Kembali Digelar, Ini Serangkaian Acara ISPhOA 2018

Berita Utama 1

Edisi 2 : Agustus 2018

NEWSLETTER
Departemen Teknik Fisika ITS

Berita

Foto: Tim dokumentasi ISPhOA

Kembali Digelar, Ini Serangkaian
Acara ISPhOA 2018
Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menggelar International Seminar
on Photonics, Optics, and its Application (ISPhOA). Seminar
kelas dunia tersebut diadakan selama dua hari sejak Rabu,
(1/8) di Bumi Surabaya City Resort.
Agus Muhammad Hatta, Ph.d , Kepala Departemen Teknik
Fisika ITS menjelaskan, acara ini sebelumnya pernah dilaksanakan di Pulau Dewata pada tahun 2016 dan 2014. Ia menyampaikan, ISPhOA memang diadakan dengan tujuan memenuhi kebutuhan para peneliti dibidang optik and fotonik
untuk berbagi hasil riset dan berkolaborasi.
Karena memilih Surabaya sebagai tuan rumah tahun ini, ISPhOA menampilkan Tari Remo pada pembukaan acara. Tarian ini disajikan dengan maksud memperkenalkan tarian khas

Jawa Timur kepada peserta seminar yang berasal dari penjuru
dunia. “Selain seminar, ISPhOA juga menjadi media untuk
mengenalkan budaya Indonesia, disini kami mengenalkan atmosfer serta pesona Surabaya,” tuturnya.
Tidak hanya mengenalkan apa yang Indonesia punya sebagai
negara berbudaya, Hatta menambahkan, peserta yang hadir diharapkan dapat mengetahui ilmu pengetahuan terbaru
di bidang ini. “ISPhOA ini adalah wadah untuk membangun
koneksi (jaringan, red), berbagi pengetahuan antara peserta dan tamu pembicara dari luar negeri,” sambung pria yang
akrab disapa Hatta ini.

Intan Dwi Kurniawati, Sekretaris ISPhOA 2018
menerangkan, di awal, peserta berada di dalam satu
ruangan untuk mengikuti plenary session yang diisi oleh profesor yang diundang dari luar Indonesia.
Kemudian, peserta dibagi berdasarkan pokok bahasan abstrak yang dikirim menjadi tiga kelas yang
disebut dengan paralel session. Ia menuturkan, kelas pertama membahas Optical Engineering, kelas
kedua Biomedical and Optical Spectroscopy, dan
terakhir Photonics Device and Material Processing.
Ia mengatakan, tahun ini terdapat 42 peserta dengan dengan dua kategori yaitu oral presentation
dan poster session. “Untuk kategori oral presentation terdapat 30 peserta yang akan dinilai saat pengadaan paralel session,” ungkapnya.
Penilaian presentasi ini dilakukan oleh moderator
dan juga peserta melalui form penilaian yang telah

disediakan panitia. “Penilaian kategori poster didasarkan suara peserta dengan sistem voting,” imbuh Intan. Ia juga menjelaskan, terlepas dari kedua
kategori tersebut, semua paper peserta seminar
akan diterbitkan sebagai kumpulan jurnal Internasional di SPIE Digital Library.
Selain di Hotel Bumi Surabaya, peserta ISPhOA
juga disambut dengan gala dinner di Rumah Dinas Walikota Surabaya. Acara ini berakhir dengan
closing party, pada Kamis, (3/8) serta pengumuman juara atas kategori yang ada. (sin/nov)

2 Riset

Busticpray, Alat Semprot Air Otomatis
bagi Pelanggar Lalu Lintas
Mahasiswa Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali berkarya
melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta
(PKM-KC). Viko Dian Nano, Aris Setiawan dan Ian
Haikal Amir Akbar, tiga mahasiswa angkatan 2016
menciptakan alat Busticpray (Busway Automatic
Spray). Alat semprot air otomatis ini ditujukan bagi
pengendara motor yang melakukan pelanggaran lalu
lintas diantaranya menerobos jalur bus.
Ide untuk menciptakan perangkap semprotan air

ini muncul dari acuhnya pengendara terhadap larangan untuk melalui jalur khusus di kota-kota besar,
contohnya jalur Trans Jakarta. Banyak pengendara
mengabaikan peraturan tersebut dengan alasan untuk
menghindari kemacetan lalu lintas. Dengan adanya
kamera sebagai pendeteksi, sistem image processing
(pemrosesan gambar) dari Busticpray akan mengetahui bila ada pengendara yang melanggar peraturan
tersebut dan secara otomatis menyemprotkan air untuk menimbulkan efek jera. Alat ini tentunya meningkatkan kesadaran pengendara untuk mematuhi aturan
lalu lintas, walaupun sedang tidak dalam pengawasan
polisi.
Busticpray terdiri atas beberapa komponen utama yaitu kamera, mikrokontroller, modul relay, dan pompa.
Kamera bertugas merekam jalan yang menjadi target
perangkap, mikrokontroller bertugas menjalankan
pemrosesan gambar sekaligus mengontrol kerja pompa. “Dari rekaman kamera tersebut, mikrokontroller
Raspberry Pi yang kami gunakan akan memicu modul relay, menyalakan pompa, dan menyemprotkan
air.” terang mahasiswa asal Malang ini. Ia menutur-

kan, selain berguna sebagai perangkap, gambar yang
terekam kamera juga dapat membantu kepolisian
untuk menindaklanjuti pelaku. “Plat nomor pelanggar dapat tedeteksi, sehingga hukuman berupa tilang
tetap bisa diberlakukan,” ungkap Viko lagi.

Busticpray merupakan contoh nyata dari aplikasi
ilmu Teknik Fisika untuk memecahkan permasalahan masyarakat. Terdapat komponen mekanik, elektrik, serta pemrograman mikrokontroler dalam alat
ini. Pengerjaan proyek inipun dibagi sesuai keahlian
masing-masing anggota. Viko bertugas di mekanik,
Ian Haikal di elektrik, dan Aris Setiawan sebagai
programmer. “Saya sangat bersyukur bisa kuliah di
Teknik Fisika, sebab dengan luasnya ilmu yang saya
dapatkan, saya bisa mengombinasikan antara mekanik elektrik dan programming tidak dengan susah
payah karena memang 3 hal tersebut memang pada
dasarnya dipelajari di TF.” Bersambung ke hal. 4

Riset

Speaker Duabelas Sisi
Penunjang Penelitian Bidang Akustika
Melihat pentingnya tata suara (akustika) dalam suatu ruang, Dosen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr. Dhany Arifianto, S.T, M. Eng. kembali berinovasi dengan menciptakan
sumber suara (speaker) dua belas sisi atau dodekahedron. Alat ini merupakan penunjang penelitian dibidang
akustika sebagai alat untuk evaluasi respon ruangan.
Ruangan yang baik adalah ruangan yang mampu
memantulkan bunyi dengan penyebaran loudness yang sama. Karena speaker pada umumnya

tidak berbentuk bulat layaknya persebaran bunyi,
speaker dengan dua belas sisi mampu menjadi
sumber titik yang sesuai dengan persebaran gelombang bunyi.
Dosen lulusan Jepang ini menjelaskan, speaker
ini berawal dari keinginan untuk mewujudkan
pengadaan alat di laboratorium vibrasi dan akustik Teknik Fisika ITS. "Dulu sempat meminjam
ke perguruan tinggi lain dan ditarik ditengahtengah penelitian, jadi tidak enak kalau tidak
memiliki alat ini sendiri." papar dosen yang
akrab disapa Pak Dhany ini.
Dengan bantuan dana dari direktorat inovasi ITS
untuk pengembangan inovasi produk lab, Pak
Dhany beserta tim berhasil menciptakan speaker
yang belum diproduksi di Indonesia. Ia bekerjasama dengan beberapa pihak seperti perusahaan di bidang akustik untuk pasokan speaker.
ITS juga melibatkan Institut Teknologi Bandung
(ITB) sebagai penguji juga Universitas Negeri
Sebelas Maret (UNS) sebagai pemasok material.
Pak Dhany mengatakan, pembuatan Speaker
Dodekahedron dilatarbelakangi oleh kebutuhan alat pengukur ruangan sebagai penunjang
penelitian di bidang akustik. “Karena harga alat
yang lumayan mahal dan dirasa tidak sulit untuk

membuatnya, maka kami melakukan penelitian
terhadap alat ini.” ujarnya.
Melihat market yang terbuka lebar, Pak Dhany
beserta tim merencanakan adanya pemasaran
produk yang telah mendapatkan hak paten ini.
"Alat ini sudah lulus uji coba standar ISO." ungkap Pak Dhany. Bersambung ke hal.7
Sumber: Lab Vibrasi dan Akustik

3

4 Apa Kabar Teknik Fisika ?

Selangkah Lebih Dekat
dengan Fringe Processing
Selasa(31/07), Dr. Percival F. Almoro,
Professor of National Institute of Physics
(NIP), University of the Philippines Diliman,
menginjakkan kaki di Departemen Teknik
Fisika ITS guna membagikan ilmunya pada
kuliah tamu yang diselenggarakan di Ruang

Sidang Teknik Fisika ITS. Dr. Almoro memperoleh Ph.D. Fisika di NIP pada tahun 2004,
dan menjadi ahli pada bidang interferometri,
holografi, dan pengujian non destruktif. Beliau hadir dalam rangka OSA Travelling Lecture Program, suatu kegiatan yang disponsori
oleh OSA (The Optical Society) untuk membangun relasi dan menyebarkan ilmu optika
dan fotonika ke seluruh dunia.

Peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ITS baik S1
maupun S2 sangat antusias bertanya saat sesi tanya jawab berlangsung. “Acara yang diadakan oleh Laboratorium Rekayasa
Fotonika yang berlangsung selama kurang lebih dua jam ini
memang dimaksudkan untuk membekali mahasiswa khususnya mahasiswa TF yang kurang menaruh minat pada bidang
rekayasa fotonika agar tertarik pada bidang ini melalui kuliah
tamu.” ungkap Selvy selaku panitia penyelenggara. “Harapan
kedepanya TF ITS bisa menjalin kerjasama dengan National Institute of Physics (NIP), University of the Philippines
Diliman entah switch program atau lainya.” tambahnya.
Kuliah tamu ini termasuk salah satu rangkaian acara ISPhOA
yang akan dilaksanakan pada 1-2 Agustus di Bumi Surabaya
City Resort. ISPhOA (International Seminar on Photonics,
Optics, and its Applications) 2018 adalah seminar ISPhOA
ketiga yang diadakan oleh Departemen Teknik Fisika ITS
dan mengundang tokoh-tokoh ilmiah yang bereputasi internasional dalam penelitian bidang optik dan fotonik, termasuk

Dr. Almoro.(sin)

Pada kuliah tamu ini, Dr. Almoro membahas tentang Statistical Fringe Processing
yang notabene belum banyak diketahui oleh
masyarakat luas. Fringe Processing merupakan ilmu yang berikatan erat dengan
metrologi optik, yaitu upaya untuk melakukan pengukuran berbagai besaran fisis
melalui metode yang berkaitan dengan cahaya. “Pokok bahasanya sangat bermanfaat,
me- ngingat bidang ini masih terbilang baru
dan belum banyak dimanfaatkan sehingga
kedepan bisa dikembangkan aplikasinya.”
ucap salah satu peserta kuliah tamu, Nasir.
lanjutan dari hal. 2
Suka duka dialami tim ini dalam merancang dan
membangun alat Busticpray. Sebagian besar pengerjaan elektrik dan mekanik dilakukan di Laboratorium
Fisika Rekayasa. “Mengerjakan produk ini image
processingnya hampir gagal terus saat mengklasifikasi objek kendaraan menggunakan metode HoG
dan tensorflow. Sekarang dengan metode haar cascade baru berhasil tapi masih ada kendala yaitu
resolusi gambar terlalu besar sehingga delay waktu
agak lama. Merancang pemrograman sistem kontrol
alat juga bukan pekerjaan mudah. Untuk bahasa pemrograman menggunakan phyton dan menggunakan

library opencv untuk image processingnya.” Tutur
Viko.
Sekarang dengan metode haar cascade baru berhasil
tapi masih ada kendala yaitu resolusi gambar terlalu
besar sehingga delay waktu agak lama.

Photo by: OSA-SPIE Student Chapter

Merancang pemrograman sistem kontrol alat juga bukan pekerjaan mudah. Untuk bahasa pemrograman
menggunakan phyton dan menggunakan library
opencv untuk image processingnya.” Tutur Viko.
Pada mulanya, ide pembuatan Busticpray memang
dikhususkan untuk mengawasi pelanggaran di jalur
khusus bus Trans Jakarta. Akan tetapi, Busticpray
buatan tim ini juga dapat diterapkan guna mengawasi
jenis-jenis pelanggaran lain. Tim ini memberikan satu
contoh yaitu di trotoar. “Melewati trotoar atau tidak
memakai helm bisa saja terdeteksi, tinggal merubah
programnya.” Harapannya, alat ini dapat digunakan
untuk berbagai aplikasi, walau masih bu tuh pembenahan di bagian kemasan. “Kami hanya membungkus

mekanik yang ada dalam boks agar rapi, mungkin
akan ada ide agar lebih praktis lagi,” pungkas Viko.
(rfa)

Apa Kabar Teknik Fisika ? 5

Wajah Baru Kantin dan Tempat
Parkir Teknik Fisika ITS

(7/8) Ada yang berbeda dari penampakan gedung Teknik
Fisika ITS sejak pertengahan semester genap tahun ini.
Departemen yang telah berdiri sejak 1965 ini telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Seiring
dengan upaya pengembangan departemen yang telah
meraih akreditasi A dari BAN-PT dan sedang menuju
akreditasi AUN-QA, dibangunlah kantin Teknik Fisika
ITS yang baru serta penambahan fasilitas pada tempat
parkir motor di Departemen Teknik Fisika ITS.
Kantin baru Teknik Fisika terletak di tengah kawasan
departemen, tidak jauh dari mushola dan gedung utama.
Lokasi ini lebih strategis dan terbuka dibanding kantin

lama yang disebut Kantin Ijo (Kanjo). Kanjo ini sangat
populer tidak hanya di dalam departemen tapi di kalangan mahasiswa departemen lain lantaran makanan yang
dijual terbilang murah dan enak. Asal-usul disebut Kantin Ijo adalah karena warna hijau yang merupakan warna
khas dari departemen Teknik Fisika.

Kantin baru Teknik Fisika mengundang antusiasme yang tinggi dari civitas akademik yang
berada di Teknik Fisika. Hal ini terlihat pada
saat kantin tersebut baru selesai dibangun, sudah
banyak mahasiswa serta karyawan yang duduk
disana, entah itu mengerjakan tugas, melepas lelah atau sekedar bercengkerama dengan teman
sehabis kuliah. Fasilitas yang disediakan oleh
kantin baru ini juga terbilang sangat memadai,
berbeda dengan kantin lama. Meja dan kursi
yang disediakan lebih banyak, terdapat wastafel,
serta penerangan yang didapat juga jauh lebih
baik. Fasilitas ini sangat mendukung bagi mahasiswa yang ingin berkunjung sambil mengerjakan tugas. Di beberapa sudut juga disediakan
stop kontak bagi pengguna laptop atau gadget.
Pembangunan kantin baru Teknik Fisika pada
awalnya sedikit membuat terkejut para mahasiswa yang belum tahu tentang rencana tersebut.
Banyak yang menerka-nerka soal bangunan baru
ini.“Iya saya awalnya tidak tahu soal pembangunan kantin baru ini, saya kira akan dibangun
sesuatu yang lain. Ternyata kantin. Menurut saya
bagus karena fasilitasnya lebih memadai dan cocok untuk dipakai nugas.” tukas Vieri, mahasiswa Teknik Fisika.
Tidak jauh dari euforia kantin baru, fasilitas baru
lainnya dibangun oleh pihak departemen di

tempat parkir motor Teknik Fisika. Kini para mahasiswa
yang membawa motor tidak perlu lagi khawatir soal
keamanan atau kehabisan wilayah parkir karena telah
tersedia portal keamanan yang hanya bisa dibuka dengan RFID Card. RFID (Radio Frequency Identification)
Card hanya dimiliki oleh masing-masing civitas akademik Teknik Fisika. Hal ini tentunya sangat membantu
untuk memaksimalkan kapasitas parkir mengingat sebelumnya banyak mahasiswa departemen lain yang sering
menumpang parkir di sana.
Kelebihan lainnya dari penggunaan kartu RFID tersebut adalah meningkatnya keamanan bagi motor yang
diparkir mengingat tidak semua orang bisa keluarmasuk tempat parkir ini. Kartu RFID ini juga dinilai lebih praktis karena prosesnya hanya dengan meletakkan
kartu di depan sensor lalu portal akan terbuka. Proses
yang cepat ditambah pintu keluar dan pintu masuk yang
dibedakan terbukti bisa meminimalkan antrian kendaraan yang sebelumnya menjadi kendala di tempat parkir
Teknik Fisika ini.
Selain perbaikan di fasilitas pendukung, perbaikan fasilitas juga dilakukan di fasilitas utama pembelajaran yaitu ruang kelas, laboratorium, serta ruang baca Teknik
Fisika. Tentunya kita berharap seluruh civitas akademik
mampu turut merawat dan menggunakan berbagai fasilitas utama maupun pendukung di departemen de-ngan
bijak.(ath)

6 Apa Kabar Teknik Fisika ?

Kini Mahasiswa ITS Dibekali
Ilmu Lintas Jurusan
Foto: Humas ITS

Selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kebutuhan masyarakat, Perguran Tinggi
diamanahi untuk selalu melakukan evaluasi kurikulum.
Begitupun dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang memberlakukan kurikulum baru mulai tahun
ajaran 2018/2019. Uniknya, kurikulum berbasis capaian
pembelajaran ini memberi keleluasaan para mahasiswa
untuk mengambil kelas di program studi (prodi) lain.
Melalui surat edaran Agustus 2016 lalu, Kementrian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menghimbau
Perguran Tinggi untuk melakukan penyesuaian kurikulum dengan pendekatan kapabilitas dan transdispliner. Dalam himbauannya, terdapat pula beberapa mata
kuliah yang harus disediakan Perguruan Tinggi bagi
mahasiswa program Sarjana dan Diploma. Diantaranya
yaitu Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa
Indonesia.
“Pada dasarnya ITS pun telah menyediakan kelas tersebut. Hanya saja berbeda judul. Contohnya mata kuliah Wawasan Kebangsaan di kurikulum lama, memuat
Pancasila dan Kewarganegaraan,” ungkap Prof. Heru
Setyawan Wakil Rektor ITS.
Guru besar yang membawahi bidang Akademik dan Kemahasiswaan ini juga mengungkapkan bahwa ITS sigap
menanggapi himbauan tersebut. “Perubahan kurikulum

yang seharusnya berlangsung tahun depan apabila
mengikuti skema lima tahun sekali, kami percepat
menjadi tahun ini,” lanjutnya.
Selain itu, terdapat pula perubahan dalam mata
kuliah Wawasan Teknologi dimana akan diadakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebobot 1 sks. Beliau
menuturkan, program KKN ini bekerja sama dengan 31 kecamatan di Kota Surabaya. “Persetujuan walikota pun sudah kami kantongi. Harapannya, selain belajar di kelas, dalam satu semester
para mahasiswa dapat merancang suatu kontribusi
yang aplikatif bagi masyarakat,” terang Guru Besar Teknik Kimia ini.
Untuk mencapai harapan tersebut, ITS kemudian
merancang skema transdisipliner yang memungkinkan para mahasiswa mengambil kelas lintas
prodi. Dengan itu, para mahasiswa mampu memperkaya keilmuan dan kompetensi mereka. Melalui
pembukaan kelas khusus tiap prodi diperkenankan
mengirim dan menerima mahasiswa dari prodi
lain. “Pembukaan kelas mata kuliah pengayaan
dilimpahkan kepada departemen, yang pasti tidak
boleh ada mata kuliah prasyarat. Departemen pun
diperkenankan membuka kelas khusus yang berbeda di semester depan,” lanjut beliau.

Apa Kabar Teknik Fisika ? 7
Menyukseskan perubahan kurikulum 20182023 ini, ekivalensi per mahasiwa mulai dilaksanakan pekan ini, Senin (6/8). Bagitupun dengan Departemen Teknik Fisika. Hal ini dibenarkan oleh Hendra Cordova, S.T, M.T, kepala Program Studi S1. “Tentu ini dimaksudkan
agar tidak ada mahasiswa yang dirugikan baik
dari sisi kredit semester maupun masa studi,
sesuai prinsip ekivalensi,” imbuhnya ketika
ditemui TF Media.

“Selain itu ada juga penghapusan 10 mata kuliah yang
terdapat di kurikulum sebelumnya,” lanjut beliau. Mata
kuliah tersebut antara lain Metrologi Optik, Instrumentasi Industri, Sistem Pengendalian Bioreaktor, Pencahayaan Buatan, Rekayasa Energi di Industri, Keberlanjutan
Energi, Polimer dan Komposit, Ultrasonik, Pengendalian
Bising Industri, serta Sistem Penyimpanan Energi.(saa)

Disampaikan oleh pak Hendra, beberapa perbedaan pada kurikulum baru ini mayoritas merupakan perubahan semester pengambilan mata
kuliah tertentu. Selebihnya terdapat beberapa
penggabungan mata kuliah. Contohnya mata
kuliah Desain Instrumentasi dan Sistem Instrumentasi dimerger menjadi Sistem Intrumentasi
sebobot 4 sks.

Sambungan dari hal.3
Speaker besutannya ini berdiameter sekitar 55 cm beratnya 30 kg. Ia menganggap, alat ini kurang praktis. "Produksi generasi kedua kami adalah speaker
dodekahedron dengan dimensi kecil yaitu 15 cm
dengan berat sekitar 10 kg tanpa mengurangi fungsi
kerja alat," papar pria berkacamata ini.
Ia mengatakan, rencananya, speaker ini akan dipasarkan dengan harga 100 juta per unit dengan full support. Ia menjelaskan bahwa harga tersebut sudah termasuk layanan purna jual selama satu tahun. Pembeli
dapat memperbaiki alat atau ganti unit jika terdapat

keluhan dari pembeli. Harga ini jauh lebih murah
dibandingkan dengan harga pasar produk luar negeri yaitu sekitar 1,2 milyar rupiah.
"Sejauh ini, dedokahedron telah terjual oleh tiga
orang dan dua orang yang meminta diperkecil dimensinya sehingga pemakaian dapat lebih leluasa,"
terangnya. Tidak hanya untuk tujuan komersil, alat
ini tentu sangat membantu mahasiswa dalam praktikum ataupun pengambilan data untuk tugas akhir.
(sin/nov)

8 Profil

"Matematika Membangun
Sistematika Berfikir"
-Ir Apriani Kusumawardhani M Sc.
Dokumentasi : Pandu

“Belajar matematika itu membangun logika. Sistematika berfikir, keruntutan, juga ketelitian akan
terbangun dengan sendirinya dalam belajar matematika. Matematika itu penting dalam segala aspek
kehidupan,” ungkap Ir. Apriani Kusumawardhani,
M.Sc. Dosen matematika legendaris dari Teknik
Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya. Menekuni dan mengajar beberapa mata
kuliah diantaranya Matematika Rekayasa, Rangkaian Listrik, serta mata kuliah pilihan Image Processing, Ibu Apriani pensiun dari jabatannya sebagai
dosen pada pertengahan 2018 ini.
Wanita kelahiran Probolinggo ini mengaku senang
dengan mata pelajaran matematika sejak sekolah
dasar. Bahkan, beliau adalah jawara tak terkalahkan
dalam mata pelajaran yang dulu disebut berhitung.
“Matematika mengajak seseorang berfikir sangat
nyata, yakni mencari-cari kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan manusia lewat angkaangka, titik, garis dan bidang,” terangnya.

Redaksi
Penanggung Jawab:
Agus M. Hatta, Ph.D
Redaktur:
Rima Fitria Adiati, S.T.
redaksi.tfmedia@gmail.com

Ibu Apriani habiskan masa kecilnya di kota dengan
julukan kota santri ini. Menjelang sekolah menengah pertama, beliau berpindah ke Blitar dan akhirnya menetap di Surabaya. Lulus menengah atas,
beliau melanjutkan pendidikannya di Fisika Teknik
ITS. Beliau mengaku mendaftar secara diam-diam.
Kedua orangtuanya menginginkannya menjadi seorang guru dan mendaftar di Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (sekarang UNESA).
Ibu Apriani ternyata seorang petarung tangguh. Sejak awal perkuliahan, beliau membiayai segala kebutuhannya sendiri. Melalui beasiswa yang diterima
serta kerja paruh waktu yang beliau kerjakan, penghasilannya sudah lebih dari cukup.
Berbicara mengenai dunia perkuliahan, dosen
matematika ini menerangkan, pada zamannya masuk sebagai mahasiswa baru, tidak ada kaderisasi.
“Ada gembor-gembor kekerasan di tahun sebelumnya, jadi kegiatan kaderisasi mahasiswa ditiadakan
saat saya maba,” papar Ibu Apri. “Kaderisasinya
oleh dosen,” pungkasnya sambil tersenyum.(nov)

Reporter:
1. Novita Amalia
2. Sinta Devi Listianah
3. Aathira Nur Hanifah
4. Saarah Savira M
Layout:
Vedanta Agam

Dokumen yang terkait

KATEGORI PESAN YANG MUNCUL PADA ACARA PARODI POLITIK DI TELEVISI (Analisis Isi Acara News Dot Com di Metro TV Tanggal 11 Pebruari Pukul 21.30)

0 37 2

PENGARUH DAYA TARIK REALITY SHOW MASIHKAH KAU MENCINTAIKU TERHADAP PENDAPAT MASYARAKAT TENTANG SIKAP TERBUKA PADA PASANGAN (Studi Pada Pemirsa Acara Televisi reality show Kelurahan Tukang kayu RT/RW 02/05, Kecamatan Banyuwangi, Kota Banyuwangi)

0 67 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN PROGRAM ACARA CHATZONE(Studi Terhadap Manajemen Program Acara di Stasiun Televisi Lokal Agropolitan Televisi Kota Batu)

0 39 2

MANAJEMEN SIARAN PADA VOICE OF AMERICA (VOA) INDONESIA (Studi Tentang Pengolahan dan Penyebaran Program Acara Radio dan Televisi Oleh VOA Indonesia)

3 48 23

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

Strategi Komunikasi Prudent Radio 102,8 Fm Dalam Produksi Program Siaran Acara Prudent Hits 10

2 31 115

Meneguhkan Kembali Kebebasan Individu : Kritik Isaiah Berlin terhadap universalisme pencemaran

5 55 95

Konstruksi Makna Mengaji Dalam Program Acara Magrib Mengaji di Radio MQ FM Bandung ( Studi Fenomenologi Konstruksi Makna Mengaji Dalam Program Acara Magrib Mengaji Bagi Pendengar di Radio MQ FM Bandung di Komplek Purnawirawan TNI-AU ( PEPABRI ) di Kabupat

3 88 162

Perancangan Media Bumper Acara Telivisi Di PT. Esa Visual Padjadjaran Tivi

0 7 20