Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Tanaman pada Balai Taman Nasional Gn. Merbabu Desa Tajuk Berbasis Web (Studi Kasus :Komunitas TUK(Tanam Untuk Kehidupan))

Pemanfaatan Sistem Informasi GeografisPemetaan
Tanaman pada Balai Taman Nasional Gn. Merbabu Desa Tajuk
Berbasis Web
(Studi Kasus :Komunitas TUK(Tanam Untuk Kehidupan))
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :
Dionisius Bramedya (672010083)
Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs.
Drs. Prihanto Ngesti Basuki, M.Kom

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015

2


3

4

5

6

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Pemetaan
Tanamanpada Balai Taman Nasional Gunung Merbabu
Desa Tajuk Berbasis Web
(Studi Kasus :Komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK))
1)

Dionisius Bramedya,2)Frederik Samuel Papilaya, 3)Prihanto Ngesti Basuki

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)dionisius.bramedya@gmail.com, 2)samuel.papilaya@staff.uksw.edu,
3)
ngesti@staff.uksw.edu
Abstract
Planting of trees is important that the preservation of the environment, natural resources
and maintaining the catchment area and water availability. In reserveringthe availability
of water and maintaining the environment, KomunitasTanam Untuk Kehidupan (TUK)
should consider planting locations where the land is still vacant, has been a forest fire,
and damaged trees. In this research, a geographic information systemusing Google Map
API and Google Fusion Tables API,is proposed to facilitate the volunteers determine the
location of the next planting. Google Map API is used to display the digital image
conservation area and Google Fusion Tables API as a databaseused to combine the data
that has been owned by the volunteers, so that they can see the visualization of digital
maps and the coordinate data in order to determine the next tree planting location.
Key Words :Geographic Information System, Google Map API, Google Fusion Tables
API.
Abstrak
Penanaman pohon merupakan hal penting agar terjaganya lingkungan, sumber daya alam,
dan menjaga wilayah resapan serta ketersediaan air. Dalam menjaga ketersediaan air dan
menjaga lingkungan, relawan Komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK) harus

mempertimbangkan lokasi penanaman dimana lahan gundul, telah terjadi kebakaran
hutan, dan pepohonan yang sudah rusak. Dalam penelitian ini, dibuat sebuah sistem
informasi geografis menggunakan Google Map API dan Google Fusion Tables API untuk
mempermudah para relawan menentukan lokasi penanaman selanjutnya.Google Map
APIdigunakan untuk menampilkan citra digital wilayah konservasi dan Google Fusion
Tables API sebagai basis data digunakan untuk menggabungkan data yang telah dimiliki
para relawan sehingga para relawan dapat melihat visualisasi peta digital serta data
koordinat lokasi pohon agar dapat menentukan lokasi penanaman pohon selanjutnya.
Kata Kunci:Sistem Informasi Geografis, Google Map API, Google Fusion Tables API.

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Staff PengajarFakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
3
Staff PengajarFakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

2

7


1.

Pendahuluan

Teknologi penginderaan jauh (remote sensing) telah merubah paradigma
visualisasi permukaan bumi kita dari fiksi ilmiah menjadi bukti ilmiah. Produk
teknologi penginderaan jauh yang berupa citra satelit dengan resolusi spasial yang
tinggi memberikan visual permukaan bumi dengan sangat detail. Penginderaan
jauh merupakan suatu teknik sekaligus ilmu untuk memperoleh informasi tentang
obyek dan berbagai fenomena di muka bumi tanpa melakukan persinggungan
langsung dengan obyek atau fenomena yang dikaji tersebut dengan menggunakan
wahana perekam elektromagnetis [1].Sampai saat ini pemanfaatan citra digital
sudah digunakan secara luas dalam bidang sumber daya alam, lingkungan,
kependudukan, transportasi dan kemiliteran.Bahkan dalam pemanfaatan citra
digital saat ini dapat menampilkan citra kedalaman bawah laut menggunakan
satelit. Selain itu Google Earth sebagai salah satu penyedia citra satelit gratis
dapat memberikan dan menampilkan informasi geografis permukaan Mars dan
Bulan [2].
Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra satelit tahun 2000[3]

terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta
hektar berada dalam kawasan hutan. Sedangkan berdasarkan catatan Kementrian
Kehutanan Republik Indonesia[4], sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan
Indonesia menyusut tiap tahun ditambah dengan kondisi pertumbuhan
kependudukan sekitar 1.49% setiap tahunnya[5]. Kejadian ini akan menyebabkan
perubahan hutan menjadi area perumahan sehingga timbul deforestasi hutan, yang
merupakan suatu kondisi dimana tingkat luas area hutan yang menunjukkan
penurunan baik dari segi kualitas dan kuantitas. Indonesia memiliki 10% hutan
tropis dunia yang masih tersisa. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan
aslinya sebesar 72 % [3].
Komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK) berdiri sejak tahun 2006
melakukan kegitan kampanye cinta lingkungan sejak tahun 2006[6]. Mulai tahun
2009 Komunitas TUK melakukan konservasi di daerah tangkapan air dengan cara
bersih–bersih di wilayah mata air, menanam pohon dan melakukan kampanye
untuk menghemat air. Pada tahun 2013 sudah lebih dari 20.000 tanaman baru
yang ditanam di wilayah tangkapan air di sekitar Gunung Merbabu. Pada tahun
1999, berdasarkan data Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Salatiga[7]
debit mata air Senjoyo sebesar 1.150 L/det, kemudian pada tahun 2009, menurun
sebesar 900 L/det. Setelah dilakukan konservasi mata air, pada tahun 2014 terjadi
kenaikan debit mata air Senjoyo menjadi 1.617 L/det. Inilah salah satu alasan

Komunitas TUK membutuhkan teknologi yang dapat membantu para relawan
dalam monitoring dan evaluasi daerah lahan kritis di sekitar Gunung Merbabu.
Permasalahan yang dialami Komunitas TUK di wilayah lahan kritis Balai
Taman Nasional(BTN) Gunung Merbabu adalah dalam menyajikan informasi
geografis lingkungan, kondisi pohon, jenis pohon serta lokasi pohon agar dapat
dilakukan monitoring, konservasi dan menentukan lokasi penanaman pohon
berikutnya oleh para relawan. Untuk dapat membantu para relawan maka tulisan
ini akan membahas mengenai penyajian informasi penanaman pohon dengan cara
menggunakan citra satelit untuk dapat menampilkan kondisi geografis dalam
bentuk WebGeographic Information System (WebGIS)pada BTN GunungMerbabu
8

Desa Tajuk, Getasan dengan luas lahan 55 Ha dan menggabungkannya dengan
data koordinat lokasi pohon berdasarkan data yang dimiliki para relawan sehingga
dapat mempresentasikan luasan wilayah yang sedang dikonservasi,
menggambarkan kondisi terakhir wilayah konservasi serta menampilkan lokasi
pohon dalam peta. Dengan visualisasi ini diharapkan para relawan dapat
mengawasi, menganalisa dan menentukan jenis pohon serta lokasi yang sesuai
untuk penanaman berikutnya agar masalah penggundulan hutan dapat diatasi
secara cepat, tepat dan terarah.

2.

Kajian Pustaka

Sistem Informasi Geografis sebelumnya sudah banyak digunakan, misalnya
dalam ‘WebGISPemetaan Lokasi Kuliner di Kota Salatiga’ oleh Danu Laksana[8].
Dalam penelitiannya Danu Laksana menggunakan Teknologi Asynchronous
JavaScript and XML (AJAX) dan dengan memanfaatkan layanan Google Maps
dapat memenuhi kebutuhan fungsional dari rancangan sistem meliputi informasi
peta kuliner, pencarian lokasi kuliner, dan resep masakan. Menurut Danu
Laksana, dengan teknologi AJAX mempercepat WebGIS dalam memberikan
informasi lokasi kuliner kepada pengunjung dan kemudahan pengelolaan data
WebGIS oleh admin terutama untuk pemetaan lokasi kuliner yang dibantu oleh
layanan Google Maps.Pada penelitian kedua oleh Dianing Dyas [9] yang berjudul
pemanfaatan google maps api dan jquery dalam pembuatan sistem informasi
geografis berbasis web. Sistem informasi geografis(SIG) yang dibangun dapat
memperlihatkan letak dan rute lokasi fotografi di kota Semarang. Sistem tersebut
dapat memberikan gambaran kepada masyarakat umum yang hendak mencari
lokasi pemotretan di Kota Semarang baik melalui peta yang ada, pencarian rute,
foto yang tersaji di dalam sistem dan juga informasi yang berkaitan langsung

dengan fotografi. Untuk menampilkan titik foto penelitian ini menggunakan
fungsi createMarker yang akan menampilkan titik lokasi foto. Jquery yang
digunakan dapat menghasilkan tampilan yang interaktif dan menarik. Penelitian
terakhir oleh Andreas Suryono [10] dengan judul sistem informasi flora dan fauna
taman nasional merapi menggunakan sistem terdistribusi dan google map. Sistem
ini terdistribusi karena menggunakan dua buah server sehingga jika data pada
database di salah satu wilayah konservasi mengalami kerusakan maka wilayah
tersebut masih berjalan dengan cara melakukan replikasi data dari serverdatabase
wilayah lain. Fitur layanan google map digunakan untuk memberikan visual letak
dan persebaran flora dan fauna yang berada pada wilayah konservasi dengan
menunjukkan polygonatau shapearea pada peta. Polygon atau shape area akan
menunjukkan persebaran flora dan fauna di lingkungan BTN Gunung Merapi
sehingga pengunjung dapat mengetahui vegetasi yang ada di sekitar lingkungan
BTN.
Pada penelitian pertama [8] menggunakan database relationalMySQL yang
fungsinya untuk menampilkan lokasi kuliner di kota Salatiga. Batasan yang
dimiliki databaseMySQL hanya dapat menampung 1000 koordinat dalam satu
format file Keyhole Markup language (KML). Penelitian kedua [9] simbol yang
ditampilkan
menggunakan

fungsi
createMarkerdan
menggunakan
databaseMySQL sehinggaGoogle Map akan melakukan load/menampilkan

9

marker atau simbol setiap koordinat sehingga membutuhkan cukup banyak waktu
dan proses, sedangkan dalam mendokumentasikan penanaman pohon
menampilkan titik pohon dengan fungsi layer queryfusion table sqlsehingga dapat
memvisualisasikan lokasi dengan koordinat yang cukup banyak dan responsif.
Google Fusion Tables merupakan Cloud Computing Databaseyang memiliki tipe
data spasial mampu menampung dan memvisualisasikannya dalam bentuk
tilesatau sudah melalui proses rendering dari server serta dapat langsung di
integrasikan dengan google map. Pada penelitian ketiga [10] kelemahan pada
aplikasi ini pengubahan data geografis pada google map masih dilakukan dengan
cara manual karena distribusi server hanya diletakan sekitar wilayah konservasi.
Untuk menampilkan persebaran flora dan fauna menggunakan shape area
sehingga dapat mengetahui batas wilayah persebarannya sedangkan dalam
dokumentasi penanaman pohon, persebaran pohon ditandai dengan simbol titik

karena dalam satu wilayah blok terdapat banyak pohon yang memiliki kriteria
yang berbeda - beda serta relawan cenderung lebih sulit dalam mengetahui
wilayah mana yang masih terjadi penggundulan hutan bila menggunakan shape
area untuk menunjukkan titik pohon.
Sistem Informasi Geografis(SIG) adalah sistem komputer yang bekerja
melalui proses penghimpunan, penyimpanan, manipulasi, analisis, visualisasi dan
query untuk menghasilkan informasi yang memiliki keterhubungan secara
geografis [11].Sistem Informasi Geografis memiliki kemampuan dasar sebagai
mapping system dengan kemampuan kartografinya dalam menjawab hal-hal
terkait analisis. SIG dapat didefinisikan sebagai perangkat lunak untuk
penyimpanan, pemanggilan kembali, transformasi dan displai data keruangan
permukaan bumi yang terdiri dari spasial, yaitu data yang berkaitan dengan
koordinat geografis (lintang, bujur dan ketinggian) dan atributyaitu data yang
tidak berkaitan dengan posisi geografisnamun memiliki hubungan antara data
spasial, atribut serta waktu[12]. Penggunaan SIG merupakan elemen penting
dalam implementasi sistem agar pengguna dapat melihat visual kondisi nyata
lokasi Balai Taman Nasional Gn. Merbabu melalui aplikasi tanpa harus
mendatangi langsung wilayah konservasi.
Dalam penerapannya, terdapat beberapa komponen utama SIG [13] yaitu
orang, data, aplikasi, hardware, software. Komponen orang merupakan pengguna

sistem yang dapat mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh
manfaat dari sistem. Komponen data yaitu informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna untuk mengolah data lewat aplikasi yang terdiri dari data spasial dan
data atribut. Komponen aplikasi merupakan prosedur-prosedur yang digunakan
untuk mengolah data menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
Pada komponenhardwaremerupakan perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem
yang mendukung penggunaan software. Komponen terakhir yaitu
softwaremerupakan program komputer yangdibutuhkan oleh sistem dengan
kemampuan mengelola, menyimpan, memproses menganalisis dan menampilkan
data spasial kepada pengguna

10

Gambar1 Komponen Utama GIS[13]

Dalam mengimplementasikan aplikasi WebGIS terdapat 3 komponen
analisis data yang harus diperhatikan yaitu citra satelit digital, GPS(Global
Positioning System)dan KML. Pencitraan satelit digital merupakan suatu
gambaran permukaan bumi yang direkam oleh sensor (kamera) pada satelit
penginderaan jarak jauh yang mengorbit bumi dalambentuk image (gambar)
secara digital dengan resolusi spasial yang tinggi dan memberikan visual
permukaan bumi dengan detail [1]. GPSdigunakan untuk menentukan dan
menunjukkan posisi suatu objek atau letak di permukaan bumi dengan bantuan
penyelarasan sinyal satelit. GPS ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan
sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyalditerima oleh alat penerima di permukaan
dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Komponen
terakhir yaitu Keyhole Markup Language (KML) adalah sebuah XML(Extensible
Markup Language) berbasis skema bahasa geografis untuk mengungkapkan
penjelasan dan visualisasi geografis muka bumi yang ada dengan format peta dua
dimensi dan tiga dimensi dalam bentuk earth viewer. Struktur KML disusun
berdasarkan standar internasional dari Open Geospatial Consortium.File KML
merupakan serangkaian fitur dari placemark, images, polygon, 3D models dan
textual description untuk ditampilkan di google earth, google map,atau
geobrowser yang menerapkan standar KML[14].
Layanan basis data google fusion tables APImerupakan eksperimen
visualisasi penyimpanan data online ciptaan google. Databasegoogle fusion tables
berbasis cloud computing sehingga dalam penyimpanannya menggunakan aplikasi
Google Drive.
Fusion Tables dibuat untuk mempermudah banyaknya operasi yang
dilakukan dalam databaserelasional, termasuk dalam integrasi dari beberapa
sumber tak sejenis, memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dalam data set yang
besar serta banyaknya fitur dan opsi untuk visualisasi data.
Fusion Tables memberikan kemudahan dan kecepatan dalam visualisasi
data spasial karena Fusion Tables memiliki tipe data koordinat dan memiliki
kemampuan untuk melakukan visualisasi data dalam bentuk tilesatau sudah
melalui proses rendering dari server[15].
3.

Metodologi Penelitian

Untuk dapat mewujudkan SIG penanaman pohon berbasis web terbagi
dalam kedalam empat langkah, yaitu langkah pertama adalah identifikasi masalah
yang dihadapi Komunitas TUK untuk mendokumentasikan kegiatan tanam pohon.

11

Pada tahap ini dilakukan wawancara kepada pengguna sistem untuk mendapatkan
informasi kebutuhan, gambaran alur dan tujuan system serta data-data pemetaan
wilayah lokasi penanaman dan lokasi titik pohon. Untuk kebutuhan data
pemetaan, sumber data diambil dari pemetaan yang sudah dilakukan oleh pihak
Komunitas TUK.
Langkah kedua perumusan dan analisis kebutuhan sistem/aplikasi
penanaman pohon. Pada langkah ini merancang prosedur dokumentasi titik pohon
serta foto lokasi di BTN. Gunung Merbabu. Prosedur perancangan aplikasi
disusun berdasarkan pada data-data yang sudah dimiliki oleh Komunitas TUK.
Langkah ketiga melakukan pendampingan implementasi sistem
dokumentasi penanaman pohon dengan cara simulasi serta melakukan pelatihan
kepada admin websiteagar pengelola websitemampu mendata pohon yang sudah
dilakukan penanaman di BTN. Gunung Merbabu.
Langkah keempat melakukan pendampingan operasional dan
maintenanceSIG penanaman pohon dengan memulai proses pengisian konten dan
menjalankan aplikasi untuk melengkapi kebutuhan sistem.
Model yang digunakan dalam merancang sistem informasi geografis
penanaman pohon berbasis web ini dengan model prototype. Prototype adalah
pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja dari aplikasi baru
melalui proses interaksi antara pengguna dan developer secara berulang – ulang.
Metode ini memungkinkan pemakai ikut serta dalam menentukan kebutuhan dan
pembentukan sistem apa yang akan dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pengguna. Model prototype ini juga sangat baik digunakan untuk
menyelesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat
pengguna tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya untuk
memperlancar proses SDLC(System Development Life Cycle)[16]. Bagan
prototype model dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Metode Prototype[16]

Gambar 2 merupakan alur prototypemodel, dimulai dari listen to customer,
buildataurevise mock-up dan customer test-drives mock-up. Pada tahap awal listen
to customer dilakukan analisa kebutuhan sistem dengan melakukan wawancara
kepada pengguna sistem. Pengumpulan data dibagi dalam tiga bagian yaitu, data
blok wilayah, data pohon, dan data foto lokasi. Data pemetaan batas blok wilayah
konservasi dilakukan dengan cara trackingdi wilayah konservasi
BTNGunungMerbabu menggunakan GPS selanjutnya data tracking diambil
menggunakan aplikasi Garmin MapSource.
Untuk data pohon metode yang digunakan dalam mengumpulkan data
pohon adalah membagi wilayah tersebut kedalam blok - blok yang disesuaikan
12

dengan citra digital, batas wilayah dari GPS, dan kondisi di lapangan. Selanjutnya
membagi kembali kondisi pohon yang baik dan tidak baik atau rusak dalam tiap
blok, mengambil koordinat lokasi pohon yang telah ditanam berdasarkan jenisnya
serta menghitung rata rata tinggi dan kondisi pohon tersebut. Bila dijabarkan
terdapat dua kategori pendataan koordinat lokasi pohon dengan GPS seperti yang
digambarkan pada tabel 1 dan tabel 2.
Pada tabel 1 dan tabel 2 pembagian kategori pendataan titik pohon ini
dilakukan agar admin tidak perlu memberikan perbedaan tanda pada GPS setiap
mengambil koordinat titik lokasi pohon dan mengolah data kembali pada aplikasi
Garmin MapSource.
Tabel 1 Kriteria pendataan koordinat pohon di lapangan dengan kondisi pohon baik
Variabel
Kriteria
Kondisi pohon
Baik
Kelompok Penanam
Sama
Jenis pohon
Sejenis
Tinggi pohon
Sama
Tanggal penanaman
Sama
Tabel 2Kriteria Pendataan Koordinat Pohon di Lapangan dengan Kondisi Pohon Buruk
Variabel
Kriteria
Kondisi pohon
Buruk
Kelompok Penanam
Sama
Jenis pohon
Sejenis
Tinggi pohon
Sama
Tanggal penanaman
Sama

Untuk mendapatkan data foto di lapangan dan memvisualisasikannya
kedalam peta terdapat dua data utama yang dibutuhkan, yaitu data koordinat
lokasi foto dengan GPS atau mengambil koordinat berdasarkan citra digital yang
sudah disediakan saat input data fotomap dan foto di lokasi koordinat GPS.
Pada tahap buildatau revise mock-up dilakukan perancangan disain sistem
dan prototype sistem dengan menggunakan Unified Modelling Language(UML)
dan ERD(Entity Relationship Diagram). Tujuan dari perancangan desain sistem
agar mudah dalam menjelaskan seluruh fitur dan fungsi sistem kepada pengguna.
Setelah perancangan desain sistem selesai selanjutnya mengembangkan prototype
sistem. Prototype pertama mengimplementasikan fungsi insert, update, delete.
Kelemahan pada prototype pertama belum memberikan visualisasi layer peta,
teknologi javascript, dan filter untuk kriteria visualisasi pohon yang ingin
ditampilkan pada peta.
Prototype kedua merupakan hasil perbaikan dari prototype sebelumnya.
Prototype kedua sudah mengimplementasikan teknologi javascript, memberikan
visualisasi peta, dan menampilkan filter kriteria untuk peta. Kelemahan prototype
kedua belum ada filter untuk menghilangkan layer pada blok wilayah, filter
kriteria kelompok penanam, dan proteksi sistem saat admin melakukan olah data.
Pada prototypekedua ditambahkan juga fitur filterpihak yang menanam serta

13

menampilkan umur pohon sesuai dengan tanggal penanaman berdasarkan
keinginan pengguna.
Prototype ketiga melakukan perbaikan dari kelemahan prototype kedua.
Setelah prototype ketiga sudah sesuai keinginan pengguna maka selanjutnya tahap
customer test-drives mock-up.
Pada tahap customer test-drives mock-up dilakukan uji coba sistem oleh
pengguna dalam hal ini adalah Admin. Jika setelah dilakukan uji coba tidak sesuai
dengan keinginan sistem maka kembali ke tahap perbaikan sistem dan
pengembanganprototype. Jika uji coba sudah sesuai dengan keinginan pengguna
maka sistem dinyatakan sudah berhasil dan siap digunakan.
Perancangan sistem pada aplikasi sistem dokumentasipenanaman pohon
dengan layanan Google MAP API dan Google Fusion API ini digambarkan
dengan UML. Pada penelitian ini, digunakan empatjenis diagram untuk
menggambarkan rancangan sistem.Diagram – diagram tersebut adalah use case
diagram untuk menggambarkan fungsionalitas sistem, activity diagram admin dan
pengunjung untuk menggambarkan aliran kerja dan proses bisnis sistem, sequence
diagram untuk menggambarkan skenario atau langkah menampilkan objek peta
dan entity relationship diagram(erd)databaseuntuk menunjukkan relasi tabel
dalam database.
Menambah Data Jenis
Pohon

Menghapus Data Jenis Mengubah Data Jenis Pohon
Menambah Data Kelompok
Pohon
Penanam




Menambah Data Pohon

Mengubah Data Kelompok
Penanam










Menghapus Data Pohon

Menghapus Data Kelompok
Penanam


Data Jenis Pohon


Data Pohon

Menambah Data Foto
Data Kelompok Penanam


Mengubah Data Pohon

Data Foto



Mengubah Data Foto

Menghapus Data Foto
Melihat Galeri

admin

Navigasi Peta
pengunjung

Melihat Peta

Filter Peta

Gambar 3Use Case Diagram

Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa Admin memiliki wewenang untuk
melihat peta, melakukan navigasi dan filterpeta, melihat galeri serta mengelola
data yaitu data pohon, data jenis pohon, data kelompok penanam dan data foto.
Sedangkan pengunjung hanya memiliki hak untuk melihat peta, melihat galeri,
melakukan filterdan navigasi peta tersebut.
Pada Gambar 4 Activity Diagram Admin menunjukkan bahwa Admin
diwajibkan login akun email Google untuk bisa mengelola data. Bila username
dan passwordemail Google valid maka Admin dapat melakukan aktivitas
selanjutnya sedangkan bila username dan passwordemailGoogle tidak valid maka
diarahkan kembali ke halaman login. Menu yang tersedia untuk Admin adalah
14

melihat peta, akses fitur wordpress, mengelola data pohon, mengelola data jenis
pohon, mengelola data kelompok penanam, mengelola data foto dan melihat
galeri foto.Apabila admin menggunakan fungsi filter peta, melihat galeri dan
mengelola data(tambah, ubah, hapus dan lihat) maka sistem akan memproses
input Admin dan menampilkan data kembali sesuai input Admin.
Admin

System

Buka Domain WebGIS TUK Admin
http://www.webgis.tanamuntukkehidupan.org/admin.php

Database

Serv ice

Menampilkan
Beranda(map)
Galeri
Foto

akses fitur
wordpress
Data Foto
Navigasi Peta
Data Pohon
tampil filter data
peta

Pilih fungsi
filter
Masukkan Alamat
Email dan Password

Data Kelompok
Penanam
Login

Pilih Data

Ubah
Data

Mengolah
Data

Data Jenis
Pohon

Tambah Data
Hapus
Data

Lihat
Data

Valid (dapat token)
memanggil service google untuk
validasi email dan password Google

Tidak Valid
Cek
Token

Tidak Valid
Valid(token aktif)
Jalankan query Fusion
Table sesuai pilihan

Tampilkan
Data

Selesai

Gambar 4 Activity Diagram Admin

Admin dapat keluar dari sistem tanpa logout karena menggunakan sistem token
yang memiliki waktu kadaluarsa, sehingga untuk mengelola data Admin
diwajibkan login kembali bila token sudah habis.
Pengunj ung

System

Buka Domain WebGIS TUK
http://www.webgis.tanamuntukkehidupan.org

Database

Tampilan Beranda
(peta)

akses fitur
wordpress

Galeri
Foto

navigasi peta

filter data
dalam peta

Jalankan query Fusion
Table sesuai pilihan

Pilih fungsi
filter
Selesai

tampil filter
data peta

Gambar 5Activity Diagram Pengunjung

Pada Gambar 5 Activity Diagram Pengunjung menunjukkan bahwa
Pengunjung dapat masuk kedalam sistem dengan membuka domainWebGIS TUK.
Setelah Halaman beranda terbuka, Pengunjung dapat mengakses fitur wordpress,
melihat galeri, melihat peta atau melakukan navigasi peta. Pengunjung dapat

15

memilih fungsi filter peta selanjutnya sistem akan memproses filter atau kriteria
data yang ingin ditampilkan pengunjung dan menampilkannya dalam peta.
Tampilkan
Peta

Website
: pengunjung

Tampil Layer
1(b...

Tampil Layer
2(titik pohon)

Tampil Layer
3(Foto Lokasi)

Tampil info window
(layer 1,2,3)

Tampil Legenda
Peta

Buka domain WebGIS
google.maps.Map()
firstLayer.setMap(map)
Tampilkan layer 1 pada peta
secondLayer.setMap(map)
Tampilkan layer 2 pada peta
thirdLayer.setMap(map)
Tampilkan layer 3 pada peta
google.maps.event.addListener(infoWindowHtml)
Tampilkan info window pada peta
new Legend(LegendDiv,map)
Tampilkan legenda pada peta
Tampilkan Peta

Gambar 6Sequence DiagramMenampilkan Peta

Gambar 6 menunjukkan langkah atau proses sistem dalam menampilkan
peta kepada pengunjung. Sistem akan menampilkan peta setelah pengunjung
membuka
websiteWebGISKomunitas
TUK
melalui
www.webgis.tanamuntukkehidupan.org. Setelah peta citra digital ditampilkan,
sistem akan menampilkan secara berurutan layer satu blok wilayah, layer dua titik
lokasi pohon dan menampilkan layer tiga yaitu foto lokasi. Bila layer sudah
ditampilkan maka sistem akan memasukkan info window yang memberikan
informasi dari titik dan polygon pada setiap layer peta. Proses terakhir sistem akan
menampilkan legenda peta pada bagian bawah kanan peta untuk menunjukkan arti
dari tiap petunjuk simbol peta.
Pada perancangan ini tipe database yang digunakan Cloud Computing
Database menggunakan layanan Google Fusion Table API. Aplikasi
WebGISpenanaman pohon memiliki lima tabel yaitu tabel kelompok penanam,
tabel blok wilayah, tabel jenis pohon, tabel statistik pohon, dan tabel foto lokasi.
Gambar 6 merupakan desain rancangan database pada sistem yang dibuat :
Foto Lokasi
PK

Statistik Pohon

ROWID

PK

idFoto
Koordinat Foto
Deskripsi
Tanggal
Judul

Kelompok Penanam

ROWID

PK

idStatistikPohon
Kelompok Penanam
Blok Wilayah
Koordinat Pohon
Jenis Pohon
Jumlah Pohon
Kondisi Pohon
Tinggi Pohon
Tanggal Pengecekan Terakhir

ROWID
idPenanam
Kelompok Penanam
Jenis Pohon

PK

ROWID
idJenisPohon
Jenis Pohon

Gambar 7Relasi Antar Tabel
Keterangan gambar :
Menandakan hubungan one to many

16

Blok Wilayah
PK

ROWID
Blok Wilayah
Luas
KML

Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa hubungan antara tabel kelompok
penanam dengan tabel statistik pohon adalah one to many yang menandakan
bahwa satu kelompok penanam dapat menampilkan banyak statistik pohon,
keduanya dihubungkan dengan field kelompok penanam. Pada tabel jenis pohon
memiliki hubungan one to many dengan tabel statistik pohon, keduanya
dihubungkan dengan field jenis pohon.
Dalam perancangan sistem informasi geografis pemetaan penanaman pohon
menggunakan layanan google fusion API [17] sebagai basis data dan layanan
google map API [17] sebagai visualisasi peta. Setiap layanan yang digunakan
memiliki batasan – batasan yang harus diperhatikan agar saat proses pembuatan
aplikasi tidak melanggar batasan – batasan yang menyebabkan aplikasi tidak
dapat berjalan dengan sempurna.
Untuk mendapatkan koordinat lokasi pohon membutuhkan GPS. GPS yang
digunakan memiliki kemampuan menyimpan file dengan format standar
GPX(GPS eXchange Format). Perancangan sistem juga harus mampu menyimpan
format Keyhole Markup Language (KML) yang merupakan standar format untuk
penyimpanan data geografis.
Setelah mengetahui ketentuan dan batasan layanan dalam pengambilan
koordinat lokasi, maka perhitungan struktur sistem dalam menyimpan data
koordinat pohon agar dapat memaksimalkan penyimpanan data yang saat ini
sudah terdapat sekitar 20.000 pohon di wilayah konservasi Gunung Merbabu dan
terus bertambah adalah dengan menyimpan 10 koordinat pohon tiap baris dengan
banyaknya baris berdasarkan dari banyaknya koordinat dalam satu format file
KMLatauGPX yang admin upload. Dengan cara ini sistem dapat menampung
sampai 1.000.000 koordinat pohon atau 100.000 baris data.
Dalam perancangan penyimpanan data foto dan menampilkan foto tersebut
ke dalam peta berdasarkan koordinat dibutuhkan server penyimpanan data foto,
basis data untuk menyimpan link foto dan peta atau citra digital untuk
menampilkan foto tersebut kedalam peta. Maka Perancangan WebGIS Penanaman
Pohon dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu server penyimpanan foto
menggunakan server dari http://www.tanamuntukkehidupan.org dengan
kemampuan menyimpan data mencapai 2GB.
Basis data untuk menyimpan link foto menggunakan google fusion tables
API. Link foto yang disimpan menggunakan tipe data text dengan format single
line image. Dengan format ini link yang disimpan akan ditampilkan dalam bentuk
gambar sesuai dengan link yang disimpan bila melihat data tabel melalui interface
google fusion tables API.
Untuk menampilkan foto tersebut kedalam peta menggunakan google map
API. Agar foto yang ditampilkan dapat tepat dan sesuai dengan lokasi
sesungguhnya dilapangan maka disediakan bantuan peta didalam form untuk
menentukan koordinat tepatnya lokasi pengambilan gambar selain menggunakan
GPS untuk penyimpanan koordinat saat pengambilan foto.

17

4.

Hasil Implementasi Sistem dan Pembahasan

Setelah melakukan perancangan design sistem dan membangun aplikasi,
dapat dilihat hasil perancangannya dengan desain halaman dan fitur sebagai
berikut :

Gambar 8Halaman Utama Pengunjung

Gambar 8merupakan tampilan awal saat pengunjung mengakses
domainhttp://webgis.tanamuntukkehidupan.org/ atau melalui link yang tersedia
pada Blog Komunitas TUK. Halaman ini dapat diakses oleh siapapun. Pada
bagian menu terdapat link Blog untuk kembali ke halaman utama Blog
http://tanamuntukkehidupan.org/, galeri untuk melihat berbagai foto di lokasi
BTNGunung Merbabu. Selain itu pengunjung dapat melakukan filterisasi peta
melalui kriteria yang telah disediakan sistem. Filterisasi yang dapat dilakukan
pada halaman ini yaitu jenis pohon, kelompok penanam, kondisi pohon, layer,
tinggi pohon, tanggal penanaman, serta tanggal pengecekan terakhir. Setelah
pengunjung menentukan filterisasi kriteria yang diinginkan, sistem akan
menampilkan jumlah pohon yang sesuai dengan kriteria pengunjung. Pada bagian
peta pengunjung dapat melakukan navigasi, mengubah mode tampilan Map atau
Satellite, dan dibagian bawah kanan peta terdapat legenda yang menampilkan arti
dari simbol yang terdapat pada peta.
Gambar
9
merupakan
tampilan
awal
admin
saat
mengakses
domainhttp://webgis.tanamuntukkehidupan.org/admin.php atau melalui link yang
tersedia di menu utama CMS(Content Management System)Wordpress. Pada
dasarnya tampilan utama admin dan pengunjung sama, namun pada halaman
utama admin terdapat menu link tambahan login, tabel dan petunjuk penggunaan.
Menu link login digunakan admin agar dapat memiliki akses untuk mengolah
data.Menu link tabel digunakan admin untuk melihat dan mengolah data yang
tersedia dalam database dan petunjuk penggunaan digunakan untuk membantu
admin menggunakan aplikasi.

18

Gambar 9Halaman Utama Admin

Gambar 10 merupakan halaman yang muncul setelah melakukan klik pada
menu link tabel dari halaman admin. Pada halaman ini admin dapat mengolah data
statistik pohon. Pada bagian form digunakan untuk tambah data, bagian tabel
menampilkan data yang tersedia dalam database, selain itu kolom ubah dan hapus
untuk mengubah dan menghapus data berdasarkan id tabel tersebut, link lihat di
peta pada kolom koordinat pohon untuk melihat koordinat lokasi pohon pada peta
berdasarkan id tabel. Simbol refresh (
) pada bagian sebelah list input data
digunakan untuk melakukan refresh data bila data yang telah diinput belum
tampil, sedangkan tombol refresh tabel untuk melakukan refresh tabel bila data
yang telah diinput belum muncul kedalam tabel.

Gambar 10Halaman Data Dokumentasi Penanaman Pohon

19

Gambar 11Halaman Data Kelompok Penanam

Gambar 11 merupakan halaman yang muncul ketika admin memilih menu
data kelompok penanam pada bagian kiri halaman. Form digunakan untuk
menambah dan mengubah data pihak atau kelompok yang telah menanam pohon.
Tabel pada bagian bawah form digunakan untuk menampilkan data kelompok
penanam dari database.
Gambar 12 merupakan halaman yang akan ditampilkan setelah admin
memilih menu data kelompok penanam pada bagian kiri halaman. Input data jenis
pohon digunakan bila admin ingin mengubah dan menambah data jenis pohon.
Pada tabel bagian bawah form digunakan untuk menampilkan data jenis pohon
dari database.

Gambar 12Halaman Data Jenis Pohon

20

Gambar 13 merupakan halaman yang akan ditampilkan setelah admin
memilih menu data foto map pada bagian kiri halaman. Form digunakan untuk
menyimpan data foto lokasi yang nantinya ditampilkan dalam bentuk peta. Input
data koordinat gambar akan secara otomatis terisi setelah admin menggerakan
simbol placemark ( ) pada peta, sedangkan tabel pada bagian bawah form
digunakan untuk menampilkan data foto lokasi dari database.

Gambar 13Halaman Data Foto Lokasi

Dalam menyimpan koordinat pohon dan foto ke dalam basis data google
fusion table dibutuhkan format yang sesuai dengan struktur penyimpanan basis
data. Kode program 2 dan kode program 4 merupakan kode program yang

21

digunakan untuk mengubah format koordinat GPS pada kode program 1 dan kode
program 3 agar sesuai dengan format koordinat basis data.
Kode Program 1 Kode Berbasis XMLuntuk Tipe File GPX
1.
2.

3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.







2013-11-13T11:55:56Z
357.733643
501 beringin mati
Drinking


SymbolAndName





Kode program 1 merupakan format kode XML untuk tipe file GPX. Tipe file
GPX merupakan file format standar untuk GPSyang menyimpan koordinat lokasi
dalam tag untuk menyimpan data latitude, untuk
menyimpan data longitude, dan tag untuk menyimpan data elevate. Untuk
mendefinisikan tipe koordinat dalam file GPX dijelaskan dalam tag namespace
.Tipe file GPX ini nantinya akan disimpan dalam basis data dengan
melakukan ekstrak titik longitude, latitude, dan elevate.
Kode Program 2 Kode untuk Melakukan Extrak Koordinat File GPX
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

$uploadPath = $_FILES["koordinatPohon"]["tmp_name"];
$xml=simplexml_load_file($uploadPath);
foreach($xml->wpt as $wpt) {
$namespaces = $wpt->getNamespaces(true);
if((string) $wpt->extensions->children($namespaces['gpxx'])>WaypointExtension==true){
$ele = (string) $wpt->ele;
if($ele==""){
$ele='0';
}
$ogr = $wpt->extensions->children($namespaces['ogr']);
$lat = (string) $ogr->lat;
$lon = (string) $ogr->lon;
}}

Kode program 2 merupakan kode program saat admin melakukan upload
koordinat pohon dengan file type GPX. Kode tersebut akan melakukan
22

extractkoordinat pohon dengan tag namespace gpxx untuk memastikan koordinat
yang diekstrak merupakan titik waypoint. Bila sudah sesuai ketentuan tag
namespace kode akan melakukan ekstrak tag untuk mendapatkan
koordinat elevasi dan selanjutnya mengambil isi dari tag untuk
mendapatkan koordinat latitude, isi dari tag < wpt lon> untuk mendapatkan
koordinat longitude. Bila ketiga koordinat yaitu elevate, latitude dan longitude
telah didapatkan maka sistem akan menggabungkan koordinat tersebut menjadi
tag'.$lon.','.$lat.','.$ele.'dan
menyimpan tag tersebut dalam basis data Google Fusion Tables dengan tipe data
location. Banyaknya tag point mengikuti dengan banyaknya isi dari titik
koordinat dalam file GPX yang telah di upload admin.
Kode Program 3 Kode XML untuk Tipe File KML
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.




Simple placemark
Attached to the ground. Intelligently places itself


-22.0822035425683,37.42228990140251,0




Kode Program 3 merupakan format kode XML untuk tipe file KML. Tipe
file ini memiliki struktur data yang berbeda dengan tipe file GPX namun memiliki
fungsi yang sama, yaitu digunakan untuk menyimpan titik longitude,latitude, dan
altitude. Titik longitude, latitude dan altitude dalam file KML disimpan dalam
tag. Tag mendefinisikan bahwa titik koordinat yang
disimpan didalamnya merupakan koordinat dengan tipe point. Tipe file KML ini
nantinya akan disimpan dalam basis data dengan melakukan ekstrak titik
longitude, latitude, dan latitude.
Kode Program 4 Kode untuk Melakukan Extract Koordinat File KML
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

$uploadPath = $_FILES["koordinatPohon"]["tmp_name"];
$xml=simplexml_load_file($uploadPath);
foreach($xml->children() as $child) {
foreach($child as $c2) {
if($c2->getName()=="Folder"){
$r=0;
foreach($c2 as $c3) {
if($c3->getName()=="Placemark"){
foreach($c3 as $c4) {
if($c4->getName()=="Point"){
foreach($c4 as $c5) {

$kml.=''.$c5.;
13.
14. }}}}}}}}

$kml.='';

Kode program 4 merupakan kode program yang dijalankan bila admin
melakukan upload file koordinat dengan format KML. Kode program ini akan

23

melakukan extract dari tag . Dalam tag tersebut
terdapat 3 titik yaitu longitude, latitude dan elevation. Bila ketiga tipe koordinat
yaitu elevate, latitude dan longitude telah didapatkan maka sistem akan
menggabungkan
koordinat
tersebut
menjadi
tag
'.$lon.','.$lat.','.$ele.'dan
menyimpan tag tersebut dalam basis data Google Fusion Tablesdengan tipe data
location. Banyaknya tag point mengikuti dengan banyaknya isi dari titik
koordinat dalam file KML yang telah di upload admin.
5.

Pengujian Sistem

Pengujian sistem adalah elemen dari jaminan kualitas perangkat lunak dan
mempresentasikan kajian pokokdari spesifikasi, desain dan pengkodean [18].
Metode uji sistem yang dipergunakan pada aplikasi WebGIS penanaman pohon
BTN Gunung Merbabu adalah blackbox karena merupakan pengujian yang
dilakukan dengan mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memerika
fungsional dari perangkat lunak. Data uji dibuat, dieksekusi pada perangkat lunak
dan kemudian output atau keluaran dari perangkat lunak dilihat apakah telah
sesuai dengan yang diharapkan tanpa mengetahui bagaimana proses keluaran
tersebut.
Pengujian blackboxdilakukan oleh actor sistem, yaitu Admin sebagai
pengelola data WebGISpenanaman pohon. Pengujian dilakukan terhadap semua
proses pada aplikasi WebGISpenanaman pohon antara lain, mengelola data pohon
oleh admin, kelola data kelompok penanam oleh admin, kelola data jenis pohon
oleh admin, kelola data foto map oleh admin, upload koordinat titik pohon oleh
admin, upload foto lokasi oleh admin. Pengujian sistem dilakukan dua kali tahap
uji untuk mendapatkan aplikasi yang sudah dibuat sesuai dengan yang
diprogramkan dan sesuai dengan kebutuhan para actor sistem [18] .

Gambar 14 Pengujian Visualisasi Peta

24

Gambar 14 menunjukkan visualisasi titik pohon dan titik foto lokasi
berdasarkan data yang telah diinput oleh admin. Data titik pohon merupakan data
asli yang dimiliki oleh para relawan Komunitas TUK dengan total pohon yang
telah terdata 266 batang pohon seperti yang terdapat pada tabel 3.
Tabel 3Data Pohon
Jenis
Pohon

Kelompok
Penanam

Beringin
Beringin
Cemara
Cemara
Dadap
Dadap
Dadap
Mindi

TUK
TUK
TUK
TUK
TUK
TUK
TUK
TUK

Tanggal
Penanaman

Blok
Wilayah

Tinggi
Pohon

11/11/2013
Blok 1
110
11/11/2013
Blok 1
110
11/11/2013
Blok 1
110
11/11/2013
Blok 1
110
11/11/2013
Blok 1
110
11/11/2013
Blok 1
110
11/11/2013
Blok 1
110
11/11/2013
Blok 1
110
Total Jumlah Pohon

Kondisi
Pohon
Baik
Buruk
Buruk
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Tanggal
Pengecekan
Terakhir
15/06/2014
15/06/2014
15/06/2014
15/06/2014
15/06/2014
15/06/2014
15/06/2014
15/06/2014

Jumlah
Pohon
21
4
3
11
100
100
25
2
266

Simbol ( ) pada peta menunjukkan kondisi pohon baik sedangkan simbol (
) menunjukkan kondisi pohon buruk. Untuk data foto lokasi merupakan data
sampel uji menggunakan 10 gambar percobaan milik Komunitas TUK dan
internet. Data foto lokasi disimbolkan dengan ( ) berjumlah 10 titik. Semua
keterangan simbol titik dijelaskan pada legenda disebelah kanan peta.
6.

Simpulan

Berdasarkan data citra digital dan data titik koordinat pohon yang
divisualisasikan kedalam bentuk peta digital dapat disimpulkan bahwaaplikasi
mampu menampung dan menampilkan semua titik koordinat dengan baik dan
responsif.Para relawan dapat menentukan lokasi penanaman pohon selanjutnya
melalui visualisasi peta yang telah ditampilkan sistem dan dengan mudah
mengontrol kondisi pohon yang telah dilakukan berdasarkan klasifikasi warna
titik pohon sehingga diharapkan wilayah yang mengalami penggundulan hutan
dan kekurangan air saat musim kemarau tiba dapat dicegah dengan melakukan
konservasi mata air dan lingkungan di BTN GunungMerbabu. Selain itu aplikasi
yang dikembangkan berbasis web, sehingga dapat dimanfaatkan oleh siapapun,
dimanapun dan kapanpun selama terhubung dengan koneksi internet.Saran
pengembangan yang dapat dilakukan adalah pengembangan penerapan AJAX,
efisiensi ukuran gambar, optimisasi pemanggilan library dan script yang
digunakan agar aplikasi dapat diakses lebih cepat dan responsif.
7.

Daftar Pustaka

[1]

Budiyanto,
E.
,
Refleksi
Tentang
Penginderaan
Jauh,
http://geo.fis.unesa.ac.id , diakses 26 nopember 2014.
Google
Inc,
Explore
Google
Earth
in
Three
Ways,
http://www.google.com/earth/explore/products/, diakses 26 nopember 2014.
Yulistira, D., 2009, Kerusakan Hutan Tak Dapat Dihindari?, diakses 14
nopember 2013.

[2]
[3]

25

[4]
[5]
[6]
[7]
[8]

[9]

[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]

[16]
[17]

[18]

Samsuardi, Kehutanan, http://www.wwf.or.id, diakses 14 november 2013.
Badan Pusat Statistik, 2010,Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi,
http://www.bps.go.id, diakses 27 november 2014.
KomunitasTUK, 2014, Profil, http://www.tanamuntukkehidupan.org,
diakses 20 Juni 2014.
Permata, T., 2014, Interview.
Laksana, D., 2011, WebGIS Pemetaan Lokasi Kuliner di Kota Salatiga,
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana.
Dyah, D., 2010, Pemanfaatan Google Maps API dan JQuery dalam
Pembuatan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web(Studi Kasus Lokasi
Fotografi di Wilayah Kota Semarang).
Widjaya, S., A., 2009, Sistem Informasi Flora dan Fauna Taman Nasional
Merapi Menggunakan Sistem Terdistribusi dan Google Map.
Yuliyanto, S., 2014, Konsep Data Spasial & SIG.
Doktafia, Sistem Informasi Geografis, Universitas Gunadarma,
http://doktafia.staff.gunadarma.ac.id, diakses 21 nopember 2014.
John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, Design and Implementation of
Geographic Information Systems, New Jersey : John Wiley and Sons.
Google
Inc,
2013,Getting
Started,
https://developers.google.com/kml/documentation/, diakses 14 maret 2014.
Google
Inc,
Getting
Started,
https://developers.google.com/fusiontables/docs/v1/getting_started, diakses
14 maret 2014.
Mulyanto, Agus, 2009, Sistem Informasi : konsep dan aplikasinya, Pustaka
Pelajar.
Google
Inc,
2014,
Fusion
Tables
layer
(Experimental),https://developers.google.com/maps/documentation/javascri
pt/fusiontableslayer#limits, diakses 20 Oktober 2014.
Suprihadi,2014, Iptek Bagi Masyarakat Desa Mlatiharjo Dari Pasar Desa
Menuju Pasar Digital, AITI Jurnal Teknologi Informasi, 1(5).

26

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Algoritma Kriptografi Cipher Block Berbasis Bentuk Kincir Angin untuk Pengamanan Citra Digital pada Android

0 0 31

BAB 2 MAKALAH Judul :Penerapan Model APARCH Untuk Volatilitas Returns Kurs Beli EUR dan JPY Terhadap IDR Periode 2009-2014 Dipresentasikan pada :Seminar Nasional Pendidikan Matematika UAD 2016 yang diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Aparch untuk Volatilitas Returns Kurs Beli EUR dan JPY terhadap IDR Periode 2009-2014

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Hashing menggunakan Metode MD5 pada Aplikasi Email Client

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peramalan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan Padi-Padian dan Bumbu-Bumbuan di Kota Salatiga Menggunakan Model VARI (Vector Autoregressive Integrated) = The Forecasting of Consumer Pri

0 1 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Metode Weighted Product (WP) untuk Rekomendasi Pembelian Kamera

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Keamanan Pengiriman Data File pada Client – Server Berbasis Algoritma Block Cipher menggunakan Teknik Transposisi dengan Prinsip One Time Pad (OTP)

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ekstraksi, Karakterisasi, dan Pemurnian Minyak Biji Gambas (Luffa acutangula Linn.) = Extraction, Characterization, and Purification of Ridge Gourd Seed Oil (Luffa acutangula Linn.)

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Nisbah Pelarut dan Lama Waktu Ekstraksi terhadap Rendemen, Sifat Fisiko-Kimiawi, dan Komponen Penyusun Minyak Kuning Telur = The Effect of Solvent Ratio and Extraction Time on the Yiel

0 0 20

Karakteristik Isoterm Sorpsi Air dari Kerupuk Kedelai (Moisture Sorption Isotherm Characteristic of Soy Crackers) Oleh : Maulina Putri Nor Azizah 652013035 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Karakteristik Isoterm S

0 3 31