PANDUAN PELAKSANAAN SMA TERBUKA PROViNSI JAWA BARAT

PANDUAN PELAKSANAAN SMA TERBUKA PROViNSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 2017

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Jawa Barat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) tahun 2013-2018, memiliki visi “Membangun Masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing” dan Misi “Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Masyarakat Jawa Barat melalui Pendidikan yang unggul, Terjangkau, Merata, dan T erbuka”. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut pemerintah berencana menyediakan layanan pendidikan gratis jenjang pendidikan menengah.

Saat ini Provinsi Jawa Barat belum berhasil dalam hal pencapaian APM-APK sesuai dengan yang diharapkan. Data pada tahun 2015-2016 capaian APK pendidikan menengah Provinsi Jawa Barat 67,56%. (Nasional 76,45). Ada di peringkat ke 2 dari bawah, setelah Papua. Tahun 2016-2017 meningkat menjadi 76,62 (Nasional 81,95). Ada di peringkat ke 6 dari bawah. memiliki kesenjangan 10% dari target pencapain APK SM yang ditetapkan. Hal ini ditunjukkan masih terdapat 247.067 siswa yang tidak melanjutkan ke tingkat sekolah menengah. Pada tahun 2014-2015 berdasarkan data lulusan sekolah menengah pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs) sebanyak 703.747 siswa. Sedangkan daya tampung sekolah menengah hanya 469.567. Sehingga terdapat kesenjangan sebanyak 234.180 peserta didik yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke pendidikan menengah.

Untuk mengatasi kesenjangan dari segi daya tampung sekolah, pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan telah melaksanakan beberapa program unggulan diantaranya pembangunan ruang kelas baru (RKB), pembangunan unit sekolah baru (USB), sekolah petang dan program Paket C. Namun hasilnya belum maksimal membantu memenuhi target pencapaian APK-APM pendidikan menengah.

Selain karena kondisi fisik sekolah menengah di Jawa Barat yang belum memiliki daya tampung yang sesuai dengan kebutuhan, ada faktor lain yang menyebabkan angka partisipasi sekolah menengah ini belum sesuai dengan harapan. Di antaranya, rendahnya status ekonomi orang tua atau masyarakat dan keterpencilan tempat Selain karena kondisi fisik sekolah menengah di Jawa Barat yang belum memiliki daya tampung yang sesuai dengan kebutuhan, ada faktor lain yang menyebabkan angka partisipasi sekolah menengah ini belum sesuai dengan harapan. Di antaranya, rendahnya status ekonomi orang tua atau masyarakat dan keterpencilan tempat

Dalam upaya mempercepat pencapaian APK-APM pendidikan menengah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengembangkan program SMA terbuka yang menggunakan pendidikan Jarak Jauh. Perkembangan ilmu pendidikan yang sangat

cepat menuntut proses belajar sepanjang hayat. Untuk itu penciptaan sistem pendidikan dan lingkungan belajar yang fleksibel sangat dibutuhkan. Sistem pembelajaran jarak jauh telah menjadi sebuah inovasi yang berarti dalam dunia pendidikan di abad ke dua puluh satu ini. Sistem pembelajaran jarak jauh telah menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan belajar dan berbagai macam tipe peserta didik

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang "Sistem Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat pada BAB VI, Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31 berbunyi : (1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; (2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular; (3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan; (4) Ketentuan mengenai penyelenggarakan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah

Program SMA terbuka dikembangkan dari SMA yang sudah ada dengan membuka tempat kegiatan belajar (TKB) di daerah-daerah tertentu yang tidak dapat terjangkau oleh SMA/SMK/MA.

Untuk menyelenggarakan Program SMA Terbuka, dibutuhkan sebuah pedoman yang dapat memberikan arah untuk pelaksanaan yang wajib dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program SMA Terbuka.

B. Dasar Hukum

Berikut ini peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait PJJ pada pendidikan menengah.

1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh dan Bagian Kesebelas Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.

2. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Bab VI Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh dan Bab VII Penyelenggaraan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.

3. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia.

4. Permendikbud No. 72 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus.

5. Permendikbud No. 119 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Pendidikan Dasar dan Menengah.

7. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah 1670/D/LK/2014 Tentang Pelaksanaan Sekolah Terbuka Pada Jenjang Pendidikan Menengah.

C. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan SMA Terbuka ini adalah untuk memberikan layanan pendidikan melalui perluasan akses bagi masyarakat Jawa Barat yang belum terlayani di sekolah reguler, dan terkendala oleh: a) kondisi geografis, b) keterbatasan waktu, c) kondisi ekonomi, d)kondisi sosial budaya, sehingga dapat memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan jenjang Menengah yang bermutu.

D. Sasaran

Sasaran pedoman pelaksanaan SMA Terbuka ini adalah:

1. Kepala SMA penyelenggara SMA Terbuka, pendidik, tenaga kependidikan, para pemangku kepentingan ( stake holders) dan mitra sekolah penyelenggara PJJ (DU/DI);

2. Peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.

II. PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN SMA TERBUKA

A. Gambaran Umum

Perkembangan ilmu pendidikan yang sangat cepat menuntut proses belajar sepanjang hayat. Untuk itu penciptaan sistem pendidikan dan lingkungan belajar yang fleksibel sangat dibutuhkan. Sistem pembelajaran jarak jauh telah menjadi sebuah inovasi yang berarti dalam dunia pendidikan di abad ke dua puluh satu ini. Sistem pembelajaran jarak jauh telah menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan belajar dan berbagai macam tipe peserta didik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang "Sistem Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat pada BAB VI, Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31 berbunyi : (1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; (2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular; (3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan; (4) Ketentuan mengenai penyelenggarakan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Dalam Permendikbud No 119 tahun 2014 dinyatakan bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dasar dan menengah. Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri, belajar tuntas menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan, dan/atau menggunakan teknologi pendidikan lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap individu dapat memperoleh akses terhadap pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan kesempatan bekerja. Selain akses, dalam meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap individu. Sifat massal yang dimiliki sistem PJJ dalam mendistribusikan pendidikan berkualitas yang terstandar dengan menggunakan TIK, standardisasi capaian pembelajaran (learning outcomes), materi ajar, proses Dalam Permendikbud No 119 tahun 2014 dinyatakan bahwa PJJ diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dasar dan menengah. Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri, belajar tuntas menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan, dan/atau menggunakan teknologi pendidikan lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap individu dapat memperoleh akses terhadap pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan rumah, pekerjaan, dan tidak kehilangan kesempatan bekerja. Selain akses, dalam meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap individu. Sifat massal yang dimiliki sistem PJJ dalam mendistribusikan pendidikan berkualitas yang terstandar dengan menggunakan TIK, standardisasi capaian pembelajaran (learning outcomes), materi ajar, proses

Provinsi Jawa Barat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) tahun 2013-2018, memiliki visi “Membangun Masyarakat yang berkualitas dan berdaya sai ng” dan Misi “Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Masyarakat Jawa Barat melalui Pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka”. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut pemerintah telah mencanangkan pendidikan gratis mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kondisi saat ini Provinsi Jawa Barat masih belum berhasil mencapai APM, yang secara nasional Provinsi Jawa Barat nilai APM menduduki posisi 2 terendah setelah Provinsi Papua. Data pada tahun 2013-2014 capaian APK pendidikan menengah Provinsi Jawa Barat memiliki kesenjangan 10% dari target pencapain APK SM yang ditetapkan, hal ini ditunjukan masih terdapatnya 247.067 siswa yang tidak melanjutkan ke tingkat sekolah menengah. Pada tahun 2014-2015 Berdasarkan data lulusan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs) sebanyak 703.747 siswa sedangkan daya tampung sekolah menegah hanya 469.567 sehingga terdapat kesenjangan sebesar 234.180 peserta didik yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah.

Untuk mengatasi kesenjangan dari segi daya tampung sekolah Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan telah melaksanakan beberapa program unggulan diantaranya pembanguan Ruang Kelas Baru (RKB), pembangunan unit sekolah baru (USB), sekolah petang dan program Paket C, tetapi hasilnya belum dapat memenuhi target pencapian APK-APM sekolah menengah.

Selain karena kondisi fisik sekolah menengah di Jawa Barat yang belum memiliki daya tampung yang sesuai dengan kebutuhan, ada faktor lain yang menyebabkan angka partisipasi sekolah menengah ini belum sesuai dengan harapan, diantaranya rendahnya status ekonomi orang tua atau masyarakat dan keterpencilan tempat tinggal siswa, baik secara sosial maupun geografis yang sulit untuk dijangkau oleh pelayanan pendidikan, baik melalui Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) maupun jenis pendidikan lainnya yang setingkat.

Untuk mempercepat pencapaian APK-APM SM, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, mengembangkan model SMA Terbuka dan PJJ pada SMK. Model Sekolah Terbuka dan PJJ pada SMK dikembangkan dari SMA dan SMK yang sudah ada dengan membuka Tempat Kegiatan Belajar (TKB) di daerah-daerah tertentu yang tidak dapat terjangkau oleh SMA/SMK/MA.

Istilah yang sering digunakan dalam SMA Terbuka adalah sebagai berikut.

1. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non-formal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

2. Sekolah terbuka adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari sekolah induk yang penyelenggaraan pendidikannya menggunakan metode belajar mandiri.

3. Pendidikan Menengah adalah lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, dan madrasah aliyah.

4. Sekolah Menengah Atas Terbuka (SMA Terbuka) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari sekolah menengah atas induk dengan menggunakan metode belajar mandiri, terbuka dan jarak jauh.

5. Peserta didik adalah anggota masyarakat tamatan SMP yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan jarak jauh.

6. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajaranya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain. (Permen 72 Tahun 2013).

7. Sekolah induk adalah sekolah yang memenuhi syarat untuk menjadi pembina dari satu atau lebih Tempat Kegiatan Belajar (TKB)

8. Tempat Kegiatan Belajar (TKB) adalah bagian dari satuan pendidikan berupa tempat atau ruang yang representatif untuk mendukung pelaksanaan kegiatan

pembelajaran

9. Bantuan belajar adalah segala bentuk kegiatan pendukung yang dilaksanakan oleh sekolah induk untuk membantu kelancaran proses belajar peserta didik berupa pelayanan akademis dan administrasi, maupun pribadi secara tatap muka maupun melalui pemanfaatan TIK.

10. Sumber belajar di SMA Terbuka adalah beragam bahan/sumber berbasis TIK yang digunakan dalam proses belajar.

11. Tutorial adalah bentuk bantuan belajar akademik yang dapat dilaksanakan baik secara tatap muka maupun melalui pemanfaatan TIK.

12. Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil proses belajar peserta didik baik secara tatap muka maupun berbasis TIK

13. Praktik adalah latihan keterampilan penerapan teori dengan pengawasan langsung menggunakan sarana dan prasarana yang memenuhi standar minimum.

14. Praktikum adalah tugas terstruktur dan berhubungan dengan validasi fakta atau hubungan antarfakta yang mendukung capaian pembelajaran secara utuh sesuai dengan persyaratan dalam kurikulum.

15. Guru bina adalah tenaga pendidik yang diberikan mandat oleh sekolah induk untuk menjadi guru pada SMA Terbuka ini sesuai dengan kompetensi dan aturan yang berlaku.

16. Tutor adalah tenaga pendidik dan kependidikan yang diberikan mandat oleh sekolah induk untuk melakukan pelayanan Pendidikan terhadap peserta didik di TKB.

17. Dinas Pendidikan Jawa Barat adalah Satuan Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang menangani Pendidikan. (Pergub tentang alih kelola)

B. Karakteristik SMA Terbuka Pada Pendidikan Menengah

Karakteristik utama SMA Terbuka yang dilaksanakan menggunakan pendidikan jarak jauh adalah keterpisahan pendidik dengan peserta didik, tetapi dimungkinkan adanya interaksi pembelajaran melalui pertemuan tatap muka dan daring yang terjadwal. Berdasarkan Permen 119 Tahun 2014, Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Terbuka

PJJ yang dilaksanakan pada pendidikan menengah memiliki karakteristik terbuka yang berarti pembelajaran pada program PJJ dilaksanakan secara fleksibel dalam hal tempat belajar dan cara belajar terorganisasi dalam sistem pendidikan formal.

2. Belajar mandiri

Belajar mandiri dalam program PJJ berarti proses pembelajaran diinisiasi oleh peserta didik dalam periode tertentu. Ketika belajar mandiri, peserta didik secara perorangan maupun berkelompok memanfaatkan berbagai sumber belajar. Daripada pendidik, sumber-sumber belajar tsb. lebih dominan dimanfaatkan oleh peserta didik. Akan tetapi, walaupun sumber belajar dimanfaatkan lebih domininan, peserta didik mutlak mendapatkan bimbingan atau bantuan belajar/tutorial sesuai kebutuhan.

3. Belajar tuntas

Belajar tuntas merupakan sistem belajar yang mengutamakan tingkat penguasaan pada level kompetensi tertentu bagi peserta didik (Permendikbud 119 Tahun 2014). Hal ini berarti dengan keluwesan dalam program PJJ, diharapkan peserta didik dapat tuntas dalam penguasaan kompetensi tertentu karena mereka memiliki akses terhadap sumber belajar dan layanan pembelajaran, serta memiliki waktu yang cukup untuk belajar. Untuk itu, dalam rangka mendorong ketuntasan belajar, bimbingan maupun bantuan belajar yang Belajar tuntas merupakan sistem belajar yang mengutamakan tingkat penguasaan pada level kompetensi tertentu bagi peserta didik (Permendikbud 119 Tahun 2014). Hal ini berarti dengan keluwesan dalam program PJJ, diharapkan peserta didik dapat tuntas dalam penguasaan kompetensi tertentu karena mereka memiliki akses terhadap sumber belajar dan layanan pembelajaran, serta memiliki waktu yang cukup untuk belajar. Untuk itu, dalam rangka mendorong ketuntasan belajar, bimbingan maupun bantuan belajar yang

4. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan atau

teknologi pendidikan lainnya. Dalam PJJ TIK dimanfaatkan untuk menyediakan bantuan belajar yang meliputi layanan akademis maupun layanan administrasi. Layanan akademis yang dimaksud adalah penyediaan sumber belajar sesuai standar nasional pendidikan, interaksi pembelajaran, maupun evaluasi belajar dapat memanfaatkan TIK dan atau teknologi pendidikan lainnya. Selain dimanfaatkan dalam pelaksanaan pembelajaraan, penyelenggara PJJ juga wajib memiliki dan mengembangkan sistem pengelolaan pembelajaran berbasis TIK.

C. Ruang Lingkup SMA Terbuka

SMA Terbuka diselenggarakan pada satuan pendidikan SMA dengan ketentuan:

1. diselenggarakan untuk satuan pendidikan;

2. diselenggarakan oleh SMA reguler dengan izin Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.

Ketentuan selanjutnya terkait pelaksanaan SMA terbuka pada jenjang menengah dilaksanakan berdasar Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1670/D/LK/2014 Tentang Pelaksanaan Sekolah Terbuka Pada Jenjang Pendidikan Menengah.

D. Penyelenggaraan SMA Terbuka

Berdasarkan Permendikbud 119 Tahun 2014, pengorganisasian PJJ dapat diselenggarakan dalam 3 modus seperti berikut.

1. Modus tunggal yang berarti satuan pendidikan menyelenggarakan program pendidikan hanya dengan moda jarak jauh.

2. Modus ganda yang berarti satuan pendidikan menyelenggarakan program pendidikan baik secara tatap muka maupun jarak jauh.

3. Modus konsorsium yang berarti terbentuknya jejaring kerja sama penyelenggaraan pendidikan jarak jauh lintas satuan pendidikan dengan lingkup wilayah nasional dan atau internasional.

Penyelenggaraan SMA Terbuka dilaksanakan sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri atas :

1. standar isi,

2. standar proses,

3. standar kompetensi peserta didik,

4. standar penilaian peserta didik,

5. standar pendidik dan tenaga kependidikan,

6. standar sarana dan prasarana,

7. standar pengelolaan,

8. standar pembiayaan.

Untuk itu, sistem pembelajaran di SMA Terbuka yang sesuai dengan SNP dilaksanakan sebagai berikut.

1. Penggunaan moda pembelajaran yang peserta didik dengan pendidiknya terpisah.

2. Penekanan prinsip belajar secara mandiri, terstruktur, dan terbimbing dengan menggunakan berbagai sumber belajar.

a. Belajar mandiri dalam program PJJ berarti proses pembelajaran diinisiasi oleh peserta didik dalam periode tertentu. Untuk dapat memicu peserta didik untuk belajar mandiri, guru/tutor menyediakan pemicu/inisiasi berupa pertanyaan- pertanyaan maupun penugasan-penugasan dengan memanfaatkan TIK.

b. Belajar terstruktur dan terbimbing dalam program PJJ berarti penyelenggara PJJ menyediakan layanan akademik berupa tutorial daring maupun tatap muka bagi peserta didik dengan dengan mengandalkan bimbingan guru/tutor secara langsung maupun tidak langsung ( virtual).

c. Media pembelajaran merupakan sumber pembelajaran yang lebih dominan daripada pendidik.

d. Pembelajaran tatap muka digantikan dengan interaksi program pembelajaran yang terkini mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, meskipun tetap memungkinkan adanya pembelajaran tatap muka secara terbatas.

III. PELAKSANAAN PENDIDIKAN JARAK JAUH PADA PENDIDIKAN MENENGAH

3. Luaran (Input)

1.1 Asupan Kasar (Raw Input)

2.1 Perencanaan

1.1 Peserta Didik

Pembelajaran

1.2 Kurikulum dan Bahan Ajar

2.2 Proses Pembelajaran

1.3 Sarana dan Prasarana

2.2.1 Belajar Mandiri

Bahan Ajar Digital/ Cetak

1.2 Asupan Instrumental (Instrumental Input)

2.2.2 Belajar Terbimbing (Tutorial)

Panduan Belajar

1.2.1 Sekolah Penyelenggara PJJ dan

TKB

Tutorial Tatap Muka

1.2.2 Sumber Daya Manusia

2.3 Evaluasi Hasil

Tutorial Daring

Belajar 1.2.3 Pembiayaan

2.1. Skema Penyelenggaraan SMA Terbuka

Secara umum diagram di atas menjelaskan komponen-komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada sekolah reguler maupun pada sekolah terbuka. Komponen-komponen tersebut terdiri atas komponen masukan ( input), proses ( process), luaran (output) yang interaksi antarkomponen tersebut terlihat pada diagram di atas. Secara lebih rinci ketentuan-ketentuan terkait pelaksanaan PJJ adalah sebagai berikut :

A. Peserta SMA Terbuka

Peserta didik yang mengikuti SMA Terbuka harus :

1. Memiliki ijazah SMP/MTs/Paket B.

2. Berusia antara 15 s.d 21 tahun saat mendaftar.

3. Memiliki keterbatasan sosial ekonomi, budaya, dan geografis serta keterbatasan waktu.

Ketentuan dan tata cara penerimaan peserta didik baru mengacu pada ketentuan yang berlaku. Dalam hal diperlukan pengaturan lain, ketentuan dapat ditambah oleh dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya. Sesuai dengan UU No 20 tahun 2003, setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:

1. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;

2. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;

3. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;

4. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;

5. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara;

6. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing- masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

Setiap peserta didik berkewajiban:

1. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;

2. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

B. Kurikulum dan Bahan Ajar

Kurikulum yang dilaksanakan pada program PJJ adalah kurikulum yang berlaku sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kurikulum dan beban belajar peserta didik di program PJJ sama dengan di program reguler, tetapi ada keluwesan (fleksibilitas) terkait cara dan tempat belajar. Sumber-sumber belajar dapat tersedia dalam bentuk sebagai berikut.

1. Bahan ajar cetak: modul, bahan belajar mandiri, buku ajar, poster, dll panduan pedoman penggunan modul.

2. Bahan ajar non cetak berbasis multimedia dapat dikembangkan secara mandiri oleh penyelenggara PJJ maupun memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di internet.

C. Sarana dan Prasarana

SMA Terbuka memiliki sarana dan prasarana pembelajaran atau sekurang- kurangnya akses terhadap sarana dan prasarana pembelajaran. TKB harus memiliki akses terhadap sarana dan prasarana pembelajaran. Sarana dan prasarana yang mendukung SMA Terbuka dapat disediakan oleh SMA Induk dengan bekerja sama dengan dunia usaha/dunia industri maupun institusi lain sebagai tambahan keterampilan yang diberikan di SMA Terbuka.

D. Sekolah Induk SMA Terbuka dan TKB

Sekolah Induk adalah SMA yang ditunjuk untuk melaksanaan program SMA Terbuka berdasarkan persyaratan yang berlaku. Dalam rangka mendukung terselenggaranya SMA Terbuka sesuai SNP, berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah nomor 1670/D/K/2014 dan permendikbud 119 Tahun 2014, penyelenggara PJJ wajib:

1. Memiliki dan mengembangkan sistem pengelolaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi;

2. Memiliki sumber daya atau akses terhadap sumber daya untuk menjamin terselenggaranya interaksi pembelajaran antara pendidik dan peserta didik secara intensif;

3. Menyediakan sumber belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan;

4. Menyediakan sumber daya praktik dan/atau praktikum atau akses bagi peserta didik yang memilih jurusan IPA/Bahasa;

5. Menyediakan panduan bagi pengguna sistem pengelolaan pembelajaran dan panduan pengembangan materi pembelajaran;

6. Menyediakan pedoman etika dalam berkomunikasi dan berinteraksi melalui internet (pedoman netiket);

7. Menyediakan panduan akademik dan administrasi lainnya yang diperlukan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan PJJ.

Penyediaan sumber daya dan fasilitas sebagaimana dimaksud di atas dapat dilaksanakan oleh sekolah Induk untuk peserta didik yang memilih jurusan IPA/Bahasa. Sekolah Induk juga menjalin kerja sama dengan praktisi, UMKM setempat untuk pemberian keterampilan yang dapat membantu peserta didik untuk Penyediaan sumber daya dan fasilitas sebagaimana dimaksud di atas dapat dilaksanakan oleh sekolah Induk untuk peserta didik yang memilih jurusan IPA/Bahasa. Sekolah Induk juga menjalin kerja sama dengan praktisi, UMKM setempat untuk pemberian keterampilan yang dapat membantu peserta didik untuk

Tempat Kegiatan Belajar (TKB) dalam program SMA Terbuka berperan sebagai tempat penyelenggaraan bantuan belajar bagi peserta didik yang terdaftar pada sekolah Induk dengan memberikan pelayanan akademik dan administrasi dalam rangka membantu kelancaran proses belajar dalam program SMA Terbuka sesuai aturan yang berlaku. Bantuan belajar yang dimaksud dapat dilaksanakan secara pribadi maupun berkelompok, secara daring maupun luring.

TKB dapat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam rangka menjamin ketersediaan bantuan belajar dan penyelenggaraan proses pembelajaran, dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan sekolah Induk.

E. SMA TERBUKA Penetapan Sekolah Induk Penetapan sekolah induk dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat setelah melalui tahapan :

a. Study kelayakan mengenai :

1) Akreditasi minimal B

2) Kelengkapan sarana prasarana sekolah termasuk kelengkapan sarana TIK;

3) Kuantitas dan kualitas PTK;

4) Adanya calon peserta didik yang belum terlayani sekolah

5) Adanya partisifasi warga sekitar terhadap sekolah

b. Surat Keputusan Izin Operasional dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Sekolah yang dicalonkan untuk menjadi sekolah induk harus mengusulkan proposal untuk memperoleh izin operasional kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

1) susunan organisasi pengelola sekolah

2) daftar pendidik dan tenaga kependidikan (PTK);

3) data calon peserta didik dan peta lokasinya

4) rencana jumlah dan lokasi TKB;

5) rencana aksi pengembangan program minimal 4 tahun kedepan

F. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan SK per, struktur pengelola sekolah penyelenggara PJJ paling sedikit terdiri atas

1. Kepala sekolah/madrasah,

2. Guru/tutor,

3. Pengelola sekolah penyelenggara PJJ dan TKB, serta

4. Tenaga kependidikan.

Pendidik pada SMA Terbuka meliputi Guru bina dan tutor dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Guru bina pada SMA Terbuka bertugas sebagai

a. Perancang program pembelajaran,

b. Penyusun dan pengembang bahan ajar,

c. Penyusun dan pengembang media,

d. Pendistribusian bahan ajar dan media,

e. Penulis soal, tugas, dan evaluasi hasil belajar.

2. Dalam melaksanakan tugasnya, guru bina berkedudukan di sekolah Induk.

3. Guru bina merupakan guru yang terdaftar pada sekolah Induk dan mendapatkan surat tugas dari kepala sekolah Induk.

4. Guru bina memperoleh hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

5. Guru reguler yang belum memenuhi beban kerja guru 24 jam tatap muka perminggu dapat menjadi guru bina pada SMA Terbuka. Sebagai guru bina,

beban kerja nya akan diperhitungkan sebagai beban kerja guru sesuai dengan aturan yang berlaku.

6. Guru yang menjadi tutor pada PJJ adalah guru yang telah memenuhi paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satuan administrasi pangkalnya.

7. Guru bina pada SMA Terbuka sebagaimana dimaksud dihitung sebagai beban kerja guru untuk setiap 1 (satu) jam tatap muka sama dengan perhitungan 60% (enam puluh persen) dari 1 (satu) jam pembelajaran reguler untuk setiap peserta didik SMA

8. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau Guru Bimbingan Karir (BK) dari sekolah induk selain tugas pokoknya, diberi tambahan tugas memberikan motivasi, bimbingan, dan konseling/ bimbingan karir kepada peserta didik program SMA Terbuka.

9. Dalam pelaksanaan pembelajaran di TKB, guru dibantu oleh tutor yang telah diakui kompetensinya oleh sekolah induk. Beban kerja tutor sesuai dengan kebutuhan penugasan menggunakan sistem kontrak.

10. Tutor bertugas

a. Melakukan bimbingan belajar, pembimbingan praktik/praktikum, dan tugas-

tugas akademik lain mewakili dan atas tanggung jawab guru bina,

b. Membantu belajar peserta didik sesuai dengan pedoman penyelenggaraan tutorial,

c. Mendampingi dan memotivasi peserta didik untuk melaksanakan belajar mandiri.

11. Tenaga kependidikan pada program SMA Terbuka terdiri atas.

a. Pengelola. Seluruh perangkat sekolah reguler yang menyelenggarakan SMA Terbuka

b. bertanggung jawab terhadap pengelolaan program SMA Terbuka di sekolah tersebut.

c. Pengelola TKB; dan

d. Administrator.

G. Pembiayaan

1. Satuan Biaya

Satuan biaya untuk menunjang penyelenggaraan SMA Terbuka pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dihitung berdasarkan komponen biaya untuk peserta didik yang bervariasi tergantung jumlah peserta didik yang dikelola, dan komponen biaya tetap, yaitu komponen biaya untuk investasi dan pemeliharaan.

2. Komponen Pembiayaan

a. Biaya pengelolaan (manajemen)

1) Honor (bulanan) bagi: Pengelola DI tkb

2) Biaya transpor terdiri atas:

a) Biaya kunjungan guru bina sekolah induk ke TKB;

b) Biaya pembinaan (supervisi akademik dan administratif).

3) Honor Kegiatan Penunjang Akademik:

a) Pengawasan Ujian; dan

b) Kegiatan Remedial.

b. Barang persediaan:

1) Alat Tulis Kantor (ATK); dan

2) bahan praktik/praktikum.

c. Biaya Investasi untuk:

1) Pengembangan TIK;

2) Pengadaan peralatan praktik.

d. Biaya pemeliharaan untuk:

1) Peralatan TIK;

2) Peralatan praktik;

3) Gedung dan barang inventaris.

3. Sumber Dana

a. Pusat (APBN):

1) Bantuan Operasional Sekolah (BOS);

2) Bantuan Siswa Miskin (BSM); dan

3) Bantuan pendidikan lainnya.

b. Provinsi/Kabupaten/Kota:

1) BOS daerah;

2) Bantuan pendidikan lainnya.

c. Masyarakat dan Dunia Usaha

1) Sumbangan pendidikan

2) Sumbangan sukarela

3) Dana CSR perusahaan

H. Proses Pembelajaran

1. Ketersediaan akses terhadap sumber belajar bagi peserta didik dalam program SMA Terbuka harus dijamin oleh sekolah induk.

2. Kompetensi praktik, terutama praktik dasar kejuruan dilatihkan di SMK induk dalam sistem blok dan dalam kurun waktu relative singkat.

3. Beberapa mata pelajaran yang tidak dapat diajarkan melalui PJJ, dapat dilakukan di sekolah menggunakan system blok, menggunakan modul

4. Proses pembelajaran dilakukan melalui : 4. Proses pembelajaran dilakukan melalui :

b. Belajar terbimbing atau terstruktur dilaksanakan melalui tutorial yang dilakukan oleh tutor/guru bina dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam bentuk :

1) Tutorial daring

a) Tutorial daring adalah proses pembelajaran jarak jauh dimana interaksi peserta didik dengan guru bina/tutor maupun antarpeserta didik termediasi TIK.

b) Tutorial daring dilaksanakan melalui sistem pengelolaan pembelajaran dan dimanfaatkan pendidik untuk melakukan bimbingan, diskusi, tanya jawab, penugasan, praktikum, dan juga penilaian.

c) Tutorial daring menjadi proses belajar utama yang disediakan oleh sekolah penyelenggara PJJ maupun yang digunakan dalam proses pembelajaran oleh peserta didik dan guru/tutor.

d) Bantuan lain yang dapat membantu peserta didik belajar seperti menjawab pertanyaan tentang jadwal nilai, jadwal.

2) Tutorial tatap muka

a) Tutorial tatap muka dapat dilaksanakan di TKB serta sesuai dengan keberadaan peserta didik.

b) Tutorial tatap muka tidak sama dengan pembelajaran tatap muka karena tutorial didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik, bukan berdasarkan penjelasan dari guru.

c) Tutorial tatap muka dapat dilaksanakan untuk praktek atau praktikum dengan menggunakan sistem blok sesuai kubutuhan yang disyaratkan oleh kurikulum. Penyelenggaraan praktik juga dapat dilaksanakan di sekolah induk,.

I. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar peserta didik dalam program SMA Terbuka dilaksanakan melalui :

1. Tes Mandiri, yaitu penilaian pencapaian kompetensi secara mandiri (self- asessment) dengan mengerjakan tes yang disediakan pada tiap akhir uraian materi terintegrasi dalam modul. Capaian hasil belajar dihitung sendiri sesuai 1. Tes Mandiri, yaitu penilaian pencapaian kompetensi secara mandiri (self- asessment) dengan mengerjakan tes yang disediakan pada tiap akhir uraian materi terintegrasi dalam modul. Capaian hasil belajar dihitung sendiri sesuai

2. Tes oleh Guru, yaitu penilaian pencapaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru setelah peserta didik menyelesaikan satu atau beberapa unit modul. Tes ini dapat berbentuk Ujian Tengah Semester atau Ujian Akhir Semester. Ujian semester dapat dilaksanakan di Sekolah Penyelenggara PJJ atau di TKB.

3. Evaluasi Akhir

Peserta didik dalam program SMA Terbuka yang telah menyelesaikan seluruh modul dalam 6 semester, dapat mengikuti ujian akhir studi di Sekolah induk. Mekanisme Penilaian dan Evaluasi (menyesuaikan dengan Sekolah Induk). Penilaian hasil belajar siswa dengan model layanan PJJ Pada SMA Terbuka mengikuti pelaksanaan penilaian hasil belajar yang dilaksanakan oleh sekolah induk.

Penilaian akhir semester disusun oleh Guru bina/ tutor Sekolahinduk. penilaian akhir semester biasanya dilaksanakan secara serentak atau bersamaan waktunya dengan SMA reguler. Soal untuk masing-masing mata pelajaran non UN disusun oleh tutor /Guru Bina mata pelajaran yang bersangkutan dengan aturan seperti soal mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan.

Untuk siswa kelas 12 bisa diikutsertakan pada latihan Ulangan Dalam Jaringan (UDJ) sebagai persiapan menghadapi Ujian Nasional yang disiapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.

Dengan memperhatikan kondisi siswa dan TKB penilaian dilaksanakan oleh Tutor dan Guru bina secara fleksibel, dengan memperhatikan lima hal berikut;

1. Waktu yang disepakati antara peserta didik dengan Tutor dan Guru bina.

2. Tempat pelaksanaan penilaian (kelas di sekolah induk, TKB, ).

3. Sistem pembelajaran online/offline,modul cetak, modul digital, atau gabungan.

4. Kontent/materi yang diujikan.

5. Teknik penilaian yang digunakan.

J. Proses Pengelolaan

1. Pengelolaan pada program SMA Terbuka mengikuti aturan pengelolaan program reguler pada sekolah induk. Dimungkinkan ada pengelola khusus yang ditunjuk oleh kepala sekolah induk atau digabungkan dengan pengelolaan program reguler. Sementara itu, di TKB ada pengelola TKB.

2. Pembelajaran di SMA Terbuka menggunakan Sistem Pengelolaan Pembelajaran yang meliputi proses administrasi, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pengawasan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut.

a. Proses administrasi meliputi pendaftaran, pelaporan kegiatan belajar, kelulusan, dan sertifikasi.

b. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pembelajaran yang mengacu pada standar kompetensi lulusan dan kebutuhan peserta didik.

c. Pelaksanaan pembelajaran meliputi:

1) Belajar mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar;

2) Tutorial menggunakan berbagai sarana komunikasi sinkron atau asinkron;

3) Penugasan, pengumpulan, dan penilaian tugas, baik secara daring ( online) maupun luring ( offline);

4) Penilaian beragam kegiatan belajar; dan

5) Praktikum yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan perangkat lunak simulator dan/atau laboratorium.

3. Penilaian hasil belajar meliputi penilaian capaian pembelajaran sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

4. Pelaporan kegiatan belajar termasuk perekaman kegiatan pembelajaran.

5. Tempat Kegiatan Belajar (TKB), secara tersistem, merupakan bagian dari sekolah induk yang menjamin akses bagi peserta didik dalam penggunaan fasilitas untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Pengelola TKB bertindak sebagai koordinator SMA Terbuka setempat dan dapat bertindak sebagai representasi dari sekolah induk. Pengelola TKB ditetapkan oleh sekolah induk sesuai dengan aturan yang berlaku. Sekolah induk membuat:

a. Pedoman pelaksanaan kurikulum dalam bentuk panduan belajar dan pan- duan evaluasi serta kalender pendidikan;

b. Pembagian tugas bagi para guru bina/tutor ditetapkan dengan surat tugas sesuai mata pelajaran/bidang keahlian; b. Pembagian tugas bagi para guru bina/tutor ditetapkan dengan surat tugas sesuai mata pelajaran/bidang keahlian;

d. Tata tertib pengunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;

e. Tata hubungan sesama warga di sekolah induk, TKB, dan masyarakat;

f. Pedoman akademik dan administrasi lainnya yang dibutuhkan di sekolah induk

g. Program kerja sekolah induk.

6. Kerjasama dengan para mitra sekolah penyelenggara PJJ harus dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama secara resmi, termasuk dan tidak terbatas pada pemanfaatan sumber daya manusia bersama, pemanfaatan sarana prasarana bersama, dan atau pemanfaatan sumber belajar bersama.

K. Pelaporan, Evaluasi, dan Penjaminan Mutu

1. Pelaporan

Sekolah wajib melaporkan sekolah terbuka kepada Pemerintah, pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

2. Pembinaan

Pembinaan Sekolah Terbuka menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya meliputi pembinaan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, proses pembelajaran, dan kelembagaan.

3. Evaluasi

Evaluasi SMA Terbuka dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.

4. Penjaminan Mutu

Sekolah induk melaksanakan pemantauan dan evaluasi secara berkala yang dilaksanakan oleh Kepala sekolah yang kemudian akan diakreditasi sesuai dengan karakteristik PJJ.

Penjaminan mutu/kualitas penyelenggaraan PJJ didasarkan pada indikator sebagai berikut:

a. Dukungan institusi, antara lain untuk memastikan keamanan dan kehandalan sistem informasi serta pemeliharaan TIK.

b. Proses pengembangan sumber-sumber belajar antara lain dokumen panduan pengembangan dan pelatihan untuk para pengembang sumber belajar, kaji ulang dan revisi yang teratur, dan memastikan keterlibatan peserta didik.

c. Kegiatan pembelajaran, antara lain adanya panduan bagi peserta didik mengenai pembelajaran dan mata pelajaran yang dilaksanakan secara daring, analisis terhadap motivasi dan kemampuan awal peserta didik untuk berpartisipasi pada pembelajaran daring/ e-learning, fasilitasi untuk interaksi antara guru/tutor, peserta didik, dan sumber belajar, kesepakatan mengenai tenggat waktu untuk penyerahan tugas (kontrak pembelajaran), umpan balik untuk tugas-tugas, dan seterusnya.

d. Dukungan untuk guru/tutor serta fasiliatator antara lain bantuan teknis, pelatihan untuk pembelajaran daring, panduan mengenai akses data elektronis oleh peserta didik.

e. Dukungan untuk peserta didik, antara lain pelatihan awal pemanfaatan sistem daring, penyediaan berbagai informasi yang diperlukan, bantuan teknis selama pembelajaran berlangsung, dan penanganan pertanyaan dan keluhan peserta didik.

f. Dukungan dari institusi mitra sekolah penyelenggara PJJ, terutama dalam hal

penyediaan sarana praktik maupun proses penilaian sesuai kompetensi.

g. Penilaian dan evaluasi, antara lain evaluasi proses pembelajaran dan efektivitas program, data mengenai peserta didik yang mendaftar dan berpartisipasi sampai selesai program, dan kaji ulang terhadap capaian belajar secara periodik untuk memastikan manfaat, kejelasan dan kecocokan dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang disasar oleh program tersebut.

Mutu mata pelajaran yang ditawarkan di SMA Terbuka ditentukan oleh adanya ketepatan indikator berikut:

a. deskripsi mata pelajaran;

b. tujuan pembelajaran;

c. penilaian dan pengukuran;

d. sumber dan bahan pembelajaran;

e. keterlibatan peserta didik;

f. pemanfaatan teknologi;

g. dukungan untuk peserta didik; dan

h. kemudahan mengakses mata pelajaran tersebut.

5. Supervisi

a. Kepala sekolah penyelenggara SMA Terbuka sebagai penanggung jawab harus melaksanakan supervisi secara berkala.

b. Dinas Pendidikan melalui pengawas melaksanakan supervisi secara berkala ke sekolah penyelenggara SMA Terbuka dan TKB.

L. Luaran (Output)

Luaran SMA Terbuka adalah lulusan yang menguasai kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ditetapkan secara nasional. Setelah menyelesaikan pendidikan dengan program PJJ, lulusan disetarakan dengan lulusan sekolah regular.

IV. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK

A. Instansi/Unsur Yang Terlibat Dalam Penyelenggaraan di Pusat

1. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Ditjen Dikdasmen merupakan pimpinan sektor ( lead sector) pelaksanaan SMA Terbuka di pendidikan dasar dan menengah.

a. Direktorat Pembinaan SMA

Peran utama Direktorat Pembinaan SMA/SMK adalah:

1) memberikan dukungan kebijakan dan penyelenggaraan program pendidikan jarak jauh pada SMA/SMK;

2) mengoordinasikan penyediaan bahan ajar bagi peserta didik dan pegangan bagi pendidik;

3) memberikan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

b. Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

Direktorat Pembinaan PKLK bertanggungjawab dalam memberikan dukungan kebijakan dan penyelenggaraan sekolah terbuka.

2. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan bertanggung jawab dalam penyediaan dan pembinaan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah penyelenggara PJJ maupun TKB.

3. Pusat Teknologi dan Komunikasi (Pustekkom)

Berkoordinasi dengan direktorat teknis terkait, Pustekkom membantu dalam hal:

a. menyiapkan dan menyelenggarakan sistem pengelolaan pembelajaran secara daring bersama SEAMOLEC;

b. mengembangkan bahan ajar digital bagi peserta didik di SMA Terbuka bersama SEAMOLEC;

c. menyiarkan program pembelajaran melalui TV Edukasi; c. menyiarkan program pembelajaran melalui TV Edukasi;

e. menyosialisasikan prorgam SMA Terbuka melalui media daring (online);

f. mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi program SMA Terbuka secara daring bersama SEAMOLEC.

4. SEAMOLEC

Berkoordinasi dengan direktorat terkait, SEAMOLEC berperan membantu:

a. menyiapkan dan menyelenggarakan sistem pengelolaan pembelajaran secara daring bersama Pustekkom;

b. mengembangkan bahan ajar digital bagi peserta didik di SMA Terbuka bersama Pustekkom;

c. melatih “master teacher” dalam rangka menyiapkan pendidik (guru dan

tutor) SMA Terbuka;

d. mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi SMA Terbuka secara daring bersama Pustekkom.

B. Instansi/Unsur Yang Terlibat Dalam Penyelenggaraan di Daerah

1. Dinas Pendidikan Provinsi

Dinas pendidikan memiliki peran strategis dalam persiapan, pelaksanaan, dan keberlangsungan program PJJ pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan kewenangan yang dimilikinya, dinas pendidikan antara lain memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. mengeluarkan surat izin operasional penyelenggaraan program PJJ berdasarkan usulan dari calon sekolah penyelenggara PJJ atau sekolah induk, sesuai kewenangannya;

b. menyusun dan menetapkan pola pengelolalaan program PJJ;

c. menetapkan TKB berdasarkan usulan masyarakat/ calon sekolah penyelenggara PJJ;

d. mensosialisasikan program SMA terbuka kepada stakeholders;

e. menjamin ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan;

f. mendukung pembiayaan dan memfasilitasi ketersediaan sarana-prasarana pendukung; f. mendukung pembiayaan dan memfasilitasi ketersediaan sarana-prasarana pendukung;

2. Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan (BP 3)

a. Mensosialisasikan program sekolah terbuka dan SMK PJJ kepada Kepala SMP / Mts , Camat ,Lurah, Desa ,dan Tokoh Masyarakat

b. Memverifikasi SMA Terbuka dan SMK Penyelenggara PJJ

c. Memfasilitasi kerjasama dengan Kadin kab / kota , UMKM , KUD dan BLK

d. Melakukan Pendampingan Program Pendidikan Jarak Jauh Pada SMA dan SMK di wilayahnya .

3. Sekolah SMA Terbuka atau Sekolah Induk

SMA Terbuka atau sekolah induk berperan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan berbagai kegiatan yang terkait dengan program PJJ. Kegiatan- kegiatan yang harus dilakukan antara lain:

a. mengusulkan penyelenggaraan program PJJ berdasarkan:

1) hasil analisis kebutuhan Sumber Daya manusia sesuai dengan program/paket keahlian yang diperlukan di wilayah tertentu;

2) jaminan keberlanjutan program/paket keahlian sesuai dengan Sumber Daya yang tersedia dalam satu siklus pendidikan;

3) analisis pengembangan kapasitas sekolah penyelenggara PJJ termasuk kapasitas barang modal, pendidik dan tenaga kependidikan.

b. Menyusun program kerja sekolah berkaitan dengan PJJ yang memuat:

1) Kegiatan persiapan menjelang tahun ajaran baru

2) Pelaksanaan pengelolaan SMK PJJ

3) Monitoring evaluasi

4) Komitmen kepala sekolah

c. melaksanakan rekrutmen peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan;

d. melaksanakan sosialisasi program PJJ;

e. membina TKB;

f. melaksanakan seleksi dan registrasi peserta didik;

g. melaksanakan proses pembelajaran secara jarak jauh;

h. melaksanakan penilaian hasil belajar;

i. mengelola dan melaporkan hasil belajar, rapor dan lainnya; j. mengelola dokumen induk peserta didik; k. menerbitkan ijazah dan sertifikat kompetensi bagi peserta didik program

PJJ yang telah dinyatakan lulus ujian akhir studi; PJJ yang telah dinyatakan lulus ujian akhir studi;

4. Pengawas Sekolah

a. Pengawas sekolah bertugas melaksanakan supervisi dalam rangka pembimbingan dan pembinaan penyelenggaraan program PJJ, sesuai dengan kewenangannya.

b. pengawas sekolah bertugas melaksanakan pendampingan pada perencanaan pelaksanaan dan monitoring serta melakukan evaluasi secara berkala pada penyelenggaraan program PJJ ke Dinas Pendidikan Provinsi melalui bidang Pendidikan Menengah Kejuruan

5. Pengelola TKB

a. Memberikan layanan akademis dan konseling kepada peserta didik

b. TKB melayani maksimal 30 peserta didik dengan paket keahlian yang sama untuk SMK Penyelenggara

c. Menyusun jadwal tatap muka

d. Menyediakan bahan ajar berbasis IT pada server

e. Menyediakan 10 PC

V. PENGUSULAN PROGRAM SMA TERBUKA

A. Pengusulan Program SMA Terbuka

1. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Untuk itu, pembukaanProgram/Paket Keeahlian yang dilaksanakan dengan cara PJJ dilakukan oleh SMA, masyarakat, dan dunia usaha/dunia industri di Kota/Kabupaten di Jawa Barat.

2. SMA yang dapat membuka Program IPA atau Bahasa yang dilaksanakan dengan cara PJJ adalah SMA yang memenuhi persyaratan:

a. Memiliki akreditasi, sekurang-kurangnya B untuk swasta dan A dan B untuk SMA negeri

b. Telah menghasilkan lulusan program IPA;

1) SMA yang membuka Program IPA/Bahasa, sekurang-kurangnya sudah melaksanankan program tersebut selama 3 tahun pertama.

a) Mengizinkan pekerjanya untuk belajar di SMA dengan cara PJJ;

b) Ikut serta dalam penyesuaian kurikulum SMA Terbuka sesuai dengan kebutuhan siswa secara terstandar yang terdapat dalam Standar Kompetensi Lulusan SMA;

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI KONKRESI Fe DAN Mn PADA TEGAKAN JATI (Tectona grandis) DAN LAHAN BEKAS SAWAH DI KECAMATAN MANDE, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT Ratih Kurniasih, Paranita Asnur Staf Pengajar Agroteknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Guna

0 1 10

KARAKTERISTIK MORFOLOGI TANAH DI BAWAH TEGAKAN JATI (Tectona grandis) DAN LAHAN TERBUKA DI KECAMATAN MANDE, KABUPATEN CIANJUR, PROPINSI JAWA BARAT

0 2 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TB BARU DENGAN KETERATURAN BEROBAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS LUBUK TANJUNG KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2014 Ns. YUNIKE S.Kep., M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN JAWA KANAN SS KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR II KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Bambang Soewito, SKM.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

0 0 15

HUBUNGAN LINGKUNGAN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SLTP NEGERI 4 KOTA LUBUKLINGGAU KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I TAHUN 2013 SUSMINI,SKM.,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubun

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DAN GANGUAN POLA TIDUR DENGAN IMT PADA SISWA KELAS XI SMA Y BATURAJA D Eka Hasanto,. S.Kp,. M.Kes

0 0 5

HUBUNGAN FAKTOR ORANG TUA DAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU SEKSUAL BEBAS PADA REMAJA WANITA DI SMA N.3 DAN SMA METHODIST 1 PALEMBANG

0 0 6

PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Edisi Tahun 2016

0 0 173

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT DALAM NEGERI MAHASISWA LPTK

0 0 21

MAKALAH – MENGGUGAT EQUALITAS PELAKSANAAN ari wahyudi

0 0 9