BAB III KOMPONEN PROGRAM PEMBANGUNAN DES

BAB III
KOMPONEN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA MANDIRI
3.1 Tujuan Program
Tujuan Jangka Panjang :
Mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan tata kelola Pemerintah di Desa
melalui penyediaan sumber investasi untuk mendukung usulan kegiatan produktif
yang disusun oleh masyarakat dengan menggunakan proses perencanaan
partisipatif.
Tujuan Jangka Pendek:
Memastikan seluruh Masyarakat Desa di lokasi program memperoleh manfaat dari
perbaikan sosial ekonomi dan tata kelola pemerintah desa.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas dan mengingat jangka waktu pelaksanaan
yang terbatas, PPDM akan melakukan beberapa kegiatan penting di antaranya;
a. Sosialisasi tentang Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Hak
semua warga dalam merencanakan Rencana Kerja Pembangunan Desa;
b. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pemanfaatan Dana Desa
dapat digunakan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat di
sektor pertanian;
c. Memberikan penguatan pada kapasitas kepada fasilitator Desa, kepala Desa,
aparat Desa dan pemerintah Daerah dalam pengelolaan Dana Desa yang
transparan dan memberikan manfaat kepada masyarakat serta untuk

keberlanjutan program;
d. Memberikan penguatan pada kapasitas para Pelaku pertanian dalam
meningkatkan produksi pertanian sebagai upaya, untuk membangun ketahanan
pangan, meningkatkan nilai tukar petani, membuka peluang pasar baik lokal,
regional, dan nasional.

3.2 Sasaran
a.

Jumlah penerima manfaat di seluruh wilayah sasaran program berkisar 14.000
orang dimana 30 persen dari jumlah tersebut berasal dari rumah tangga
dengan pendapatan yang terbatas atau bahkan tidak mempunyai pendapatan
dari sumber yang produktif. Dalam upaya mencapai jumlah penerima manfaat
ini, program akan melaksanakan pelatihan-pelatihan/sekolah lapang bagi
masyarakat di desanya masing-masing dengan materi yang akan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi wilayahnya. Pelatihan tersebut akan difasilitasi oleh
fasilitator distrik dan fasilitator Desa dan bersama-sama dengan petugas teknis
terkait fasilitator distrik dan fasilitator desa membuat daftar hadir peserta
pelatihan, dan harus melaporkan secara berkala ke pendamping kabupaten.
Perhatian khusus dalam program ini adalah mendorong hak masyarakat dalam

berpendapat yang sering dikuasai oleh elit Desa, atau masyarakat yang tidak

Program Pembangunan Desa Mandiri

1

b.

c.

d.

e.

memiliki pengetahuan karena minimnya informasi yang mengakibatkan tidak
didengarnya hak mereka dalam menyampaikan pendapat pada musyawarah
penetapan Rencana Kerja pembangunan Desa (RKPDes) terutama dalam
penyusunan rencana pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan pemanfaatan
Dana Desa. Kondisi ini akan diantisipasi melalui proses promosi, penyadaran
dan sosialisasi yang di dukung oleh fasilitator Desa yang terlatih dalam

memfasilitasi, mendampingi dan memantau pelaksanaan PPDM.
Kelompok perempuan. Yang sering kurang dihargainya kesetaraan dan hak–
hak dasar perempuan di masyarakat. Program Pembangunan Desa Mandiri
menganggap perempuan sebagai kelompok sasaran khusus karena mereka
memiliki akses yang terbatas dalam pemenuhan hak dan pelayanan, terkecuali
proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga. Peningkatan atas akses
perempuan ini akan dilaksanakan melalui sosialisasi kesetaraan gender dan
strategi khusus di masyarakat.
Kelompok pemuda. Minimnya usaha produktif yang tersedia bagi masyarakat
usia muda di bidang pertanian di Papua dan Papua Barat mendorong mereka
melakukan urbanisasi ke kota. Program ini akan memprioritaskan pemuda
untuk dijadikan fasilitator desa dan berpartisipasi dalam usaha produktif desa.
Kelompok marginal, kelompok orang tua, masyarakat berkebutuhan khusus,
rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap tanah dan modal diharapkan
dapat turut berpartisipasi dalam usaha produktif dengan memanfaatkan Dana
Desa.
Peningkatan/perbaikan gizi.
Kekurangan nutrisi dan kerawanan pangan
merupakan akibat dari terlalu percayanya masyarakat terhadap bahan pangan
impor, sehingga sumber pangan yang berasal dari potensi lokal yang dapat

memberikan nutrisi yang cukup baik justru diabaikan. PPDM meskipun dengan
waktu yang terbatas akan mendorong peningkatan ketahanan pangan dan
peningkatan gizi masyarakat melalui budidaya pertanian dan mensosialisasikan
manfaat tanaman lokal seperti: ubi jalar, sayur – sayuran, dan potensi lainnya
untuk perbaikan gizi keluarga.

3.3 Hasil Yang Diharapkan
a.
b.
c.

Pemanfaatan Dana Desa untuk menciptakan peluang ekonomi bagi Masyarakat
miskin (laki-laki dan Perempuan);
Masyarakat pedesaan menerima fasilitasi yang efektif dalam rangka menyusun
perencanaan pembangunan Desa (RKPDesa);
Kelompok masyarakat yang didukung mampu meningkatkan produktivitas
pertaniannya, dengan menggunakan dana desa untuk kegiatan penghidupan
ekonomi sesuai dengan prioritas desa.

3.4 Jangka Waktu dan Lokasi PPDM

a.

Jangka Waktu

Program Pembangunan Desa Mandiri

2

Jangka waktu pelaksanaan PPDM ini adalah selama 13 bulan di mulai Bulan
Maret Tahun 2017 sampai dengan Maret 2018.
b.

Lokasi PPDM
Lokasi PPDM adalah seluruh lokasi PNPM pertanian di tambah dengan satu
kabupaten di Provinsi Papua dan satu Kabupaten di Provinsi Papua Barat,
secara keseluruhan data jumlah lokasi sasaran PPDM adalah sebagai berikut:

Tabel 1
Jumlah Lokasi Sasaran PPDM


NO

PROVINSI

KABUPATEN

1

Papua

1.
2.
3.
4.
5.
6.

2

Papua

Barat

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sarmi
Yapen
Bovendigul
Yahukimo
Jayawijaya
Nabire *
Jumlah
Manokwari
Pegunungan Arfak
Manokwari selatan

Fak–Fak
Kaimana
Raja Ampat
Maybrat*
Jumlah

JUMLAH
Kecamatan/Distri
Desa/Kampung
k
2
10
6
30
2
10
7
35
11
55

5
10
33
150
1
5
2
10
2
10
4
17
3
10
3
14
6
12
21
78


*Lokasi Baru

3.5 Komponen PPDM
Komponen PPDM terbagi ke dalam 4 Kegiatan yaitu; (i). Pelaksanaan UndangUndang Desa untuk mendukung aktivitas mata pencaharian; (ii). Fasilitasi yang
efektif bagi masyarakat dan dukungan teknis; (iii). Pemberdayaan ekonomi; (iv).
Manajemen Proyek.
KOMPONEN 1 : Pelaksanaan Undang-Undang
kegiatan Mata Pencaharian

Desa

untuk

mendukung

Komponen ini bertujuan untuk menyelaraskan pengunaan dana Desa dengan
kegiatan ekonomi. Tujuan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Daerah
tertinggal dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016 tentang prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2017. Berdasarkan aturan tersebut, penggunaan Dana Desa

dapat disesuaikan dengan karakteristik daerah serta didefinisikan secara bervariasi
dari kombinasi karakteristik atau tipologi. Artinya, Desa memiliki tipologi yang
berbeda-beda atau beragam, dari Desa satu dengan Desa lainnya. Contoh Desa A

Program Pembangunan Desa Mandiri

3

mempunyai tipologi Desa pesisir nelayan-geneologis-maju, Desa B tipologi Desa
lembah-pertanian/sawah teritorial-berkembang, Desa C tipologi Desa perbukitan
perkebunan/perladangan-campuran-tertinggal, dan lain seterusnya.
Komponen ini akan mendukung masyarakat dalam menyusun rencana
pembangungan dengan memanfaatkan 30% dana desa untuk kegiatan ekonomi
termasuk pertanian, budidaya ikan dan perikanan. Di samping itu, program PPDM
ini juga mengasumsikan bahwa masyarakat akan memanfaatkan sekitar 20% dari
dana untuk infrastruktur untuk membangun sarana produksi yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi, seperti gudang, fasilitas pengeringan, irigasi, dll. Komponen ini
memiliki 3 sub-komponen, yaitu :
Sub-komponen 1.1 : Perencanaan Pembangunan Masyarakat yang efektif
dan menyeluruh
RPJMD merupakan rencana pembangunan Desa yang menjadi dasar dalam
penyusunan rencana kegiatan pembangunan desa tahunan (RKPDes). Dalam
kerangka Undang-Undang Desa5 dan Peraturan Menteri Desa6, program bertujuan;
(i) membangun proses perencanaan yang efektif dan mendorong masyarakat untuk
turut serta dalam musyawarah penyusunan perencanaan Desa sesuai dengan
kebutuhan masyarakat; dan (ii) menyusun panduan tentang penguatan ekonomi
masyarakat dan menjamin adanya kesadaran dan pemahaman seluruh pihak
terkait.
Kegiatan yang akan dilaksanakan PPDM dibangun berdasarkan pengalaman
pelaksanaan PNPM Pertanian. Tabel 2 menjelaskan jenis kegiatan, bagaimana
prosesnya, pelaksana, keluaran yang dihasilkan, serta waktu pelaksanaan.

Tabel 2.
Kegiatan Sub komponen 1.1
Perencanaan Pembangunan Masyarakat secara Efektif dan Menyeluruh

KEGIATAN dan PROSES
1) Menyusun
Perencanaan.

Pedoman

Proses : Draft pedoman disusun
oleh Tim NPMU dan akan
direview oleh Tim Konsultan
Pusat
untuk
finalisasi.
Isi
pedoman mencakup tahapan
perencanaan
serta
teknis
fasilitasi
untuk
penyusun
perencanaan kegiatan ekonomi
di pedesaan. Pedoman yang

PELAKSANA

KELUARAN

NPMU
dan
Konsultan Nasional

Pedoman
Perencanaan
partisipatif
siap
untuk
digunakan
oleh pendamping
distrik
dan
kampung.

TARGET
WAKTU
Ahir
Maret
2017 selesai

5 Undang-Undang Desa
6 Permendes Nomor 22 Tahun 2016, tentang Penggunaan Dana Desa Tahun 2017

Program Pembangunan Desa Mandiri

4

KEGIATAN dan PROSES

TARGET
WAKTU

PELAKSANA

KELUARAN

Dinas
PMK
Kabupaten,
Pendamping distrik,
dan
Pendamping
Kampung

RKP-Des
yang
mencakup usulan
kegiatan
ekonomi/pertanian
masyarakat selesai
dan siap untuk
diusulkan
ke
Kabupaten

Agustus 2017
seluruh RKPDes
telah
dikirim
ke
Kabupaten

Distrik Dinas PMK
dan
konsultan
desain
grafis,
fasilitator kampung

info
grafis
perencanaan dan
pembelajaran
pengembangan
ekonomi
masyarakat
siap
digunakan
untuk
kegiatan pelatihan
pendamping
kampung
dan
fasilitas
di
kampung

September
2017
siap
digunakan

Dinas
PMK
Kabupaten,
Pendamping Distrik,
dinas teknis terkait

BUMDes
terpilih
mempunyai
rencana
usaha
komoditas
unggulan

Oktober 2017
percontohan
BUMDes siap
beroperasi

telah final akan di diterjemahkan
ke dalam bahasa lokal oleh
PPIU/DinasPMK
2) Memfasilitasi Desa sasaran
Proyek
menyusun
RKPDesa,
yang
mencakup
kegiatan
pengembangan
mata pencaharian ekonomi.
Proses : Pendamping Distrik dan
Pendamping Kampung yang
telah dilatih mengawali kegiatan
fasilitasi dengan
melakukan
kajian tentang kondisi mata
pencaharian
masyarakat
bersama
masyarakat.
Hasil
kajian ini akan menjadi dasar
untuk menyusun perencanakan
kegiatan pertanian dan ekonomi
masyarakat. RKP-Desa akan
ditetapkan
oleh
Kepala
Kampung berdasarkan hasil
musyawarah kampung.
3) Memproduksi
dan
menyebarluaskan video dan
info-grafis tentang pedoman
perencanaan masyarakat.
Proses : Pedoman dan materi
pembelajaran
perencanaan
desa akan dibuat video dan infografis/komik untuk membantu
proses pemahaman masyarakat
tentang proses penyusunan
perencanaan desa. Sinopsis
dan skrip akan disusun oleh Tim
Konsultan Pusat bekerja sama
dengan Graphis Artis. Sebelum
diperbanyak draft video dan
info-graphis akan diuji coba
kesesuaiannya
oleh
Pendamping
Distrik
dan
Pendamping Kampung
4) Membuat
Percontohan
pengembangan
usaha
produktif BUMDes di tiga
kabupaten di Papua dan
Papua Barat.
Proses

:

Kegiatan

ini

akan

Program Pembangunan Desa Mandiri

5

KEGIATAN dan PROSES

PELAKSANA

KELUARAN

TARGET
WAKTU

dimulai
dengan
kajian
lokasi/kampung yang memiliki
potensi untuk dikembangkan,
termasuk kesiapan BUMDes
untuk mengembangkan unit
usaha komiditi terpilih dengan
menggunakan kriteria yang telah
ditentukan oleh NPMU. Setelah
itu
NPMU
akan
memilih
pemerintah kampung yang mau
berkomitmen untuk mendukung
program,ini.
Petani
dan
BUMDes dilokasi terpilih akan
diberikan pelatihan teknis dan
managemen khusus. Peralatan
akan diberikan sesuai dengan
usulan BUMDes yang telah
disepakati
dengan
petani
peserta. Untuk rumput laut yang
saat ini telah berjalan dengan
baik di Fak Fak akan diperkuat.

Sub-komponen 1.2 : Pengelolaan Dana Desa yang Transparan dan efektif
Sub-komponen ini bertujuan untuk (i) memastikan bahwa masyarakat Desa
menerima Dana Desa untuk kegiatan pengembangan ekonomi pada waktu yang
tepat; (ii) memastikan bahwa dana Desa yang digunakan untuk kegiatan
pengembangan mata pencaharian dikelola secara transparan, dan mengurangi
risiko dominasi dari elite Desa; dan (iii) mendukung Kepala Kampung dalam
memyampaikan pertanggungjawaban pengunaan dana desa. Tabel 3 menunjukan
kegiatan, proses kegiatan, pelaksana dan keluaran serta waktu pelaksanaan
kegiatan.

Program Pembangunan Desa Mandiri

6

Tabel 3
Kegiatan Sub Komponen 1.2
Pengelolaan Dana Desa yang Transparan dan efektif
Waktu
Pelaksanaan

KEGIATAN dan PROSES

PELAKSANA

KELUARAN

1) Melakukan Kajian tentang
penggunaan
dana
desa
termasuk
perencanaan,
pencairan, pengelolaan, dan
proses pelaporan Kajian ini
akan
digunakan
untuk
identifikasi
dalam
meningkatkan
efektivitas,
transparansi dan mitigasi
risiko.

Pendamping
Kabupaten,
Pendamping Distrik
yang di dukung oleh
konsultan
NPMU
dan
spesialis
kabupaten
Pemberdayaan

Rekomendasi
perbaikan
pengelolaan Dana
Desa untuk NPMU

2018

Provinsi : BPMK, Co.
TL,

Jumlah sosialisasi
dan
penyadaran
yang
dilakukan,
jumlah
peserta
masyarakat desa
(laki-laki
dan
perempuan) dalam
musyawarah

Mulai April
2017 selama
program
berlangsung

Proses : Kegiatan ini akan
dilaksanakan dibeberapa Desa
sampel, setelah dana desa
digunakan. Daftar pertanyaan
akan disusun oleh Tim Konsultan
Pusat untuk keperluan kajian.
Data yang dikumpulkan akan
dianalisa
dan
disusun
rekomendasi nya oleh Tim
Konsultan
dan
menyampakannya ke NPMU
untuk
masukan
kebijakan
pengelolaan Dana Desa dimasa
yang akan datang.
2) Melaksanakan
sosialisasi,
promosi dan
penyadaran
untuk memastikan bahwa
setiap anggota masyarakat
menyadari sepenuhnya nya
akan hak dan perannya
dalam pelaksanaan dan
pengelolaan dana desa yang
dikelola
untuk
usaha
ekonomi masyarakat.

Kabupaten : BPMK
dan Penkab.
Kecamatan: Pendis
Kampung:
Pendis
dan Penkam

Proses
:
Kampanye
ini
dilaksanakan secara paralel
disetiap
tingkatan
dengan
menggunakan materi dan media
sosialisasi yang telah disusun
dan diuji coba oleh Tim
Konsultan
Pusat.
Kegiatan
sosialisasi/kampanye ini akan
dilaksanakan
melalui
musyawarah
kampung
dan
menempelkan
poster,
dan
menyebarkan
leaflet
dalam
bahasa lokal.
Kegiatan ini

Program Pembangunan Desa Mandiri

7

KEGIATAN dan PROSES

Waktu
Pelaksanaan

PELAKSANA

KELUARAN

NPMU bersama Tim
Konsultan Pusat

Sistem pengaduan
operasional
dan
dipahami oleh para
pemangku
kepentingan
termasuk
masyarakat;

a) Sistem
pengadua
n mulai
diterapkan
pada awal
Mei 2017

4) Mencari
peluang
dan
menjembatani
kerjasama
dalam bidang keuangan dan
pemasaran
dengan
perbankan/lembaga
keuangan
lain
untuk
keperluan
tambahan
permodalan.
Proses : Dinas PMK Kabupaten
akan
difasilitasi
Konsultan
Pemasaran dan Pendamping
Kabupaten menyelenggarakan
pertemuan dengan berbagai
sumber permodalan dan pasar
di kabupaten. Pertemuan ini
akan menjadi forum tukar
menukar informasi antara PPDM
dan lembaga keuangan / pasar

Dinas
PMK
Kabupaten yang di
dukung
oleh
konsultan
NPMU
(pemasaran)
dan
spesialis kabupaten,
Pendamping
kabupaten
dan
Pendamping
kecamatan

Peluang Kemitraan
dengan
lembaga
keuangan
dan
pasar

Mulai Mei
2017

5) Melatih aparat desa untuk
memastikan
pemerintah
desa memahami pedoman
penggunaan dan mekanisme
pelaporan Dana Desa yang
digunakan
untuk
usaha
ekonomi masyarakat.

Dinas
PMK
Kabupaten yang di
dukung
oleh
konsultan
NPMU
dan
spesialis
kabupaten,
Pendamping

Jumlah
kepala
desa yang telah
menerapkan
pelaporan
penggunaan Dana
Desa
sesuai

Pelatihan
dilaksanakan
bulan Mei Juni 2017

sekaligus akan menjelaskan
proses mekanisme pengaduan
dalam pengunaan dana desa
serta pelayanan yang diberikan
oleh para pendamping.
3) Menetapkan
sistem
pengaduan
online
yang
memungkinkan masyarakat
untuk
melaporkan
penyalahgunaan dana desa.
dan
melaporkannya
langsung
kepada
Unit
Manajemen
Proyek
Nasional.
Proses : Mekanisme dan cara
mengirimkan
keluhan
akan
dituangkan di dalam poster dan
media lainnya. Penyampaian
keluahan
akan
dikelolan
langsung NPMU bersama Tim
Konsultan Pusat. Untuk itu
NPMU akan menginformasikan
nomor telepon dan alamat
penyampaian keluhan yang
akan disebarkan ke masyarakat

Program Pembangunan Desa Mandiri

8

KEGIATAN dan PROSES

PELAKSANA

Proses
:
Pelatihan
akan
dilaksanakan oleh Dinas PMK
Kabupaten konsultan NPMU
dengan menggunakan materi
pelatihan yang telah disusun
oleh NPMU dan Tim Konsultan
Pusat.
Materi
pelatihan
mencakup pengelolaan
yang
efektif dan tata cara pelaporan
dana Desa

kabupaten
Pendamping
kecamatan

dan

6) Membentuk Tim Pemantau
program
(TPP)
(forum
MaSYARAKAT) Desa untuk
membangun “keseimbangan
kekuasaan” yang saat ini
berpusat
di
Kepala
Kampung. Tim ini akan
dibentuk oleh Dinas PMK
Kabupaten, dengan anggota
terdiri perwakilan
tingkat
distrik dan pada musyawarah
masyarakat
desa
TPP
beranggotakan
3
orang
perwakilan kampung. TPP
mempunyai
tupoksi
memantau dan memberikan
rekomendasi dan masukan
terhadap
kelompok
Tani/BUMdesa
sebagai
pelaksana kegiatan produktif
yang di danai dari Dana
Desa yang akan mengawasi
kegiatan yang dilaksanakan
oleh
pemerintah
desa
dengan
menggunakan
format yang telah disiapkan
oleh NPMU.

BPMK
Kabupaten
yang di dukung oleh
konsultan
NPMU
dan
spesialis
kabupaten,
Pendamping
kabupaten
dan
Pendamping
kecamatan

KELUARAN

Waktu
Pelaksanaan

dengan peraturan.

TPP terbentuk dan
berfungsi di ….. %
desa
lokasi
program.

TPP selesai
dibentuk
bersamaan
dengan
sosialisasi
pada bulan
Juni 2017

Sub-komponen 1.3 : Pemantauan dan Pembelajaran (untuk replikasi )
Sub-komponen ini bertujuan (i) mendorong pembelajaran dari pengalaman yang
berhasil terkait dengan pembangunan berbasis masyarakat; (ii) Membangun
pengelolaan Sistem Informasi (MIS), termasuk monitoring dan evaluasi (M & E)
yang efektif serta kemajuan program dan dampak proyek7; dan (iii) mengidentifikasi
pengalaman yang berhasil untuk disebarkan secara nasional tentang pelaksanaan
Undang-Undang Desa. Pemerintah Kabupaten yang memiliki peranan penting
dalam penyebaran ini akan dimonitor dengan intensif. Tabel 4 menjelaskan
7 Pedoman Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi PPDM

Program Pembangunan Desa Mandiri

9

kegiatan, prosesnya, pelaksana, hasil yang diharapkan dan waktu pelaksanaan
kegiatan sub komponen 1.3.

Program Pembangunan Desa Mandiri

10

Tabel 4
Kegiatan Sub Komponen Program 1.3
Pemantauan dan Penyebaran Pengalaman
KEGIATAN dan PROSES

PELAKSANA

KELUARAN

1)Melaksanakan
studi:
Kegiatan ini dilaksanakan
untuk
mendukung
pembelajaran
dan
penyebaran
pengalaman
yang berhasil.

Dikontrakan
ke
pihak
ketiga
(konsultan)

laporan
studi
tentang keragaman
kegiatan
mata
pencaharian
dan
potensi
pengembangan
ekonomi dan pasar
dan
kemitraan
usaha
BUMDes
dengan
berbagai
pihak

Dikontrakkan
pihak ketiga

MIS berbasis web
(pusat)
yang
operasional

Proses : Kegiatan ini akan
dilaksanakan
dengan
menggunakan dana hibah
(Grant).
Kegiatan
studi
mencakup studi analitis untuk
untuk melengkapi informasi
yang dihasilkan oleh sistem M
& E. Topik yang dianalisis
diantaranya
mencakup
berbagai
kegiatan
mata
pencaharian
dan
potensi
kegiatan ekonomi (sayuran,
ternak, dan rumput laut) atau
potensi pengembangan pasar
dan jaringan usaha untuk
BUMDes.
Hasil
dan
rekomendasi hasil studi akan
disampaikan dalam kegiatan
workshop di Provinsi
2)Membangun MIS berbasis
web.

ke

Waktu
pelaksanaan
2018

Kuartal
Pertama

Proses : Konsultan M&E akan
membangun
kerangka
monitoring
dan
evaluasi
berdasarkan masukan dari Tim
Konsultan
Pusat
dengan
mengacu pada pendekatan
rantai input – output –
outcome

yang
akan
mengukur
pencapaian
program. Kerangka yang telah
disetujui oleh NPMU akan
mengintegrasikan nya MIS
PPDM sebagai titik akses
untuk
semua
dokumen
proyek.. Sistem M & E akan
menjadi bagian integral dari
MIS. NPMU akan mengontrak
pihak
ke
tiga
untuk
membangun system M&E on
line dan ofline yang dapat

Program Pembangunan Desa Mandiri

11

diakses
oleh
perangkat
smartphone.
Melaksanakan
Diskusi
pengalaman
Hasil
Pembelajaran PPDM yang
mendukung
masyarakat
miskin
Proses : Kegiatan ini akan
dilaksanakan dalam bentuk
workshop
dengan
mengundang para pelaku
kegiatan
program
yang
berkaitan dengan kemiskinan,
terutama
di
pedesaan.
Sehingga terbangun forum
tukar menukar informasi dan
pengalaman antara pelaku
dari pihak pemerintah dan non
pemerintah

NPMU
dengan
dukungan
Tim
Konsultan Pusat

Terkomunikasinnya
pengalaman yang
berhasil
dalam
pelaksanaan
kebijakan
untuk
masyarakat miskin

2018

KOMPONEN 2 : Fasilitasi Masyarakat yang Efektif dan Dukungan Teknis
Tujuan dari komponen ini adalah untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas hasil
pemberdayaan ekonomi. Untuk mencapai tujuan ini, Komponen 2 akan
melaksanakan kegiatan berikut ;
a) Membangun struktur fasilitasi yang terdiri dari pendamping kampung dan distrik
yang telah berasal dari lokasi setempat dan dilatih. Pendamping ini akan
diawasi oleh DPIU dan NPMU
b) Menyusun mekanisme rekruitment, TOR dan mobilisasi fasilitator, di tingkat
Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan;
c) Pelatihan penyegaran bagi seluruh fasilitator;
d) Memberikan dukungan teknis bagi tim fasilitator.
Sub-komponen 2.1 : Rekrutmen dan Mobilisasi Fasilitator
a)

b)

c)

Rekruitment fasilitator dan pengelolaannya akan dilaksanakan di tingkat
Provinsi sehingga Provinsi memiliki tanggungjawab yang besar dalam
mendukung keberhasilan program;
Fasilitator provinsi (Co.Team leader) akan di seleksi di tingkat provinsi oleh
Dinas PMK provinsi dan NPMU. Seleksi fasilitator kabupaten, dan distrik akan
di seleksi dan dipilih di tingkat Kabupaten8 sedangkan Fasilitator Kampung
akan di seleksi dan dipilih berdasarkan hasil musyawarah kampung dan
ditetapkan oleh kepala desa dan fasilitator kecamatan.
Jumlah pendamping dan tenaga ahli yang diperlukan di masing-masing
tingkatan pemerintahan secara detail digambarkan seperti pada Tabel 5 di
bawah ini.

8 Juknis Rekrutment Fasilitator PPDM

Program Pembangunan Desa Mandiri

12

Mantan fasilitator PNPM Pertanian akan dipriotaskan direkruit sebagai
pendamping provinsi, kabupaten, dan distrik. Minimal 30% fasilitator adalah
perempuan. Pendamping distrik di utamakan yang berasal dari distrik setempat
dan wajib untuk berdomisili di distrik dimana mereka ditugaskan. Demikian juga,
pendamping kabupaten lebih diutamakan yang berdomisili di kabupaten dimana
mereka ditugaskan.

Tabel 5
Jumlah Personil Fasilitator Dan Administrator
DESKRIPSI
Co.Team Leader
Spesialis
(Pemberdayaan/Pemasaran/Pertanian/Pelatihan)
Kabupaten
Kecamatan
Desa
Administrator

d)

Jumlah Fasilitator
Papua
Papua Barat
1
1
24
28
10
66
150
21

8
42
78
24

Evaluasi kinerja dan penghargaan terhadap hasil kerja pendamping. Setiap
pendamping kampung akan di evaluasi kinerjanya setiap 3 (tiga) bulan oleh
NPMU, Dinas PMK Provinsi, Dinas PMK Kabupaten, dan Tim konsultan Pusat,
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh NPMU Bila ada pendamping
yang kinerjanya dinilai kurang baik, akan diberi peringatan dan bimbingan
supaya kinerjanya lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk para pendamping yang memiliki kinerja baik akan diberikan penghargaan
atas kinerjanya. Pendamping yang memiliki kinerja baik dimintakan untuk
membimbing pendamping lain yang masih memiliki kinerja kurang baik dengan
cara tukar menukar pengalaman yang dikoordinir oleh Pendamping Kabupaten/
Distrik. Diharapakan dengan kegiatan tukar menukar pengalaman diantara
sesama pendamping dapat meningkatkan kinerja pendamping yang masih
kurang baik
Langkah-langkah berikut ini diperlukan untuk memastikan perekrutan dan
mobilisasi berhasil dan tepat waktu:
Tabel. 6
Kegiatan Sub-komponen 2.1
Rekrutmen dan Mobilisasi Fasilitator

KEGIATAN dan PROSES
a. Menyusun
pedoman
tentang
mekanisme dan
jadwal untuk rekrutmen

PELAKSANA
NPMU, Dinas PMK
Provinsi, tim
konsultan pusat

KELUARAN
Pedoman
mekanisme
rekruitmen

Waktu
Maret
2017

Program Pembangunan Desa Mandiri

13

KEGIATAN dan PROSES
fasilitator di tingkat Provinsi,
Kabupaten dan Distrik.
Draft pedoman disusun
dengan
berkonsultasi
dengan pihak provinsi pada
waktu start-up workshop.
b. Menyusun kerangka acuan
(TOR) untuk pendamping
provinsi, kabupaten, distrik,
dan kampung. Draft TOR
disampaikan ke IFAD untuk
memperoleh persetujuan.
c. Rekrutment
Pendamping
Provinsi (Co TL)
akan
dilaksanakan oleh PPIU
dengan dukungan NPMU
dan Procurement Specialist
yang
akan
membantu
penyusunan dokumen yang
diperlukan
untuk
pengadaan
berdasarkan
pedoman pengadaan yang
telah disusun oleh NPMU.
Kontrak akan diberikan oleh
PPIU melalui dana dekon.
d. Rekrutment
pendamping
kabupaten
dan
distrik.
Proses pemilihan calon
akan dilaksanakan
di
kabupaten
melalui
pengumuman di surat kabar
lokal dan media lainnya
yang tersedia di kabupaten.
Calon diutamakan yang
pernah bekerja di PNPM
Pertanian sebelumnya dan
berasal
dari
lokasi
setempat. Tiga calon akan
dipilih untuk diusulkan ke
PPIU untuk dipilih satu
yang paling sesuai dengan
kriteria
yang
telah
ditetapkan
Pengadaan
Pendamping
Kampung
akan dilaksanakan melalui
musyawarah kampung dan
difasilitasi oleh Pendamping
Distrik
yang
akan
mengusulkan calon yang
sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Calon tersebut
akan ditetapkan
oleh
Kepala
Kampung
dan
disampaikan
ke
PPIU/
Dinas PMK Provinsi melalui

PELAKSANA

NPMU, Dinas PMK
Provinsi, dan Tim
Konsultan Pusat

Dinas PMK Provinsi
NPMU,
Procurement
Specialis

Dinas PMK
Kabupaten dan
didukung oleh Dinas
PMK Provinsi,
NPMU,
Procurement
Specialis
Pendamping Distrik,
Kepala Kampung

KELUARAN
pendamping
kabupaten, distrik

Waktu

ToR
untuk
pendamping
provinsi,
kabupaten, distrik,
dan kampung siap
untuk digunakan
Co. TL diprovinsi
Papua dan Papua
Barat
siap
bertugas,

Maret 2017

Pendamping
kabupaten untuk
setiap kabupaten
dan distrik lokasi
program
siap
untuk bertugas.

April 2017

Pendamping
Kampung di setiap
kampung
lokasi
program
siap
bertugas

Mei 2017

April 2017

Program Pembangunan Desa Mandiri

14

KEGIATAN dan PROSES
DPIU/
Dinas
PMK
Kabupaten

PELAKSANA

KELUARAN

Waktu

Sub-komponen 2.2 : Pelatihan Pendamping
a. Pelatihan Fasilitator
Untuk memastikan kualitas para pendamping memiliki kapasitas yang diperlukan
oleh program, maka PPDM akan melaksanakan pelatihan penyegaran selama 30
hari. Pelatihan ini akan dilaksanakan di masing-masing Provinsi : Di Kota Jayapura
untuk wilayah Provinsi Papua dan Kota Manokwari untuk wilayah Provinsi Papua
Barat.
Tujuan pelatihan : Pelatihan penyegaran ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan para pendamping tentang PPDM serta tugas pendamping dalam
melaksanakan PPDM. Pelatihan dilaksanakan oleh NPMU dan Tim Konsultan
Pusat dengan menggunakan jasa Event Organizer yang direkrut oleh NPMU. Modul
pelatihan akan disusun oleh Tim Konsultan Pusat dengan mengacu pada modul
pelatihan penyegaran yang digunakan pada waktu PNPM Pertanian sebelumnya
dengan penyesesuain beberapa materi/topik pelatihan sesuai dengan kebijakan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Beberapa topik pelatihan yang akan disampaikan dalam pelatihan penyegaraan
antara lain adalah :

PPDM di Papua dan Papua Barat;

Penjelasan singkat tentang Undang-undang Desa, Permendes nomor 22 Tahun
2016 tentang Penggunaan Dana Desa Tahun 2017;

Penggunaan dana desa bagi kegiatan pemberdayaan khususnya peningkatan
ekonomi masyarakat di bidang pertanian, perikanan dan pengolahan hasil
pertanian yang disesuaikan dengan karakteristik wilayahnya (penggunungan,
dataran rendah, wilayah pesisir)

Pedoman untuk pendirian dan pembubaran Badan Usaha Milik Desa,

Penyusunan Rencana Kerja Desa, Perencanaan Partisipatif Pertanian Desa9,
dan Pemberdayaan masyarakat;

Aspek-aspek gender - sangat relevan bagi masyarakat dataran tinggi di mana
perempuan terpinggirkan dalam didominasi laki-laki distruktur sosial;

Perbaikan Gizi keluarga melalui pemanfaatan hasil pertanian antara lain
tanaman umbi-umbian
Pada akhir pelatihan, seluruh peserta pelatihan akan di evaluasi pemahamannya
terhadap materi pelatihan melalui Pre Test dan Post Test. Disamping itu, setiap
peserta akan ditest komitmennya dalam bekerja didaerah terpencil seperti Tanah
Papua. Rencana pelatihan bagi fasilitator dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.

9 Pedoman Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif Pertanian Desa

Program Pembangunan Desa Mandiri

15

Tabel 7
Kegiatan Sub-komponen 2.2 : Pelatihan Fasilitator
Lingkup Pelatihan
 Prosedur penggunaan
dana Desa (Permendes
no.22 tahun, 2016)
 Pendirian,
pembubaran,
dan
fungsi
BUMDES
(Permendes
no.5,
2015)
 Konsep pemberdayaan
masyarakat
 Perencanaan
partisipatif pertanian
 Dinamika kelompok
 Teknik pertanian umum
untuk dataran tinggi,
rendan dan wilayah
pesisir

Durasi
Pelatihan
30 hari

Peserta
1. Co
Team
provinsi;
2. Pendamping
Kabupaten
3. Fasilitator
Kecamatan
Papua
77,
Papua
Barat
51 telah siap
sebagai
pendamping
masyarakat

Fasilitator /
Pelatih
NPMU
dan
konsultan
NPMU

Lokasi
Provinsi
Papua
dan
Papua Barat

b.

Pelatihan Teknik Perencanaan Partisipatif Pertanian.

1)

Tujuan
: Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman dan
keterampilan kepada para peserta untuk menyusun dan memfasilitasi
perencanaan desa yang mencakup kegiatan ekonomi produktif, termasuk
pertanian sesuai dengan potensi desa dan kebutuhan petani.
Materi
: pelatihan mencakup Undang-Undang Desa, penggunaan dana
Desa, BUMdes dan teknik fasilitasi dan menyusun perencanaan partisipatif
pertanian, teknik pertanian sesuai dengan wilayah geografi lokasi peserta, dan
menyusun Anggaran rencana pengembangan pertanian dalam RKPDesa.
Strategi pelatihan : Modul pelatihan akan disusun oleh konsultan NPMU.
Materi pelatihan tentang teknik pertanian akan disesuaikan dengan lokasi
geografis dimana peserta berasal dan potensi daerah lokasi program (dataran
tinggi, dataran dan pesisir). Untuk itu, dalam penyampaian materi pelatihan
tentang teknik pertanian, para peserta akan dibagi berdasarkan geografis
wilayah.
Pelatihan akan dihadiri oleh kepala Desa, kelompok, tokoh masyarakat,
Fasilitator Desa, Fasilitator distrik, penyuluh teknis. Diharapkan dengan strategi
ini, para pihak yang terlibat dalam penyusunan perencanaan pembangunan
desa akan memiliki pemahaman yang sama tentang proses dan visi rencana
pembangunan desa.
Evaluasi pelatihan
: Seluruh peserta pelatihan akan di evaluasi
pemahamannya terhadap materi pelatihan melalui pre test pada awal pelatihan
dan post test pada akhir masa pelatihan. Setiap peserta akan diberikan
sertifikat hasil pelatihan.

2)

3)

4)

Program Pembangunan Desa Mandiri

16

Selain evaluasi pada waktu pelatihan, setelah dua bulan mengikuti pelatihan,
NPMU akan mengumpulkan umpan balik dari peserta yang akan dilakukan oleh
Pendamping Distrik dan dikoordinasikan oleh Pendamping Kabupaten di
masing-masig kabupaten. Umpan balik akan menjadi masukan untuk perbaikan
materi dan pelaksanaan pelatihan di masa yang akan datang.
Tabel 8
Rincian Kegiatan pada
Pelatihan Perencanaan Partisipatif Pertanian Desa dan Teknik Pertanian
Materi Pelatihan
 Prosedur
penggunaan dana
Desa (Permendes
no.22
tahun,
2016)
 Pendirian,
pembubaran, dan
fungsi BUMDES
(Permendes no.5,
2015)
 Perencanaan
partisipatif
pertanian
(rencana usaha,
dan pemasaran)
 Teknik pertanian
umum
yang
spesifik lokasi
 Dinamika
Kelompok

c.

Durasi
pelatihan
6 Hari

Participan
1. Pendamping
Distrik
2. Kepala
Kampung
3. Pendamping
Kampung
4. Penyuluh
pertanian
5. Kelompok Tani
Papua : 617
Papua Barat
365

Facilitators /
Trainers
NPMU
and
konsultan
NPMU

Lokasi

Waktu

13
Kabupaten

Juli

Agustus
2017

:

Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian

Tujuan bimbingan teknis : Pelatihan ini akan memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada peserta tentang pengolahan hasil pertanian , dan kemasan
untuk meningkatkan nilai jual;
Strategi pelaksanaan :
1) Materi bimbingan teknis : Modul Bimbingan Teknis ini akan disusun oleh
konsultan NPMU dan Tenaga Ahli Pengolahan hasil dengan memperhatikan
produk olahan yang sesuai dengan potensi daerah. Informasi tentang jenis
produk olahan diperoleh dari hasil kajian kampung yang dilaksanakan oleh
Pendamping Distrik. Disamping itu, peserta akan diberikan pengetahuan
tentang penggunaan dana Desa, BUMdes dan dinamika berkelompok;
2) Bimbingan Teknis pengolahan hasil pertanian ini akan dihadiri oleh kepala
Desa, kelompok, tokoh masyarakat, Fasilitator Desa, Fasilitator distrik,
penyuluh teknis.

Program Pembangunan Desa Mandiri

17

3)

Evaluasi pelatihan : Seluruh peserta pelatihan akan di evaluasi pemahaman
terhadap materi dan praktek bimbingan teknis melalui pre test pada awal
pelatihan dan post test pada akhir masa pelatihan. Disamping itu, dua bulan
setelah selesai pelatihan peserta akan dimintakan umpan baliknya terhadap
penerapan hasil pelatihan. Pengumpulan umpan balik ini akan dilakukan oleh
Pendamping Distrik dengan cara sampling, dan dikoordinasikan oleh
Pendamping Kabupaten untuk masukan evaluasi dan perbaikan materi dan
teknik bimbingan teknis.
Tabel 9
Kegiatan dalam Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian

Lingkup Pelatihan
 Pendirian,
pembubaran,
dan
fungsi
BUMDES
(Permendes
no.5,
 Dinamika
Kelompok
 Teknologi
pengolahan
hasil pertanian
yang sesuai di
daerahnya
berdasarkan
hasil
analisa
situasi
dan
kondisi
yang
dilakukan oleh
konsultan
dan
fasilitator
kecamatan dan
kabupaten

d.

Durasi
pelatihan
10 Hari

Participan
1.Fasilitator
kecamatan
2.Pendamping
kampung
3.Kelompok
tani

Facilitators/
Trainers
NPMU
dan
konsultan
NPMU
dan
tenaga ahli di
bidangnya

Lokasi

Waktu

Provinsi Papua
dan
Papua
Barat

Agustus

Novem
ber
2017

Papua : 306
Papua Barat :
163
(peserta
khusus
bagi
desa
yang
memiliki
potensi
Pengolahan
Hasil)

Sekolah lapang

Tujuan Sekolah lapang
: Memfasilitasi petani meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tentang teknologi pertanian (teknologi budidaya, Paska Panen,
pengendalian hama dan penyakit), Disamping itu, petani akan diberikan
pengetahuan dan keterampilan tentang analisa usaha tani.
1)

Strategi pelaksanaan Sekolah Lapang :

Program Pembangunan Desa Mandiri

18

i.

ii.

iii.

iv.

v.

vi.

vii.

viii.

ix.

Kegiatan Sekolah Lapang akan dimulai dengan kajian bersama petani yang
menyangkut : Masalah dan kendala yang dihadapi petani dalam melaksanakan
kegiatan usaha pertaniannya;
Hasil kajian ini merupakan dasar dalam menyusun materi belajar untuk Sekolah
Lapang. Dalam penyampaian informasi teknologi, fasilitator/pemandu harus
berperan dan meperlakukan petani sebagai mitra yang sejajar, bukan
menggurui
Sekolah Lapang akan dilaksanakan secara berkelompok (tidak harus dalam
kelompok yang telah diregristrasi) dengan jumlah peserta per kelompok The
sekitar 25 petani, dan menggunakan lokasi yang mudah dijangkau oleh semua
peserta.
Sekolah Lapang dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan sesuai dengan
siklus/jadwal pelaksanaan kegiatan produksi dari mulai tanam sampai paska
panen, termasuk apek teknis, dan keuangan. Durasi setiap pertemuan tidak
lebih dari setengah hari.
Dalam Sekolah lapang supaya dimasukan juga topik tentang gizi – bagaimana
keterkaitan gizi, kesehatan dan konsumsi makanan. Para peserta Sekolah
Lapang akan diberi informasi tentang manfaat kesehatan dan ekonomi dari
diversifikasi produk.
Sekolah Lapang pada tahap awal akan dipandu oleh pendamping (dengan
dukungan teknis dari petugas dinas, penyuluh pertanian), tahap selanjutnya
akan dipandu oleh petani pemandu.
Setiap Sekolah Lapang akan diulang dua kali untuk setiap kelompok tetapi
dengan intensitas menurun, dan atau dengan topik yang baru sesuai dengan
kebutuhan dan permintaan petani.
Sekolah Lapang akan menjadi tempat untuk kelompok petani peserta program
berpartisipasi dalam kegiatan PPDM lainnya, termasuk upaya peningkatan nilai
tambah produk pertanian, pemasaran, demo peralatan pertanian, serta diskusi
dengan petugas bank untuk peluang sumber pembiayaan bagi usaha produktif
masyarakat.
Bahan untuk mendukung proses pembelajaran akan disusun oleh konsultan
NPMU dan akan di buat dalam buku dengan desain grafis yang sederhana dan
menarik, seperti bentuk komik dalam bahasa lokal yang mudah dipahami oleh
masyarakat;

2) Pendamping distrik wajib menyampaikan laporan
Pelaksanaan Sekolah Lapang yang mencakup; materi/topik yang disampaikan,
jumlah peserta yang mengikuti (laki-laki dan wanita), persentase peserta yang
menerapkan. Materi yang disampaikan.10
Tabel 10
Kegiatan dalam Sekolah Lapang
10 Format pelaporan pelaksanaan sekolah lapang terdapat pada lampiran pedoman monitoring dan
evaluasi

Program Pembangunan Desa Mandiri

19

Lingkup
Pelatihan
 Teknik
budidaya
pertanian,
Paska Panen,
pengendalian
hama
dan
penyakit,
,
Dinamika
kelompok,
analisa usaha
tani
dataran
tinggi, rendah
dan
wilayah
pesisir.

e.

Lamanya
waktu
pelatihan
Berdasarkan
rencana
partisipatif dan
kebutuhan
masyarakat
setempat

Participan
Kelompok
tani/masyarakat

Facilitators/
Trainers
1. Fasilitator
kecamatan
2. Pendampin
g kampung
3. Penyuluh
pertanian

Lokasi

Waktu

Di Desa
sasaran
program

Juni 2017

Maret
2018

Dukungan untuk Penerapan Hasil Pelatihan Komoditas Terpilih

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian yang
dihasilkan oleh para petani melalui perbaikan kualitas paska panen dan atau
pengolahan serta memotong rantai pemasaran. Dengan demikian pendapatan
petani diharapkan meningkat.
Salah satu upaya untuk membantu petani meningkatkan hasil usaha pertaniannya,
program Pembangunan Desa Mandiri (PPDM) akan memfasilitasi kegiatan
peningkatan nilai tambah dari produk pertanian yang dihasilkan di beberapa
kabupaten yang dinilai memiliki potensi sebagai percontohan (pilot), yaitu :
1) Kabupaten Sarmi untuk pengembangan komoditi kelapa dan coklat,
2) Kabupaten Jayawijaya untuk komoditi Kopi,
3) Kabupaten Fak-Fak untuk pengembangan rumput laut dan buah pala.
Kriteria Pemilihan Lokasi
i. Pemerintah Daerah memiliki komitmen untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
ini dengan melakukan pembinaan dan monitoring;
ii. Memiliki potensi Komoditi unggulan daerah yang mempunyai dukungan
permodalan dan berpeluang untuk di pasarkan
iii. Komoditas tersebut sudah dikelola oleh masyarakat dan perlu pengembangan,
baik Sumber Daya Manusia, teknologi dan pemasarannya;
iv. Sudah dikelola oleh BUMDes atau Kelompok Tani;
Strategi yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
(1) Identifikasi desa yang akan menjadi calon lokasi pilot. Pendamping Kabupaten,
pendamping distrik di tiga kabupaten terpilih bersama konsultan akan
melakukan identifikasi desa-desa yang memiliki potensi komoditas tersebut
diatas, dengan menggunakan kriteria antara lain : (a) komoditas dimaksud
merupakan mayoritas komoditas pertanian yang ditanam di desa tetapi belum

Program Pembangunan Desa Mandiri

20

(2)

(3)

(4)

(5)

diusahakan secara maksimal untuk (b) mayoritas penduduk di desa tersebut
mempunyai mata pencaharian utama komoditas pertanian dimaksud (kelapa
untuk Kab. Sarmi; perikanan laut untuk Kab. Raja Ampat; kopi untuk Kab.
Jayawijaya; rumput laut dan buah pala untuk Kab Fak-Fak); dan (c) adanya
komitmen dari Pemerintah Kampung untuk memberikan lahan dan bangunan
yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan yang diperlukan untuk
meningkatkan nilai tambah produk pertanian desa setempat. Hasil identifikasi
akan merekemondasikan : (i) teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan
nilai tambah produk pertanian; (ii) peralatan yang diperlukan; (iii) kontruksi dan
luas sarana bangunan yang diperlukan; (iv) jumlah dan keahlian sumber daya
manusia yang diperlukan untuk mengoperasikan kegiatan paska panen dan
atau pengolahan hasil, serta pemasaran;
Dukungan Pemerintah Daerah. Pemerintah Kabupaten, Ddistrik dan
Kecamatan harus memberikan dukungan sebagai prasyarat dalam penyediaan
peralatan untuk peningkatan nilai tambah produk pertanian, yaitu : (a) lahan
dan bangunan yang layak untuk mengoperasikan kegiatan peningkatan kualitas
paska panen dan pengolahan hasil produk pertanian sesuai dengan
rekomendasi hasil identifikasi. Status lahan dan bangun harus atas nama
Pemerintah Kampung; (b) Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang telah
dilengkapi dengan perangkat unit usaha yang telah terlatih dan terampil dalam
mengelola usaha komoditas pertanian;
BUMDes akan bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemeliharaan
peralatan yang disediakan oleh PPDM, termasuk penyediaan biaya
pemeliharaannya;
Membangun kemitraan antara BUMDes dengan mitra usaha. Dalam upaya
keberlanjutan usaha BUMDes, konsultan pemasaran bersama Kementerian
Desa dan Dinas Pembangungan Masyarakat Kampung (BPMK) di provinsi dan
kabupaten akan mencari calon mitra usaha untuk BUMDes di desa lokasi
percontohan. Dengan demikian produk pertanian yang dihasilkan di desa
tersebut dapat ditampung oleh Unit Usaha BUMDes, sehingga peningkatan
pendapatan petani desa setempat diharapkan berkesinambungan.
Penyusunan Rencana Usaha (Business plan):
Rencana usaha akan disusun oleh setiap BUMdes di lokasi program.

Kegiatan yang akan didukung oleh PPDM meliputi :
(1) Pelatihan teknis :

Khusus bagi petani di lokasi yang memiliki potensi komoditi yang akan
dikembangkan, supaya mereka dapat menerapkan teknologi pertanian
yang sesuai dengan permintaan pasar ( Good Agriculture Practice – GAP);

Khusus untuk teknisi yang akan mengoperasikan peralatan untuk paska
panen dan atau pengolahan hasil;
(2) Penyediaan peralatan untuk mendukung peningkatan nilai tambah produk
pertanian (paska panen dan pengolahan hasil). Peralatan akan disediakan
berdasarkan proposal yang diajukan oleh BUMDes dengan mengacu pada

Program Pembangunan Desa Mandiri

21

rekomendasi hasil tim identifikasi awal, dan akan diverifikasi BPMK Kabupaten
dan disetujui oleh NPMU;
(3) Penyediaan tenaga ahli yang akan memfasilitasi peningkatan nilai tambah
produk pertanian;
(4) Penyediaan modal awal (seed capital) untuk BUMDes membeli bahan mentah
langsung dari petani produsen.11
Jenis Dukungan
Jenis bantuan yang akan diberikan akan disesuaikan dengan proposal/usulan
kelompok Tani/ Kelompok Masyarakat.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan program bantuan berbasis komoditi ini akan di atur
dalam petunjuk teknis tersendiri12.
Sub-komponen 2.3 : Manajemen dan Dukungan Tim Fasilitasi
a)

b)

c)

d)
e)

Manajemen : Tim fasilitasi di tingkat kabupaten berada di bawah arahan
Kepala BPMK kabupaten, terdiri dari fasilitator kabupaten dan spesialis. Tim
fasilitasi akan bergerak di lapangan dan akan bekerja sama dengan staf
Kementerian. Kegiatan utama mereka sudah di bahas pada bab II, mengenai
tupoksi tenaga ahli:
Fasilitasi dan pendampingan pelaksanaan PPDM akan dilaksanakan secara
berjenjang dari mulai tingkat pusat sampai tingkat desa, proses dampingan ini
dimulai pada saat pelatihan pra-tugas bagi fasilitator dilaksanakan.
Fasilitator akan melakukan kunjungan rutin, fasilitator kabupaten dan spesialis
akan mendampingi fasilitator kecamatan dan membantu fasilitator kecamatan
dalam menghadapi kendala yang mereka hadapi.
Penyediaan Informasi : Fasilitasi juga mencakup komponen penyediaan
informasi yang lengkap bisa dalam bentuk cetak dan multi-media
Eksternal Monitoring : pemantauan eksternal yang dilaksanakan oleh konsultan
NPMU diperlukan untuk mereview kualitas program, seperti verifikasi hasil
proyek dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat atau
melalui lembaga lain, seperti: kelompok masyarakat, LSM lokal, dan PEMDA.

KOMPONEN 3
a.

b.

c.

: Pemberdayaan Ekonomi

Komponen ini bertujuan untuk mendukung masyarakat dalam memanfaatkan
sumber daya alam secara efektif dan berkelanjutan, peningkatan nilai produk
dan harga jual produk akan peningkatan pendapatan masyarakat.
Kendala umum bagi sebagian besar petani di Pulau Papua adalah
ketidakmampuan untuk memasok pasar dengan volume yang konsisten dan
rendahnya kualitas produk.
Karena komponen pemberdayaan ekonomi produktif akan didanai dari dana
desa maka penentuan komoditi/jenis tanaman, jenis ternak serta pengelolaan

11 PMK nomor 73 Tahun 2016 Tentang Bantuan Pemerintah
12 Petunjuk Teknis Bantuan Teknis berbasis Komoditi

Program Pembangunan Desa Mandiri

22

d.

e.

paska panen ditentukan oleh para petani itu sendiri melalui proses
perencanaan yang partisipatif dengan di fasilitasi oleh Fasilitator dan Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL). Hal ini disesuaikan dengan karakteristik masingmasing wilayah yakni wilayah dataran tinggi, dataran rendah dan wilayah
pesisir pantai.
Untuk memperkuat kapasitas dan kemampuan para Fasilitator di tingkat distrik
dan desa, PPDM akan melaksanakan pelatihan-pelatihan yang mendukung
terhadap upaya dan peranan para Fasilitator dalam perencanaan penentuan
komoditi/jenis tanaman potensi unggulan, proses peningkatan nilai jual,
pengelolaan hama terpadu dan pengelolaan paska panen.
PPDM akan melaksanakan peningkatan kapasitas terhadap kelompok sasaran
melalui sekolah lapang di desanya masing-masing dan pelatihan khusus yang
diperlukan. Selain itu PPDM akan memberikan bantuan berupa infrastruktur
dan peralatan.

Sub-komponen 3.1 : Daerah Dataran Tinggi
a)
b)

c)
d)

e)

Prioritas tanaman/produk yang diarahkan dalam PPDM pada wilayah dataran
tinggi adalah: (i) ubi jalar; (ii) sayuran; (iii) kopi; dan (iv) ternak kecil.
Pertanian dataran tinggi terdiri dari dua sistem pertanian yang berbeda - pada
dasarnya tergantung pada akses pasar dan lokasi, prioritas tanaman untuk
wilayah yang terpencil seperti ubi jalar dan ternak kecil (babi, ayam) sangat
relevan untuk dijadikan produk bagi ketahanan pangan masyarakat.
Tanaman unggulan seperti sayuran dan kopi memiliki potensi yang besar untuk
di kembangkan menjadi produk unggulan daerah.
Kegiatan untuk pengembangan produk komoditi tanaman prioritas tersebut
terbagi dalam dua bagian yakni; (1). Produksi dan paska panen dan (2).
Pemasaran produk. Kedua kegiatan ini dapat berupa pengembangan
infrastruktur, peralatan atau pelatihan.
Persentase alokasi untuk kegiatan pengembangan produk dapat dilihat pada
Tabel 11 - memperlihatkan bobot yang signifikan untuk meningkatkan
pengembangan infrastruktur dan peralatan untuk semua tanaman, serta
investasi paska panen dan pemasaran - terutama tanaman kopi. Sedangkan
bagi ternak sepenuhnya hanya terfokus pada produksi, pasar lokal dan
kebutuhan rumah tangga.
Tabel 11
Bobot Alokasi Pengembangan Kegiatan di Dataran Tinggi
KOMODITI

Ubi-ubian
Sayuran
Kopi
Peternakan kecil (babi / ayam)

PRODUKSI
Infrastruktur
pelatiha
n
46%
11%
80%
3%
10%
2%
69%
31%

PENGOLAHAN/PEMASARAN
Infrastruktur
pelatihan
31%
12%
87%
0%

11%
6%
2%
0%

Program Pembangunan Desa Mandiri

23

Program Pembangunan Desa Mandiri

24

Sub-komponen 3.2 : Dataran rendah
a)
b)

c)

d)

e)

Prioritas tanaman/produk yang diarahkan dalam PPDM pada wilayah dataran
rendah adalah: (i) Coklat; (ii) kelapa; (iii) pala; dan (iv) ternak kecil, dll.
Tanaman coklat, pala dan kelapa merupakan sumber produk yang dapat
memberikan pendapatan bagi masyarakat, tetapi sistem budidaya dan produksi
yang kurang baik tidak dapat memberikan hasil yang baik bagi masyarakat.
Pengembangan sistem budidaya dan produksi yang baik perlu dikembangkan
untuk komoditi tersebut sehingga komoditi tersebut dapat dijadikan produk
unggulan daerah.
Kegiatan untuk pengembangan produk komoditi tanaman prioritas tersebut
terbagi dalam dua bagian yakni; (1). Produksi dan paska panen dan (2).
Pemasaran produk. Kedua kegiatan ini dapat berupa pengembangan
infrastruktur, peralatan atau pelatihan.
Persentase alokasi untuk kegiatan pengembangan produk dapat dilihat pada
Tabel 12 - memperlihatkan bobot yang signifikan untuk meningkatkan
pengembangan infrastruktur dan peralatan untuk semua tanaman, serta
investasi paska panen dan pemasaran - terutama tanaman Coklat. Sedangkan
bagi ternak sepenuhnya hanya terfokus pada produksi, pasar lokal dan
kebutuhan rumah tangga
Tabel 12
Bobot Alokasi Pengembangan Kegiatan di Dataran Rendah

PRODUKSI
Infrastruktur
Pelatihan
Coklat
29%
4%
Pala
27%
4%
Kelapa
0%
0%
Peternakan
69%
31%
Catatan: Infrastruktur meliputi peralatan.
TANAMAN
PANEN/PRODUK

Sub-komponen 3.3
a)

b)

:

PASKA PANEN / PEMASARAN
Infrastruktur
Pelatihan
63%
4%
65%
4%
100%
0%
0%
0%

Wilayah Pesisir

Di daerah pesisir di mana kegiatan budidaya berasal dari sumber daya alam
laut yang melimpah, PPDM akan terus mengembangkan peluang bagi
masyarakat pesisir seperti; rumput laut, ikan cumi-cumi, ikan asin dan produksi
kerupuk cumi/ikan.
Persentase alokasi untuk kegiatan pengembangan produk dapat dilihat pada
Tabel 13 - memperlihatkan bobot yang signifikan untuk meningkatkan
pengembangan infrastruktur dan peralatan untuk semua hasil laut termasuk
budidaya rumput laut, serta investasi paska panen dan pemasaran.

Program Pembangunan Desa Mandiri

25

Tabel 13
Bobot alokasi pengembangan kegiatan di wilayah pesisir
Produksi
Tanaman Panen/produk
Infrastruktur
Rumput Laut
Ikan/cumi
Salted Fish/Squid
Fish Cracker Prod'n

0%
84%
0%
80%

Pelatiha
n
3%
8%
0%
20%

Paska Panen /
pemasaran
Infrastruktur

Pelatihan

87%
0%
95%
0%

9%
8%
4%
0%

Pengembangan mata pencaharian dan kegiatan ekonomi produktif ini menjadi
bagian dari rencana pembangunan desa, hal tersebut memerlukan koordinasi
proyek yang efektif yang didukung dengan fasilitasi dan dukungan teknis serta
bimbingan di semua tingkatan.
Kegiatan pemasaran produk komoditi akan di fasilitasi oleh spesialis pemasaran
kabupaten dan pusat.
KOMPONEN 4

: Manajemen Proyek

Program ini secara khusus bertujuan memperkuat pendapatan dan taraf ekonomi
masyarakat khsusunya dalam sektor pertanian dalam rencana pembangunan desa.
Program ini memerlukan manajemen pengelolaan yang efektif dari semua tingkatan
program.
Pelaksanaan Program
Program ini mengadopsi pembelajaran yang baik dari PNPM pertanian yang
sebelumnya. Pelaksanaan program ini akan menekankan pada dua aspek, yakni
mobilisasi masyarakat untuk mendapatkan bantuan teknis serta akses terhadap
penggunaan dana desa. Diharapkan program ini akan mendorong peningkatan
pendapatan keluarga melalui mobilisasi sumberdaya Lokal. Dana desa digunakan
untut meningkatkan produksi dan kualitas pertanian baik pada bidang pertanian
dadataran tinggi, dataran rendah, pesisir dan lautan (perikanan).
a.

Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Dirjen PPDM adalah Ketua Tim Pengarah (Program Director) National Project
Management Unit (NPMU).

b.

Unit Pengelola Tingkat Nasional PPDM (NPMU)

1)

Direktur Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna.
Direktur PSDATTG. sebagai Kepala Satuan Kerja PPDM dan sebagai Ketua
NPMU (Program Manager) serta sebagai penanggungjawab kegiatan PPDM.
Ketua National Project Management Unit (NPMU) bertanggung jawab dalam:
(1) Menetapkan rencana kerja tahunan/

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPONEN MAKNA KATA YANG BERMAKNA DASAR MEMUKUL DALAM BAHASA MADURA DIALEK PAMEKASAN

28 440 50

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

STUDI PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

5 158 1

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENGINFORMASIKAN TELKOMFLEXI MELALUI NEWSLETTER PADA KARYAWAN DI PT TELKOM Tbk DIVRE III BANDUNG

2 38 1

PERAN PT. FREEPORT INDONESIA SEBAGAI FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

12 85 1