PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS WIL (5)

PENGELOLAAN SUMBER DAYA
AIR BERBASIS WILAYAH SUNGAI

WILLEM SIDHARNO

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT
DITJEN SUMBER DAYA AIR
BALAI WILAYAH SUNGAI NUSA TENGGARA 2

PENDAHULUAN

KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN NASIONAL

PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN
SUMBER DAYA AIR

Banjir

Kekeringan
1010


1984 ---22
Critical Area

1100
1120
1130

1180

5090
5150
4010
5160
1260
2010
2020
5170
2040
2050
2100

2080
2120
2130
2140
2090

2005 --- 62
Critical Area

1994 --- 39
Critical Area

1010
1090
1100
1120
1130

1180


0 4140
4030
40205090
1210
1240
5150
5100
4010
1290
5160
1260
2010
2020
5170
2040
2050
2100
2080
2120
3010

2130
2140
2090
2070
2110

2009 --- 108 Critical
RB

Deforestasi  Erosi  Sedimentasi

Perkotaan

Lahan / DAS Kritis

7020

Jumlah
Penduduk makin
meningkat


Ketersediaan air
relatif konstan

Aktifitas dan kebutuhan
ekonomi, sosial dan
budaya meningkat

Kualitas
cenderung
menurun

Pengelolaan Sumber Daya Air
secara Menyeluruh dan Terpadu
Berbasis WILAYAH SUNGAI

» Sifat alami air yg mengalir secara dinamis dari tempattempat tertentu ke tempat yg lebih rendah (bisa lintas wil.
Kab/Kota, dan lintas Prop, bahkan lintas Negara)

» Keterdapatan air mengikuti siklus hidrologi; ada DAS yg

secara alami kaya air dan ada pula DAS yg selalu
kekurangan air.
» Setiap orang berhak mendapatkan air untuk kelangsungan
hidupnya.
» Mencegah timbulnya konflik; sekaligus menempatkan air
sebagai unsur pemersatu antar wilayah.
» Prinsip efisiensi dan efektivitas pengelolaan.

UUD 1945
UU 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan

Permen PU PR 10
Tentang Renc & Renc Teknis Tata
Pengaturan Air & Tata Pengairan
1.
2.

POLA PSDA
RENCANA PSDA


PP 26 Tahun 2008
Tentang RTRWN

PENGELOLAAN
SUMBER DAYA AIR

KEBIJAKAN DAERAH

1.
2.
3.

PKN/PKW/PKSN
KAWASAN LINDUNG NASIONAL
KAWASAN ANDALAN

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Perencanaan

Dilaksanakan berdasarkan


Evaluasi

KONSERVASI
SUMBER DAYA AIR

PENDAYAGUNAAN
SUMBER DAYA AIR

Perlindungan dan
pelestarian sumber air

Penatagunaan sumber
daya air

Pengawetan air,

Pengendalian
pencemaran air


Upaya pencegahan

Penyediaan sumber
daya air
Penggunaan sumber
daya air

Pengelolaan kualitas air

PENGENDALIAN
DAYA RUSAK AIR

Pelaksanaan

Akan didetailkan
pada

Upaya penanggulangan

Pengembangan sumber

daya air
pengusahaan sumber
daya air

POLA PENGELOLAAN
SUMBER DAYA AIR

Upaya pemulihan

Pemantauan

RENCANA TATA
RUANG WILAYAH

Sebagai input dan
bahan review

RENCANA PENGELOLAAN
SUMBER DAYA AIR


Rencana PSDA:
Pola PSDA :
• Disusun secara terpadu pada setiap Wilayah Sungai.
(Wilayah Sungai sebagai basis boundary).
• prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air
tanah serta- keseimbangan antara upaya konservasi
dan pendayagunaan SDA
• Time horizon: 20 tahun
• Dapat ditinjau & dievaluasi min. 5 tahun
• Melibatkan peran masyarakat (PKM) dan dunia
usaha
• Mempunyai kekuatan hukum/ ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang







Disusun secara terpadu pada setiap Wilayah Sungai.
(Wilayah Sungai sebagai basis boundary).
Berdasarkan skenario & strategi yg dipilih dari Pola
PSDA
Keseimbangan antara upaya Konservasi dan
Pendayagunaan
Mempertimbangkan penggunaan & ketersediaan air
tanah dengan tetap mengutamakan penggunaan air
permukaan.



Proses penyusunannya melibatkan TKPSDA WS



Jangka Waktu: 20 tahun



Diumumkan secara terbuka sebelum ditetapkan



Dpt ditinjau & dievaluasi paling singkat 5 tahun
Mempunyai kekuatan hukum/ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
BALAI WILAYAH SUNGAI
• Balai Wilayah Sungai merupakan Unit Pelaksana Teknis dilingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dibawah
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan sumber daya Air di wilayah sungai yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan
pemeliharaan dalam rangka konservasi dan pendayagunaan sumber
daya air dan pengendalian daya rusak air pada sungai, danau, waduk,
bendungan dan tampungan air lainnya,irigasi, air tanah, air baku, rawa,
tambak dan pantai.

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
BALAI WILAYAH SUNGAI….(Lanjutan)
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II merupakan Balai Wilayah Sungai Tipe A.
BWS mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan
pemeliharaan dalam rangka Konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan
pengendalian daya rusak air ada wilayah sungai. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya diatas, BWS menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut :
a. Penyusunan Pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.
b. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai.
c. Pengelolaan sumber daya air yang meliputi Konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendaya gunaan sumber
daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai.
d. Penyiapan REKOMTEK dalam pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada
wilayah sungai.
e. Operasi dan Pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai.
f. Pengelolaan sistem hidrologi
g. Penyelengaaraan sistim data dan informasi sumber daya air
h. Fasilitasi kegiatan Tim koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai.
i. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air.
j. Pelaksanaan Ketatausahaan Balai Wilayah Sungai.

WILAYAH KERJA

Wilayah Kerja secara administratif ada di 22 Kabupaten/Kota yaitu :




Di Pulau Flores dan Kepulauan 9 Kabupaten : Lembata, Flotim, Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo, Manggarai Timur, Manggarai dan
Manggarai Barat.
Di Pulau Sumba 4 Kabupaten : Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.
Di Pulau Timor dan Kepulauan ada 8 Kabupaten : Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu
dan Malaka, serta Kabupaten Alor, Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Sabu Raijua

Wilayah Kerja Balai berdasarkan wilayah sungai adalah sesuai dengan PerMen PU No. 4/PRT/M/2015, tentang Kriteria dan Penetapan
Wilayah Sungai adalah :
1. Wilayah Sungai Noelmina (Lintas Negara), Meliputi kabupaten : Kupang, Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Sabu Raijua dan Rote
Ndao
2. Wilayah Sungai Benanain (Lintas Negara) meliputi, Kabupaten : Belu, Malaka, Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan
3. Wilayah Sungai Flores (Strategis Nasional), meliputi Kabupaten : Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo,
Ende, Sikka dan Flores Timur.

PETA WILAYAH SUNGAI (WS) DI PROV. NTT berdasarkan PERMEN PUPR
No.04/PRT/M/2015

DASAR HUKUM

POLA PSDA

POLA PSDA

RENCANA PSDA

PROGRAM KEGIATAN BALAI WILAYAH SUNGAI NUSA
TENGGARA 2
Kegiatan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II disamping kegiatan yang merupakan
wajib balai, juga meliputi Studi Indentifikasi dan Disain dan Pelaksanaan Kontruksi
berupa Pembangunan/ Peningkatan, Rehabilitasi dan Operasi & Pemeliharaana
terhadap 4 (empat) program kegiatan yaitu :
1). Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber
Air Lainnya,
2). Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Irigasi Lainnya,
3). Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai,
4). Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai,
Danau dan Sumber Air Lainnya,
1.

2.

3.

4.
5.

Penyediaan air baku untuk irigasi melalui pembangunan
Embung, Waduk atau Bendungan.
Penyediaan air minum masyarakat pedesaan untuk
keperluan sehari-hari, beternak dan berladang dengan
embung kecil dan embung ternak.
Studi Identifikasi Potensi dan Desain serta Identifikasi
Kerusakan bangunan konservasi sungai, danau dan
sumber air lainnya.
Melakukan kajian terhadap dampak Lingkungan.
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan Irigasi Lainnya
1.

2.

3.

Perencanaan dan Detail Desain pembangunan Daerah
Irigasi dan pendayagunaan potensi lahan irigasi yang
ada di P. Timor, Rote, Flores dan Sumba.
Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi dan OP
Daerah Irigasi (Bendung, Captering, Embung Irigasi
dll) dan Jaringannya bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat khususnya petani.
Identifikasi, desain serta pembangunan Jaringan
Irigasi air Tanah (JIAT)

Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

1.
2.

3.
4.

Identifikasi dan desain terhadap pantai-pantai kritis dan
daerah rawan banjir.
Pembangunan bangunan pengendali banjir dan
pengamanan pantai.
Penanganan darurat terhadap bahaya banjir serta
penyiapan bahan banjiran.
Monitoring banjir dan kekeringan.

Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

1.
2.
3.

Penyediaan air bersih bagi kebutuhan masyarakat melalui
pemanfaatan Air Tanah dan pembangunan Embung Air Baku.
Pemanfaatan potensi mata air dengan captering dan jaringannya.
Perencanaan dan Pembangunan Tampungan Air Baku dengan
memanfaatkan potensi air yang ada di P. Sabu Raijua, Timor, Rote,
Alor, Flores, Lembata, Sumba dan Kepulauan