Manajemen Komponen komponen Sekolah PEND

Manajemen Komponen-komponen Sekolah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen
yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata laksana
Administrasi, Staf Teknis Pendidikan yang didalamnya meliputi Kepala Sekolah dan
Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya
operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa di tempatkan sebagai
konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus
saling berkaitan, karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan
keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian tinggi. Salah
satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi sekolah yang dapat
mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan. Manajemen pembiayaan atau
anggaran sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan sekolah.
Istilah administrasi umumnya digunakan bilamana merujuk pada proses kerja
manajerial tingkat puncak yang dilihat dari konteks keorganisasian, sedangkan istilah
manajemen merujuk pada proses kerja manajerial pada tingkat yang lebih operasional.
Komponen-komponen sekolah itu adalah siswa, tenaga kependidikan (guru
pegawai), kurikulum, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan
masyarakat, dan layanan khusus (Adam,2003; Soetjipto dan Kosasi, 1994, dan Bafadal,
2003).

Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat
dipisahkan dari proses pendidikan sekolah. Alasannya, tanpa manajemen tidak mungkin
tujuan pembelajaran di sekolah dapat diwujudkan secara optimal, efisien dan efektif.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa saja yang termasuk dalam komponen komponen sekolah ?
2. Bagaimanakah Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran pada manajemen
sekolah?
3. Bagaimanakah Manajemen Tenaga Kependidikan pada manajemen sekolah ?
4. Bagaimanakah Manajemen Kesiswaan pada manajemen sekolah ?
5. Bagaimanakah Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pada manajemen sekolah?
1

6. Bagaimanakah Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada manajemen
sekolah?
7. Bagaimanakah Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat?
8. Bagaimanakah Manajemen Layanan Khusus pada manajemen sekolah ?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui Apa saja yang termasuk dalam komponen komponen sekolah.

2. Mengetahui Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran pada manajemen
sekolah.
3. Mengetahui Manajemen Tenaga Kependidikan pada manajemen sekolah.
4. Mengetahui Manajemen Kesiswaan pada manajemen sekolah.
5. Mengetahui Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pada manajemen sekolah.
6. Mengetahui Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada manajemen
sekolah.
7. Mengetahui Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.
8. Mengetahui Manajemen Layanan Khusus pada manajemen sekolah.

2

PEMBAHASAN

A. Komponen-komponen Sekolah
Komponen-komponen sekolah itu adalah siswa, tenaga kependidikan (guru
pegawai), kurikulum, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan
masyarakat, dan layanan khusus (Adam,2003; Soetjipto dan Kosasi, 1994, dan Bafadal,
2003).
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat

dipisahkan dari proses pendidikan sekolah. Alasannya, tanpa manajemen tidak mungkin
tujuan pembelajaran di sekolah dapat diwujudkan secara optimal, efisien dan efektif.

B. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran
Ada beberapa pengertian mengenai kurikulum. Kurikulum berasal dari kata
”curere” yang dikatabendakan menjadi “curiculum”. Kurikulum kemudian digunakan
dalam dunia pendidikan dan diberi arti (ditinjau dari segi sistematik)
a. Secara tradisional antara lain seperti:
1. Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
2. Suatu bahan pelajaran tertentu yang dipelajari oleh anak
3. Sesuatu yang diharapkan dipelajari anak di sekolah.
4. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dikuasai untuk mencapai
suatu tingkat atau ijasah (Degree)
b. Secara konsepsi baru dalam pendidikan modern, kurikulum diartikan antara lain:
1. Semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah
2. Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar anak di kelas,tempat
bermain, dan di luar sekolah.
Pasal 1 butir 19 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
secara sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar secara
efektif dan efesien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetetapkan.

3

Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian integral dari
manajemen berbasis sekolah, mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
penilainnya kurikulum.
Manajemen

atau

administrasi

pengajaran

adalah


keseluruhan

proses

penyelenggaraan kegiatan dibidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan
pengajaran terlaksana secara efisien dan efektif.
Kepala sekolah harus bertanggung jawab tentang perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah. Untuk kepentingan
tersebut, paling tidak terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1. Menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutahan
murid
2. Meningkatkan kualitas perencanaan program
3. Memilih dan melaksanakan program
4. Menilai perubahan program
Menurut Mulyasa (2003) beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru
adalah :
1. Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah
terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai
tujuan.

2. Program itu harus sederhana dan fleksibel
3. Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
4. Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya
5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender
pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian alokasi waktu yang digunakan, penetapan
pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas,
pencatatan kemajuan belajar siswa, perbaikan pengajaran, serta pengisian waktu jam
kosong.
Dalam pengelolaan manajemen pendidikan fokus dari segala usahanya adalah
terletak pada Proses Belajar Mengajar. Suksesnya Proses Belajar mengajar dapat
ditunjang oleh sarana dan prasarana pendidikan, anggaran/biaya, tata laksana, organisasi
serta Husemas, termasuk pula supervisi yang mantap.

4

Secara operasional kegiatan administrasi/manajemen kurikulum itu meliputi tiga
kegiaan pokok, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, peserta didik , dan
seluruh sivitas akademika atau warga sekolah/lembaga pendidikan.

a. Kegiatan yang berhubungan dengan Tugas Guru/Pengajar
1. Pembagian guru yang dijabarkan dari struktur program pengajaran, dan
ketentuan tentang beban mengajar wajib bagi guru.
Beban mengajar maksimum seorang guru adalah 24 jam pelajaran per
minggu, dengan ketentuan bahwa tiap jam pelajaran berlangsung 45 menit,
jadi
Tugas mengajar seorang guru

= 24 jam pelajaran

24 x 0,75 jam

= 18 jam

Tugas persiapan dan evaluasi dihitung

= 19,5 jam

Jumlah


= 18 + 19,5
= 37,5 jam

Berdasarkan hal tersebut dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan
jumlah guru untuk masing-masing bidang studi/mata pelajaran dari jumlah
seluruh guru yang dibutuhkan.
2. Tugas guru dalam mengikuti jadwal pelajaran
Ada 4 jenis jadwal pelajaran untuk guru, yaitu:
a) Jadwal pelajaran kurikurer.
Jadwal pelajaran kurikurer disusun secara edukatif oleh guru/tim guru
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan akademik, seperti
1) Keseimbangan berat/ringannya bobot pelajaran setiap hari.
2) Pengaturan mata pelajaran mana yang perlu didahulukan/ tengah/ di
akhir pelajaran, seperti olahraga, matematika, kesenian, seni rupa,
dan seterusnya.
3) Mata pelajaran yang bersifat praktikum/PKL/PPL dan sebagainya.
b) Jadwal pelajaran kokurikurer.
Jadwal pelajaran kokurikurer disusun secara strategis sesuai situasi dan
kondisi individual/kelompok peserta didik/ siswa seperti tugas-tugas PR
(pekerjaan


rumah),

sehingga

dapat

meningkatkan

pemahaman,

keterampilan, serta mencerna materi pelajaran secara efektif dan efisien.
c) Jadwal pelajaran ekstra-kurikurer

5

Jadwal pelajaran ekstra-kurikurer disusun di luar jam pelajaran kurikurer
dan progran kokurikurer. Biasanya bersifat pengembangan hobi, bakat,
minat, serta prestasi.
d) Jadwal pelajaran yang tatap muka dan non tatap muka

Jadi pelajaran tatap muka adalah bentuknya seperti formal yang
dilaksanakan di dalam kelas dimana guru dan murid bertemu secara
langsung. Sedangkan non tatap muka misalnya guru menugaskan
muridnya untuk dikirim lewat email, ataupun tugas berupa observasi
sehingga siswa dapat terjun langsung dalam masyarakat. Pelajaran non
tatap muka ini membantu siswa untuk meningkatkan kreativitasnya, dan
kemampuan diluar pengetahuan eksak.
3. Tugas guru dalam kegiatan PBM
Tugas ini merupakan serangkaian kegiatan pengajaran/instruksional untuk
mencapai hasil pengajaran yang optimal, yaitu:
a) Membuat desain instruksional
b) Melaksanakan pengajaran
c) Mengevaluasi hasil pengajaran.
Desain instruksional adalah suatu perencanaan pengajaran yang menggunakan
pendekatan sistem, atau pengajaran dianggap sebagai sistem yang terdiri dari komponenkomponen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan satu sama lain untuk
mencapai sesuatu tujuan. Bila salah satu komponen tidak berfungsi, maka seluruh sistem
akan terganggu sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai sesuai yang
diharapkan.

Desain


instruksional

berusaha

untuk

menentukan

prosedur

dan

mensistematisasikan proses pengajaran dalam situasi tertentu sedemikian rupa sehingga
diharapkan terjadi sesuatu perubahan pada diri peserta didik/siswa. Sebagai langkah
pertama adalah merumuskan tujuan insrtuksional, suatu komponen penting dalam
penyusunan desain karena merupakan titik tolak bagi penentuan komponen-komponen
selanjutnya, seperti bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, alat/media/sumber
yang diperlukan, dan alat evaluasi.
Kini telah kita sadari, bahwa proses instruksional adalh suatu proses yang
kompleks, dan guru/pengajar merupakan seorang yang bertanggung jawab untuk
menolong orang lain(peserta didik) untuk belajar atau membelajarkannya mengikuti
perkembangan dunia yang selalu dinamis. Sesuai tanggung jawabnya itulah guru
mempunyai tugas utama sebagai pengelola.Pbm dan tugas yang demikian kompleks itu
tidak munkin dapat dilaksanakannya dengan baik tanpa perencanaan yang matang.
6

Desain instruksional merupakan suatu perencanaan yang sistematik dari suatu pengajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Pada waktu seorang guru memutuskan akan mengajarkan sesuatu kepada siswasiswinya maka di dalam dirinya terjadilah suatu proses berfikir tentang apa yang akan
diajarkannya, prosedur dan materi apa yang diperlukannya untuk mencapai hasil belajar
yang diinginkan, serta bagaimana mengetahui bahwa siswa-siswinya itu telah belajar.
Karenanya guru harus membuat keputusan tentang tiga hal pokok, yaitu:
1. Apa yang akan diajarkan
2. Bagaimana cara mengajrkannya
3. Bagaimana menilai bahwa tujuannya telah tercapai
Jadi guru adalah pengelola kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai perancang,
pelaksana pengajaran, serta penilai/evaluator hasil belajar yang sekaligus sebagai
supervisor/pembina seluruh kegiatan belajar mengajarnya.Operasionalisasi dari desain
instruksional secara umum dituangkan dalam program Satuan Pelajar (Satpel) di sekolah
dan di pergiruan tinggi sering disebut program Satuan Acara, Perkuliahan (SAP) dalam
bentuk format vertikal atau horizontal (matriks) sesuai pilihan/kebiasaan masing-masing
sebagai model.
Dalam evaluasi kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu:
a) Evaluasi formatif bagi siswa
1) Siswa dituntut untuk menguasai materi sebelum melanjutkan ke materi
berikutnya, sesuai tujuan belajar yaitu belajar tuntas (mastery learning for)
2) Sebagai dignosis kesulitan belajar dan cara mengatasinya.
b) Evaluasi formatif bagi pengajaran
1) Sebagai umpan balik keberhasilan dalam mengelola kegiatan mengajar untuk
mengetahui seberapa materi yang telah atau belum dikuasai siswa.
2) Dapat meramalkan sejauh mana evaluasi sumatif siswanya
c) Evaluasi sumatif
1) Sebagai alat pembanding keterampilan dan kecakapan anata siswa yang satu
dengan yang lainnya.
2) Sebagai bahan untuk meramal penyelesaian studi siswa
3) Sebagai umpan balik bagi siswa sendiri
4) Sebagai bahan penilai terhadap metode yang telah digunakan
d) Evaluasi diagnosis
Untuk meneliti sebab-sebab kesulitan belajar siswa.
7

Dalam kegiatan evaluasi/penilaian hasil belajar siswa ada 2 acuan, yaitu Norma
relatif (relative norm referenced evaluation) atau biasa disebut Penilaian dengan Acuan
Norma (PAN) dan penilaian dengan Acuan Kriteria (criterian referenced evaluation) atau
sering disebut Penilaian dengan Acuan Patokan (PAP)
1. Dalam pendekatan PAN diasumsikan bahwa suatu populasi itu berdistribusi normal,
atau bahwa prestasi yang dicapai oleh siswa dalam keadaan normal (guru, sarana,
prasarana, sosial dan sebagainya) hasil dari sebuah tes hasil belajar akan memberi
arti setelah mengalami proses pengolahan melalui langkah-langkah pemberian skor
pada lembar jawaban, pengolahan skor mentar melalui prosedur statistik, dan
pemberian nilai akhir hasil tes.
2. Dalam pendekatan PAP penetapan batas lulus merupakan hal yang pokok.
Dalam penggunaan pendekatan PAN atau PAP, bila seorang pengajar merasa
curiga dengan hasil prestasi siswanya, maka perlu dilakukan penelitian seksama
terhadap beberapa hal yang mungkin menyebabkan kecurigaannya, seperti:
1. Apakah soal-soal yang diberikan betul-betul sudah mencapai TIK?
2.

Apakah soal-soal yang diberikan memang telah mengukur kemampuan siswa
sebenarnya?

3. Apakah distribusi tingkat kesukaran telah proporsional?
Oleh sebab itu, alat ukur hasil belajar hendaknya disusun sedemikian rupa
sehingga mampu memberikan informasi yang akurat.
b. Kegiatan yang Berhubungan dengan Tugas Peserta Didik/Siswa
Kegiatan-kegiatan peserta didik demi suksesnya Proses Belajar Mengajar
tertera dalam jadwal kegiatan belajar yang telah disusun oleh sekolah secara
pedagogis beserta jadwal tes/ ulangan/ ujian, dan jadwal kegiatan belajar yang
diatur sendiri oleh siswa dalam strategi mensukseskan hasil studinya.
c. Kegiatan yang Berhubungan dengan Seluruh Sivitas Akademika
Kegiatan ini merupakan pedoman sinkronisasi segala kegiatan sekola, yang
kurikurer, ektrakurikurer, akademik/ non akademi, hari-hari kerja, libur,
karyawisata, hari-hari besar nasional/ agama, dan sebagainya.
d. Kegiatan-kegiatan penunjang PBM
Kegiatan-kegiatan penunjang PBM seperti Bimbingan Penyuluhan (BP),
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan perpustakaan.

8

C. Manajemen Tenaga Kependidikan
Peningkatan

produktivitas

dan

prestasi

kerja

dapat

dilakukan

dengan

meningkatkan sumber daya manusia, Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan dengan cara
mengikut sertakan pada kegiatan-kegiatan yang menunjang pada kinerja seluruh unsur
sekolah. Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup beberapa hal
yaitu:
1. perencanaan pegawai,
2. pengadaan pegawai,
3. pembinaan dan pengembangan pegawai,
4. promosi dan mutasi
5. pemberhentian pegawai,
6. kompensasi, dan
7. penilaian pegawai.
Hal ini menunjukkan, bahwa keberhasilan pengelolaan pendidikan pada sebuah
sekolah apabila Kepala Sekolah memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang
melibatkan pada semua unsur pengelola sekolah.
D. Manajemen Kesiswaan
Salah satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata siswa.
Manajemen kemuridan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan
dengan peserta didik (murid), awal pendaftaran sampai mereka lulus, tetapi bukan
sekedar pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek lebih luas yang secara
operasional dapat membantu upaya pertumbuhan murid melalui proses pendidikan di
sekolah (Mulyasa, 2002:46).
Meskipun Pencatatan

sangat diperlukan

untuk menunjang keberhasilan

manajemen kemuridan, buku presensi murid, buku raport, daftar kenaikan kelas, buku
mutasi murid, dan sebagainya. Manajemen kemuridan dimaksudkan bertujuan mengatur
berbagai kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan.dengan kondusif.
Menurut Sutisna dalam Mulyasa (2002) ada tiga yaitu:(1) penerimaan murid baru,
(2) kegiatan pelaporan kemajuan belajar murid, dan (3) bimbingan dan pembinaan
disiplin murid. Sedangkan tanggung jawab Kepala sekolah dalam mengelola bidang
kemuridan adalah:
1. Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah bidang kemuridan yang
berhubungan dengan hal studi.
9

2. Penerimaan, orientasi,klasifikasi, dan pembagian kelas murid dan pembagian
program studi.
3. Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar murid
4. Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti mengulang
pengajaran (remid), perbaikan, dan pengajaran luar biasa
5. Pengendalian kedisiplinan murid belajar di sekolah
6. Program bimbingan dan penyuluhan bagi seluruh murid.
7. Program kesehatan dan keamanan murid belajar, terutama ketenangan belajar
murid di kelas.
8. Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional murid (Mulyasa, 2002:46).
E. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Dalam suatu lembaga pendidikan, biaya pendidikan merupakan salah satu
komponen dalam sistem pendidikan yang tidak dapat ditinggalkan. Dalam kondisi sangat
darurat, mungkin pendidikan masih dapat berlangsung tanpa adanya biaya. Akan tetapi
setiap usaha meningkatkan kualitas pendidikan selalu mempunyai konsekuensi keuangan
dan pembiayaan.
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efisiensi dan efektivitaas pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih
terasa lagi dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan
sekolah

untuk

merencanakan,

malaksanakan,

mengevaluasi,

dan

mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara trasparan kepada masyarakat dan
pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan
potensi yang menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian
manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan merupakan komponen
produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses pembelajaran di
sekolah bersama dengan komponen lain. Atau dengan kata lain setiap kegiatan yang
dilakukan sekolah memerlukan biaya. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu
dikelola dengan sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk menunjang tercapinya tujuan pendidikan di sekolah. Sumber keuangan dan
pembiayaan pada suatu sekolah, secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga
sumber, yaitu:
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya bersifat umum
atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan
10

2. Orang tua atau peserta didik (siswa)
3. Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat
Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji
pegawai(guru, dan bukan guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung,
fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis dipakai). Biaya pembangunan,
misalnya, biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan
atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain untuk barangbarang tidak habis pakai. Dalam rangka implementasi MBS, manajemen komponen
keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai tahap penyusunan anggaran,
penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang
berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efisien dan efektif,
tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.
Komponen utama manajemen keuangan meliputi:
1. Prosedur anggaran
2. Prosedur akuntansi keuangan
3. Pembelanjaan, pergudangan, dan prosedur pendistribusian
4. Prosedur investasi
5. Prosedur pemeriksaan
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini mengabut asas pemisahan
tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat
yang diberi wewenang uintuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan
pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian
dan memerintahkan pembeyaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan
otorisasi yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang
melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga
lainnya yang dapat dinilai dengan ruang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban.
F. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar.
Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses belajar mengakar.

11

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan
berarti pada jalannya proses pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakakan
sekolah yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik
bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Selain itu juga diharapkan tersedianya
alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan
dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pengajar
maupun siswa sebagai peserta didik.
G. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
serta pembinaan secara kontiyu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat, sehingga
kegiatan operasional sekolah semakin efektif dan efisien,demi membantu tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sekolah menjadi tanggung jawab bersama
antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat.Hubungan serasi, terpadu serta timbal balik
yang sebak-baiknya antara sekolah dan masyarakat harus diciptakan dan dilaksanakan
agar meningkatkan mutu pendidikan dan pembangunan masyarakat dapat saling
menunjang. Secara lebih jelasnya maka Husemas dapat dilihat dari fungsi, tujuan,
manfaat, dan bentuk-bentuk operasionalnya.
1. Fungsi dari Husemas adalah menarik simpati masyarakat pada umumnya serta
publik, sehingga dapat meningkatkan relasi serta amino masyarakat terhadap
sekolah tersebut yang pada akhirnya menambah income bagi sekolah yang
bermanfaat bagi bantuan terhadap tercapainya tujuaan yang telah ditetapkan.
2.

Tujuan dari Husemas adalah meningkatkan popularitas sekolah di mata
masyarakat.

3. Manfaat dari Husemas adalah menambah simpati masyarakat yang dapat
meningkatkan harga diri sekolah ,serta dukungan masyarakat terhadap sekolah
secara spiritual dan material.
4. Bentuk-bentuk operasional dari Husemas bisa bermavam –macam tergantung pada
kreatifitas sekolah, kondisi, dan situasi sekolah , fasilitas dan sebagainya.
5. Kegiatan olah raga dan kesenian merupakan sarana Husemas misalya PORSENI.
6. Menyediakan fasilitas sekolah untuk kepentingan masyarakat.
12

7. Mengikutsertakan

sivitas

akademika

sekolah

dalam

kegiatan

–kegiatan

masyarakat.
8. Mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan kurikuler

dan

ekstrakurikuler sekolah.
Dengan demikian sekolah sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan bagi
masyarakat,sedangkan masyarakat sebagai sumber informasi dan inspirasi bagi sekolah
seta sebagai lapangan pengabdian bagi par peserta didik.
H. Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan,kesehatan,dan
keamanan sekolah. Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan
peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperoleh
peserta diduk melalui belajar mandiri, baik pada waktu kosong disekolah maupun
dirumah. Disamping itu juga memungkinkan guru untuk mengembangkan pengetahuan
secara mandiri , dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi misalnya belajar
individual.
Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggung jawab
melaksanakan proses pembelajaran, juga harus menjaga dan meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani peserta.Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
mengembangkan manusia indonesia seutuhnya (UUSPN, bab 11 pasal 4).
Disamping itu, sekolah juga perlu memberikan pelayanan keamanan kepada
peserta didik dan para pegawai yang ada di sekolah agar mereka dapat belajar dan
melaksanakan tugas dengan tenang dan nyaman

13

PENUTUP
A. SIMPULAN
Manajemen adalah proses kegiatan dengan melalui orang lain untuk mencapai
suatu tujuan tertentu serta dilaksanakan secara berurutan berjalan ke arah suatu tujuan.
1. Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan secara
sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar secara
efektif dan efesien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetetapkan.
2. Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup beberapa hal yaitu:
a. perencanaan pegawai,
b. pengadaan pegawai,
c. pembinaan dan pengembangan pegawai,
d. promosi dan mutasi,
e. pemberhentian pegawai,
f. kompensasi, dan
g. penilaian pegawai.
3. Manajemen kemuridan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan
dengan peserta didik (murid), awal pendaftaran sampai mereka lulus, tetapi bukan
sekedar pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek lebih luas yang
secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan murid melalui proses
pendidikan di sekolah (Mulyasa, 2002:46).
4. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Dalam suatu lembaga pendidikan, biaya pendidikan merupakan salah satu
komponen dalam sistem pendidikan yang tidak dapat ditinggalkan. Dalam kondisi
sangat darurat, mungkin pendidikan masih dapat berlangsung tanpa adanya biaya.
Akan tetapi setiap usaha meningkatkan kualitas pendidikan selalu mempunyai
konsekuensi keuangan dan pembiayaan.
5. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakakan
sekolah yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan
baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah.
6. Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi dengan
tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktik
pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah.

14

7. Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien.
B. SARAN
Komponen-komponen yang ada pada sekolah sangatlah beragam. Manajer
sekolah harus mampu mengatur semua komponen-komponen sekolah ini agar
pengelolaan di dalam sekolah menjadi baik. Dengan disusunnya makalah ini semoga
dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi mahasiswa maupun guru agar dapat lebih
benar mengetahui mengenai apa saja yang ada di dalam komponen komponen sekolah.

15

DAFTAR PUSTAKA
Drs.Sutomo, M.Pd. dkk. 2010.Manajemen Sekolah.Semarang: Pusat Pengembang
MKU/MKDK-LP3.
______. 2006. Pengertian/ Definisi dari Manajemen . Diunduh pada tanggal 7 April 2013 dari
http://organisasi.org/pengertian_definisi_dari_manajemen
http://dian-manajemenpendidikan.blogspot.com/2009/05/manajemen-kurikulum_16.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/

16