Gaya Hidup Brand Minded dan Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan Bermerk Eksklusif Pada Remaja Putri

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia
Mei 2015, Vol. 4, No. 02, hal 111 - 126

Gaya Hidup Brand Minded dan Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan Bermerk Eksklusif
Pada Remaja Putri

Resti Athhardi Wijaya
M. As’ad Djalali
Diah Sofiah
wresti87@yahoo.co.id
drmasda@gmail.com
denski_2001@yahoo.com
Universitas 17 Agustus 1945 Universitas 17 Agustus 1945 Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya
Surabaya
Surabaya
Abstract, The purpose of this study is to determine the relationship between the intention to
purchase counterfeit exclusive branded fashion products with brand minded life style. Variables
used in this study consist of the independent variable is brand minded life style (X). While the
dependent variable is the intention to purchase counterfeit exclusive branded fashion products (Y).
The subject of this study are female adolescents aged between 16 until 19 years in Surabaya. The

analysis result state that brand minded life style have not significant relationship with the intention
to purchase counterfeit exclusive branded fashion products.
Keywords : Brand Minded Life Style, Intention to purchase
Intisari, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup brand
mindeddengan intensi membeli produk fashion tiruan bermerek eksklusif pada remaja putri.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variabel)
yaitu gaya hidup brand minded (X). Sedangkan variabel terikatnya (dependen variabel), adalah
intensi membeli produk fashion tiruan bermerek eksklusif (Y). Subyek penelitian ini adalah remaja
putri berusia antara 16 tahun sampai 19 tahun di Surabaya. Hasil analis menunjukkan gaya
hidup brand minded tidak berhubungan secara signifikan dengan intensi membeli
produk fashion tiruan bermerek eksklusif.
Kata Kunci : Gaya Hidup Brand Minded, Intensi Membeli

PENDAHULUAN
Kemajuan dunia fashion yang semakin

yang

banyak


membeli

produk-

pesat dan beragam membuat para konsumen

produkfashion tiruan bermerek eksklusif ini.

menginginkan

fashion

Hal ini terjadi karena pada masa remaja

produk

dikenal sebagai masa perubahan atau masa

produk fashion bermerek


untuk mencari identitas diri, yang mana remaja

eksklusif mengalami berbagai peniruan. Di

berusaha mencari penjelasan tentang siapa

Indonesia, kasus pemalsuan atau pemiripan

dirinya. Usaha mencari penjelasan tentang

merek dagang cenderung meningkat dari tahun

dirinya tersebut membuat remaja berusaha pula

ke tahun dan para remaja menjadi konsumen

mencari

terbaru.


berbagai

Sayangnya,

fashion khususnya

produk
saat

ini

111

simbol-simbol

yang

mendukung

Resti Athhardi Wijaya, M As’ad Djalali, Diah Sofiah


identitas dirinya salah satunya adalah dengan

dipenuhi oleh remaja. Hal ini disebabkan

menggunakan produk fashion dengan harga

karena para remaja ingin selalu tampil menjadi

yang terjangkau untuk remaja yang masih

pusat

mengandalkan

kebutuhan

uang

saku


dari

orang

perhatian.

Remaja

terhadap

putri

produk

memiliki

fashion yang

tua. Produk fashion tiruan bermerek eksklusif


digunakan sebagai pelengkap penampilan yang

yang dibeli oleh remaja biasanya sangat mudah

sesuai dengan dirinya dan mempermudah

untuk ditemukan hampir di seluruh mall atau

remaja putri untuk diterima di lingkungan

pasar grosir yang dikunjungi oleh para remaja.

sosialnya ini akan berusaha untuk memenuhi

Sudah bukan lagi menjadi suatu rahasia jika

kebutuhan tersebut baik dengan cara membeli

mall-mall menjadi seperti rumah kedua bagi


produk fashion bermerek eksklusif yang asli

para remaja. Di sana para remaja membeli

maupun tiruan. Remaja putri merasa tertarik

segala macam kebutuhannya termasuk produk

terhadap

produk

fashion tiruan

bermerek

bermerek

eksklusif sebab dengan harga yang jauh


eksklusif yang banyak dibeli oleh para remaja

berbeda dari produk fashion bermerek yang

di antaranya adalah tas, pakaian, hingga

asli,

kosmetik. Para remaja memilih untuk membeli

fashion yang hampir mirip dengan produk

produk tiruan disebabkan harganya yang

fashion yang asli. Remaja yang merasa tertarik

terjangkau serta kemiripan produk tersebut

ini kemudian akan memiliki keinginan untuk


dengan produk aslinya . Alasan yang lainnya

membelinya atau dengan kata lain remaja

adalah adanya kemungkinan bahwa remaja

memiliki

tidak mengetahui bahwa ternyata barang yang

fashion tiruan bermerek eksklusif.

fashion.

Produk

fashion tiruan

remaja


dapat

intensi

untuk

memiliki

membeli

produk

produk

Intensi membeli ditentukan oleh tiga

dibelinya merupakan produk tiruan. Semakin
hari seiring dengan semakin meningkatnya

dimensi

menurut

produk-produk tiruan yang muncul di pasaran,

Behaviour yang

semakin bertambah pula jumlah konsumen

ketiga dimensi tersebut antara lain attitude

terutama para remaja yang membeli produk

toward the behavior, subjective norm dan

tiruan. Hal ini dikarenakan harga yang murah,

perceived

inovasi produk yang semakin beraneka macam

pembelian

dan mengikuti perkembangan zaman serta

seseorang untuk bertindak sebelum keputusan

mampu memenuhi gaya hidup para remaja.

membeli benar-benar terjadi (Engel, dkk,

Theory

diungkapkan

behavioral
adalah

tahapan

of
oleh

Planned
Ajzen,

control. Intensi
kecenderungan

bisa

1995). Keputusan konsumen untuk membeli

dilepaskan dari tren fashion. Berbagai produk

suatu produk merupakan suatu rangkaian

fashion seperti tas, pakaian, sepatu, hingga

proses pembelian. Konsumen tidak begitu saja

aksesoris menjadi kebutuhan yang selalu ingin

langsung membeli suatu produk, melainkan

Dunia

remaja

memang

tidak

112

Hubungan Gaya Hidup Brand Minded Dengan Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan Bermerk
Eksklusif Pada Remaja Putri
Perilaku

eksklusif memberikan dampak tersendiri baik

pembelian itu sendiri merupakan suatu tahap

bagi konsumen maupun produsen. Remaja

dimana konsumen memutuskan untuk benar-

putri mungkin saja

benar

melalui

tahap-tahap

tertentu.

merasa telah mampu

yang

diinginkan

memenuhi

Keputusan

konsumen

menunjang penampilan serta gaya hidupnya

dipengaruhi oleh intensinya. Jika intensi

meskipun sebenarnya hal ini memberikan

pembelian konsumen kuat, maka kemungkinan

dampakyang kurang baik terutama bagi para

terjadinya perilaku pembelian akan tinggi,

remaja putri. Dampak kurang baik tersebut

namun jika intensi pembelian lemah, maka

yaitu remaja putri menjadi kurang memiliki

kemungkinan

membeli

(Tjiptono,

produk

1997).

sebagian

kebutuhan

yang

pembelian

akan

kecintaan terhadap produk lokal yang secara

yang terjadi

pada

tidak langsung membuat adanya persepsi

konsumen khususnya remaja putri, sebelum

bahwa penggunaan produk luar negeri lebih

remaja putri memutuskan untuk membeli

dianggap bergengsi meskipun produk tersebut

produk fashion tiruan bermerek eksklusif,

merupakan produk tiruan. Dampak selanjutnya

didahului

untuk

adalah para remaja putri menjadi cenderung

bermerek

kurang memiliki wawasan yang luas mengenai

eksklusif. Jika intensi pembelian produk

keaslian suatu produk. Berdasarkan penelitian

fashion tiruan bermerek eksklusif ini kuat akan

yang

memungkinkan terjadinya perilaku pembelian

Penyelidikan

yang tinggi terhadap produk fashion tiruan

(LPEM) FEUI bersama Masyarakat Indonesia

bermerek eksklusif. Intensi remaja putri untuk

Anti Pemalsuan (MIAP) pada tahun 2005

membeli

mengenai

rendah.

membeli

terjadinya

Begitu pula

dengan
produk

produk

adanya

intensi

fashion tiruan

fashion tiruan

bermerek

pernah

dilakukan
Ekonomi

“ Economic

oleh
dan

Lembaga
Masyarakat

Impact

Study

of

eksklusif ini terbentuk karena adanya sikap

Countering in Indonesia”, dapat diketahui

positif remaja putri terhadap keberadaan

bahwa

produk fashion tiruan bermerek eksklusif,

terkait dengan originalitas sebuah produk

adanya pengaruh kelompok yang positif

sangat

terhadap remaja putri yang membeli produk

didapatkan setidaknya 32.69% responden yang

fashion tiruan bermerek eksklusif dan adanya

merasa tidak yakin dan sangat tidak yakin atas

persepsi mengenai kemampuan mengendalikan

keaslian sebuah produk tas bermerek.

faktor-faktor yang ada yang akan memfasilitasi

Konsumen

remaja putri untuk membeli produk fashion

memiliki intensi yang tinggi terhadap produk

tiruan bermerek eksklusif.

fashion tiruan bermerek eksklusif ini pada

pemahaman

beragam.

masyarakat

Dalam

terutama

Indonesia

penelitian

remaja

putri

ini

yang

Intensi konsumen khususnya remaja putri

akhirnyaakan memberikan peluang kepada

untuk membeli produk fashion tiruan bermerek

para produsen untuk membuat produk-produk
113

Resti Athhardi Wijaya, M As’ad Djalali, Diah Sofiah

fashion tiruan
pelanggaran

yang
etika

berdampak
bisnis

dasar pada penyusunan alat ukur gaya hidup

terhadap

sehingga

konsumen

para

(Hutahuruk,

2006).

Konsumen

produsen produk fashion tiruan bermerek

dalam memilih suatu produk akan memilih

eksklusif ini dapat dijatuhi hukuman karena

berdasarkan apa yang paling dibutuhkan dan

pelanggaran yang dilakukannya. Selain itu

apa yang paling sesuai dengan dirinya yang

dengan meningkatnya peluang ini maka para

salah satunya adalah gaya hidup (lifestyle).

produsen produk fashion bermerek eksklusif

Menurut Setiadi (2003), gaya hidup secara luas

yang asli tentu saja akan merasakan dampak

diidentifikasikan sebagai cara hidup yang

berupa kerugian.

diidentifikasikan

oleh

bagaimana

orang

konsumen

menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang

khususnya remaja putri untuk membeli produk

orang anggap penting dalam lingkungannya

Oleh

sebab

itu

intensi

akan

(ketertarikan), dan apa yang orang pikirkan

memberikan dampak yang tidak baik bagi

tentang diri sendiri dan juga dunia sekitarnya

konsumen itu sendiri, produsen bahkan negara.

(pendapat). Hawkins (2007) mengatakan gaya

Diperlukan intervensi berupa tindakan kongkrit

hidup seseorang mempengaruhi kebutuhan,

serta pemberian informasi secara berkelanjutan

keinginan serta perilakunya termasuk perilaku

dari pihak-pihak terkait agar para konsumen

membeli. Gaya hidup juga seringkali dijadikan

mampu melihat dampak dari intensi membeli

motivasi dasar dan pedoman dalam membeli

produk

eksklusif

sesuatu. Engel, Blackwell, dan Miniard (dalam

sehingga hal tersebut dapat dikurangi dan

Hasibuan, 2009) mendefinisikan gaya hidup

dapat memutus rantai produksi produk fashion

sebagai

tiruan bermerek eksklusif.

menghabiskan waktu serta uangnya. Gaya

fashion

tiruan

bermerek

fashion tiruan

eksklusif

bermerek

pola

dimana

orang

hidup

dan

Salah satu faktor yang mempengaruhi

hidup setiap orang mengarah pada ekspresi

intensi pembelian produk ataupun jasa menurut

akan situasi, pengalaman hidup, nilai-nilai,

Engel, dkk (dalam Fajhrianthi & Krisnawati,

sikap dan harapan.

2010) adalah faktor lingkungan yang terdiri

Saat ini, gaya hidup remaja masa kini

dari budaya atau kebiasaan. Hal ini didukung

semakin menarik untuk diperhatikan. Banyak

oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa

gaya hidup yang menarik perhatian, mulai dari

tingkat intensi membeli pada penelitian ini

gaya bahasa, gaya busana, serta gaya pergaulan

dipengaruhi oleh gaya hidup konsumen yang

remaja. Latar belakang sosial, ekonomi dan

mencakup aktivitas atau kebiasaan, minat, dan

budaya mempengaruhi setiap gerak langkah

opini

para remaja. Nan Sande (dalam Hasibuan,

masing-masing

individu,

dalam

penelitian ini disebut dengan AIO (activities,

2009)

interest, dan opinion) yang digunakan sebagai

menciptakan
114

berpendapat

bahwa

suasana

yang

remaja

akan

mendukung

Hubungan Gaya Hidup Brand Minded Dengan Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan Bermerk
Eksklusif Pada Remaja Putri
perkembangan dalam proses kehidupan dengan

yang merupakan pengembangan dari teori

menampilkan dan mengembangkan gaya hidup

tindakan

tertentu sebagai kompensasi kesadaran untuk

kesediaan individu untuk mencoba melakukan

memperkuat identitas individual. Menurut

suatu perilaku tertentu. Ajzen (dalam Teo &

Susianto (dalam Hasibuan, 2009) remaja

Lee, 2010) juga mengemukakan tentang

menggunakan barang-barang bermerek yang

definisi intensi yaitu indikasi seberapa kuat

bergengsi dan mahal dimana barang-barang

keyakinan seseorang akan mencoba suatu

tersebut juga digunakan untuk melihat dan

perilaku, dan seberapa besar usaha yang akan

menilai rekan-rekannya.

digunakan untuk melakukan sebuah perilaku.

beralasan.

Intensi

merefleksikan

Intensi memiliki korelasi yang tinggi dengan

Di antara sekian banyak gaya hidup
minded

perilaku, oleh karena itu dapat digunakan

mempengaruhi intensi membeli produk fashion

untuk meramalkan perilaku (Ajzen, 2005).

tiruan bermerek. “Brand minded” adalah pola

Berdasarkan uraian di atas, maka intensi

pikir seseorang terhadap objek-objek komersil

adalah suatu kemungkinan individu untuk

yang cenderung berorientasi pada merek

melakukan suatu perilaku tertentu.

diperkirakan

eksklusif

gaya

dan

hidup

terkenal

brand

(McNeal,

Menurut

2007).

Howard

dan

Sheth

(dalam

Sehingga gaya hidup brand minded adalah

Tirtiroglu & Elbeck, 2008) intensi membeli

gaya hidup yang berorientasi pada penggunaan

didefinisikan sebagai kemungkinan seorang

produk bermerek eksklusif dan terkenal.

konsumen berencana membeli produk tertentu

Begitu juga halnya dengan remaja putri

pada jangka waktu tertentu dan hal itu terjadi

terutama yang ada di kota besar. Remaja putri

setelah konsumen menyimpan informasi yang

akan merasakan kepuasan tersendiri saat

relevan untuk menentukan keputusan membeli.

mengenakan

bermerek

Pengertian lain diungkapkan oleh Spears dan

fanatik

Singhs (dalam Liu, Chu-Chi & Chen, 2006),

terhadap produk impor yang dilengkapi dengan

intensi membeli didefinisikan sebagai rencana

merek-merek

harus

yang dilakukan individu secara sadar yang

menggunakan produk tiruan yang harganya

merupakan usaha untuk membeli sebuah

jauh lebih murah dibandingkan dengan harga

produk. Ada pula pengertian lain yang

produk asli.

dikemukakan oleh Mowen dan Minor (2002)

eksklusif,

produk

remaja

putri

terkenal

fashion
menjadi

meskipun

yang
Intensi

Membeli

Ajzen

(2005),

intensi

intensi

membeli

merupakan intensi perilaku yang berkaitan

Produk Fashion Tiruan

dengan keinginan konsumen untuk berperilaku

Bermerek Eksklusif pada Remaja Putri
Menurut

mendefinisikan

menurut

dapat

cara

membuang,

dijelaskan melalui teori perilaku terencana
115

dan

tertentu

guna

menggunakan

memiliki,
produk.

Resti Athhardi Wijaya, M As’ad Djalali, Diah Sofiah

Menurut Assael (dalam Barata, 2007) intensi

untuk melakukan inovasi terhadap barang yang

membeli

merupakan

tahap

dari

diproduksinya (melakukan inovasi produk)

rangkaian

proses

keputusan

pembelian

bahkan hingga mengambil ide alternatif untuk

terakhir

memalsukan produk fashion asli.

konsumen. Proses ini akan dimulai dari

Arti kata tiruan dalam Kamus Besar

munculnya kebutuhan akan suatu produk (need
dilanjutkan

arousal),
informasi

oleh

dengan

pemrosesan

konsumen

(consumer

Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bukan yang
sejati(tulen),

palsu,

dan

imitasi.

Proses

selanjutnya

membuat barang tiruan disebut peniruan,

konsumen akan mengevaluasi produk tersebut.

pengertian peniruan memiliki pengertian yang

Hasil evaluasi inilah yang akhirnya akan

hampir sama dengan pemalsuan. Pemalsuan

memunculkan niat atau intensi untuk membeli.

adalah proses pembuatan, beradaptasi, meniru

Infosino (dalam Sun & Morwitz, 2008)

atau benda, statistik, atau dokumen-dokumen,

mendefinisikan

sebagai

dengan maksud untuk menipu. Produk palsu

kesediaan individu untuk membayar dan

menghilangkan nilai simbolik dari barang

memungkinkan individu untuk membeli suatu

(mewah)

produk. Pengetahuan akan intensi membeli

equity (Zhou and Hui, 2003). Barang palsu

dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui

yang diproduksi dianggap sebagai versi murah

kecenderungan

suatu

dari barang aslinya, sehingga dimungkingkan

produk maupun dalam memprediksi perilaku

tidak akan terlihat persepsi yang berbeda

konsumen di masa mendatang (Barata, 2007).

dalam hal kualitas.

information

processing),

intensi

konsumen

membeli

terhadap

asli

dan

menyamarkan brand

Fashionberasal dari bahasa Inggris, yang

Menurut Tom et al. (1998), konsumen

artinya suatu cara, kebiasaan atau mode.

lebih tertarik untuk membeli barang dengan

Menurut

komponen fashion yang

Troxell

dan

Stone,

fashion

menempel

pada

didefinisikan sebagai gaya yang diterima dan

produk tersebut, seperti halnya dengan barang-

digunakan oleh mayoritas anggota sebuah

barang fashion mewah. Konsumen bersedia

kelompok

tertentu.

untuk membayar untuk atribut visual dan

Bertambah majunya perindustrian saat ini

fungsi tanpa harus membayar kualitas yang

memberikan peluang kepada produsen produk

sebenarnya (Grossman dan Shapiro, 1988;

fashion untuk membuat berbagai macam

Cordell

bentuk, warna serta kekhasan tersendiri pada

diharapakan membeli barang palsu yang

produk

dengan

memiliki merek terkenal yang menempel di

pesatnya dunia usaha, para pesaing-pesaing

barang palsu tersebut (Cordell et al., 1996).

baru yang muncul dengan produk-produk baru,

Hal ini mendorong pemikiran bahwa hanya

hal ini memaksa para produsen yang telah ada

barang fashion bermerek saja yang berharga

dalam

yang

satu

dibuatnya.

waktu

Seiring

116

et

al.,

1996).

Konsumen

juga

Hubungan Gaya Hidup Brand Minded Dengan Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan Bermerk
Eksklusif Pada Remaja Putri
Engel, Blackwell dan Miniard (1995)

untuk dipalsukan dan menjadi target untuk
dan

mendefinisikan gaya hidup sebagai pola

Schuchert-Guler, 2006).Hal ini dilakukan tentu

dimana orang hidup dan menghabiskan waktu

saja dengan berbagai macam pertimbangan dan

serta uang yang dimilikinya. Gaya hidup

melihat kebutuhan para konsumen.

adalah konsepsi sederhana yang mencerminkan

terjadinya

produksi

ilegal

(Eisend

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

nilai konsumen dalam memenuhi kebutuhan

disimpulkan intensi membeli produk fashion

hidupnya. Hal ini sesuai dengan Solomon

tiruan

(1999) yang mengatakan bahwa gaya hidup

bermerek

eksklusif

adalah

suatu

kecenderungan individu untuk melakukan

mencerminkan

perilaku

menggambarkan pilihan seseorang bagaimana

membeli

produk

fashion tiruan

sesuai

kebutuhan

dengan

kosumen

yang

dan

Mowen & Minor (2001) mengatakan

pemecahan

bahwa gaya hidup menunjukkan bagaimana

pengetahuan
sebagai

konsumsi

seseorang menggunakan waktu dan uang.

bermerek eksklusif di masa yang akan datang
yang

pola

orang

masalah terhadap kebutuhan produk fashion.

hidup,

bagaimana

membelanjakan

Pengukuran intensi membeli produk

uangnya,

dan

individu
bagaimana

fashion tiruan bermerek eksklusif disusun

individu mengalokasikan waktu. Hal ini sesuai

berdasarkan determinan intensi membeli yang

dengan Setiadi (2003) yang mengatakan bahwa

didasarkan pada teori tindakan terencana

gaya hidup secara luas diidentifikasikan oleh

(Theory

yang

bagaimana orang menghabiskan waktu mereka

diungkapkan oleh Ajzen yaitu sikap, norma

(aktivitas) apa yang individu anggap penting

subjektif, dan kontrol perilaku. Dari ketiga

dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa

determinan tersebut kemudian akan diturunkan

yang individu pikirkan tentang dirinya sendiri

menjadi

: outcome

dan juga dunia di sekitarnya (pendapat).

evaluation (hasil evaluasi), behavioral beliefs

Selanjutnya, Nas &Sande (dalam Eka &

(keyakinan

Betaria, 2005) mendefinisikan gaya hidup

of

Planned

enam

Behavior)

indikator

yaitu

berperilaku),

beliefs (keyakinan

normative

normatif),

comply (motif

untuk

belief (kontrol

keyakinan),

memenuhi),
dan

to

sebagai konstruk kesadaran dari frame of

control

reference yang diciptakan relatif bebas oleh

perceived

individu untuk menguatkan identitasnya dalam

motive

power (kekuatan yang dirasakan seseorang)

pergaulan

untuk membeli produk fashion tiruan bermerek

komunikasi. Dalam pengertian ini, gaya hidup

eksklusif.

menunjuk pada frame of reference (kerangka
acuan)

dan

yang

membantunya

dipakai

seseorang

dalam

dalam

bertingkah laku. Menurut Suwarman (2002)

Gaya Hidup Brand Minded

gaya hidup seringkali digambarkan dengan
117

Resti Athhardi Wijaya, M As’ad Djalali, Diah Sofiah

kegiatan, minat dan opini dari seseorang. Gaya

pengukuran kuantitatif mengenai gaya hidup,

hidup seseorang biasanya tidak permanen dan

kepribadian

cepat berubah. Seseorang mungkin dengan

Psikografik

cepat mengganti model dan merek pakaiannya

pengukuran

karena

opinion) yang mengacu pada pengukuran

menyesuaikan

dengan

perubahan

dan

demografik

sering
AIO

konsumen.

diartikan

(activity,

sebagai

interest,

and

kegiatan, minat, dan opini.

hidupnya.
Hawkins (2007) menyatakan gaya hidup
sebagai

bagaimana

individu

HIPOTESIS

menjalankan

Ada

proses kehidupan. Gaya hidup merupakan

hubungan

positif

antara

gaya

fungsi dari ciri-ciri dalam diri individu yang

hidup brand minded dengan intensi membeli

terbentuk melalui interaksi sosial sewaktu

produk fashion tiruan bermerek eksklusif pada

individu bergerak melalui daur hidupnya. Gaya

remaja putri.

hidup itu bersifat dinamis dan secara konstan
mengalami perubahan. Gaya hidup merupakan

Subyek

dasar motivasi yang mempengaruhi sikap dan

Subyek penelitian yang digunakan dalam

kebutuhan individu, yang pada akhirnya

penelitian ini adalah remaja putri berusia 16

mempengaruhi pembelian dan aktivitas yang

sampai 19 tahun di Surabaya. Jumlah subyek

digunakan individu.

penelitian adalah 100 orang remaja putri.
Subyek penelitian ini ditentukan dengan teknik

Hawkins (2007) juga menambahkan

random sampling.

bahwa gaya hidup mencakup produk apa yang
individu

beli,

bagaimana

individu

menggunakannya, dan apa yang akan individu

Teknik Pengumpulan Data
Alat

pikirkan tentang produk tersebut. Kemudian

ukur

yang

digunakan

dalam

pengertian dari “brand minded“ adalah pola

penelitian ini berupa skala, yang terdiri dari

pikir seseorang terhadap objek-objek komersil

dua

yang cenderung berorientasi pada merek

hidup brand

eksklusif atau terkenal (McNeal, 2007).

membeli

macam

skala,

yaitu

minded dan

Skala
Skala

produk fashion tiruan

Gaya
Intensi

bermerek

eksklusif. Alat ukur penelitian ini diberikan

Berdasarkan uraian di atas dapat
hidup brand

kepada 100 orang remaja putri yang berusia

minded merupakan gaya hidup individu yang

antara 16 sampai 19 tahun di Surabaya dengan

berorientasi pada penggunaan produk-produk

memilih 4 alternatif jawaban, penilaian antara

yang memiliki merek eksklusif. Pengukuran

1-4 (untuk aitem unfavorable) dan 4-1 (untuk

terhadap gaya hidup dapat dilakukan dengan

aitem

menggunakan psikografik. Psikografik adalah

kemudian dianalisis melalui uji validitas dan

disimpulkan

bahwa

gaya

118

favorable).

Data

yang

diperoleh

Hubungan Gaya Hidup Brand Minded Dengan Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan Bermerk
Eksklusif Pada Remaja Putri
reliabilitas untuk menguji daya diskriminasi

hubungan positif antara gaya hidupbrand

aitem dan reliabiltas alat ukur.

minded dengan

intensi

membeli

produk fashion tiruan bermerek eksklusif pada
remaja putri. Hasil analisis menunjukkan
bahwa hipotesis ditolak.

HASIL
Hasil
korelasi product

perhitungan

dengan

moment dengan

bantuan

Ditolaknya hipotesis artinya tidak ada
hubungan

antara

gaya

hidup brand

intensi

membeli

program komputer program SPSS versi 20,

minded dengan

menunjukkan harga koefisien Korelasi Pearson

produk fashion tiruan bermerek eksklusif pada

(rxy) sebesar 0,141 pada taraf signifikansi

remaja putri. Ditolaknya hipotesis ini memiliki

p=0,162 (p < 0,01). Hal ini berarti antara

pengertian bahwa ada variabel lain yang dapat

ubahan

berhubungan

bebas

gaya

hidup brand

dan

mempengaruhi

minded dengan ubahan terikat intensi membeli

membeli

produk fashion tiruan bermerek esklusif tidak

eksklusif pada remaja putri.

ada hubungan

yang signifikan. Hal

produk fashion tiruan

Adanya

ini

intensi
bermerek

intensi

membeli

menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan

produk fashion tiruan bermerek eksklusif pada

dalam penelitian ini ditolak.

remaja putri dapat terjadi karena adanya

Dari

penjelasan

disimpulkan

bahwa

minded tidak

memiliki

dapat

pengaruh teman sebaya atau konformitas. Hal

hidup brand

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

tersebut
gaya

hubungan

Nawangsih (2011) mengenai hubungan antara

dengan

konformitas

dengan

bermerek eksklusif pada remaja putri, karena

membeli blackberry.

Hasil

remaja putri yang memiliki intense membeli

tersebut menyatakan bahwa ada hubungan

produk fashion tiruan

positif

intensi

membeli

produk fashion tiruan

beremerek

eksklusif

yang

sangat

intensi
dari

penelitian

signifikan

antara

tidak dipengaruhi oleh gaya hidup yang

konformitas teman sebaya dengan intensi

mementingkan brand atau

dalam

membeli blackberry. Hasil penelitian ini juga

gaya

didukung oleh teori yang dikemukakan oleh

kehidupannya

atau

merek

disebut

juga

Ajzen dan Fishbein ( 1975) bahwa intensi

hidup brand minded.

membeli konsumen dipengaruhi tidak hanya
oleh

DISKUSI

sikap

konsumen,

tetapi

juga

oleh

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana

pengaruh kelompok dan persepsi mengenai

diuraikan di atas, dapat dilakukan pembahasan

kemampuan mengendalikan yang dimiliki oleh

mengenai hasil temuan penelitian tersebut.

konsumen tersebut. Dalam teori tersebut

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada

disebutkan bahwa intense membeli
119

juga

Resti Athhardi Wijaya, M As’ad Djalali, Diah Sofiah

kelompok

citra diri seseorang dapat mempengaruhi

sedangkan pengertian dari konformitas adalah

intensi membeli seseorang, karena dengan

perubahan

adanya citra diri yang ingin ditampilkan,

dipengaruhi

oleh

perilaku

pengaruh

sebagai

akibat

dari

pengaruh kelompok (David dan Frank, 2003).

seseorang

Sehingga dapat disimpulkan bahwa intensi

membeli produk yang akan meningkatkan citra

membeli dapat dipengaruhi oleh perubahan

dirinya.

perilaku

sebagai

akibat

dari

akan

Hal

pengaruh

memiliki

intensi

untuk

lain yang memiliki pengaruh

terhadap intensi membeli produk fashion tiruan

kelompok atau disebut juga konformitas.

bermerek eksklusif adalah pengetahuan remaja

Intensi membeli produk fashion tiruan
bermerek eksklusif juga dapat dipengaruhi

putri

oleh citradiri yang ingin ditampilkan oleh

produk fashion bermerek eksklusif. Hal ini

remaja.Hal ini sesuai dengan penelitian yang

sesuai dengan penelitian yang dilakukan M

dilakukan Prastya (2011) mengenai hubungan

endrofa (2012) tentang pengaruh pengetahuan

antara citra diri dengan intensi membeli

produk dan citra merek terhadap niat beli

pakaian

Hasil

laptop merek HP yang dimediasi oleh harga

ada

diskon di Surabaya. Hasil dari penelitian

hubungan negative antara citra diri dengan

tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan

intensi membeli pakaian bermerek pada remaja

produk memiliki pengaruh yang signifikan

putri. Hal ini didukung oleh teori yang

terhadap niat beli laptop merek HP. Hal ini

dikemukakan Graeff (1996) bahwa menurut

bisa diartikan bahwa pengetahuan konsumen

teori citra diri, orang akan bertindak dengan

terhadap produk mendasari intense pembelian

cara

dan

konsumen pada produk laptop merek HP. Hasil

meningkatkan citra dirinya melalui produk

penelitian ini juga sejalan dengan teori yang

yang dibeli dan digunakan. Dengan kata lain,

dikemukakan

citra diri dapat didefinisikan, dipertahankan,

menyatakan bahwa pengetahuan konsumen

dan ditingkatkan melalui produk yang dibeli

akan mempengaruhi keputusan pembelian.

dan digunakan. Citra diri adalah suatu nilai

Keputusan pembelian didahului dengan adanya

bagi individu, sehingga perilaku konsumsi

intensi membeli, oleh sebab itu pengetahuan

individu akan diarahkan untuk perlindungan

produk dapat mempengaruhi intense membeli

dan

seseorang.

bermerek

penelitian

ini

yang

pada

remaja.

menunjukkan

dapat

peningkatan

bahwa

mempertahankan

konsep

diri

melalui

sebagai

simbol

yang

minim

Sumarwan

Hasil penelitian ini

pembelian, memperlihatkan, dan penggunaan
barang

yang

mengenai

(2004)

yang

sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2012)

akan

mengkomunikasikan makna simbolis pada diri

tentang

dan orang lain (Sirgy, 1982). Oleh sebab itu,

dan gaya hidup terhadap intensi membeli
120

pengaruh fitur produk ,konsep diri,

Hubungan Gaya Hidup Brand Minded Dengan Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan Bermerk
Eksklusif Pada Remaja Putri
dan word of mouth pada blackberry. Dalam

membeli

penelitian

eksklusif.

ini

menunjukkan

hasil

bahwa

produk fashion tiruan

bermerek

gaya hidup tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap intensi membeli. Selain itu, hasil
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian

KESIMPULAN dan SARAN

yang dilakukan oleh Saputra (2009) tentang

Penelitian ini dilatarbelakangi masalah

orientasi gaya hidup konsumtif remaja kota

intensi

Bengkulu terhadap niat beli produk distro

bermerek eksklusif pada remaja putri. Intensi

(distribution outlet). Dalam penelitian ini

membeli produk

menunjukkan

eksklusif

hasil bahwa orientasi gaya

membeli

produk

fashion

tersebut

fashion

tiruan

tiruan bermerek

diperkirakan

berkaitan

hidup remaja tidak berpengaruh positif dan

dengan gaya hidup brand minded. Apabila

signifikan terhadap niat beli produk distro.

remaja putri

Remaja

putri

yang

memiliki

gaya

memiliki gaya hidup brand

diperkirakan

minded

akan

memiliki

hidup brand minded adalah remaja putri yang

hubungan positif dengan intensi membeli

memiliki uang saku di atas satu juta rupiah dan

produk fashion tiruan bermerek eksklusif.

mengenal

serta

mengetahui

merek-merek

Variabel terikat dalam penelitian adalah

produk fashion yang eksklusif. Remaja putri

intensi

yang

hidup brand

bermerek eksklusif dan variabel bebasnya

produk fashion bermerek

adalah gaya hidup brand minded. Penelitian ini

eksklusif yang biasanya dapat dibeli di pusat

ingin melihat adanya hubungan antara kedua

perbelanjaan yang besar dan terkenal dengan

variabel. Oleh karena itu, hipotesis dalam

toko-toko

menjual

penelitian ini berbunyi terdapat hubungan

produk fashionbermerek eksklusif yang asli.

positif antara gaya hidup brand minded dengan

Berbelanja produk fashion bermerek eksklusif

intensi

di pusat perbelanjaan yang sudah terkenal

bermerek eksklusif pada remaja putri.

memiliki

minded menyukai

gaya

yang

menjual barang bermerek eksklusif yang asli,
memperkecil

kemungkinan

membeli

produk

membeli

fashion

tiruan

produk fashion tiruan

Penelitian ini dilakukan di Surabaya

dijumpainya

dengan menggunakan 100 orang remaja putri

penjual yang menjual barang tiruan bermerek

sebagai respondennya.Metode pengumpulan

eksklusif. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini

data yang digunakan adalah metode data

remaja putri yang memiliki gaya hidup brand

primer

minded tidak

membeli

kemudian skala yang digunakan merupakan

eksklusif

skala tryout terpakai.Selanjutnya analisa data

terpengaruh

produk fashion tiruan

untuk

bermerek

sehingga tidak menimbulkan intensi untuk

dilakukan

yang

dengan

product moment.
121

menggunakan

skalalikert,

menggunakan

analisis

Resti Athhardi Wijaya, M As’ad Djalali, Diah Sofiah

Hasil

analisis

data

penelitian

b). Penelitian ini juga dapat dikembangkan

menyebutkan bahwa tidak ada hubungan

melalui penelitian dengan subyek wanita dan

antara gaya hidup brand mindeddengan intensi

pria dewasa yang sudah bekerja karena pada

membeli

bermerek

subyek tersebut kemungkinan menganut gaya

eksklusif pada remaja putri. Karena hasil

hidup brand minded lebih besar dibandingkan

menunjukkan tidak ada hubungan,berarti gaya

remaja putri yang belum memilki penghasilan

hidup brand

sendiri, sehingga dapat memberikan pengaruh

produk fashion tiruan

minded tidak

berpengaruh

terhadap intensi membeli produk fashion tiruan

terhadap hasil penelitian

bermerek eksklusif pada remaja putri.

c). Memfokuskan penelitian kepada satu merek

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,

saja sehingga pengukuran dapat dilakukan

penulis

kepada subyek yang memiliki intensi terhadap

memberikan

saran-saran

kepada

peneliti lain yang tertarik meneliti mengenai

satu

variabel yang sama. Saran tersebut dapat

pengukuran dapat dilakukan dengan lebih

dijadikan pertimbangan bagi peneliti lain yang

efektif dan memberikan pengaruh terhadap

akan meneliti di bidang yang sama .

hasil penelitian.

Untuk

peneliti

selanjutnya

yang

merek

tersebut.

Dengan

demikian

ingin

membuat penelitian sejenis, maka disarankan

DAFTAR PUSTAKA

agar :

Agustiani,H.2006. Psikologi Perkembangan P

a). Mengingat banyak faktor-faktor lain yang

endekatan Ekologi Kaitannya

juga

mempengaruhi

produk fashion

tiruan

intensi

membeli

dengan Konsep Diri, Bandung : PT.

bermerek

eksklusif

Refika Aditama.

selain gaya hidup, disarankan bagipeneliti
selanjutnya
tersebut

untuk

seperti

meneliti
konfromitas,

Ajzen,

faktor-faktor
citra

I.2005. Attitudes,

Personality,

and

Behavior ( 2 nd ed). England: McGraw

diri,

– Hill

pengetahuan produk, dan lain sebagainya.

Ajzen,I.1991.The

Theory

of

Planned

Seperti halnya jenis kelamin, karena dalam

Behavior. JournalOrganizational

penelitian ini hanya meneliti remaja putri,

Behavior

disarankan untuk peneliti selanjutnya juga

Processes, 50, 179-211

meneliti remaja putra. Melihat remaja putra

Ali,

cukup banyak yang saat ini mementingkan
penampilannya
munculnya

sehingga
intensi

dapat

M.,

&

and

Asrori,

Human

M.

Decision

2009. Psikologi

Remaja. Jakarta : Bumi Aksara

memicu

Arikunto,

membeli

S.

2002. Prosedur

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

produk fashion tiruan bermerek eksklusif.

Armitage, C. J., & Conner, M. 2001. Social
Cognitive
122

Determinants

of

Blood

Hubungan Gaya Hidup Brand Minded Dengan Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan Bermerk
Eksklusif Pada Remaja Putri
Donation. Journal of Applied Social

Depdikbud. 2001.Kamus Besar Bahasa

Psychology, 31, 1431-1457

Indonesia(

Edisi

Ketiga). Jakarta

:

BalaiPustaka

Assael, H. 2001. Consumer Behavior and

Eisend, M., Schuchert- Guler, P. 2006.

Marketing Action ( 6th ed ). New York

Explaining Counterfeit Purchase : A

: Thomson Learning

Review

Azwar, S. 2007. Penyusunan Skala Psikologi.

and

Preview. Academy

of

Marketing Science Review, 2006, 12

Yogyakarta: Balai Pustaka Pelajar

Engel, J.F., Blackwell, R. D., and Miniard, P.

Azwar, S.. 2008. Reabilitas dan Validitas.

W. 1995. Consumer Behavior ( 8thed).

Yogyakarta: Balai Pustaka Pelajar

USA : The Dryden Press

Azwar, S. 2007. Sikap Manusia : Teori dan

Fajhrianthi & Krisnawati, 2010. Analisis

Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka

Perbedaan Tingkat Intensi Membeli

Pelajar
Barata, D. D. 2007. Pengaruh Strategi Brand
Extension

pada

Intensi

Konsumen. Jurnal

Membeli

Manajemen,

Melalui

Media

Ditinjau

dari

(Online
Tipe

Shopping)

Gaya

Hidup

padaKonsumen Pengguna Internet.

2,

Jurnal Insan Media Psikologi, 12(3),

2007

2010

Brandon, L., & Foney, J. C. 2002. Influences
of Female Purchase Motivation and

Fishbein, M., & Ajzen, I. 1988. Attitude,

Product Satisfication : A Comparison

Personality, and Behavior.London :

of Causal and Formal Lifestyles and

Addison-

Angolo

Company

and

Ethnicity. Journal

Hispanic
of

Family

Attitude, Intention, and Behavior.An

Cordell, V.V., Wangdata, N., Kieschnick, S. L.
1996.

Counterfeit

Intentions

:

Attitudes

and

Role

of

Product

Determinants.Journal

of

Introduction

R.

J.

2002. The

Ginting, E. D .J.,& Sianturi, B. E. 2005.

as

Pengambilan

Business

Ditinjau
Dictionary

Research.

Company

Lawfulness

Research, 35, 41-53
Corsini,

to Theory

London : Addison- Wesley Publishing

Purchase

Traits

Publishing

Fishbein, M., & Ajzen, I. 1975. Belief,

and

Consumen Sciences, 94(11), 54-63

Jr.

Wesley

Keputusan

dari

Gaya

Membeli

Hidup

Value

Minded. Jurnal Psikologika, 1(1), 23-

of

30

Psychology. New York : Brumer

Graeff, T. R. Image Congruance Effects on

Routledge

Products Evaluations : The Role of Self

Dariyo, A. 2004.Psikologi Perkembangan

Monitoring

Remaja. Jakarta : Ghalia Indonesia
123

and

Public

/

Private

Resti Athhardi Wijaya, M As’ad Djalali, Diah Sofiah

Johnson, D. H., & Johnson, F. P. 2013. Joining

Consumption. Journal Psychology and

Together: Group Theory and Group

Marketing, 13(5), 481-99

Skills.Pearson

Grossman, G. M., &Shapiro, C. 1988. Foreign
Counterfeiting
Quarterly

of

Status

Journal

of

Kotler, P.,&Gary, A.

Goods,

Pearson Prentice Hall
Liu, J., Chu-Chi.,& Chen, J. S. 2006.Virtual

Hadi, S.2000. Seri Program Statistik, Manual.
:

Fakultas

Experiential

Psikologi

Hasibuan, E.H. 2009. Hubungan Antara Gaya
Brand

Minded

on

Online

11th Annual Conference of Asia Pacific
Decision. Sciences Institute Hongkong

dengan

Kecenderungan

Perilaku

pada

Putri. Skripsi,

Remaja

Marketing

Purchase Intention. Proceedings of the

.Universitas Gadjah Mada.

Hidup

of

Marketing( 10 th ed). New Jersey :

Economics,

February, 79-100

Yogyakarta

2004.Principles

Loudon,

Konsumtif

D.L.,

&

Bitta,

A.

J.

D.

1984. Consumer Behavior ( 2th ed ).

tidak

diterbitkan. Sumatera Utara : Fakultas

United State of America :

Psikologi Universitas Sumatera Utara

Hill

Mc. Graw

McNeal, J. U. 2007. On Becoming a Consumer

Hawkins, D., Mothersbough, D., dan Best, R.
2007. Consumer Behaviour :Building

The

Marketing

Behavior

Strategy ( 10 th ed ).

Development
Pattern

of

Consumer

in

Childhood.

Butterworth- Heinemann

McGraw Hill Irvin
Hurlock, E. 2008. Psikologi Perkembangan

Mendrofa, Y. B. 2012. Pengaruh Pengetahuan

Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Produk dan Citra Merek Terhadap Niat

Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Beli Laptop Merek HP yang Dimediasi
oleh

Hutahuruk, T. J. 2006. Segmentasi Pengguna
Media

Online

Berdasarkan

Harga

Diskon

Surabaya. Skripsi,

Gaya

:

di

tidak

diterbitkan.

Fakultas

Psikologi.

Hidup.Jurnal Thesis, Mei- Agustus

Surabaya

2006, 113-130.

Universitas Widya Mandala
Monks, dkk. 2004. Psikologi Perkembangan

Irawati, C., & Haryanto, J.O. 2012. Pengaruh
Fitur Produk, Konsep Diri, dan Gaya

Pengantar

Hidup terhadap Intensi Membeli dan

Bagaiannya. Yogyakarta : Universitas

Word

Gadjah Mada Press

of

Mouth

pada

dalam

Berbagai

Mowen, J.C., & Minor, M. 2002. Perilaku

Blackbery. Journal Riset dan Bisnis

Konsumen ( Edisi Kelima). Jakarta :

Indonesia, 8(1)

Erlangga

124

Hubungan Gaya Hidup Brand Minded Dengan Intensi Membeli Produk Fashion Tiruan Bermerk
Eksklusif Pada Remaja Putri
Mubin, M. A., & Cahyadi, A. 2006. Psikologi

Management Text and Cases.Illinois:

Perkembangan. Jakarta : PT. Ciputat

Irwin, Inc.

Press Group

Rosandi, A. F. 2004. Perbedaan Perilaku

Nawangsih, R. A. 2011. Hubungan antara

Konsumtif antara Mahasiswa Pria dan

Konformitas dengan Intensi Membeli

Wanita di Universitas Katolik Atma

Blackberry. Skripsi, tidak diterbitkan.

Jaya. Skripsi, tidak diterbitkan.Jakarta :

Yogyakarta

Fakultas Psikologi Universitas Atma

:

Universitas

Islam

Indonesia

Jaya

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R. D.

Schiffman,

L.

G.,&Kanuk,

L.L.

2007. Human Development 10th ed.

1994. Consumer Behavior (5 th ed))

New York : McGraw Hill Companies.

. New

Piaget,J.1972.Developmentand Learning :Read
ing

in Child Behavior

and Development.

New

York

Jersey:

Prentice-Hall

International, Inc.
Saputra, E. 2009. Orientasi Gaya Hidup

:

Konsumtif Remaja Kota bengkulu

Hartcourt Brace Janovich

terhadap

Purwaningrum. 2008. Hubungan antara Citra

Niat

Beli

Distro.Skripsi,

tidak

Raga dengan Perilaku Makan Remaja

Bengkulu

Fakultas

Putri. Skripsi,

Universitas Bengkulu

tidak

diterbitkan.

Surakarta : Universitas Muhammadiyah

Intensi

Membeli

Konsep

Pakaian

Malang

:

Universitas

Untuk

Strategi

Siegel, S. 1997. Statistik non-parametrik untuk
ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Gramedia

Prezz, R., Visser, E. M., & Zietsman, L.
Shopping

Simamora, B. 2002. Aura Merek : 7 Langkah

Orientation.

Membangun Merek yang Kuat. Jakarta:

Patronage Behavior and Shopping Mall

PT Gramedia Pustaka Utama

Behaviour.A Study of South American Male
Apparel

Implikasi

Prenada Media

Muhammadiyah

Lifestyle,

Ekonomi

dan Penelitian Pemasaran. Jakarta :

Bermerek pada Remaja. Skripsi, tidak
diterbitkan.

diterbitkan.

Setiadi, J. N. 2003. Perilaku Konsumen :

Prasetya, A.K. 2010. Hubungan Citra Diri
dengan

:

Produk

Sirgy, M. 1982. Self Concept in Consumer

Consumers.European

Behaviour : A Critical Review. Journal

Advances in Consumer Research, 8,

of Consumer Research, 9

279-280

Solomon, M. R. 1996. Consumer Behavior.

Reynolds, S. H., Scott, J. D., and Warshaw, M.

New

R. 1973. Introduction to Marketing

Jersey:

International, Inc.

125

Prentice-Hall

Resti Athhardi Wijaya, M As’ad Djalali, Diah Sofiah

Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran(Edisi

Sun, B., & Morwitz, V. G. 2008. Stated

Kesatu).Yogyakarta : Andi

Intentions and Purchase Behavior: A

Tom, G., Garibaldi, B., Zeng, Y., &Pilcher, J.

Unified Model. Forthcoming IJRM, 27
Suryabrata,

S.

1998.

2008. Metodologi

Demand

for

Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Counterfeit Goods. Journal Psychology

Persada

& Marketing, 15(5), 405-21

Susianto.1993. Jurnal

dan

Zhou, L., & Hui, M. K. 2003. Symbolic Value

Gramedia

of Foreign Products in the People’s

Psikologi
Jakarta

Masyarakat.

:

Republic

Widiasarana

Pemasaran. Bandung : PT. Pustaka
Binaman Presindo
Suryani,

T.

2006. Perilaku

Konsumen

:

Implikasi pada Strategi Pemasaran.
Jakarta : Graha Ilmu
Suwarman,

U.

2002. Perilaku

Konsumen.

Bogor : Ghalia Indonesia
Swastha.

D.

B.,

dan

Handoko,

T.H.

2000. Manajemen Pemasaran : Analisa
Perilaku

Konsumen.

Yogyakarta

:

BPFE
Tartowo, Ns, dkk. 2010. Kesehatan Remaja
Problem dan Solusinya. Jakarta :
Salemba Medika
T.,&

Lee

C.

B.

2010. Examining

the Efficacy of the Theory of Planned
Behavior

(TPB)

to Understand Pre-

Service Teacher’s Intentio
to Use Techology. Singapore: Nanyang
Technology

of

China. Journal

International Marketing, 11(2), 36-58

Sutojo, S. 1998. Kerangka Dasar Manajemen

Teo,

Consumer

University

Tirtiroglu, E.,&Elbeck, M. 2008. Qualifying
Purchase Intentions Using Queueing
Theory.Journal of Applied Quantitative
Methods, 3(8), Summer 2008
126

of

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45