339725561 Modul Design and Construction 1

MODUL PENGHANTAR STUDI DC

EDISI 1

Penanggung Jawab : Aang Wahidin, ST.,MT.

Tri Triyasmihadi, ST.,MT.

Penyusun

: Abdul Aziz Amin.

Chakti Maharani E.W.P. Fajar Roro Egi Pangesti.

Editor

: Ruddianto, ST.,MT.

Hariyanto Soeroso, Ir.,MT. Rachmad Tri Soelistijono, ST.,MT. Tri Karyono, ST.,MT.

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Buku Modul DC ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan modul ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku Modul DC ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga buku Modul DC dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya .

Surabaya, Desember 2016

Penyusun

1 BAB I MARS DC

Kami datang menyingsingkan lengan Kami datang menegakkan dagu Kami datang menuju masa depan baru

Kamilah DC yang sebenarnya Tak mungkin menyerah dan tak mungkin tergoyah Apapun halangannya kita tetap bersama

Kamilah DC yang sesungguhnya Yang kenal rasa hormat, tak kenal rasa takut Tekat, kuat, tak mudah terjatuh Memang sudah jiwa kami Satu suara satu tujuan itulah semangat kami

Terimakasih kawan-kawanku DC.. DC.. jayalah selalu

2 BAB II PENGENALAN PRODI TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL

2.1 D-III Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal

2.1.1 Visi:

 Menjadi progam studi bereputasi global dalam melaksanakan dan mengembangkan teknologi perancangan kapal dan teknologi penunjangnya serta berperan aktif mengimplementasikannya.

2.1.2 Misi:

 Melaksanakan progam pendidikan vokasi dan penelitian terapan di bidang teknologi perancangan kapal dan industri penunjangnya.

 Berperan dalam kegiatan kemasyarakatan secara aktif dan produktif, untuk

mengembangkan teknologi perancangan kapal dan industri penunjangnya.  Membangun masyarakat akademis berkualitas dibidang perancangan kapal dan

penunjangnya yang mampu berkompetisi secara global.  Membentuk jejaring kerja dengan sektor industri kemaritiman serta berbagai

institusi terkait untuk merealisasikan sistem pendidikan di bidang perancangan kapal dan penunjangnya yang komprehensif.

 Mengintregasikan pengembangan kepribadian dalam proses pembelajaran dan atau kegiatan ekstra kurikuler untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada

Tuhan Yang Maha Esa serta kemuliaan akhlak.

2.1.3 Capaian Pembelajaran Lulusan

2.1.3.1 Rumusan Sikap

1. Betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.

2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika.

3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila.

4. Berperan sebagai warga Negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.

6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.

9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.

10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

2.1.3.2 Rumusan Keterampilan

1. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dan menganalisis data dengan beragam metode yang sesuai, baik yang belum maupun yang sudah baku.

2. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur.

3. Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan bidang keahlian terapannya, didasarkan pada pemikiran logis, inovatif, dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.

4. Mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih, serta mengomunikasikannya secara efektif kepada pihak lain yang membutuhkan.

5. Mampu bekerja sama, berkomunikasi dan berinovatif dalam pekerjaannya.

6. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervise dan evaluasi terhadap penyelesaina pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada dibawah tanggungjawabnya.

7. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah tanggungjawabnya, dan mengelola pengembangan kompetensi kerja secara mandiri.

8. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

2.1.3.3 Penguasaan Pengetahuan

1. Menguasai konsep teoritis secara umum tentang sains alam, prinsip- prinsip rekayasa (engineering principles), sains rekayasa dan perancangan rekayasa yang diperlukan untuk analisis dan perancangan bentuk & karakteristik lambung (hullform), denah (layout), komponen konstruksi, proses justifikasi, dan bagian-bagian rancangan sistem kapal serta bangunan apung lainnya.

2. Menguasai konsep teoritis secara umum cara-cara pengujian dan pengukuran stabilitas, penentuan titik berat (G), buoyancy (B), serta metacenter (M) kapal serta bangunan apung lainnya,.

3. Menguasai pengetahuan karakteristik secara umum tentang material ferro dan non ferro untuk material pembuatan kapal serta bangunan apung lainnya.

4. Menguasai pengetahuan tentang codes dan standard (Class Rules, Solas, Marpol, ILLC, ISM Code, IMO dan ISO) yang berlaku untuk proses menggambar dan mendesain kapal dan bangunan apung lainnya.

5. Menguasai prinsip dan issue terkini mengenai proses desain kapal aluminium dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, ssosial dan ekologi (lingkungan).

6. Menguasai pengetahuan tentang teknik berkomunikasi secara efektif untuk bekerja dalam tahapan proses desain kapal dan bangunan apung lainnya.

7. Menguasai pengetahuan tentang perkembangan teknologi desain kapal kecil ( small craft) terbaru dan terkini.

8. Menguasai pengetahuan prosedural dan standar kerja (SOP) di bengkel/area kerja laboratorium, serta mengaplikasikan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam proses desain kapal dan bangunan apung lainnya.

2.1.3.4 Kemampuan Kerja Khusus

1. Mampu menerapkan matematika, sains alam, dan prinsip rekayasa ke dalam prosedur perancangan dan praktek pembuatan detail gambar kapal serta bangunan apung lainnya untuk menyelesaikan masalah rekayasa 1. Mampu menerapkan matematika, sains alam, dan prinsip rekayasa ke dalam prosedur perancangan dan praktek pembuatan detail gambar kapal serta bangunan apung lainnya untuk menyelesaikan masalah rekayasa

2. Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah rekayasa bidang perancangan, detail gambar kapal dan bangunan apung lainnya, yang terdefinisi dengan jelas (well defined) menggunakan analisis data yang relevan dari codes, database dan referensi, serta memilih metode dengan memperhatikan faktor-faktor ekonomi, kesehatan, keselamatan public, dan lingkungan.

3. Mampu merancang dan merealisasikan bentuk dan karakteristik lambung (hullform), denah (layout), komponen konstruksi, proses justifikasi, dan bagian-bagian rancangan sistem kapal serta bangunan apung lainnya secara well defined yang memenuhi kebutuhan spesifik dengan pertimbangan yang tepat terhadap masalah keamanan dan kesehatan kerja dan lingkungan.

4. Mampu melakukan pengujian dan pengukuran stabilitas dan penentuan titik berat (G), buoyancy (B), serta metacenter (M) kapal serta bangunan apung lainnya berdasarkan prosedur dan standar, menganalisa, menginterpretasi dan menerapkan sesuai kriteria codes.

5. Mampu menggunakan software untuk menggggambar dan mendesain (CADD) kapal serta bangunan apung lainnya dalam melaksakan pekerjaan mulai dari gambar dasar (key plan) sampai dengan gambar produksi (production drawing).

2.2 D-IV Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal

2.2.1 Visi:

 Menjadi progam studi bereputasi global dalam melaksanakan dan mengembangkan teknologi detail perancangan lambung dan interior kapal dan teknologi

penunjangnya serta berperan aktif mengimplementasikannya.

2.2.2 Misi:

 Melaksanakan progam pendidikan vokasi dan penelitian terapan di bidang teknologi detail perancangan lambung dan interior kapal dan industri

penunjangnya.

 Berperan dalam kegiatan kemasyarakatan secara aktif dan produktif, untuk mengembangkan teknologi detail perancangan lambung dan interior kapal dan

industri penunjangnya.  Membangun masyarakat akademis berkualitas dibidang detail perancangan

lambung dan interior kapal dan penunjangnya yang mampu berkompetisi secara global.

 Membentuk jejaring kerja dengan sektor industri kemaritiman serta berbagai institusi terkait untuk merealisasikan sistem pendidikan di bidang perancangan

kapal dan penunjangnya yang komprehensif.  Mengintregasikan pengembangan kepribadian dalam proses pembelajaran dan atau

kegiatan ekstra kurikuler untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa serta kemuliaan akhlak.

2.2.3 Capaian Pembelajaran Lulusan

2.2.3.1 Rumusan Sikap

1. Betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.

2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika.

3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila.

4. Berperan sebagai warga Negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.

6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.

9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.

10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

2.2.3.2 Rumusan Keterampilan

1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, inovatif, bermutu, dan terukur dalam melakukan pekerjaan yang spesifik dibidang keahlian serta sesuai dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan.

2. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur.

3. Mampu mengkaji kasus penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang keahlian dalam rangka menghasilkan prototype, prosedur baku, desain atau karya seni, menyusun hasil kajiannya, dalam bentuk kertas kerja, spesifikasi desain, atau esai seni, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi.

4. Mampu menyusun laporan hasil kajian tersebut diatas dalam bentuk kertas kerja, spesifikasi desain, atau esai seni, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi.

5. Mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prosedur baku, spesifikasi desain, persyaratan keselamatan dan keamanan kerja dalam melakukan supervisi dan evaluasi pada pekerjaannya.

6. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerjas ama dan hasil kerja sama didalam maupun diluar lembaganya.

7. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervise dan evaluasi terhadap penyelesaina pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada dibawah tanggungjawabnya.

8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah tanggungjawabnya, dan mengelola pengembangan kompetensi kerja secara mandiri.

9. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

2.2.3.3 Penguasaan Pengetahuan

1. Menguasai konsep teoritis secara umum tentang sains alam, prinsip- prinsip rekayasa (engineering principles), sains rekayasa dan perancangan rekayasa yang diperlukan untuk analisis dan perancangan bentuk & karakteristik lambung (hullform), denah (Layout), komponen konstruksi, 1. Menguasai konsep teoritis secara umum tentang sains alam, prinsip- prinsip rekayasa (engineering principles), sains rekayasa dan perancangan rekayasa yang diperlukan untuk analisis dan perancangan bentuk & karakteristik lambung (hullform), denah (Layout), komponen konstruksi,

2. Menguasai konsep teoritis secara umum cara-cara pengujian dan pengukuran stabilitas, penentuan titik berat (G), buoyancy (B), serta metacenter (M) kapal serta bangunan apung lainnya,.

3. Menguasai pengetahuan karakteristik secara umum tentang material ferro dan non ferro untuk material pembuatan kapal serta bangunan apung lainnya.

4. Menguasai pengetahuan tentang codes dan standard (Class Rules, Solas, Marpol, ILLC, ISM Code, IMO dan ISO) yang berlaku untuk proses menggambar dan mendesain kapal dan bangunan apung lainnya.

5. Menguasai pengetahuan tentang material pembuat kapal dan material interior kapal beserta pengaplikasiannya.

6. Menguasai prinsip dan issue terkini mengenai proses desain kapal aluminium dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, ssosial dan ekologi (lingkungan).

7. Menguasai pengetahuan tentang teknik berkomunikasi secara efektif untuk bekerja dalam tahapan proses desain kapal dan bangunan apung lainnya.

8. Menguasai pengetahuan tentang perkembangan teknologi desain kapal kecil ( small craft) terbaru dan terkini.

9. Menguasai pengetahuan prosedural dan standar kerja (SOP) di bengkel/area kerja laboratorium, serta mengaplikasikan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam proses desain kapal dan bangunan apung lainnya.

2.2.3.4 Kemampuan Kerja Khusus

1. Mampu menerapkan matematika, sains alam, dan prinsip rekayasa ke dalam prosedur perancangan dan praktek pembuatan detail gambar kapal serta bangunan apung lainnya untuk menyelesaikan masalah rekayasa yang terdefinisi dengan jelas (well defined) pada bidang perancangan kapal.

2. Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah rekayasa bidang perancangan, detail gambar kapal dan bangunan apung lainnya, yang 2. Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah rekayasa bidang perancangan, detail gambar kapal dan bangunan apung lainnya, yang

3. Mampu merancang dan merealisasikan bentuk dan karakteristik lambung (hullform), denah (Layout), komponen konstruksi, proses justifikasi, dan bagian-bagian rancangan sistem kapal serta bangunan apung lainnya secara well defined yang memenuhi kebutuhan spesifik dengan pertimbangan yang tepat terhadap masalah keamanan dan kesehatan kerja dan lingkungan.

4. Mampu melakukan pengujian dan pengukuran stabilitas dan penentuan titik berat (G), buoyancy (B), serta metacenter (M) kapal serta bangunan apung lainnya berdasarkan prosedur dan standar, menganalisa, menginterpretasi dan menerapkan sesuai kriteria codes.

5. Mampu menggunakan software untuk menggggambar dan mendesain (CADD) kapal serta bangunan apung lainnya dalam melaksakan pekerjaan mulai dari gambar dasar (key plan) sampai dengan gambar produksi (production drawing).

6. Terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pembuatan detail rancangan lambung, layout, interior, eksterior dan struktur kapal (naval architect).

7. Mampu mengidentifikasi kegagalan struktur, material, layout penyebab kegagalan perancangan kapal.

8. Mampu menganalisa kenyamanan desain kapal berbasis ergonomic dan keindahan (estetika).

9. Menguasai ketrampilan manajerial secara professional bidang perancangan, struktur kapal dan inspeksi pembangunan kapal.

10. Mampu bekerja di atas air dengan aman dan selamat.

11. Mampu melaksanakan riset terapan bidang pembuatan detail rancangan

dan struktur kapal sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.

3 BAB III DATA PENGURUS HIMADEC 2016-2017 KABINET BERSATU ( Berani, Solid, Amanah, Menyatu )

NO NAMA

JABATAN

NOMOR HP

1. Yayang Candra R

Ketua Himpunan

2. Imam Mushofi

Wakil Ketua Himpunan

3. Nurul Istiqomah

Sekretaris Umum

4. Havinda Nur S

Bendahara Umum

Kepala Departemen Luar

5. Jayanti Wulandari 083831269133

Negeri (Lugri) Staff Depatemen

6. Tri Ayuning Sari 08564559587

Luar Negeri Staff Depatemen

7. Masfiyah 085732351956

Luar Negeri Staff Depatemen

8. Panggih Arung K 081259709681

Luar Negeri Staff Depatemen

9. Bayu Tri Susisno 085645425241

Luar Negeri Staff Depatemen

10. Reynalda Maulana 081334267011

Luar Negeri Staff Depatemen

11. Helmi Setyawan 085748908862

Luar Negeri Kepala Departemen Dalam

12. Salim A Bazher 087773337397

Negeri (Dagri) Staff Departemen

13. Nada Ayu Salsabela 085745901320

Dalam Negeri Staff Departemen

14. Ratna Rahayu S 085706966484

Dalam Negeri Staff Departemen

15. Revo Yudha Perwira 085649997999

Dalam Negeri Staff Departemen

16. Yoshua Dicky Ardana 081331777304

Dalam Negeri Staff Departemen

17. Lambang Bimantara 081555446444

Dalam Negeri Kepala Departemen

18. Richo Amirul F

Pengembangan Sumber Daya

Mahasiswa (PSDM) Staff Departemen

19. Arum Mujayanah

Pengembangan Sumber Daya

Mahasiswa Staff Departemen

20. Ainun Hanna

Pengembangan Sumber Daya

Mahasiswa Staff Departemen

21. Isro’in Badriyah

Pengembangan Sumber Daya

Mahasiswa

Staff Departemen

22. Muhammad Faris

Pengembangan Sumber Daya

Mahasiswa Staff Departemen

23. Puguh Aris K

Pengembangan Sumber Daya

Mahasiswa Staff Departemen

24. Irfan Farisyandi

Pengembangan Sumber Daya

Mahasiswa Staff Departemen

25. Alfathan Hayyan R

Pengembangan Sumber Daya

Mahasiswa Kepala Departemen

26. Chakti Maharani 082331011851

Riset dan Teknologi (Ristek) Staff Departemen

27. Fajar Roro Egi P 085852490304

Riset dan Teknologi Staff Departemen

28. Avista Nuraini 082230708742

Riset dan Teknologi Staff Departemen

29. Lailatul Afifah 082214794273

Riset dan Teknologi Staff Departemen

30. Izzul Fikry 087750698283

Riset dan Teknologi Staff Departemen

31. M Imam Jazuli 085708790339

Riset dan Teknologi Kepala Departemen

32. Wahdani Naufal H

Komunikasi dan Informasi

(Kominfo) Staff Departemen

33. Fitri Puspa Aryanti 081334230547

Komunikasi dan Informasi Staff Departemen

34. Widya Wulansari 081330310992

Komunikasi dan Informasi Staff Departemen

35. Frick Ihya A F 085815563602

Komunikasi dan Informasi Staff Departemen

36. Muhammad Adam 085641363123

Komunikasi dan Informasi Staff Departemen

37. Wahyu W Rahadian 081252658646

Komunikasi dan Informasi Kepala Departemen

38. Riza Nur Alfunniam 08996988457

Minat dan Bakat (Minbat) Staff Departemen

39. Ahmi Arofatur Rizkia 081357831504

Minat dan Bakat Staff Departemen

40. Rikad S Y 085784332465

Minat dan Bakat Staff Departemen

41. Arya Tahan 082232524690

Minat dan Bakat Staff Departemen

42. Wahyu Setyo P 085603061705

Minat dan Bakat Staff Departemen

43. Elha Novaldy Adam 085748922255

Minat dan Bakat

Kepala Departemen

44. M Hilman Maulana 085225533040

Kewirausahaan (KWU) Staff Departemen

45. M Bachtiar N 082244650155

Kewirausahaan Staff Departemen

46. Yusuf Dwi N 082333733152

Kewirausahaan Staff Departemen

47. Alvine Fadhila S 088217037517

Kewirausahaan

4 BAB IV TUGAS GAMBAR DI PRODI DC

4.1 Tugas Gambar Rencana Garis

Rencana Garis atau juga disebut dengan istilah Linesplan, merupakan mata kuliah dalam bentuk Tugas Gambar yang dilakukan untuk merencanakan bentuk dari lambung kapal berdasarkan data ukuran utama kapal yang ada. Untuk mendesain bentuk lambung tersebut, data minimal dari ukuran utama kapal yang harus diketahui meliputi panjang kapal (L), lebar kapal (B), tinggi kapal (H), sarat kapal (T) dan kecepatan rata-rata kapal (Vs). Bentuk lambung kapal yang didesain tersebut ditampilkan dalam 3 pandangan utama yang dikenal dengan istilah Bodyplan, Halfbreadthplan dan Sheerplan.

Body plan merupakan kumpulan bentuk penampang melintang kapal atau dikenal dengan istilah station, digambarkan sepanjang kapal yang umumnya dibagi menjadi 20 bagian yang sama yaitu mulai dari AP sampai FP. Bentuk penampang ini pada dasarnya sama dengan bentuk hasil perpotongan antara suatu bidang tegak terhadap dasar kapal dan sejajar bidang proyeksi yang berimpit midship dengan badan kapal. Pada body plan proyeksi station digambar separoh karena bentuknya simetris terhadap bidang centreline, sehingga station station dibelakang midship berada disebelah kiri bidang centreline dan station station didepan midship disebelah kanan bidang centreline. Adapun bentuk ilustrasi dari gambar bodyplan dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Gambar ilustrasi potongan gambar bodyplan.

Half breadth plan merupakan kumpulan dari proyeksi lengkungan garis garis air (WL) yaitu hasil perpotongan suatu bidang' horisontal yang memanjang kapal dan sejajar permukaan air tenang dengan badan kapal, kemudian diproyeksikan pada bidang proyeksi yang berimpit dengan dasar kapal. Garis –garis potong yang mendatar ini disebut garis air ( water line ) dan mulai dari bawah diberi nama WL O, WL 1,WL 2, WL 3 dan seterusnya.

Hasil potongan mendatar terbentuklah beberapa bentuk bidang proyeksi yang disebut bidang garis air. Garis dasar ( base line ) adalah garis air yang paling bawah. Dalam hal ini adalah garis air 0 atau WL 0. Adapun bentuk ilustrasi dari gambar potongan-potongan bidang garis air (Half breadthplan) dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2. Gambar ilustrasi potongan bidang garis air. Sheerplan adalah kumpulan dari gambar Buttock Line yang merupakan pandangan

samping dari lambung kapal yang dipotong secara vertikal memanjang dari badan kapal, atau merupakan kumpulan proyeksi dari hasil perpotongan antara suatu bidang tegak memanjang kapal dan sejajar bidang centreline dengan badan kapal dan disebut lengkungan lengkungan buttock line (BL). Karena badan kapal secara memanjang berbentuk simetris cukup digambar pada satu sisi. Dalam gambar sheer plan juga teriihat proyeksi geladak utama, geladak kimbul atau geladak akil secara memanjang baik garis geladak tepi atau garis geladak centre (dengan sheer atau tanpa sheer), dan geladak dilengkapi dengan kubu kubu (bulkwark) setinggi 1000 mm beserta lengkungannya (direncanakan). Adapun ilustrasi bentuk gambar Sheerplan dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 3. Gambar ilustrasi bentuk Sheerplan

4.2 Tugas Gambar Rencana Umum

Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat, ruang mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure (bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan beberapa sistem serta perlengkapan lainnya. Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan pembangunan badan kapal sedangkan kelompok yang kedua adalah perancangan dan permesinan kapal.

Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan perencanaan yang baik pula. Pengerjaan kelompok pertama meliputi perencanaan bentuk kapal yang menyangkut kekuatan dan stabilitas kapal. Sedangkan untuk perencanaan penggerak utama, sistem propulsi, sistem instalasi dan sistem permesinan kapal merupakan tugas yang berikutnya.

Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan yaitu:

1. Ruang muat merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.

2. Pengaturan sistem dalam kapal seoptimal mungkin agar mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan mengefisiensi waktu pada saat kapal sedang bongkar muat di pelabuhan.

3. Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.

4. Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.

5. Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa semakin lama kapal sandar di pelabuhan bongkar muat, maka semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tambat kapal.

Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur –angsur disusun dan ini dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding). Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:

1. Penentuan besarnya volume ruang muat tergantung dengan tipe dan jenis muatan yang dimuat.

2. Metode dari sistem bongkar muat.

3. Volume ruangan ditentukan dari tipe mesin dan dimensi mesin.

4. Penentuan tangki-tangki seperti tangki untuk minyak, ballast, dan pelumas mesin.

5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar akomodasi.

6. Penentuan pembagian sekat melintang.

4.2.1 Langkah-langkah dalam menggambar Rencana Umum:

1. Menentukan rute pelayaran,

2. Menentukan jumlah ABK,

3. Menghitung BHP mesin,

4. Menghitung DWT,

5. Menentukan ruang utama Kapal.

6. Menentukan batas-batas dari ruangan-ruangan di dalam kapal.

7. Menyediakan jalan ke ruangan-ruangan akomodasi

8. Memilih & menempatkan peralatan / perlengkapan ( peralatan bongkar muat dan peralatan tambat).

4.2.2 Yang termasuk Ruang Utama:

1. Ruang Muat ( Cargo Hold / Cargo Tank )

2. Ruang mesin ( Machinery Spaces )

3. Ruang Anak Buah Kapal ( Crew )

4. Tangki-tangki ( bahan bakar, air tawar, ballast dan pelumas )

4.2.3 Gambar Terkait

Gambar 4. Gambar Rencana Umum Kapal dilihat dari samping dan pembagian ruang pada

rumah geladak pada kapal tanker

Gambar 5. Contoh desain ruang muat dan desain double botttom pada kapal tanker

4.3 Tugas Gambar Hydrostatic dan Bonjean

4.3.1 Tugas Gambar Hydrostatic

Merupakan kumpulan kurva-kurva yang menggambarkan karakteristik badan kapal yang tercelup dalam air laut, dan kurva-kurva ini digambarkan pada berbagai sarat (T) pada saat kapal even keel. Cara yang paling umum untuk menggambarkan kurva hidrostatik adalah dengan membuat dua sumbu saling tegak lurus. Sumbu mendatar adalah garis dasar kapal (base-line) sedangkan garis vertikal menunjukkan sarat tiap water line yang dipakai sebagai titik awal pengukuran kurva hidrostatik.

Kurva-kurva hidrostatik digambar sampai sarat penuh dan tidak berlaku untuk kondisi kapal trim. Ada 19 lengkungan dalam Lengkung Hidrostatik. Lengkung- lengkung tersebut adalah:

1. Displacement ( ) Displacement adalah berat air laut yang dipindahkan karena adanya volume

badan kapal yang tercelup ke dalam air (karene) termasuk juga akibat tambahan adanya pelat karene. Jadi displacement di sini adalah penjumlahan dari displacement moulded dengan shell displacement.

a.  (Disp) : Displacement Moulded

adalah displasement bersih, massa air yang dipindahkan oleh badan kapal yang tercelup dalam air pada kondisi tanpa kulit (ton). Nilai ini didapat dari perkalian volume karene dengan berat jenis air laut yaitu 1,025.

b.  ’(Disp) : Displacement Including Shell

adalah massa air yang dipindahkan oleh badan kapal yang tercelup dalam air dengan kulit (ton).

2. KB : Keel of Buoyancy

Jarak pusat titik tekan dari dasar kapal (m).

3. ¤B : Lengkung Letak Titik Tekan Terhadap Penampang Tengah Kapal

Jarak titik benam terhadap titik tengah memanjang kapal (m) . Tanda negatif (-) dan positif (+) menunjukkan letaknya. Jika ada di depan midship (+) dan di belakang midship (-). Jika kapal terapung di air tenang, akan bekerja 2 unit gaya :

a. Gaya grafitasi mengarah kebawah.

b. Gaya apung (buoyancy) mengarah keatas. Gaya grafitasi adalah resultan atau gabungan gaya, meliputi berat semua bagian

konstruksi kapal, peralatan, muatan dan penumpang. Gaya grafitasi dianggap sebagai gaya tunggal yang bekerja kebawah melalui titik berat kapal.

Gaya apung (buoyancy) juga gaya komposit, merupakan resultan tekanan air pada lambung kapal.

Gambar 6. Titik Bouyanci Kapal

4. TKM : Transverse Keel of Mentacentre

Jarak metacenter melintang diatas dasar kapal (meter). Menunjukkan jarak antara dasar kapal (Keel) terhadap Titik Metacentre secara melintang kapal.

TKM  TBM  KB TKM

Gambar 7. Jarak metacenter melintang kapal

5. LKM : Longitudinal Keel of Mentacentre

Jarak metacenter memanjang diatas dasar kapal (meter). Merupakan jarak antara pusat Metacentre terhadap dasar kapal (Keel) secara memanjang kapal.

LKM  LBM  KB

LKM

Gambar 8. Jarak metacenter memanjang kapal

6. ¤F : Longitudinal Centre of Floutation

Jarak titik titik berat garis air terhadap penampang tengah kapal untuk tiap- tiap sarat kapal (m). Seperti juga Lcb, tanda (-) menunjukkan bahwa titik ¤F terletak di belakang midship dan (+) menunjukkan bahwa titik ¤F terletak di depan midship. Bila dilihat secara memanjang kapal sarat kapal sebelum terjadi trim dan setelah mengalami trim akan berpotongan disatu titik yaitu titik F (Floutation). Grafik displasement pada Kurva Hidrostatik bisa dipakai bila kapal tidak mengalami trim atau titik F tepat pada midship.

¤F

Gambar 9. Titik Apung Kapal

7. WSA : Wetted Surface Area

Luas permukaan basah badan kapal ( ). Menunjukkan luas permukaan badan kapal yang tercelup air pada tiap – tiap WL (Water Line). WSA didapat dari jumlah perkalian half girth dengan faktor luas pada setiap station dan setiap water line-nya. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

WSA  PP    8

3 20 Dimana ∑ 8 = jumlah perkalian half girth dengan faktor luas

8. WPA : Water Plan Area

Luasan bidang garis air ( ). Menunjukkan Luasan bidang garis air yang sejajar dengan bidang dasar untuk tiap – tiap sarat.

9. MSA : Midship Section Area

Luas midship pada sarat tertentu ( ). Menunjukkan luas bidang tengah kapal pada tiap – tiap sarat. Harga MSA untuk tiap sarat dapat diketahui dari perhitungan hidrostatik untuk main part atau dari AP ke FP.

10. TPC : Ton Per Centimetre Immersion

Bila kapal mengalami perubahan displasemen yang tidak begitu besar, misalnya adanya pemindahan, penambahan atau pengurangan muatan yang kecil, hal ini berarti tidak terjadi penambahan atau pengurangan sarat yang besar. Maka untuk menentukan sarat kapal bisa digunakan grafik TPC.

TPC adalah jumlah berat (ton) yang diperlukan untuk mengadakan perubahan sarat kapal sebesar 1 cm air dilaut, perubahan sarat kapal ditentukan dengan membagi perubahan displasemen dengan TPC.

Gambar 10. Kapal saat Tpc

Jika kapal tenggelam sebesar 1 cm diair laut, maka penambahan volume adalah hasil perkalian luas bidang garis air ( ) dengan tebal 0.01 m,

t Berat (ton) = TPC = Awl * 0.01 m * 1.025 3

Dimana Aw (Luas Garis Air) dimana lengkungan ini menunjukkan luas bidang garis air dalam meter persegi untuk tiap bidang garis air.

11. DDT : Displacement Due To Trim One Centimetre.

Perubahan / pemindahan / pengurangan displasement yang mengakibatkan trim kapal sebesar I cm.

Sedangkan trim itu sendiri adalah perbedaan sarat depan dan belakang. Dalam hal DDT ini sarat belakang lebih besar dari sarat haluan, trim buritan (trim by stren). Trim terjadi bila ada aktivitas dikapal yang menyebabkan sarat depan dan belakang berbeda bila dibandingkan sebelum ada aktivitas tersebut, saat kapal belum mengalami trim.

Grafik displasement pada Kurva Hidrostatik bisa dipakai bila kapal tidak mengalami trim atau titik F tepat pada midship.

Gambar 11. Posisi kapal trim

W 1 L 2 , garis air saat belum trim.

W 2 L 3 , garis air saat trim, tetapi dibuat rata sejajar dengan garis air W1L2, melewati titik F saat kapal trim.

W 3 L 1 , garis air kapal saat trim buritan.

Gambar 12. Posisi kapal trim buritan

DDT dapat digunakan untuk menghitung besarnya displasemen saat trim,

seperti gambar diatas adalah displasemen saat even keel (garis air W 1 L 1 ) ditambah

DDT. Besarnya DDT adalah =

DDT 

 F  TPC

L PP

12. MTC : Moment To Change One Centimetre Trim

Menunjukkan besarnya momen untuk mengubah kedudukan kapal dengan trim sebesar 1 cm.

Gambar 13. Kapal saat MTC

Dimana = MTC 

LBM  

100  L PP 

13. TBM : Transverse Buoyancy Of Mentacentre.

Jarak titik tekan kapal terhadap titik mentacentre melintang kapal (meter). Merupakan jarak antara titik metacentre dengan titik bouyancy kapal (B) secara melintang kapal.

TBM

Gambar 14. Titik tekan kapal terhadap titik metacenter kapal

14. LBM : Longitudinal Buoyancy Of Metacentre

Jarak titik tekan keatas sampai dengan titik metacentre memanjang kapal (meter). Merupakan jarak antara titik Metacentre (M) dengan titik Bouyancy (B)

secara memanjang kapal. LBM =

LBM

Gambar 15. Jarak Titik tekan Keatas dengan titik metacenter kapal

15. Cb : Coeffisien Block

Perbandingan antara volume carena dengan balok yang mengelilinginya. ( L x B x T ).

Gambar 16. Gambar Cb

16. Cp : Coeffisien Prismatic

Perbandigan antara volume carene dengan volume silinder yang luas penampang Am dan panjang L.

Gambar 17. Gambar Cp

Dengan perhitungan lebih lanjut Cp dapat dirumuskan sebagai berikut:

Cp 

MSA  L  C M

17. Cm : Coeffisien Midship

Perbandingan antara luasan midship dengan kotak yuang mengelilinginya. (BxT)

Gambar 18. Gambar Cm

MSA

atau C M 

Am

18. Cw : Coeffisien Water Line

Perbandingan antara Luas garis air dengan luas kotak yang mengelilinginya ( L x B ).

Gambar 19. Gambar Cwp

Dengan menggunakan tabel hydrostatic, kita dapat mencari besar dari nilai variabel-variabel diatas pada sarat tertentu dengan cepat dan mudah. Berikut ini adalah manfaat tabel hydrostatic:

a. Dari Hydrostatic Curve dapat dicari nilai-nilai dari karakteristik kapal seperti  ,  ’, WPA, WSA, MSA, TKM, TBM, LBM, LKM, MTC, DDT, TPC,

KB, ¤B, ¤F, Cb, Cp, Cm, Cw pada kondisi even keel ataupun trim.

b. Dengan Hydrostatic Curve dapat menentukan ukuran utama kapal (misalnya Lpp, B, H,dll) koefisien-koefisien bentuk pada suatu sarat tertentu yang ditinjau.

(Sumber: Laporan Tugas Gambar Hydrostatic dan Bonjean mahasiswa Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal)

4.3.2 Tugas Gambar Bojean

Bonjean curva adalah kurva yang menunjukkan luasan tiap-tiap station sebagai fungsi dari sarat. Dengan gambar tersebut kita dapat menghitung volume tanpa kulit untuk suatu kapal pada suatu sarat pada kondisi sarat yang ditinjau sampai geladak teratas kapal baik dalam keadaan even keel maupun dalam keadaan trim.

Berikut adalah beberapa manfaat dari kurva Bojean:

1. Dengan Bonjean Curve dapat dicari displacement kapal pada kondisi even keel ataupun trim serta dapat dicari harga ¤B ataupun LCB.

2. Bonjean Curve dapat pula digunakan untuk mencari volume ruang muat kapal, baik volume ruang muat total ataupun volume ruang muat antara dua sekat.

(Sumber: Laporan Tugas Gambar Hydrostatic dan Bonjean mahasiswa Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal)

4.4 Tugas Gambar Konstruksi Kapal

Kapal merupakan salah satu sarana transportasi yang memiiki sistem konstruksi yang sedikit berbeda dengan sistem konstruksi pada bangunan darat pada umumnya. Dan kita sebagai arsitek harus mengetahui bagaimana kapal itu dibangun sesuai dengan urutan-urutannya, bagaimana hubungan-hubungan dari bagian-bagian konstruksi kapal tersebut serta bagaimana cara penyambungannya. Hal inilah yang mendasari bahwa pentingnya konstruksi dalam bidang perkapalan.

Pada umunnya konstruksi kapal terdiri dari konstruksi badan kapal, konstruksi bangunan atas kapal dan konstruksi rumah geladak kapal. konstruksi Badan kapal terdiri dari lambung, lunas dan beberapa geladak. konstruksi Bangunan atas kapal adalah bangunan tambahan yang terletak di bagian atas geladak kapal, panjangnya sebagian panjang geladak dan pada beberapa hal mungkin sepanjang geladak. konstruksi Bangunan atas kapal yang terletak di depan kapal mulai dari tinggi buritan disebut poop deck.

Pada geladak utama biasanya terdapat rumah geladak kapal. Dimana rumah geladak selalu lebih kecil dari pada lebar geladak kapal.

4.4.1 Pengertian Konstruksi Kapal

Konstruksi kapal secara umum berarti komponen-komponen suatu bangunan yang mendukung suatu bangunan. Dalam bidang perkapalan, konstruksi kapal merupakan susunan komponen-komponen pada bangunan kapal yang mana terdiri dari badan kapal beserta bangunan atas (super structure).

4.4.2 Macam-Macam Sistem Konstruksi Kapal

system) dibedakan dalam dua jenis utama; yaitu sistem kerangka melintang (transverse framing system) dan sistem membujur atau memanjang (longitudinal framing system). Dari kedua sistem utama ini maka dikenal pula sistem kombinasi (combination/mixed framing system).

Sistem

kerangka/konstruksi

kapal

(framing

1. Sistem Rangka Konstruksi Melintang kapal Sistem rangka konstruksi melintang kapal ialah merupakan konstruksi dimana

beban yang bekerja pada konstruksi diterima oleh pelat kulit dan balok-balok beban yang bekerja pada konstruksi diterima oleh pelat kulit dan balok-balok

Biasanya digunakan pada kapal yang mempunyai panjang ≤ 90 m , atau kapal yang dikategorikan kapal pendek. Karena kapal kapal yang berukuran pendek, kekuatan membujur kapal tidak terlalu besar sehingga konstruksi melintang sudah cukup untuk menumpu kekuatan kapal.

 Kebaikan dari rangka konstruksi melintang:

a. Menghasilkan konstruksi yang sederhana

b. Mudah dalam pembangunannya

c. Kekuatan melintang kapal baik sekali dengan adanya gading-gading utama

d. Jumlah dinding sekat melintang diperkecil

e. Memperkecil ruang palka  Kekurangan dari sistem rangka konstruksi melintang:

a. Modulus penampang melintang kapal adalah kecil dimana balok-balok memanjang hanyalah pelat geladak, dasar ganda dan kulit dasar serta penumpu tengah yang tak terpotong dan penumpu geladak.

b. Kestabilan dari pelat kulit lebih kecil.

c. Sistem konstruksi ini hanya dipakai pada kapal-kapal yang pendek dimana kekuatan memanjang kapal sebagai akibat momen lengkung kapal tidak besar dan tidak begitu berbahaya.

Main Frame Web Frame Gambar 20. Gambar Konstruksi Melintang pada bagian tengah kapal (Midship)

2. Sistem Rangka Konstruksi Memanjang Sistem konstruksi rangka memanjang ialah konstruksi dimana padanya bekerja beban yang diterima oleh rangka konstruksi dan diuraikan pada hubungan- hubungan kaku melintang kapal dengan pertolongan balok-balok memanjang.

 Kebaikan dari sistem rangka konstruksi memanjang ialah:

a. Dengan adanya balok-balok memanjang yang tidak terpotong akan memperbesar modulus penampang melintang kapal.

b. Dengan melekatnya balok-balok memanjang pada pelat dasar ganda berarti akan lebih kaku konstruksi-konstruksi tersebut serta memperbesar kestabilannya.

 Kekurangan dari sistem rangka konstruksi memanjang ialah:

a. Mengharuskan membuat dinding sekat melintang yang banyak pada kapal.

b. Memperbesar jumlah lubang palka.

c. Mempersatukan operasi pemuatan dan pembongkaran barang.

d. Sulit mengangkat barang-barang berukuran besar.

Gambar 21. Gambar Konstruksi Memanjang pada bagian tengah kapal (Midship)

3. Sistem rangka konstruksi kapal kombinasi. Mengingat akan kekurangan-kekurangan pada sistem konstruksi melintang maka timbul pemakaian sistem rangka konstruksi kombinasi. Sistem rangka konstruksi kombinasi ialah gabungan dari sistem rangka konstruksi melintang dan sistem rangka konstruksi memanjang. Pada konstruksi kombinasi, biasanya untuk 3. Sistem rangka konstruksi kapal kombinasi. Mengingat akan kekurangan-kekurangan pada sistem konstruksi melintang maka timbul pemakaian sistem rangka konstruksi kombinasi. Sistem rangka konstruksi kombinasi ialah gabungan dari sistem rangka konstruksi melintang dan sistem rangka konstruksi memanjang. Pada konstruksi kombinasi, biasanya untuk

Gambar 22. Gambar Konstruksi kombinasi pada bagian tengah kapal (Midship)

(Sumber: Laporan Tugas Gambar Konstruksi Kapal mahasiswa Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal)

Selain menggambarkan sistem konstruksi kapal, pada materi ini juga terdapat rencana bukaan kulit yang merupakan petunjuk bagi pekerja untuk mengetahui susunan pelat, ukuran pelat dan tebal masing-masing pelat. Demikian juga saat perbaikan (pergantian) pelat kulit, dapat diketahui bagian kulit kapal yang harus diganti (replating) sesuai peraturan yang diikuti.

Karena pelat kulit kapal berbentuk lengkung sesuai bentuk badan kapal, maka diperlukan teknik khusus yang digunakan untuk mendapatkan ukuran dan bentuk masing- masing lembar pelat secara benar, terutama untuk pengukuran, pemotongan dan pembentukan pelat dari suatu pelat datar yang disesuaikan dengan ukuran dan bentuknya di badan kapal. Ukuran pelat datar haruslah sesuai dengan yang tersedia di gudang galangan atau di pasaran. Umumnya lebar pelat standar adalah 1,5 m, 1,8 m, 2,4 m dan panjang pelat standar adalah 6 m, 9 m, 12 m. Harus diusahakan agar sisa pelat terpotong sekecil mungkin.

Untuk penggambaran bukaan kulit dibutuhkan gambar rencana garis (lines plan) dan rencana konstruksi (construction plan / steel plan). Pada gambar rencana garis lebih dahulu dibuat body plan untuk setiap nomor gading (body plan untuk station dihapus, tidak dipakai lagi).

Bagian konstruksi yang berhubungan dengan kulit kapal haruslah digambarkan, baik yang membujur ataupun melintang, misalkan penumpu tengah dan penumpu sisi (centre girder, side girder),pelantaian (floor), gading melintang (transverse framing) dan senta sisi (side stringer), gading membujur (longitudinals) dan pelintang (transverses), tanktop, pondasi motor induk, platform di kamar mesin, sekat melintang dan membujur (bulkhead), geladak kedua dan seterusnya (untuk kapal lebih dari satu geladak) dan konstruksi lainnya.

(Sumber: Laporan Tugas Gambar Konstruksi Kapal mahasiswa Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal)

4.5 Denah Kamar Mesin

4.5.1 Latar belakang dan tujuan

Perencanaan Kamar Mesin, merupakan salah satu perencanaan dari sebuah kapal yang sangat vital setelah pekerjaan Hull selesai. Tata letak bagian dari sistem- sistem harus dibuat sedemikian rupa sehingga relevan dengan keadaan yang sebenarnya, seimbang antara kiri dan kanan serta memudahkan dalam pengoperasian, reparasi serta perawatan. Juga diusahakan pipa sependek mungkin serta pertimbangan efisiensi ruangan, sebab hal itu sangat berpengaruh terhadap biaya (cost) pembuatan kapal secara keseluruhan.

4.5.2 Ruang lingkup

1. Lingkup Materi Dalam perencanaan Layout kamar mesin masalah produk yang kami tekankan adalah pemilihan daya pengerak, sistem dalam kapal, perhitungan general service pump, perhitungan instalasi bongkar muat dan perlengkapan, daya di ruang akomodasi, juga daya listrik yang dibutuhkan kapal.

2. Lingkup Operasional Dalam Perencanaan Layout Kamar Mesin ini mengambil data berupa lines plan, general arrangement, Longitudinal Section serta Transverse Section dari tugas – tugas Gambar terdahulu.

4.5.3 Prinsip-prinsip dalam layout kamar mesin

1. General arrangement dari dari kamar mesin harus mencakup segala sistem yang ada di dalam kamar mesin.

2. Harus relevan dengan keadaan yang sebenarnya dalam peletakan diusahakan harus seimbang antara kiri dan kanan dan harus ada ruangan untuk operation, repair dan maintenance.

3. Wiring diagram instalasi listrik harus dikelompokkan sesuai dengan fungsi masing –masing ( kabel ) Pipa dirancang sependek mungkin.

4.5.4 Relevansi

Dengan perencanaan Layout kamar mesin ini diharapkan diperoleh besarnya tenaga penggerak kapal, jumlah sistem yang melayani. Dengan demikian akan didapat sebuah hasil perencanaan kapal secara keseluruhan dengan baik, sehingga diperoleh Dengan perencanaan Layout kamar mesin ini diharapkan diperoleh besarnya tenaga penggerak kapal, jumlah sistem yang melayani. Dengan demikian akan didapat sebuah hasil perencanaan kapal secara keseluruhan dengan baik, sehingga diperoleh

(Sumber: Laporan Tugas Gambar Denah Kamar Mesin mahasiswa Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal)

4.6 Production Drawing

Production drawing (gambar produksi) yaitu gambar kerja yang akan dikirim ke bengkel produksi (Sub Assembly dan Assembly) untuk dibuat benda aslinya. Gambar kerja tersebut harus jelas, berisi tentang detail konstruksi, dimensi, marking, berbagai informasi dan metode assembly karena merupakan suatu bentuk komunikasi yang ingin disampaikan drafter kepada pihak yang melaksanakan pekerjaan di bengkel produksi. Kejelasan dari production drawing tersebut merupakan faktor penentu keberhasilan produksi. Karena semakin lengkap informasi yang diikutsertakan dalam gambar akan mengurangi kesalahan pembangunan konstruksi. Pihak bengkel produksi akan lebih mudah menginterpretasikan maksud drafter. Sehingga pembangunan konstruksi akan lebih ekonomis dan efektif.

Production drawing meliputi beberapa bagian gambar konstruksi besar yaitu yard plan, block division dan lines plan. Dari ketiga gambar konstruksi besar tersebut akan dipecah menjadi beberapa bagian gambar yang lebih komplek, menurut block divisionnya masing-masing. Gambar konstruksi yang dimaksud adalah working drawing/shop drawing, dilengkapi dengan data perhitungan berat konstruksi yang disebut material list. Working drawing/shop drawing yaitu gambar konstruksi dari satu block yang dilengkapi dengan detail konstruksi, marking pelat, dimensi dan informasi lainnya. Yang perlu juga disertakan pada working drawing adalah metode pembangunan block tersebut (Assembly Method) dan langkah-langkah pengelasan antar bagian pada block tersebut harus dijelaskan pada Assembly Sequence. Hal ini untuk menghindari kesalahan urutan pengelasan masing-masing profile maupun panel. Sehingga jelas panel mana yang harus dikerjakan di bengkel sub assembly maupun bengkel assembly.

Working drawing meliputi beberapa bagian, yaitu:

1. Picture (Gambar Konstruksi)

2. Dimension (Ukuran)

3. Marking (Simbol)

4. Abbreviation (Singkatan Kata)

5. Information (Informasi)

6. Cover/Title (Judul) Dari working drawing dan material list, selanjutnya akan dipecah lagi menjadi bagian yang lebih kecil dan dibuat gambar benda kerja tiap-tiap profil. Gambar benda kerja ini disebut piece drawing dan profile sketch. Setelah profile sketch selesai maka dari gambar ini 6. Cover/Title (Judul) Dari working drawing dan material list, selanjutnya akan dipecah lagi menjadi bagian yang lebih kecil dan dibuat gambar benda kerja tiap-tiap profil. Gambar benda kerja ini disebut piece drawing dan profile sketch. Setelah profile sketch selesai maka dari gambar ini

Alur pembuatan production drawing dapat dilihat dalam gambar berikut:

PRODUCTION DRAWING

YARD PLAN

BLOCK DIVISION

BODY PLAN

WORKING DRAWING MATERIAL LIST PIECE DRAWING PROFILE SKETCH NESTING PLATE CUTTING PLAN STEEL LIST NC PROGRAM

Gambar Alur pembuatan Production Drawing.

Gambar Assembly metode

(Sumber: Laporan Tugas Gambar Production Drawing mahasiswa Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal)

5 BAB V PERUSAHAAN PERKAPALAN DI JAWA TIMUR

5.1 PT PAL Indonesia (PERSERO)

PT PAL Indonesia (PERSERO) bermula dari sebuah galangan kapal yang bernama MARINE ESTABLISHMENT (ME) dan diresmikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, Perusahaan ini beralih nama menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi Perusahaan ini dan merubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tanggal 15 April 1980, Pemerintah merubah status Perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan akta No. 12, yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro, SH.