Lampiran 2 MASTER TABLE INSTRUMEN SKRIPSI NILAI-NILAI PATRIOTISME DALAM BIOGRAFI TAN MALAKA :PAHLAWAN BESAR YANG DILUPAKAN SEJARAH KARYA MASYKUR ARIF RAHMAN

Lampiran 2
MASTER TABLE INSTRUMEN SKRIPSI
NILAI-NILAI PATRIOTISME DALAM BIOGRAFI TAN MALAKA :PAHLAWAN BESAR YANG DILUPAKAN SEJARAH
KARYA MASYKUR ARIF RAHMAN

NO

INDIKATOR NILAI
PATRIOTISME

HASIL KAJIAN
DESKRIPTOR NILAI PATRIOTISME

1) Menjunjung tinggi nama bangsa dan

ADA


Negara Kesatuan Republik Indonesia
1


KESETIAAN

2) Merasa bangga sebagai orang yang



bertanah air Indonesia
3) Menempatkan kepentingan bangsa di



atas kepentingan pribadi
1) Menerima apapun hasil yang didapat
setelah berusaha sekuat tenaga dan



pikiran
demi




3) Bersemangat untuk mencapai taraf hidup



2) Berani
2

RELA BERKORBAN

untuk

menderita

kepentingan bangsa

yang lebih baik
4) Berpartisipasi aktif dalam pembangunan




negara
1) Melaksanakan
3

KEBERANIAN

setiap

pekerjaan

dan

tugas dengan tekad yang kuat dan besar



TIDAK
ADA


NOMOR HALAMAN,
PARAGRAF DAN ALINEA

KET

terhadap



3) Selalu bertindak konsisten dalam setiap



2) Berani

menanggung resiko

perbuatan yang dilakukan


situasi dan kondisi yang dihadapi
4) Memegang teguh keyakinan (optimisme)
dalam

mengahadapi

situasi

dan



tantangan

1) Peduli terhadap nama baik bangsa dan



negara


2) Bangga sebagai orang yang bertanah air



Indonesia
CINTA TANAH AIR
4

(BANGSA DAN
NEGARA)



3) Peduli terhadap rusaknya lingkungan di
tanah air



4) Dapat menyimpan rahasia negara
5) Mau hidup dimana pun di wilayah

negara kesatuan Indonesia



Lampiran 3. Wujud Nilai Patriotisme Biografi Tan Malaka (Pahlawan Besar Yang Dilupakan Sejarah) : Kesetiaan
NO
1

2

DESKRIPTOR NILAI
KESETIAAN
Menjunjung tinggi nama
bangsa
dan
negara
kesatuan
republik
Indonesia


NO.
KUTIPAN

HLM
DATA

Tan Malaka pada akhirnya juga merantau untuk mencari ilmu ke negeri yang lebih
maju. Namun, ia bukan merantau untuk pulang kembali ke daerah tempat ia lahir,
sebab ternyata ia tak pernah pulang. Jiwa dan raganya tidak hanya dipersembahkan
untuk tanah kelahirannya, melainkan dipersembahkan kepada bangsa yang lebih
besar, yakni Indonesia. Bahkan, dirinya termasuk pejuang yang melintasi batas-batas
negeri ini, yaitu sampai ke mancanegara

4

26

Bagi Tan Malaka, perjalanannya dari Moskow ke Kanton menimbulkan berbagai
macam kesan, pengalaman, dan petualangan. Selama kurang lebih satu setengah
tahun, ia meninggalkan Indonesia. Dari Indonesia, negeri yang dicintainya. Ia

berlayar ke Belanda karena dibuang, kemudian ia pergi ke Jerman, Rusia, dan kini
ke daratan Cina. Kemana pun ia pergi, yang dipikirkannya ialah usaha untuk
membebaskan rakyat Indonesia dari cengkeraman imperialisme

28

153

Walaupun begitu, ia mendukung pemerintah untuk menumpas pemberontakan PKI.
Alasannya, secara teoritis, tidak mungkin dalam satu negara terdapat dua otoritas,
salah satunya mengalah mengikuti pemerintahan yang paling sah. Pada saat itu
pemerintah yang paling sah adalah pemerintahan Sukarno yang paling banyak
didukung oleh rakyat, sehingga Tan Malaka mendukung pemerintah. Secara praktis
dukungan terhadap pemerintahan ditampakkan pula olehnya, yakni dengan
membiarkan anak-anak buahnya di militer untuk memadamkan pemberontakan PKI
di Madiun

47

270


Merasa bangga sebagai Sebaliknya, saya merasa gembira menyaksikan hebatnya perjuangan rakyat
orang yang bertanah air Indonesia di mata imperialisme Internasional. Saya percaya pula, jika kelak semua
Indonesia
halangan itu sekali terpelanting dan kemerdekaan 100% tercapai, maka pada saat itu,
akan terjaminlah kesentosaan, kemakmuran, dan kebahagiaan rakyat Indonesia yang

41

258259

KET

merdeka itu.
3

Menempatkan
Namun, menurut penuturan teman-temanya, Tan Malaka muda tidak mau
kepentingan bangsa di ditunangkan Karena ia telah jatuh cinta dan ingin menikah dengan satu-satunya
atas kepentingan pribadi siswi perempuan yang satu almamater dengannya, yakni Syarifah Nawawi. Akan

tetapi, cinta itu tidak berlanjut dan Tan Malaka sendiri tidak pernah menyebut
perempuan itu dalam memoarnya. Akhirnya Tan Malaka memang tidak pernah
menikah. Dikabarkan oleh kawan-kawanya, ia terlalu sibuk dengan belajar, dan
belajar serta memikirkan perjuangan bangsanya untuk mencapai kemerdekaan
sehingga ia tidak sempat untuk memikirkan cinta dan perempuan untuk dijadikan
pendamping hidupnya

3

24

Jika Tan Malaka bebas dari penjara-penjara yang pernah mengkerangkeng dirinya
Tanpa proses hukum yang sebenarnya, hal itu tak lain karena kemungkinan
perjuangannya dalam membela rakyat yang tertindas. Dirinya dipenjara tak lain
hanyalah untuk membungkam gerakan perjuanganya yang dianggap terlalu radikal,
tetapi bagaimanapun juga, dirinya berjuang hanya demi rakyat sebangsanya yang
tertindas dan terjajah selama ratusan tahun

45

263

Lampiran 4. Wujud Nilai Patriotisme Biografi Tan Malaka (Pahlawan Besar Yang Dilupakan Sejarah) : Rela Berkorban
NO

1

DESKRIPTOR
NILAI RELA
BERKORBAN
Menerima apapun
hasil yang didapat
setelah
berusaha
sekuat tenaga dan
fikiran

NO.
KUTIPAN

HLM
DATA

Pada tanggal 28 Juni 1918, Tan Malaka menempuh ujian tulis untuk akta guru kepala. Ia
mendapatkan hasil yang menggembirakan. Namun, ketika mengikuti ujian lisan pada tanggal
6 dan 7 September 1918, ia gagal. Ia sangat sedih dan kecewa atas kegagalanya. Ia pun
kembali belajar untuk akta kepala dan ingin mengikuti ujian lagi, pada tanggal 27 Juni 1919,
ia kembali menempuh ujian tertulis. Di akhir Juli, ia mengikuti ujian lisan, tetapi lagi-lagi ia
tidak lulus.
8

52-54

Akan tetapi, usaha keras Tan Malaka untuk mempertahankan persatuan tersebut tidak
berhasil. Perpecahan tidak bisa dihindari. Hal ini terjadi setelah dalam kongres luar biasa di
bulan Oktober 1921, CSI memutuskan untuk menegakkan disiplin partai. Sebenarnya,
Tjokroaminoto pada satu tahun sebelumnya juga berusaha untuk tetap mempertahankan
persatuan dan kesatuan. Namun, setelah dirinya ditahan dalam kasus SI Afdeling B, CSI
seluruhnya berada di bawah pengaruh Agus Salim yang mempertentangkan ideologi
komunis dan ajaran sosial Islam. Maka, kongres dengan suara tebanyak pun memutuskan
untuk mengambil disiplin partai.

21

98

Atas ketidakterlibatannya secara langsung dalam proses dan pembacaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Tan Malaka sangat menyesal. Dalam
autobiografinya, ia menulis :

33

219

Namun, menurut keterangan yang lain, kegagalan Tan Malaka dalam mengikuti dua kali
ujian akta kepala guru ini bukan karena nilai yang tidak baik, melainkan akibat politik
imperialisme Belanda. Pemerintah penjajahan mengeluarkan aturan bahwa setiap tahun,
hanya satu calon saja dari daerah jajahan yang boleh lulus akta kepala. Pada saat Tan Malaka
mengikuti ujian, sudah ada orang Hindia yang mengikuti ujian beberapa kali namun tidak
lulus. Maka, orang itulah yang kemudian diluluskan.

KET

“Rupanya, sejarah Proklamasi 17 Agustus tidak mengizinkan saya campur tangan; hanya
mengizinkan campur jiwa saja. Ini sangat saya sesalkan. Tetapi, sejarah tidak memedulikan
penyesalan seseorang manusia ataupun segolongan manusia.”
Kendati demikian, semua yang dilakukan Tan Malaka menjelang Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus, seperti pertemuannya dengan para pemuda yang terlibat secara langsung dalam
Proklamasi Kemerdekaan, menunjukkan bahwa ia memainkan peran penting pada masa itu.
2

Berani
untuk Jika benar demikian, tak heran jika Tan Malaka dewasa memiliki pemikiran yang
menderita
demi revolusioner, pemberani, teguh dalam pendirian dan membela tanah air sampai titik darah
kepentingan bangsa penghabisan. Disamping itu, hukuman yang selalu menimpa dirinya di waktu kecil ternyata
terus membayangi dirinya hingga dewasa ketika ia mempertaruhkan hidup untuk membela
tanah air.

2

22

Tan malaka resmi mengundurkan diri sebagai guru anak-anak kuli di perusahaan Senembah
pada awal tahun 1921. Ia ingin meninggalkan Deli dan gaji yang besar dari pekerjaanya
sebagai guru. Ia tidak puas jika hanya sukses secara pribadi, namun tidak sukses membantu
bangsanya keluar dari penderitaanya. Ia ingin bertualang untuk memantapkan ideologi
politiknya.

14

71

Kapal Insulinde yang membawa Tan Malaka sudah sampai di pelabuhan Tanjung Priok,
Batavia. Di sini, kapal masih berlabuh selama beberapa hari. Tan Malaka pun di bawa ke
penjara. Horensma sangat prihatin terhadap pilihan hidup muridnya itu. Namun Tan Malaka
sudah tidak bisa diajak untuk berada dijalannya.

23

119

Dalam pertemuan itu, Tan Malaka begitu sangat dikagumi oleh kaum komunis Belanda.
Semua terpukau dengan semangat perjuangannya di Hindia- Belanda untuk melawan sistem
kolonialisme dan kapitalisme yang menindas dan memeras hingga akhirnya ia dibuang dari
negerinya sendiri oleh para perampok yang menjajah negerinya.

24

128

Dalam autobiografinya, Tan Malaka menulis, “Hasil pemilihan sebagai cermin bagi
perhatian proletaria dan rakyat progresif Belanda terhadap rakyat Indonesia, amat
memuaskan.” Meski tidak berhasil duduk di parlemen untuk mewakili rakyat Indonesia, Tan

25

137

Malaka mengatakan, “sebagai perintis jalan buat orang Indonesia dan di hari depan, hasil
pemilihan tadi cukup memberi penghargaan, suatu contoh yang praktis dan baik.”

3

Buku ini saya beri nama Dari Penjara ke Penjara memang saya rasa ada perhubungan antara
penjara dan kemerdekaan sejati. Barangsiapa sungguh menghendaki kemerdekaan buat
umum, segenap waktu ia harus siap sedia dan ikhlas buat menderita ‘kehilangan
kemerdekaan diri sendiri’. Siapa ingin merdeka, harus bersedia dipenjara.

43

259

Bersemangat untuk Nama yayasan itu ialah Engkufonds, anggotanya terdiri dari para engku di Suliki, para guru
mencapai
taraf di sekolah guru, dan pegawai negeri. Para anggota yayasan ini berjanji untuk menyetor uang
hidup yang lebih sehingga terkumpullah 50 rupiah setiap bulannya selama Tan Malaka belajar di Belanda.
baik
Tan Malaka berjanji akan menggati hutang-hutangnya selama studi di Eropa tersebut setelah
kembali ke tanah air. Maka, pada bulan Oktober 1913, Tan Malaka bersama keluarga
Horensma berangkat menuju negeri Belanda dengan kapal Willis untuk melanjutkan studi di
sana.

6

35

Tahun 1916, Tan Malaka mengikuti ujian akhir sekolah. Pelaksanaan ujian akhir yang
ditangani negara itu dibagi menjadi dua bentuk, yaitu ujian tertulis dan ujian lisan. Meskipun
kesehatanya sering terganggu sejak diserang radang paru-paru tahun 1915, ia tetap berusaha
untuk mengikuti ujian akhir. Ia dapat mengikuti ujian akhir. Ia dapat mengikuti ujian akhir
tertulis yang dimulai sejak April 1916 dengan hasil memuaskan. Sedangkan, untuk
menempuh ujian lisan, ia harus mendapat persetujuan dari dokter, sebab kesehatannya
semakin menurun. Namun berkat usahanya yang keras, akhirnya ia bisa juga menempuh
ujian lisan.

7

46

Sebagaimana dikatakan Fabius, ia tidak akan mendapatkan tempat di kapal untuk berlayar ke
tanah air selama masih ada perang. Ditengah situasi yang tidak menentu, setelah dua kali
pula gagal mengikuti ujian akta kepala, pada November 1919, akhirnya ia lulus dan
mendapatkan ijazahnya yang disebut hulpactie.

9

57

Dalam surat Tan Malaka kepada gurunya, Horensma, Tan Malaka mengatakan bahwa
dirinya di Semarang diberi pekerjaan menjadi guru di sebuah sekolah swasta yang sudah
berdiri cukup lama. Ia mengajar pada pagi hari dan juga mengajar privat. Pada malam hari,

16

75-76

ia mengajar bahasa Belanda. Ia juga mengatakan kepada Horensma bahwa ia mencari
kemungkinan untuk mendirikan sekolah sendiri.

4

Menurut Suyudi Suracmat, setelah penangkapan itu, Kolonel Surachmat menanyakan kepada
Lettu Sukadji Hendrotomo mengenai keadaan Tan Malaka. Sukadji menjawab bahwa Tan
Malaka sudah ditembak mati melalui proses eksekusi. Menurut Poeze, Tan Malaka
dieksekusi pada tanggal 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen,
Kabupaten Kediri oleh Brigade Sikatan atas perintah Letnan Dua Sukotjo.

53

274

Berpartisispasi aktif Manifesto PARI menyimpulkan bahwa tatkala dirasakan ketidakmungkinan untuk
dalam pembangunan mendirikan kembali PKI, partai baru harus segera dibentuk. Dengan manifesto tersebut,
negara
PARI dianggap sebagai penerus semangat PKI. Dalam anggaran dasar, dijelaskan bahwa
PARI adalah partai proletaris-revolusioner yang didirikan semata-mata untuk kepentingan
bangsa Indonesia. Lebih jauh dijelaskan dalam manifesto itu bahwa meskipun PARI
diniatkan sebagai pengganti PKI, dalam usahanya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia
yang bersandarkan pada proletaris-revolusioner, partai bersifat independen dan tidak terikat
dengan tujuan-tujuan Moskow dan Internasionale.

29

176

Pada tanggal 7 September 1948, Tan Malaka mendirikan Partai Murba. Partai ini merupakan
peleburan dari beberapa partai, di antaranya Partai Rakyat, Partai Buruh Merdeka, dan Partai
Rakyat Jelata. Dalam AD/ART-nya, disebutkan tujuan partai, yaitu “mempertahankan dan
memperkokoh tegaknya kemerdekaan 100% bagi republik dan rakyat sesuai dengan dasar
dan tujuan Proklamasi 17 Agustus 1945 menuju masyarakat adil dan makmur menurut
kepribadian bangsa Indonesia, ialah masyarakat sosialis.”

49

270

Lampiran 4. Wujud Nilai Patriotisme Biografi Tan Malaka (Pahlawan Besar Yang Dilupakan Sejarah) : Keberanian
NO

1

DESKRIPTOR
NILAI
KEBERANIAN

KUTIPAN

Melaksanakan
setiap pekerjaan dan
tugas dengan tekad
yang kuat dan besar

Akhir tahun 1919, Tan Malaka sudah berada di Senembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatera
Utara. Kedatangannya ke sini, sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya,
adalah untuk bekerja mengajar anak-anak kuli di sana, sebagaimana yang ditawarkan oleh
direktur perusahaan Senembah, Dr. C.W. Janssen

NO.
HLM
DATA

11

61

13

67

Di awal-awal berdirinya sekolah SI Semarang itu, Tan Malaka mengajar seorang diri. Guruguru pribumi tidak mau mengajar disana karena gajinya sedikit. Terpaksa, untuk menambah
tenaga pengajar, Tan Malaka mendidik dan mengkader murid-muridnya untuk menjadi guru.
Di sini, cukup terlihat keterpanggilan jiwa Tan Malaka untuk membantu sepenuh hati rakyat
sebangsanya, dan ini juga membuktikan bahwa ia pandai melakukan improvisasi dengan
mendidik muridnya untuk menjadi tenaga pengajar. Karena ia sukses memimpin sekolah SI
Semarang tersebut, sekolah itu kemudian terkenal dengan sebutan Sekolah Tan Malaka.

17

78-79

Setelah menjadi guru swasta, ia disuruh memimpin sekolah SI yang baru didirikan, padahal
gajinya sangat sedikit. Namun, karena jiwanya terpanggil untuk membantu anak-anak rakyat
miskin, walaupun gajinya sedikit, ia jalani tugas itu sampai sukses. Ia sangat pandai
memanajemeni dan memprogram sekolah yang dikhususkan untuk rakyat miskin, namun
tidak kalah saing dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Bahkan, program dan mutu
pelajarannya dapat dikatakan lebih baik karena menyentuh kebutuhan masyarakat. Tak
urung, dalam waktu cepat, ia telah menyukseskan sekolah SI yang dipimpinnya.

20

93

Dengan adanya sekolah teladan, Tan Malaka dapat membangun hubungan dengan orang tua
anak-anak kuli yang bersekolah. Ia ingin mengetahui akhlak, kemauan, dan bakat para murid
masing-masing secara lebih dekat melalui hubungan dengan orang tuanya

KET

Menurut Franz Maginis-Suseno, seorang ahli filsafat, Madilog merupakan karya raksasa dan
luar biasa dari beberapa segi. Pertama, dari segi ketebalan, buku ini terdiri dari 462 halaman
(dalam edisi Pusat Data Indikator, Jakarta, 1999). Sebuah buku yang sangat tebal
31

204

Tak heran jika dalam jangka satu tahun saja, Tan Malaka sudah mampu membayar sebagian
besar utang-utang di kampungnya yang dipakainya untuk studi di Belanda juga utang
kepada gurunya, Horensma, yang ikut membiayainya selama studi di Belanda. Kendati
demikian, ia tidak bisa menikmati pekerjaan yang mapan itu ditengah penderitaan rakyat
sebangsanya. Oleh karena itu, ia melakukan usaha-usaha untuk mengeluarkan orang-orang
yang bernasib malang di Deli dari penderitaanya meskipun ia sendiri terancam kehilangan
pekerjaan.

19

92

Tan Malaka sudah mengetahui bahwa dirinya akan segera ditangkap. Ia menyadari bahwa
akhir-akhir ini dirinya dimata-matai secara ketat oleh petugas-petugas reserse. Ia mengetahui
dari surat kabar bahwa pidatonya tentang pemogokan dinas pegadaian di Semarang dianggap
telah melakukan pelanggaran hukum, yakni menyebarkan kebencian terhadap pemerintah
Belanda. Maka dari itu, menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Kolonial, ia pantas
untuk dihukum.

22

101

Tan Malaka tidak menyadari bahwa adanya naskah testamen poitik itu akan memunculkan
kritik tajam terhadap dirinya di kemudian hari. Hal ini terjadi akibat ulah kelompok
pendukungnya yang sangat menginginkan Tan Malaka menggantikan Sukarno-Hatta.
Namun sayang, keinginan itu berakibat fatal bagi perjuangan Tan Malaka sendiri.

34

Agar perundingan dengan Belanda berjalan dengan lancar dan tidak mengalami gangguan
berarti, tentu kelompok Persatuan Perjuangan harus dibungkam. Maka, tanggal 17 Maret itu
juga, tokoh-tokoh penting Persatuan Perjuangan yang tidak mau tunduk dengan kebijakan
Sjahrir ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.

35

Kedua, buku ini ditulis dalam sebuah bilik kecil (pondokan dari anyaman bamboo) di
Cililitan, Jakarta, secara terus menerus (nonstop) dalam waktu sekitar delapan bulan, yakni
259 hari, mulai tanggal 15 Juli 1942 sampai tanggal 30 Maret 1943
2

Berani menanggung
resiko
terhadap
perbuatan
yang
dilakukan

229

246

3

Selalu
bertindak
konsisten
dalam
setiap situasi dan
kondisi
yang
dihadapi

Sebagai anak yang lahir dari keluarga yang memeluk agama Islam, bahkan keluarganya
merupakan tokoh Islam setempat, tentunya Tan Malaka kecil juga belajar agama Islam,
sebagaimana yang lazim dijalani anak-anak kampung Minangkabau. Diperkirakan, ia juga
belajar mengaji (belajar membaca al-qur’an) di Surau, meski tidak begitu tekun dan
waktunya banyak digunakan untuk belajar ilmu umum dan bermain. Diperkirakan pula,
selama di kampung, ia sering mengikuti pengajian agama. Maka tak heran jika Tan Malaka
ketika dewasa sangat respek terhadap gerakan keagamaan untuk kemerdekaan negerinya.

1

18

Tan Malaka juga menulis artikel tentang kekuatan revolusioner Islam sehubungan dengan
kemenangan Turki atas tentara Yunani. Artikel mengenai hal tersebut ditulis tanggal 21
September. Menurut Poeze, dalam artikelnya itu, Tan Malaka menampakkan
kepercayaannya pada gerakan revolusioner Islam. Jika semula ia masih ragu-ragu dengan
gerakan-gerakan buruh di bawah Pan-Islamisme, maka dalam artikel itu, keraguan sama
sekali tidak ada. Dari sini, mulai terlihat bahwa keinginan Tan Malaka adalah membebaskan
rakyat dari belenggu penjajah, tidak pandang organisasi apa, siapa, agamanya apa, dan lain
sebagainya. Ia akan memuji organisasi atau agama apa pun yang berjuang untuk
membebaskan rakyat dari penjajahan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan utama
perjuangan Tan Malaka secara sederhana ialah untuk membebaskan rakyat dari sistem
penjajahan. Maka, tidak mengherankan jika Tan Malaka sering menyuarakan persatuan
dalam setiap aksi gerakan untuk merebut kemerdekaan.

26

141142

Selain itu dalam pidatonya, Tan Malaka juga menyampaikan tentang isu Pan-Islamisme yang
oleh pihak Komintern dianggap sebagai ancaman bagi gerakan komunis. Menurutnya, PanIslamisme bukanlah ancaman, melainkan harus dimanfaatkan, didekati, dan dijadikan
sahabat dalam perjuangan melawan kapitalisme dan imperialisme. Sebab, Pan-Islamisme
dan komunis memiliki tujuan yang sama, yakni membebaskan rakyat yang tertindas oleh
sistem kapitalisme dan kolonialisme. Apalagi di Jawa yang penduduknya mayoritas Islam
dalam melakukan perjuangan untuk merebut kemerdekaan. Persatuan dengan Islam dapat
dilakukan untuk melancarkan propaganda-propaganda komunis.

27

145

4

Tan Malaka yang pernah ditawari pula untuk duduk dalam kabinet tetap konsekuen dengan
pendiriannya, menolak, karena minimum program Persatuan Perjuangan tidak diambil
sepenuhnya sebagai program kabinet.

36

246

Sejak beberapa hari sebelumnya, Tan Malaka sudah mulai curiga terhadap Laskar Pesindo
lantaran aksi-aksi yang mereka tampakkan, tetapi kecurigaan itu tidak menciutkan niat dan
janjinya untuk berbicara dalam rapat besar di alun-alun itu. Pukul 12, Rapat Besar selesai
dan selesai pula kongres di Madiun

37

248

Selanjutnya, Poeze menjelaskan sikap dan aktivitas Tan Malaka ketika dipenjara secara
keseluruhan :” Disiplin Tan Malaka patut diteladani; irama kesehariannya tidak berubah –
tidak ada apa pun yang bisa mengalihkannya. Dialah yang pertama bangun, kemudian
berselang-seling studi, menulis, olahraga, dan tukar pikiran. Ia dipandang sebagai seorang
pemimpin yang terhormat

39

255256

Tekad kuat Tan Malaka untuk tetap berjuang melawan penjajah dengan mengangkat senjata
rupanya meningkatkan simpati rakyat kepadanya. Oleh karena itu, kekuatan Tan Malaka
untuk mengadakan revolusi dengan jalan perang semakin menguat. Akan tetapi, lawanlawan politiknya mulai curiga dan menuduhnya berusaha melakukan pemberontakan dengan
mengambil simpati rakyat

52

273

Garis politik kami cukup jelas buat kawan dan lawan setelah mendapat ujian selama hampir
tiga tahun ini. Apabila kami dalam keadaan sunyi terasing serta sering dalam bahaya dan
dilingkungi oleh beberapa kawan seperjuangan saja, tetap memegang garis bermula, masak
kami sesudah mendapatkan persetujuan dan kawan dari pelbagai pihak akan meninggalkan
garis politik yang sudah mengalami ujian itu. Untuk melanjutkan perjuangan kami di atas
garis itu, tidaklah perlu kami berjual beli dalam hal politik dan moral

47

269

Memegang
teguh Barangkali, seperti itulah siasat pemerintah yang berkuasa pada saat itu untuk membungkam
keyakinan
lawan-lawan politiknya. Demikianlah akhirnya, Tan Malaka menjadi tahanan politik dan
(optimisme) dalam mendekam dalam penjara bangsanya sendiri selama kurang lebih dua setengah tahun, dalam
menghadapi situasi usaha menjalankan untuk mencapai kemerdekaan 100%

38

254

dan tantangan

“Usaha saya menjalankan kewajiban menuntut kemerdekaan Indonesia dan diri saya sendiri
nyata mendapat halangan keras dari imperialisme Belanda, Amerika, dan Inggris. Bagi saya
merasa gembira menyaksikan hebatnya perjuangan rakyat Indonesia di mata imperialisme
internasional. Saya percaya pula, jika kelak semua halangan itu sekali terpelanting dan
kemerdekaan 100% tercapai, maka pada saat itu, akan terjaminlah kesentosaan,
kemakmuran, dan kebahagiaan rakyat Indonesia yang merdeka itu.

40

258259

Berkali-kali ia khawatir dengan keselamatan nyawanya. Dalam keadaan terfitnah dan
tertuduh hingga masuk penjara dan menyesengsarakan dirinya, ia memiliki pegangan filosofi
yang dapat menghibur dan memberikan semangat juang, berikut filosofinya, sebagaimana
yang dikutip Poeze Dari Penjara Ke Penjara jilid III : “Saya dianggap musuh dan saya
dalam keadaan tak berdaya. Tetapi, saya menganggap berada dalam kebenaran ! sebab itu,
senantiasa bersiap-siap menerima apa saja yang akan dijatuhkan atas diri saya dengan hati
tetap tabah.”

44

259260

Baginya, apa yang telah diperjuangkannya dengan keyakinan penuh itu tidak akan
diperjualbelikan dengan berbagai tawaran kekuasaan yang bersifat murahan. Ia tetap
konsekuen untuk terus berjuang mengangkat senjata bersama rakyat melawan penjajah
Belanda yang menanamkan kekuasaanya kembali di bumi tercintanya ini.

46

269

Keputusan Panglima Besar Sudirman untuk tetap melakukan perlawanan ini sejalan dengan
dengan gagasan Tan Malaka yang tidak mau melakukan perundingan dengan Belanda dan
memilih berjuang mengangkat senjata, menguras air mata, dan mempertaruhkan jiwa.
Dengan demikian, bagi Tan Malaka, kemerdekaan adalah 100%, sedangkan bagi Panglima
Besar Sudirman, tentara tidak kenal menyerah.

51

272

Lampiran 6. Wujud Nilai Patriotisme Biografi Tan Malaka (Pahlawan Besar Yang Dilupakan Sejarah) : Cinta Tanah Air
(Bangsa dan Negara)

NO

DESKRIPTOR
NILAI CINTA
TANAH AIR

NO.
KUTIPAN

(Bangsa
danNegara)
1

2

HLM
DATA

Peduli
terhadap Pada tahun-tahun terakhir di Belanda, struktur pemikiran Tan malaka juga semakin jelas,
nama baik bangsa mulai dari pandangan hidup, paham politik, filsafat, sampai semangat perjuangannya untuk
dan negara
membela tanah air. Ia sangat paham ide-ide sosialisme dan komunisme. Buku-buku filsafat,
politik, sejarah, perperangan, sastra, dan literatur-literatur lain dicoba, dibaca dan
dipahaminya. Semua ini menunjukkan bahwa Tan Malaka adalah orang yang tekun dalam
belajar, orang yang ingin maju dan membuat perubahan yang berarti dalam diri dan luar
dirinya. Ia mempunyai cita-cita besar untuk mengubah bangsanya yang sedang terjajah
menjadi bangsa yang merdeka, berpengetahuan yang maju, dan sejahtera

10

58

Ia tidak peduli bahwa dengan masuk PKI, dirinya akan menemukan kesulitan-kesulitan
berhadapan dengan pemerintah. Tekadnya yang sudah kuat untuk membela tanah air dan
bangsa dari arogansi penjajah membuat rela meskipun harus hidup menderita.

18

91

Selanjutnya, di bulan November, Tan Malaka kembali mengingatkan pemerintah akan
memungkinkan terjadinya serangan umum kedua oleh belanda akibat politik diplomasi yang
tak kunjung memuaskan di antara kedua belah pihak (Belanda-Indonesia). Akan tetapi,
pemerintah tidak menghiraukan dan tetap konsisten dengan kebijakan politik diplomasi yang
telah diambilnya, yakni mengadakan perundingan lanjutan dengan Belanda.

50

271

sebagai Sebaliknya, saya merasa gembira menyaksikan hebatnya perjuangan rakyat Indonesia di
yang mata imperialisme Internasional. Saya percaya pula, jika kelak semua halangan itu sekali
air terpelanting dan kemerdekaan 100% tercapai, maka pada saat itu, akan terjaminlah

41

258259

Bangga
orang
bertanah

KET

Indonesia
3

Peduli
terhadap
rusaknya
lingkungan
di
tanah air

4

Dapat menyimpan
rahasia negara

5

Mau hidup dimana
pun di wilayah
negara
kesatuan
Indonesia

kesentosaan, kemakmuran, dan kebahagiaan rakyat Indonesia yang merdeka itu.

Setelah kongres SI selesai, Tan Malaka mengkuti Semaun pergi ke Semarang dan tinggal di
rumah Semaun yang terletak di kampung Suburan, Pekalongan. Pada hari pertama tinggal di
Semaran, Tan malaka langsung jatuh sakit. Ia baru menyadari bahwa iklim di Jawa jauh
berbeda dengan Belanda, begitu pun ketika ia berada di Deli. Ia harus pandai-pandai
menyesuaikan diri dengan tempat baru yang didatanginya. Badannya tidak kuat dengan
adanya perubahan iklim mendadak. Karena sakitnya bertambah parah, akhirnya ia dibawa ke
rumah sakit oleh Semaun. Ia terkena serangan paru-paru dan mendapat perawatan khusus
dari dokter borjuis yang baik hati. Selama satu bulan, ia dirawat di rumah sakit dan baru
keluar dari sana pada awal bulan April 1921.

15

75

Akhir tahun 1919, Tan Malaka sudah berada di Senembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatera
Utara. Kedatangannya ke sini, sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya,
adalah untuk bekerja mengajar anak-anak kuli di sana, sebagaimana yang ditawarkan oleh
direktur perusahaan Senembah, Dr. C.W. Janssen

12

61

Di kalibata, Tan Malaka menyewa salah satu dari kamar di sebuah pemondokan yang
dindingnya terbuat dari anyaman bamboo. Pemondokan itu disewakan kepada para pekerja
pabrik sepatu yang tak jauh dari pemondokan tersebut. Di sanalah, Tan Malaka
menghasilkan buku monumentalnya yang diberi judul Madilog. Sebenarnya, ketika di sana,
ia juga menulis buku Gabungan Aslia (Asia-Australia), namun tidak diselesaikannya.

30

202

Ketika kantor Sosial yang disebutkan tadi didatangi oleh Tan Malaka, ia baru tahu bahwa
kantor tersebut mengurusi masalah romusha (para pekerja bahwa kantor di bawah

32

209

kekuasaan penjajah Jepang). Tan Malaka ditawari pekerjaan di pertambangan Bayah,
Banten. Didorong keinginan untuk mengetahui lebih dekat nasib rakyat yang terjebak dalam
romusha, ia tidak berpikir-pikir panjang dan langsung menerima pekerjaan itu.