Laporan Akhir Praktikum Biokimia Peraira
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
AMALIA FAJRI RACHMADIANY , 230110140076
PERIKANAN B, KELOMPOK 15
ABSTRAK
Pada kegiatan ilmiah suatu percobaan biasanya dilaksanakan di laboratorium.
Dalam melakukan percobaan di laboratorium seorang praktikan harus mengenal
alat-alat yang dipergunakan. Pengenalan alat-alat yang dipergunakan dalam
laboratorium ini sangat penting untuk kelancaran percobaan yang dilaksanakan
dan untuk menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui dan menguasai jenis-jenis alat, nama
masing-masing alat, prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan benar agar pada
saat praktikum selanjutnya yang akan di laksanakan praktikan tidak akan
mengalami kesulitan dan tidak melakukan kesalahan. Berdasarkan identifikasi alat
yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari masing-masing alat
tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk meggunakannya. Contoh
alatnya seperti Spektofotometer yaitu alat untuk mengukur keabsorbansian suatu
larutan terhadap gelombang elektromagnetik. Kemudian berbagai alat-alat gelas
praktikum lainnya juga mempunyai fungsi masing-masing untuk digunakan dalam
menganalisa suatu percobaan dan menemukan hasil terhadap suatu teori yang
berhubungan dengan materi praktikum. Sehingga praktikan dapat mengetahui
bagaimana suatu praktikum itu dilakukan dan terealisasikan tujuannya dengan
menggunakan alat-alatnya sesuai prosedur.
Kata Kunci: alat-alat laboratorium, spektofotometer, alat-alat gelas.
ABSTRACT
At a scientific activities usually carried out in a laboratory experiment. In
experiments in the laboratory a practitioner must be familiar with the tools used.
The introduction of the tools used in the laboratory is very important for the
smooth running of experiments carried out and to avoid accidents and the failure
of the experiment. The purpose of this experiment is to know and master the kinds
of tools, the name of each tool, the working principle of the tool, the tool
functions properly so that when the next lab that will be carried praktikan will not
have trouble and not make mistakes. Based on the identification of the tools used
during lab as well as the function of each of these tools, and the use or the proper
way to meggunakannya. Examples of the tools such as spectrophotometer is a tool
for measuring a absorbantion solution against electromagnetic waves. Then the
various tools of other lab glassware also has the function of each tools for using
on analitic a experiment and finding result of a theorist which have reliable with
the purpose of experiment.Therefore practitioner can know how a experiment
realize with using the tools as a procedur.
Keywords : Tools at Laboratory, spectophotometer, Tools of glass.
PENDAHULUAN
Dalam melakukan percobaan biokimia pastinya digunakan alat-alat pada
laboratorium seperti gelas kimia, timbangan, tabung reaksi, dan lainnya.
Penggunaan alat-alat ini dimaksudkan untuk mendukung kerja praktikan dalam
melakukan percobaan. Dalam melakukan percobaan biokimia pastinya praktikan
tidak terlepas dari zat-zat atau larutan yang berbahaya, beracun,dan mudah
terbakar. Dalam praktikum diharapkan tidak terjadinya kesalahan dalam
penggunaan karena akan mengancam keselamatan praktikan saat bekerja.
Laboratorium merupakan tempat dimana sangat mungkin untuk terjadi
kecelakaan jika salah menggunakan alat atau bahannya karena itu di dalam
laboratorium baik praktikan maupun dosen atau siapapun yang akan bekerja
didalamnya wajib menggunakan APD (alat perlindungan diri) seperti masker,
sarung tangan, dan jas lab.
Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau
meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Contohnya untuk mengambil larutan
dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass
ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk
mengukur zat cair serta mudah digunakan, Ssedangkan beaker glass hanya sebagai
wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass
namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel
yang sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus
bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut
(Prhadika, 2015)
Ketersediaan bahan dan peralatan praktikum memegang peranan penting
dalam keberhasilan praktikum Biokimia Perairan. Untuk itu pengenalan bahan
dan peralatan praktikum ini sangat diperlukan agar data yang diperoleh cukup
valid untuk dianalisa. Oleh karena itu, untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan
praktikum perlu dilakukan sosialisasi mengenai jenis dan pengoperasian peralatan
utama yang banyak digunakan dalam kegiatan praktikum Biokimia Perairan. Jenis
peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan praktikum sangat
spesifik, tergantung dari jenis praktikumnya. Untuk kegiatan praktikum Biokimia
Perairan, Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat
untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa.Selain itu, peralatan yang ada di dalam
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi
bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan
prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya
berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus
menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian
gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah
digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atu tempat larutan atau
sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat
dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu
pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan
menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut.
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Hal yang harus
diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat
dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang digunakan tersebut tidak
bersih, maka akan terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. Contohnya jika pada alat
- alat tersebut masih tersisa zat - zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi
dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan
dalam pratikum (Moored, 2000).
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil
yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini
digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan
praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan
di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan
bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan
dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan
lancar.
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu praktikum
dilakukan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 pukul 08.00 WIB.
Adapun alat yang diperkenalkan dalam praktikum Biokimia ini adalah
spektrofotometer,biasanya alat ini dipergunakan dalam praktikum menguji pati
enzim. Alat kedua adalah hot plate, hot plate ini digunakan untuk membantu
pengadukan atau menghomogenkan suatu zat dengan perlakuan panas. Alat ketiga
adalah inkubator, digunakan untuk mempertahankan suhu optimal. Alat keempat
adalah lemari pendingin digunakan untuk menjaga media uji coba agar tidak
rusak. Adapun alat-alat tambahan lainnya seperti pipet tetes, tabung reaksi, neraca,
labu erlenmeyer, rak tabung, beaker glass dan sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat-alat yang diperkenalkan dalam praktikum biokimia ini adalah :
1. Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu
obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan
diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang
dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Alat ini fungsinya untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan
konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun
campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan
dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai
yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena
memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel adalah bila cahaya (monokromatik
maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk
akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan.
Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi
karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari
absorbsi energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus
dengan dengankonsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller J.N,2000).
Cara kerja spektofotometer adalah sinar berasal dari dua lampu yang berbeda,
yaitu lampu wolfram untuk sinar Visible (sinar tampak = 38 – 780nm) dan lampu
deuterium untuk sinar Ultra Violet (180-380nm) pada video lampu yang besar.
Pilih panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet, ada dua karena alat
yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan yang satu
lagi untuk blanko. Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel,
disini terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada
reader. Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya
pada saat menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah
cahaya yang diukur menjadi bertambah. Cahaya tersebut kemudian menuju ke
kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang
diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke
layar pembaca. Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus
memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih
mudah menyerap energi cahaya yang diberikan (Hadi,2009).
Gambar 1. Spektofotometer
Sumber : Wikipedia.org
2. Inkubator
Alat selanjutnya adalah inkubator. Fungsi dari inkubator adalah untuk
menjaga suhu ruagan agar suhu tetap konstan/stabil. Alat ini dilengkapi
dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator
produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Prinsip kerjanya yaitu
mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan
menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan
peningkatan suhu kawat (Taiyeb,2001).
Prosedur kerjanya adalah dengan memutar tombol power ke arah kiri dan
diatur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set. Sambil menekan
tombol set, diputar tombol di sebelah kanan atas tombol set hingga
mnencapai suhu yang di inginkan. Setelah suhu yang diinginkan selesai
diatur, lepaskan tombol set. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu
secara otomatis setelah beberapa menit.
Gambar 2. Inkubator
Sumber : Indriwati dkk, 2011
3. Hot Plate
Hot plate stirrer adalah alat yang di lengkapi fasilitas pengaduk dan
pemanas sehingga dapat digunakan untuk membantu pengadukan agar
suspense tidak mengendap. Fungsi hot plate sendiri untuk menghomogenkan
suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini
dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Prinsip kerja hot plate adalah mengomogenkan larutan dengan putaran dan
suhu, pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic
stirrer seri SBS-100, dimana satuan stir ini rpm dan suhu yang dihasilkan
satuannya celcius. Prinsip kerja Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini
dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer
seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L,
dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan
sampai 425oC.
Prosedur kerja dari hot plate adalah menggunakan bidang magnetik
berputar untuk membuat stir bar atau batang pengaduk yang tercelup didalam
cairan menjadi berputar dengan sangat cepat sehingga mengaduk cairan
tersebut hingga merata. Bidang beputar tersebut dapat dibuat baik dengan
magnet berputar atau dengan satu set eletktromanet statis yang diletakkan
dibawah bejana dengan cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan
lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana.
Gambar 3. Hot Plate
Sumber : Indriwati dkk,2011
4. Lemari Pendingin
Alat selanjutnya adalah lemari pendingin, fungsi dari alat ini adalah untuk
menjaga media uji coba agar tidak rusak ataupun mengendalikan aktivitas
pertumbuhan mikroba pada media uji coba. Prinsip kerja dari lemari
pendingin adalah mengawetkan media uji coba dengan mengubah energi
listrik menjadi energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai
yang kita inginkan.
Prosedur kerja dari alat ini adalah adanya penguapan. Untuk mendapatkan
penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai temperature tertentu
(panas). Setelah udara tersebut panas di ubah agar kehilangan panas, sehingga
terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan, maka timbulah suhu di dalam
temperature rendah (dingin). temperatur dalam lemari pendingin bisa di atur
sesuai yang kita inginkan.
5. Autoclave
Gambar 4. Lemari Pendingin
Autoclave juga sering dipergunakan
praktikum Biokimia yang lebih
Sumber :dalm
Khasani,1990
spesifik. Fungsi dari Autoclave yaitu mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas
bertekanan.
Prinsip kerja Autoclave yaitu dengan Medium yang akan disterilkan
ditempatkan di dalam autoclave selama 15-20 menit, hal ini bergantung pada
banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan
disterilkan ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada
dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoclave ditutup rapat,
barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperatur akan terus-menerus naik
sampai 121oC .
Gambar 5. Autoclave
Sumber : www.kimiaktif.edu.id
6. Timbangan Analitik
Berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya adalah menimbang
bahan ujincoba dengan skala tertentu. Prosedur kerjanya adalah meletakkan
bahan pada timbangan tersebut. Melihat angka yang tertera pada layar, dan
angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang.
7. Bunsen
Alat ini berfungsi sebagai pembakar dengan menggunakan bahan bakar
spirtus atau alkohol pada saat pemanasan untuk memanaskan media yang
akan digunakan . Prinsip kerjanya adalah pemanasan dengan api. Prosedur
6. Timbangan
Analitik dengan spirtus, kemudian
penggunaan bunsen Gambar
yaitu bunsen
diisi biasanya
Sumber : Wikipedia.org
nyalakan dengan korek api dan bunsen siap digunakan untuk sterilisasi bahan,
setelah itu setelah selesai menggunaknnya api dapat dimatikan dengan cara
menutupkan penutup bunsen pada apinya maka api langsung dapat mati.
ALAT-ALAT GELAS KIMIA
8. Buret
Buret berfungsi sebagai tempat untuk mengeluarkan larutan
dengan volume tertentu. Biasanya digunakan untuk praktikum titrasi.
Prinsip kerja buret berdasarkan
pada7.bentuknya
yang merupakan tabung
Gambar
Bunsen
Sumber
: www.kimiaktif.edu.id
berskala pada dindingnya
dan berdasarkan
pada putaran krannya.
Prosedur kerjanya adalah dekatkan mulut erlenmeyer yang telah
diisi larutan tepat dibawah buret, tangan kiri memegang erlenmeyer
sedangkan tangan kanan mengontrol kran buret agar aliran cairan yang
keluar dari dalam buret keluar setetes demi setetes, setelah indikator
analisa menampakkan warnanya biasanya titrasi dianggap selesai,
selanjutnya hitung berapa banyak reagen kimia yang digunakan untuk
titrasi dengan cara membaca skala yang ada pada buret. Tutup kran,
masukkan larutan ke dalam buret dengan corong, masukkan larutan
sampai skala 0. Buka kran secara perlahan-lahan sampai ada perubahan
warna.
Gambar 8. Buret
Sumber : Ginting, Tijurin 2005
9. Labu Erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan.
Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan
bahan-bahan komposisi media, menampung akuades dan lain-lain. Prinsip
kerjanya adalah menyimpan larutan yang akan digunakan sesuai dengan
skala. Alat ini digunakan untuk menitrasi suatu larutan.
Prosedur kerjanya adalah menyiapkan Erlenmeyer yang sudah bersih.
selanjutna Isi dengan benda cair dengan jumlah besar dan berskala.
Masukkan larutan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi larutan yang akan
ditritrasi, kemudian lihat perubahan yang terjadi.
Gambar 9. Labu Erlenmeyer
Sumber : Data Pribadi
10. Cawan Petri
Cawan Petri merupakan alat gelas yang sering digunakan pada praktikum
sebagai wadah preparat dan tempat untuk mengamati bahan kultur pada
mikroskop dengan ketelitian 0,4. Cawan Petri berfungsi sebagai wadah untuk
penyelidikan tropi dan juga utk mengkultur bakteri, khamir, spora,atau bijibijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk
kultur bakteri.
Prinsip kerja Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertas
saring di dalamnya. Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan,
setelah kering dibungkus dengan kertas putih cokelat untuk disterilisasi
dengan oven.
Prosedur kerja cawan petri hanya dengan mensterilkannya terlebih dahulu
kemudian letakkan pada tempat yang aman dan letakkan preparat atau bahan
kultur yang akan diamati pada cawan Petri. Gunakan pipet untuk
memasukkan bahan agar tidak berantakkan dan lebih rapih. bawa dan
letakkan perlahan pada mikroskop.
Gambar 10. Cawan Petri
Sumber : Data Pribadi
11. Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu
erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala
volumenya. Prinsip kerjanya adalah mengukur volume larutan berdasarkan
skala volume meniskus cekung larutan. Saat mengamati mata harus sejajar
dengan miniskus cekungan.
Prinsip kerja gelas ukur yaitu memiliki garis-garis sebagai tanda untuk
menghitung atau mengukur volume suatu cairan.Prosedur percobaannya
adalah sterilkan terlebih dahulu gelas ukur yang akan digunakan, selanjutnya
masukan larutan ke dalam gelas ukur, kemudian lihat skala di gelas ukur
tuangkan larutan yang akan digunakan sesuai volume yang diinginkan dengan
melihat skala volumenya.
Gambar 11. Gelas Ukur
Sumber : Data Pribadi
12. Tabung Reaksi
Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan dua atau lebih
larutan/ bahan kimia. Prinsip kerjanya adalah menyimpan media atau larutan
dengan volume yang tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala.
Prosedur kerjanya adalah dengan mengsterilisasikan tabung reaksi yang
digunakan untuk melakukan percobaan. bahan yang akan di larutkan
dimasukkan pada tabung reaks yang telah di sterilkan.
Gambar 12. Tabung Reaksi
Sumber : Data Pribadi
13. Rak Tabung Reaksi
Rak tabung berfungsi untuk menyimpanan tabung reaksi agar posisi
tabung tetap tegak. Prinsip kerjanya adalah meletakkan tabung agar rapi dan
tegak. Prosedur kerjanya adalah tabung reaksi yang telah di sterilkan atau
yang akan digunakan disimpan di celah-celah rak atau di tegakkan lurus.
14. Corong
Corong berfungsi untuk memindahkan zat dari wadah yang besar ke
wadah yang diameternya lebih kecil. Prinsip kerjanya berdasarkan perbedaan
diameter mulut corong, diameter besar untuk memasukan cairan dan diameter
kecil untuk mengeluarkan cairan. Prosedur kerja dari corong yaitu taruh
corong diatas wadah yang diameternya lebih kecil, larutan dituangkan
kedalam corong.
Gambar 13. Rak Tabung Reaksi
Sumber : Setiawati, 2002
Gambar 14. Corong
Sumber : Data Pribadi
15. Labu Ukur
Labu Ukur merupaan alat gelas yang sering digunakan pada praktikum
dalam membuat larutan. Labu ukur berfungsi untuk membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu. Prinsip kerja labu ukur berdasarkan alat yang telah kita
gunakan, ternyata prinsip dari labu ukur yaitu untuk mengencerkan larutan.
Prosedur kerja pada alat labu ukur yaitu dengan masukkan zat, lalu
tambahkan aquades hanya setengah labu, kemudian kocok-kocok lalu
tambahkan aquades sampai tanda batas pada labu, setelah itu di kocok-kocok
lagi agar larutannya tercampur. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi
tertentu. Berdasarkan alat yang telah kita gunakan, ternyata prinsip dari labu
ukur yaitu untuk mengencerkan larutan.
Gambar 15. Labu Ukur
Sumber : Data Pribadi
16. Pipet Ukur
Pipet Ukur culup besar bentuknya, dan biasanya menggunakan Bulb Pipet.
Berfungsi untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.
Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet
berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml.
Prinsip kerjanya adalah meneteskan larutan dengan sedikit demi sedikit.
Prosedur kerjanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan
filler sampai dengan volume yang diinginkan. Volume yang dipindahkan
dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia dengan cara menyamakan tekanan
filler dengan udara sekitar.
17. Pipet Tetes
Pipet ukur tidak berbeda jauh dengan pipet tetes. Fungsi alat ini sama
dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Prinsip
kerja dan prosedur percobaan pun sama dengan pipet ukur. Salah satu
penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH
media, penambahan reagen pada uji biokimia.
Gambar 16. Pipet Ukur
Sumber : Setiawati, 2002
Gambar 17. Pipet Tetes
Sumber : Data Pribadi
18. Beaker Glass
Beaker glass biasa digunakan dalam praktikum dalam mengukur larutan
bahan selain labu erlenmeyer ataupun gelas ukur. Beaker glass hanya sebagai
wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker
glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur
sampel yang sangat sensitif.
Prinsip kerja Alat ini digunakan untuk mengambil sebuah sampel dengan
ukuran yang besar, biasanya penggunaannya di pakai di dalam suatu sampel
dalam ukuran volumetrik. Prosedur kerja ala ini yaitu dapat digunakan
sebagai penampung, mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan dengan
meletakkan cairan ke dalam gelas beker.
19. Batang Pengaduk
Batang Pengaduk
berfungsi
untuk
mengaduk
larutan
atau
menghomogenkan larutan. Prinsip kerjanya adalah pengadukan larutan secara
sederhana. Prosedur kerjanya adalah 2 atau lebih larutan dalam wadah diaduk
secara merata.
Gambar 18. Beaker Glass
Sumber : Data Pribadi
Gambar 19. Batang Pengaduk
20. Lakmus
Sumber : Data Pribadi
Lakmus berbentuk kertas yang kecil, biasanya berwarna merah dan
biru. Lakmus lebih mudah digunakan dibandingkan pH meter elektronik
yang menggunakan listrik, meskipun memiliki kekauratan lebih teliti
dibanding lakmus. Dalam percobaan yang hanya mengukur larutan yang
tidak terlalu netral seperti kandungan air suatu kolam, Lakmus sering
digunakan untuk mengetahui suatu larutan yang sudah diketahui kadar
asam basanya.
Prinsip kerja kertas lakmus yaitu memiliki rentang pH dari 0 – 14,
dengan 0 sebagai titik paling asam, 7 titik netral, dan 14 sebagai titik
paling basa. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan kertas
lakmus biru. Kertas lakmus merah akan menjadi berwarna biru ketika
berada pada larutan yang bersifat basa, dan tatap merah pada larutan yang
bersifat asam. Kertas lakmus biru akan menjadi berwarna merah ketika
berada pada larutan yang bersifat asam, dan tatap biru pada larutan yang
bersifat basa.
Gambar 20. pH Meter
Sumber : http://biosmart.dintian.com
21. Mortar
Mortar digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan.
Prinsip kerjanya digunakan untuk menghancurkan atau menghaluskan zat.
Prosedur kerjanya yaitu taruh zat atau bahan yang akan dihancurkan ke dalam
mortar lalu tumbuk.
Gambar 21. Mortar
Sumber : http://biosmart.dintian.com
22. Aluminium Foil
Aluminium foil merupakan kertas sterilisasi yang berfungsi untuk
membungkus bahan uji coba. Prinsip kerjanya Alat pembungkus dalam
autoclave atau biasa digunakan dalam hot and sterilization. Alat-alat gelas
yang akan disterilisasi atau dipanaskan dibungkus dengan alumunium foil.
Gambar 22. Aluminium Foil
Sumber : http://biosmart.dintian.com
23. Penangas Air (Water Bath)
Penangas air besfungsi untuk menyimpan media agar (yang digunakan
untuk analisa dengan teknik tuang / pure plate ) supaya media tetap dalam
kondisi leleh/cair, bisanya suhu diatur pada kisaran 40-45oC. Prinsip kerja
untuk menjaga air pada penangas air tidak terkontaminasi mikro organisme
maka perlu ditambahkan citric acid 0.3% dan potassium sorbat 0.1%.
Prosedur Kerja alat ini yaitu dengan menyalakan alat terlebih dahulu
tunggu sampai suhu stabil, kemudian larutan atau bahan yang akan digunakan
dapat dimasukkan ke penangas. Larutan air diambil dan disimpan dengan
teknik tuang. Tutu penangas apabila larutan akan digunakan nantinya.
Gambar 23. Penangas air
Sumber : Neilands, 2009
Alat-alat dilaboratorium memiliki berbagai macam kegunan yang prlu
dikethui terlebih dahulu sebelum digunakan selain itu, tiap alat mempunyai
prosedur kerja yang berbeda karena itu harus diberikan perlakuan yang berbeda.
Beberapa alat mempunyai sensitifitas yang tinggi terutama yang memiliki
indicator-indikator tertentu seperti spektrofotometer karena itu harus di gunkn
sesuai dengan peruntuka dan prosedur penggunaan alat yang benar agar alat tidak
rusak.
Setiap alat maupun bahan di laboratorium dapat selalu menimbulkan
masalah dari mulai kecelakaan yang kecil hingga kecelakaan yang besar. Karena
itu pengenalan alat dan bahan beserta resikonya sangat perlu untuk di keahui
sebelum digunakan.
Selai dari resiko-resiko tersebut dilaboratorium kita wajib menggunakan ala
pelindung diri (APD) karena di dalam labolatorium banyak ala seperi kaca yang
mudah pecah, pemanas, bahan-bahan toksik, bahan – bahan korosif, dan juga
uap-uap zat kimia yang dapat merusak organ pernafasan. Karena itu ala pelindung
diri sperti masker, sarung tangan, jas lab, sepatu wajib dipakai selama bekerja di
laboraorium, namun jika diketahui akan bekerja dengan resiko sangat tinggi, maka
perlu APD yang lebih aman lagi.
Kegunaan setiap alat di laboraorium baik berbeda ukuran maupun jenis
harus pula diketahui oleh praktikan agar praktkum di laboratorium dapat berjalan
lancar dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Jenis bahan di laboraorium yang
sangat beragam juga harus di ketahui karena tiap bahan mempunyai sifat-sifat
tertentu yang dapat menimbulkan kecelakaan jika tidak ditangani dengan baik.
Alat-alat ukur di lab juga mempunyai ketelitian yang berbeda walaupun
namanya sama alat ukur misal untuk ketelitian yang rendah dapat digunakan gelas
kimia atau erlenmayer, ketelitian yang sedang menggunakan gelas ukur dan untuk
ketelitian tinggi harus mengunakan buret atau labu ukur.
KESIMPULAN
Menurut dari kunjungan lab dengan materi pengenalan alat laboratorium
kita akan tahu bahwa di setiap masing-masing alat yang ada di laboratorium
mempunyai jenis-jenis yang berbeda, fungsi-fungsi yang berbeda, serta prinsip
kerja yang berbeda. Dimana itu akan membantu kita sebagai praktikan untuk
melakukan praktikum.
Laboratorium merupakan tempat untuk melakukankan berbagai pengujian
dan percobaan dengan alat dan bahan di dalamnya. Pentingnya menjaga dan
merawat berbagai peralatan dalam laboratorium merupakan tanggung jawab para
pemakainya. Setiap alat memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu kita perlu mengenal setiap jenis alat, fungsinya dan prosedur
pengunaannya masing-masing.Pembagian alat-alat dalam laboratorium antara lain
Alat-alat elektrik, Alat-alat gelas dan keramik Alat-alat non gelas
Alat-alat elektrik biasanya merupakan alat-alat yang menggunakan listrik
atau membutuhkan aliran listrik untuk dapat menjalankan fungsinya. Hasilnya
akan lebih efisien atau tepat dibandingkan dengan alat manual. Karena itulah alat
elektrik lebih sering dipergunakan daripada alat manual.
Dalam melakukan uji atau percobaan perlu dilakukan dengan hati-hati dan
teliti. Jika tidak serius dan bermain-main maka hasil yang diperoleh tidak akan
benar atau tepat. Selain itu penting juga untuk menggunakan alat sesuai dengan
fungsinya agar hasil percobaan tepat dan tidak merusak alat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Stuktur, Jakarta : Binarupa Aksara
Dintian. 2009. Biosmart (Online). Diakses pada http://biosmart.dintian.com
diakses pada 21:12 31 Oktober 2015
Ginting, Tjurmin. 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian.
Imamkhasani. 2000. Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta.
Indrawati, dkk. 1998. Pendayagunaan Alat-Alat dan Bahan Praktikum Kimia.
Jakarta : Depdikbud
Indralaya : Universitas Sriwijaya
Khasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia.Yogyakarta : liberty.
Moechtar. 1990. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Bogor : Regina.
Mored. 2000. Biokimia 2000. Erlangga. Jakarta.
Neilands. 1990. Analisa Kimia.Jakarta : Erlangga.
Pradhika,
E.
I.
2011.Mikrobiologi
Dasar.(Online).
http://ekmon-
saurus.blogspot.com/15 (diakses pada 24 Oktober 2015 pukul 17:55)
Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB
Setiawati. 2002. Biokimia I. Gajah Mada University Press. Jogjakarta.
AMALIA FAJRI RACHMADIANY , 230110140076
PERIKANAN B, KELOMPOK 15
ABSTRAK
Pada kegiatan ilmiah suatu percobaan biasanya dilaksanakan di laboratorium.
Dalam melakukan percobaan di laboratorium seorang praktikan harus mengenal
alat-alat yang dipergunakan. Pengenalan alat-alat yang dipergunakan dalam
laboratorium ini sangat penting untuk kelancaran percobaan yang dilaksanakan
dan untuk menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui dan menguasai jenis-jenis alat, nama
masing-masing alat, prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan benar agar pada
saat praktikum selanjutnya yang akan di laksanakan praktikan tidak akan
mengalami kesulitan dan tidak melakukan kesalahan. Berdasarkan identifikasi alat
yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari masing-masing alat
tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk meggunakannya. Contoh
alatnya seperti Spektofotometer yaitu alat untuk mengukur keabsorbansian suatu
larutan terhadap gelombang elektromagnetik. Kemudian berbagai alat-alat gelas
praktikum lainnya juga mempunyai fungsi masing-masing untuk digunakan dalam
menganalisa suatu percobaan dan menemukan hasil terhadap suatu teori yang
berhubungan dengan materi praktikum. Sehingga praktikan dapat mengetahui
bagaimana suatu praktikum itu dilakukan dan terealisasikan tujuannya dengan
menggunakan alat-alatnya sesuai prosedur.
Kata Kunci: alat-alat laboratorium, spektofotometer, alat-alat gelas.
ABSTRACT
At a scientific activities usually carried out in a laboratory experiment. In
experiments in the laboratory a practitioner must be familiar with the tools used.
The introduction of the tools used in the laboratory is very important for the
smooth running of experiments carried out and to avoid accidents and the failure
of the experiment. The purpose of this experiment is to know and master the kinds
of tools, the name of each tool, the working principle of the tool, the tool
functions properly so that when the next lab that will be carried praktikan will not
have trouble and not make mistakes. Based on the identification of the tools used
during lab as well as the function of each of these tools, and the use or the proper
way to meggunakannya. Examples of the tools such as spectrophotometer is a tool
for measuring a absorbantion solution against electromagnetic waves. Then the
various tools of other lab glassware also has the function of each tools for using
on analitic a experiment and finding result of a theorist which have reliable with
the purpose of experiment.Therefore practitioner can know how a experiment
realize with using the tools as a procedur.
Keywords : Tools at Laboratory, spectophotometer, Tools of glass.
PENDAHULUAN
Dalam melakukan percobaan biokimia pastinya digunakan alat-alat pada
laboratorium seperti gelas kimia, timbangan, tabung reaksi, dan lainnya.
Penggunaan alat-alat ini dimaksudkan untuk mendukung kerja praktikan dalam
melakukan percobaan. Dalam melakukan percobaan biokimia pastinya praktikan
tidak terlepas dari zat-zat atau larutan yang berbahaya, beracun,dan mudah
terbakar. Dalam praktikum diharapkan tidak terjadinya kesalahan dalam
penggunaan karena akan mengancam keselamatan praktikan saat bekerja.
Laboratorium merupakan tempat dimana sangat mungkin untuk terjadi
kecelakaan jika salah menggunakan alat atau bahannya karena itu di dalam
laboratorium baik praktikan maupun dosen atau siapapun yang akan bekerja
didalamnya wajib menggunakan APD (alat perlindungan diri) seperti masker,
sarung tangan, dan jas lab.
Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau
meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Contohnya untuk mengambil larutan
dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass
ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk
mengukur zat cair serta mudah digunakan, Ssedangkan beaker glass hanya sebagai
wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass
namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel
yang sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus
bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut
(Prhadika, 2015)
Ketersediaan bahan dan peralatan praktikum memegang peranan penting
dalam keberhasilan praktikum Biokimia Perairan. Untuk itu pengenalan bahan
dan peralatan praktikum ini sangat diperlukan agar data yang diperoleh cukup
valid untuk dianalisa. Oleh karena itu, untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan
praktikum perlu dilakukan sosialisasi mengenai jenis dan pengoperasian peralatan
utama yang banyak digunakan dalam kegiatan praktikum Biokimia Perairan. Jenis
peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan praktikum sangat
spesifik, tergantung dari jenis praktikumnya. Untuk kegiatan praktikum Biokimia
Perairan, Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat
untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa.Selain itu, peralatan yang ada di dalam
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi
bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan
prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya
berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus
menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian
gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah
digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atu tempat larutan atau
sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat
dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu
pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan
menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut.
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Hal yang harus
diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat
dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang digunakan tersebut tidak
bersih, maka akan terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. Contohnya jika pada alat
- alat tersebut masih tersisa zat - zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi
dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan
dalam pratikum (Moored, 2000).
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil
yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini
digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan
praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan
di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan
bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan
dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan
lancar.
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu praktikum
dilakukan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 pukul 08.00 WIB.
Adapun alat yang diperkenalkan dalam praktikum Biokimia ini adalah
spektrofotometer,biasanya alat ini dipergunakan dalam praktikum menguji pati
enzim. Alat kedua adalah hot plate, hot plate ini digunakan untuk membantu
pengadukan atau menghomogenkan suatu zat dengan perlakuan panas. Alat ketiga
adalah inkubator, digunakan untuk mempertahankan suhu optimal. Alat keempat
adalah lemari pendingin digunakan untuk menjaga media uji coba agar tidak
rusak. Adapun alat-alat tambahan lainnya seperti pipet tetes, tabung reaksi, neraca,
labu erlenmeyer, rak tabung, beaker glass dan sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat-alat yang diperkenalkan dalam praktikum biokimia ini adalah :
1. Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu
obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan
diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang
dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Alat ini fungsinya untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan
konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun
campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan
dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai
yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena
memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel adalah bila cahaya (monokromatik
maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk
akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan.
Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi
karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari
absorbsi energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus
dengan dengankonsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller J.N,2000).
Cara kerja spektofotometer adalah sinar berasal dari dua lampu yang berbeda,
yaitu lampu wolfram untuk sinar Visible (sinar tampak = 38 – 780nm) dan lampu
deuterium untuk sinar Ultra Violet (180-380nm) pada video lampu yang besar.
Pilih panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet, ada dua karena alat
yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan yang satu
lagi untuk blanko. Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel,
disini terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada
reader. Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya
pada saat menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah
cahaya yang diukur menjadi bertambah. Cahaya tersebut kemudian menuju ke
kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang
diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke
layar pembaca. Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus
memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih
mudah menyerap energi cahaya yang diberikan (Hadi,2009).
Gambar 1. Spektofotometer
Sumber : Wikipedia.org
2. Inkubator
Alat selanjutnya adalah inkubator. Fungsi dari inkubator adalah untuk
menjaga suhu ruagan agar suhu tetap konstan/stabil. Alat ini dilengkapi
dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator
produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Prinsip kerjanya yaitu
mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan
menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan
peningkatan suhu kawat (Taiyeb,2001).
Prosedur kerjanya adalah dengan memutar tombol power ke arah kiri dan
diatur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set. Sambil menekan
tombol set, diputar tombol di sebelah kanan atas tombol set hingga
mnencapai suhu yang di inginkan. Setelah suhu yang diinginkan selesai
diatur, lepaskan tombol set. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu
secara otomatis setelah beberapa menit.
Gambar 2. Inkubator
Sumber : Indriwati dkk, 2011
3. Hot Plate
Hot plate stirrer adalah alat yang di lengkapi fasilitas pengaduk dan
pemanas sehingga dapat digunakan untuk membantu pengadukan agar
suspense tidak mengendap. Fungsi hot plate sendiri untuk menghomogenkan
suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini
dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Prinsip kerja hot plate adalah mengomogenkan larutan dengan putaran dan
suhu, pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic
stirrer seri SBS-100, dimana satuan stir ini rpm dan suhu yang dihasilkan
satuannya celcius. Prinsip kerja Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini
dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer
seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L,
dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan
sampai 425oC.
Prosedur kerja dari hot plate adalah menggunakan bidang magnetik
berputar untuk membuat stir bar atau batang pengaduk yang tercelup didalam
cairan menjadi berputar dengan sangat cepat sehingga mengaduk cairan
tersebut hingga merata. Bidang beputar tersebut dapat dibuat baik dengan
magnet berputar atau dengan satu set eletktromanet statis yang diletakkan
dibawah bejana dengan cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan
lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana.
Gambar 3. Hot Plate
Sumber : Indriwati dkk,2011
4. Lemari Pendingin
Alat selanjutnya adalah lemari pendingin, fungsi dari alat ini adalah untuk
menjaga media uji coba agar tidak rusak ataupun mengendalikan aktivitas
pertumbuhan mikroba pada media uji coba. Prinsip kerja dari lemari
pendingin adalah mengawetkan media uji coba dengan mengubah energi
listrik menjadi energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai
yang kita inginkan.
Prosedur kerja dari alat ini adalah adanya penguapan. Untuk mendapatkan
penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai temperature tertentu
(panas). Setelah udara tersebut panas di ubah agar kehilangan panas, sehingga
terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan, maka timbulah suhu di dalam
temperature rendah (dingin). temperatur dalam lemari pendingin bisa di atur
sesuai yang kita inginkan.
5. Autoclave
Gambar 4. Lemari Pendingin
Autoclave juga sering dipergunakan
praktikum Biokimia yang lebih
Sumber :dalm
Khasani,1990
spesifik. Fungsi dari Autoclave yaitu mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas
bertekanan.
Prinsip kerja Autoclave yaitu dengan Medium yang akan disterilkan
ditempatkan di dalam autoclave selama 15-20 menit, hal ini bergantung pada
banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan
disterilkan ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada
dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoclave ditutup rapat,
barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperatur akan terus-menerus naik
sampai 121oC .
Gambar 5. Autoclave
Sumber : www.kimiaktif.edu.id
6. Timbangan Analitik
Berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya adalah menimbang
bahan ujincoba dengan skala tertentu. Prosedur kerjanya adalah meletakkan
bahan pada timbangan tersebut. Melihat angka yang tertera pada layar, dan
angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang.
7. Bunsen
Alat ini berfungsi sebagai pembakar dengan menggunakan bahan bakar
spirtus atau alkohol pada saat pemanasan untuk memanaskan media yang
akan digunakan . Prinsip kerjanya adalah pemanasan dengan api. Prosedur
6. Timbangan
Analitik dengan spirtus, kemudian
penggunaan bunsen Gambar
yaitu bunsen
diisi biasanya
Sumber : Wikipedia.org
nyalakan dengan korek api dan bunsen siap digunakan untuk sterilisasi bahan,
setelah itu setelah selesai menggunaknnya api dapat dimatikan dengan cara
menutupkan penutup bunsen pada apinya maka api langsung dapat mati.
ALAT-ALAT GELAS KIMIA
8. Buret
Buret berfungsi sebagai tempat untuk mengeluarkan larutan
dengan volume tertentu. Biasanya digunakan untuk praktikum titrasi.
Prinsip kerja buret berdasarkan
pada7.bentuknya
yang merupakan tabung
Gambar
Bunsen
Sumber
: www.kimiaktif.edu.id
berskala pada dindingnya
dan berdasarkan
pada putaran krannya.
Prosedur kerjanya adalah dekatkan mulut erlenmeyer yang telah
diisi larutan tepat dibawah buret, tangan kiri memegang erlenmeyer
sedangkan tangan kanan mengontrol kran buret agar aliran cairan yang
keluar dari dalam buret keluar setetes demi setetes, setelah indikator
analisa menampakkan warnanya biasanya titrasi dianggap selesai,
selanjutnya hitung berapa banyak reagen kimia yang digunakan untuk
titrasi dengan cara membaca skala yang ada pada buret. Tutup kran,
masukkan larutan ke dalam buret dengan corong, masukkan larutan
sampai skala 0. Buka kran secara perlahan-lahan sampai ada perubahan
warna.
Gambar 8. Buret
Sumber : Ginting, Tijurin 2005
9. Labu Erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan.
Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan
bahan-bahan komposisi media, menampung akuades dan lain-lain. Prinsip
kerjanya adalah menyimpan larutan yang akan digunakan sesuai dengan
skala. Alat ini digunakan untuk menitrasi suatu larutan.
Prosedur kerjanya adalah menyiapkan Erlenmeyer yang sudah bersih.
selanjutna Isi dengan benda cair dengan jumlah besar dan berskala.
Masukkan larutan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi larutan yang akan
ditritrasi, kemudian lihat perubahan yang terjadi.
Gambar 9. Labu Erlenmeyer
Sumber : Data Pribadi
10. Cawan Petri
Cawan Petri merupakan alat gelas yang sering digunakan pada praktikum
sebagai wadah preparat dan tempat untuk mengamati bahan kultur pada
mikroskop dengan ketelitian 0,4. Cawan Petri berfungsi sebagai wadah untuk
penyelidikan tropi dan juga utk mengkultur bakteri, khamir, spora,atau bijibijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk
kultur bakteri.
Prinsip kerja Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertas
saring di dalamnya. Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan,
setelah kering dibungkus dengan kertas putih cokelat untuk disterilisasi
dengan oven.
Prosedur kerja cawan petri hanya dengan mensterilkannya terlebih dahulu
kemudian letakkan pada tempat yang aman dan letakkan preparat atau bahan
kultur yang akan diamati pada cawan Petri. Gunakan pipet untuk
memasukkan bahan agar tidak berantakkan dan lebih rapih. bawa dan
letakkan perlahan pada mikroskop.
Gambar 10. Cawan Petri
Sumber : Data Pribadi
11. Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu
erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala
volumenya. Prinsip kerjanya adalah mengukur volume larutan berdasarkan
skala volume meniskus cekung larutan. Saat mengamati mata harus sejajar
dengan miniskus cekungan.
Prinsip kerja gelas ukur yaitu memiliki garis-garis sebagai tanda untuk
menghitung atau mengukur volume suatu cairan.Prosedur percobaannya
adalah sterilkan terlebih dahulu gelas ukur yang akan digunakan, selanjutnya
masukan larutan ke dalam gelas ukur, kemudian lihat skala di gelas ukur
tuangkan larutan yang akan digunakan sesuai volume yang diinginkan dengan
melihat skala volumenya.
Gambar 11. Gelas Ukur
Sumber : Data Pribadi
12. Tabung Reaksi
Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan dua atau lebih
larutan/ bahan kimia. Prinsip kerjanya adalah menyimpan media atau larutan
dengan volume yang tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala.
Prosedur kerjanya adalah dengan mengsterilisasikan tabung reaksi yang
digunakan untuk melakukan percobaan. bahan yang akan di larutkan
dimasukkan pada tabung reaks yang telah di sterilkan.
Gambar 12. Tabung Reaksi
Sumber : Data Pribadi
13. Rak Tabung Reaksi
Rak tabung berfungsi untuk menyimpanan tabung reaksi agar posisi
tabung tetap tegak. Prinsip kerjanya adalah meletakkan tabung agar rapi dan
tegak. Prosedur kerjanya adalah tabung reaksi yang telah di sterilkan atau
yang akan digunakan disimpan di celah-celah rak atau di tegakkan lurus.
14. Corong
Corong berfungsi untuk memindahkan zat dari wadah yang besar ke
wadah yang diameternya lebih kecil. Prinsip kerjanya berdasarkan perbedaan
diameter mulut corong, diameter besar untuk memasukan cairan dan diameter
kecil untuk mengeluarkan cairan. Prosedur kerja dari corong yaitu taruh
corong diatas wadah yang diameternya lebih kecil, larutan dituangkan
kedalam corong.
Gambar 13. Rak Tabung Reaksi
Sumber : Setiawati, 2002
Gambar 14. Corong
Sumber : Data Pribadi
15. Labu Ukur
Labu Ukur merupaan alat gelas yang sering digunakan pada praktikum
dalam membuat larutan. Labu ukur berfungsi untuk membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu. Prinsip kerja labu ukur berdasarkan alat yang telah kita
gunakan, ternyata prinsip dari labu ukur yaitu untuk mengencerkan larutan.
Prosedur kerja pada alat labu ukur yaitu dengan masukkan zat, lalu
tambahkan aquades hanya setengah labu, kemudian kocok-kocok lalu
tambahkan aquades sampai tanda batas pada labu, setelah itu di kocok-kocok
lagi agar larutannya tercampur. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi
tertentu. Berdasarkan alat yang telah kita gunakan, ternyata prinsip dari labu
ukur yaitu untuk mengencerkan larutan.
Gambar 15. Labu Ukur
Sumber : Data Pribadi
16. Pipet Ukur
Pipet Ukur culup besar bentuknya, dan biasanya menggunakan Bulb Pipet.
Berfungsi untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.
Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet
berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml.
Prinsip kerjanya adalah meneteskan larutan dengan sedikit demi sedikit.
Prosedur kerjanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan
filler sampai dengan volume yang diinginkan. Volume yang dipindahkan
dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia dengan cara menyamakan tekanan
filler dengan udara sekitar.
17. Pipet Tetes
Pipet ukur tidak berbeda jauh dengan pipet tetes. Fungsi alat ini sama
dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Prinsip
kerja dan prosedur percobaan pun sama dengan pipet ukur. Salah satu
penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH
media, penambahan reagen pada uji biokimia.
Gambar 16. Pipet Ukur
Sumber : Setiawati, 2002
Gambar 17. Pipet Tetes
Sumber : Data Pribadi
18. Beaker Glass
Beaker glass biasa digunakan dalam praktikum dalam mengukur larutan
bahan selain labu erlenmeyer ataupun gelas ukur. Beaker glass hanya sebagai
wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker
glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur
sampel yang sangat sensitif.
Prinsip kerja Alat ini digunakan untuk mengambil sebuah sampel dengan
ukuran yang besar, biasanya penggunaannya di pakai di dalam suatu sampel
dalam ukuran volumetrik. Prosedur kerja ala ini yaitu dapat digunakan
sebagai penampung, mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan dengan
meletakkan cairan ke dalam gelas beker.
19. Batang Pengaduk
Batang Pengaduk
berfungsi
untuk
mengaduk
larutan
atau
menghomogenkan larutan. Prinsip kerjanya adalah pengadukan larutan secara
sederhana. Prosedur kerjanya adalah 2 atau lebih larutan dalam wadah diaduk
secara merata.
Gambar 18. Beaker Glass
Sumber : Data Pribadi
Gambar 19. Batang Pengaduk
20. Lakmus
Sumber : Data Pribadi
Lakmus berbentuk kertas yang kecil, biasanya berwarna merah dan
biru. Lakmus lebih mudah digunakan dibandingkan pH meter elektronik
yang menggunakan listrik, meskipun memiliki kekauratan lebih teliti
dibanding lakmus. Dalam percobaan yang hanya mengukur larutan yang
tidak terlalu netral seperti kandungan air suatu kolam, Lakmus sering
digunakan untuk mengetahui suatu larutan yang sudah diketahui kadar
asam basanya.
Prinsip kerja kertas lakmus yaitu memiliki rentang pH dari 0 – 14,
dengan 0 sebagai titik paling asam, 7 titik netral, dan 14 sebagai titik
paling basa. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan kertas
lakmus biru. Kertas lakmus merah akan menjadi berwarna biru ketika
berada pada larutan yang bersifat basa, dan tatap merah pada larutan yang
bersifat asam. Kertas lakmus biru akan menjadi berwarna merah ketika
berada pada larutan yang bersifat asam, dan tatap biru pada larutan yang
bersifat basa.
Gambar 20. pH Meter
Sumber : http://biosmart.dintian.com
21. Mortar
Mortar digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan.
Prinsip kerjanya digunakan untuk menghancurkan atau menghaluskan zat.
Prosedur kerjanya yaitu taruh zat atau bahan yang akan dihancurkan ke dalam
mortar lalu tumbuk.
Gambar 21. Mortar
Sumber : http://biosmart.dintian.com
22. Aluminium Foil
Aluminium foil merupakan kertas sterilisasi yang berfungsi untuk
membungkus bahan uji coba. Prinsip kerjanya Alat pembungkus dalam
autoclave atau biasa digunakan dalam hot and sterilization. Alat-alat gelas
yang akan disterilisasi atau dipanaskan dibungkus dengan alumunium foil.
Gambar 22. Aluminium Foil
Sumber : http://biosmart.dintian.com
23. Penangas Air (Water Bath)
Penangas air besfungsi untuk menyimpan media agar (yang digunakan
untuk analisa dengan teknik tuang / pure plate ) supaya media tetap dalam
kondisi leleh/cair, bisanya suhu diatur pada kisaran 40-45oC. Prinsip kerja
untuk menjaga air pada penangas air tidak terkontaminasi mikro organisme
maka perlu ditambahkan citric acid 0.3% dan potassium sorbat 0.1%.
Prosedur Kerja alat ini yaitu dengan menyalakan alat terlebih dahulu
tunggu sampai suhu stabil, kemudian larutan atau bahan yang akan digunakan
dapat dimasukkan ke penangas. Larutan air diambil dan disimpan dengan
teknik tuang. Tutu penangas apabila larutan akan digunakan nantinya.
Gambar 23. Penangas air
Sumber : Neilands, 2009
Alat-alat dilaboratorium memiliki berbagai macam kegunan yang prlu
dikethui terlebih dahulu sebelum digunakan selain itu, tiap alat mempunyai
prosedur kerja yang berbeda karena itu harus diberikan perlakuan yang berbeda.
Beberapa alat mempunyai sensitifitas yang tinggi terutama yang memiliki
indicator-indikator tertentu seperti spektrofotometer karena itu harus di gunkn
sesuai dengan peruntuka dan prosedur penggunaan alat yang benar agar alat tidak
rusak.
Setiap alat maupun bahan di laboratorium dapat selalu menimbulkan
masalah dari mulai kecelakaan yang kecil hingga kecelakaan yang besar. Karena
itu pengenalan alat dan bahan beserta resikonya sangat perlu untuk di keahui
sebelum digunakan.
Selai dari resiko-resiko tersebut dilaboratorium kita wajib menggunakan ala
pelindung diri (APD) karena di dalam labolatorium banyak ala seperi kaca yang
mudah pecah, pemanas, bahan-bahan toksik, bahan – bahan korosif, dan juga
uap-uap zat kimia yang dapat merusak organ pernafasan. Karena itu ala pelindung
diri sperti masker, sarung tangan, jas lab, sepatu wajib dipakai selama bekerja di
laboraorium, namun jika diketahui akan bekerja dengan resiko sangat tinggi, maka
perlu APD yang lebih aman lagi.
Kegunaan setiap alat di laboraorium baik berbeda ukuran maupun jenis
harus pula diketahui oleh praktikan agar praktkum di laboratorium dapat berjalan
lancar dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Jenis bahan di laboraorium yang
sangat beragam juga harus di ketahui karena tiap bahan mempunyai sifat-sifat
tertentu yang dapat menimbulkan kecelakaan jika tidak ditangani dengan baik.
Alat-alat ukur di lab juga mempunyai ketelitian yang berbeda walaupun
namanya sama alat ukur misal untuk ketelitian yang rendah dapat digunakan gelas
kimia atau erlenmayer, ketelitian yang sedang menggunakan gelas ukur dan untuk
ketelitian tinggi harus mengunakan buret atau labu ukur.
KESIMPULAN
Menurut dari kunjungan lab dengan materi pengenalan alat laboratorium
kita akan tahu bahwa di setiap masing-masing alat yang ada di laboratorium
mempunyai jenis-jenis yang berbeda, fungsi-fungsi yang berbeda, serta prinsip
kerja yang berbeda. Dimana itu akan membantu kita sebagai praktikan untuk
melakukan praktikum.
Laboratorium merupakan tempat untuk melakukankan berbagai pengujian
dan percobaan dengan alat dan bahan di dalamnya. Pentingnya menjaga dan
merawat berbagai peralatan dalam laboratorium merupakan tanggung jawab para
pemakainya. Setiap alat memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu kita perlu mengenal setiap jenis alat, fungsinya dan prosedur
pengunaannya masing-masing.Pembagian alat-alat dalam laboratorium antara lain
Alat-alat elektrik, Alat-alat gelas dan keramik Alat-alat non gelas
Alat-alat elektrik biasanya merupakan alat-alat yang menggunakan listrik
atau membutuhkan aliran listrik untuk dapat menjalankan fungsinya. Hasilnya
akan lebih efisien atau tepat dibandingkan dengan alat manual. Karena itulah alat
elektrik lebih sering dipergunakan daripada alat manual.
Dalam melakukan uji atau percobaan perlu dilakukan dengan hati-hati dan
teliti. Jika tidak serius dan bermain-main maka hasil yang diperoleh tidak akan
benar atau tepat. Selain itu penting juga untuk menggunakan alat sesuai dengan
fungsinya agar hasil percobaan tepat dan tidak merusak alat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Stuktur, Jakarta : Binarupa Aksara
Dintian. 2009. Biosmart (Online). Diakses pada http://biosmart.dintian.com
diakses pada 21:12 31 Oktober 2015
Ginting, Tjurmin. 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian.
Imamkhasani. 2000. Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta.
Indrawati, dkk. 1998. Pendayagunaan Alat-Alat dan Bahan Praktikum Kimia.
Jakarta : Depdikbud
Indralaya : Universitas Sriwijaya
Khasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia.Yogyakarta : liberty.
Moechtar. 1990. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Bogor : Regina.
Mored. 2000. Biokimia 2000. Erlangga. Jakarta.
Neilands. 1990. Analisa Kimia.Jakarta : Erlangga.
Pradhika,
E.
I.
2011.Mikrobiologi
Dasar.(Online).
http://ekmon-
saurus.blogspot.com/15 (diakses pada 24 Oktober 2015 pukul 17:55)
Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB
Setiawati. 2002. Biokimia I. Gajah Mada University Press. Jogjakarta.