , X 2 , X 3 hingga X N (variabel independen), skala pengukuran non metrik,

  X didefinisikan sebagai faktor/atribut dan taraf.

  Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan analisis konjoin secara umum sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi atribut 2.

  Merancang kombinasi atribut atau stimuli 3. Penentuan jenis data yang diperlukan 4. Menentukan metode analisis 5. Hasil analisis dan interpretasinya

  1 . Mengidentifikasi Atribut

  Atribut merupakan variabel-variabel yang akan diteliti. Di dalam merumuskan masalah analisis konjoin, peneliti harus mengenali/mengidentifikasi atribut dengan tingkatan atau level masing-masing di pergunakan untuk membentuk stimulus. Level atribut menunjukkan nilai yang diasumsikan oleh atribut.

  Atribut dapat diidentifikasi melalui diskusi dengan pakar (tenaga ahli), menganalisis data sekunder, riset kualitatif (melalui focus group ) dan pilot

  survey. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan skalanya.

  Skala atribut dibagi menjadi dua yaitu skala kualitatif atau non metrik atau rasio).

  2 . Merancang Kombinasi Atribut (Stimuli)

  Stimuli merupakan sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden. Dalam desain stimuli termasuk memilih atribut dan taraf atribut yang akan digunakan untu membuat stimuli. Ada dua cara pembentukan stimuli dalam analisis konjoin

  yaitu: metode full profile atau metode evaluasi banyak faktor dan metode pairwise comparison atau metode evaluasi dua faktor.

  1. Full Profile Di dalam metode full profile mengevaluasi banyak faktor dan dibentuk dari semua atribut. Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan fractional factorial

  

design . Suatu kelas spesial fractional design, yang disebut orthogonal array

memungkinkan mengestimasi semua main effects. Desain ini mengasumsikan

bahwa setiap interaksi yang tidak penting bisa diabaikan. Untuk membentuk

stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS For Windows 17.0 sehingga

diperoleh 21 stimuli dengan menggunakan orthogonal array. Stimuli yang

terbentuk disusun dalam kartu-kartu stimuli.

  Setiap stimuli berisi kombinasi antara atribut dengan taraf, dimana tiap stimuli menggambarkan profil tiap produk. Responden mengevaluasi masing-

masing stimuli dengan cara ranking (mengurutkan) atau rating (memberi nilai

peringkat), mulai dari stimuli yang paling diminati hingga stimuli yang paling

tidak diminati. Keuntungan menggunakan metode ini adalah : 1)

  

Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan menjelaskan setiap stimuli

berisikan sebuah taraf dari masing-masing atribut.

Menggambarkan trade-offyang lebih jelas antara seluruh atribut yang tersedia.

3) Memungkinkan pemakaian tipe-tipe penilaian preferensi lainnya. Sedangkan kendala menggunakan metode ini adalah : 1)

  

Seiring bertambahnya jumlah atribut yang diteliti akan menambah

kemungkinan diperoleh kelebihan informasi. 2)

Urutan atribut-atribut yang tertulis dalam kartu stimuli bisa berdampak pada

evaluasi. Oleh sebab inilah metode full-profile disarankan apabila jumlah

atribut yang diteliti kurang dari enam atau sama dengan enam.

  2. Pairwise Comparison

  Di dalam metode Pairwise Comparison (metode evaluasi dua faktor), responden menilai dua atribut setiap kali sampai semua kemungkinan pasangan dua atribut telah selesai dievaluasi. Di dalam metode pairwise, dimungkinkan untuk mereduksi/mengurangi jumlah perbandingan pasangan dengan menggunakan

  cyclical designs.

  Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan fractional factorial

design . Suatu kelas spesial fractional design, yang disebut orthogonal array

memungkinkan mengestimasi semua main effects.

3. Penentuan Jenis Data Yang Diperlukan

  Data yang diperlukan dalam analisis konjoin dapat berupa data non-metrik (data berskala nominal atau ordinal atau kategorial) maupun datametrik (data berskala interval atau rasio).

  1. Data metrik Untuk memperoleh data dalam bentukmetrik, responden diminta untuk sebelumnya. Perangkingan dimulai dari 1 dan seterusnya hingga ranking terakhir bagi stimuli yang paling tidak disukai.

  2. Data non-metrik

  Untuk memperoleh data dalam bentuk non-metrik, responden diminta untuk memberikan nilai atau rating terhadap masing-masing stimuli. Dengan cara ini, responden akan dapat memberikan penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian nilai atau rating dapat dilakukan melaui beberapa cara, yaitu : a.

  Menggunakan skala Likert mulai dari 1 hingga 5 (1 = paling tidak disukai dan 5 = paling disukai) b.

  Menggunakan nilai ranking terbalik, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulinya, sedangkan stimuli yang paling tidak disukai diberi nilai satu.

4. Menentukan Metode Analisis Yang Digunakan 1.

  Metode regresi dengan variabel dummy Variabel yang dianalisis dengan model regresi dapat berupa variabel kuantitatif dan dapat pula berupa variabel kualitatif. Variabel kualitatif dalam model regresi sering disebut juga dengan istilah variable dummy. Untuk variabel kualitatif yang mempunyai k kategori bisa dibangun k – 1 peubah boneka. Variabel ini biasanya mengambil nilai 1 atau 0. Kedua nilai yang diberikan tidak menunjukkan bilangan (numerik) tetapi hanya sebagai identifikasi kelas atau kategorinya. Di dalam Supranto (2004) a.

  Atribut yang mempunyai dua taraf diberi kode 1 untuk salah satu taraf dan 0 untuk lainnya.

  b.

  Atribut yang mempunyai tiga taraf, pengkodeannya sebagai berikut : Taraf Kode Taraf 1 1 0 Taraf 2 0 1 Taraf 3 0 0

  Untuk taraf lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama sehingga setiap faktor memiliki k – 1 variabel dummy. Banyaknya variabel ini sama dengan banyaknya kategori (taraf) dikurangi satu.

  Metode regresi dengan variabel dummy sangat umum digunakan untuk data berjenis non metrik maupun metrik, dimana data telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya. Terdapat beberapa variasi penggunaan metode regresi dengan variabel dummy yaitu : a.

  Bila data yang digunakan berasal dari penilaian stimuli yang telah dirancang sebelumnya dan penilaian dilakukan dengan menggunakan skala metrik, maka regresi dengan variabel dummy dapat dihitung langsung dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS).

  b.

  Bila penilaian stimuli menggunakan urutan (ranking)stimuli, maka data harus diubah lebih dulu menjadi skala interval dengan menggunakan

  Monotonic Regression atau menggunakan Multidimensional Scaling

  (MDS) yang dikombinasikan dengan Multy Analysis of Variance (MANOVA), kemudian analisis dilanjutkan dengan regresi menggunakan variabel dummy.

  c.

  Bila data diperoleh melalui penilaian secara terpisah dari masing-masing atribut, dimana variabel tak bebas umumnya berupa intensitas pilihan, maka analisis yang digunakan adaah LOGIT model. Secara umum model dasar analisis konjoin (Kuhfeld, 2000) adalah:

  m k Y = β β

X ε + +

ij ij ij ij

  ∑∑ i = j =

  1

  

1

Keterangan :

  Y ij : Peringkat seluruh responden : Intersep

  β k : Banyak taraf dari atribut ke-i m : Jumlah atribut X ij : Peubah boneka atau variabel dummy dari atribut ke-i taraf ke-j

  : Nilai kegunaan atribut ke-i taraf ke-j

  ij

  β

  ij : Galat

  ε Dengan model regresi tersebut, maka dapat ditentukan nilai kegunaan dari taraf-taraf tiap atribut untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf relatif terhadap taraf yang lain pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan taraf, maka nilai kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

  =

=1

  Keterangan : : Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut : Range nilai kepentingan untuk tiap atribut

I i ij ) – ij )}

  

= {maks(α min(α

5 . Hasil Analisis dan Interpretasinya

  Kuhfeld (2000) mengemukakan ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil, yaitu : a.

  Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai.

  b.

  Total nilai kegunaan masing - masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut.

  c.

  Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.

  d.

  Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan taraf tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih penting.

2.6 Jenis Data

  Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.

  a. Berdasarkan Sumbernya

  Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

  1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion) dan penyebaran kuesioner.

  2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Samosir, Badan Pusat Statistika (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

  b. Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya

  Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinu. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio

  1. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan

  (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.

2. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai

  dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:

  a.

   Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang

  diperoleh dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya: jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20, jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang, jumlah penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak 246.867 orang. Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).

  b.

   Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang

  diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum misalnya: tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter, IQ Budi adalah 120.

  Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu: a.

   Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang

  diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Contoh data nominal antara lain: jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu: (1) Laki-laki dan (2) Perempuan.

  b.

  Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya.

  Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Contoh jenis data ordinal antara lain: Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah.

  c.

  Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Contoh data interval, antara lain: hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 0 Celcius sampai 1 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 1 Celcius sampai 2 Celcius.

  d.

  Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) , – , x, : ).

2.7 Orthogonal Array

  

Orthogonal array memungkinkan desain yang mengasumsikan bahwa semua

  interaksi yang tidak penting bisa diabaikan. Orthogonal array dibentuk dari basic

  

fullfractional design dengan mengganti suatu faktor baru untuk seleksi interaksi

  efek yang dianggap bisa diabaikan. Metode yang lain untuk mengurangi banyaknya interaksi dengan melakukan survey terhadap konsumen.

2.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

  Uji valliditas atau kesahihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsi. Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid (Sukaria Sinulingga, 2011).

  Reliabilitas adalah sebuah alat ukur berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrument tersebut (Sukaria Sinulingga, 2011). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

  α > 0,60. Menurut Sugiyono (2006), “instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Kategori koefisien korelasi berdasarkan Sugiyono (2006) adalah sebagai berikut :

  0.80 < r xy Reliabilitas sangat tinggi ≤ 1.00

  Reliabilitas tinggi 0.60 < r xy

  ≤ 0.80 0.40 < r xy Reliabilitas sedang

  ≤ 0.60 0.20 < r xy Reliabilitas rendah

  ≤ 0.40

  • 1.00 < r Reliabilitas sangat rendah

  xy

  ≤ 0.20