Prosedur Audit Selanjutnya id. ppt

OUTLINE
• Prosedur Substantif
• Konfirmasi Eksternal
• Prosedur Analitikal Substantif

PROSEDUR AUDIT
SELANJUTNYA
• Menegaskan bahwa ini serangkaian prosedur

audit
yang
melanjutkan
prosedur
audit
sebelumnya, yakni prosedur penilaian resiko
(risk assesment procedures)
• Tiga ISA acuan yaitu:
 ISA 330
 ISA 505
 ISA 520


ISA 330.4
• Substantive Procedure
Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi salah saji
yang material pada tingkat asersi, terdiri atas :
 Test of details (uji detail atau rincian) atas jenis transaksi,
saldo akun dan disclosure
 Prosedur analitikal substantif

• Test of Control
Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi
berfungsinya secara efektif pengendalian untuk mencegah atau
mendeteksi dan memperbaiki salah saji yang material pada
tingkat asersi.

Substantive Procedure
• Mengumpukan bukti tentang asersi yang menjadi dasar dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan (embedded)
dalam saldo akun dan jenis transaksi
• Mendeteksi salah saji material

Meliputi pemilihan sample yang representatif untuk:
•Menghitung ulang (recalculate) angka –angka untuk memastikan
ketelitian (accuracy)
•Meminta konfirmasi saldo (piutang, rekening bank, investasi, dan
lain – lain)
•Memastikan transaksi dicatat dalam periode yang benar (cut off
test atau uji pisah batas)
•Membandingkan angka – angka antar periode atau dengan
hrapan/ekspektasi (analytical procedure)
•Menginspeksi dokumen pendukung (seperti invoice atau kontrak
penjualan).
•Mengamati eksistensi fisik dari aset yang dicatat (misalnya
mengamati perhitungan persediaan)
•Menelaah kecukupan penyisihan untuk penurunan nilai seperti
piutang ragu – ragu atau persediaan yang usang (obsolete
inventory).

Test Of Control
Dilakukan untuk mengumpulkan bukti mengenai berfungsinya
secara efektif pengendalian internal

•Menangani Asersi tertentu, auditor mengumpulkan bukti mengenai
berfungsinya pengendalian internal yang efektif
•Mencegah dan Menemukan dan Mengoreksi Kesalahan dan
Kecurangan yang Material
•Test of control meliputi pemilihan sample transaksi atau dokumen
pendukung yang representatif untuk:
Mengamati berfungsinya prosedur pengendalian internal
Menginspeksi bukti bahwa prosedur pengendalian internal
memang dilakukan
Menanyakan bagaimana dan kapan prosedur pengendalian
internal dilakukan
Mengulangi melaksanakan (re-perform) prosedur pengendalian
internal

ISA 330.18

ISA 330.19

PROSEDUR


ISA 330.20
SUBSTANTIF
ISA 330.21
ISA 330.22
ISA 330.23

Prosedur substantif dirancang oleh auditor untuk mendeteksi
salah saji yang material pada tingkat asersi (at the assertion
level). Ada 2 jenis prosedur substantif :
1.Uji rinci (tests of details),
Sebagai prosedur subtantif uji rinci ini melihat
substansi (misal dari satu akun) dengan menganalisis rincian
atau detailnya. Uji ini dipakai untuk mengumpulkan bukti
audit yang memastikan angka dalam laporan keuangan
berkenaan dengan asersi-asersi seperti existence, accuracy,
valuation.
2.Substantive Analytical Procedures (Prosedur
Analitikal Subtantif)
Sama dengan uji rinci diatas, yaitu melihat substansi
angka dalam laporan keuangan. Perbedaannya ialah prosedur

ini menggunakan hubungan antara data keuangan dan non
keuangan. Prosedur ini umumnya diterapkan pada transaksi
yang besar volumenya, karena dalam kurun waktu yang
cukup panjang, dapat di prediksi. Misalnya hubungan antara
laba kotor dengan penjualan

Substantive Procedure

Test of Details (Uji Rinci)
PERHATIKAN

PENJELASAN

Saldo Akun, Transaksi, Disclosure yang
Material

Sesuatu yang material harus diperhatikan,
apapun hasil penilaian resiko yg material
(assessed risk of material misstatement)


Prosedur Audit yang diwajibkan

Meliputi semua prosedur yang sesuai ISA
(pemeriksaan jurnal entry & jurnal
penyesuaian, penanganan management
override, pencocokan lap keuangan dgn
catatan akuntansi terkait)

Perlunya Prosedur Konfirmasi Eksternal

Petimbangan
kebutuhan
untuk
memperoleh
Konfirmasi
Eksternal
sehubungan
dengan
asersi
yang

berhubungan dengan saldo akun misal
saldo bank, investasi, piutang, dll (syarat
& kondisi dlm perikatan hukum, transaksi
antara entitas dgn pihak lain, bukti
ada/tidaknya kondisi tertentu)

Risiko yang Signifikan

Rancangan dan laksanakan test of detail
yang khusus menanggapi risiko signifikan
yang diidentifikasi

Timing

Prosedur
substantif
dikombinasikan
dengan Test Of Control (uji pengendalian)

Prosedur Audit untuk Periode

Sisa

Interim date and Remaining Date

Interim date
:
Audit
dilaksanaka
n tanggal
21
September

31
Desember
Periode sisa
(remaining
period)

Ketika prosedur audit dilaksanakan pada tanggal interim:








Bandingkan infomasi pada akhir tahun/ periode dengan informasi terkait /
pembanding (comparable information) pada tanggal interim.
Identifikasi angka-angka yang kelihatannya janggal atau tidak umum (unusual).
Angka-angka ini harus diselidiki lebih dalam dengan melaksanakan prosedur
analitikal substantif selanjutnya atau uji rinci untuk periode tersisa.
Sewaktu merencanakan prosedur analitikal subtantif, lihat apakah prakiraan
saldo akhir tahun / periode dari jenis transaksi atau akun tertentu memang dapat
dibuat.
Perhatikan prosedur entitas untuk menganalisis dan menyesuaikan jenis transaksi
atau saldo akun pada tanggal interim, untuk memastikan entitas telah melakukan
proses pisah batas akuntansi dengan benar (proper accounting cutoffs)

Prosedur substantif untuk periode tersisa tergantung pada
apakah auditor sudah melaksanakan uji pemngendalian (test of

controls)

Prosedur Substantif yang Dilaksanakan dalam Periode
yang Lalu
Penggunaan bukti audit yang diperoleh melalui prosedur substantif yang
dilaksanakan dalam periode yang lalu dapat dimanfaatkan dalam
perencanaan audit tahun ini.
Namun, prosedur substantif yang dilaksanakan dalam periode yang lalu
lazimnya tidak atau sedikit sekali memberi bukti audit untuk tahun
berjalan.

KONFIRMASI
EKSTERNAL
Tujuan prosedur permintaan konfirmasi

eksternal (external
confirmations), ISA 505.5 menyatakan “tujuan auditor dalam
menggunakan prosedur konfirmasi eksternal ialah merancang dan
melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti audit yang relevan
dan andal”.

Situasi dimana prosedur konfirmasi eksternal memberikan bukti
audit yang relevan adalah :
•Saldo bank dan informasi lainnya yang
•Saldo piutang dan syarat-syarat pinjaman
•Persediaan yang disimpan atau dikuasai oleh pihak ketiga
•Akta yang menandakan kepemilikan atas tanah dan bangunan yang
di pegang oleh pihak ketiga
•Investasi yang dipegang oleh pihak ketiga yang sampai tanggal
neraca, belum diserahkan
•Jumlah yang terutang kepada peminjam,
•Saldo utang dagang dan syarat-syarat.
Bukti audit umumnya lebih andal jika diperoleh dari sumber independen
di luar entitas yang bersangkutan. Karena jawaban/konfirmasi tertulis
yang diterima langsung oleh pihak ketiga dapat menekan resiko salah
saji yang material berkenaan dengan asersi yang bersangkutan, sampai
ke tingkat  rendah yang dapat diterima (an acceptably low level).

Prosedur
Analitikal Substantif


Membandingkan angka-angka atau hubungan-hubungan dalam atau
diantara unsur-unsur lapoaran keuangan.
• Dari informasi yang di peroleh dalam tahap memahami entitas dan dari
bukti-bukti lain, auditor dapat mengembangkan suatu ekspektasi
tertentu. Contoh jika upah naik ekspektasinya kenaikan harga pokok
penjualan, selanjutnya tercermin dalam rasio antara laba kotor dan
penjualan.
• Jika risiko bawaan kecil untuk menjelaskan transaksi tertentu, prosedur
analitikal substantif mungkin dapat memberikan bukti audit yang cukup
tepat. Jika penilaianresiko menunjukan resiko rendah karena
pengendalian internal yang menekan risiko itu, auditor harus melakukan
uji atas pengendalian yang bersangkutan.

Teknik Prosedur Analitikal
• Memilih teknik  yang paling tepat untuk memberikan tingkat asurans

yang dikehendaki.
• Teknik-teknik prosedur analitikal adalah analisis rasio ,analisis tren,
analisis pulang-pokok, analisis pola dan analisis regresi.

Teknik Prosedur Analitikal
Faktor-faktor
yang
harus
diperhatiakan
atau
dipertimbangkan dalam merancang prosedur analitikal
substantif:
Cocok atau tepatnya pengunaan prosedur analitikal
substantif tersebut, dengan sifat asersi yang di periksa.
Keandalan data (internal dan eksternal) yang di
pergunakan untuk menguji ekspektasi dari angka yang di
catat atau rasio yang diperkembangkan. Keandalan data ini
perlu diuji keakuratannya, eksistensinya dan lengkapnya.
 Apakah eskspektasinya cukup tepat untuk menunjuk salah
saji yang material pada tingkat asurans yang di kehendaki
Seberapa besar perbedaan antara angka yang dicatat dan
nilai ekspektasi, yang bisa diterima atau ditolerir.

Perbedaan dengan Ekspektasi
• Ketika ditemukan perbedaan angka dalam laporan keuangan






dengan ekspektasi auditor, maka auditor mempertimbangkan
tingkat asurans yang diharapkan dari prosedur tersebut dan
materialitas pelaksanaan yang ditetapkan auditor. Perbedaan yang
dapat diterima, tanpa melakukan investigasi lebih lanjut harus
lebih dari materialitas pelaksanaan.
Prosedur untuk menginvestigasi lebih lanjut perbedaan (antara
recorded amounts dengan auditor’s expectation) dapat terdiri atas:
Pertimbangkan kembali metode dan faktor yang digunakan untuk
merumuskan ekspektasi;
Tanya
atau
minta
penjelasan
dari
manajemen
tentang
kemungkinan sebab-sebab perbedaan.
Lakukan prosedur audit lainnya untuk menguatkan penjelasan
yang diberikan manajemen.

Dengan hasil investigasi tersebut, auditor dapat menyimpulkan
bahwa perbedaan anatara recorded amounts dengan
auditor’s expectation adalah:
• Tidak mencerminkan salah saji; atau
• Mungkin mencerminkan salah saji, dan diperlukan prosedur

audit selanjutnya untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat bahwa salah saji yang material terjadi atau tidak terjadi.

Prosedur Analitikal Lainnya
Menganalisis dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti berikut:
Perbandingan secara rinci antara angka
laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun
yang lalu atau dengan anggaran tahun berjalan
Data komparatif untuk semua jenis produk
atau jenis pelanggan
Analisis rasio (ratio analysis)
Grafik (graphs)

Prosedur Analitikal dalam
Merumuskan Opini
Berikut ini terjemahan ISA 520.6 mengenai prosedur analitikal
dalam merumuskan opini auditor:
Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur analitikal
menjelang akhir audit untuk membantunya merumuskan
kesimpulan menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan
entitas konsisten dengan pemahaman auditor mengenai entitas
tersebut.
Pada saat penyelesaian audit secara substansial, auditor diwajibkan
melaksanakan
prosedur
analitikal
untuk
membantunya
mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Tujuan penggunaan prosedur analitikal menjelang akhir audit
adalah untuk menentukan apakah laporan keuangan yang
diauditnya sejalan dengan pemahamannya mengenai entitas
tersebut.

ISA330.8
Test
of
Controls
(Uji
Auditor
wajib
merancang
dan
melaksanakan
uji
pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang cukup
Pengendalian)
dan tepat mengenai berfungsinya pengendalian yang
relevan jika:
 Penilaian auditor mengenai risiko salah saji yang material
pada
tingkat
asersi
meliputi
ekspektasi
bahwa
pengendalian berfungsi secara efektif; atau
 Prosedur substantif saja tidak dapat memberikan bukti
yang cukup dan tepat pada tingkat asersi.

Tujuan Uji Pengendalian
• Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat

mengenai berfungsinya pengendalian internal
• Konsistensi penerapan pengendalian
• Siapa
yang
melakukan
pengendalian
bagaimana pengendalian diterapkan

dan

Merancang Uji Pengendalian
Uji pengendalian atau test of control dirancang untuk
memperoleh bukti mengenai berfungsinya pengendalian
didalam setiap unsur dari kelima unsur pengendalian internal.
Pengendalian spesifik langsung menangani pencegahan,
pendeteksian dan pembetulan salah saji. Di lain pihak
pengendalian
pervasif
memberikan
landasan
untuk
pengendalian spesifik dan memperngaruhi bekerja atau
berfungsinya pengendalian spesifik tersebut.
Dalam entitas yang lebih kecil, beberapa pengendalian pervasif
dapat juga menangani risiko salah saji untuk asersi tertentu.
Dalam hal ini, jika pengendalian pervasif diuji dan ternyata
berfungsi secara efektif, auditor tidak perlu menguji
pengendalian lain yang terkait dengan risiko khusus tadi.
Pengujian pengendalian pervasif cenderung lebih subjektif dan
karenanya cenderung lebih sulit mendokumentasikannya
dibandingkan dengan pengendalian internal yang spesifik pada
tingkat business process.

Pengendalian yang Diotomatisasi
Tidak jarang kegiatan pengendalian dilaksanakan oleh komputer dan
dokumen pendukung tidak ada. Dalam situasi seperti ini, auditor
mungkin harus mengulang prosesnya untuk memastikan bahwa
pengendalian aplikasi perangkat lunak memang berfungsi seperti
desain nya.
Pendekatan lainnya ialah menggunakan tehnik audit berbantuan
komputer atau Computer-Assisted Audit Techniques (CAATs). Contoh
penggunaan CAATs antara lain:
Ekstrak pembayaran yang melebihi jumlah tertentu
Ekstrak top record atau bottom record (file yang paling awal atau
paling akhir) dalam suatu database
Identifikasi catatan yang hilang atau catatan ganda/duplikat
Pilih sampel sesuai kriteria dan parameter
Sortir transaksi dengan kriteria tertentu
Hitung berapa catatan kuantitas dan nilai persediaan dalam suatu
database
Lihat kemungkinan terjadinya kecurangan dengan Benford’s Law

Penetapan Waktu untuk Uji
Pengendalian
Berikut ini terjemahan beberapa alinea dalam

ISA 330 mengenai
timing atau penetapan waktu dari prosedur uji pengendalian.
ISA 330.11
Auditor wajib menguji pengendalian untuk jangka waktu tertentu atau
untuk suatu periode dimana auditor berniat memanfaatkan
pengendalian tersebut dengan memperhatikan alinea 12 dan 15
dibawah, untuk memberikan dasar/alasan yang tepat mengenai niat
tersebut (auditor intended reliance). (lihat alinea A32)
ISA 330.12
Jika auditor memperoleh bukti audit mengenai berfungsinya
pengendalian secara efektif selama masa interim, auditor wajib:
Memperoleh bukti audit mengenai perubahan signifikan terhadap
pengendalian tersebut sesudah masa interim
Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh untuk sisa
periode, yaitu dari tanggal interim sampai akhir tahun. (lihat alinea
A33-A34)
ISA 330.15
Jika auditor merencanakan untuk menggunakan pengendalian atas
risiko yang sudah diketahui auditor merupakan risiko yang signifikan,
auditor wajib menguji pengendalian dalam periode berjalan.

Uji Pengendalian dengan Rotasi
Faktor yang tidak memungkinkan penggunaan pengujian dengan rotasi
•Prosedur audit bergantung pada pengendalian untuk mencegah risiko yang signifikan
•Pengendalian internal sudah berubah sejak audit yang lalu
•Lingkungan pengendalian lemah
•Pemantauan atas berjalannya pengendalian internal lemah]
•Ada unsur manual yang signifikan dalam pengendalian yang diuji
•Perubahan personalia yang mempengaruhi secara signfikan penerapan pengendalian yang diuji
•Perubahan keadaan mengindikasikan perlunya perubahan dalam pengendalian
•General IT controls lemah atau tidak efektif.

Sebelum bukti audit yang diperoleh dalam periode audit yang lalu boleh digunakan,
auditor perlu melihat apakah bukti tersebut mempunyai relevansi untuk periode
berjalan. Hal ini memerlukan konfirmasi mengenai pengendalian tertentu dengan
bertanya kepada manajemen dan pihak-pihak lain mengenai perubahan yang terjadi.
Dan amati atau inspeksi pengendalian internal untuk menentukan bahwa ia masih
terus diimplementasi.
Dalam hal terdapat bukti mengenai beberapa pengendalian dari audit yang lalu,
auditor dapat memanfaatkan beberapa pengendalian ini secara bergantian dan
bertahap.
Secara umum makin tinggi risiko salah saji yang material atau makin besar tingkat
kepercayaan atas pengendalian internal yang diberikan auditor, makin pendek
periode diantara suatu uji pengendalian dengan uji pengendalian berikutnya.

Terimakasih