ANALISIS PENGARUH UNDERVALUTON,LEVERGAE,FREE CASH FLOW, DAN DISPERSION OF OWNERSHIP TERHADAP STOCK REPURCHSASE PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC BEI

  

ANALISIS PENGARUH UNDERVALUTON,LEVERGAE,FREE

CASH FLOW, DAN DISPERSION OF OWNERSHIP TERHADAP

STOCK REPURCHSASE PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC BEI

  

Desi Arum Sari, Cholifah, Mahsina

  

ABSTRAK

  Stock Repurchase dilakukan oleh perusahaan dividen dengan beberapa pertimbangan, yakni : nilai saham mengalami undervalue, meningkatkan rasio

  

leverage , untuk mendistribusikan kas yang dimiliki dan untuk mengurangi tingkat

  penyebaran kepemilikan akan saham perisahaan ( dispersion of ownership ). Selain itu

  

stock repurchase akan dilakukan bila perusahaan memiliki free cash flow yang cukup

sebagai pembayran untuk pembelian saham yang dimiliki oleh para pemegang saham.

  Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui adanya pengaruh undervalution,

  

leverage , free cash flow dan dispersion of ownership terhadap stock repurchase pada

  perusahaan go public di BEI periode 2010-2014. Jenis penelitian ini yang di gunakan adalah penelitian kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal dan diolah dengan metode statistika. Objek penelitian adalah perusahaan yang melakukan

  

stock repurchase periode tahun 2010-2014 di BEI dan data laporan pengumuman

pembelian kembali sahamnya tersimpan di database BEI sebagai sampel 26 perusahaan.

  Metode analisis statistic yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 15,0.

  

Kata kunci : Undervalution, Leverage, Free Cash Flow, Dispersion of Ownership,

Stock Repurchase.

  

ABSTRACT

Stock repurchase is done by company with any considerations, namely : share

point is get undervalue, increasing leverage ratio, to distribute own cash, to descrease

owner share of company (dispersion of ownership). Stock repurchase will be done if the

company get free cash flow to pay share buyer tahr owned by share holder. Research

purpose knows the influence of undervalution, leverage, free cash flow and dispersion

of ownership to stock repurchase while company is go public in BEI 2010-2014.This

research is using quantitative by push data analysis numeric with statistic method.

Research object is company which is do stock repurchase during 2010-2014 in BEI and

report data of buyer is keep in database BEI, sample amount is get 26 company.

  

Analysis method of statistic is using multiple regression analysis with software help

SPSS 15,0.

  

Keyword : Undervalution,Leverage,Free Cash Flow, Dipersion of Ownership, Stock

Reperchase. PENDAHULUAN

  Stock Repurchase dilakukan oleh perusahaan dividen dengan beberapa pertimbangan, yakni : nilai saham mengalami undervalue, meningkatkan rasio

  

leverage , untuk mendistribusikan kas yang dimiliki dan untuk mengurangi tingkat

  penyebaran kepemilikan akan saham perusahaan ( dispersion of ownership ). Selain itu

  

stock repurchase akan dilakukan bila perusahaan memiliki free cash flow yang cukup

sebagai pembayaran untuk pembelian saham yang dimiliki oleh para pemegang saham.

  Dengan melakukan stock repurchase jumlah saham yang beredar di pasar berkurang. Dengan perhitungan earning per share (EPS)diketahui bahwa jika jumlah saham yang beredar berkurang, maka EPS akan meningkat, dengan asumsi pendapatan perusahaan konstan.

  Pada tahun 2008 peristiwa krisis keuangan yang melanda dunia akhirnya berimbas pada Bursa Indonesia dunia (IHSG) Index Harga Saham gabungan BEI mengalami penurunan signifikan. Pada saat itu stock repurchase mengalami perkembangan yang cukup baik. Pada tahun 2014 seluruh Index Saham acuan melemah pada awal perdagangan. Menghadapi situasi ini menteri BUMN Rini Soemarno mengintruksikan perusahaan BUMN untuk melakukan pembelian kembali sahamnya (stock repurchase) untuk mengatasi anjloknya harga saham. Stock repurchase dilakukan BUMN cukup dapat mempertahankan harga saham mereka sehingga corporate action memicu emiten saham non BUMN untuk melakukan pembelian kembali sahamnya demi menyelamatkan nilai saham mereka yang tergerus oleh sentiment negative pasar.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan 75 populasi perusahaan yang listing di BEI periode 2010-2014. Dan 26 perusahaan sebagai sampel penelitian dengan criteria perusahaan yang melakukan stock repurchase pada periode 2010-2014,dan data laporan pengumuman pembelian kembali sahamnya tersimpan di batabase Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Jenis data penelitian adalah data sekunder yang berupa pengumuman pembelian kembali saham, laporan keuangan, data kapitalisasi pasar dam bentuk dokumen Indonesia Capital Market Directory.Untuk teknik pengumpulan data berupa studi pustaka yaitu cara mengumpulkan dan berdasarkan teori yang diperoleh dari literature-literatur atau buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang akan disajikan, dokumentasi dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang berkaitan dengan penelitian Laporan pengumuman pelaksanaan

  

stock repurchase periode tahun 2010-2014 yang digunakan untuk menentukan sampel dan menghitung REP. Laporan keuangan perusahaan sampel yang digunakan dalam perhitungan MKBK dan FCF.Data dokumen Indonesia Capital Market Directory yang digunakan dalam perhitungan leverage dan dispersion of ownership. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana analisis data dilakukan dengan statistsik inferensial menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program komputer Exell dan Statistical Package for Sicial Science ( SPSS 15), model ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen atau untuk menganalisis pengaruh undervaluation, free cash flow, leverage, kesempatan investasi dan dispersion of ownership terhadap stock repurchase.

1. Persamaan Regresi

  Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yaitu model persamaan regresi linier dengan varibel bebas lebih dari satu yang dihitung dengan rumus sebagi berikut :

  1 MKBK i(t-1)

  2 FCF i(t-1)

  3 LEV i(t-1)

  4 LnCAP i(t-1) it

  • REP it it =α + β +β +β +β ԑ

  Keterangan : REP = stock repurchase

  = intercept persamaan regresi α

  • 1

  2 = koefisien regresi

  β β MKBK = undervalution

  FCF = free cash flow LEV = leverage LnCAP = dispersion of ownership

  it = standart error

  ԑ

2. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinieritas Menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas.

  Jika terjadi korelasi antara variable bebas, maka terdapat problem multikolinieritas pada model regresi. Regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi di antara variable bebas. Sebagai aturan main kasar (rule of thum), jika koefisien korelasi lebih besar dari 0,85 maka di duga ada multikolinieritas pada model. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas, dapat dilihat dengan rumus:

  VIF = 1

  2

  12

  (1 – r )

  VIF = Variance Inflating Factor

  2 R 12 = korelasi antar variable independen X

1 , X

2 , X 3 , X 4 , dan X

  5 Jika nilai VIF < 10, maka model tidak mengandung multikolinieritas.

  b. Heteroskedastistik

  Menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mengetahui uji Spearman Rank

  

Order Correlation . Model regresi mengalami heteroskedastisitas jika nilai probabilitas

  lebih kecil dari taraf signifikansi ( 5%). Namun, jika nilai probilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (5%), maka model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

  c. Autokorelasi

  Menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi antar variable gangguan satu observasi dengan observasi lain yang berlainan waktu. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada model regresi dengan jenis data time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan, tahunan, dan seterusnya. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat pada besaran Durbin

  • – Watson (-W), dengan ketentuan nilai Durbin Watson berada antara Du hingga 4-Du.

  d. Normalitas

  Menguji apakah dalam sebuah model regresi yang terdiri atas variable terikat, variable bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Untuk menguji apakah suatu model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak dapat menggunakan uji Kolmogorov-Smimov. Jika nilai probalitas signifikasi variable independen lebi h dari 0,05 pada tingkat signifikansi α = 5% , maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

3. Uji Hipotesa

  Setelah model regresi terbebas dari penyimpangan asumsi klasik, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji tatistik sebagai berikut : a.

  Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikan variable bebas secara simultan terhadap variabel terikat, dengan langkah

  • – langkah sebagai berikut : 1) Menentukan level of significance ( α ) sebesar 0,05 atau 5%.
  • – k – 1 b.

  • – langkah sebagai berikut: 1)

  Dimana : H = tidak terdapat pengaruh simultan yang signifikan. Dimana : H a = ada pengaruh simultan yang signifikan.

  Proses pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda,

  (x4), maka variabel undervaluation (x1) berpengaruh dominan terhadap stock repurchase (y)pada perusahaan go public di BEI periode 2010-2014.

  

Standardized Coefficients ( βeta) lebih besar (>) dari pada nilai Standardized

Coefficients (βeta) variabel leverage (x2), free cash flow (x3), dispersion of ownership

  regresi yang dista ndartkan (β) atau standardized of coefficient beta dari masing-masing variabel yang signifikan. Jika variabel undervaluation (x1) mempunyai nilai

  

ownership (x4) terhadap variabel terikat yaitu stock repurchase (y) pada perusahaan go

public di BEI periode 2010-2014. Maka dilakukan dengan melihat ranking koefisien

  Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan diantara variabel bebas yang terdiri dari undervaluation (x1), leverage (x2), free cash flow (x3), dispersion of

  4. Uji Koefisien Diferensi Parsial ( Koefisien Beta Standardized )

  tabel maka Hipotesis nol ditolak.

  2) Merumuskan hipotesis statistik.

  > t

  hitung

  Jika level signifikan < 0,05 : Hipotesis nol ditolak. Atau t

  Merumuskan hipotesis statistic Jika level signifikan > 0,05 : Hipotesis nol diterima.

  Menentukan level of significance (α )sebesar 0,05 atau 5% 2)

  Uji t untuk mengetahui pengaruh tingkat signifikasi koefisian variable bebas secara persial terhadap variable terikat, dengan langkah

   Uji t

  Jika level signifikan > 0,05 : Hipotesis nol diterima. Jika level signifikan < 0,05 : Hipotesis nol ditolak. Atau jika F terhitung > F tabel maka Hipotesis nol ditolak. Dimana H = tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan. Dimana H a = ada pengaruh parsial yang signifikan. Penentuan df : n

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

  dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS didapatkan ringkasan seperti pada Tabel di bawah ini.

  Variabel dependen pada analisis regresi ini adalah Y (sales growth) sedangkan variabel independennya adalah financial distress, perputaran modal kerja dan FL.

  

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien Beta t hitung Signifikan Keterangan

  Konstanta -0,213 Undervalution (x1) -0,001 -0,961 0,347

  Tidak Signifikan

Leverage (x2) 0,054 3,704 0,001 Signifikan

Free Cash Flow (x3) -0,004 -0,528 0,603 Tidak Signifikan

Dispersion Of

  0,018 4,221 0,000 Signifikan ownership (x4)

  Α = 0,0 R = 0,885 R Squere = 0,783 F-Hitung = 18,924

  F-Tabel = 2,840 (df1=4,df2=21,α=0,05)

  Signifikan = 0,000 t-tabel = 2,080 Sumber : Peneliti (2016)

  Model regresi yang didapatkan berdasarkan tabel adalah sebagai berikut :

  

REP = -0,213 - 0,001 MKBK + 0,054 LEV - 0,004 FCF + 0,018 DIS + ԑ

2. Uji Hipotesis

  Kemudian, model regresi yang telah didapatkan diuji terlebih dahulu baik secara simultan dan secara parsial. Pengujian model regresi secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F atau ANOVA dan pengujian model regresi secara parsial dilakukan dengan uji t.

a. Uji F

  Uji F digunakan untuk menguji signifikan tidaknya pengaruh undervalution (x1), leverage (x2), free cash flow (x3) dan dispersion of ownership (x4) terhadap stock

  repurchase (y). Hipotesis yang diuji adalah :

  H : Undervalution (x1), leverage (x2), free cash flow (x3) dan dispersion of

  ownership (x4) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap stock repurchases (y).

  H

  

1 : Undervalution (x1) ), leverage (x2), free cash flow (x3) dan dispersion of

ownership (x4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap stock repurchases (y).

  Jika level signifikan > 0,05 : Hipotesis nol diterima. Df = n - k

  • – 1 = 26 - 4
  • – 1= 21

  tabel = 2,840

  Dengan (α = 5%) di dapat F Sedangkan jika F terhitung > F tabel atau nilai signifikan F < 0.05 (α=5%) maka diputuskan untuk menolak H dan menerima H 1.

  Dari Tabel 1 diketahui F hitung sebesar 18,924 > F tabel 2,840 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0.05, maka diputuskan untuk menolak H dan menerima H a . Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel undervalution (x1), leverage (x2), free cash

  (x3) dan dispersion of ownership (x4) secara simultan berpengaruh signifikan

  flow

  terhadap stock repurchase (y) pada perusahaan go public di BEI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji F, maka hipotesis pertama penelitian yang menduga bahwa (x1), leverage (x2), free cash flow (x3) dan dispersion of ownership (x4)

  undervalution

  berpengaruh signifikan secara simultan terhadap stock repurchase (y), terbukti kebenarannya.

  b.

   Uji t

  Uji t digunakan untuk menguji signifikan tidaknya pengaruh variabel undervalution (x1), leverage (x2), free cash flow (x3), dispersion of ownership (x4) terhadap variabel

  stock repurchase (y). Hipotesis yang diuji adalah : a.

   Variabel Undervalution (x1)

  H : Undervalution (x1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap stock repurchases (y). H

  

1 : Undervalution (x1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap stock

repurchases (y).

  Jika level signifikan > 0,05 : Hipotesis nol diterima. Df = n - k – 1

  • – 1= 21 Dengan (α = 5%) dibagi 2(two-tail) = 0,025 di dapat t

  H : Leverage (x2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap stock repurchases (y). H

  c. Variabel Free Cash Flow (x3)

  Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t, maka hipotesis kedua penelitian yang menduga bahwa Leverage (x2) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap stock repurchase (y), terbukti kebenarannya.

  dapat disimpulkan bahwa variabel Leverage (x2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap stock repurchase (y) pada perusahaan go public di BEI.

  1 . Sehingga

  Sedangkan jika t terhitung > t tabel atau ni lai signifikan F < 0.05 (α=5%)maka diputuskan untuk menolak H dan menerima H 1. Dari Tabel 1 diketahui t hitung sebesar 3,704 > t tabel 2,080 dengan nilai signifikan sebesar 0.001 < 0.05, maka diputuskan untuk menolak H dan menerima H

  tabel = 2,080

  (y) Jika level signifikan > 0,05 : Hipotesis nol diterima. Df = n - k

  repurchases

  : Leverage (x2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap stock

  1

  b. Variabel Leverage (x2)

  stock repurchase (y), tidak terbukti kebenarannya.

  dapat disimpulkan bahwa variabel undervalution (x1), secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap stock repurchase (y) pada perusahaan go public di BEI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t, maka hipotesis kedua penelitian yang menduga bahwa undervalution (x1) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

  1 . Sehingga

  2,080 dengan nilai signifikan sebesar 0,347 > 0.05, maka diputuskan untuk menerima H dan menolak H

  tabel

  sebesar -0,961 < t

  1. Dari Tabel 1 diketahui t hitung

  = 2,080 Sedangkan jika t terhitung > t tabel atau nilai signifikan F < 0. 05 (α=5%)maka diputuskan untuk menolak H dan menerima H

  tabel

  = 26 - 4

  • – 1 = 26 - 4
  • – 1= 21 Dengan (α = 5%) dibagi 2(two-tail) = 0,025 di dapat t

  H : Free Cash Flow (x3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap stock repurchases (y).

  H

  1 : Free Cash Flow (x3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap stock repurchases (y).

  Jika level signifikan > 0,05 : Hipotesis nol diterima. Df = n - k

  • – 1 = 26 - 4 – 1= 21

  tabel = 2,080

  Dengan (α = 5%) dibagi 2(two-tail) = 0,025 di dapat t Sedangkan jika t terhitung > t tabel atau nilai signifikan F < 0.05 (α=5%) maka diputuskan untuk menolak H dan menerima H 1. Dari Tabel 4.6 diketahui t hitung sebesar -0,528 < t tabel 2,080 dengan nilai signifikan sebesar 0,603 > 0.05, maka diputuskan untuk menerima H dan menolak

  H

  1 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Free Cash Flow (x3) secara parsial

  tidak berpengaruh signifikan terhadap stock repurchase (y) pada perusahaan go public di BEI.

  Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t, maka hipotesis kedua penelitian yang menduga bahwa Free Cash Flow (x3) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap stock repurchase (y), tidak terbukti kebenarannya.

d. Variabel Dispersion of ownership (x4)

  H : Dispersion of ownership (x4) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap stock repurchases (y). H

  

1 : Dispersion of ownership (x4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

stock repurchases (y) Jika level signifikan > 0,05 : Hipotesis nol diterima.

  Df = n - k

  • – 1 = 26 - 4 – 1= 21

  tabel = 2,080

  Dengan (α = 5%) dibagi 2(two-tail) = 0,025 di dapat t Sedangkan jika t terhitung > t tabel atau nilai signifikan F < 0.05 (α=5%)maka diputuskan untuk menolak H dan menerima H 1. Dari Tabel 1 diketahui t hitung sebesar 4,221 > t tabel 2,080 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0.05, maka diputuskan untuk menolak H dan menerima H

  1 . Sehingga

  dapat disimpulkan bahwa variabel Dispersion of ownership (x4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap stock repurchase (y) pada perusahaan go public di BEI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t, maka hipotesis kedua penelitian yang menduga bahwa Leverage (x2) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

  stock repurchase (y), terbukti kebenarannya.

3. Uji Koefisien Determinasi Parsial ( Uji Koefesien βeta Standardized )

  Untuk menentukan variabel undervalution (x1), leverage (x2), free cash flow (x3) dan dispersion of ownership (x4) yang paling berpengaruh dominan terhadap variabel stock repurchase (y), dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien regresi (

  βeta) antara variabel yang satu dengan yang lain. Variabel undervalution (x1),

leverage (x2), free cash flow (x3) dan dispersion of ownership (x4) yang paling

  dominan pengaruhnya terhadap variabel stock repurchase (y) adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar.

  Untuk membandingkan koefisien regresi masing-masing variabel undervalution (x1), leverage (x2), free cash flow (x3) dan dispersion of ownership (x4), disajikan tabel peringkat sebagai berikut :

  

Tabel 2. Hasil Uji Koefisien Determinasi Parsial

Koefisien βeta Variabel

  Pengaruh Standardized

  

MKBK -0,104 Tidak Signifikan

LEV 0,473 Signifikan

FCF -0,055 Tidak Signifikan

DIS 0,513 Signifikan

  Sumber : Peneliti (2016)

  Pada Tabel 2, variabel Dispersion of ownership (x4) adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar. Artinya, variabel Dispersion of ownership (x4) paling dominan berpengaruh terhadap variabel Stock repurchases (y) daripada variabel Undervalution (x1),Leverage (x2) dan Free Cash Flow (x3). Berdasarkan hasil uji Koefisien

  βeta Standardized , maka hipotesis ketiga penelitian

  yang menduga bahwa Undervalution (x1) yang dominan terhadap stock repurchase (y), tidak terbukti kebenarannya.

  SIMPULAN

  Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil penlitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel undervalution, leverage, free cash

  flow, dan dispersion of ownership secara simultan mempunyai pengaruh signifikan

  terhadap stock repurchase pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia 2. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel undervalution, secara parsial mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap stock repurchase pada perusahaan

  go public di Bursa Efek Indonesia.

  3. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel leverage secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap stock repurchase pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia.

  4. Hasil penelitian ini menemukan bahwa varibel free cash flow secara parsial mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap stock repurchase pada perusahaan

  go public di Bursa Efek Indonesia.

  5. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel dispersion of ownership secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap stock repurchase pada perusahaan

  go public di Bursa Efek Indonesia.

  6. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel dispersion of ownership dominan terhadap stock repurchase pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia dibandingkan dengan leverage, free cash flow, dan dispersion of ownership.

  SARAN

  Dari hasil analisis dan kesimpulan yang telah diperoleh di atas, peneliti menyarankan sebagai berikut :

  1. Hendaknya perusahaan mempertimbangkan sifat dari earning perusahaan apakah bersifat temporary atau permanen sehingga dapat menentukan kebijakan dividen yang tepat.

  2. Hendaknya perusahaan mempertimbangkan kebijakan investasi perushaan dimana akan lebih baik membagikan keuntungan perusahaan baik dalam bentuk dividen atau stock repurchase sehingga tidak terjadi overinvestment.

  3. Untuk penelitian selanjutnya perlu disertakan faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap stock repurchase untuk meningkatkan kevalidan dari penelitian, misalnya takeover deterrence, insentif manajer, stock option.

  

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin.2005.Metode Penelitian.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

  Brigham, E.F. and Houston, J.F.2009.Metode Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Damayanti, Isrina.2006. Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia.

  Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: FE Universitas Islam Indonesia. Desi, Indarto.2010. Pengaruh undervalutiom, excess cash flow, dan leverage terhadap

  level stock repurchase pada perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta tahun 2006-2008.

  Dittmar, Army.K.2009. Why Do Firms Repurchase Stock? (online), (

  akses 12 februari 2016).

  Heni, Tuti.2009. Analisa Kebijakan Perusahaan Melakukan Pembelian Kembali Saham di BEI periode tahun 2000-2006. Keown, A.J.dkk.2000.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.Jakarta:Salemba Empat. Kouki, Mondher.2009.Stock Option and Firm Dividend Policy:Evidence from Toronto

  Stock Exchange (online 24Februari 2016). Kristianti, R.A. 2006. Stock Repurchase : Alternatif Pendistribusian Free Cash Flow Perusahaan?. Jurnal Usahawan. No. 12: 40-58. Sundjaja,Prof.Dr.R. dan Barlian, Dra.I. 2012.Manajemen Keuangan. Jakarta:Literata Lintas Media. Supangat, Drs.A. 2013.Statistik. Jakarta:Kencana. Supraptono. 2008. Prospekk Pasar Modal Indonesia 2009. Economic Review. No 213. Tuti, Fitrianingtyas.2012. Analisi factor-faktor yang mempengaruhui tingkat underpricing pada perusahaan yang go-public di Bursa Efek Jakarta Tahun

  2008-2011(online).

  20Februari 2016) Washer,K.M. and Casey, K.M. 2009. A Note On The Determinants Of Equity Payout.

  Journal of Applied Business Research. Vol.20, No.2 Zhuang, Lillian dan Kwon, Paul Yongwoon. 2010.

  Stock Repurchase and It’s Effect: a Canadian Perspective . Canada : Simon Fraser University Library.

  Joko,Purnomo.2014. Analisa Pembelian Kembali Saham pada Perusahaan go public periode 2008-2013. Keown, A.J. ddk.2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Jakarta : Salemba Empat.