ManajeMen transportasi dalaM kajian dan teori

I MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi buku Tanpa izin dari penerbit

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI II MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI II

Pentingnya peran transportasi dalam pembangunan negara, tampaknya masih diwarnai dengan karakteristik transportasi Indonesia yang dihadapkan pada kuali- tas pelayanan yang rendah, dan kuantitas atau cakupan pelayanan yang terbatas. Laporan World Economic Forum 2008-2009 menunjukkan bahwa kurangnya ket- ersediaan infrastruktur merupakan permasalahan kedua terbesar setelah inefisiensi birokrasi pemerintah bagi pelaku bisnis dalam melakukan usaha di Indonesia.

Diukur dari sisi kualitas infrastruktur secara keseluruhan, Indonesia hanya men- empati peringkat ke-86 dari 134 negara yang diteliti. Peringkat tersebut jauh tert- inggal dari Singapura yang menempati peringkat ke-4, Malaysia di peringkat ke-23, dan Thailand di peringkat ke-29. Begitu pula, berdasarkan Laporan World Economic Forum terkini (2011-2012), perkembangan infrastruktur Indonesia walaupun su- dah menunjukkan kemajuan berada pada peringkat ke-76, masih tetap tertinggal dibandingkan Singapura yang menempati peringkat ke-2, Malaysia di peringkat ke-

26 dan Thailand di peringkat ke-42. Hal ini sungguh sangat memprihatinkan, mengingat kemajuan pelaksanaan

pembangunan suatu negara sangat dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur penun- jangnya, terutama infrastruktur transportasi, yang mencakup jalan raya, sungai, laut, udara dan jalan KA. Pada awalnya, peran transportasi lebih pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat untuk mengakomodasi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Lebih lanjut, sistem transportasi berperan sebagai fasilitas bagi sistem produksi dan investasi yang memberikan dampak positif bagi kondisi ekonomi. Leb- ih jauh dari sisi makro ekonomi, transportasi memegang peranan strategis dalam meningkatkan PDB nasional, karena sifatnya sebagai derived demand, yang artinya apabila penyediaan transportasi meningkat akan memicu kenaikan angka PDB.

Tidak bisa dipungkiri, pembangunan transportasi merupakan bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Namun pentingnya peran transportasi masih diwarnai dengan karakteristik transportasi Indonesia yang dihadapkan pada kualitas pelayanan yang rendah, dan kuantitas atau cakupan pelayanan yang terba- tas. Laporan World Economic Forum 2008-2009 menunjukkan bahwa kurangnya ket- ersediaan infrastruktur merupakan permasalahan kedua terbesar setelah inefisiensi birokrasi pemerintah bagi pelaku bisnis dalam melakukan usaha di Indonesia.

Peningkatan pembangunan transportasi yang terus diupayakan pemerintah terkendala oleh berbagai permasalahan antara lain permasalahan penyelesaian

III MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI III MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

Oleh sebab itu kajian dan teori tentang transportasi di Indonesia menjadi sangat penting untuk kemudian dimanifestasikan pada praktik pembangunan selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut di ataslah maka, buku berjudul Manajemen Transportasi dalam Kajian dan Teori ini ada di tangan Anda. Masukan, saran, dan kritik sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini. Akhirnya, kami men- gucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusu- nan kajian ini.

Penulis

Dr. Andriansyah., M.Si.

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI IV MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI IV

BAB I STUDI TENTANG TRANSPORTASI

Pengertian Transportasi

01 Peranan Transportasi

02 PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI

04 Prasarana Transportasi

04 Sarana Transportasi

PERMINTAAN DAN PENAWARAN TRANSPORTASI 12

Permintaan (Demand) Transportasi

12 Penawaran (Supply) Transportasi

KONSEP PERENCANAAN TRANSPORTASI 14

Aksesbilitas

15 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

15 Sebaran Pergerakan

15 Pemilihan Moda

15 Pemilihan Rute

ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) 15

Perencanaan Transportasi

16 Klasifikasi Jasa Transportasi

MANAJEMEN TRANSPORTASI 19

Sistem Manajemen Transportasi

19 Fungsi Manajemen Transportasi

22 Fungsi Dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi

23 Mode Transportasi Serta Keunggulan dan Kelemahannya

25 Penentuan Rute Dan Jadwal Pengiriman

BAB II TRANSPORTASI BAGIAN INTEGRAL PEREKONOMIAN 27 TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK 29

Transportasi Tulang Punggung Perekonomian

29 Hinterland dan Intermoda Transportasi

V MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

LOKASI DAN TRANSPORTASI 31 MANAJEMEN ANGKUTAN/LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT)

Analisis Traffic

32 MATERIAL HANDLING DAN TRANSPORTASI 32

DOKUMEN ANGKUTAN 33

Transportasi barang dalam SCM

33 Manfaat Transportasi Barang

34 Pengaruh Transportasi Terhadap Keputusan Pemasaran

34 Pengaruh Transportasi dalam Pertukaran Barang

35 Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

MANAJEMEN JASA TRANSPORTASI

36 PERENCANAAN (PLANNING) 37

38 Kapasitas

Area dan Gedung Pengoperasian

38 Penentuan Jumlah Kendaraan dan Waktu Perjalanan

39 Koneksi dan Sosialisasi

39 Perekrutan Karyawan

PENGORGANISASIAN (ORGANIZING) 40

Pembuatan Struktur Organisasi

40 Penempatan Staff

PENGAWASAN (CONTROLLING)

42 EVALUASI (EVALUATION) 43

MANAJEMEN TRANSPORTASI – MONITORING, KONTROL, DAN EVALUASI

44 MANAJEMEN TRANSPORTASI MASSAL, KUNCI PEMECAHAN MASALAH 45

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI VI

BAB III PENGARUH PERKEMBANGAN TRANSPORTASI

51 DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI

Sejarah Pertumbuhan Transportasi

51 Transportasi, Tolok Ukur Interaksi Antar-Wilayah

52 Aksesibilitas

PERAN TRANSPORTASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH 55

Angkutan Sebagai Penunjang Pembangunan Ekonomi

56 Angkutan Sebagai Prasarana Ekonomi

57 Perkeretaapian

60 Sungai, Danau, dan Penyeberangan

61 Transportasi Laut

61 Transportasi Udara

62 Transportasi Antarmoda/Multimoda

63 Permasalahan Riptek dan Manajemen Transportasi

64 Masalah Regulasi

64 Masalah Pemanfaatan dan Pengembangan Teknologi

65 Masalah Manajemen Transportasi

KEBIJAKAN DAN PROGRAM BIDANG PENGEMBANGAN

IPTEK DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI Visi dan Misi Riptek

67 Kebijakan Pengembangan Iptek dan Manajemen Transportasi

68 Program Pengembangan Riptek dan Manajemen Transportasi

BAB IV TRANSPORTASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH 71

Sebagai Sarana Aktivitas Ekonomi

71 Kondisi Transportasi Publik Indonesia

74 Kebutuhan Energi di Sektor Transportasi

76 Penggunaan Teknologi Pengurangan Emisi

VII MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM EKONOMI BERKELANJUTAN

Pengertian Transportasi Berkelanjutan

82 Visi Misi Transportasi Berkelanjutan

83 Prinsip Sistem Transportasi Berkelanjutan

85 Isu-isu penting dalam Transportasi Berkelanjutan

87 Upaya Mewujudkan Transportasi Berkelanjutan

87 Jenis Sarana Transportasi Berkelanjutan

88 Strategi Penerapan Transportasi Berkelanjutan

89 Kebijakan Transportasi Kota Yogyakarta

100 Sistem Transportasi di Curitiba, Brazil

102 Perbandingan Jumlah Pencemar yang Dihasilkan Kendaraan

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENUNJANG 109

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Perkembangan Wilayah dan Transportasi

110 Pembangunan Berkelanjutan

111 Upaya Global Merumuskan Strategi Pembangunan Berkelanjutan

112 Transportasi dan Tantangan Global

114 Tantangan dan Masalah Transportasi di Indonesia

116 Peta Jalan Menuju Sistem Transportasi Berkelanjutan

BAB V PENGEMBANGAN TEKNOLOGI 120 DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI

Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek dan Manajemen Transportasi 120 Kebijakan Pembangunan Transportasi Nasional

MODAL TRANSPORTASI 125

Transportasi Jalan 126 Transportasi Perkeretaapian

126 Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan

127 Transportasi Laut

128 Transportasi Udara

TRANSPORTASI ANTARMODAL/MULTIMODAL

129 PERMASALAHAN RIPTEK DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI 130

Masalah Regulasi 130

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI VIII

Masalah Pemanfaatan dan Pengembangan Teknologi 131 Masalah Manajemen Transportasi

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IPTEK DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI 133

Visi dan Misi Riptek 133 Kebijakan Pengembangan Manajamen Transportasi

134 Sub Sektor Transportasi Jalan

138 Sub Sektor Tranportasi Darat

139 Sub Sektor Transportasi Laut

141 Sub Sektor Transportasi Udara

141 Sub Sektor Meteorologi dan Geofisika

BAB VI KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MASALAH TRANSPORTASI 145

Arah Pengembangan Perhubungan Darat 147 Kebijakan Umum Transportasi Darat

148 Bidang Transportasi Jalan

148 Bidang Transportasi Sungai dan Danau

148 Bidang Penyeberangan

148 Transportasi Udara

149 Transportasi Laut

150 Strategi Nasional Bidang Angkutan Laut

151 Strategi Nasional Bidang Kepelabuhanan

152 Strategi Nasional Bidang Keselamatan Pelayaran

152 Strategi Nasional Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia

XIII MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI XIV

ManajeMen transportasi

dalaM kajian dan teori

XI MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

BaB i

stUdi tentanG transportasi

Pengertian Transportasi

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dengan menggunakan wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyak ahli telah mer- umuskan dan mengemukakan pengertian transportasi. Para ahli memiliki pandan- gannya masing-masing yang mempunyai perbedaan dan persamaan antara yang satu dengan lainnya.

Kata transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare yang mana trans berarti mengangkat atau membawa. Jadi transortasi adalah membawa sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. Menurut Salim (2000) transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah tempat dari barang (comoditi) dan pen- umpang ke tempat lain.

Menurut Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan, menger- akkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan menurut Nasution (2008) adalah sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Jadi penger- tian tranportasi berarti sebuah proses, yakni proses pemindahan, proses pergera- kan, proses mengangkut, dan mengalihkan di mana proses ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Menurut Nasution (2008) terdapat unsur-unsur pengangkutan/transportasi me- liputi atas:

1. Ada muatan yang diangkut

2. Tersedia kenderaan sebagai alat angkutannya

3. Jalanan/jalur yang dapat dilalui

4. Ada terminal asal dan terminal tujuan

5. Tersedianya sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 1

Masing-masing unsur tersebut tidak bisa hadir dan beroperasi sendiri-sendiri, kesemuanya harus terintegrasi secara serentak. Seandainya ada salah satu saja kom- ponen tidak hadir, maka alat pendukung proses perpindahan (system transportasi) tidak dapat bekerja atau berfungsi. Transportasi bukan hanya usaha berupa gerakan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan gerakan secara statis akan tetapi transportasi akan mengalami perkembangan dan kemajuan dari waktu ke waktu baik sarana dan prasaranannya sesuai dengan perkembangan ilmu penge- tahuan dan teknologi.

Transportasi merupakan salah satu fasilitas bagi suatu daerah untuk maju dan berkembang serta transportasi dapat meningkatkan aksesibilitas atau hubungan suatu daerah karena aksesibilitas sering dikaitkan dengan daerah. Untuk memban- gun suatu pedesaan keberadaan prasarana dan sarana transportasi tidak dapat ter- pisahkan dalam suatu program pembangunan. Kelangsungan proses produksi yang efesien, investasi dan perkembangan teknologi serta terciptanya pasar dan nilai selalu didukung oleh system transportasi yang baik. Transportasi faktor yang san- gat penting dan strategis untuk dikembangkan, diantaranya adalah untuk melayani angkutan barang dan manusia dari satu daerah ke daerah lainnya dan menunjang pengembangan kegiatan-kegiatan sektor lain untuk meningkatkan pembangunan nasional di Indonesia.

Peranan Transportasi

Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus menggunakan sumber daya alam yang menyediakan makanan dan minuman, pakaian, dan perumahan sebagai tempat tinggal dengan harapan untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan nyaman serta tenteram. Akan tetapi, keberadaan sumber daya alam di permukaan bumi tidak merata karena keadaan alam itu sendiri. Tidak ada satu wilayah di dunia ini yang dalam memenuhi kebutuhan akan sumber daya alam di wilayahnya berasal hanya dari wilayah itu sendiri, dengan demikian manusia harus melakukan transpor- tasi dengan melintasi berbagai kondisi alam.

Transportasi yang baik akan berperan penting dalam perkembangan wilayah terutama dalam aksesibilitas, adapun yang dimaksud dengan aksesibilitas adalah ke- mudahan dan kemampuan suatu wilayah atau ruang untuk diakses atau dijangkau oleh pihak dari luar daerah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Mudahnya suatu lokasi dihubungkan dengan lokasi lainnya lewat jaringan trans- portasi yang ada, berupa prasarana jalan dan alat angkut yang bergerak diatasnya. Pembangunan pedesaan semakin lambat dan terhambat karena kurangnya sarana transportasi yang ada (Margaretta, 2000).

2 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

Menurut Kadir (2006) pada jurnal perencanaan dan pengembangan wilayah wa- hana hijau, peran dan pentingnya transportasi dalam pembangunan ekonomi yang utama adalah tersedianya barang, stabilisasi dan penyamaan harga, penurunan har-

ga, meningkatnya nilai tanah, terjadinya spesialisasi antar wilayah, berkembangnya usaha skala kecil, terjadinya urbanisasi dan konsentrasi penduduk. Dampak negatif perkembangan transportasi antara lain : bahaya atas kehancuran umat manusia, hi- langnya sifat-sifat individual dan kelompok, tingginya frekuensi dan intensitas ke- celakaan, makin meningkatnya urbanisasi, kepadatan dan konsentrasi penduduk dan tersingkirnya industri kerajinan rumah tangga.

Tujuan transportasi dalam mendukung perkembangan ekonomi nasional antara lain :

1. Meningkatkan pendapatan nasional disertai dengan distribusi yang merata antara penduduk.

2. Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat dihasilkan pada konsumen, industri, dan pemerintah.

3. Mengembangkan industri nasional yang dapat menghasilkan devisa serta

mensuplai pasaran dalam negeri.

4. Menciptakan dan memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi masyarakat. Menurut Salim (2000) transportasi bermanfaat bagi masyarakat, dalam arti hasil-

hasil produksi dan bahan-bahan baku suatu daerah dapat dipasarkan kepada pe- rusahaan industri. Selain itu transportasi melaksanakan penyebaran penduduk dan pemerataan pembangunan. Penyebaran penduduk ke seluruh pelosok tanah air di Indonesia menggunakan berbagai jenis moda transportasi. Sementara menurut Daljoeni (2003) tentang peran transportasi dalam menghubungkan bahan baku ke konsumen : ‘Pengangkutan berperan penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen’.

Pengangkutan merupakan pendukung pergerakan manusia untuk melintasi ruang dan waktu di permukaan bumi ini, dimana kondisi permukaan bumi yang berbeda-beda karena faktor-faktor geografi sehingga dapat menjadi faktor pemba- tas satu daerah dengan daerah lainnya, untuk menghubungkan dan mengurangi perbedaan tersebut dibutuhkan satu faktor lain yang menjembatani keterbatasan ruang gerak manusia yaitu transportasi, untuk mendukung transportasi dibutuhkan alat angkut berupa kenderaan, sehingga perusahaan otomotif dapat memproduksi berbagai jenis kenderaan.

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 3

Sumber daya yang merata dan saling melengkapi memerlukan adanya transpor- tasi yang baik sebagai alat angkut dan penggerak kehidupan manusia. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Warpani (1990) pengangkutan diperlukan karena sumber- sumber kebutuhan manusia disuatu daerah tidak terdapat di setiap tempat. Dis- amping itu sumber daya yang dibutuhkan harus melalui tahapan produksi, di mana lokasinya tidak selalu terdapat ditempat manusia sebagai konsumen.

Menurut Nasution (2008) peranan pengangkutan mencakup bidang yang luas di dalam kehidupan manusia yang meliputi atas berbagai aspek, seperti aspek sosial dan budaya, aspek politis dan pertahanan, aspek hukum, aspek teknik, dan aspek ekonomi.

Kegiatan transportasi tidak terlepas dari biaya pengangkutan, yang dalam pen- gangkutan barang dan manusia atau penumpang sering disebut ongkos. Kegiatan transportasi merupakan bergerak dibidang jasa dengan menggunakan supir dan peralatan lainnya serta bahan bakar minyak sebagai bahan bakar untuk mengger- akkan alat transportasi, sehingga biaya transportasi sangat tergantung pada harga bahan bakar minyak, apalagi pada saat ini harga bahan bakar minyak terus menga- lami kenaikan. Untuk menghemat biaya transportasi, khususnya transportasi darat dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi jalan dan ketersediaan berbagai jenis dan jumlah angkutan umum yang disesuaikan dengan jarak tempuh sehingga dapat mempermudah penduduk dalam melakukan segala aktivitas.

prasarana dan sarana transportasi

Prasarana Transportasi

Prasarana adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. Jalan dan jembatan adalah prasaranan transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangu- nan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan merupakan prasarana yang sangat penting sebagai penunjang transportasi, dimana jalan merupakan wahana tempat terjadinya gerakan transportasi sehingga terjalin hubungan antara satu daerah dengan daerah lain, hal ini dikatakan oleh Morlok (1998) yang menyatakan bahwa pengertian jalan adalah salah satu ruang dimana gerakan transportasi dapat terjadi.

Jalan merupakan suatu kebutuhan yang paling esensial dalam transportasi. Tan- pa adanya jalan tak mungkin disediakan jasa transportasi bagi pemakainya. Jalan ditujukan dan disediakan sebagai basis bagi alat angkutan untuk bergerak dari suatu tempat asal ke tempat tujuannya. Unsur jalan dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, jalan air, dan jalan udara. Menurut Kadir (2006) jalan dapat diklasifikasi-

4 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 4 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

Ketentuan lebih jauh seperti diamanatkan oleh landasan hukum, seperti tercan- tum pada Peraturan Pemerintah, No. 34, Tahun 2006, tentang jalan dimana pasal 102 menyatakan bahwa jalan umum bisa dioperasikan manakala setelah ditetapkan memenuhi persyaratan layak fungsi secara teknis dan administrative sesuai den- gan pedoman teknis yang ditetapkan oleh menteri terkait (Kusnandar, 2009). Jalan memiliki faktor pendorong atau pendukung dengan standar atau kemampuan jalan menahan angkutan, kontruksi dan jenis jalan sehingga dapat diketahui jenis ang- kuatan yang dapat dan tidak dapat melewati jalan tersebut agar tidak terjadi kerusa- kan atau kecelakaan sehingga gerakan transportasi dapat berjalan dengan lancar.

Nasution (2008) mengatakan, salah satu faktor pendorong dan pendukung den- gan standar atau kemampuan jalan dalam menahan angkutan yang melintasnya. Menurut UU No. 1980 standar jalan baik tersebut didasarkan pada kelas dan permu- kaannya. Berdasarkan kelas jalan dibedakan atas :

1. Jalan kelas satu dengan daya dukung maksimal sepuluh ton dan lebar

rata-rata tujuh meter.

2. Jalan kelas dua dengan daya dukung atau kapasitas maksimal tujuh ton dan lebar rata-rata lima meter.

3. Jalan kelas tiga dengan daya dukung maksimal lima ton dan lebar rata-rata empat meter.

4. Jalan kelas empat dengan daya dukung maksimal tiga ton dan lebar rata-rata tiga meter.

Menurut Soemargono (1992), jalan menurut permukaannya ditentukan oleh ba- han-bahan yang dipergunakan serta teknik-teknik yang digunakan atau ditetapkan dalam pekerjaannya sehingga dibedakan atas:

1. Jalan berkonstruksi aspal yaitu jalan yang lapisan bawahnya diperkeras atau dipadatkan dengan beberapa lapisan batu, kerikil, dan tanah pasir sebagai lapisan penutup permukaan jalan dipergunakan aspal beton yang diproses melalui ketel dan tungku pemasak aspal.

2. Jalan berkonstruksi batu yaitu jalan yang hanya dibuat dari atau diperkeras MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 5 2. Jalan berkonstruksi batu yaitu jalan yang hanya dibuat dari atau diperkeras MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 5

3. Jalan tanah yaitu jalan yang belum pernah di tingkatkan dan hanya terdiri ta- nah saja.

Menurut Nasution (2008), berdasarkan peranannya klasifikasi jalan dikelompok- kan atas 5 golongan, sesuai dengan karakteristik masing-masing.

1. Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan umum utama dengan ciri per- jalanan jarak jauh, kecepatan tinggi dan jumlah jalan masuk yang membatasi se- cara efesien.

2. Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan menuju /keluar ke suatu tempat dengan ciri perjalanan jarak sedang dengan kecepatan yang sedang dan jumlah jalan masuk yang dibatasi.

3. Jalan lokal yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri perjalan- an jarak dekat dengan kecepatan rata-rata rendah atau lambat dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

4. Jalan akses yaitu melayani angkutan pedesaan, dengan ciri-ciri: perjalanan ja- rak sangat dekat, kecepatan sangat lamban, dan banyak jalan masuk persimpan- gan.

5. Jalan Setapak yaitu melayani perjalanan kaki, sepeda dan sepeda motor, serta umumnya belum beraspal.

Menurut Lemhmnas (1997), tersedianya prasarana jalan yang semakin baik dan luas akan memperlancar arus pengangkutan manusia dan barang serta memberikan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan penduduk. Maka dengan demikian prasarana jalan yang baik dan lancar akan menunjang kelancaran arus pengangku- tan manusia, barang dan jasa serta melancarakan hubungan antar kota dengan desa dan sebaliknya, dalam beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang nantinya akan lebih mensejahterakan kehidupan penduduk.

Dalam melancarkan hubungan antar-daerah, antar-desa, dan kota diperlukan perbaikan jalan baik jumlah maupun luasnya serta kualitasnya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bintarto (1984), yakni Perluasan jalur-jalur jalan yang men- ghubungkan desa dengan kota dan perkembangan di bidang transportasi sangat

6 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 6 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

1. Memajukan daerah terpencil

2. Melancarkan pemasaran hasil pertanian, perkebunan, pertambangan industri dan sumber daya alam lainnya.

3. Mendukung jalannya pemerintahan di daerah

4. Mendukung perkembangan pendidikan, pariwisata dan kebudayaan

5. Perbaikan tingkat kesehatan masyarakat

6. Menjaga kesatuan dan kedaulatan bangsa

7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

8. Membuka daerah-daerah yang baru Dengan begitu pentingnya manfaat transportasi bagi kehidupan manusia, me-

merlukan perhatian yang serius secara kontiniu dari pemerintah dengan melaku- kan pembangunan transporatsi antar wilayah yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan terutama yang berada di daerah- daerah.

Sarana Transportasi

Sarana adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. Menurut Miro (2008) masyarakat pelaku perjalanan (konsumen jasa transportasi) dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu :

1. Golongan Paksawan (Captive) merupakan jumlah terbesar di Negara berkem- bang, yaitu golongan masyarakat yang terpaksa menggunakan angkutan umum kar- ena ketiadaan mobil pribadi. Mereka secara ekonomi adalah golongan masyarakat lapisan menengah ke bawah (miskin atau ekonomi lemah).

2. Golongan Pilihwan (Choice), merupakan jumlah terbanyak di Negara-negara maju, yaitu golongan masyarakat yang mempunyai kemudahan (akses) ke kender- aan pribadi dan dapat memilih untuk menggunakan angkutan umum atau angku- tan pribadi. Mereka secara ekonomi adalah golongan masyarakat lapisan menengah ke atas (kaya atau ekonomi kuat)

Menurut Miro 2008 secara umum, ada dua kelompok besar moda transportasi yaitu :

1. Kenderaan Pribadi (Private Transportation), yaitu : Moda transportasi yang dikhususkan buat pribadi seseorang dan seseorang itu bebas memakainya ke mana saja, di mana saja dan kapan saja dia mau, bahkan mungkin juga dia tidak me-

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 7 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 7

2. Kenderaan Umum (Public Transportation), yaitu : Moda transportasi yang diperuntukkan buat bersama (orang banyak), kepentingan bersama, menerima pe- layanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan peraturan trayek yang sudah ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan para pelaku perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan tersebut apabila angkutan umum ini sudah mereka pilih.

Angkutan umum merupakan sarana angkutan untuk masyarakat kecil dan me- nengah supaya dapat melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan fungsin- ya dalam masyarakat.\ Warpani (1990), menyatakan bahwa angkutan umum pen- umpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan system sewa atau membayar. Menurut Bangun (1998), pengertian angkutan umum (public transport) adalah semua jenis model transportasi yang supply untuk kebutuhan mobilitas pergerakan barang dan orang, demi kepentingan masyarakat atau umum dalam memenuhi kebutuhannya, jenis angkutan berdasarkan peruntukannya terdiri dari angkutan umum dan angkutan penumpang, masing-masing dengan jenis kender- aan dan fasilitas yang berbeda.

Angkutan jalan adalah kenderaan yang diperbolehkan untuk menggunakan jalan. Angkutan jalan ini di antaranya adalah :

1. Truk adalah kenderaan bermotor yang beroda empat atau lebih yang

mengangkut barang dengan kapasitas lebih dari satu ton.

2. Pickup adalah kenderaan bermotor yang berdoa empat yang mengankut

barang dengan kapasitas muatan kurang dari satu ton.

3. Bus merupakan setiap kenderaan bermotor yang dilengkapi lebih dari

delapan tempat duduk tidak termasuk pengemudi, baik dengan maupun tanpa bagasi.

4. Mobil penumpang adalah setiap kenderaan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan atau tanpa bagasi.

5. Becak merupakan kenderaan bermotor beroda tiga dengan tempat duduk penumpang di samping pengemudi.

6. Ojek adalah kenderaan bermotor beroda dua. Fungsi sarana transportasi adalah untuk mengangkut penumpang dan barang

dari suatu tempat ke tempat lain, kebutuhan akan angkutan tergantung fungsi bagi kegunaan seseorang (personal place utility), maka bermunculan bermacam-macam

8 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 8 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

Jumlah kapasitas tersedia dibandingkan dengan kebutuhan terbatas, di samping itu permintaan terhadap jasa transportasi. Permintaan akan jasa transportasi ditu- runkan dari keinginan untuk mengikuti kegiatan yang berada diluar tempat tinggal mereka, dan dalam kasus untuk mengikuti kegiatan yang berada diluar tempat ting- gal mereka, dan dalam kasus untuk gerakan barang dari tempat dimana barang itu diambil, atau dibuat ketempat dimana dikonsumsi (Morlok, 1998).

Menurut Nasution (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jasa angkutan adalah sebagai berikut :

1. Harga jasa angkutan - Harga jasa transportasi melingkupi banyak macam bi- aya, dan bukan sekedar biaya jasa angkutan saja. Namun demikian sekadar untuk menyederhanakan pemikiran dan analisis, anggap saja bahwa tarif jasa angkutan hanya mencerminkan imbalan balas jasa terhadap pengangkutan agar dapat meli- hat kepekaan permintaan jasa angkutan terhadap perubahan harga/tariff

2. Tingkat pendapatan - Apabila tingkat pendapatan pemakai jasa transportasi makin meningkat, maka permintaan jasa transportasi makin meningkat pula karena kebutuhan melakukan perjalanan makin meningkat.

3. Citra atau image terhadap perusahaan atau moda transportasi tertentu - Apa- bila suatu perusahaan angkutan atau moda angkutan tertentu senantiasa memberi- kan kualitas pelayanan yang dapat memberi kepuasan kepada pemakai jasa trans- portasi, maka konsumen tersebut menjadi pelanggan yang setia. Dengan kualitas pelayanan yang prima, akan dapat meningkat citra perusahaan kepada para pelang- gannya.

Sedangkan menurut Salim (2000), untuk mengetahui jumlah permintaan akan jasa angkutan transportasi, perlu diketahui jumlah permintaan akan jasa-jasa trans- portasi yaitu sebagai berikut:

1. Pertumbuhan jumlah penduduk di suatu daerah, propinsi dan Negara akan menimbulkan pengaruh terhadap jumlah penggunaan jasa angkutan transportasi yang dibutuhkan (pertanian, perdagangan, perindustrian dan sebagainya).

2. Pembangunan Daerah, dalam pemerataan pembangunan dan penyebaran MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 9 2. Pembangunan Daerah, dalam pemerataan pembangunan dan penyebaran MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 9

3. Pemasaran Hasil Pertanian, hasil-hasil pertanian yang akan dipasarkan harus didukung oleh transportasi yang memadai, untuk melancarkan pemasaran hasil- hasil pertanian.

4. Industrialisasi, pembangunan industri akan membawa pengaruh terhadap penggunaan dan jenis jasa-jasa transportasi.

5. Transmigrasi dan Penyebaran Penduduk, penyebaran penduduk di Indonesia merupakan salah satu faktor yang menentukan banyaknya jumlah jasa angkutan yang dibutuhkan disetiap daerah di Indonesia yang harus dipenuhi oleh perusa- haan pengangkutan.

6. Analisa dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi adalah untuk me- menuhi permintaan akan jasa-jasa transportasi yang baik dan terarah, agar dapat memenuhi kebutuhan akan jasa angkutan yang diperlukan oleh masyarakat yang menggunakan jasa angkutan.

Mobilitas penduduk yang terjadi di suatu wilayah secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan jaringan transportasi sebagai pengangkutan, dan untuk kelancaran arus pengangkutan tidak lepas dari prasarana dan sarana transportasi yang memadai. Untuk mendukung semua hal tersebut memerlukan pembangunan yang terpadu dan terarah.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan berbagai aktivitas, baik fisik maupun psikhis guna memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal, yang kita ketahui berupa produksi, distribusi dan konsumsi yang merupa- kan kegiatan inti makhluk sosial. Salah satu rangkaian aktivitas itu berupa kegiatan menggunakan moda transportasi sebagai salah satu kebutuhan yang cukup pent- ing untuk menunjang kelancaran dalam bertansaksi ekonomi. Jika dilihat dari segi sosial dan budaya, transportasi berguna sebagai sarana untuk berhubungan dan saling mengunjungi sesama makhluk sosial yang saling membutuhkan. Sementara, bila dilihat dari sudut pandang politik dan pertahanan, alat transportasi dapat mem- perkokoh persatuan dan kesatuan, keandalan sistem dan sarana berhubungan ikut memperkokoh stabilitas politik suatu negara melalu aparat keamanan dan memberi rasa aman dan tentram.

Dari semua kegunaan transportasi di atas tentu sangat dibutuhkan suatu peng- aturan, pengawasan dan pengorganisasian yang apik dari suatu institusi agar man-

10 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 10 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

Menurut Setijowarno dan Frazila (2001), pergerakan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya mengikuti 3 (tiga) kondisi yaitu :

1. Pelengkap, relatif menarik antara dua atau lebih tujuan

2. Keinginan untuk mengatasi jarak, dimana sebagai perpindahan yang diu- kur dalam kerangka waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengatasi jarak dan teknologi terbaik untuk mencapainya

3. Kesempatan intervensi berkompetisi di antara beberapa lokasi untuk me- menuhi kebutuhan dan penyediaan. Untuk mencapai pergerakan yang cepat, aman, nyaman dan sesuai dengan kebutuhan akan kapasitas angkut maka diper- lukan suatu fasilitas atau prasarana yang mendukung pergerakan tersebut. Penye- diaan fasilitas untuk mendukung dari pergerakan tersebut menyesuaikan dengan jenis moda yang digunakan.

Pemilihan moda transportasi tergantung dan ditentukan dari beberapa faktor yang ada antara lain:

1. Segi pelayanan

2. Keandalan

3. Keandalan dalam bergerak

4. Keperluan

5. Keselamatan dalam perjalanan

6. Fleksibilitas

7. Biaya

8. Tingkat Polusi

9. Jarak Tempuh

10. Penggunaan bahan bakar

11. Kecepatan gerak Masing-masing moda transportasi menurut Setijowarno dan Frazila (2001),

memiliki ciri-ciri operasional yang berlainan yaitu dalam hal :

1. Kecepatan, menunjukkan beberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

bergerak antara dua lokasi

2. Tersedianya pelayanan (availability of services), menyangkut kemampuan

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 11 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 11

3. Pengoperasian yang diandalkan (dependability of operations), menunjukkan

perbedaan-perbedaan yang terjadi antara kenyataan dan jadwal yang ditentukan

4. Kemampuan (capability), merupakan kemampuan untuk dapat menangani segala bentuk dan keperluan akan angkutan

5. Frekuensi adalah banyaknya gerakan atau hubungan yang dijadwalkan

perMintaan dan penaWaran transportasi

Permintaan (Demand) Transportasi

Permintaan akan perjalanan mempunyai kemiripan dengan permintaan ekono- mi. Oleh karena itu permintaan atas jasa transportasi disebut sebagai permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi atau jasa lain. Menurut Setijowarno dan Frazila (2001), pada dasarnya permintaan atas jasa transportasi diturunkan dari :

1. Kebutuhan seseorang untuk berjalan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya un- tuk melakukan suatu kegiatan

2. Permintaan akan angkutan barang tertentu agar tersedia di tempat yang diinginkan. Dalam hal angkutan penumpang, karakter turunan dari kebutuhan dicerminkan pada perjalanan yang diadakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, seperti pergi bekerja, berenang ke pantai, dan sebagainya. Jadi faktor yang mem- pengaruhi jumlah perjalanan ke tempat tertentu adalah jenis kegiatan yang dapat dilakukan atau tingkat pencapaian tujuan perjalanan, dan biaya untuk mencapai tempat tujuan tersebut. Dengan kata lain bahwa perjalanan timbul karena aktifi- tas yang ada dalam masyarakat. Semakin banyak dan pentingnya aktifitas yang ada maka tingkat perjalanan pun meningkat.

Menurut Marvin (1979), bentuk tujuan perjalanan yang biasanya dipergunakan oleh perencana transportasi adalah :

a. Perjalanan Pekerjaan (work trip)

b. Perjalanan Sekolah (school trip)

c. Perjalanan Belanja (shooping trip)

d. Perjalanan Bisnis Pekerjaan (employer’s business trip)

e. Perjalanan Sosial (social trip)

f. Perjalanan Untuk Makan (trip to eat meal)

g. Perjalanan Rekreasi (recreational trip)

12 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

Besarnya permintaan transportasi berkaitan dengan aktivitas sosial ekonomi masyarakat, yakni sistem kegiatan yang biasanya dapat diukur melalui intensitas guna lahan. Hubungan yang terdapat pada sistem transportasi dan sistem tata guna lahan menurut Setijowarno dan Frazila (2001) yaitu:

a. Perubahan/peningkatan guna lahan akan membangkitkan perjalanan

b. Meningkatnya bangkitan akan menaikkan tingkat permintaan pergerakan yang akhirnya memerlukan penyediaan prasarana transportasi

c. Pengadaan prasarana akan meningkatkan daya hubung parsial

d. Naiknya daya hubung akan meningkatan harga/nilai lahan

e. Penentuan pemilihan lokasi yang akhirnya menghasilkan perubahan dalam sistem guna lahan

Masyarakat sebagai faktor utama dalam melakukan kegiatan perjalanan selalu ingin agar permintaannya terpenuhi. Menurut White (1976), permintaaan yang ada dari masyarakat akan pemenuhan kebutuhan transportasi dipengaruhi oleh :

a. Pendapatan masing-masing orang

b. Kesehatan

c. Tujuan dari perjalanan

d. Jenis perjalanan

e. Banyaknya penumpang (group/individual)

f. Perjalanan yang mendesak. Terpenuhinya permintaan akan kebutuhan transportasi ditimbulkan oleh ciri-

ciri perjalanan yang mempengaruhi pemilihan moda, di mana masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi dapat menggunakan moda yang ada. Faktor yang terda- pat dalam ciri perjalanan yang dimaksud yaitu :

1. Jarak perjalanan - Jarak perjalanan mempengaruhi orang dalam menentukan pemilihan moda. Makin dekat jarak tempuh, pada umumnya orang makin memilih moda yang paling praktis

2. Tujuan perjalanan - Tujuan perjalanan mempunyai keterkaitan antara keinginan-keinginan masing-masing orang dalam memilih moda yang diinginkan.

Permintaan akan transportasi timbul dari perilaku manusia akan perpindahan manusia atau barang yang mempunyai ciri-ciri khusus. Ciri-ciri tersebut bersifat ter- us dan terjadi sepanjang waktu. Ciri-ciri tersebut mengalami jam-jam puncak pada pagi hari di mana orang mulai mengadakan aktivitas dan sore hari pada waktu isti- rahat dari pekerjaan. Tidak hanya mengalami titik-titik puncak namun juga titik-titik

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 13 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 13

Penawaran (Supply) Transportasi

Dalam pendekatan mikro ekonomi standar, supply dan demand dikatakan be- rada pada kompetisi sempurna bila terdiri dari sejumlah besar pembeli dan penjual di mana tidak ada satupun penjual ataupun pembeli dapat mempengaruhi secara disporposional harga dari barang. Demikian juga dalam hal transportasi, dikatakan mencapai kompetisi sempurna bila biaya/tarif transportasi tidak terpengaruh oleh pihak penumpang maupun penyedia sarana transportasi. Dalam hal ini dapat dikat- akan bahwa supply dirasa cukup bila permintaan terpenuhi tanpa adanya pengaruh dalam tarif perjalanan baik dari penyedia transportasi maupun penumpang.

Permintaan adalah suatu fungsi positif dari biaya. Realita yang banyak terjadi transportasi ditawarkan pada tingkat harga tertentu, sehingga bagaimanapun penawaran akan transportasi ini sangat dipengaruhi oleh hargaharga yang terlibat. Harga terlibat misalnya biaya terminal (terminal cost) dan biaya pergerakan (move- ment cost). Penawaran jasa transportasi meliputi tingkat pelayanan dan harga yang bertitik tolak pada pemikiran bahwa kenaikan harga mengakibatkan meningkatnya jumlah yang dihasilkan dan ditawarkan untuk dijual. Tingkat pelayanan transportasi berhubungan erat dengan volume, seperti halnya dengan penetapan harga. Banyak sedikitnya penumpang yang ada tidak terlepas dari peranan pelayanan yang diberi- kan oleh pihak pemberi jasa transportasi kepada pemakainya yaitu penumpang.

Berkaitan dengan pelayanan angkutan orang menurut Marvin (1979), maka be- berapa faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut di atas yaitu :

a. Kecepatan

b. Kelengkapan

c. Keselamatan

d. Harga yang terjangkau

e. Frekuensi

f. Pertanggungjawaban

g. Keteraturan

h. Kenyamanan

i. Kapasitas

konsep perenCanaan transportasi

Konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang dan paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap. Model ini merupakan gabun-

14 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 14 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

1. Aksesbilitas - Aksesbilitas digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan menolong mengevaluasi alternatif perencanaan transportasi yang diusulkan, meru- pakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan dengan sistem jaringan yang menghubungkannya. Menurut Black (1981) aksesbilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan dalam berinteraksi satu sama lain dan “mudah” atau “susah” nya lokasi tersebut dica- pai melalui sistem transportasi yang ada.

2. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan - Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zone atau tata guna lahan, sedangkan tarikan pergerakan merupakan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zone.

3. Sebaran Pergerakan - Merupakan prakiraan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zone atau tata guna lahan yang lain. Tahap ini menghubungkan interaksi antara tata guna lahan, jaringan transportasi dan arus lalu lintas.

4. Pemilihan Moda - Jika interaksi yang terjadi antar tata guna lahan mengharus- kan terjadinya pergerakan, maka harus ditentukan dalam hal pemilihan alat angkut (moda transportasi) yang akan digunakan.

5. Pemilihan Rute - Pemilihan rute tergantung juga dari moda transportasi yang digunakan. Pemilihan moda dan pemilihan rute dilakukan bersama dengan alter- natif terpendek, tercepat dan termurah.

anGkUtan UMUM penUMpanG (aUp)

Dalam usaha memahami karakteristik pengguna angkutan umum, ada baiknya terlebih dahulu kita kaji dari karakteristik masyarakat sebagai pengguna jasa ang- kutan umum. Ditinjau dari pemenuhan akan kebutuhan mobilitasnya, masyarakat perkotaan dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu choice dan captive. Kelompok choice yaitu sekelompok orang yang mempunyai pilihan (choice) dalam pemenu- han kebutuhan mobilitasnya, yaitu pilihan dalam menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan angkutan umum. Kelompok captive yaitu sekelompok orang yang tergantung pada angkutan umum umtuk pemenuhan kebutuhan mobili- tasnya. Angkutan menurut UU No. 14 tahun 1992 tentang angkutan jalan adalah pemindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggu- nakan kendaraan. Angkutan umum penumpang menurut Warpani (1990) adalah

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 15 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 15

Tujuan utama angkutan umum penumpang adalah :

1. Menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat yaitu aman, cepat, murah, dan nyaman

2. Membuka lapangan kerja

3. Pengurangan volume lalu-lintas kendaraan pribadi Bagi perusahaan-perusahaan transportasi (operator) yang menghasilkan jasa

pelayanan transportasi kepada masyarakat pemakai jasa angkutan (users), maka pada prinsipnya terdapat empat fungsi produk jasa transportasi yang aman (safety), tertib dan teratur (regularity), nyaman (comfort), dan ekonomis. Untuk mewujudkan keempat fungsi produk jasa tersebut, fungsi manajemen transportasi bagi perusa- haan transportasi pada umumnya adalah :

1. Merencanakan kapasitas dan jumlah armada

2. Merencanakan jaringan trayek/lintas/rute serta menentukan jadwal keberangkatan

3. Mengatur pelaksanaan operasi armada dan awal kendaraan

4. Memelihara dan memperbaiki armada

5. Memberi pelayanan kepada penumpang dan barang

6. Melaksanakan promosi dan penjualan tiket

7. Merencanakan dan mengendalikan keuangan

8. Mengatur pembelian suku cadang dan logistik

9. Merencanakan sistem dan prosedur untuk meningkatkan efisiensi perusahaan

10. Melaksanakan penelitian dan pengembangan perusahaan

11. Menjalin hubungan yang erat dengan instansi-instansi pemerintah maupun instansi lainnya

Perencanaan Transportasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa peranan perencanaan transportasi sebe- narnya adalah untuk dapat memastikan bahwa kebutuhan akan pergerakan dalam bentuk pergerakan manusia, barang, atau kendaraan dapat ditunjang oleh sistem prasarana transportasi yang harus beroperasi di bawah kapasitasnya. Sistem prasa- rana transportasi terbentuk dari:

1. Sistem prasarana penunjang (jaringan jalan raya atau jalan rel).

2. Sistem manajemen transportasi (undang-undang, peraturan dan kebijakan).

16 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

3. Beberapa jenis moda transportasi dengan berbagai macam operatornya. Sedangkan tujuan dari perencanaan transportasi adalah meramalkan dan men-

gelola evolusi titik keseimbangan sejalan dengan waktu sehingga kesejahteraan so- sial dapat dimaksimumkan.Kajian perencanaan transportasi mempunyai ciri yang berbeda dengan kajian yang lain hal ini dikarenakan karena objek penelitian suatu kajian perencanaan transportasi cukup luas dan beragam. (Tamin, 1997) ciri kajian perencanaan transportasi ditandai dengan:

1. Multimoda, adalah kajian perencanaan transportasi yang selalu melibatkan lebih dari satu moda sebagai bahan kajian/ pergerakan manusia dan / barang yang melibatkan banyak moda.

2. Multidisiplin, adalah kajian perencanaan transportasi yang melibatkan banyak disiplin keilmuan karena aspek kajiannya sangat beragam, mulai dari ciri pergera- kan, penggunaan jasa, sampai dengan prasarana ataupun sarana transportasi send- iri. Biasanya melibatkan bidang keilmuan: rekayasa, ekonomi, geografi, penelitian operasional, sosial politik, matematika, informatika, dan psikologi.

3. Multisektoral, adalah kajian perecanaan transportasi yang melibatkan banyak lembaga atau pihak yang terkait yang berkepentingan dengan kajian perencanaan transportasi.

4. Multimasalah, adalah kajian perencanaan yang tentu saja menimbulkan multi permasalahan yang dihadapi mempunyai dimensi yang cukup beragam dan luas, mulai dari yang berkaitan dengan aspek pengguna jasa, rekayasa, operasional, ekonomi, sampai dengan aspek sosial.

Klasifikasi Jasa Transportasi

Transportasi menurut Kamaludin (1987) dalam Romli (2008) dapat ditinjau dari : Dari segi barang yang diangkut, sehingga transportasi dapat diklasifikasikan

menjadi:

1. Angkutan penumpang (Passanger), yaitu angkutan yang akan mengangkut setiap penumpang di antara lokasi-lokasi pada rute dengan ongkos yang sama tan- pa diskriminasi (Groosman 1959, dalam Morlok 1984)

2. Angkutan Barang (Goods), yaitu suatu angkutan yang mengangkut muatan tunggal atau jamak dari asal ke tujuan, naik untuk penugasan menerus ataupun un- tuk penuntasan bertahap.

MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI 17

3. Angkutan Pos (Mail), Angkutan muatan tidak langsung yang bertanggung- jawab atas transport muatan, menarik ongkosnya dan sebagainya, tetapi pada ke- nyataannya tidak mengangkut sendiri muatan tadi dari asal ke tujuannnya melaink- an kereta api atau perusahaan penerbangan yang mengangkut muatan tersebut.

Dari segi Geografis, Transportasi dapat diklasifikasikan:

a. Angkutan antar-benua, misal Asia ke Amerika.

b. Angkutan Kotinental (antar-negara), misal dari Perancis ke Swiss

c. Angkutan antar-daerah; misal dari Sulawesi ke Papua

d. Angkutan antar-kota; misal Mandonga ke Landono.

e. Angkutan dalam kota; misal angkutan kota, becak, bus kota, dan-lain. Dari sudut teknis dan alat pengangkutnya, Transportasi dapat diklasifikasikan;

a. Pengangkutan jalan raya. Contoh: Truk, Bus, Mobil, dan lain-lain

b. Pengangkutan jalan rel. Contoh: Kereta api.

c. Pengangkutan melalui air. Contoh: Kapal laut, Tongkang, Perahu, dan lain-lain.

d. Pengangkutan pipa. Contoh: pipa minyak tanah, bensin, dan air minum.

e. Pengangkutan udara. Contoh Pesawat terbang, Helikopter Unsur-unsur transportasi meliputi:

a. Ada muatan yang diangkut

b. Tersedia kendaraan sebagai pengangkutnya

c. Ada jalanan yang dapat dilalui

d. Ada terminal asal dan terminal tujuan

e. Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.

Sistem transportasi dari suatu wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang memungkinkan adan- ya pergerakan ke seluruh wilayah, sehingga (Santoso, 1996:1): terakomodasinya mo- bilitas penduduk, dimungkinkan adanya pergerakan barang, dimungkinkan akses ke semua wilayah. Pengangkutan memberikan jasa kepada masyarakat, yang disebut jasa angkutan. Jasa angkutan merupakan keluaran (output) perusahaan angkutan yang bermacam-macam jenisnya sesuai banyaknya jenis alat angkutan (seperti jasa pelayaran, jasa kereta api, jasa penerbangan, jasa angkutan bus dan lain-lain). Se- baliknya, jasa angkutan merupakan salah satu faktor masukan (input) dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian dan kegunaan lainnya (Nasution, 2003:16).

18 MANAJEMEN TRANSPORTASI DALAM KAJIAN DAN TEORI

ManajeMen transportasi

Sistem Manajemen Transportasi

Sistem manajemen transportasi (transportation management system) adalah rangkaian sistem atau pengelolaan terhadap moda transportasi oleh suatu kelom- pok atau golongan. Jasa transportasi merupakan salah satu faktor pemasukan (in- put) dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian, dan kegiatan ekonomi lainnya. Manusia sangat membutuhkan transportasi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beraneka ragam yang umumnya berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Kemudahan yang diperoleh karena transportasi bagi manusia adalah mu- dahnya mengatasi jarak antara sumber daya manusia dengan sumber daya alam atau barang produksi yang dibutuhkan manusia yang terletak pada masing-masing geografi.

Karena begitu pentingnya transportasi bagi kehidupan manusia, maka perlu di- lakukan pengelolaan atau manajemen transportasi yang baik. Pada umunya, mana- jemen transportasi menghadapi tiga tugas utama: