HUBUNGAN LINGKUNGAN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SLTP NEGERI 4 KOTA LUBUKLINGGAU KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I TAHUN 2013 SUSMINI,SKM.,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubun

  

HUBUNGAN LINGKUNGAN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN

PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA

DI SLTP NEGERI 4 KOTA LUBUKLINGGAU

KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I

TAHUN 2013

SUSMINI,SKM.,M.Kes

  Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

  

ABSTRAK

  Sedangkan di Asia Indonesia menempati urutan kedua terbesar setelah Kamboja dengan presentasi perokok pria yaitu Kamboja 54%, Indonesia 53%, Vietnam 50%, Malaysia 49%, dan Thailand 39%, melihat data tersebut sangat memprihatinkan sehingga membuat pemerintah terus berupaya untuk menekan upaya kebiasaan merokok salah satunya dengan sistem pajak yang tinggi.

  . Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkungan dan faktor psikologis dengan perilaku merokok pada remaja di SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 tahun 2013.

  Jenis penelitian ini yaitu survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas VII, dan VIII SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau berjumlah 339 orang, dan diambil secara random sampling

  Hasil yang didapatkan yaitu ada hubungan yang bermakna antara lingkungan dengan perilaku merokok pada remaja di SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau Barat I tahun 2013 dengan ρ value = 0,002, dan ada hubungan yang bermakna antara faktor psikologis dengan perilaku merokok pada remaja di SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau Barat I tahun 2013 dengan ρ value = 0,000.

  Diharapkan kepada guru di SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau khususnya guru Budi Pekerti (BP) agar lebih mengawas perilaku pelajar supaya tidak merokok baik dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah karena berdasarkan hasil penelitian ini lingkungan remaja banyak yang perokok sehingga membuat remaja banyak juga yang merokok.

  Kata Kunci : Lingkungan, faktor psikologis, perilaku merokok Daftar Pustaka : 21 (2005– 2012)

PENDAHULUAN

  Hampir semua orang tahu dengan rokok, dengan bentuk silender kecil yang hanya merupakan gulungan kertas berisi tembakau ini sangat terkenal diseluruh dunia. Rokok merupakan zat aditif yang mengancam kesehatan karena didalamnya mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh. Badan kesehatan dunia (WHO) menerangkan bahwa dalam setiap kepulan asap rokok terkandung 4000 racun kimia berbahaya dan 43 diantaranya bersifat karsinogen atau merangsang tumbuhnya kanker. Beberapa zat yang berbahaya tersebut diantaranya tar, karbonmonosida dan nikotin (Istiqomah, 2012).

  Rokok menjadi masalah, karena membahayakan manusia. Disadari atau tidak rokok telah menggiring manusia pada kematian, yang tidak hanya disebabkan oleh kanker, penyakit paru-paru, kardiovaskuler, pembuluh darah, otak serta penyakit lainnya. menyatakan bahwa rokok pada saat ini telah muncul sebagai wabah penyakit baru, yang telah berhasil menyaingi dan menjadi unggulan pertama dari lain-lain penyakit, sebagai akibat ulah manusia sendiri. (Kemenkes RI, 2010).

  Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya (Wikipedia, 2008).

  Menurut Soekimin (2008) sifat toksik lain nikotin yang diketahui dalam jumlah kecil bisa memberi efek penenang tetapi juga bisa memberi efek merangsang, dalam jumlah besar sangat berbahaya, karena dalam dosis 20-50 grm dapat menyebabkan seseoarang berhenti bernapas atau lupa bernapas secara abadi, menghisap sebatang rokok dengan asapnya berarti menghisap 2-3 mg nikotin. Bahaya nikotin bagi yang tidak biasa merokok (termasuk perokok pasif) 1-2 mg nikotin memberi gejala-gejala pusing, mual, muntah, berkeringat, pedih didaerah lambung, menyebabkan penyempitan nadi, gangguan suplai darah kejantung, otak, dan otot penggerak tubuh, sehingga menurunkan prestasi belajar dan bekerja.

  Saat ini World Health Organitation

  (WHO) memperkirakan sekitar 1,2 miliar

  penduduk dunia merupakan perokok, dan 800 juta diantaranya terdapat di negara berkembang. Besarnya jumlah perokok tersebut menyebabkan angka kematian akibat merokok saat ini adalah 4 juta jiwa setiap tahun, yang berarti terdapat sekitar satu kematian dalam setiap 8 menit. Dalam studi yang dilakukan di Jepang, seperti yang diberitakan The Asahi Shimbun terbit 23 April 2004, didapatkan hasil bahwa 29% atau 80.000 orang pada pria dan 4% atau 5000 orang pada wanita penderita kanker di Jepang di sebabkan oleh rokok (Jaya, 2009).

  Sedangkan di Asia Indonesia menempati urutan kedua terbesar setelah Kamboja dengan presentasi perokok pria yaitu Kamboja 54%, Indonesia 53%, Vietnam 50%, Malaysia 49%, dan Thailand 39%, melihat data tersebut sangat memprihatinkan sehingga membuat pemerintah terus berupaya untuk menekan upaya kebiasaan merokok salah satunya dengan sistem pajak yang tinggi (Kemenkes RI, 2011).

  Di Dunia prevalensi jumlah perokok menurun 1,1% setiap tahunnya, akan tetapi di negara berkembang seperti Indonesia jumlah perokok 2,1% meningkat setiap tahunnya.

  Jumlah perokok di Indonesia menempati urutan terbesar keempat dunia dengan kekerapannya sekitar 60% pada laki-laki dan 40% pada perempuan (Jaya, 2009).

  Kebiasaan merokok justru dimulai pada usia yang sangat muda, jika dua puluh tahun yang lalu umur rata-rata seseorang mulai merokok adalah pada usia 16 tahun, tetapi estimasi sekarang seseorang mulai merokok pada usia remaja yaitu 12-14 tahun (remaja tingkat SLTP). Berdasarkan survey Yayasan Pelita Ilmu, lebih dari 3 juta remaja menggunakan rokok tembakau, dan dari keseluruhan tersebut hampir 20% adalah siswa SLTP. Bahkan data dari tiga tahun terakhir 30% dari jumlah anak SLTP adalah perokok aktif. Satu dari tiga siswa menjadi perokok permanen sampai dia dewasa dan meninggal pada usia yang sangat muda yang diakibatkan oleh penyakit yang disebabkan karena merokok (Subanada, 2011).

  Secara psikologis remaja SLTP berada pada tahapan perkembangan remaja awal.

  Periode masa remaja awal dikatakan sebagai masa transisi dimana jiwa anak masih labil.

  Hal ini disebabkan karena anak belum menemukan pegangan hidup yang mantap.

  Akibat labilnya jiwa anak, menjadikan mereka sangat sensitif terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, baik yang bersifat positif maupun negatif, salah satu sifat negatif dari remaja yaitu merokok (Soetjiningsih, 2012)

  Merokok pada remaja perlu mendapatkan perhatian khusus. Penurunan sumberdaya manusia dimasa yang akan datang menjadi sesuatu hal yang tidak mustahil terjadi yang disebabkan karena remaja terbiasa dengan perilaku yang tidak sehat, perilaku merokok pada remaja dapat menjadi bagian dari serangkaian sindrom perilaku bermasalah secara umum (Jaya, 2009).

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di dua SLTP yang berada di Kota Lubuklinggau yaitu SLTP Negeri 4 dan SLTP Negeri 7. Di SLTP Negeri 4 didapatkan informasi dari guru bimbingan konseling bahwa disekolah tersebut belum pernah dillakukan penelitian yang berkaitan dengan perilaku merokok siswa. Padahal dari beberapa permasalahan mengenai kenakalan remaja di SLTP Negeri 4 Lubuklinggau, merokok menjadi masalah karena pada suatu waktu dilakukan penggeledahan dalam tas siswa, didapatkan korek dan rokok dan hasil wawancara peneliti terhadap 20 orang siswa yaitu 15 siswa (75%) menyatakan sudah pernah merokok bahkan masih merokok sampai sekarang, sedangkan di SLTP Negeri 7 berdasarkan wawancara terhadap 20 orang siswa yaitu hanya ada 9 siswa (45%) yang menyatakan sudah pernah merokok.

  Di SLTP Negeri 4 berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang setiap kelasnya, siswa kelas IX didapatkan data bahwa ada 8 orang siswa yang merokok, hanya 2 orang yang tidak merokok. Adapun untuk kelas VIII ada 7 siswa yang merokok dan hanya ada 3 orang yang tidak merokok, dan untuk kelas

  VII ada 4 orang yang merokok dan ada 5 orang yang tidak merokok. Kebanyakan siswa di SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau merokok diluar lingkungan sekolah, mereka bergerombol disuatu tempat yang memang memudahkan mereka mendapatkan rokok.

  SLTP Negeri 4 memiliki kebijakan yang tertulis dalam peraturan sekolah dengan calon siswa mengenai larangan membawa ataupun merokok didalam maupun diluar lingkungan sekolah, termasuk sanksi tegas yang menjerat apabila larangan ini dilanggar oleh siswa.

  SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau merupakan instansi pendidikan yang berada di wilayah Lubuklinggau barat I, Instansi pendidikan ini merupakan sekolah negeri yang banyak diminati di wilayah Lubuklinggau. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang terdaftar di SLTP Negeri 4 Lubuklinggau. Jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 985 siswa dengan 488 siswa laki-laki dan 497 siswa perempuan. Dari 985 siswa tersebut terbagi menjadi 320 siswa kelas VII, 376 siswa kelas VIII, dan 289 siswa kelas IX (Data SLTPN 4 Kota Lubuklinggau, 2012).

  Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja yaitu ada beberapa faktor pemicu seperti pengaruh biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan.

  Dari keempat faktor tersebut faktor lingkungan dan faktor psikologis yang paling dominan karena dari faktor lingkungan yaitu pengaruh dari orang tua, teman, dan iklan rokok yang sering tampil dilayar televisi, dan dari faktor bertujuan untuk menjelaskan, situasi atau psikologis yaitu perasaan dengan merokok fenomena dalam menemukan ide baru. akan tampil lebih gagah (Subanada, 2011). Analitik yang digunakan dengan pendekatan

  Selain itu perilaku merokok merupakan Cross Sectional yaitu variabel Dependen dan perilaku yang dipelajari, sehingga perlu ada variabel Independen diteliti dalam satu waktu agen sosialisasi dalam proses munculnya atau secara bersamaan (Notoatmodjo, 2008). perilaku tersebut, dan lingkungan merupakan

  Populasi dalam penelitian ini adalah faktor penting yang pertama kali seluruh siswa laki-laki kelas VII, dan VIII memperkenalkan remaja terhadap perilaku SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau berjumlah merokok. Aktivitas merokok yang ada 339 orang. dilingkungan remaja menstimulasi remaja untuk mencoba hal yang sama agar diterima Sampel dalam penelitian ini diambil sebagai anggota dilingkungan tersebut dengan cara random sampling yaitu dengan (Subanada, 2011). mengambil kasus atau responden secara acak Atas dasar kenyataan data tersebut (Notoatmodjo, 2008). maka peneliti merasa perlu melakukan

  Untuk menentukan jumlah sampel penelitian tentang hubungan lingkungan dan pada penelitian ini, peneliti menggunakan faktor psikologis dengan perilaku merokok pada remaja di SLTP Negeri 4 Kota rumus besaran sampel menurut Nursalam Lubuklinggau Lubuklinggau Kecamatan

  (2008) sebagai berikut: Lubuklinggau Barat 1 tahun 2013 n = N

  1+N (d²)

  n = 339 1+ 339 (0,1²)

  Penelitian ini termasuk n = 339 n = 339 No Kelas Jumlah Siswa Sampel 4,39

  1 VII 173

  39 n = 77,2 n = 78 orang Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 77 orang.

  Keterangan: n = Sampel N = Populasi d = Derajat kepercayaan (0,1) Untuk membagi jumlah sampel dari 2 kelas yang ada, peneliti menggunakan rumus, sebagai berikut:

  NH N

  X n Keterangan: NH : Jumlah Siswa kelas VII,VIII.

  N : Jumlah populasi n : Jumlah sampel

  Tabel 1 Daftar Sampel Yang Diambil berdasarkan Kelas.

  2 VIII 166

  38 Instrumen pengumpulan data yang Jumlah 339

  77 digunakan adalah kuisioner Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu :

  Analisa Data

  a. Siswa laki-laki kelas VII dan VIII Pada penelitian ini, peneliti

  b. Bersedia menjadi responden mengolah data-data analisis data dengan c. Ada pada saat penelitian teknik yaitu:

  1. Analisa univariat

  Etika Penelitian Pengumpulan Data

  Analisa univariabel ini dilakukan untuk

  1. Sumber Data memperoleh gambaran distribusi sampel a. Data Primer menurut variabel Independen (Notoatmodjo,

  Data yang diperoleh dengan responden 2008). melalui pengisian lembar kuisioner.

  Untuk mengetahui distribusi

  b. Data Sekunder frekuensi dari tiap variabel dengan Data yang diperoleh dari Dinas menggunakan rumus perhitungan persentase

  Pendidikan dan SLTP Negeri 4 Kota (%) yaitu: Lubuklinggau.

  2. Teknik Pengumpulan Data

  n ¿ F ¿ ¿

  Pengumpulan data dilakukan sendiri

  ¿

  P = x 100 % Keterangan: oleh peneliti dengan cara menyebarkan P = Jumlah persen yang dicari kuisioner dan wawancara langsung kepada F = Jumlah frekuensi untuk tiap siswa. sistemik n = Jumlah objek penelitian

  ρ

  2. Analisa Bivariat Bila value ≤ 0,05, berarti Ha

  Variabel bivariat untuk melihat

  ρ

  diterima ada hubungan Bila value > hubungan variabel independen dengan variabel 0,05, berarti Ho tidak diterima tidak ada dependen, dalam penelitian ini uji statistik hubungan yang digunakan adalah uji chi square dengan

  Hasil Penelitian ρ

  tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) atau

  1. Analisis Univariat ≤ 0,05.

  Analisis ini dilakukan untuk mengetahui

  2

  distribusi frekuensi dan persentase dari tiap-

  | ( 0−E|−0,5 )

  2 ∑

  X = E tiap variabel, baik variabel independen

  atau (lingkungan dan faktor psikologis) dan variabel dependen (perilaku merokok pada remaja) maka didapatkan hasil sebagai berikut

  2

  a. Lingkungan

  1 N | adbc|− 2 n TABEL 1 ( )

  { } = DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT ( LINGKUNGAN DI SLTP NEGERI 4 KOTA a+b) ( c+d) (a+c) (b+d)

  LUBUKLINGGAU KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I TAHUN 2013 Keterangan :

  2 = Lingkungan Jumlah Persen (%)

  χ Chi square Ya 50 64,1

  O = Frekuensi yang diharapkan Tidak 28 35,9

  Jumlah 78 100 N = Jumlah seluruh sample

  Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa

  a, b, c, d = Nilai observasi sebagian besar faktor lingkungan di SLTP Derajat signifikan = 95 %

  Negeri 4 Kota Lubuklinggau Kecamatan Daya α = 0,05

  Lubuklinggau Barat I yang ada faktor lingkungan sebanyak 50 orang (64,1%), yang Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada faktor lingkungan 28 orang (35,9%). sebagian besar perilaku merokok pada remaja di SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau

  b. Faktor Psikologis Kecamatan Lubuklinggau Barat I adalah ya

  TABEL 2 sebanyak 50 orang (64,1%), dan yang tidak DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR PSIKOLOGIS DI SLTP NEGERI 4 ada 28 orang (35,9%).

  KOTA LUBUKLINGGAU KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I TAHUN 2013

  2. Analisis Bivariat Faktor Jumlah Persen (%) Analisis bivariat ini dilakukan untuk Psikologis

  mengetahui hubungan antara variabel Ya 45 57,7

  Tidak 33 42,3 independen (lingkungan dan faktor psikologis) Jumlah 78 100 dengan variabel dependen (perilaku merokok

  Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa pada remaja) dengan menggunakan uji statistik sebagian besar faktor psikologis di SLTP

  Chi Square test, yang digunakan tingkat

  Negeri 4 Kota Lubuklinggau Kecamatan kepercayaan ά = 0,05 bila value ≤ 0,05

  ρ

  Lubuklinggau Barat I adalah ya sebanyak 45 orang (57,7%), dan yang tidak ada 33 orang artinya ada hubungan dan bila ρ value > 0,05 (42,3%). artinya tidak ada hubungan.

  c. Perilaku Merokok Pada Remaja

  a. Hubungan lingkungan dengan perilaku TABEL 3 merokok pada remaja di SLTP N 4 Kota

  DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau

  SLTP NEGERI 4 KOTA LUBUKLINGGAU KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I Barat I tahun 2013.

  TAHUN 2013

  Perilaku merokok Jumlah

  Ya

  50 TABEL 4 Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau Barat DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT LINGKUNGAN DAN PERILAKU

  I Tahun 2013. Dari hitungan statistik MEROKOK PADA REMAJA DI SLTP N 4

  KOTA LUBUKLINGGAU didapatkan nilai odd ratio sebesar 5,479 yang KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I

  TAHUN 2013 artinya lingkungan remaja yang ada perokok Perilaku Merokok

  Ya Tidak

Tabel 5.4 hasil analisis hubungan antara

  Lingk Jumlah ungan n % n % n % lingkungan dengan perilaku merokok pada

  Ya 39 78,0 11 22,0 50 100 Tidak 11 39,3 17 60,7 28 100 remaja diperoleh pada responden yang

  Total 50 64,1 28 35,9 78 100 maka berpeluang sebanyak 5,479 kali untuk lingkungan ada perokok yaitu 39 (78,0%) juga mengalami perilaku merokok. mengalami perilaku merokok, sedangkan pada

  b. Hubungan faktor psikologis dengan responden yang lingkungan tidak ada perokok perilaku merokok pada remaja di SLTP

  Perilaku Merokok N 4 Kota Lubuklinggau Kecamatan

  Ya Tidak Fakto Jumlah r n % n % n %

  Lubuklinggau Barat I tahun 2013. Psiko logis

  TABEL 5.5 Ya 45 100 45 100

  DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT Tidak 5 15,2 28 84, 33 100

  FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SLTP N 4

  8 KOTA LUBUKLINGGAU KECAMATAN Total 50 64,1 28 35, 78 100

  LUBUKLINGGAU

  9 BARAT I TAHUN 2013 yaitu 11 (39,3%) yang mengalami perilaku merokok.

Tabel 5.5 hasil analisis hubungan

  Hasil uji statistik diperoleh nilai chi antara faktor psikologis dengan perilaku

  ρ

square, value = 0,002 < α = 0,05, merokok pada remaja diperoleh pada

  sehingga dapat disimpulkan ada hubungan responden yang mengalami faktor psikologis antara lingkungan dengan perilaku merokok ada 45 (100%) juga mengalami perilaku tidak mengalami faktor psikologis hanya ada Dari hasil penelitian yang telah 5 (15,2%) yang mengalami perilaku dilakukan di maka dapat diambil kesimpulan merokok. sebagai berikut:

  Hasil uji statistik diperoleh nilai chi

  1. Sebagian besar perilaku merokok pada

  ρ

square, value = 0,000 < α = 0,05, remaja di SLTP Negeri 4 Kota

  sehingga dapat disimpulkan ada hubungan Lubuklinggau Kecamatan antara faktor psikologis dengan perilaku Lubuklinggau Barat I adalah merokok merokok pada remaja di SLTP Negeri 4 Kota yaitu 50 responden (64,1%). Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau Barat

  2. Sebagian besar lingkungan di SLTP

  I Tahun 2013. Dari hitungan statistik Negeri 4 Kota Lubuklinggau didapatkan nilai odd ratio sebesar 6,6 artinya Kecamatan Lubuklinggau Barat I remaja yang mengalami faktor psikologis adalah perokok yaitu 50 responden maka berpeluang sebanyak 6,6 kali untuk (64,1%). mengalami perilaku merokok.

  3. Sebagian besar faktor psikologis pada remaja di SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau Barat I adalah mengalami yaitu 45 responden (57,7%).

  4. Ada hubungan yang bermakna antara lingkungan dengan perilaku merokok

  pada remaja di SLTP Negeri 4 Kota

  Kesimpulan

  Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau Barat I tahun 2013

  2. Bagi SMP Negeri 4 Kota Lubuklinggau dengan value = 0,002.

  ρ

  Diharapkan hasil penelitian ini dapat

  5. Ada hubungan yang bermakna antara memberikan informasi dan masukan bagi guru faktor psikologis dengan perilaku di SLTP Negeri 4 Kota Lubuklinggau merokok pada remaja di SLTP Negeri khususnya guru Budi Pekerti (BP) agar lebih

  4 Kota Lubuklinggau Kecamatan mengawas perilaku pelajar supaya tidak Lubuklinggau Barat I tahun 2013 merokok baik dilingkungan sekolah maupun di dengan ρ value = 0,000. luar sekolah karena berdasarkan hasil

  Saran

  penelitian ini lingkungan remaja banyak yang Berdasarkan dari penelitian yang telah perokok sehingga membuat remaja banyak dilakukan di SLTP Negeri 4 Kota juga yang merokok.

  Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau Barat

  3. Bagi Prodi Keperawatan I tahun 2013, maka penulis menyarankan

  Lubuklinggau kepada: Diharapkan hasil penelitian ini

  1. Bagi Dinas Pendidikan Kota bisa menjadi sumbangan Ilmiah bagi Lubuklinggau mahasiswa Program Studi Keperawatan

  Diharapkan hasil penelitian ini dapat Lubuklinggau, dan dapat dijadikan bahan memberikan gambaran tentang kenakalan masukan bagi peneliti yang berikutnya jika siswa sekarang ini, dan dapat mengambil melakukan penelitian yang sama. langkah-langkah pencegahan untuk meredam kenakalan siswa tersebut khususnya merokok,

  4. Bagi Peneliti karena dengan merokok bisa membuat siswa ilmu pengetahuan dan pengalaman di bidang Aliyah, 2011 Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang merokok. penelitian dan memenuhi tugas akhir di

  Diakses dari Program Studi Keperawatan Lubuklinggau

  

  DAFTAR PUSTAKA Epondok. 2008 Bahaya remaja merokok.

  Diakses dari Amstrong, S. 2011Pengaruh Rokok Terhadap

   Kesehatan. Arcan : Jakarta penyebab-remaja merokok/065114038

  Danusantoso. 2009 Rokok dan Perokok.

  Arcan : Jakarta Kemenkes RI, 2010 Rokok Diakses dari http:// www.kemenkes.go.id/rokok.html

  Istiqomah Umi, 2012 Upaya Menuju Generasi

  Tanpa Rokok. Seti Aji : Surakarta

  ___________,2011 Bahaya rokok bagi remaja

  sekolah. Diakses dari http://dinkes.go.id/

  Jaya Muhammad, 2009 Pembunuh berbahaya index.php/artikel-kesehatan/120-bahaya-

  itu bernama rokok. Riz’ma : rokok-bagi-remaja-sekolah.

  Yogyakarta Khoirul, 2009. Definisi lingkungan. Diakses

  Notoadmodjo, S, 2007. Promosi Kesehatan dari http://www.blogspot.co.id/definisi-

  dan Ilmu Perilaku, Rineka lingkungan.

  Cipta:Jakarta Muchtar, 2005 Faktor yang mempengaruhi

  _____________, 2008 Metodologi Penelitian

  seseorang. Diakses dari http:// Kesehtan,Rineka Cipta:Jakarta

  itsserenade.blogspot.com/2012/03/faktor

  • yang-mempengaruhi-seseorang.html Nursalam, 2008 Konsep dan Penerapan

  Metodologi Penelitian Ilmu

  Soetjiningsih, 2012 Faktor yang

  Keperawatan,PT Salemba Medika mempengaruhi perilaku merokok.

  Jakarta:Jakarta Diakses dari http://www.psychologymania.com/2012/

  Soekimin. 2008 Rokok, Kesehatan, Dan 08/faktor-penyebab-merokok.html.

  Generasi Muda. Yayasan Jantung

  Indonesia :Jakarta Subanada (2011) Faktor yang mempengaruhi

  seseorang mencoba rokok. Diakses dari

  Data SLTP N 4 Kota Lubuklinggau, 2012 http://itsserenade.blogspot.com/2012/03/ faktor-yang-mempengaruhi- Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, 2012. seseorang.html Agung, 2009 Dampak rokok bagi kesehatan.

  Sukendro, 2007. Bahaya remaja merokok. Dapat diakses:

  Diakses dari http://www.wordpress.com. Wikipedia, 2008. Bahaya rokok. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/bahaya- rokok.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DIET POLA MAKAN DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 H. Jhon Feri, S.Kep.Ns.M.Kes.RN Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Diet Pola Maka

0 0 13

HUBUNGAN PHBS DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN MEGANG SAKTI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEGANG SAKTI TAHUN 2014 NADI APRILYADI, S.Sos, M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Jurnal Kesehatan Keperawatan

0 0 9

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2016

0 2 32

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 SUSMINI,SKM.,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Pengetahuan dan Pola

0 0 10

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2016

0 0 45

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 YENI ELVIANI,SKM.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Ant

0 0 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TB BARU DENGAN KETERATURAN BEROBAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS LUBUK TANJUNG KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2014 Ns. YUNIKE S.Kep., M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN JAWA KANAN SS KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR II KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Bambang Soewito, SKM.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

0 0 15

TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TERHADAP TERJADINYA PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEGANG KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 CIKWI, SKM. M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Tingkat Pengetahuan Lansi

0 0 13

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI (HYGIENES) DI SMP NEGERI 3 KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 NADI APRILYADI,S.Sos,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes kemenkes Palembang ABSTRAK - Pengaruh Pola

0 0 9