POITEKNIK KESEHA TAN KEMENKES TASIKMALAYA
MODUL MATA AJARAN
(TEORI & PRAKTIK)
TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN II
DISUSUN OLEH:
MUSTARA
PRODI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN CIREBON
POITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
TASIKMALAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas selesainya penyusunan modul
mata ajaran teknologi dan
informasi kesehatan 2 (Pengenalan Aplikasi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan). Modul ini disusun guna mempermudah mahasiswa dalam
mempelajari sekaligus mempraktikan ilmu dalam mata kuliah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat banyak
kekurangan dalam modul ini, oleh
karenanya penyusun sangat
mengharapkan kritik dan masukan demi penyempurnaan modul ini.
Walaupun modul ini masih banyak kekurangan, namun penyusun
berharap semoga modul ini dapat bermanfaat dan membantu
mahasiswamemahami dan mempraktikan mata ajaran teknologi dan
informasi kesehatan 2 (Pengenalan Aplikasi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan).
Pada akhirnya penyusun banyak mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian modul ini.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................ii
PENDAHULUAN.................................................................................... 1
Deskripsi Singkat .............................................................................. 1
Relevansi .......................................................................................... 1
Tujuan Instruksional ........................................................................ 2
POKOK BAHASAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN NASIONAL .......... 3
Pengertian ....................................................................................... 3
Tujuan .............................................................................................. 5
Peran SIK dalam Sistem Kesehatan ................................................. 5
Pengembangan SIK .......................................................................... 8
POKOK BAHASAN PENGENALAN APLIKASI PADA FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN ................................................................... 10
Pendahuluan .................................................................................. 10
Aplikasi di Puskesmas .................................................................... 10
Aplikasi di Rumah Sakit.................................................................. 19
Latihan/Tugas ................................................................................ 20
POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH
SAKIT (SIMRS) .................................................................................... 22
Pengertian ..................................................................................... 22
Tujuan ............................................................................................ 22
ii
Modul TIK 2
Mustara
Arsitektur dan Unsur Keamanan SIMRS .........................................23
POKOK BAHASAN APLIKASI SIMRS .....................................................26
Aplikasi Sistem Klasifikasi Penyakit dan Tindakan (ICD) .................26
Aplikasi Sistem Pembiayaan Kesehatan di RS ................................28
POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI PUSKESMAS ............38
Pengertian ......................................................................................38
Tujuan .............................................................................................38
Sumber Informasi SIMPUS .............................................................39
Mekanisme Penyelenggaraan SIMPUS ...........................................40
POKOK BAHASAN APLIKASI SIMPUS ...................................................42
Aplikasi Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) .............................42
Pengaturan Kabupaten/Kota dan Puskesmas ................................42
Modul Loket ...................................................................................57
Modul Pelayanan ............................................................................59
Modul Apotik ..................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................64
RIWAYAT PENULIS ..............................................................................65
iii
Modul TIK 2
Mustara
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit saat ini sudah
didorong dengan perkembangan teknologi dan informasi. Pelayanan
kesehatan terhadap pasien pada suatu institusi kesehatan dimulai dari
pendaftaran sampai dengan pasien pulang. Hal itu perlu dilakukan
pencatatan dan pendokumentasian terhadap apa yang sudah
dilakukan terhadap pasien.
Pencatatan dan pendokumentasian serta pelayanan terhadap pasien
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi
diharapkan dapat mendorong optimalisasi pelayanan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, berbagai perangkat lunak
dikembangkan untuk itu. Beberapa perangkat lunak yang digunakan
di Rumah Sakit antara lain: SIMRS, INA CBG’s, dan ICD X. Sedangkan
beberapa aplikasi yang digunakan di Puskesmas antara lain SIMPUS.
Relevansi
Penguasaan terhadap keterampilan menggunakan berbagai aplikasi di
fasilitas pelayanan kesehatan akan sangat membantu lulusan D3
perekam medis dan informasi kesehatan. Lulusan D3 sebagai tenaga
yang dihasilkan dari program pendidikan vokasional tentunya harus
memiliki keterampilan yang dapat diunggulkan. Berbagai
perkembangan saat ini terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan RS) pada
kenyataannya sudah memanfaatkan berbagai aplikasi baik itu yang
dikembangkan sendiri maupun hasil pengembangan instansi lain.
1
Tentunya pembelajaran tentang berbagai konsep aplikasi dan
penggunaanya perlu dikuasai oleh lulusan rekam medis.
Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari modul ini diharapakan mahasiswa mampu:
1. Mengetahui berbagai macam bentuk aplikasi perangkat
lunak pada fasilitas pelayanan kesehatan
2. Mengoperasikan aplikasi perangkat lunak yang dipakai di
fasilitas pelayanan kesehatan
2
POKOK BAHASAN SISTEM INFORMASI
KESEHATAN NASIONAL
Pengertian
Kementerian Kesehatan sudah sejak lama mengembangkan
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Sejak
diciptakannya Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) pada tahun 1970-an. Pengembangan SIKNAS
ini semakin ditingkatkan lagi sejak tahun 1984 dengan
dibentuknya Pusat Data Kesehatan pada Departemen
Kesehatan RI. Namun dalam perkembangannya pengembangan
SIKNAS masih memiliki hambatan dan tantangan yang perlu
diselesaikan.
Sistem Informasi Kesehatan Nasional merupakan bagian dari
konsep Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Menurut Perturan
Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2014 SIK adalah seperangkat
tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur,
perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan
tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan. Pengertian lain dari SIK adalah adalah
suatu sistem yang menyediakan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di setiap jenjang administrasi
kesehatan, baik di tingkat unit pelaksana upaya kesehatan, di
tingkat kabupaten/kota, di tingkat provinsi, maupun di tingkat
pusat.
3
Pengambilan keputusan akan lebih mudah jika semua informasi
yang dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu, suatu sistem
informasi perlu dibangun dengan mengorganisir berbagai data
yang telah dikumpulkan secara sistematik, memproses data
menjadi informasi yang berguna. Sistem informasi atau sistem
informasi manajemen pada hakekatnya adalah serangkaian
prosedur dan integrasinya dengan perangkat dan manusia untuk
menghasilkan data/informasi untuk manajemen. Sistem
informasi merupakan tatanan yang melibatkan manusia,
peralatan, dan prosedur untuk menghasilkan data dan informasi
yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus didukung oleh
SIK yang baik. SIK dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan harus dapat mengelola data,
informasi, dan indikator kesehatan. Data kesehatan adalah
angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tanda-tanda
yang secara relatif belum bermakna bagi pembangunan
kesehatan. Informasi kesehatan adalah data kesehatan yang
telah diolah atau diproses menjadi bentuk yang mengandung
nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan
pengetahuan dalam mendukung pembangunan kesehatan, dan
indikator kesehatan adalah istilah, nilai, dan/atau tingkatan
sebagai variabel yang membantu untuk menganalisis atau
mengukur status kesehatan atau perubahan baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembangunan kesehatan.
Data kesehatan dalam SIK terdiri dari 2 yaitu: (1) Data yang
dikumpulkan secara teratur oleh penyelenggara Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, instansi Pemerintah Daerah, dan instansi
4
Pemerintah melalui pencatatan dan pelaporan atau cara lain
disebut data rutin; (2) Data yang dikumpulkan sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan dan prioritas pembangunan kesehatan yang
ditetapkan oleh Pemerintah disebut data non rutin.
Tujuan
Pengaturan Sistem Informasi Kesehatan ini bertujuan untuk:
1. Menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses terhadap
Informasi Kesehatan yang bernilai pengetahuan serta
dapat dipertanggungjawabkan;
2. Memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk
organisasi profesi dalam penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan;
3. Mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi
Kesehatan dalam ruang lingkup sistem kesehatan
nasional yang berdaya guna dan berhasil guna terutama
melalui penguatan kerja sama, koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan
Peran SIK dalam Sistem Kesehatan
Menurut World Health Organization (WHO) dalam buku “Design
and Implementaiton of Health Information System” (2000)
bahwa suatu sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan.
Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan semua jenjang.
5
Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi
manajemen. WHO juga menyebutkan bahwa SIK merupakan
salah
satu
dari
6
“building
blocks”
atau
komponen utama dalam suatu sistem kesehatan. Enam
komponen Sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service Delivery / Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
2. Medical products, vacines, and technologies / Produk
Medis, Vaksin, dan Teknologi Kesehatan
3. Health Workforce / Tenaga Medis
4. Health System Financing / Sistem Pembiayaan Kesehatan
5. Health Information System / Sistem Informasi Kesehatan
6. Leadership and Governance / Kepemimpinan dan
Pemerintahan
SIK disebut sebagai salah satu dari 7 komponen yang
mendukung suatu sistem kesehatan, dimana sistem kesehatan
tidak bisa berfungsi tanpa satu dari komponen tersebut. SIK
bukan saja berperan dalam memastikan data mengenai kasus
kesehatan dilaporkan tetapi juga mempunyai potensi untuk
membantu dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi
proses kerja. Sistem Kesehatan Nasional terdiri dari dari tujuh
subsistem, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Upaya kesehatan,
Penelitian dan pengembangan kesehatan,
Pembiayaan kesehatan,
Sumber daya manusia kesehatan,
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan,
Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan,
Pemberdayaan masyarakat
6
SIK Nasional yang diharapkan adalah SIK Terintegrasi yaitu
sistem informasi yang menyediakan mekanisme saling hubung
antar sub sistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai
dengan yang dibutuhkan, sehingga data dari satu sistem secara
rutin dapat melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih
sistem yang lain. Hal ini melingkupi sistem secara teknis (sistem
yang bisa berkomunikasi antar satu sama lain) dan konten (data
set yang sama). Aliran informasi antar sistem sangat bermanfaat
bila data dalam file suatu sistem diperlukan juga oleh sistem
yang lainnya, atau output suatu sistem menjadi input bagi
sistem lainnya.
Bentuk fisik dari SIK Terintegrasi adalah sebuah aplikasi system
informasi yang dihubungkan dengan aplikasi lain (aplikasi sistem
informasi puskesmas, sistem informasi rumah sakit, dan aplikasi
lainnya) sehingga secara interoperable terjadi pertukaran data
antar aplikasi. Dengan SIK Terintegrasi, data entri hanya perlu
dilakukan satu kali sehingga data yang sama akan disimpan
secara elektronik dan bisa dikirim dan diolah. SIK Terintegrasi
yang berbasis elektronik adalah strategi pengembangan yang
akan diadopsi untuk meringankan beban pencatatan dan
pelaporan petugas kesehatan di lapangan.
Dalam rangka mewujudkan SIK Terintegrasi, dikembangkan
model SIK Nasional yang menggantikan sistem yang saat ini
masih diterapkan di Indonesia. Model ini memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tetapi tetap
dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan yang
masih mempunyai keterbatasan infrastruktur (seperti pasokan
listrik dan peralatan komputer serta jaringan internet). Kedepan
7
semua pemangku kepentingan SIK bisa bergerak menuju ke arah
SIK Komputerisasi dimana proses pencatatan, penyimpanan dan
diseminasi informasi bisa lebih efisien dan efektif serta
keakuratan data dapat ditingkatkan.
Pengembangan SIK
Landasan pembangunan kesehatan di Indonesia mengacu pada
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang sudah ditetapkan
berdasarkan Perpres Nomor 72 tahun 2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional. Dalam SKN terdapat 7 sub sistem yang
salah satunya adalah sub sistem manajemen, informasi, dan
regulasi kesehatan. Secara konseptual tata hubungan antar sub
sistem dalam kerangka SKN sebagaimana terlihat dalam gambar
1 dibawah ini:
Gambar 1 Tata Hubungan Sub Sistem Dalam SKN
8
Strategi Pengembangan SIKNAS adalah sebagai berikut:
1. Integrasi sistem-sistem informasi kesehatan yang ada
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan
bersama (sharing) data dan informasi terintegrasi.
3. Fasilitasi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
(SIK) Daerah
4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk
manajemen
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk
masyarakat
6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi
9
POKOK BAHASAN PENGENALAN APLIKASI
PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Pendahuluan
Perkembangan teknologi dan informasi saat ini memberikan
dampak yang signifikan terhadap konsep penyelenggaraan dan
tata hubungan dalam suatu organisasi. Proses – proses produksi
dalam suatu institusi tentunya harus mengikuti kemajuan
teknologi dan informasi. Hal ini semata – mata untuk menjamin
bahwa konsumen/klien dari intitusi yang bersangkutan
mendapatkan produk yang cepat dan berkualitas.
Dalam “industri” bidang kesehatan pun demikian, Pelayanan
kesehatan sebagai suatu produk dari institusi kesehatan
tentunya harus dapat diakses dan dinikmati oleh
konsumen/klien. Rumah sakit dan puskesmas sebagai intitusi
pelayanan kesehatan juga harus mengikuti kemajuan teknologi
agar pelayanan kepada pasien dan masyarakat menjadi lebih
optimal lagi. Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut telah mengadopsi perkembangan teknologi dan
informasi adalah dengan digunakannya perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) dalam proses bisnis
yang dijalankan oleh keduanya.
Aplikasi di Puskesmas
Pencatatan dan pelaporan di Puskesmas merupakan ujung
tombak dari penyusunan informasi kesehatan dalam rangka
mendukung pembangunan kesehatan baik nasional, regional,
10
maupun lokal. Dalam perjalanannya pencatatan dan pelaporan
di Puskesmas dapat dikelompokan dalam periodesasi sebagai
berikut:
1. Masa Sentralisasi. Pada masa ini pencatatan dan
pelaporan yang dilakukan oleh semua puskesmas yang
ada di Indonesia dibuat seragam. Acuan yang digunakan
adalah Kepmenkes Nomor 63 tahun 1981 tentang SP2TP.
Selanjutnya kebijakan tersebut dikuatkan lagi dengan
Kpeutusan Dirjen Binkesmas Nomor 590/BMInfo/V/1996 tentang SIMPUS. Dalam perkembangannya
dilakukan evaluasi dan penyederhanaan terhadap SP2TP
menjadi SP3 yang dilakukan oleh Pusdatin.
2. Masa Desentralisasi. Sejalan dengan kebijakan otonomi
daerah dimana bidang kesehatan merupakan bidang
yang diserahkan urusan dan kewenangannya kepada
daerah maka setiap daerah (kab/kota) melakukan
pengembangan terhadap sistem pencatatan dan
pelaporan di puskesmas. Hampir setiap daerah
melakukan pengembangan aplikasi di puskesmas dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi.
Melihat fenomena tersebut maka pada tahun 2009
Kementerian Kesehatan melalui Pusdatin melakukan
pembenahan terhadap sistem pencatatan dan pelaporan
di puskesmas. Pengembangan sistem pencatatan dan
pelaporan puskesmas berbasis elektronik dikembangkan
oleh Pusdatin dengan nama SIKDA Generik (modul
puskesmas dan modul dinkes).
11
Model alur pencatatan dan pelaporan di
sebagaimana terlihat pada gambar 2 dibawah ini:
Puskesmas
Gambar 2 Alur Pencatatan dan Pelaporan Dalam SP2TP
Mekanisme pengumpulan data dengan menggunakan SIMPUS
sebagaimana terlihat pada gambar 3 berikut ini:
12
Gambar 3 Mekanisme Pengumpulan Data Dalam SIMPUS
Dalam aplikasi SIMPUS ini mengenal beberapa modul antara
lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Modul Data Kesehatan
Modul Loket
Modul Pelayanan
Modul Apotik
Modul Gudang
Modul Laporan
13
Penggunaan aplikasi SIMPUS dengan cara jalankan aplikasi mozilla
firefox atau google crome yang sudah terinstal, kemudian ketik
http://www.sikda.depkes.go.id/sikda-new/ dan tekan ‘Enter’ untuk
menjalankan aplikasi SIMPUS.
1. Masukan user, password, dan pilih puskesmas sebagai
berikut:
User: puskesmas
Password: puskesmas
Puskesmas: Kec. Setia Budi
Selanjutnya klik login sehingga muncul tampilan seperti
berikut:
2. Berikut tampilan utama aplikasi SIMPUS setelah user
berhasil login.
14
Melalui halaman ini dapat dilihat grafik kunjungan pasien
per hari, 5 diagnosis terbanyak dalam 30 hari terakhir,
dan 5 kunjungan poli terbanyak dalam 30 hari terakhir
(dalam rounded rectangel merah).
3. Dalam tampilan utama terdapat beberapa menu dan sub
menu yang bisa digunakan. Untuk menu transaksi
berfungsi untuk melakukan pendaftaran pasien baru dan
lama yang berkunjung ke puskesmas. Pasien baru yang
berkunjung ke puskesmas didaftar pada sub menu
pendaftaran sebagaimana tampilan gambar berikut:
15
Pendaftaran > Pendaftaran Baru
16
Pelayanan
Apotik
17
Kasir
Laporan bisa memilih laporan harian atau laporan
bulanan
18
Aplikasi di Rumah Sakit
Beberapa aplikasi yang digunakan di RS antara lain:
1. Aplikasi sistem pendaftaran di RS:
2. Aplikasi sistem klasifikasi penyakit dan tindakan
19
3. Aplikasi sistem pembiayaan di rumah sakit
Latihan/Tugas
A. Pedoman Praktikum:
1. Setiap mahasiswa bekerja dengan perangkat komputer
yang sudah terinstal aplikasi:
a. INA CBGs
b. SIKDA Generik (SIMPUS)
B. Kegiatan Praktik Aplikasi INA CBGs
1. Siapkan komputer kerja
2. Anda sebagai koder
3. Buka aplikasi INA CBGs
4. Lakukan perekaman data terhadap pasien yang berobat
ke Instalasi Rawat Jalan sebagai berikut:
a. Nama Pasien (nama anda)
b. Nomor Rekam Medis (0000--) dua digit
terakhir nomor absensi anda
c. Jenis Kelamin (disesuaikan)
d. Tanggal Lahir (bebas)
e. Model Pembayaran (JKN)
20
f. Nomor Peserta (bebas)
g. Nomor SEP (NIM)
h. Cara Pulang (sembuh)
i. Dokter Penanggung Jawab (nama anda)
j. Tarif RS (300000)
k. Surat Rujukan (ada)
l. Diagnosa (Typhoid)
5. Print out Laporan Individual Pasien (dilampirkan bersama
dengan laporan praktikum)
6. Buatlah laporan praktikum penggunaan INA CBGs
7. Dikumpulkan pada perkuliahan berikutnya
8. Selamat berlatih
C. Kegiatan Praktik Aplikasi SIMPUS
1. Siapkan komputer kerja
2. Anda sebagai petugas pendaftaran
3. Buka aplikasi SIMPUS
4. Lakukan perekaman data terhadap pasien baru yang
berobat ke Instalasi Rawat Jalan sebagai berikut:
a. Nomor Rekam Medis : otomatis
b. NIK : Bebas – 16 digit angka
c. Nama Lengkap : Nama Anda Sendiri
d. Tanggal Daftar : Hari saat pendaftaran
e. Tempat Lahir : Tempat lahir
f. Tanggal Lahir : Tanggal lahir
g. Jenis Kelamin : Laki/Perempuan
h. Kel/Jenis Pasien : JKN
i. Data Alamat (rincian variabel) : Bebas
j. Data Pribadi (rincian variabel) : Bebas
k. Keluarga (rincian variabel) : Bebas
l. Daftarkan ke kunjungan : Rawat Jalan
m. Poliklinik : umum
n. Petugas : Bebas
21
POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)
Pengertian
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2013
tentang SIMRS yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit dilakukan baik oleh tenaga kesehatan maupun tenaga non
kesehatan. Dalam setiap tindakan dan pelayanan yang diberikan
kepada pasien di RS harus didokumentasikan dengan baik dalam
bentuk rekam medis. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis pada Pasal 5
ayat (3) pembuatan rekam medis ... dilaksanakan melalui pencatatan
dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat
SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang
memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan
Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan
akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
Tujuan
Pengaturan SIMRS bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan
Rumah Sakit. Sebagaimana amanat dari Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS bahwa setiap RS wajib
menyelenggarakan SIMRS.
22
Pelaksanaan SIMRS harus mampu meningkatkan dan mendukung
proses pelayanan di RS yang meliputi:
1. Kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan,
peningkatan efisiensi, kemudahan pelaporan dalam
pelaksanaan operasional;
2. Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan
identifikasi masalah dan kemudahan dalam penyusunan
strategi dalam pelaksanaan manajerial;
3. Budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit,
pemahaman sistem dan pengurangan biaya administrasi
dalam pelaksanaan organisasi
Arsitektur dan Unsur Keamanan SIMRS
Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas:
1. Kegiatan pelayanan utama (front office)
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda
satu dengan lainnya), tetapi secara umum/generik memiliki
prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses
pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang
(seperti pada gambar berikut). Selama proses perawatan,
pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan
dan tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium,
radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic non invasive dan
lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter
(misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan
sejenisnya) dan perawat.
2. Kegiatan administratif (back office)
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya
fisik (manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material
seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan
23
sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik
tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya perencanaan,
pembelian/pengadaan,
pemeliharaan
stok/inventory,
pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang
(hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back
office ini berhubungan/link dengan proses pada front office,
digambarkan berikut ini.
3. Komunikasi dan kolaborasi
Kemanan SIMRS meliputi:
1. Kemanan fisik
Adanya kebijakan hak akses pada ruang data
center/server. Selain itu perlu ada kebijakan tentang
hak akses terhadap komputer pengguna.
2. Keamanan jaringan
Keamanan jaringan (network security) dalam jaringan
komputer sangat penting dilakukan untuk memonitor akses
jaringan dan mencegah penyalahgunaan sumber daya
jaringan yang tidak sah. Tugas keamanan jaringan dikontrol
oleh administrator jaringan. Kemanan dalam jaringan juga
meliputi:
a. Informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang
memiliki wewenang.
b. Informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang
memiliki wewenang.
c. Informasi tersedia untuk pihak yang memiliki
wewenang ketika dibutuhkan.
d. Pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan
benar dan ada jaminan bahwa identitas yang didapat
tidak palsu.
24
e. Pengirim maupun penerima informasi tidak dapat
menyangkal pengiriman dan penerimaan pesan
3. Keamanan aplikasi
Untuk memenuhi syarat keamanan sebuah, maka sistem
harus memenui syarat-syarat sebagai berikut:
a. Keamanan aplikasi harus mendukung dan
mengimplementasikan protocol keamanan dalam
melakukan transfer data (seperti: SSL, TLS)
b. Aplikasi harus memungkinkan masing-masing user
dapat didentifikasikan secara unik, baik dari segi
nama dan perannya.
c. Akses melalui metode akses remote dapat berfungsi
dengan baik melalui aplikasi client (yaitu melalui VPN,
modem, wireless, dan sejenisnya).
d. Aplikasi dapat berfungsi dengan baik pada software
anti-virus yang digunakan saat ini.
25
POKOK BAHASAN APLIKASI SIMRS
Aplikasi Sistem Klasifikasi Penyakit dan Tindakan (ICD)
Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk mencari diagnosis
penyakit adalah aplikasi ICD – 10 yang dikembangkan oleh WHO.
Penggunaan aplikasi tersebut sebagai berikut:
1. Klik satu kali aplikasi ICD-10
Sehingga terbuka tampilan utama sebagai berikut:
Ketikan diagnosa penyakit yang akan dicari (cholera) pada
kolom search for dan klik satu kali
tombol
search
forward ( ) untuk melakukan
pencarian sehingga
muncul tampilan dibawah ini:
26
Untuk lebih detail/spesifik lagi mencari diagnosa penyakit
yang
dimaksud
maka
lakukan klik search
forward ( ) sampai diagnosa yang dicari ditemukan. Tampilan
yang akan muncul sebagai berikut:
27
Aplikasi Sistem Pembiayaan Kesehatan di RS
Pembayaran yang dilakukan di rumah sakit ketika sudah dilakukan
pelayanan dapat dilakukan melalui pembayaran langsung maupun
tidak langsung. Pembayaran tidak langsung dilakukan melalui
mekanisme klaim terhadap penangunggung jawab pembayaran
pasien. Bagi pasien sebagai peserta BPJS maka penanggungjawab
pembayarannya adalah BPJS Kesehatan, maka mekanisme yang
digunakan untuk pembayarannya dilakukan melalui klaim ke BPJS
Kesehatan. Aplikasi yang dikembangkan untuk melakukan klaim ke
BPJS Kesehatan di RS adalah aplikasi INA CBG’s.
Cara menginstall aplikasi INA CBG’s adalah sebagai berikut:
1. Pilih icon installer INA CBGs 4.0 dan klik 2 kali untuk mulai
melakukan instalasi aplikasi.
2. Klik OK. Akan terlihat proses instalasi sebagaimana gambar
dibawah ini:
28
3. Lakukan instal XAMPP sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini, selanjutnya Klik Next.
4. Lakukan instalasi XAMPP dengan menmilih button Instal,
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
29
5. Selesai menginstal XAMPP dan Klik button NO sebagaimana
terlihat pada gambar dibawah ini:
6. Selanjutnya melakukan instalasi aplikasi INA CBGs,
sebagaimana aterlihat pada gambar dibawah ini:
30
7. Lanjutkan dengan menginstall INA CBGs Grouper
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
8. Untuk dapat melanjutkan instalasi masukan password
“casemixunu” dan Klik button Next sebagaimana terlihat
pada gambar dibawah ini:
31
9. Lakukan Update Grouper sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
10. Setelah selesai menginstal secara lengkap aplikasi INA CBGs,
pilih No untuk restart komputer sebagaimana terlihat pada
gambar dibawah ini:
32
11. Lakukan Update Grouper pada file installer update grouper
yang ada pada folder CBGs 2015 sebagaiman terlihat pada
gambar dibawah ini:
12. Instalasi aplikasi INA CBGs sudah selesai
Cara menggunakan aplikasi INA CBG’s adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan aplikasi INA CBG’s Versi 4.1 dengan cara
jalankan aplikasi Mozilla firefox atau google crome yang sudah
terinstal, kemudian ketik http://localhost/inacbg/ dan tekan
‘Enter’ sehingga muncul tampilan sebagai berikut:
33
2. Untuk dapat masuk kedalam aplikasi masukan user NCC
dan password ncc dan selanjutnya klik OK sehingga akan
muncul tampilan sebagai berikut:
3. Lakukan pencarian dengan cara memasukan
nama/nomor rekam medis pasien bagi pasien yang
sudah pernah dilakukan entry data kemudian klik tombol
cari sehingga muncul tampilan sebagai berikut:
34
Selanjutnya pilih pasien yang dikehendaki dengan cara
mengklik satu kali nomor RM atau nama pasien.
Sehingga muncul tampilan sebagai berikut:
4. Bagi pasien yang baru lakukan entry data dengan cara
klik tombol baru sehingga muncul tampilan sebagai
berikut:
a. Isikan identitas pasien
Kemudian klik simpan
35
b. Isikan data klaim /grouping pasien
Kemudian klik simpan
c. Isikan data klaim/grouping selanjutnya
Kemudian klik proses CBG Grouper
d. Setelah dilakukan proses grouper maka akan
muncul tampilan sebagai berikut yang
menunjukan biya klaim pasien tersebut:
36
e. Hasil grouper dapat diprint sebagai Laporan
Individual Pasien sebagai mana tampilan
dibawah ini:
37
POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI
PUSKESMAS
Pengertian
Sistem pendacatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) telah
diberlakukan sejak tahun 1981. SP2TP secara potensial, dapat
berperan banyak dalam menunjang proses manajemen Puskesmas.
Namun berbagai data SP2TP yang tersedia untuk menunjang
menejemen puskesmas belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pada tahun 1992 telah diupayakan penyederhanaan format pelaporan
Puskesmas. Dasar emikiran penyederhanaan tersebut adalah
pengurangan beban kerja Puskesmas dan peningkatan mutu data
yang dilaporkan serta pemanfaatannya sehingga laporan SP2TP
diutamakan pada informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan dalam meningkatkan manajemen Puskesmas.
SIMPUS adalah suatu tatanan manusia/peralatan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses manajemen Puskesmas mencapai
sasaran kegiatannya. Sumber informasi utamanya adalah SP2TP,
sedangkan informasi lain yang ada berperan sebagai pelengkap.
Tujuan
Tujuan Umum:
Meningkatnya kualitas manajemen Puskesmas secara lebih
berhasil-guna dan berdaya-guna, melalui pemanfaatan secara
optimal data SP2TP dan informasi lainnya yang menunjang.
38
Tujuan Khusus:
1. Sebagai dasar penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP)
2. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan
kegiatan pokok Puskesmas (Lokakarya Mini)
3. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan pokok Puskesmas (PWS dan Stratifikasi
Puskesmas)
4. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan
kegiatan pokok Puskesmas
Sumber Informasi SIMPUS
Sebagaimana diketahui SP2TP terdiri dari komponen pencatatan
dan komponen pelaporan. Hal yang penting dalam menunjang
kegiatan
manajemen
Puskesmas
adalah
komponen
pencatatannya, oleh karena informasi yang dapat dihasilkan dari
komponen ini lebih lengkap daripada komponen pelaporannya.
Pencatatan-pencatatan yang utama antar alain:
1. Kartu individu, seperti: Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu,
Kartu TB, Kartu Rumah dan sebagainya
2. Register, seperti: Register Kunjungan, Register KIA,
Register Posyandu, dan sebagainya
3. Laporan Kejadian Luar Biasa dan Laporan Bulanan
Sentinel
4. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK atau Family Folder),
yang diberikan khusus untuk keluarga berisiko antara
lain:
39
a. Salah seorang anggotanya menderita TB Paru
b. Salah seorang anggotanya menderita kusta
c. Salah seorang anggotanya mempunyai risiko
tinggi seperti: ibu hamil, BBLR, dan balita kurang
energi kronis
d. Salah satu anggotana menderita gangguan jiwa
Mekanisme Penyelenggaraan SIMPUS
Mekanisme penyelenggaraan SIMPUS dimulai dari data untuk SP2TP
dikumpulkan , diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan berdasarkan
petunjuk dari Pedoman Pengolahan dan Pemanfaatan Data SP2TP dan
petunjuk lain dari masing – masing program yang ada seperti (Gizi, KIA,
Imunisasi, Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya).
Pengolahan dan analisis dilakukan oleh masing – masing penanggung
jawab kegiatan progam di Puskesmas dan pengelola program disemua
jenjang administrasi. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan
interpretasi data SP2TP dan sumber lainnya dapat bersifat kualitatif
(seperti meningkat, menurun dan tidak ada perubahan) dan bersifat
kuantitatif dalam bentuk angka seperti jumlah, presentase, dan
sebagainya.
Pemanfatana informasi yang dihasilkan dari pengolahan dan
interpretasi SP2TP adalah:
1. Untuk menunjang proses manajemen di tingkat Puskesmas,
sebagai bahan untuk penyusunan renacanan tahunan
Puskesmas, penyusunan rencana kerja operasional
Puskesmas, bahan pemantauan evaluasi dan pembinaan
40
2. Membantu Dinas Kesehatan untuk perencanaan tahunan dan
penilaian kinerja Puskesmas berdasarkan beban kerja dan
pencapaian hasil kegiatan Puskesmas
3. Membantu kelancaran perencanaan (P1), penggerakan
pelaksanaan, (P2), dan pengawasan, pengendalian, dan
penilaian (P3) program - program
41
POKOK BAHASAN APLIKASI SIMPUS
Aplikasi Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS)
Pengaturan Kabupaten/Kota dan Puskesmas
1. Buka aplikasi SIMPUS dengan mengklik icon SIKDA Generik (
), sehingga tampilan seperti gambar dibawah ini:
2. Masukan user “admin” dan password “admin” (tanpa tanda
kutip) kemudian klik Login
3. Buat pengaturan untuk level Kabupaten/Kota dengan cara
klik Setting Aplikasi dan klik Input Setting Profil Aplikasi
seperti gambar berikut:
42
4. Isikan profil aplikasi untuk Level Kabupaten sebagai berikut:
Level = Kabupaten
Kode Provinsi = 32 (Jawa Barat)
Kode Kabupaten = 3209 (Cirebon)
Server Kementerian Kesehatan = http://localhost:8082/
Server Dinas Kesehatan Provisni = http://localhost:8082/
43
Server Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota =
http://localhost:8082/
Sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Selanjutnya klik Proses Data
5. Selanjutnya buat pengaturan pengguna untuk level
kabupaten/kota dengan cara klik Pengguna pada sub menu
Atur Aplikasi selanjutnya isikan identitas sebagaimana mana
terlihat pada gambar dibawah ini:
44
Isikan identitas sebagai berikut, selanjutnya klik Proses Data
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Setelah pengguna untuk level kabupaten/kota dibuat
selanjutnya keluar dari aplikasi dan masuk kembali dengan
User = kab_cirebon dan Password = kab_cirebon selanjutnya
klik login sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
45
6. Setelah berhasil Login untuk level Kabupaten Cirebon, maka
akan terlihat gambar sebagaimana gambar dibawah ini:
Pada level kabupaten/kota ini langkah berikutnya adalah
membuat pengaturan untuk level puskesmas dan membuat
user – user untuk para penggunanya di level puskesmas.
Pertama buat pengaturan untuk puskesmas dengan cara
mengklik Setting Dalam Wilayah Kerja selanjutnya klik Input
Wilayah Kerja sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
46
Dalam kasus ini buatlah pengaturan untuk :
Provinsi = 32 (Jawa Barat)
Kabupaten/Kota = 3209 (Cirebon)
Kecamata = 3209130 (Palimanan)
Puskesmas = P3209130201 (Palimanan)
Kelurahan/Desa = 3209130011 (Palimanan Timur)
47
Setelah input data dilakukan dan proses data dilakukan maka
pengaturan level puskesmas sudah selesai seperti terlihat
pada gambar dibawah ini:
7. Sebelum membuat user – user pada level Puskesmas
Palimanan lakukan pengaturan terhadap petugas dan
pelayanan terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut:
Pengaturan Petugas dilakukan dengan cara mengklik Petugas
dan klik Input Petugas seagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
48
Masukan data sebagai berikut:
Kode Petugas = DR2
Nama Petugas = MAMAN
Unit = Umum
Kode Petugas = BIDKOR
Nama Petugas = ENDAH
Unit = KIA
Pengaturan pelayanan untuk mengatur nama kepala
puskesmas dengan cara klik Dokter dan Petugas Kesehatan
selanjutnya klik Input Dokter/Petugas sebagaimana terlihat
pada gambar dibawah ini:
49
Masukan data kepala puskesmas sebagai berikut selanjutnya
klik proses data:
Masukan data bidan kordinator sebagai berikut selanjutnya
klik proses data:
50
8. Selanjutnya membuat setting aplikasi untuk level puskesmas
dilanjutkan dengan cara sebagai berikut:
Selanjutnya lengkapi profil Puskesmas
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
51
Palimanan
Setelah selesai dibuat aplikasi untuk level puskesmas.
Selanjutnya dibuat user – user pada level puskesmas dan user
yang akan dibuat antara lain: user kapus, user loket, user kia,
dan user obat. Untuk itu lakukan pengaturan aplikasi dengan
cara mengklik Setting Aplikasi dan Input Setting Profil
Aplikasi sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Pembuatan user kapus
52
Pembuatan user loket
Pembuatan user pelayanan kia
53
Pembuatan user obat
Pembuatan user untuk level puskesmas selesai. Dalam kasus
ini dibuat tiga user (kapus, loket, kia, dan obat)
9. Selanjutnya gunakan user kapus untuk salah satunya
mengatur stok obat dengan cara sebagai berikut:
54
Selanjutnya buat stock obat masuk ke puskesmas sebagai
berikut:
Selanjutnya lengkapi isian dibawah ini dengan lengkap
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Setelah obat – obat masuk kedalam gudang puskesmas
selanjutnya kapus mendistribusikannya ke apotik puskesmas
55
masih melalui user kapus. Dengan cara mengklik obat keluar
sebagai berikut:
Selanjutnya isikan informasi yang diminta agar stock obat di
apotik puskesmas terisi sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
56
Beberapa jumlah obat terdistribusi ke apotik puskesmas dan
siap diberikan ke pasien yang diberikan resep pada saat
pelayanan di puskesmas. Sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
Modul Loket
1. Masuk dengan user loket dan password loket selanjutnya
lakukan pemasukan data pasien baru sebagaimana terlihat
pada gambar dibawah ini:
57
Selanjutnya isikan data pasien baru sebagai berikut:
Sampai semuanya terisi lengkap dan data pasien baru
tersimpan sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
58
Modul Pelayanan
1. Setelah pasien dilayani di loket pendaftaran selanjutnya pasien
dilayani di unit KIA sebagaimana tujuan dari pasien. Untuk itu
masuk dengan user kia sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
Selanjutnya terlihat tampilan sebagaimana pada gambar
berikut ini:
2. Selanjutnya klik menu pelayanan dan isikan identitas yang
dibutuhkan serta kode diagnosis dan tindakan serta obat yang
diberikan pada pasien. Sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
59
3. Setelah pasien diberikan pelayanan dan dicatatkan dalam
aplikasi ini maka akan muncul keterangan bahwa pasien sudah
dilayani sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
60
Modul Apotik
1. Setelah pasien dilayani pada unit KIA selanjutnya pasien menuju
apotik puskesmas (pelayanan obat). Petugas di pelayanan obat
memulai dengan memasukan user obat dan password obat
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Setelah masuk dengan user obat maka lihat pada menu apotik
dengan cara mengklik apotik. Maka akan terlihat gambar
seperti dibawah ini dan kemudian klik tanda plus (+):
61
2. Untuk dapat mencetak resep obat bagi pasien sebelumnya
lakukan posting obat terlebih dahulu sebelum resep dapat
dicetak. Maka akan terlihat gambar sebagai berikut:
62
3. Setelah proses posting berhasil maka akan terlihat tampilan
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
4. Selanjutnya setelah posting berhasil klik cetak resep
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
5. Setelah resep tercetak berikan obat sesuai dengan resep obat
pasien.
63
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1997. Pedoman Sistem Informasi Puskesmas
Kemenkes RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis
Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1171 Tahun 2011 tentang Juknis SIRS 2011
Kemenkes RI. 2011. Petunjuk Teknis Sistem Informasi
Kesehatan
Kemenkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit
64
RIWAYAT PENULIS
Mustara, lahir di Majalengka pada tanggal 9 September 1979.
Jabatan saat ini dosen (JFU) pada Program Studi Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan Cirebon Politeknik Kesehatan
Kemenkes Tasikmalaya.
Mengawali pendidikan SD sampai dengan SMP di Majalengka.
Menempuh pendidikan lanjutan menengah atas di Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK) Pemda Sumedang. Melanjutkan
pendidikan pada perguruan tinggi di Jakarta tingkat S1
diselesaikan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas
Muhammadiyah Jakarta (UMJ) tahun 2001 dan tingkat S2
diselesaikan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas
Indonesia (UI) tahun 2006.
Mengawali karir sebagai PNS pada tahun 2001 – 2007 di
Pemerintah Provinsi Banten. Pada tahun 2007 – 2009 di
Direktorat Bina Kesehatan Kerja Kemenkes RI. Pada tahun 2009
– 2010 di Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Pada tahun 2010
– 2014 di Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK
Kemenkes RI. Pada tahun 2015 s/d sekarang seagai dosen (JFU)
di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
65
(TEORI & PRAKTIK)
TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN II
DISUSUN OLEH:
MUSTARA
PRODI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN CIREBON
POITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
TASIKMALAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas selesainya penyusunan modul
mata ajaran teknologi dan
informasi kesehatan 2 (Pengenalan Aplikasi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan). Modul ini disusun guna mempermudah mahasiswa dalam
mempelajari sekaligus mempraktikan ilmu dalam mata kuliah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat banyak
kekurangan dalam modul ini, oleh
karenanya penyusun sangat
mengharapkan kritik dan masukan demi penyempurnaan modul ini.
Walaupun modul ini masih banyak kekurangan, namun penyusun
berharap semoga modul ini dapat bermanfaat dan membantu
mahasiswamemahami dan mempraktikan mata ajaran teknologi dan
informasi kesehatan 2 (Pengenalan Aplikasi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan).
Pada akhirnya penyusun banyak mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian modul ini.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................ii
PENDAHULUAN.................................................................................... 1
Deskripsi Singkat .............................................................................. 1
Relevansi .......................................................................................... 1
Tujuan Instruksional ........................................................................ 2
POKOK BAHASAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN NASIONAL .......... 3
Pengertian ....................................................................................... 3
Tujuan .............................................................................................. 5
Peran SIK dalam Sistem Kesehatan ................................................. 5
Pengembangan SIK .......................................................................... 8
POKOK BAHASAN PENGENALAN APLIKASI PADA FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN ................................................................... 10
Pendahuluan .................................................................................. 10
Aplikasi di Puskesmas .................................................................... 10
Aplikasi di Rumah Sakit.................................................................. 19
Latihan/Tugas ................................................................................ 20
POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH
SAKIT (SIMRS) .................................................................................... 22
Pengertian ..................................................................................... 22
Tujuan ............................................................................................ 22
ii
Modul TIK 2
Mustara
Arsitektur dan Unsur Keamanan SIMRS .........................................23
POKOK BAHASAN APLIKASI SIMRS .....................................................26
Aplikasi Sistem Klasifikasi Penyakit dan Tindakan (ICD) .................26
Aplikasi Sistem Pembiayaan Kesehatan di RS ................................28
POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI PUSKESMAS ............38
Pengertian ......................................................................................38
Tujuan .............................................................................................38
Sumber Informasi SIMPUS .............................................................39
Mekanisme Penyelenggaraan SIMPUS ...........................................40
POKOK BAHASAN APLIKASI SIMPUS ...................................................42
Aplikasi Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) .............................42
Pengaturan Kabupaten/Kota dan Puskesmas ................................42
Modul Loket ...................................................................................57
Modul Pelayanan ............................................................................59
Modul Apotik ..................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................64
RIWAYAT PENULIS ..............................................................................65
iii
Modul TIK 2
Mustara
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit saat ini sudah
didorong dengan perkembangan teknologi dan informasi. Pelayanan
kesehatan terhadap pasien pada suatu institusi kesehatan dimulai dari
pendaftaran sampai dengan pasien pulang. Hal itu perlu dilakukan
pencatatan dan pendokumentasian terhadap apa yang sudah
dilakukan terhadap pasien.
Pencatatan dan pendokumentasian serta pelayanan terhadap pasien
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi
diharapkan dapat mendorong optimalisasi pelayanan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, berbagai perangkat lunak
dikembangkan untuk itu. Beberapa perangkat lunak yang digunakan
di Rumah Sakit antara lain: SIMRS, INA CBG’s, dan ICD X. Sedangkan
beberapa aplikasi yang digunakan di Puskesmas antara lain SIMPUS.
Relevansi
Penguasaan terhadap keterampilan menggunakan berbagai aplikasi di
fasilitas pelayanan kesehatan akan sangat membantu lulusan D3
perekam medis dan informasi kesehatan. Lulusan D3 sebagai tenaga
yang dihasilkan dari program pendidikan vokasional tentunya harus
memiliki keterampilan yang dapat diunggulkan. Berbagai
perkembangan saat ini terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan RS) pada
kenyataannya sudah memanfaatkan berbagai aplikasi baik itu yang
dikembangkan sendiri maupun hasil pengembangan instansi lain.
1
Tentunya pembelajaran tentang berbagai konsep aplikasi dan
penggunaanya perlu dikuasai oleh lulusan rekam medis.
Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari modul ini diharapakan mahasiswa mampu:
1. Mengetahui berbagai macam bentuk aplikasi perangkat
lunak pada fasilitas pelayanan kesehatan
2. Mengoperasikan aplikasi perangkat lunak yang dipakai di
fasilitas pelayanan kesehatan
2
POKOK BAHASAN SISTEM INFORMASI
KESEHATAN NASIONAL
Pengertian
Kementerian Kesehatan sudah sejak lama mengembangkan
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Sejak
diciptakannya Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) pada tahun 1970-an. Pengembangan SIKNAS
ini semakin ditingkatkan lagi sejak tahun 1984 dengan
dibentuknya Pusat Data Kesehatan pada Departemen
Kesehatan RI. Namun dalam perkembangannya pengembangan
SIKNAS masih memiliki hambatan dan tantangan yang perlu
diselesaikan.
Sistem Informasi Kesehatan Nasional merupakan bagian dari
konsep Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Menurut Perturan
Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2014 SIK adalah seperangkat
tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur,
perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan
tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan. Pengertian lain dari SIK adalah adalah
suatu sistem yang menyediakan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di setiap jenjang administrasi
kesehatan, baik di tingkat unit pelaksana upaya kesehatan, di
tingkat kabupaten/kota, di tingkat provinsi, maupun di tingkat
pusat.
3
Pengambilan keputusan akan lebih mudah jika semua informasi
yang dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu, suatu sistem
informasi perlu dibangun dengan mengorganisir berbagai data
yang telah dikumpulkan secara sistematik, memproses data
menjadi informasi yang berguna. Sistem informasi atau sistem
informasi manajemen pada hakekatnya adalah serangkaian
prosedur dan integrasinya dengan perangkat dan manusia untuk
menghasilkan data/informasi untuk manajemen. Sistem
informasi merupakan tatanan yang melibatkan manusia,
peralatan, dan prosedur untuk menghasilkan data dan informasi
yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus didukung oleh
SIK yang baik. SIK dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan harus dapat mengelola data,
informasi, dan indikator kesehatan. Data kesehatan adalah
angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tanda-tanda
yang secara relatif belum bermakna bagi pembangunan
kesehatan. Informasi kesehatan adalah data kesehatan yang
telah diolah atau diproses menjadi bentuk yang mengandung
nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan
pengetahuan dalam mendukung pembangunan kesehatan, dan
indikator kesehatan adalah istilah, nilai, dan/atau tingkatan
sebagai variabel yang membantu untuk menganalisis atau
mengukur status kesehatan atau perubahan baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembangunan kesehatan.
Data kesehatan dalam SIK terdiri dari 2 yaitu: (1) Data yang
dikumpulkan secara teratur oleh penyelenggara Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, instansi Pemerintah Daerah, dan instansi
4
Pemerintah melalui pencatatan dan pelaporan atau cara lain
disebut data rutin; (2) Data yang dikumpulkan sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan dan prioritas pembangunan kesehatan yang
ditetapkan oleh Pemerintah disebut data non rutin.
Tujuan
Pengaturan Sistem Informasi Kesehatan ini bertujuan untuk:
1. Menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses terhadap
Informasi Kesehatan yang bernilai pengetahuan serta
dapat dipertanggungjawabkan;
2. Memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk
organisasi profesi dalam penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan;
3. Mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi
Kesehatan dalam ruang lingkup sistem kesehatan
nasional yang berdaya guna dan berhasil guna terutama
melalui penguatan kerja sama, koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan
Peran SIK dalam Sistem Kesehatan
Menurut World Health Organization (WHO) dalam buku “Design
and Implementaiton of Health Information System” (2000)
bahwa suatu sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan.
Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan semua jenjang.
5
Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi
manajemen. WHO juga menyebutkan bahwa SIK merupakan
salah
satu
dari
6
“building
blocks”
atau
komponen utama dalam suatu sistem kesehatan. Enam
komponen Sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service Delivery / Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
2. Medical products, vacines, and technologies / Produk
Medis, Vaksin, dan Teknologi Kesehatan
3. Health Workforce / Tenaga Medis
4. Health System Financing / Sistem Pembiayaan Kesehatan
5. Health Information System / Sistem Informasi Kesehatan
6. Leadership and Governance / Kepemimpinan dan
Pemerintahan
SIK disebut sebagai salah satu dari 7 komponen yang
mendukung suatu sistem kesehatan, dimana sistem kesehatan
tidak bisa berfungsi tanpa satu dari komponen tersebut. SIK
bukan saja berperan dalam memastikan data mengenai kasus
kesehatan dilaporkan tetapi juga mempunyai potensi untuk
membantu dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi
proses kerja. Sistem Kesehatan Nasional terdiri dari dari tujuh
subsistem, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Upaya kesehatan,
Penelitian dan pengembangan kesehatan,
Pembiayaan kesehatan,
Sumber daya manusia kesehatan,
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan,
Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan,
Pemberdayaan masyarakat
6
SIK Nasional yang diharapkan adalah SIK Terintegrasi yaitu
sistem informasi yang menyediakan mekanisme saling hubung
antar sub sistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai
dengan yang dibutuhkan, sehingga data dari satu sistem secara
rutin dapat melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih
sistem yang lain. Hal ini melingkupi sistem secara teknis (sistem
yang bisa berkomunikasi antar satu sama lain) dan konten (data
set yang sama). Aliran informasi antar sistem sangat bermanfaat
bila data dalam file suatu sistem diperlukan juga oleh sistem
yang lainnya, atau output suatu sistem menjadi input bagi
sistem lainnya.
Bentuk fisik dari SIK Terintegrasi adalah sebuah aplikasi system
informasi yang dihubungkan dengan aplikasi lain (aplikasi sistem
informasi puskesmas, sistem informasi rumah sakit, dan aplikasi
lainnya) sehingga secara interoperable terjadi pertukaran data
antar aplikasi. Dengan SIK Terintegrasi, data entri hanya perlu
dilakukan satu kali sehingga data yang sama akan disimpan
secara elektronik dan bisa dikirim dan diolah. SIK Terintegrasi
yang berbasis elektronik adalah strategi pengembangan yang
akan diadopsi untuk meringankan beban pencatatan dan
pelaporan petugas kesehatan di lapangan.
Dalam rangka mewujudkan SIK Terintegrasi, dikembangkan
model SIK Nasional yang menggantikan sistem yang saat ini
masih diterapkan di Indonesia. Model ini memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tetapi tetap
dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan yang
masih mempunyai keterbatasan infrastruktur (seperti pasokan
listrik dan peralatan komputer serta jaringan internet). Kedepan
7
semua pemangku kepentingan SIK bisa bergerak menuju ke arah
SIK Komputerisasi dimana proses pencatatan, penyimpanan dan
diseminasi informasi bisa lebih efisien dan efektif serta
keakuratan data dapat ditingkatkan.
Pengembangan SIK
Landasan pembangunan kesehatan di Indonesia mengacu pada
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang sudah ditetapkan
berdasarkan Perpres Nomor 72 tahun 2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional. Dalam SKN terdapat 7 sub sistem yang
salah satunya adalah sub sistem manajemen, informasi, dan
regulasi kesehatan. Secara konseptual tata hubungan antar sub
sistem dalam kerangka SKN sebagaimana terlihat dalam gambar
1 dibawah ini:
Gambar 1 Tata Hubungan Sub Sistem Dalam SKN
8
Strategi Pengembangan SIKNAS adalah sebagai berikut:
1. Integrasi sistem-sistem informasi kesehatan yang ada
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan
bersama (sharing) data dan informasi terintegrasi.
3. Fasilitasi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
(SIK) Daerah
4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk
manajemen
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk
masyarakat
6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi
9
POKOK BAHASAN PENGENALAN APLIKASI
PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Pendahuluan
Perkembangan teknologi dan informasi saat ini memberikan
dampak yang signifikan terhadap konsep penyelenggaraan dan
tata hubungan dalam suatu organisasi. Proses – proses produksi
dalam suatu institusi tentunya harus mengikuti kemajuan
teknologi dan informasi. Hal ini semata – mata untuk menjamin
bahwa konsumen/klien dari intitusi yang bersangkutan
mendapatkan produk yang cepat dan berkualitas.
Dalam “industri” bidang kesehatan pun demikian, Pelayanan
kesehatan sebagai suatu produk dari institusi kesehatan
tentunya harus dapat diakses dan dinikmati oleh
konsumen/klien. Rumah sakit dan puskesmas sebagai intitusi
pelayanan kesehatan juga harus mengikuti kemajuan teknologi
agar pelayanan kepada pasien dan masyarakat menjadi lebih
optimal lagi. Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut telah mengadopsi perkembangan teknologi dan
informasi adalah dengan digunakannya perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) dalam proses bisnis
yang dijalankan oleh keduanya.
Aplikasi di Puskesmas
Pencatatan dan pelaporan di Puskesmas merupakan ujung
tombak dari penyusunan informasi kesehatan dalam rangka
mendukung pembangunan kesehatan baik nasional, regional,
10
maupun lokal. Dalam perjalanannya pencatatan dan pelaporan
di Puskesmas dapat dikelompokan dalam periodesasi sebagai
berikut:
1. Masa Sentralisasi. Pada masa ini pencatatan dan
pelaporan yang dilakukan oleh semua puskesmas yang
ada di Indonesia dibuat seragam. Acuan yang digunakan
adalah Kepmenkes Nomor 63 tahun 1981 tentang SP2TP.
Selanjutnya kebijakan tersebut dikuatkan lagi dengan
Kpeutusan Dirjen Binkesmas Nomor 590/BMInfo/V/1996 tentang SIMPUS. Dalam perkembangannya
dilakukan evaluasi dan penyederhanaan terhadap SP2TP
menjadi SP3 yang dilakukan oleh Pusdatin.
2. Masa Desentralisasi. Sejalan dengan kebijakan otonomi
daerah dimana bidang kesehatan merupakan bidang
yang diserahkan urusan dan kewenangannya kepada
daerah maka setiap daerah (kab/kota) melakukan
pengembangan terhadap sistem pencatatan dan
pelaporan di puskesmas. Hampir setiap daerah
melakukan pengembangan aplikasi di puskesmas dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi.
Melihat fenomena tersebut maka pada tahun 2009
Kementerian Kesehatan melalui Pusdatin melakukan
pembenahan terhadap sistem pencatatan dan pelaporan
di puskesmas. Pengembangan sistem pencatatan dan
pelaporan puskesmas berbasis elektronik dikembangkan
oleh Pusdatin dengan nama SIKDA Generik (modul
puskesmas dan modul dinkes).
11
Model alur pencatatan dan pelaporan di
sebagaimana terlihat pada gambar 2 dibawah ini:
Puskesmas
Gambar 2 Alur Pencatatan dan Pelaporan Dalam SP2TP
Mekanisme pengumpulan data dengan menggunakan SIMPUS
sebagaimana terlihat pada gambar 3 berikut ini:
12
Gambar 3 Mekanisme Pengumpulan Data Dalam SIMPUS
Dalam aplikasi SIMPUS ini mengenal beberapa modul antara
lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Modul Data Kesehatan
Modul Loket
Modul Pelayanan
Modul Apotik
Modul Gudang
Modul Laporan
13
Penggunaan aplikasi SIMPUS dengan cara jalankan aplikasi mozilla
firefox atau google crome yang sudah terinstal, kemudian ketik
http://www.sikda.depkes.go.id/sikda-new/ dan tekan ‘Enter’ untuk
menjalankan aplikasi SIMPUS.
1. Masukan user, password, dan pilih puskesmas sebagai
berikut:
User: puskesmas
Password: puskesmas
Puskesmas: Kec. Setia Budi
Selanjutnya klik login sehingga muncul tampilan seperti
berikut:
2. Berikut tampilan utama aplikasi SIMPUS setelah user
berhasil login.
14
Melalui halaman ini dapat dilihat grafik kunjungan pasien
per hari, 5 diagnosis terbanyak dalam 30 hari terakhir,
dan 5 kunjungan poli terbanyak dalam 30 hari terakhir
(dalam rounded rectangel merah).
3. Dalam tampilan utama terdapat beberapa menu dan sub
menu yang bisa digunakan. Untuk menu transaksi
berfungsi untuk melakukan pendaftaran pasien baru dan
lama yang berkunjung ke puskesmas. Pasien baru yang
berkunjung ke puskesmas didaftar pada sub menu
pendaftaran sebagaimana tampilan gambar berikut:
15
Pendaftaran > Pendaftaran Baru
16
Pelayanan
Apotik
17
Kasir
Laporan bisa memilih laporan harian atau laporan
bulanan
18
Aplikasi di Rumah Sakit
Beberapa aplikasi yang digunakan di RS antara lain:
1. Aplikasi sistem pendaftaran di RS:
2. Aplikasi sistem klasifikasi penyakit dan tindakan
19
3. Aplikasi sistem pembiayaan di rumah sakit
Latihan/Tugas
A. Pedoman Praktikum:
1. Setiap mahasiswa bekerja dengan perangkat komputer
yang sudah terinstal aplikasi:
a. INA CBGs
b. SIKDA Generik (SIMPUS)
B. Kegiatan Praktik Aplikasi INA CBGs
1. Siapkan komputer kerja
2. Anda sebagai koder
3. Buka aplikasi INA CBGs
4. Lakukan perekaman data terhadap pasien yang berobat
ke Instalasi Rawat Jalan sebagai berikut:
a. Nama Pasien (nama anda)
b. Nomor Rekam Medis (0000--) dua digit
terakhir nomor absensi anda
c. Jenis Kelamin (disesuaikan)
d. Tanggal Lahir (bebas)
e. Model Pembayaran (JKN)
20
f. Nomor Peserta (bebas)
g. Nomor SEP (NIM)
h. Cara Pulang (sembuh)
i. Dokter Penanggung Jawab (nama anda)
j. Tarif RS (300000)
k. Surat Rujukan (ada)
l. Diagnosa (Typhoid)
5. Print out Laporan Individual Pasien (dilampirkan bersama
dengan laporan praktikum)
6. Buatlah laporan praktikum penggunaan INA CBGs
7. Dikumpulkan pada perkuliahan berikutnya
8. Selamat berlatih
C. Kegiatan Praktik Aplikasi SIMPUS
1. Siapkan komputer kerja
2. Anda sebagai petugas pendaftaran
3. Buka aplikasi SIMPUS
4. Lakukan perekaman data terhadap pasien baru yang
berobat ke Instalasi Rawat Jalan sebagai berikut:
a. Nomor Rekam Medis : otomatis
b. NIK : Bebas – 16 digit angka
c. Nama Lengkap : Nama Anda Sendiri
d. Tanggal Daftar : Hari saat pendaftaran
e. Tempat Lahir : Tempat lahir
f. Tanggal Lahir : Tanggal lahir
g. Jenis Kelamin : Laki/Perempuan
h. Kel/Jenis Pasien : JKN
i. Data Alamat (rincian variabel) : Bebas
j. Data Pribadi (rincian variabel) : Bebas
k. Keluarga (rincian variabel) : Bebas
l. Daftarkan ke kunjungan : Rawat Jalan
m. Poliklinik : umum
n. Petugas : Bebas
21
POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)
Pengertian
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2013
tentang SIMRS yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit dilakukan baik oleh tenaga kesehatan maupun tenaga non
kesehatan. Dalam setiap tindakan dan pelayanan yang diberikan
kepada pasien di RS harus didokumentasikan dengan baik dalam
bentuk rekam medis. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis pada Pasal 5
ayat (3) pembuatan rekam medis ... dilaksanakan melalui pencatatan
dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat
SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang
memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan
Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan
akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
Tujuan
Pengaturan SIMRS bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan
Rumah Sakit. Sebagaimana amanat dari Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS bahwa setiap RS wajib
menyelenggarakan SIMRS.
22
Pelaksanaan SIMRS harus mampu meningkatkan dan mendukung
proses pelayanan di RS yang meliputi:
1. Kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan,
peningkatan efisiensi, kemudahan pelaporan dalam
pelaksanaan operasional;
2. Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan
identifikasi masalah dan kemudahan dalam penyusunan
strategi dalam pelaksanaan manajerial;
3. Budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit,
pemahaman sistem dan pengurangan biaya administrasi
dalam pelaksanaan organisasi
Arsitektur dan Unsur Keamanan SIMRS
Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas:
1. Kegiatan pelayanan utama (front office)
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda
satu dengan lainnya), tetapi secara umum/generik memiliki
prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses
pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang
(seperti pada gambar berikut). Selama proses perawatan,
pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan
dan tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium,
radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic non invasive dan
lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter
(misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan
sejenisnya) dan perawat.
2. Kegiatan administratif (back office)
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya
fisik (manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material
seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan
23
sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik
tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya perencanaan,
pembelian/pengadaan,
pemeliharaan
stok/inventory,
pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang
(hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back
office ini berhubungan/link dengan proses pada front office,
digambarkan berikut ini.
3. Komunikasi dan kolaborasi
Kemanan SIMRS meliputi:
1. Kemanan fisik
Adanya kebijakan hak akses pada ruang data
center/server. Selain itu perlu ada kebijakan tentang
hak akses terhadap komputer pengguna.
2. Keamanan jaringan
Keamanan jaringan (network security) dalam jaringan
komputer sangat penting dilakukan untuk memonitor akses
jaringan dan mencegah penyalahgunaan sumber daya
jaringan yang tidak sah. Tugas keamanan jaringan dikontrol
oleh administrator jaringan. Kemanan dalam jaringan juga
meliputi:
a. Informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang
memiliki wewenang.
b. Informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang
memiliki wewenang.
c. Informasi tersedia untuk pihak yang memiliki
wewenang ketika dibutuhkan.
d. Pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan
benar dan ada jaminan bahwa identitas yang didapat
tidak palsu.
24
e. Pengirim maupun penerima informasi tidak dapat
menyangkal pengiriman dan penerimaan pesan
3. Keamanan aplikasi
Untuk memenuhi syarat keamanan sebuah, maka sistem
harus memenui syarat-syarat sebagai berikut:
a. Keamanan aplikasi harus mendukung dan
mengimplementasikan protocol keamanan dalam
melakukan transfer data (seperti: SSL, TLS)
b. Aplikasi harus memungkinkan masing-masing user
dapat didentifikasikan secara unik, baik dari segi
nama dan perannya.
c. Akses melalui metode akses remote dapat berfungsi
dengan baik melalui aplikasi client (yaitu melalui VPN,
modem, wireless, dan sejenisnya).
d. Aplikasi dapat berfungsi dengan baik pada software
anti-virus yang digunakan saat ini.
25
POKOK BAHASAN APLIKASI SIMRS
Aplikasi Sistem Klasifikasi Penyakit dan Tindakan (ICD)
Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk mencari diagnosis
penyakit adalah aplikasi ICD – 10 yang dikembangkan oleh WHO.
Penggunaan aplikasi tersebut sebagai berikut:
1. Klik satu kali aplikasi ICD-10
Sehingga terbuka tampilan utama sebagai berikut:
Ketikan diagnosa penyakit yang akan dicari (cholera) pada
kolom search for dan klik satu kali
tombol
search
forward ( ) untuk melakukan
pencarian sehingga
muncul tampilan dibawah ini:
26
Untuk lebih detail/spesifik lagi mencari diagnosa penyakit
yang
dimaksud
maka
lakukan klik search
forward ( ) sampai diagnosa yang dicari ditemukan. Tampilan
yang akan muncul sebagai berikut:
27
Aplikasi Sistem Pembiayaan Kesehatan di RS
Pembayaran yang dilakukan di rumah sakit ketika sudah dilakukan
pelayanan dapat dilakukan melalui pembayaran langsung maupun
tidak langsung. Pembayaran tidak langsung dilakukan melalui
mekanisme klaim terhadap penangunggung jawab pembayaran
pasien. Bagi pasien sebagai peserta BPJS maka penanggungjawab
pembayarannya adalah BPJS Kesehatan, maka mekanisme yang
digunakan untuk pembayarannya dilakukan melalui klaim ke BPJS
Kesehatan. Aplikasi yang dikembangkan untuk melakukan klaim ke
BPJS Kesehatan di RS adalah aplikasi INA CBG’s.
Cara menginstall aplikasi INA CBG’s adalah sebagai berikut:
1. Pilih icon installer INA CBGs 4.0 dan klik 2 kali untuk mulai
melakukan instalasi aplikasi.
2. Klik OK. Akan terlihat proses instalasi sebagaimana gambar
dibawah ini:
28
3. Lakukan instal XAMPP sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini, selanjutnya Klik Next.
4. Lakukan instalasi XAMPP dengan menmilih button Instal,
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
29
5. Selesai menginstal XAMPP dan Klik button NO sebagaimana
terlihat pada gambar dibawah ini:
6. Selanjutnya melakukan instalasi aplikasi INA CBGs,
sebagaimana aterlihat pada gambar dibawah ini:
30
7. Lanjutkan dengan menginstall INA CBGs Grouper
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
8. Untuk dapat melanjutkan instalasi masukan password
“casemixunu” dan Klik button Next sebagaimana terlihat
pada gambar dibawah ini:
31
9. Lakukan Update Grouper sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
10. Setelah selesai menginstal secara lengkap aplikasi INA CBGs,
pilih No untuk restart komputer sebagaimana terlihat pada
gambar dibawah ini:
32
11. Lakukan Update Grouper pada file installer update grouper
yang ada pada folder CBGs 2015 sebagaiman terlihat pada
gambar dibawah ini:
12. Instalasi aplikasi INA CBGs sudah selesai
Cara menggunakan aplikasi INA CBG’s adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan aplikasi INA CBG’s Versi 4.1 dengan cara
jalankan aplikasi Mozilla firefox atau google crome yang sudah
terinstal, kemudian ketik http://localhost/inacbg/ dan tekan
‘Enter’ sehingga muncul tampilan sebagai berikut:
33
2. Untuk dapat masuk kedalam aplikasi masukan user NCC
dan password ncc dan selanjutnya klik OK sehingga akan
muncul tampilan sebagai berikut:
3. Lakukan pencarian dengan cara memasukan
nama/nomor rekam medis pasien bagi pasien yang
sudah pernah dilakukan entry data kemudian klik tombol
cari sehingga muncul tampilan sebagai berikut:
34
Selanjutnya pilih pasien yang dikehendaki dengan cara
mengklik satu kali nomor RM atau nama pasien.
Sehingga muncul tampilan sebagai berikut:
4. Bagi pasien yang baru lakukan entry data dengan cara
klik tombol baru sehingga muncul tampilan sebagai
berikut:
a. Isikan identitas pasien
Kemudian klik simpan
35
b. Isikan data klaim /grouping pasien
Kemudian klik simpan
c. Isikan data klaim/grouping selanjutnya
Kemudian klik proses CBG Grouper
d. Setelah dilakukan proses grouper maka akan
muncul tampilan sebagai berikut yang
menunjukan biya klaim pasien tersebut:
36
e. Hasil grouper dapat diprint sebagai Laporan
Individual Pasien sebagai mana tampilan
dibawah ini:
37
POKOK BAHASAN KONSEP SISTEM INFORMASI
PUSKESMAS
Pengertian
Sistem pendacatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) telah
diberlakukan sejak tahun 1981. SP2TP secara potensial, dapat
berperan banyak dalam menunjang proses manajemen Puskesmas.
Namun berbagai data SP2TP yang tersedia untuk menunjang
menejemen puskesmas belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pada tahun 1992 telah diupayakan penyederhanaan format pelaporan
Puskesmas. Dasar emikiran penyederhanaan tersebut adalah
pengurangan beban kerja Puskesmas dan peningkatan mutu data
yang dilaporkan serta pemanfaatannya sehingga laporan SP2TP
diutamakan pada informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan dalam meningkatkan manajemen Puskesmas.
SIMPUS adalah suatu tatanan manusia/peralatan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses manajemen Puskesmas mencapai
sasaran kegiatannya. Sumber informasi utamanya adalah SP2TP,
sedangkan informasi lain yang ada berperan sebagai pelengkap.
Tujuan
Tujuan Umum:
Meningkatnya kualitas manajemen Puskesmas secara lebih
berhasil-guna dan berdaya-guna, melalui pemanfaatan secara
optimal data SP2TP dan informasi lainnya yang menunjang.
38
Tujuan Khusus:
1. Sebagai dasar penyusunan Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP)
2. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan
kegiatan pokok Puskesmas (Lokakarya Mini)
3. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan pokok Puskesmas (PWS dan Stratifikasi
Puskesmas)
4. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan
kegiatan pokok Puskesmas
Sumber Informasi SIMPUS
Sebagaimana diketahui SP2TP terdiri dari komponen pencatatan
dan komponen pelaporan. Hal yang penting dalam menunjang
kegiatan
manajemen
Puskesmas
adalah
komponen
pencatatannya, oleh karena informasi yang dapat dihasilkan dari
komponen ini lebih lengkap daripada komponen pelaporannya.
Pencatatan-pencatatan yang utama antar alain:
1. Kartu individu, seperti: Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu,
Kartu TB, Kartu Rumah dan sebagainya
2. Register, seperti: Register Kunjungan, Register KIA,
Register Posyandu, dan sebagainya
3. Laporan Kejadian Luar Biasa dan Laporan Bulanan
Sentinel
4. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK atau Family Folder),
yang diberikan khusus untuk keluarga berisiko antara
lain:
39
a. Salah seorang anggotanya menderita TB Paru
b. Salah seorang anggotanya menderita kusta
c. Salah seorang anggotanya mempunyai risiko
tinggi seperti: ibu hamil, BBLR, dan balita kurang
energi kronis
d. Salah satu anggotana menderita gangguan jiwa
Mekanisme Penyelenggaraan SIMPUS
Mekanisme penyelenggaraan SIMPUS dimulai dari data untuk SP2TP
dikumpulkan , diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan berdasarkan
petunjuk dari Pedoman Pengolahan dan Pemanfaatan Data SP2TP dan
petunjuk lain dari masing – masing program yang ada seperti (Gizi, KIA,
Imunisasi, Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya).
Pengolahan dan analisis dilakukan oleh masing – masing penanggung
jawab kegiatan progam di Puskesmas dan pengelola program disemua
jenjang administrasi. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan
interpretasi data SP2TP dan sumber lainnya dapat bersifat kualitatif
(seperti meningkat, menurun dan tidak ada perubahan) dan bersifat
kuantitatif dalam bentuk angka seperti jumlah, presentase, dan
sebagainya.
Pemanfatana informasi yang dihasilkan dari pengolahan dan
interpretasi SP2TP adalah:
1. Untuk menunjang proses manajemen di tingkat Puskesmas,
sebagai bahan untuk penyusunan renacanan tahunan
Puskesmas, penyusunan rencana kerja operasional
Puskesmas, bahan pemantauan evaluasi dan pembinaan
40
2. Membantu Dinas Kesehatan untuk perencanaan tahunan dan
penilaian kinerja Puskesmas berdasarkan beban kerja dan
pencapaian hasil kegiatan Puskesmas
3. Membantu kelancaran perencanaan (P1), penggerakan
pelaksanaan, (P2), dan pengawasan, pengendalian, dan
penilaian (P3) program - program
41
POKOK BAHASAN APLIKASI SIMPUS
Aplikasi Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS)
Pengaturan Kabupaten/Kota dan Puskesmas
1. Buka aplikasi SIMPUS dengan mengklik icon SIKDA Generik (
), sehingga tampilan seperti gambar dibawah ini:
2. Masukan user “admin” dan password “admin” (tanpa tanda
kutip) kemudian klik Login
3. Buat pengaturan untuk level Kabupaten/Kota dengan cara
klik Setting Aplikasi dan klik Input Setting Profil Aplikasi
seperti gambar berikut:
42
4. Isikan profil aplikasi untuk Level Kabupaten sebagai berikut:
Level = Kabupaten
Kode Provinsi = 32 (Jawa Barat)
Kode Kabupaten = 3209 (Cirebon)
Server Kementerian Kesehatan = http://localhost:8082/
Server Dinas Kesehatan Provisni = http://localhost:8082/
43
Server Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota =
http://localhost:8082/
Sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Selanjutnya klik Proses Data
5. Selanjutnya buat pengaturan pengguna untuk level
kabupaten/kota dengan cara klik Pengguna pada sub menu
Atur Aplikasi selanjutnya isikan identitas sebagaimana mana
terlihat pada gambar dibawah ini:
44
Isikan identitas sebagai berikut, selanjutnya klik Proses Data
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Setelah pengguna untuk level kabupaten/kota dibuat
selanjutnya keluar dari aplikasi dan masuk kembali dengan
User = kab_cirebon dan Password = kab_cirebon selanjutnya
klik login sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
45
6. Setelah berhasil Login untuk level Kabupaten Cirebon, maka
akan terlihat gambar sebagaimana gambar dibawah ini:
Pada level kabupaten/kota ini langkah berikutnya adalah
membuat pengaturan untuk level puskesmas dan membuat
user – user untuk para penggunanya di level puskesmas.
Pertama buat pengaturan untuk puskesmas dengan cara
mengklik Setting Dalam Wilayah Kerja selanjutnya klik Input
Wilayah Kerja sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
46
Dalam kasus ini buatlah pengaturan untuk :
Provinsi = 32 (Jawa Barat)
Kabupaten/Kota = 3209 (Cirebon)
Kecamata = 3209130 (Palimanan)
Puskesmas = P3209130201 (Palimanan)
Kelurahan/Desa = 3209130011 (Palimanan Timur)
47
Setelah input data dilakukan dan proses data dilakukan maka
pengaturan level puskesmas sudah selesai seperti terlihat
pada gambar dibawah ini:
7. Sebelum membuat user – user pada level Puskesmas
Palimanan lakukan pengaturan terhadap petugas dan
pelayanan terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut:
Pengaturan Petugas dilakukan dengan cara mengklik Petugas
dan klik Input Petugas seagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
48
Masukan data sebagai berikut:
Kode Petugas = DR2
Nama Petugas = MAMAN
Unit = Umum
Kode Petugas = BIDKOR
Nama Petugas = ENDAH
Unit = KIA
Pengaturan pelayanan untuk mengatur nama kepala
puskesmas dengan cara klik Dokter dan Petugas Kesehatan
selanjutnya klik Input Dokter/Petugas sebagaimana terlihat
pada gambar dibawah ini:
49
Masukan data kepala puskesmas sebagai berikut selanjutnya
klik proses data:
Masukan data bidan kordinator sebagai berikut selanjutnya
klik proses data:
50
8. Selanjutnya membuat setting aplikasi untuk level puskesmas
dilanjutkan dengan cara sebagai berikut:
Selanjutnya lengkapi profil Puskesmas
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
51
Palimanan
Setelah selesai dibuat aplikasi untuk level puskesmas.
Selanjutnya dibuat user – user pada level puskesmas dan user
yang akan dibuat antara lain: user kapus, user loket, user kia,
dan user obat. Untuk itu lakukan pengaturan aplikasi dengan
cara mengklik Setting Aplikasi dan Input Setting Profil
Aplikasi sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Pembuatan user kapus
52
Pembuatan user loket
Pembuatan user pelayanan kia
53
Pembuatan user obat
Pembuatan user untuk level puskesmas selesai. Dalam kasus
ini dibuat tiga user (kapus, loket, kia, dan obat)
9. Selanjutnya gunakan user kapus untuk salah satunya
mengatur stok obat dengan cara sebagai berikut:
54
Selanjutnya buat stock obat masuk ke puskesmas sebagai
berikut:
Selanjutnya lengkapi isian dibawah ini dengan lengkap
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Setelah obat – obat masuk kedalam gudang puskesmas
selanjutnya kapus mendistribusikannya ke apotik puskesmas
55
masih melalui user kapus. Dengan cara mengklik obat keluar
sebagai berikut:
Selanjutnya isikan informasi yang diminta agar stock obat di
apotik puskesmas terisi sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
56
Beberapa jumlah obat terdistribusi ke apotik puskesmas dan
siap diberikan ke pasien yang diberikan resep pada saat
pelayanan di puskesmas. Sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
Modul Loket
1. Masuk dengan user loket dan password loket selanjutnya
lakukan pemasukan data pasien baru sebagaimana terlihat
pada gambar dibawah ini:
57
Selanjutnya isikan data pasien baru sebagai berikut:
Sampai semuanya terisi lengkap dan data pasien baru
tersimpan sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
58
Modul Pelayanan
1. Setelah pasien dilayani di loket pendaftaran selanjutnya pasien
dilayani di unit KIA sebagaimana tujuan dari pasien. Untuk itu
masuk dengan user kia sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
Selanjutnya terlihat tampilan sebagaimana pada gambar
berikut ini:
2. Selanjutnya klik menu pelayanan dan isikan identitas yang
dibutuhkan serta kode diagnosis dan tindakan serta obat yang
diberikan pada pasien. Sebagaimana terlihat pada gambar
dibawah ini:
59
3. Setelah pasien diberikan pelayanan dan dicatatkan dalam
aplikasi ini maka akan muncul keterangan bahwa pasien sudah
dilayani sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
60
Modul Apotik
1. Setelah pasien dilayani pada unit KIA selanjutnya pasien menuju
apotik puskesmas (pelayanan obat). Petugas di pelayanan obat
memulai dengan memasukan user obat dan password obat
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
Setelah masuk dengan user obat maka lihat pada menu apotik
dengan cara mengklik apotik. Maka akan terlihat gambar
seperti dibawah ini dan kemudian klik tanda plus (+):
61
2. Untuk dapat mencetak resep obat bagi pasien sebelumnya
lakukan posting obat terlebih dahulu sebelum resep dapat
dicetak. Maka akan terlihat gambar sebagai berikut:
62
3. Setelah proses posting berhasil maka akan terlihat tampilan
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
4. Selanjutnya setelah posting berhasil klik cetak resep
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
5. Setelah resep tercetak berikan obat sesuai dengan resep obat
pasien.
63
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1997. Pedoman Sistem Informasi Puskesmas
Kemenkes RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis
Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1171 Tahun 2011 tentang Juknis SIRS 2011
Kemenkes RI. 2011. Petunjuk Teknis Sistem Informasi
Kesehatan
Kemenkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit
64
RIWAYAT PENULIS
Mustara, lahir di Majalengka pada tanggal 9 September 1979.
Jabatan saat ini dosen (JFU) pada Program Studi Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan Cirebon Politeknik Kesehatan
Kemenkes Tasikmalaya.
Mengawali pendidikan SD sampai dengan SMP di Majalengka.
Menempuh pendidikan lanjutan menengah atas di Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK) Pemda Sumedang. Melanjutkan
pendidikan pada perguruan tinggi di Jakarta tingkat S1
diselesaikan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas
Muhammadiyah Jakarta (UMJ) tahun 2001 dan tingkat S2
diselesaikan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas
Indonesia (UI) tahun 2006.
Mengawali karir sebagai PNS pada tahun 2001 – 2007 di
Pemerintah Provinsi Banten. Pada tahun 2007 – 2009 di
Direktorat Bina Kesehatan Kerja Kemenkes RI. Pada tahun 2009
– 2010 di Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Pada tahun 2010
– 2014 di Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK
Kemenkes RI. Pada tahun 2015 s/d sekarang seagai dosen (JFU)
di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
65