ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI

  

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA

MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN

PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI

Arta Ulva Rohmatul Laily, Mamak M Balafif, Ali Rasyidi

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

  Perusahaan PT. Tegel Bina Karya di Kediri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan industri tegel. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah banyaknya piutang yang tertanam. Oleh karena itu peneliti yang bertujuan mencari model kebijakan dalam mengatasi masalah piutang sebagai usaha meningkatkan rentabilitas laporan keuangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rentabilitas perusahaan kurang stabil, karena hasil prosentase belum sesuai dengan target yang diinginkan.

  

Kata Kunci : piutang, perputaran piutang, rentabilitas ekonomi, rentabilitas modal

sendiri.

  

ABSTRACT

Company PT. Tegel Bina Karya in Kediri is a company engaged in the

manufacture of industrial tiles. Problems faced by the company is the number of

accounts that are embedded. Therefore, researchers are aiming for a model policy in

addressing the problem of accounts receivable as an effort to increase the profitability

of the financial statements. The method used in this research is descriptive qualitative

method. The results showed that the profitability of the company is less stable, because

the results do not correspond with the percentage of the desired target.

  

Keywords : credit, accounts receivable turnover, economic profitability, profitability of

own capital.

  PENDAHULUAN

  Pada saat ini Indonesia sudah tergabung dalam Pasar Tunggal di ASEAN yang diistilahkan dengan sebutan MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean ). Dengan adanya MEA ini, membuka peluang bagi PT. Tegel Bina Karya untuk melakukan penjualan secara tunai dan kredit di pasar bebas maupun domestik, Berarti juga memiliki peluang yang besar untuk ekspansi pasar. Dengan demikian perusahaan memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi lebih besar.

  Pada prosesnya perusahaan melakukan penjualan dengan cara tunai dan kredit. Penjualan secara tunai akan terlaksana apabila perusahaan telah menerima pembayaran dari pelanggan atas barang ataupun jasa yang kemudian akan diserahkan oleh perusahaan kepada pelanggan. Sedang penjualan secara kredit merupakan penjualan yang dilaksanakan perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima oleh pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Dengan penjualan yang mungkin meningkat, diharapkan laba juga akan meningkat. Rasio perputaran piutang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengukur seberapa sering piutang tersebut menjadi kas, semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin efisien tingkat pengelolaan piutang tersebut. Dengan kata lain maka semakin besar pula pendapatan yang akan diterima perusahaan, sehingga laba yang diperoleh juga meningkat. Piutang yang terlambat waktu pembayarannya atau rendah tingkat pertukarannya yang disertai adanya modal yang kecil dalam perusahaan dapat menghambat aktifitasnya yang selanjutnya menjadi penghambat tercapainya tujuan perusahaan, demikian sebaliknya apabila pengembalian piutang tersebut tepat atau lebih cepat pembayarannya akan memudahkan perusahaan memperoleh laba yang maksimum.

  Tingkat untuk memperoleh laba suatu perusahaan dengan seluruh modal yang digunakan disebut tingkat rentabilitas perusahaan. Rentabilitas yaitu Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu“. Rentabilitas perusahaan yang semakin meningkat merupakan pencerminan dari efisiensi terhadap modal kerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

  PT. Tegel Bina Karya merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pembuatan tegel, yang berkantor cabang di Kediri dengan Tulungagung sebagai kantor pusatnya. Perusahaan ini memproduksi tegel dengan berbagai macam ukuran, yang mempunyai potensi dan prospek yang cukup baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang untuk mencukupi kebutuhan tegel di daerah Kediri dan sekitarnya. Untuk memperlancar usahanya, perusahaaan melakukan penjualan secara tunai dan kredit. Dari transaksi penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang, yang mana harus ada pengelolaan yang baik dari pihak manajemen dengan harapan akan mencapai rentabiltas yang baik terhadap laporan keuangan. Demikian juga dengan perusahaan ini yang mempunyai kendala dalam hal banyaknya dana yang tertanam pada piutang, sehingga rentabilitas yang diharapkan perusahaan belum tercapai. Dari penjelasan diatas maka diambil kesimpulan bahwa pengelolaaan piutang yang baik dari pihak manajemen akan meningkatkan rentabilitas perusahaan.

  Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah Mengetahui dan mencari model kebijakan atau mencari pola yang dituangkan dalam bentuk kebijakan perusahaan untuk mengatasi masalah piutang dalam usaha meningkatkan rentabilitas laporan keuangan PT. Tegel Bina Karya Di Kediri.

  METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

  Berdasarkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah “metode kualitatif deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha mengumpulkan dan menyajikan data dari perusahaan untuk dianalisis.

  Jenis dan Sumber data

  1. Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan dimana penulis mengadakan penelitian, baik dengan observasi maupun wawancara dengan pimpinan perusahaan dan pihak-pihak yang terkait dalam proses produksi, serta dengan cara dokumentasi.

  2. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, melalui literatur-literatur yang berhubungan dengan proposal ini maupun dari hasil perkuliahan yang diperoleh penulis menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya.

  Teknik Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Studi Kepustakaan Yaitu dengan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca buku literatur, tulisan ilmiah dan lain-lain untuk memperoleh gambaran secara teoritis sekaligus sebagai petunjuk dalam penyusunan proposal.

  2. Observasi Yaitu cara memperoleh data dengan melakukan pengamatan secara langsung pada Perusahaan PT. Tegel Bina Karya Di Kediri terutama pada laporan keuangan piutang.

  3. Wawancara

  Y aitu wawancara dilakukan secara langsung pada pimpinan, dengan

  menggunakan catatan tertulis dan dengan menggunakan pertanyaan yang lebih terstruktur.

  4. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari berbagai dokumen tertulis.

  Teknik Analisis Data

  Metode analisis tersebut dilakukan dengan urutan kerja sebagai berikut :

  a. Analisa Laporan Keuangan Di dalam membahas teori – teori yang ada hubungannya dengan analisa laporan keuangan diperlukan adanya suatu ukuran

  • – ukuran tertentu, dalam hal ini adalah rasio. Sedangkan rasio
  • – rasio yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini dikutip dari Riyanto (2010) : 1.

  2.

  3. Periode Pengambilan Piutang =

  4. Rentabilitas Ekonomi =

  5. Rentabilitas Modal Sendiri =

  b. Hasil Analisis

  1. Rentabilitas ekonomi Rumus yang digunakan : Rentabilitas Ekonomi =

  2. Rentabilitas Modal Sendiri Rumus yang digunakan :

  Rentabilitas Modal Sendiri =

  c. Memberikan kesimpulan dan saran untuk perusahaan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat mencapai rentabilitas yang diharapkan dengan adanya hasil dari perhitungan yang ada.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Diskripsi Obyek Penelitian

  Perusahaan Tegel Bina Karya Kediri merupakan perusahaan perseorangan, yang bergerak dibidang pembuatan industri tegel, dimana pada mulanya didirikan oleh Bapak Abu Bakar dengan nama perusahaan Tegel Bakar yang tepatnya pada tahun 1957 dan pada waktu itu masih berlokasi di jalan K.H. Agus Salim Nomor 10 Tulungagung. Mengingat usia Bapak Abu Bakar sudah tua maka pada tahun 1966 seluruh kegiatan perusahaan dilimpahkan pada anaknya yaitu yang bernama Bapak Abdulloh dengan tujuan agar aktifitas perusahaan dapat berjalan lancar serta mampu mempertahankan kontinuitas perusahaan. Pada tahun 1966 tersebut oleh Bapak Abdulloh nama perusahaannya diganti dengan nama PT. Tegel Bina Karya dan berlokasi di jalan Panglima Sudirman No. 50 kediri.

  Hasil Penelitian Tabel 1

Perbandingan Besarnya Piutang Dan Penjualan Beserta Prosentase Yang Terjadi

Selama 5 Tahun Perusahaan PT.Tegel Bina Karya Di Kediri

  Tahun Penjualan (Rp) Piutang (Rp) Piutang (%)

  2011 272.288.750 34.910.527 12,80% 2012 295.182.500 44.781.430 15,20% 2013 299.462.500 45.567.256 15,30% 2014 361.184.625 46.361.172 12,80% 2015 394.446.000 47.959.200 12,20%

  Sumber Data : Peneliti (2016)

  Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa rentabilitas yang diinginkan oleh perusahaan belum dapat tercapai, target yang diinginkan perusahaan (40%). Adapun yang menjadi sebab-sebab masalah dalam perusahaan saat ini untuk mencapai rentabilitas yang diinginkan adalah sebagai berikut : a.

  Semakin meningkatnya omset penjualan secara kredit berarti piutang juga ikut naik. b.

  Tidak adanya manajemen piutang yang baik.

  c.

  Tidak adanya manajemen piutang yang baik.

  Tabel 2

Perbandingan Perputaran Piutang Yang Diharapkan Dengan Kenyataan

Perusahaan PT. Tegel Bina Karya Di Kediri

  Tahun Perputaran Piutang

  Diharapkan Kenyataan Penyimpangan 2011 6 kali 5,3 kali 0,7 kali 2012 6 kali 5,2 kali 0,8 kali 2013 6 kali 4,4 kali 1,6 kali 2014 6 kali 5,3 kali 0,7 kali 2015 6 kali 5,6 kali 0,4 kali

  Sumber Data : Peneliti (2016)

Tabel 3

Perbandingan Rata-Rata Umur Piutang Yang Diharapkan Dengan Kenyataan

  

Perusahaan PT. Tegel Bina Karya Di Kediri

  • – rata umur Piutang Diharapkan Kenyataan Penyimpangan 2011 60 hari 68 hari 8 hari 2012 60 hari 69 hari 9 hari 2013 60 hari 82 hari 22 hari 2014 60 hari 68 hari 8 hari 2015 60 hari 65 hari 4 hari

  Tahun Rata

  Sumber Data : Peneliti (2016) Interprestasi Masalah

  Dimuka telah diuraikan tentang masalah yang dihadapi oleh perusahaan beserta faktor-faktor yang menyebabkannya. Selanjutnya yang perlu diketahui adalah akibat- akibat apa yang akan dialami perusahaan dikarenakan oleh masalah tersebut. Adapun akibat-akibat dari masalah diatas adalah sebagai berikut : a.

  Kontinuitas Perusahaan Kurang Terjamin.

  Kontinuitas perusahaan kurang terjamin hal itu disebabkan karena adanya dana yang tertanam atau mengendap pada piutang sebesar Rp. 34.910.527,- pada tahun 2011, tahun 2012 sebesar Rp. 44.761.430,- untuk tahun 2013 sebesar Rp. 45.567.256,- tahun 2014 sebesar Rp. 46.361.172,- dan untuk tahun 2015 sebesar Rp. 47.959.290,- yang mengakibatkan perusahaan tidak leluasa dalam memanfaatkan dana tersebut, sehingga target keuntungan yang seharusnya diperoleh dari sejumlah uang yang mengendap tersebut berarti merupakan kerugian bagi perusahaan untuk periode bersangkutan. Namun secara keseluruhan dapat dinilai bahwa penggunaan aktiva yang ada pada perusahaan kurang efisien, dimana hal ini dapat dilihat dari tidak tercapainya target rentabilitas yang diharapkan oleh perusahaan. Adapun target rentabilits yang diharapkan oleh perusahaan sebesar 40%, namun yang terealisasi untuk tahun 2011 rentabilitas ekonomi sebesar 21,3% sedangkan rentabilitas modal sendiri sebesar 34,2%. Untuk tahun 2012 rentabilitas ekonomi sebesar 23,1%, dan rentabilitas modal sendiri sebesar 35,6%, lalu untuk tahun 2013 rentabilitas ekonomi sebesar 28,7% dan rentabilitas modal sendiri sebesar 37,3%, dan tahun 2014 rentabilitas ekonomi sebesar 33,5% dan rentabilitas modal sendiri sebesar 40,3%, serta untuk tahun 2015 rentabilitas ekonomi sebesar 32,3% dan rentabilitas modal sendiri sebesar 36,8%.

  b.

  Terlambatnya Kelancaran Penerimaan Uang Tunai.

  Rencana penagihan piutang disamping berhubungan dengan rencana penjualan, juga mempunyai hubungan yang erat dengan rencana kas, dimana sebagian besar penerimaan piutang yang timbul dari adanya penjualan kredit. Dengan demikian kegagalan terhadap penarimaan atau penagihan piutang akan berpengaruh pula terhadap operasi perusahaan sehari-hari.

  c.

  Menurunnya Tingkat Perputaran Piutang dan Meningkatnya Rata-rata Pengumpulan Piutang.

  Angka perputaran piutang yang semakin kecil menunjukkan semakin panjang umur piutang yakni pada tahun 2011 selama 68 hari, tahun 2012 selama 69 hari, tahun 2013 selama 82 hari, tahun 2014 selama 68 hari, dan untuk tahun 2015 selama 65 hari, yang berarti semakin banyak jumlah dana yang tertanam dalam piutang tersebut. Tingkat perputaran ini adalah lebih rendah dari yang diharapakan oleh perusahaan selama 60 hari sehingga adanya sebagian modal yang tertanam.

  Evaluasi Alternatif Pemecahan Masalah

  Untuk dapat memungkinkan pemilihan-pemilihan alternatif atau langkah pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan dari masalah yang ada, perlu penjajakan terlebih dahulu beberapa alernatif yang mungkin bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Memberikan potongan tunai atau insentif

  Seperti telah disebutkan bahwa perusahaan perlu mengadakan kebijaksanaan berupa pemberian potongan tunai atau insentif bagi para langganannya. Dengan memberikan potongan tunai diharapkan dapat merangsang para debitur agar mereka bersedia mengusahakan pembayaran piutang yang lebih cepat. Disamping itu potongan tunai atau insentif juga merupakan suatu bentuk promotion secara tidak langsung, dimana terdapat sebagian konsumen yang ingin membayar dalam waktu yang lebih cepat sehingga mereka menyukai adanya kebijaksanaan yang berupa pemberian potongan tunai tersebut. Keuntungan :

  a. Akan mempercepat perputaran piutang

  b. Kontinuitas perusahaan akan lebih terjamin c. Efektivitas penggunaan modal kerja akan lebih baik. Kekurangan : a. Diperlukan adanya perhitungan penetapan HPP yang lebih tepat.

  b. Diperlukan adanya pengelolaan yang lebih baik dari manajemen piutang.

  2. Mengadakan pembatasan kredit

  Terdapatnya piutang dikarenakan adanya kebijakan penjualan kredit oleh perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan penjualan kredit dilakukan karena perusahaan ingin melaksanakan penjualan dalam jumlah yang besar, sekaligus dengan harapan hasil yang diperoleh dari penjualan kredit tersebut bertambah. Oleh karena itu masalah piutang erat hubungannya dengan kebijaksanaan penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan. Kebaikan : a. Perusahaan tidak hanya menanggung masalah piutang

  b. Kebutuhan modal kerja dapat diatasi Keburukan : a. Profit yang ingin diperoleh terbatas.

  b. Meningkatkan omset penjualan tidak terwujud.

  c. Kegiatan perusahaan tidak akan menimbulkan perkembangan yang berarti.

  3. Menggunakan manajemen piutang yang baik

  Kebaikan :

  a. Pekerjaan administrasi yang baik dapat setiap saat memberikan keterangan mengenai hubungannya dengan besarnya jumlah piutang.

  b. Dengan ditentukannya periode kredit perusahaan dapat mengetahui piutang yang benar-benar dapat ditagih atau tidak. c. Prosedur yang ditempuh dalam menghadapi para debitur yang menunggak berjalan dengan baik akan memberikan kepercayaan pada debitur untuk tetap sebagai langganannya, sehingga hal ini tidak akan mengganggu adanya kelancaran di dalam masalah penjualan barang hasil produksi

  Keburukan : a. Diperlukannya pengelola yang mempunyai kualifikasi cukup baik.

  b. Akan menciptakan suatu birokrasi.

  c. Diperlukan tenaga yang khusus.

4. Mengadakan Pinjaman Dari Pihak Luar

  Dalam usaha untuk memperlancar aktivitas usaha dari perusahaan, maka diperlukan adanya suatu dana tambahan untuk kebutuhan modal kerja perusahaan. Hal ini diperlukan guna membiayai pengeluaran-pengeluaran yang segera harus dipenuhi maupun untuk kebutuhan modal di masa yang akan datang. Kebutuhan modal kerja ini dapat dipenuhi dengan mencari pinjaman dari pihak luar yaitu bank atau pihak lain yang bersedia memberikan pinjaman. Mengingat kenyataan tersebut maka perlu diperhitungkan kebaikan serta keburukannya yaitu Kebaikan : a. Perusahaan tidak mendapat kesulitan masalah dana yang terbatas.

  b. Perbaikan mengenai pengelola piutang bisa ditunda. Keburukan :

  a. Rentabilitas yang diharapkan atau yang ingin dicapai pada suatu tingkat tertentu sulit untuk direalisir.

  b. Perusahaan memikul beban pinjaman dalam jumlah yang semakin meningkat.

  c. Efisiensi penggunaan modal kerja kurang terjamin.

  • Tidak terdapat usaha untuk lebih memperbaiki mengenai masalah kebijaksanaan perusahaan.
  • Likuiditas perusahaan terganggu.

  SIMPULAN

  1. Pembagian struktur organisasi dalam perusahaan Tegel Bina Karya berbentuk garis, dimana pelaksanaan fungsi dari struktur organisasi tersebut masih belum sempurna, dimana ada bagian atau departemen tertentu yang kurang tepat prosedur pelaksanaannya.

  2. Di dalam mencapai tujuan jangka pendek perusahaan menjalankan kebijaksanaan penjualan kredit. Dengan adanya penjualan kredit maka timbul masalah yaitu banyaknya dana yang tertanam pada piutang yang disebabkan karena perusahaan belum menjalankan atau mengelola manajemen piutang dengan baik. Sehingga perusahaan tidak dapat mencapai rentabilitas yang diharapkan. Hal itu dapat dibuktikan dengan analisa perputaran piutang, besarnya piutang serta perbandingan antara rentabilitas yang diharapkan dengan rentabilitas yang ada pada perusahaan. Dengan adanya masalah tersebut perusahaan mengalami hambatan yang berupa tidak tercapainya rentabilitas yang diharapkan oleh perusahaan.

  SARAN

  Dari kesimpulan-kesimpulan diatas penulis mencoba memberikan saran

  • – saran untuk dipakai sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan PT. Tegel Bina Karya Di Kediri :

  1. Untuk penyempurnaan struktur organisasi makan perlu diadakan Re-struktural organisasi dan pembatasan job disk pada masing-masing departemen.

  2. Dalam rangka untuk mencapai omset penjualan yang besar dengan jalan penjualan kredit pimpinan perusahaan hendaknya lebih memperhatikan terhadap segi negatif yang ditimbulkan. Pimpinan perusahaan perlu melihat batas kemampuan dari masing-masing langganan dengan melihat kehabisan membayar yang telah dilakukan selama ini. Sebagai sentuhan yang baik kepada para pelanggan, potongan tunai atau intensif juga harus dilaksanakan dengan baik agar mereka memanfaatkannya dengan baik, sehingga dana yang mengendap pada piutang dapat mengecil. Dan hendaknya manajemen yang berhubungan dengan piutang seharusnya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan disesuaikan dengan perkembangan dari kegiatan perusahaan selama ini.

DAFTAR PUSTAKA

  Baridwan, Zaki, 2008, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Cetakan Kedua, BPFE, Yogyakarta

  Harahap, Sofyan Syafri, 2015, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisis Kesatu, Cetakan ke-12, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

  Jusup, Al Haryono, 2011, Dasar

  • – dasar Akuntansi, Jilid 2, Edisi ke-7, Cetakan

  Pertama, STIE YKPN, Yogyakarta Kasmir, 2015, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke-8, PT. Raja Grafindo Persada,

  Jakarta Mulyadi, 2016, Sistem Akuntansi, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta Munawir, 2010, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta Reeve, Warren, 2008, Accounting Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi 21, Salemba

  Empat, Jakarta Riyanto, Bambang, 2010, Dasar

  • – dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,

  Cetakan Kesepuluh, BPFE, Yogyakarta Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke-17, Penerbit Alfabeta, BIKAPI,

  Bandung Sujarweni, V Wiratna 2015, Sistem Akuntansi, Cetakan Pertama, Pustaka Baru

  Press, Yogyakarta Vangalia, kamis 19 Mei 2011, Definisi piutang

  

  pm