No Bulan Pembiayaan Mudharabah (Miliar Rp) Tahun 2012 2013 2014 2015

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan
disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan
perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan
program SPSS versi 20. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent)
adalah pembiayaan mudharabah (Y) sedangkan variabel bebas (independent)
adalah jumlah Kantor (Bank Umum Syariah+Unit Usaha Syariah) (X1)
equivalent bagi hasil (X2). Selanjutnya sesuai dengan tahap penelitian yang
penulis lakukan setelah membangun hipotesis dan menawarkan model
ekonometrika untuk menguji hipotesa, maka tahapan berikutnya adalah
sebagai berikut:
A. Penyajian Data
4.1 Perkembangan Pembiayaan Mudharabah Perbakan Syariah di
Indonesia.
Berikut dapat dilihat perkembangan pembiayaan mudharabah
perbankan syari’ah di Indonesia Tahun 2012 -2015 pada tabel 4.1 di bawah
ini:
tabel 4.1 Pembiayaan Mudharabah Perbankan syari’ah


No
1
2
3
4
5

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mai

Pembiayaan Mudharabah (Miliar Rp)
Tahun
2012
2013
2014
2015

10.133
12.023
13.625
14.354
10.122
12.027
13.322
14.207
10.039
12.056
13.300
14.147
10.349
12.102
13.498
14.136
10.482
12.026
13.802
14.388


53

54

6 Juni
10.904
12.168
7 Juli
11.023
12.629
8 Agustus
11.180
13.281
9 September
11.359
13.299
10 Oktober
11.438
13.364

11 November
11.527
13.664
12 Desember
10.133
13.878
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

13.869
14.312
14.559
14.277
14.356
14.371
14.307

14.906
15.667
15.729
15.676

15.144
14.925
14.680

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan
pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah di Indonesia dari tahun 20122015 dimulai dari bulan Januari-Desember mengalami fluktuatif. Hal ini
desebabkan oleh terjadinya gejolak krisis keuangan dan kelemahan
ekonomi.
4.2 Perkembangan Jumlah Kantor (Bank Umum Syariah+unit Usaha
Syari’ah Bank Syariah) di Indonesia
Berikut dapat dilihat perkembangan jumlah kantor Bank (Bank
Umum Syariah+unit Usaha Syari’ah Bank Syariah) di Indonesia dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 4.2.
Jumlah Kantor (BUS + USS) di Indonesia Tahun 2012 -2015
No

Bulan

1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Januari
Februari
Maret
April
Mai
Juni
Juli
Agustus

September
Oktober
November
Desember

Jumlah Kantor BUS + USS (Unit)
Tahun
2012
2013
2014
2015
1.813
2.301
2.554
2.479
2.006
2.325
2.558
2.480
1.887

2.341
2.561
2.475
1.891
2.396
2.564
2.470
1.946
2.416
2.571
2.460
1.999
2.420
2.575
2.454
2.038
2.431
2.592
2.446
2.096

2.473
2.577
2.413
2.150
2.495
2.571
2.367
2.188
2.526
2.519
2.330
2.220
2.530
2.501
2.316
2.262
2.588
2.471
2.301


55

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
Jumlah Kantor (BUS+UUS) pada tahun 2012 berfluktuatif, peningkatan
tertinggi terjadi pada bulan Desember sebanyak 2.262 Unit, sedangkan
terendah terjadi pada bulan Januari sebanyak 1.813 Unit, berbeda dengan
tahun 2013 peningkatan jumlah kantor (BUS+UUS) terus mengalami
kenaikan, sedangkan pada tahun 2014 kembali berfluktuatif

peningkatan

tertinggi terjadi pada bulan Juli sebanyak 2.592 Unit, sedangkan terendah
terjadi pada bulan November sebanyak 2.501 Unit dan pada tahun 2015 dari
Jaunari-Agustus mengalami penurunan, pada bulan Januari jumlah kantor
(BUS+UUS) sebanyak 2.479unit, sedangkan pada bulan Agustus jumlah
kantor (BUS+UUS) sebanyak 2.413 unit.
4.3 Perkembangan Biaya ) equivalent bagi hasil di Indonesia
Berikut ini dapat dilihat perkembangan equivalent bagi hasil di
Indonesia Tahun 2012-2015 pada table di bawah ini:

Tabel 4.3.
Perkembangan Equivalent bagi hasil
di Indonesia Tahun 2012-2015
Equivalent bagi hasil (%)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mai
Juni
Juli
Agustus
September

2012
15,99
16,06
16,03
15,88
15,82
16,02
15,76
16,08
15,94

2013
16,10
15,78
15,77
15,61
15,49
14,93
16,03
15,35
15,05

Tahun
2014
14,42
14,35
14,29
14,13
21,32
21,87
18,23
21,37
20,75

2015
16,74
16,89
17,48
18,41
18,81
18,79
18,06
18,48
18,09

56

10 Oktober
11 November
12 Desember

15,95
15,72
14,90

15,19
14,55
14,40

22,11
21,18
20,69

17,77
17,27
17,39

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berdasarkan Tabel 1.3 di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
Equivalent bagi hasil Perbankan Syari’ah di Indonesia pada Tahun 20122015 terus mengalami fluktuatif. Dilihat dari pada Tahun 2012
perkembangan tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar 16,08%
sedangkan terendah terjadi pada bulan

Januari sebesar 14,90%, pada

tahun 2013 perkembnagan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar
16,10% sedangkan terendah terjadi pada bulan Desember sebesar 14,40%.
selanjutnya tahun 2014 perkembangan tertinggi terjadi pada bulan Juni
sebesar 21,87% sedangkan terendah terjadi pada bulan April sebesar
14,13% dan pada tahun 2015 perkembnagan tertinggi terjadi pada bulan
Mei sebesar 18,81% sedangkan terendah terjadi pada bulan Februari
sebesar 16,89%.
5

Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembiayaan
mudharabah sebagai variabel terikat (Y), sedangkan variabel bebas dalam
penelitian ini adalah jumlah Kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha
Syariah) (X1) dan equivalent bagi hasil (X2). Analisis statistik deskriptif
yang dibahas adalah jumlah data (N), nilai minimum, nilai maksimum, ratarata sampel (mean), dan standard deviasi masing-masing variabel penelitian.
Untuk melihat dan melakukan deskriptif statistik masing-masing variabel

57

penelitian tersebut dapat menggunakan software SPSS Versi. 20, adapun
hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4.
Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Statistics
PMBS
Valid

JK(BUM+UUS)

EBH

48

48

48

0

0

0

Mean

13.15521

2.36131

16.9435

Median

13.56150

2.43850

16.0300

Std. Deviation

1.626525

.213656

2.21398

Minimum

10.039

1.813

14.13

Maximum

15.729

2.592

22.11

N
Missing

Sumber:Output SPSS versi.20
. Berdasarkan tabel 4.4 di atas, di ketahui bahwa variabel
pembiayaan mudharabah dengan jumlah data (N) 48 dimana pembiayaan
mudharabah memiliki nilai rata-rata atau mean sebesar 13.15521 dan nilai
median sebesar 13.56150 dengan nilai minimum sebesar Rp. 10.039. Miliar
yaitu terdapat pada bulan maret tahun 2012 dan nilai maksimum sebesar Rp.
15.729. Miliar yaitu terdapat pada bulan agustus tahun 2015. sedangkan
standar devisiasinya sebesar 1.626525. Dimana terlihat standar devisiasi
lebih kecil dari nilai rata-rata atau mean dan nilai median, maka simpangan
data pembiayaan mudharabah relatif baik. Standar devisiasi sendiri
digunakan untuk mengukur penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi
dengan nilai rata-ratanya (nilai resiko).
Sedangkan variabel jumlah Kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha
Syariah) memiliki nilai rata-rata atau mean sebesar 2.36131 dan nilai

58

median sebesar 2.43850 dengan nilai minimum sebesar 1.813 Unit yaitu
terdapat pada bulan Januari tahun 2012 dan nilai maksimum sebesar 2.592
Unit yaitu terdapat pada bula Juli tahun 2014. Sedangkan standar
devisiasinya sebesar .213656. Dimana terlihat standar devisiasi lebih kecil
dari nilai rata-rata atau mean dan nilai median, maka simpangan data jumlah
Kantor Bank Syariah relatif baik.
Sedangkan variabel Equivalent bagi hasil memiliki nilai rata-rata
atau mean sebesar 16.9435 dan nilai median sebesar 16.0300 dengan nilai
minimum sebesar 14.13 % yaitu terdapat pada bulan April tahun 2014 dan
nilai maksimum 22.11 % yaitu terdapat pada bulan Oktober tahun 2014.
sedangkan standar devisiasinya sebesar 2.21398. Dimana terlihat standar
devisiasi lebih kecil dari nilai rata-rata atau mean dan nilai median, maka
simpangan data Equivalent bagi hasil relatif baik.
6

Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji nilai residual yang telah di
standarisasikan pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal.
Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui
dengan menggambarkan penyebaran data dari sebuah grafik.1
Uji normalitas yang paling sederhana adalah membuat grafik distribusi
frekuensi atas sektor yang ada. Mengingat kesederhanaan tersebut, maka

1

Husein Umar, Metode PenelitianUntuk Skripsi dan Tesis Bisnis,(Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2014),h.181.

59

pengujian kenormalan data sangat tergantung pada kemampuan mata dalam
mencermati ploting data.2 Pengujian ini dilakukan dengan melihat grafik PPlot diketahui melalui titik-titik dalam grafik yang menyebar disekitar atau
mendekati garis diagonal atau garis P-Plotnya. Seperti gambar di bawah ini:
Gambar 4.1
Plot Normalitas Residual Data

Sumber: Output SPSS versi.20
Berdasarkan gambar 4.1 normality plot diatas, terlihat bahwa sebaran
data mengikuti garis diagonal, hal ini menandakan bahwa data terdistribusi
secara normal. Hal yang sama juga terlihat pada

gambar 4.2 Histogram

Standardized Residual dibawah ini. Dimana gambar membentuk kurva
lonceng yang menandakan bahwa sebaran data pada model penelitian ini
terdistribusi secara normal.

2

Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya, (Jakarta:
Kencana, 2004), h.272

60

Gambar 4.2
Histogram Standardized Residual

Sumber: Output SPSS versi.20
Hasil uji normalitas data juga didukung oleh hasil uji kolmogorov
smirnov. Hasil yang diperoleh adalah nilai kolmogorov smirnov sebesar 1,300
dan angka signifikan sebesar 0,068 yang lebih besar dari 0,05. Artinya
persamaan residual data terdistribusi secara normal telah terpenuhi. Seperti
terdapat di dalam tabel 4.5 berikut ini:

61

Tabel 4.5
Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N

48

Normal Parameters

a,b

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean
Std. Deviation

0E-7
.86147073

Absolute

.188

Positive

.188

Negative

-.115
1.300
.068

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS versi.20
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel
independen. Jika antara variabel independen terjadi multikolinearitas
sempurna, maka koefisien regresi variabel independen tidak dapat ditentukan
dan nilai standard error menjadi tak terhingga. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
Tollerance dan VIF (Variance Inflation factor). Suatu model regresi
dinyatakan bebas dari multikolinieritas jika mempunyai nilai Tolerence
dibawah 1 dan VIF dibawah 10, yang mengindikasikan bahwa korelasi antar
variabel bebas relatif kecil. Untuk melihat hasil uji multikol dapat dilihat pada
tabel 4.6 dibawah ini:

62

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
Model

a

Correlations
Zero-order

Partial

Collinearity Statistics
Part

Tolerance

VIF

JK(BUS+UUS

.799

.790

.682

.916

1.092

EBH

.505

.474

.285

.916

1.092

1
a. Dependent Variable: PMBS

Sumber: Output SPSS versi.20
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa semua nilai
tolerance dari masing-masing variabel dibawah 1, dimana untuk variabel
jumlah Kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) dan variabel
equivalent bagi hasil memiliki nilai VIF yang sama yaitu sebesar 1,092 dengan
nilai tolerance sebesar 0,916. Maka dapat diketahui bahwa nilai VIF masingmasing variabel dibawah angka 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi gangguan multikolinearitas dalam model penelitian ini. Dengan
demikian asumsi klasik multikolinearitas terpenuhi.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi linier terdapat hubungan antara data yang ada pada variabelvariabel penelitian. Dalam mendeteksi autokorelasi, salah satu metode yang
digunakan untuk

mendeteksinya yaitu dengan menggunakan uji Durbin-

Watson (DW-Tes).Adapun kriteria DW dapat diaplikasikan pada tabel 4.7
dibawah ini:

63

Tabel 4.7.
Nilai DW dan Dasar Pengambilan Keputusan
DW < dl tolak H0, korelasi serial positif
Dl < DW < du, hasil tidak dapat ditentukan
Du < DW < 4-du terima H0, tidak ada korelasi positif atau negatif
4-du < DW < 4-dl, hasil tidak dapat ditentukan
DW < 4-dl tolak H0, korelasi serial negatif
Sumber: Nachrowi Djalal (2008)
Untuk menguji Autokolerasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.8.
Hasil Uji Autokorelasi Dengan Durbin Watson
b

Model Summary
Model

1

R

.848

R Square

a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.719

.707

.880406

Durbin-Watson

.262

a. Predictors: (Constant), EBH, JK(BUS+UUS)
b. Dependent Variable: PMBS

Sumber: Output SPSS versi.20
Berdasarkantabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa nilai Darbin
Watson sebesar 0,262. Sementara nilai du adalah sebesar 1,623 dan dL adalah
1,450. Hasil ini diperoleh dari jumlah data (N) sebanyak 48 dan (jumlah

variabel bebas sebanyak2), dengan melihat tabel Darbin Watson. Sedangkan
nilai 4-du adalah sebesar 2,377 dan nilai4-dL adalah 2,55. Hasil yang diperoleh
adalah DW4-dL (0,262 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
Atau dengan cara melihat F tabel
a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
b) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak
Tabel 4.10.
Hasil Uji F
a

ANOVA
Model

1

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

89.462

2

44.731

Residual

34.880

45

.775

124.342

47

Total

F
57.709

Sig.
.000

b

a. Dependent Variable: PMBS
b. Predictors: (Constant), EBH, JK(BUS+UUS)

Sumber: Output SPSS versi.20
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, hasil yang diperoleh nilai Fhitung adalah
57,709 dengan nilai Signifikansi 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,05 (taraf nyata
5%). Untuk mempermudah penulis menemukan Ftabel dengan melihat tabel F

67

dengan rumus (Fα.V1.V2) dimana α adalah tingkat kesalahan, V1 adalah jumlah
variabel independen dan V2 adalah derajat kebebasan atau degree of freedom (df)
sehingga diperoleh dari pengurangan data dengan V1 atau n-V1-1 (48-2-1) = 45
maka didapatkan Ftabelsebesar 3,204.
Perbandingannya adalah :
Fhitung>Ftabel
57,709 > 3,204
Sedangkan hipotesis dalam pengujian signifikansi koefisien antara
variabel jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) dan
Equivalent bagi hasil terhadap Pembiayaan Mudharabah

adalah sebagai

berikut:
Ho: β = 0, {Jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) dan
Equivalent bagi hasil tidak berpengaruh signifikan secara bersamasama terhadap pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah di
Indonesia}
Ha : β = 0, {Jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) dan
Equivalent bagi hasil berpengaruh signifikan secara bersama-sama
terhadap

pembiayaan

Mudharabah

Perbankan

Syari’ah

di

Indonesia}
Dapat disimpulkan bahwa: Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka
secara statistik maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai signifikan
0,000< 0,05. Dapat disimpulkan bahwa jumlah kantor (Bank Umu
Syari’ah+Unit Usaha Syariah) dan Equivalent bagi hasil berpengaruh

68

signifikan

secara

bersama-sama

terhadap

pembiayaan

Mudharabah

Perbankan Syari’ah di Indonesia.
3. Uji t
Uji t ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh variabel bebas
terhadap vriabel terikat secara parsial (individu). Dengan kata lain, pengujian
tini dilakukan untuk melihat keberartian dari masing-masing variabel secara
terpisah (parsial) terhadap variabel tidak bebas. Derajat signifikansi yang
digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari derajat
kepercayaan maka menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa
suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen
secara nyata dan konsisten.
Menurut kriteria pengujian:
H0 ditolak apabila thitung> ttabel
H0 diterima apabila thitung< ttabel
Untuk meghitung nilai thitung dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.11.
Hasil Uji t
Coefficients
Model

a

Unstandardized Coefficients

Standardized

t

Sig.

-2.175

.035

Coefficients
B
(Constant)
1

JK(BUS+UUS)
EBH

Std. Error

Beta

-3.360

1.545

5.423

.628

.712

8.634

.000

.219

.061

.298

3.612

.001

a. Dependent Variable: PMBS

Sumber: Output SPSS versi.20

69

Berdasarkanhasil output SPSS pada tabel 4.11 di atas, dapat dilihat
bahwa variabel jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) (X1)
memiliki nilai thitung sebesar 8,634. Maka untuk mendapatkan ttabel dapat dicari
dengan rumus (df) n-k-1 untuk mempermudah penulis dalam menemukan
nilai ttabel penulis melakukan pengujian dua sisi dengan tingkat kepercayaan
95% dengan derajad kebebasan dimana α = 5% maka didapatkan (df) n-k-1 =
(48-2-1) = 45. Maka didapatkan nilai ttabel sebesar 1,679 maka:
thitung > ttabel
8,632 > 1,679
Sedangkan hipotesis dalam pengujian signifikansi koefisien antara
variabel jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) (X1)
dengan pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah (Y) adalah sebagai
berikut:
Ho: β = 0, {Jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah perbankan syari’ah di Indonesia}
Ha : β = 0, {Jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah perbankan syari’ah di Indonesia}
Dapat disimpulkan bahwa: Ho ditolak dan Ha diterima, dengan nilai
signifikan 0.000 ttabel
3,612 > 1,679
Sedangkan hipotesis dalam pengujian signifikansi koefisien antara
variabel equivalent bagi hasil (X2) dengan pembiayaan mudharabah
perbankan syari’ah di Indonesia (Y) adalah sebagai berikut:
Ho: β = 0, { equivalent bagi hasil tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan Mudharabah Perbankan Syari’ah di
Indonesia}
Ha : β = 0, { equivalent bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap
terhadap pembiayaan mudharabah

perbankan syari’ah di

Indonesia}
Dapat disimpulkan bahwa: Ho ditolak dan Ha diterima, dengan nilai
signifikan 0,001 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel equivalent
bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap terhadap pembiayaan Mudharabah
Perbankan Syari’ah di Indonesia.
Dengan melihat hasil dari tabel 4.9 di atas, maka persamaan regresi
berganda pada model penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= α + b1X1- b2X2+ е
Pembiayaan Mudharabah = -3.360 + 5.423 JK(BUS+UUS) + 0.219 EBH

71

Std Error = (1.545) (.628) (.061)
t

= (-2.175) (8.634) (3.612)

Dari persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Terlihat nilai konstanta yang diperoleh adalah sebesar -3.360. Artinya jika
variabel jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) (X1) dan
Equivalent bagi hasil (X2) diasumsikan tetap nol (0), maka pembiayaan
Mudharabah Perbankan Syari’ah (Y) adalah sebesar -3.360.
2) Nilai koefisien regresi yang diperoleh untuk variabel jumlah (Bank Umu
Syari’ah+Unit Usaha Syariah) (X1) adalah sebesar 5.423. Hal ini
mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel jumlah kantor
(Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) (X1) sebesar 1 unit, maka
pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah sebesar 5.423 miliyar. Dari
angka tersebut dapat diketahui bahwa dengan meningkatnya Jumlah
Kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) di Indonesia, maka akan
meningkatkan pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah sebesar 5.423
miliyar.
3) Nilai koefisien regresi yang diperoleh untuk variabel equivalent bagi
hasil (X2) adalah sebesar 0,219 miliyar. Hal ini mempunyai arti bahwa
setiap terjadi peningkatan variabel equivalent bagi hasil (X2) sebesar 1 %,
maka pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah (Y) akan meningkat
sebesar 0,219 miliyar. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa dengan
meningkatnya

equivalent

bagi

hasail,

maka

akan

meningkatkan

pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah sebesar 0,219 miliyar.

72

8

Pembahasan
1. Pengaruh Jumlah Kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah)
Terhadap Pembiayaan Mudharabah Perbankan Syari’ah
Berdasarkan hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa besar
pengaruh variabel jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah)
(X1) terhadap Pembiayaan Mudharabah Perbankan Syari’ah adalah sebesar
5.423. Hal ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel
jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) (X1) sebesar 1
unit, maka pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah sebesar 5.423
miliyar. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa dengan meningkatnya
jumlah kantor bank syari’ah di Indonesia, maka akan meningkatkan
pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah sebesar 5.423 miliyar.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan menurut Kotler bahwa
terdapat stimuli pemasaran (marketing stimuli) yaitu faktor pemasaran yang
mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan transaksi ekonomi.
Variabel ini memiliki empat dimensi, yaitu: dimensi product, price,
placedan promotion.3 Sehingga peningkatan jumlah kantor bank syariah
diharapkan dapat mendorong transaksi di bank syariah. Hal ini sesuai
dengan penelitian Hairiennisa Rohaya (2008) mengungkapkan bahwa

3

Philip Kotler, Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and
Control, Ninth Edition, (New York: Prentice-Hall, 1997), h.92

73

variabel (Jaringan Kantor perbankan syariah) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap total aset perbankan syariah.4
2. Pengaruh equivalent bagi hasil Terhadap Pembiayaan MudIharabah
Perbankan Syari’ah di Indonesia
Besar pengaruh variabel equivalent bagi hasil (X2) Pembiayaan
Mudharabah Perbankan Syari’ah adalah sebesar 0,219 miliyar. Hal ini
mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel equivalent bagi
hasil (X2) sebesar 1%, maka pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah
(Y) akan meningkat sebesar 0,219 miliyar. Dari angka tersebut dapat
diketahui bahwa dengan meningkatnya equivalent bagi hasil di Indonesia,
maka akan meningkatkan pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah
sebesar 0,219 miliyar.
Bagi hasil atau disebut juga dengan nisbah merupakan kesepakatan
besarnya masing-masing porsi bagi hasil yang akan diterima oleh
pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) yang tertuang
dalam akad atau perjanjian yang telah ditandatangani pada awal sebelum
dilaksanakannya kerja sama. Nisbah bagi hasil hanya bisa digunakan pada
produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Umcertainty contracts
(NUC), yakni akad bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan
(return), baik dari segi jumlah (amount) maupun Waktu (timing).5
Hairiennisa Rohaya, “Perkembangan Skala Usaha Perbankan Syariah di Indonnesia Pra
dan Pasca Kebijakan Office Channeling”, La-Riba, Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 2, Desember 2008,
(Yogyakarta: FakultasIlmuAgamaIslamUII), h. 194
4

5

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010), h. 286

74

Produk-produk yang memenuhi kreteria ini adalah pembiayaan
mudharabah dan musyarakah, karena pembiayaan mudharabah dan
musyarakah hanya bisa dihitung keuntungannya atau bagi hasilnya pada
waktu usaha tersebut sudah dijalankan dan menghasilkan untung ataupun
rugi.6
3. Pengaruh Jumlah Kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah)
dan

equivalent

bagi

hasil

terhadap

pembiayaan

mudharabah

perbangkan syariah
Berdasarkan hasil uji maka didapat secara bersama-sama variabel
bebas jumlah kantor (Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) (X1) dan
equivalent bagi hasil (X2) dapat disimpulkan bahwa antara jumlah kantor
(Bank Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) dan equivalent bagi hasil secara
serentak atau secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah perbankan syari’ah di indonesia. Dimana
hasil uji hipotesis, uji F menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 57.709 lebih
besar dari Ftabel yaitu sebesar 3.204.
Maka secara statistik maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai
signifikan 0,000 < 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa jumlah kantor (Bank
Umu Syari’ah+Unit Usaha Syariah) dan equivalent bagi hasil berpengaruh
signifikan

secara

bersama-sama

perbankan syari’ah di Indonesia.

6

Adiwarman A. Karim, op.cit, h 286

terhadap

pembiayaan

mudharabah

75

Sedangkan nilai dari Adjusted R Square sebesar

.707

atau 70,7%.

Hal ini berarti variasi logaritma natural pembiayaan mudharabah dapat
diterangkan oleh variasi logaritma natural dari jumlah kantor (Bank Umu
Syari’ah+Unit Usaha Syariah) dan equivalent bagi hasil sebesar 70,7%, dan
sisanya 29,3% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Kewenangan LPPOM MUI dalam penentuan sertifikasi halal pasca berlakunya uu no.33 tahun 2014

4 90 0

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0