Laporan Akhir Produksi Benih Tomat Yayan (1)
SIMULASI PRODUKSI BENIH TANAMAN TOMAT
(Lycopersicum Esculentum Mill.) DI LAPANG
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
Disusun Sebagai Persyaratan Ujian Akhir Praktikum Produksi Benih
Disusun Oleh :
Kelas VII A Kelompok 5
Yayan Faesal
NIM. 201410200311038
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan pada Allah Tuhan Yang Maha Esa
lagi Maha Kuasa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
dapat terselesaikannya kegiatan dan laporan praktikum “SIMULASI PRODUKSI
BENIH TANAMAN TOMAT (Lycopersicum Esculentum Mill.) DI LAPANG”
ini. Dalam penyelesaian laporan ini penyusun telah berusaha semaksimal mungkin
guna menuangkan semua ilmu yang didapat dari berbagai referensi, namun dengan
segala keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang
penulis miliki, penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari makna
kesempurnaan. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan kata dan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Orang Tua penyusun, selaku pembakar semangat penulis untuk terus
berusaha lebih dan lebih.
2.
Dr. Ir. Ali Ikhwan, MP. selaku ketua jurusan AGRONOMI.
3.
Kakak Saefurrohman selaku asisten praktikum.
4.
Teman-teman kelompok 5 praktikum Produksi Benih,
5.
dan teman-teman agroteknologi 2014 yang senantiasa memberikan sharing
untuk terus mencapai hasil laporan seoptimal mungkin.
Kritik dan saran yang membangun selalu penyusun tunggu demi membuat karya
tulis ilmiah yang lebih baik. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membaca
dikemudian hari.
Malang, 18 Desember 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3
Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
2.1
Tanaman Tomat ........................................................................................... 3
2.2
Roguing ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III. METODE PRAKTIKUM ........................................................................ 6
3.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................. 6
3.2
Alat dan Bahan ............................................................................................. 6
3.2.1
Alat........................................................................................................ 6
3.2.2
Bahan .................................................................................................... 6
3.3
Langkah Kerja .............................................................................................. 6
3.3.1
Simulasi Budidaya .................................................................................... 6
3.3.2
Kegiatan Pengukuran Variable Pengamatan ............................................ 6
3.3.3
Kegiatan Roguing ..................................................................................... 7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 8
5.1
Simulasi Budidaya Tomat Untuk Produksi Benih Lapang .......................... 8
5.2
Pertumbuhan Tomat ..................................................................................... 9
5.2.1
Tinggi Tanaman ....................................................................................... 9
iii
5.2.2
Jumlah Daun ........................................................................................... 10
5.2.3
Jumlah Cabang ....................................................................................... 11
5.2.4
Waktu Pembungaan ................................................................................ 11
5.2.5
Jumlah Bunga per Tanaman ................................................................... 12
5.2.6
Jumlah Buah per Tanaman ..................................................................... 13
5.3
Roguing ...................................................................................................... 13
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 15
5.4
Kesimpulan ................................................................................................ 15
5.5
Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17
iv
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Halaman
1.
Gambar 1. Grafik pengamatan tinggi tanaman tomat
10
2.
Gambar 2. Grafik Pengamatan jumlah daun tanaman tomat
11
3.
Gambar 3. Grafik jumlah bunga per tanaman tomat
12
4.
Gambar 4. Grafik tanaman rogues yang didapatkan
13
v
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Teks
Halaman
1
Lampiran 1. Data Pengamatan Lapang
17
2
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan
18
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman
hortikultura yang hampir ada pada tiap bahan untuk masakan dapur, sambal, salad,
juice, dll. yang sangat populer di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, dewasa ini Tomat juga digunakan sebagai bahan baku obat-obatan,
kosmetik, serta bahan baku pengolahan makanan seperti saus, sari buah, dll. Oleh
sebab itu Tomat merupakan salah satu sayuran yang multiguna sehingga memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Menurut data BPS (2016), produksi Tomat di Indonesia
dari tahun 2013 - 2015 mengalami penurunan sebanyak 114.988 ton, dan kembali
meningkat pada tahun 2016 sebanyak 0.62 %.
Semangun (2000) berpendapat bahwa budidaya tanaman Tomat tidak dapat
terlepas dari berbagai kendala yang dapat memengaruhi produksinya. Penurunan
produksi Tomat dapat berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor
internal yang paling berperan dalam produksi Tomat ialah varietas yang membawa
sejumlah gen - gen tertentu, sedangkan faktor eksternal yang dominan yakni cara
budidaya, adanya serangan organisme pengganggu tanaman, serta penggunaan
peralatan dan bahan penunjang. Suatu cara paling mudah dalam mengamati
pertumbuhan dan produksi Tomat ialah dengan mengamati sifat fenotipe yang
dimilikinya. Fenotipe merupakan ekspresi dari gen dan lingkungan yang kemudian
dapat terlihat dari perwujudan suatu tanaman. Gen sendiri biasanya akan diturunkan
oleh induk tanaman kepada tanaman turunannya, entah itu melalui perkawinan
silang maupun sendiri.
Cara budidaya yang baik akan menghasilkan individu tanaman Tomat yang
diharapkan mampu memberikan anakan yang sama seperti indukannya. Oleh
karena itu perlu adanya kegiatan praktikum untuk melakukan simulasi proses
budidaya yang benar dalam tahapan produksi benih tanaman Tomat.
1
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana tahapan budidaya dalam produksi benih lapang tanaman Tomat
(Lycopersicum Esculentum Mill) di Lapang?
2.
Bagaimanakah respon pertumbuhan tanaman Tomat (Lycopersicum
Esculentum Mill) yang dilaksanakan ?
3.
Bagaimana simulasi Roguing dilakukan pada produksi benih lapang
Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) ?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka didapatkan tujuan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui tahapan budidaya dalam produksi benih lapang tanaman Tomat
(Lycopersicum Esculentum Mill) di lapang.
2.
Mengetahui
respon
pertumbuhan
tanaman
Tomat
(Lycopersicum
Esculentum Mill) yang dilaksanakan.
3.
Melakukan simulasi Roguing pada produksi benih Tomat di lapang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tanaman Tomat
Tomat termasuk tanaman sayuran dalam family Solanaceae. Secara lengkap
klasifikasi tanaman Tomat menurut Tugiyono (2005) adalah sebagai berikut :
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Bangsa
: Tubiflorae
Suku
: Solanaceae
Marga
: Lycopersicum
Jenis
: Lycopersicum esculentum Mill.
Tanaman Tomat banyak ditanam di dataran tinggi, dataran sedang, atau
dataran rendah. Produksi Tomat kurang lebih 2 ton – 13 ton tiap hektar, tergantung
pada varietas dan kesuburan tanaman. Tanaman Tomat memiliki akar tunggang
yang tumbuh menembus tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah
samping tetapi dangkal. Batang tanaman Tomat berbentuk persegi empat hingga
bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan di antara
bulu- bulu itu terdapat rambut kelenjar. Selain itu, batang tanaman Tomat dapat
bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak dan
menyebar secara merata. Tanaman Tomat memiliki daun yang berwarna hijau dan
berbentuk oval, dengan bagian tepi daun bergigi dan membentuk celah-celah yang
menyirip serta sedikit melengkung kedalam. Daun Tomat merupakan daun
majemuk ganjil, dengan jumlah helai daun antara 5-7 helai. Disela-sela daun
terdapat 1- 2 pasang daun kecil yang berbentuk delta (Purwati dan Khairunisa,
2007).
Bunga tanaman Tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2 cm dan
berwarna kuning cerah. Bunga Tomat merupakan bunga sempurna, karena benang
sari dan kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunga memiliki 6 buah
benang sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga yakni
kuning cerah. Buah Tomat memiliki bentuk yang bervariasi, tergantung pada
jenisnya. Buah Tomat yang masih muda berwarna hijau – muda, bila sudah matang
3
warnanya menjadi merah. Buah Tomat yang masih muda memiliki rasa getir dan
aromanya tidak enak, sebab masih mengandung zat lycopersicin yang berbentuk
lendir. Aroma yang tidak sedap tersebut akan hilang dengan sendirinya pada saat
buah memasuki fase pematangan hingga matang. Buah Tomat banyak mengandung
biji lunak berwarna putih kekuning – kuningan yang tersusun secara berkelompok
dan dibatasi oleh daging buah. Biji Tomat saling melekat karena adanya lendir pada
ruang – ruang tempat biji tersusun (Cahyono, 2008). Biji Tomat berukuran kecil,
dengan lebar 2 mm – 4 mm dan panjang 3 mm – 5 mm. biji berbentuk seperti ginjal,
ringan, berbulu, dan berwarna coklat muda. Setiap gram berisi antara 200 – 500 biji
tergantung varietasnya (Pracaya,1998).
2.2
Roguing
Salah satu syarat dari benih bermutu adalah memiliki tingkat kemurnian
genetik yang tinggi, oleh karena itu perlu dilakukan tahapan Roguing. Yang
dimasud dengan Roguing adalah proses pemeriksaan kondisi tanaman pada areal
produksi benih dan pembuangan tanaman yang tidak dikehendaki yang memiliki
ciri berbeda. Tanaman-tanaman yang tidak diinginkan kehadirannya di areal
produksi benih disebut Rogues. Rogues dapat terdiri atas gulma, tanaman species
lain, tanaman varietas lain dalam satu spesies dan tanaman tipe simpang (off type).
Roguing perlu dilakukan dengan benar dan dimulai mulai dari fase vegetatif sampai
akhir pertanaman. Tujuan Roguing adalah untuk mempertahankan kemurnian dan
mutu genetik suatu varietas (Litbangtan. 2014).
Jenis-jenis Rogues dapat digolongkan menjadi tanaman tipe simpang dan
tanaman off-type. Tanaman tipe simpang adalah tanaman yang berbeda
karakteristiknya dari varietas benih yang diproduksi. Tanaman tipe simpang
merupakan sumber kontaminasi genetik bagi calon benih. Kehadiran tipe simpang
yang terus menerus menyebabkan terjadinya kemunduran kemurnian genetik
varietas yang diproduksi. Yang termasuk tanaman tipe simpang ialah, tanamantanaman yang pertumbuhannya abnormal (lebih lambat atau lebih cepat dari
tanaman utama), serta tanaman yang terserang hama dan penyakit. Tanaman offtype ialah tanaman tanaman yang tidak dimaksudkan untuk ditumbuhkan dalam
produksi suatu benih tertentu, namun tanaman tersebut hadir dengan sendirinya dan
4
dapat memhasili pertumbuhan tanaman utama. Yang tergolong tanaman off-type
ialah, gulma, tanaman varietas lain, dan tanaman spesies lain (voluntir).
Roguing harus dilakukan beberapa kali selama pertanaman, yaitu pada
tanaman masih di persemaian, fase pertumbuhan vegetatif, tanaman berbunga, dan
fase berbuah. Rouging sebaiknya dilakukan sepagi mungkin sebelum matahari
terlalu panas agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada dapat lebih mudah
dilakukan.
Seleksi
dilakukan
terhadap
tanaman
yang
pertumbuhannya
menyimpang, warna bunga dan bentuk buahnya yang berbeda dari varietas yang
diusahakan. Pada tanaman yang menyerbuk silang, pelaksanaan Roguing lebih
intensif dilakukan pada stadia awal pertumbuhan, sebelum pembungaan penuh
(anthesis) atau serbuk sari matang belum dilepaskan oleh faktor penyerbuk
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan praktikum ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember
2017. Bertempat di lahan kreativitas Agronomi UMM, Tegalgondo, Malang.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi, cangkul, ajir, tali rafia,
pot semai, ATK, penggaris, dan alat dokumentasi,
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi, benih Tomat, sekam
bakar, pupuk NPK Mutiara, dan pupuk kandang.
3.3
Langkah Kerja
3.3.1 Simulasi Budidaya
Adapun langkah yang dilaksanaan pada tahap simulasi budidaya ini antara
lain meliputi :
1.
Penyemaian bahan tanam (benih Tomat).
2.
Penyiapan lahan dan pemberian pupuk kandang.
3.
Penanaman bibit Tomat.
4.
Pemeliharaan tanaman yang meliputi, pemupukan, dan pemasangan ajir.
3.3.2
Kegiatan Pengukuran Variable Pertumbuhan Budidaya
Langkah kerja dalam kegiatan pengukuran variable pengamatan meliputi :
1.
Tinggi tanaman : tanaman diukur mulai dari batas tanaman dengan tanah
sampai dengan bagian tunas tanaman paling atas.
2.
Jumlah daun : bagian daun tanaman dihitung keseluruhan jika daun sudah
mekar sempurna.
3.
Jumlah cabang : menghitung bagian cabang yang muncul dari tanaman
Tomat.
4.
Pembungaan : menghitung waktu awal berbunga, berbunga 50%, dan
berbunga 75%.
6
5.
Jumlah bunga per tanaman : menghitung keseluruhan bunga yang muncul
pada tiap tanaman sampel.
6.
Jumah buah per tanaman : menghitung buah yang terbentuk pada tiap
tanaman sampel.
*Catatan: semua variable mulai diamati seminggu setelah pindah tanam.
3.3.3
Kegiatan Roguing
Langkah dalam kegiatan Roguing meliputi :
1.
Mengamati tanaman lain yang tidak sesuai dengan morfologi tanaman
utama.
2.
Membuang tanaman yang tidak sesuai dengan morfologi tanaman utama.
3.
Membuang tanaman yang kehadirannya tidak diinginkan (gulma, varietas
lain.).
4.
Menghitung dan mencatat semua jenis Rogues yang didapatkan.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Simulasi Budidaya Tomat untuk Produksi Benih Tomat di Lapang
1.
Pemilihan Bahan Tanam
Bahan tanam atau benih yang dipergunakan ialah benih yang diambil dari
tanaman sehat (tidak terserang hama penyakit), murni dan berdaya hasil atau
produksi tinggi / hibrida. Benih yang diambil dari buah yang masih muda dapat
memberikan daya kecambah yang rendah, pertumbuhan yang kurang baik, dan
tidak dapat disimpan dalam waktu lama (mudah kisut-kisut). Benih yang cukup
kering yang memiliki kandungan air 8 – 11 % dan disimpan ditempat yang kering
dan agak dingin dapat memperpanjang umur benih tersebut (Sunaryono, 1981).
2.
Penyemaian
Penyemain dilakuan karena benih tomat yang akan ditanam berukuran kecil,
hal ini dilakukan agar di dapatkan tanaman yang seragam dan juga memudahkan
perawatan waktu tanaman masih kecil (Bappenas, 2005). Tempat persemaian benih
tomat berupa bak / ember yang bagian bawahnya dibuat lubang untuk mengalirkan
air. Adapun media untuk persemaian digunakan sekam bakar. Lamanya waktu
pembibitan sekitar 25-30 hari.
3.
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di lahan kreativitas agronomi
dilakukan seminggu sebelum tanam dengan mencampurkan tanah dengan pupuk
kandang sebagai pupuk dasar. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dicangkul.
Tanah dibersihkan dari rumput, gulma dan sisa-sisa pertanaman sebelumnya. Tanah
diolah sedalam 30-40 cm dengan menggunakan cangkul atau traktor. Pengolahan
tanah ini harus memperhatikan kegemburan, struktur tanah, dan kedalaman solum
atau kedalaman lapisan olah (Pudjiatmoko. 2008 ).
4.
Penanaman
Penanaman dilakukan saat bibit berusia 3 minggu. Hal yang perlu
diperhatikan dalam penanaman tomat jika menggunakan mulsa adalah tanaman
diusahakan tidak menyentuh mulsa supaya tidak terbakar karena panas lalu
8
membusuk. Tanah dilubang tanaman harus dihindari munculnya rongga yang dapat
menyebabkan tanaman mati karena akarnya terkena panas (Wiryanta, 2002).
5.
Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan untuk menambah zat makanan yang berguna
bagi tanaman dalam tanah atau dengan kata lain agar zat makanan untuk tanaman
itu bertambah. Dalam pembuatan media tanam, perlu ditambah pupuk kandang
yang digunakan sebagai pupuk dasar. Pupuk kandang yang diberikan haruslah
sudah matang, karena pupuk kandang yang belum matang dapat membawa
penyakit. Pemberian pupuk dasar bertujuan untuk menambah zat-zat hara dan
memperbaiki struktur tanah. Zat
hara tersebut penting untuk pertumbuhan
tanaman, sedangkan struktur tanah yang baik akan memudahkan akar menyerap zat
hara teresebut (Trisnawati dan Setiawan, 1994). Pemupukan dilakukan pada umur
seminggu setelah pindah tanam, dengan interval 2-4 minggu sekali, atau dengan
dilarutkan dalam air dengan interval 3-14 hari sekali (kocoran). Pemupukan tidak
hanya sekedar untuk menambah zat-zat hara dalam tanah, tetapi juga berusaha
supaya zat-zat yang tidak mudah diserap tanaman itu menjadi mudah diserap
tanaman (AAK, 1976).
6.
Pemeliharaan
Sebagai usaha untuk menjaga pertumbuhan tanaman tomat, maka tanaman
tomat yang telah ditanam dilahan perlu adanya perhatian dan pemeliharaan.
Pemeliharaan yang intensif dapat dilakukan mulai tahap awal persemaian sampai
panen. Pemeliharaan yang perlu dilakukan meliputi penyiraman, penyulaman,
pemberian ajir, penyiangan, pemangkasan, serta pemberantasan hama dan penyakit
(Trisnawati dan Setiawan, 1994). Perawatan tanaman yang terpenting, terdiri atas :
pembersihan gulma, memberi air bila kekeringan dan membuang air apabila kondisi
tergenang, memasang ajir dari bambu agar tanaman tidak roboh, mengadakan
pemberantasan hama dan penyakit sebelum terlambat (Sunaryono, 1981).
5.2
Variabel Pertumbuhan Tomat
5.2.1
Tinggi Tanaman
Perlakuan pemberian pupuk NPK tiap 3 mingu sekali memberikan hasil
pada pertumbuhan tinggi tanaman Tomat yang meningkat. Secara berturut-turut
9
tanaman tertinggi adalah tanaman ke- 3 dan 6, 2, 5, 1, dan 4. Data pertumbuhan
tinggi tanaman Tomat dapat dilihat pada Gambar 1. :
45
40 41
41
40
33
Tinggi Tanman (cm)
35
32
30
28
30
25
20
17
15
10
23
21 20
9
11
32
25
24
21
20
15 15
9 8 9 10
5
0
1
2
3
4
Pengamatan KeTanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanman 4
Tanaman 5
Tanaman 6
Gambar 1. Grafik pengamatan tinggi tanaman tomat
Pupuk NPK yang diberikan memiliki unsur N yang berfungsi memacu
perkembangan organ vegetatif tanaman yang salah satunya ialah tinggi tanaman.
Pertumbuhan tinggi tanaman ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan sel.
Makin cepat sel membelah dan memanjang (membesar) semakin cepat tanaman
meninggi. Pertumbuhan tersebut berhubungan dengan kandungan unsur hara N
dalam tanah yang merupakan unsur penting dalam pertumbuhan tanaman. Apabila
unsur N rendah maka tanaman akan mengalami kekahatan yang menyebabkan
tanaman terganggu dan hasilnya menurun (Hardjowigeno, 2007).
5.2.2
Jumlah Daun
Pemberian pupuk NPK pada selang 3 minggu sekali memberikan hasil yang
meningkat pada perkembangan jumlah daun tanaman Tomat. Secara berturut-turut
jumlah daun tertinggi pada tanaman Tomat ialah pada tanaman ke- 6, 3, 5, 2, 4, dan
1. Data perkembangan jumlah daaun tanaman Tomat dapat dilihat pada Gambar 2.
:
10
Jumllah Daun (Buah)
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
88
65
43
38
31
29
19 22
35
60
48
32
52
50
55
36
21 19
9 10 10 9 10 11
1
2
3
4
Pengamatan KeTanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Tanaman 5
Tanman 6
Gambar 2. Grafik Pengamatan jumlah daun tanaman tomat
Pemberian Pupuk NPK memiliki fungsi yang salah satunya untuk memacu
pertumbuhan vegetatif karena memiliki kandungan unsur hara N (nitrogen). Unsur
N merupakan salah satu hara utama bagi pertumbuhan vegetatif tanaman seperti
daun, akar, dan batang. Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk
merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun
(Hardjowigeno, 2007).
5.2.3
Jumlah Cabang
Pemberian dosis pupuk NPK pada selang waktu 3 minggu sekali tidak
memberikan hasil terhadap pembentukan cabang tanaman Tomat sampai akhir
pengamatan. Hal ini diduga saat awal sampai akhir praktikum terdapat munculnya
hujan yang hampir setiap hari, sehingga kondisi bedengan menjadi sangat basah
dan tergenang air. Kebanyakan air akan merugikan tanaman sebab mempengaruhi
fase pertumbuhan tanaman secara vegetatif maupun generatif, hal tersebut sesuai
dengan pendapat dari Gardner et al. (1991), yang menyatakan bahwa percabangan
pada tanaman dihasili oleh beberapa faktor, salah satunya adalah air dan mineral.
Percabangan sangat tergantung pada faktor faktor yang menguntungkan
pertumbuhan vegetatif yang cepat.
5.2.4
Waktu Pembungaan
Hasil pengamatan pada waktu pembungaan, tanaman Tomat mulai
berbunga pada, Tanaman 1 (45 HST), Tanaman 2 (45 HST), Tanaman 3 (45 HST),
11
Tanaman 4 (Belum berbunga), Tanaman 5 (Belum Berbunga), Tanaman 6 (42
HST). Waktu tanaman mulai memasuki fase pembungaan merupakan peralihan dari
fase vegetatif ke generatif yang sebagian ditentukan oleh faktor genetik dan
sebagian lagi ditentukan oleh faktor lingkungan seperti suhu, cahaya kelembaban
dan unsur hara. Hal tersebut didukung oleh literatur dari Darjanto dan Satifah
(1984), bahwa pembentukan bunga adalah peralihan dari fase vegetatif ke fase
generatif. Dalam hal ini faktor genetik lebih dominan memhasili umur berbunga
dibandingkan dengan faktor lingkungan.
5.2.5
Jumlah Bunga per Tanaman
Hasil pengamatan jumlah bunga pertanaman secara total dan berturut-turut
ialah, Tanaman 1 (2 buah), Tanaman 2 (3 buah), Tanaman 3 (2 buah), Tanaman 4
(Belum berbunga), Tanaman 5 (Belum Berbunga), Tanaman 6 (3 buah). Data
pengamatan jumlah bunga pertanaman ditunjukkan pada Gambar 3. :
3.5
3 3
3
Jumlah Bunga (Buah)
3
2.5
2 2
2 2 2
2
2
2
1.5
1 1 1
1
1
1
1
0.5
0 0
0 0
0 0
0 0
0
1
2
3
4
Pengamatan KeTanman 1
Tanman 2
Tanaman 3
Tanman 4
Tanman 5
Tanman 6
Gambar 3. Grafik jumlah bunga per tanaman tomat
Jumlah bunga pertanaman diduga berkaitan dengan ketersediaan dan
serapan hara P dan K oleh tiap tanaman yang dimanfaatkan untuk pembentukan
bunga. Wiryanta (2004) menyatakan bahwa fungsi fosfor adalah untuk
pertumbuhan bunga dan pemasakan buah, kekurangan unsur fosfor pada tanaman
Tomat akan menyebabkan pertumbuhan generatifnya terganggu. Menurut Lingga
dkk. (2006), unsur kalium berperan untuk mengaktifkan kerja beberapa enzim,
12
memacu distribusi karbohidrat dari daun ke organ tanaman lainnya salah satunya
dalam pembentukan bunga.
5.2.6
Jumlah Buah per Tanaman
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman Tomat sampai hari terakhir
pengamatan belum menunjukkan adanya buah yang terbentuk. Hal tersebut diduga
karena frekuensi hujan pada saat praktikum terbilang tinggi dan membuat bunga
Tomat gugur atau sebagian yang telah dibuahi menjadi busuk. Hujan juga
menyebabkan tepung sari menjadi busuk dan tidak mempunyai viabilitas lagi.
Kepala putik dapat busuk karena kelembaban yang tinggi. Selain itu, aktivitas
serangga penyerbuk juga berkurang saat kelembaban tinggi. Apabila terjadi
kerusakan pada tepung sari dan kepala puti berarti penyerbukan telah gagal. Hal ini
juga berarti bahwa pembuahan dan selanjutnya, panen, telah gagal dan harus
menunggu tahun berikutnya (Ashari, 2006).
5.3
Roguing
Berdasarkan hasil yang dilakukan pada kegiatan Roguing, maka
keseluruhan tanaman Rogues yang didapatkan ialah, tanaman Bandotan (Ageratum
conyzoides), Patikan Kebo (Euphorbia hirta ), Rumput Teki (Cyperus rotundus) ,
dan tanaman Krokot (Portulaca quadrifida L.). Data hasil tanaman Rogues
disajikan pada Gambar 4 :
38
40
36
Jumlah Rogues (buah)
35
29
30
27
25
20
15
10
5
4
9
8
6
6
7
5
2
6
3
2
3
0
1
2
3
4
Pengamatan KeBandotan
Patikan Kebo
Krokot
Rumput Teki
Gambar 4. Grafik tanaman rogues yang didapatkan
13
Rogues yang didapatkan kesemua hasil merupakan gulma tanaman utama.
Gulma yang didapatkan berasal dari famili yang berbeda, yaitu famili Asteraceae
(Ageratum Conyzoides), Euphorbiaceae (Euphorbia Hirta ), Cyperaceae (Cyperus
Rotundus), dan Portulacaceae (Portulaca Quadrifida L.). Famili Asteraceae
(berdaun lebar) dan Poaceae memiliki alat perkembangbiakan yang ringan sehingga
mudah dipencar serta mudah hidup pada berbagai tipe habitat. Cyperaceae memiliki
sifat ekologi yang hampir sama dengan Poaceae tetapi karena sifat hidupnya yang
berumpun menyebabkan penyebarannya tidak merata. Suku Cyperaceae memiliki
daya adaptasi yang tinggi, distribusi luas, dan mampu tumbuh pada lahan kering
maupun tergenang (Rukmana dan Saputra, 1999).
Gulma yang mendominasi dari famili Cyperaceae yaitu C. rotundus (teki)
yang mengandung zat alelokimia serta bersaing dalam hal air dan unsur hara
terutama nitrogen.
Umumnya gulma penting tersebut mempunyai alat
perkembangbiakan ganda, yaitu secara generatif dengan biji dan vegetatif dengan
rhizoma (rimpang) atau geragih. Dalam hal ini faktor yang membantu penyebaran
gulma diantaranya yaitu angin, air, hewan dan kegiatan manusia (Faisal, R. dkk.
2011). Teknik Roguing yang dilakukan sama seperti dalam Subantoro (2008), yakni
membuang tanaman tipe simpang dari tanaman untuk menjaga kemurnian benih
yang akan dihasilkan. Tanaman yang dibuang merupakan tanaman diluar tanaman
padi serta gulma yang mengganggu pertanaman.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.4
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pemaparan pembahasan dalam simulasi produksi
benih lapang tanman Tomat, maka didapatkan kesimpulan sebaai berikut :
1.
Tahapan dalam simulasi produksi benih lapang tanaman Tomat yang telah
dilakukan meliputi, pemilihan bahan tanam, penyemaian, pengolahan tanah,
penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan.
2.
Pertumbuhan tanaman Tomat pada tiap variable pengamatan memberikan
hasil bahwa,
3.
Simulasi pada kegiatan Roguing meliputi pengamatan tanaman yang
muncul dan memiliki ciri morfologi yang berbeda dari tanaman utama,
kemudian mengambil dan membuang tanman tersebut untuk melindungi
kemurnian varietas tanaman utama dan agar tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman utama (Tomat).
5.5
Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, maka saran yang
dapat diberikan antara lain, memberikan praktikan tentang usulan benih yang ingin
dibudidayakan (tidak ditetapkan di awal, melainkan koordinasi dengan praktikan),
memberikan gambaran dengan jelas varietas yang digunakan (karena respon akan
berbeda pada varietas yang berbeda walaupun satu spesies), menyediakan lahan
dengan luasan yang dapat dibilang layak untuk praktikum skala lapang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S., 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia .
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Badan Litbang Pertanian. 2014. Roguing, Mempertahankan Kemurnian dan Mutu
Genetik Varietas, (online at) http://www.litbang.pertanian.go.id. Diakses
pada Kamis 14 Desember 2017.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura 2016
Cahyono, Bambang. 2008. Tomat Usaha Tani & Pascapanen. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Darjanto dan S. Satifah. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang. Gramedia. Jakarta.
Faisal R., Edy Batara M.S., Nelly Anna. 2011. Inventarisasi Gulma Pada Tegakan
Tanaman Muda . Universitas Sumatera Utara
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Produksi Benih (Seed) Tanaman.
Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017, Mata Pelajaran/Paket Keahlian
Agribisnis Perbenihan Dan Kultur Jaringan Tanaman.
Lingga, P. 2006. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Nurhayati, Siti. 2017. Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.)
F1 Hasil Induksi Medan Magnet Yang Diinfeksi Fusarium Oxysporum F.Sp.
Lycopersici. Skripsi. Universitas Lampung Bandar Lampung
Pracaya. 1998. Bertanam Tomat .Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Purwati, E. dan Khairunisa. 2007. Budidaya Tomat Dataran Rendah dengan
Varietas Unggul serta Tahan Hama dan Penyakit. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Rukmana, H.R. dan U.S. Saputra. 1999. Gulma dan Tehnik Pengendalian.
Kanisius. Jakarta
Semangun, H., 2000. Penyakit - Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia.
Gadjah Mada University -Press, Yogyakarta
Tugiyono. 2005. Tanaman Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Wiryanta, B.T.W. 2004. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta.
16
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pengamatan Lapang
Tabel 1. Hasil Pengamatan Produksi Benih Tomat Lapang
Pengamatan
Ke(MST)
1
2
3
4
1
9
17
21
28
Tinggi Tanaman Ke- (cm)
2
3
4
5
11
9
8
9
21
20
15
15
30
33
20
24
40
41
25
32
Awal Berbunga Tanaman Ke(HST)
1
2
3
4 5
6
45
45
45
42
Berbunga 50%
(HST)
45
Fase Vegetatif
Jumlah Daun Tanaman Ke- (buah) Jumlah Cabang Tanaman Ke- (buah)
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
10 9 10 10
9
10
11
23 19 22 29
21
19
38
32 31 35 43
32
36
65
41 48 52 60
50
55
88
Fase Gegetatif
Jumlah Bunga per Tanaman
Jumlah Buah per
Berbunga 75%
(buah)
Tanaman
(HST)
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6
2
3
2
3
(Umur Bibit 21 Hari, & Pindah Tanam Dilaksanakan Tanggal 3 November 2017)
17
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Penyemaian
Benih Tomat Dalam Bak
Plastik.
Gambar 2. Penanaman
Bibit Tomat.
Gambar 3. Penambahan
Pupuk Kandang
Gambar 4. Pemberian
Pupuk Tambahan Ke
Tanaman Tomat
Gambar 5. Kegiatan
Roguing Tanaman
Gambar 6. Bandotan
Gambar 7. Patikan Kebo
Gambar 8. Rumput Teki
Gambar 9. Krokot
18
(Lycopersicum Esculentum Mill.) DI LAPANG
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
Disusun Sebagai Persyaratan Ujian Akhir Praktikum Produksi Benih
Disusun Oleh :
Kelas VII A Kelompok 5
Yayan Faesal
NIM. 201410200311038
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan pada Allah Tuhan Yang Maha Esa
lagi Maha Kuasa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
dapat terselesaikannya kegiatan dan laporan praktikum “SIMULASI PRODUKSI
BENIH TANAMAN TOMAT (Lycopersicum Esculentum Mill.) DI LAPANG”
ini. Dalam penyelesaian laporan ini penyusun telah berusaha semaksimal mungkin
guna menuangkan semua ilmu yang didapat dari berbagai referensi, namun dengan
segala keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang
penulis miliki, penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari makna
kesempurnaan. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan kata dan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Orang Tua penyusun, selaku pembakar semangat penulis untuk terus
berusaha lebih dan lebih.
2.
Dr. Ir. Ali Ikhwan, MP. selaku ketua jurusan AGRONOMI.
3.
Kakak Saefurrohman selaku asisten praktikum.
4.
Teman-teman kelompok 5 praktikum Produksi Benih,
5.
dan teman-teman agroteknologi 2014 yang senantiasa memberikan sharing
untuk terus mencapai hasil laporan seoptimal mungkin.
Kritik dan saran yang membangun selalu penyusun tunggu demi membuat karya
tulis ilmiah yang lebih baik. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membaca
dikemudian hari.
Malang, 18 Desember 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3
Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
2.1
Tanaman Tomat ........................................................................................... 3
2.2
Roguing ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III. METODE PRAKTIKUM ........................................................................ 6
3.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................. 6
3.2
Alat dan Bahan ............................................................................................. 6
3.2.1
Alat........................................................................................................ 6
3.2.2
Bahan .................................................................................................... 6
3.3
Langkah Kerja .............................................................................................. 6
3.3.1
Simulasi Budidaya .................................................................................... 6
3.3.2
Kegiatan Pengukuran Variable Pengamatan ............................................ 6
3.3.3
Kegiatan Roguing ..................................................................................... 7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 8
5.1
Simulasi Budidaya Tomat Untuk Produksi Benih Lapang .......................... 8
5.2
Pertumbuhan Tomat ..................................................................................... 9
5.2.1
Tinggi Tanaman ....................................................................................... 9
iii
5.2.2
Jumlah Daun ........................................................................................... 10
5.2.3
Jumlah Cabang ....................................................................................... 11
5.2.4
Waktu Pembungaan ................................................................................ 11
5.2.5
Jumlah Bunga per Tanaman ................................................................... 12
5.2.6
Jumlah Buah per Tanaman ..................................................................... 13
5.3
Roguing ...................................................................................................... 13
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 15
5.4
Kesimpulan ................................................................................................ 15
5.5
Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17
iv
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Halaman
1.
Gambar 1. Grafik pengamatan tinggi tanaman tomat
10
2.
Gambar 2. Grafik Pengamatan jumlah daun tanaman tomat
11
3.
Gambar 3. Grafik jumlah bunga per tanaman tomat
12
4.
Gambar 4. Grafik tanaman rogues yang didapatkan
13
v
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Teks
Halaman
1
Lampiran 1. Data Pengamatan Lapang
17
2
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan
18
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman
hortikultura yang hampir ada pada tiap bahan untuk masakan dapur, sambal, salad,
juice, dll. yang sangat populer di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, dewasa ini Tomat juga digunakan sebagai bahan baku obat-obatan,
kosmetik, serta bahan baku pengolahan makanan seperti saus, sari buah, dll. Oleh
sebab itu Tomat merupakan salah satu sayuran yang multiguna sehingga memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Menurut data BPS (2016), produksi Tomat di Indonesia
dari tahun 2013 - 2015 mengalami penurunan sebanyak 114.988 ton, dan kembali
meningkat pada tahun 2016 sebanyak 0.62 %.
Semangun (2000) berpendapat bahwa budidaya tanaman Tomat tidak dapat
terlepas dari berbagai kendala yang dapat memengaruhi produksinya. Penurunan
produksi Tomat dapat berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor
internal yang paling berperan dalam produksi Tomat ialah varietas yang membawa
sejumlah gen - gen tertentu, sedangkan faktor eksternal yang dominan yakni cara
budidaya, adanya serangan organisme pengganggu tanaman, serta penggunaan
peralatan dan bahan penunjang. Suatu cara paling mudah dalam mengamati
pertumbuhan dan produksi Tomat ialah dengan mengamati sifat fenotipe yang
dimilikinya. Fenotipe merupakan ekspresi dari gen dan lingkungan yang kemudian
dapat terlihat dari perwujudan suatu tanaman. Gen sendiri biasanya akan diturunkan
oleh induk tanaman kepada tanaman turunannya, entah itu melalui perkawinan
silang maupun sendiri.
Cara budidaya yang baik akan menghasilkan individu tanaman Tomat yang
diharapkan mampu memberikan anakan yang sama seperti indukannya. Oleh
karena itu perlu adanya kegiatan praktikum untuk melakukan simulasi proses
budidaya yang benar dalam tahapan produksi benih tanaman Tomat.
1
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana tahapan budidaya dalam produksi benih lapang tanaman Tomat
(Lycopersicum Esculentum Mill) di Lapang?
2.
Bagaimanakah respon pertumbuhan tanaman Tomat (Lycopersicum
Esculentum Mill) yang dilaksanakan ?
3.
Bagaimana simulasi Roguing dilakukan pada produksi benih lapang
Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) ?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka didapatkan tujuan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui tahapan budidaya dalam produksi benih lapang tanaman Tomat
(Lycopersicum Esculentum Mill) di lapang.
2.
Mengetahui
respon
pertumbuhan
tanaman
Tomat
(Lycopersicum
Esculentum Mill) yang dilaksanakan.
3.
Melakukan simulasi Roguing pada produksi benih Tomat di lapang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tanaman Tomat
Tomat termasuk tanaman sayuran dalam family Solanaceae. Secara lengkap
klasifikasi tanaman Tomat menurut Tugiyono (2005) adalah sebagai berikut :
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Bangsa
: Tubiflorae
Suku
: Solanaceae
Marga
: Lycopersicum
Jenis
: Lycopersicum esculentum Mill.
Tanaman Tomat banyak ditanam di dataran tinggi, dataran sedang, atau
dataran rendah. Produksi Tomat kurang lebih 2 ton – 13 ton tiap hektar, tergantung
pada varietas dan kesuburan tanaman. Tanaman Tomat memiliki akar tunggang
yang tumbuh menembus tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah
samping tetapi dangkal. Batang tanaman Tomat berbentuk persegi empat hingga
bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan di antara
bulu- bulu itu terdapat rambut kelenjar. Selain itu, batang tanaman Tomat dapat
bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak dan
menyebar secara merata. Tanaman Tomat memiliki daun yang berwarna hijau dan
berbentuk oval, dengan bagian tepi daun bergigi dan membentuk celah-celah yang
menyirip serta sedikit melengkung kedalam. Daun Tomat merupakan daun
majemuk ganjil, dengan jumlah helai daun antara 5-7 helai. Disela-sela daun
terdapat 1- 2 pasang daun kecil yang berbentuk delta (Purwati dan Khairunisa,
2007).
Bunga tanaman Tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2 cm dan
berwarna kuning cerah. Bunga Tomat merupakan bunga sempurna, karena benang
sari dan kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunga memiliki 6 buah
benang sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga yakni
kuning cerah. Buah Tomat memiliki bentuk yang bervariasi, tergantung pada
jenisnya. Buah Tomat yang masih muda berwarna hijau – muda, bila sudah matang
3
warnanya menjadi merah. Buah Tomat yang masih muda memiliki rasa getir dan
aromanya tidak enak, sebab masih mengandung zat lycopersicin yang berbentuk
lendir. Aroma yang tidak sedap tersebut akan hilang dengan sendirinya pada saat
buah memasuki fase pematangan hingga matang. Buah Tomat banyak mengandung
biji lunak berwarna putih kekuning – kuningan yang tersusun secara berkelompok
dan dibatasi oleh daging buah. Biji Tomat saling melekat karena adanya lendir pada
ruang – ruang tempat biji tersusun (Cahyono, 2008). Biji Tomat berukuran kecil,
dengan lebar 2 mm – 4 mm dan panjang 3 mm – 5 mm. biji berbentuk seperti ginjal,
ringan, berbulu, dan berwarna coklat muda. Setiap gram berisi antara 200 – 500 biji
tergantung varietasnya (Pracaya,1998).
2.2
Roguing
Salah satu syarat dari benih bermutu adalah memiliki tingkat kemurnian
genetik yang tinggi, oleh karena itu perlu dilakukan tahapan Roguing. Yang
dimasud dengan Roguing adalah proses pemeriksaan kondisi tanaman pada areal
produksi benih dan pembuangan tanaman yang tidak dikehendaki yang memiliki
ciri berbeda. Tanaman-tanaman yang tidak diinginkan kehadirannya di areal
produksi benih disebut Rogues. Rogues dapat terdiri atas gulma, tanaman species
lain, tanaman varietas lain dalam satu spesies dan tanaman tipe simpang (off type).
Roguing perlu dilakukan dengan benar dan dimulai mulai dari fase vegetatif sampai
akhir pertanaman. Tujuan Roguing adalah untuk mempertahankan kemurnian dan
mutu genetik suatu varietas (Litbangtan. 2014).
Jenis-jenis Rogues dapat digolongkan menjadi tanaman tipe simpang dan
tanaman off-type. Tanaman tipe simpang adalah tanaman yang berbeda
karakteristiknya dari varietas benih yang diproduksi. Tanaman tipe simpang
merupakan sumber kontaminasi genetik bagi calon benih. Kehadiran tipe simpang
yang terus menerus menyebabkan terjadinya kemunduran kemurnian genetik
varietas yang diproduksi. Yang termasuk tanaman tipe simpang ialah, tanamantanaman yang pertumbuhannya abnormal (lebih lambat atau lebih cepat dari
tanaman utama), serta tanaman yang terserang hama dan penyakit. Tanaman offtype ialah tanaman tanaman yang tidak dimaksudkan untuk ditumbuhkan dalam
produksi suatu benih tertentu, namun tanaman tersebut hadir dengan sendirinya dan
4
dapat memhasili pertumbuhan tanaman utama. Yang tergolong tanaman off-type
ialah, gulma, tanaman varietas lain, dan tanaman spesies lain (voluntir).
Roguing harus dilakukan beberapa kali selama pertanaman, yaitu pada
tanaman masih di persemaian, fase pertumbuhan vegetatif, tanaman berbunga, dan
fase berbuah. Rouging sebaiknya dilakukan sepagi mungkin sebelum matahari
terlalu panas agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada dapat lebih mudah
dilakukan.
Seleksi
dilakukan
terhadap
tanaman
yang
pertumbuhannya
menyimpang, warna bunga dan bentuk buahnya yang berbeda dari varietas yang
diusahakan. Pada tanaman yang menyerbuk silang, pelaksanaan Roguing lebih
intensif dilakukan pada stadia awal pertumbuhan, sebelum pembungaan penuh
(anthesis) atau serbuk sari matang belum dilepaskan oleh faktor penyerbuk
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan praktikum ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember
2017. Bertempat di lahan kreativitas Agronomi UMM, Tegalgondo, Malang.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi, cangkul, ajir, tali rafia,
pot semai, ATK, penggaris, dan alat dokumentasi,
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi, benih Tomat, sekam
bakar, pupuk NPK Mutiara, dan pupuk kandang.
3.3
Langkah Kerja
3.3.1 Simulasi Budidaya
Adapun langkah yang dilaksanaan pada tahap simulasi budidaya ini antara
lain meliputi :
1.
Penyemaian bahan tanam (benih Tomat).
2.
Penyiapan lahan dan pemberian pupuk kandang.
3.
Penanaman bibit Tomat.
4.
Pemeliharaan tanaman yang meliputi, pemupukan, dan pemasangan ajir.
3.3.2
Kegiatan Pengukuran Variable Pertumbuhan Budidaya
Langkah kerja dalam kegiatan pengukuran variable pengamatan meliputi :
1.
Tinggi tanaman : tanaman diukur mulai dari batas tanaman dengan tanah
sampai dengan bagian tunas tanaman paling atas.
2.
Jumlah daun : bagian daun tanaman dihitung keseluruhan jika daun sudah
mekar sempurna.
3.
Jumlah cabang : menghitung bagian cabang yang muncul dari tanaman
Tomat.
4.
Pembungaan : menghitung waktu awal berbunga, berbunga 50%, dan
berbunga 75%.
6
5.
Jumlah bunga per tanaman : menghitung keseluruhan bunga yang muncul
pada tiap tanaman sampel.
6.
Jumah buah per tanaman : menghitung buah yang terbentuk pada tiap
tanaman sampel.
*Catatan: semua variable mulai diamati seminggu setelah pindah tanam.
3.3.3
Kegiatan Roguing
Langkah dalam kegiatan Roguing meliputi :
1.
Mengamati tanaman lain yang tidak sesuai dengan morfologi tanaman
utama.
2.
Membuang tanaman yang tidak sesuai dengan morfologi tanaman utama.
3.
Membuang tanaman yang kehadirannya tidak diinginkan (gulma, varietas
lain.).
4.
Menghitung dan mencatat semua jenis Rogues yang didapatkan.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Simulasi Budidaya Tomat untuk Produksi Benih Tomat di Lapang
1.
Pemilihan Bahan Tanam
Bahan tanam atau benih yang dipergunakan ialah benih yang diambil dari
tanaman sehat (tidak terserang hama penyakit), murni dan berdaya hasil atau
produksi tinggi / hibrida. Benih yang diambil dari buah yang masih muda dapat
memberikan daya kecambah yang rendah, pertumbuhan yang kurang baik, dan
tidak dapat disimpan dalam waktu lama (mudah kisut-kisut). Benih yang cukup
kering yang memiliki kandungan air 8 – 11 % dan disimpan ditempat yang kering
dan agak dingin dapat memperpanjang umur benih tersebut (Sunaryono, 1981).
2.
Penyemaian
Penyemain dilakuan karena benih tomat yang akan ditanam berukuran kecil,
hal ini dilakukan agar di dapatkan tanaman yang seragam dan juga memudahkan
perawatan waktu tanaman masih kecil (Bappenas, 2005). Tempat persemaian benih
tomat berupa bak / ember yang bagian bawahnya dibuat lubang untuk mengalirkan
air. Adapun media untuk persemaian digunakan sekam bakar. Lamanya waktu
pembibitan sekitar 25-30 hari.
3.
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di lahan kreativitas agronomi
dilakukan seminggu sebelum tanam dengan mencampurkan tanah dengan pupuk
kandang sebagai pupuk dasar. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dicangkul.
Tanah dibersihkan dari rumput, gulma dan sisa-sisa pertanaman sebelumnya. Tanah
diolah sedalam 30-40 cm dengan menggunakan cangkul atau traktor. Pengolahan
tanah ini harus memperhatikan kegemburan, struktur tanah, dan kedalaman solum
atau kedalaman lapisan olah (Pudjiatmoko. 2008 ).
4.
Penanaman
Penanaman dilakukan saat bibit berusia 3 minggu. Hal yang perlu
diperhatikan dalam penanaman tomat jika menggunakan mulsa adalah tanaman
diusahakan tidak menyentuh mulsa supaya tidak terbakar karena panas lalu
8
membusuk. Tanah dilubang tanaman harus dihindari munculnya rongga yang dapat
menyebabkan tanaman mati karena akarnya terkena panas (Wiryanta, 2002).
5.
Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan untuk menambah zat makanan yang berguna
bagi tanaman dalam tanah atau dengan kata lain agar zat makanan untuk tanaman
itu bertambah. Dalam pembuatan media tanam, perlu ditambah pupuk kandang
yang digunakan sebagai pupuk dasar. Pupuk kandang yang diberikan haruslah
sudah matang, karena pupuk kandang yang belum matang dapat membawa
penyakit. Pemberian pupuk dasar bertujuan untuk menambah zat-zat hara dan
memperbaiki struktur tanah. Zat
hara tersebut penting untuk pertumbuhan
tanaman, sedangkan struktur tanah yang baik akan memudahkan akar menyerap zat
hara teresebut (Trisnawati dan Setiawan, 1994). Pemupukan dilakukan pada umur
seminggu setelah pindah tanam, dengan interval 2-4 minggu sekali, atau dengan
dilarutkan dalam air dengan interval 3-14 hari sekali (kocoran). Pemupukan tidak
hanya sekedar untuk menambah zat-zat hara dalam tanah, tetapi juga berusaha
supaya zat-zat yang tidak mudah diserap tanaman itu menjadi mudah diserap
tanaman (AAK, 1976).
6.
Pemeliharaan
Sebagai usaha untuk menjaga pertumbuhan tanaman tomat, maka tanaman
tomat yang telah ditanam dilahan perlu adanya perhatian dan pemeliharaan.
Pemeliharaan yang intensif dapat dilakukan mulai tahap awal persemaian sampai
panen. Pemeliharaan yang perlu dilakukan meliputi penyiraman, penyulaman,
pemberian ajir, penyiangan, pemangkasan, serta pemberantasan hama dan penyakit
(Trisnawati dan Setiawan, 1994). Perawatan tanaman yang terpenting, terdiri atas :
pembersihan gulma, memberi air bila kekeringan dan membuang air apabila kondisi
tergenang, memasang ajir dari bambu agar tanaman tidak roboh, mengadakan
pemberantasan hama dan penyakit sebelum terlambat (Sunaryono, 1981).
5.2
Variabel Pertumbuhan Tomat
5.2.1
Tinggi Tanaman
Perlakuan pemberian pupuk NPK tiap 3 mingu sekali memberikan hasil
pada pertumbuhan tinggi tanaman Tomat yang meningkat. Secara berturut-turut
9
tanaman tertinggi adalah tanaman ke- 3 dan 6, 2, 5, 1, dan 4. Data pertumbuhan
tinggi tanaman Tomat dapat dilihat pada Gambar 1. :
45
40 41
41
40
33
Tinggi Tanman (cm)
35
32
30
28
30
25
20
17
15
10
23
21 20
9
11
32
25
24
21
20
15 15
9 8 9 10
5
0
1
2
3
4
Pengamatan KeTanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanman 4
Tanaman 5
Tanaman 6
Gambar 1. Grafik pengamatan tinggi tanaman tomat
Pupuk NPK yang diberikan memiliki unsur N yang berfungsi memacu
perkembangan organ vegetatif tanaman yang salah satunya ialah tinggi tanaman.
Pertumbuhan tinggi tanaman ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan sel.
Makin cepat sel membelah dan memanjang (membesar) semakin cepat tanaman
meninggi. Pertumbuhan tersebut berhubungan dengan kandungan unsur hara N
dalam tanah yang merupakan unsur penting dalam pertumbuhan tanaman. Apabila
unsur N rendah maka tanaman akan mengalami kekahatan yang menyebabkan
tanaman terganggu dan hasilnya menurun (Hardjowigeno, 2007).
5.2.2
Jumlah Daun
Pemberian pupuk NPK pada selang 3 minggu sekali memberikan hasil yang
meningkat pada perkembangan jumlah daun tanaman Tomat. Secara berturut-turut
jumlah daun tertinggi pada tanaman Tomat ialah pada tanaman ke- 6, 3, 5, 2, 4, dan
1. Data perkembangan jumlah daaun tanaman Tomat dapat dilihat pada Gambar 2.
:
10
Jumllah Daun (Buah)
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
88
65
43
38
31
29
19 22
35
60
48
32
52
50
55
36
21 19
9 10 10 9 10 11
1
2
3
4
Pengamatan KeTanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Tanaman 5
Tanman 6
Gambar 2. Grafik Pengamatan jumlah daun tanaman tomat
Pemberian Pupuk NPK memiliki fungsi yang salah satunya untuk memacu
pertumbuhan vegetatif karena memiliki kandungan unsur hara N (nitrogen). Unsur
N merupakan salah satu hara utama bagi pertumbuhan vegetatif tanaman seperti
daun, akar, dan batang. Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk
merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun
(Hardjowigeno, 2007).
5.2.3
Jumlah Cabang
Pemberian dosis pupuk NPK pada selang waktu 3 minggu sekali tidak
memberikan hasil terhadap pembentukan cabang tanaman Tomat sampai akhir
pengamatan. Hal ini diduga saat awal sampai akhir praktikum terdapat munculnya
hujan yang hampir setiap hari, sehingga kondisi bedengan menjadi sangat basah
dan tergenang air. Kebanyakan air akan merugikan tanaman sebab mempengaruhi
fase pertumbuhan tanaman secara vegetatif maupun generatif, hal tersebut sesuai
dengan pendapat dari Gardner et al. (1991), yang menyatakan bahwa percabangan
pada tanaman dihasili oleh beberapa faktor, salah satunya adalah air dan mineral.
Percabangan sangat tergantung pada faktor faktor yang menguntungkan
pertumbuhan vegetatif yang cepat.
5.2.4
Waktu Pembungaan
Hasil pengamatan pada waktu pembungaan, tanaman Tomat mulai
berbunga pada, Tanaman 1 (45 HST), Tanaman 2 (45 HST), Tanaman 3 (45 HST),
11
Tanaman 4 (Belum berbunga), Tanaman 5 (Belum Berbunga), Tanaman 6 (42
HST). Waktu tanaman mulai memasuki fase pembungaan merupakan peralihan dari
fase vegetatif ke generatif yang sebagian ditentukan oleh faktor genetik dan
sebagian lagi ditentukan oleh faktor lingkungan seperti suhu, cahaya kelembaban
dan unsur hara. Hal tersebut didukung oleh literatur dari Darjanto dan Satifah
(1984), bahwa pembentukan bunga adalah peralihan dari fase vegetatif ke fase
generatif. Dalam hal ini faktor genetik lebih dominan memhasili umur berbunga
dibandingkan dengan faktor lingkungan.
5.2.5
Jumlah Bunga per Tanaman
Hasil pengamatan jumlah bunga pertanaman secara total dan berturut-turut
ialah, Tanaman 1 (2 buah), Tanaman 2 (3 buah), Tanaman 3 (2 buah), Tanaman 4
(Belum berbunga), Tanaman 5 (Belum Berbunga), Tanaman 6 (3 buah). Data
pengamatan jumlah bunga pertanaman ditunjukkan pada Gambar 3. :
3.5
3 3
3
Jumlah Bunga (Buah)
3
2.5
2 2
2 2 2
2
2
2
1.5
1 1 1
1
1
1
1
0.5
0 0
0 0
0 0
0 0
0
1
2
3
4
Pengamatan KeTanman 1
Tanman 2
Tanaman 3
Tanman 4
Tanman 5
Tanman 6
Gambar 3. Grafik jumlah bunga per tanaman tomat
Jumlah bunga pertanaman diduga berkaitan dengan ketersediaan dan
serapan hara P dan K oleh tiap tanaman yang dimanfaatkan untuk pembentukan
bunga. Wiryanta (2004) menyatakan bahwa fungsi fosfor adalah untuk
pertumbuhan bunga dan pemasakan buah, kekurangan unsur fosfor pada tanaman
Tomat akan menyebabkan pertumbuhan generatifnya terganggu. Menurut Lingga
dkk. (2006), unsur kalium berperan untuk mengaktifkan kerja beberapa enzim,
12
memacu distribusi karbohidrat dari daun ke organ tanaman lainnya salah satunya
dalam pembentukan bunga.
5.2.6
Jumlah Buah per Tanaman
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman Tomat sampai hari terakhir
pengamatan belum menunjukkan adanya buah yang terbentuk. Hal tersebut diduga
karena frekuensi hujan pada saat praktikum terbilang tinggi dan membuat bunga
Tomat gugur atau sebagian yang telah dibuahi menjadi busuk. Hujan juga
menyebabkan tepung sari menjadi busuk dan tidak mempunyai viabilitas lagi.
Kepala putik dapat busuk karena kelembaban yang tinggi. Selain itu, aktivitas
serangga penyerbuk juga berkurang saat kelembaban tinggi. Apabila terjadi
kerusakan pada tepung sari dan kepala puti berarti penyerbukan telah gagal. Hal ini
juga berarti bahwa pembuahan dan selanjutnya, panen, telah gagal dan harus
menunggu tahun berikutnya (Ashari, 2006).
5.3
Roguing
Berdasarkan hasil yang dilakukan pada kegiatan Roguing, maka
keseluruhan tanaman Rogues yang didapatkan ialah, tanaman Bandotan (Ageratum
conyzoides), Patikan Kebo (Euphorbia hirta ), Rumput Teki (Cyperus rotundus) ,
dan tanaman Krokot (Portulaca quadrifida L.). Data hasil tanaman Rogues
disajikan pada Gambar 4 :
38
40
36
Jumlah Rogues (buah)
35
29
30
27
25
20
15
10
5
4
9
8
6
6
7
5
2
6
3
2
3
0
1
2
3
4
Pengamatan KeBandotan
Patikan Kebo
Krokot
Rumput Teki
Gambar 4. Grafik tanaman rogues yang didapatkan
13
Rogues yang didapatkan kesemua hasil merupakan gulma tanaman utama.
Gulma yang didapatkan berasal dari famili yang berbeda, yaitu famili Asteraceae
(Ageratum Conyzoides), Euphorbiaceae (Euphorbia Hirta ), Cyperaceae (Cyperus
Rotundus), dan Portulacaceae (Portulaca Quadrifida L.). Famili Asteraceae
(berdaun lebar) dan Poaceae memiliki alat perkembangbiakan yang ringan sehingga
mudah dipencar serta mudah hidup pada berbagai tipe habitat. Cyperaceae memiliki
sifat ekologi yang hampir sama dengan Poaceae tetapi karena sifat hidupnya yang
berumpun menyebabkan penyebarannya tidak merata. Suku Cyperaceae memiliki
daya adaptasi yang tinggi, distribusi luas, dan mampu tumbuh pada lahan kering
maupun tergenang (Rukmana dan Saputra, 1999).
Gulma yang mendominasi dari famili Cyperaceae yaitu C. rotundus (teki)
yang mengandung zat alelokimia serta bersaing dalam hal air dan unsur hara
terutama nitrogen.
Umumnya gulma penting tersebut mempunyai alat
perkembangbiakan ganda, yaitu secara generatif dengan biji dan vegetatif dengan
rhizoma (rimpang) atau geragih. Dalam hal ini faktor yang membantu penyebaran
gulma diantaranya yaitu angin, air, hewan dan kegiatan manusia (Faisal, R. dkk.
2011). Teknik Roguing yang dilakukan sama seperti dalam Subantoro (2008), yakni
membuang tanaman tipe simpang dari tanaman untuk menjaga kemurnian benih
yang akan dihasilkan. Tanaman yang dibuang merupakan tanaman diluar tanaman
padi serta gulma yang mengganggu pertanaman.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.4
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pemaparan pembahasan dalam simulasi produksi
benih lapang tanman Tomat, maka didapatkan kesimpulan sebaai berikut :
1.
Tahapan dalam simulasi produksi benih lapang tanaman Tomat yang telah
dilakukan meliputi, pemilihan bahan tanam, penyemaian, pengolahan tanah,
penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan.
2.
Pertumbuhan tanaman Tomat pada tiap variable pengamatan memberikan
hasil bahwa,
3.
Simulasi pada kegiatan Roguing meliputi pengamatan tanaman yang
muncul dan memiliki ciri morfologi yang berbeda dari tanaman utama,
kemudian mengambil dan membuang tanman tersebut untuk melindungi
kemurnian varietas tanaman utama dan agar tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman utama (Tomat).
5.5
Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, maka saran yang
dapat diberikan antara lain, memberikan praktikan tentang usulan benih yang ingin
dibudidayakan (tidak ditetapkan di awal, melainkan koordinasi dengan praktikan),
memberikan gambaran dengan jelas varietas yang digunakan (karena respon akan
berbeda pada varietas yang berbeda walaupun satu spesies), menyediakan lahan
dengan luasan yang dapat dibilang layak untuk praktikum skala lapang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S., 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia .
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Badan Litbang Pertanian. 2014. Roguing, Mempertahankan Kemurnian dan Mutu
Genetik Varietas, (online at) http://www.litbang.pertanian.go.id. Diakses
pada Kamis 14 Desember 2017.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura 2016
Cahyono, Bambang. 2008. Tomat Usaha Tani & Pascapanen. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Darjanto dan S. Satifah. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang. Gramedia. Jakarta.
Faisal R., Edy Batara M.S., Nelly Anna. 2011. Inventarisasi Gulma Pada Tegakan
Tanaman Muda . Universitas Sumatera Utara
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Produksi Benih (Seed) Tanaman.
Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017, Mata Pelajaran/Paket Keahlian
Agribisnis Perbenihan Dan Kultur Jaringan Tanaman.
Lingga, P. 2006. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Nurhayati, Siti. 2017. Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.)
F1 Hasil Induksi Medan Magnet Yang Diinfeksi Fusarium Oxysporum F.Sp.
Lycopersici. Skripsi. Universitas Lampung Bandar Lampung
Pracaya. 1998. Bertanam Tomat .Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Purwati, E. dan Khairunisa. 2007. Budidaya Tomat Dataran Rendah dengan
Varietas Unggul serta Tahan Hama dan Penyakit. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Rukmana, H.R. dan U.S. Saputra. 1999. Gulma dan Tehnik Pengendalian.
Kanisius. Jakarta
Semangun, H., 2000. Penyakit - Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia.
Gadjah Mada University -Press, Yogyakarta
Tugiyono. 2005. Tanaman Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Wiryanta, B.T.W. 2004. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta.
16
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pengamatan Lapang
Tabel 1. Hasil Pengamatan Produksi Benih Tomat Lapang
Pengamatan
Ke(MST)
1
2
3
4
1
9
17
21
28
Tinggi Tanaman Ke- (cm)
2
3
4
5
11
9
8
9
21
20
15
15
30
33
20
24
40
41
25
32
Awal Berbunga Tanaman Ke(HST)
1
2
3
4 5
6
45
45
45
42
Berbunga 50%
(HST)
45
Fase Vegetatif
Jumlah Daun Tanaman Ke- (buah) Jumlah Cabang Tanaman Ke- (buah)
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
10 9 10 10
9
10
11
23 19 22 29
21
19
38
32 31 35 43
32
36
65
41 48 52 60
50
55
88
Fase Gegetatif
Jumlah Bunga per Tanaman
Jumlah Buah per
Berbunga 75%
(buah)
Tanaman
(HST)
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6
2
3
2
3
(Umur Bibit 21 Hari, & Pindah Tanam Dilaksanakan Tanggal 3 November 2017)
17
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Penyemaian
Benih Tomat Dalam Bak
Plastik.
Gambar 2. Penanaman
Bibit Tomat.
Gambar 3. Penambahan
Pupuk Kandang
Gambar 4. Pemberian
Pupuk Tambahan Ke
Tanaman Tomat
Gambar 5. Kegiatan
Roguing Tanaman
Gambar 6. Bandotan
Gambar 7. Patikan Kebo
Gambar 8. Rumput Teki
Gambar 9. Krokot
18